Tugas Individu I - Erica Nur Afifah - B2 - 205401446116 - Pemberian Terapi Sulih Hormon [PDF]

  • Author / Uploaded
  • erica
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBERIAN TERAPI SULIH HORMON (TSH) PADA WANITA MENOPAUSE Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teknologi Pelayanan Kebidanan



Disusun Oleh : Erica Nur Afifah



205401446116



PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada saya semua sehingga kelompok saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Prosedur Pemberian Terapi Sulih Hormon (TSH) Pada Wanita Menopause”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata Herbal Estetika dalam program studi Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Nasional. Penulisan paper ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati saya berharap kepada semua pihak agar dapat memberi saran dan kritik yang bersifat membangun untuk mendukung kesempurnaan makalah ini serta saya harap makalah ini berguna dan bermanfaat bagi masyarakat yang membacanya, khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.



Bogor, 09 Juni 2021



Erica Nur Afifah



1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1 DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2 A. BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 3 1. Latar Belakang ......................................................................................................... 3 2. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4 3. Manfaat Penulisan ................................................................................................... 4 B. BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................... 5 1. Konsep Dasar Menopause ....................................................................................... 5 1.1 Pengertian Menopause ..................................................................................... 5 1.2 Perubahan Menopause ...................................................................................... 5 1.3 Penyebab Menopause ....................................................................................... 8 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menopause .............................................. 9 1.5 Jenis – Jenis Menopause................................................................................. 10 2. Konsep Dasar Terapi Sulih Hormon...................................................................... 11 2.1 Pengertian Terapi Sulih Hormon .................................................................... 11 2.2 Jenis – Jenis TSH ........................................................................................... 12 2.3 Cara Pemberian TSH ...................................................................................... 12 2.4 Efek Samping dan Kontraindikasi TSH ......................................................... 13 2.5 Penghentian Pemberian TSH.......................................................................... 13 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15 1. Kesimpulan ............................................................................................................ 15 2. Saran ...................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16



2



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Penelitian di Amerika mengeluarkan suatu data yang berisi tentang klarifikasi keuntungan dan resiko terapi sulih hormon (TSH) setelah menopause. Hasil penelitian menemukan bahwa TSH secara nyata dapat mengurangi resiko kematian, kendatipun demikian hal tersebut baru akan akan muncul setelah 3 tahun menghentikan TSH. Keuntungan terbesarnya baru akan terasa setelah satu dekade pemakaian, dimana wanita pengguna TSH 37% lebih rendah tinggkat resiko kematiannya dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan TSH, resiko kematian itu umumnya karena penyakit jantung. Meskipun wanita mengadapi peningkatan 43 persen resiko kanker payudara setelah sepuluh tahun atau lebih, TSH masih berasosiasi dengan penurunan keseluruhan angka kematian dari 20 persen. Penelitian menunjukkan bahwa TSH melindungi wanita dari beberapa



penyakit



lainnya,



menyangsikan



kecenderungan



dokter



merekomendasikan ini ke semua wanita yang memasuki masa menopause. Wanita dengan satu atau banyak faktor resiko untuk penyakit jantung, seperti sejarah keluarga atau kegemukan,lebih bayak keuntungannya, tetapi untuk yang dengan resiko kanker tinggi dan resiko penyakit jantung rendah, keuntungan mungkinnya tidak sebanding dengan beratnya lebih resiko. Terapi hormon menjadi terlihat menakutkan bagi perempuan, khususnya perempuan paruh baya yang memasuki usia menopause. Padahal harapan hidup perempuan terus meningkat dibanding harapan hidup lakilaki. Di Indonesia, angka harapan hidup perempuan melonjak dari 40 tahun pada tahun 1930 menjadi 67 tahun pada tahun 1998, sedang laki-laki dari 38 tahun menjadi 63 tahun dalam kurun waktu sama. Sementara perkiraan umur rata-rata usia menopause di Indonesia adalah 48 tahun.



3



1.2



Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan menopause ? 2. Apa saja perubahan pada menopause ? 3. Apa penyebab dari Menopause ? 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi menopause ? 5. Apa saja jenis – jenis menopause ? 6. Apa yang dimaksud dengan TSH ? 7. Apa saja jenis – jenis TSH ? 8. Bagaimana cara pemberian Terapi Sulih Hormon (TSH) 9. Apa saja efek samping dan kontraindikasi pemberian Terapi Sulih Hormon (TSH) ? 10. Apa saja penyebab untuk menghentikan pemberian HRT ?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian dari menopause ? 2. Untuk mengetahui perubahan pada menopause ? 3. Untuk mengetahui penyebab dari Menopause ? 4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi menopause ? 5. Untuk mengetahui jenis – jenis menopause ? 6. Untuk mengetahui pengertian Terapi Sulih Hormon TSH ? 7. Untuk mengetahui jenis – jenis TSH ? 8. Untuk mengetahui cara pemberian TSH 9. Untuk mengetahui efek samping dan kontraindikasi TSH ? 10. Untuk mengetahui penyebab untuk menghentikan pemberian HRT ?



4



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Konsep Menopause 2.1.2 Pengertian Menopause Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang disebabkan oleh hormon-hormon yang mengontrol siklus menstruasi berada pada kadar yang sangat rendah sehingga menstruasi tidak akan terjadi lagi (Fox-spencer & Brown, 2007). Menopause berasal dari bahasa Yunani, yang dapat diartikan dengan sebutan “bulan” yang secara bahasa disebut dengan „‟menocease‟‟ yang mempunyai



arti



berhentinya



masa



menstruasi



(Mulyani,



2013).



Premenopause seringkali mempunyai dua pengertian yaitu satu atau dua tahun lebih cepat sebelum menopause atau pada semua periode reproduktif sebelum menopause. Definisi dari premenopause adalah permulaan transisi klimaterik, yang dimulai beberapa (2-5) tahun sebelum menopause (Proverawati & Sulistyawati, 2017). Pada fase premenopause akan ditandai dengan siklus haid yang sudah tidak teratur, dengan keluarnya darah haid yang jarang atau mungkin banyak yang disertai dengan rasa nyeri. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi premenopause diantaranya faktor fisik dan psikologis yang berhubungan dengan menurunya kadar estrogen (Chandranita, 2009).



2.1.2 Perubahan pada Menopause 1. Perubahan fisik Ketika seseorang akan memasuki masa menopause ada beberapa gejala yang akan terjadi yaitu (Fox-spencer & Brown, 2007) : a. Hot Flush / rasa panas Hot flush terjadi karena berfluktuasinya kadar hormon dikarenakan adanya penurunan kadar hormon estrogen yang menyebabkan pembuluh darah membesar secara mendadak sehingga



5



menyebabkan tubuh merasakan panas. Rasa panas ini biasanya berlangsung hanya sekitar 15 detik sampai dengan 1 menit, frekuensi hot flush biasanya berbeda-beda pada setiap wanita, ada yang muncul beberapa kali dalam setiap ulan namun ada juga yang muncul beberapa kali dalam satu jam, dan hot flush ini tidak bisa diprediksi terkait kemunculannya (Salim & Enterprise, 2015; Wirakusumah, 2004). b. Berkeringat di malam hari Berkeringat pada malam hari disebabkan oleh hot flush sehingga menyebabkan kemerahan pada kulit wanita menopause disertai dengan keringat yang mengucur di seluruh tubuh wanita menopause. Rasa panas ini tidak membahayakan serta cepat berlalu tetapi menyebabkan tidak nyaman wanita menopause (Mulyani, 2013). c. Susah tidur Beberapa wanita menglami kesulitan tidur, wanita menopause tidak dapat tidur dengan mudah dan nyenyak, gelisah atau bahkan bangun terlalu pagi. Terkadang wanita menopause mungkin perlu ke kamar mandi di tengah malam hari kemudian sulit untuk bisa tidur kembali, gangguan insomnia memang sering dialami pada wanita menopause. Penyebab dari insomnia yang dialami wanita menopause ini adalah disebabkan karena hormon serotonin yang rendah Insomnia telah terbukti adanya dan sangat mengganggu pada wanita premenopause dan pada wanita di usia menopause, wanita menopause lebih banyak yang mengalami susah tidur (insomnia) daripada wanita premenopause (Kumalanigsih, 2014; Hekhmawati, 2016). d. Inkontinensia Pada masa menopause, seorang wanita menopause akan mengalami



kesulitan



dalam



mengendalikan



buang



air



kecil



(inkontinensia) atau sering disebut dengan mengompol, inkontinensia ini disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen selain kekurangan



6



hormon estrogen inkontinensia juga disebabkan karena penurunan tonus otot vagina dan pintu otot saluran kemih (uretra) sehingga menyebabkan kapasitas dari uretra menurun sampai 200ml dan menyebabkan frekuensi BAK meningkat dan tidak dapat dikontrol (Karjoyo, 2017; Waluyo, 2010). e. Mudah Lelah (Fatigue) Saat menjelang masa menopause tubuh akan terasa sering lelah. Rasa Lelah ini disebabkan karena massa tulang kontinu sudah mencapai batas maksimal yaitu pada usia 30-35 tahun, setelah itu akan terjadi penurunan aktivitas osteoblash atau sel tulang yang diakibatkan menurunnya hormon estrogen, vitamin D dan parathyroid hormon (PTH) yang mengakibatkan wanita menopause mudah lelah serta nyeri pada bagian otot dan sendi (Suparni & Astutik, 2016; Astutik & Palupi, 2019). 2. Perubahan psikologis Wanita yang memasuki masa menopause akan mengalami gejalagejala psikologis sebagai berikut : a. Mudah tersinggung Saat menopause terjadi ada perubahan tubuh yang terjadi yang diakibatkan karena berhentinya poduksi hormon estrogen dimana hormon tersebut yang paling aktif dalam pembentukan jaringan pada saluran alat kelamin wanita. Penurunan kadar estrogen juga dapat mempengaruhi neurotansmiter dalam otak yang terdiri dari dopamine, serotonin dan endorfin. Neurotransmiter yang mempengaruhi wanita menopause menjadi mudah tersinggung (Proverawati & Sulistyawati, 2017; Ulfah, 2017). b. Depresi Depresi seringkali terjadi pada wanita menopause dikarenakan menurunya kadar hormon estrogen. Dengan adanya penurunan hormon estrogen ini dapat menyebabkan penurunan neurotransmiter dalam



otak,



dimana



neurotransmiter 7



ini



berfungsi



untuk



mempengaruhi suasana hati sehingga jika kadar neurotransmiter rendah maka akan menimbulkan perasaan cemas yang dapat menyebabkan depresi pada wanita menopause. Depresi pada wanita menopause juga dapat disebabkan oleh beberapa gangguan fisik yang telah menahun seperti diabetes, darah tinggi, penyakit hati yang kronis dan sulit untuk disembuhkan (Mulyani, 2013; Santoso, 2009). c. Cemas Pada masa menopause wanita akan mengalami kecemasan, hal ini



berkaitan



dengan



penurunan



hormon



estrogen



sehingga



menyebabkan wanita menalami kecemasan atau bahkan sampai mengalami stres. Kecemasan tidak hanya sakit secara emosional melainkan karena ada kesalahan dalam pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang dimiliki wanita menopause akan semakin mudah ia mengatasi kecemasan (Proverawati & Sulistyawati, 2017). d. Sering lupa Hubungan antara masa menopause dengan memori yang tidak sepenuhnya jelas atau merasa sering lupa yang sebenarnya disebabkan oleh beberapa hormon yang ada pada dalam diri wanita menopause, salah satunya seperti penurunan pada hormon estrogen. Penurunan hormon estrogen pada sistem syaraf pusat sangat mempengaruhi kognitif pada diri wanita menopause, dikarenakan hormon estrogen pada wanita usia subur konsentrasinya sangat tinggi daripada wanita usia menopause (Foxspencer & Brown, 2007; Hekhmawati, 2016).



2.1.3 Penyebab Menopause Menopause disebabkan karenakan pembentukan dari hormon estrogen dan progesteron dari ovarium wanita berkurang sehingga ovarium berhenti untuk melepaskan sel telur, maka aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti sama sekali. Pada masa menopause terjadi penurunan jumlah dari estrogen yang sangat penting untuk mempertahankan faat tubuh. Wanita menopause sudah tidak lagi mempunyai sel telur sehingga tidak



8



dapat dibuahi, bahkan siklus anovulasi ini sudah berlangsung sejak wanita masih mengalami premenopause (Proverawati & Sulistyawati, 2017).



2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menopause Ada beberapa faktor yang mempengaruhi masa menopause diantaranya adalah : 1. Faktor psikis Perubahan-perubahan psikologis maupun perubahan fisik ini berhubungan dengan kadar hormon estrogen, gejala yang paling menonjol adalah berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan



akademik lalu timbulnya perubahan emosi seperti



mudah tersinggung lalu susah tidur, kesepian, menjadi tidak sabar dan lain-lain. Perubahan psikis ini berbeda-beda pada setiap orang, tergantung bagaimana kemampuan wanita menopause ini menyikapinya. Kebanyakan kasus psikis ini dikarenakan karena adanya tekanan hidup misalnya merasa sudah tidak dibutuhkan lagi oleh anak-anaknya yang sudah dewasa dan mandiri, perceraian, kehilangan anggota keluarga serta adanya penyakit yang diderita (Suparni & Astutik, 2016; Mulyani, 2013). 2. Sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi seseorang juga akan mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan seseorang. Tersedianya suatu fasilitas akan menentukan status ekonomi seseorang yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. Dalam menghadapi masa menopause, wanita yang dari golongan ekonomi lemah cenderung pasrah akan tetapi masih dapat beradaptasi dengan baik saat mengalami menopause. Pendidikan juga mempengaruhi faktor wanita dalam menghadapi menopause, wanita yang lebih banyak mengalami kekhawatiran dan menganggap bahwa meopause itu gejala alami berasal dari wanita yang kurang berpendidikan dan ekonomi menengah kebawah (Wigati, 2017; Bong, 2019). 3. Budaya dan lingkungan Pengaruh dari budaya serta lingkungan sudah dibuktikan dan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat tidaknya menyesuaikan diri



9



dengan menopause dini, adapun faktor budaya yang mempengaruhi seperti pola konsumsi makanan mengandung anti oksidan tinggi yang dapt menghambat proses penuaan. Oleh karenannya faktor budaya dan lingkungan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari sangat berpengaruh pada diri wanita menopause (Mulyani, 2013; Fibrila & Ridwan, 2014). 4. Faktor lain Faktor lain yang mempengaruhi masa menopause adalah wanita yang belum menikah, wanita yang sibuk dengan kariernya yang sudah maupun belum berumah tangga. Menarch (haid pertama) juga dapat mempengaruhi terjadinya menopause, semakin dini menarch maka akan semakin lambat menopause begitu juga sebaliknya, semakin lambat menarch maka akan semakin cepat memasuki masa menopause. Faktor lain yang juga mempengaruhi menopause adalah pemakaian alat kontrasepsi. Alat kontresepsi dapat mempengaruhi menopause karena hormone estrogen dan progesterone dapat memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui kelenjar hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan foikel dan proses ovulasi oleh karena itu apabila ibu terpapar homon estrogen lebih lama maka akan terjadi pelambatan ovulasi (Proverawati & Sulistyawati, 2017; Harnani, 2015; Fibrila & Ridwan, 2014). 2.1.5 Jenis – Jenis Menopause Jenis-jenis menopause pada wanita terbagi menjadi 3 jenis yaitu : 1. Menopause dini Menopause dini atau premature dimana wanita pada usia 35 tahun sampai 40 tahun sudah mulai berhenti haid baik secara alamiah ataupun secara tindakan medis yang ditandai dengan rasa sakit di kepala lalu haid mulai tidak teratur dan akhirnya tidak haid sama sekali. Bagi para remaja hal ini sangatlah ditakuti apabila hal ini terjadi pada dirinya karena selain rasa sakit hal ini juga diikuti dengan awal proses penuaan (Wulandari, 2015; Kumalanigsih, 2014).



10



2. Menopause normal Menurut Andrews. G, 2010 menopause pada umumnya sering terjadi pada usia akhir 40 tahun atau di awal 50 tahun. Menopause normal banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan karena jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat sehingga menjadikan tidak tersediannya lagi folikel yang cukup. produksi hormon estrogen sehingga menyebabkan seorang wanita tidak mengalami haid lagi yang berakhir dengan menopause. (Suparni & Astutik, 2016). 3. Menopause terlambat Seseorang yang disebut mengalami menopause terlambat yaitu seseorang yang mengalami siklus menstruasi pada umur lebih dari 55 tahun Namun apabila wanita yang masih memiliki siklus menstruasi di usia 55 tahun, ada beberapa faktor penyebab yang diantaranya yaitu konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan hormon estrogen. Menopause terlambat juga dapat menyebabkan konsekuensi karena tubuh harus memproduksi estrogen lebih lama daripada normalnya yang secara teoritis dapat menyebabkan kanker rahim dan kanker payudara (Pasaribu, 2017; Sibagariang, 2016).



2.2. Konsep Terapi Sulih Hormon (TSH) 2.2.1 Terapi sulih hormon (TSH) TSH (terapi sulih hormon) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita menopause. Dengan memberikan terapi penggantian hormon untuk menggantikan hormone yang kurang kadarnya karena sudah tidak diproduksi lagi secara cukup akibat menurunnya fungsi organ-organ endokrin. Terapi sulih hormon atau hormone replacement therapy (HRT) merupakan pemberian hormon estrogen sintetis dosis kecil untuk mengurangi berbagai gejala menopause yang didasari oleh penurunan kadar estrogen dalam tubuh. Terapi sulih hormon dapat diberikan saat menjelang menopause (perimenopause) maupun pasca menopause.



11



2.2.2 Jenis-Jenis Terapi Sulih Hormon 1. Combined Hormone Replacement Therapy (CHRT) TSH dengan estrogen estradiol hemyhdrate drospirenone. Drospirenone merupakan salah satu jenis progesterone, pada CHRT ini menggunakan kombinasi antara progesterone dan estrogen. 2. Estrogen Replacement Therapy (ERT) Estrogen replacement therapy merupakan estrogen alami yang lebih efektif dan lebih ditoleransi oleh tubuh serta tidak menyebabkan beban berat pada liver, contohnya seperti estradiol hemyhidrate. (Mulyani, 2013; Proverawati & Sulistyawati, 2017).



2.2.3 Cara Pemberian Terapi Sulih Hormon (TSH) Pemberian terapi sulih hormon dapat diberikan secara sistemik (oral, transdermal, implan) maupun lokal (krim, pesarium). Preparat terapi sulih hormon yang tersedia dapat dalam bentuk estrogen saja, kombinasi estrogen dan progesteron, selective estrogen receptor modulator (SERM) dan gonadomimetik seperti Tibolon (mengandung estrogen, progesteron dan androgen). Terapi estrogen dosis rendah bisa diberikan setiap hari, sedangkan terapi kombinasi estrogen dan progesteron dapat diberikan setiap hari maupun secara siklik dimana progesteron dapat diberikan pada hari ke 10 sampai hari ke 14 setiap 4 minggu. Terapi sulih hormon juga dapat digunakan untuk wanita yang mengalami menopause dini atau yang melakukan operasi pengangkatan ovarium (sebelum usia 45 tahun). Selain pemberian estrogen, dapat juga diberikan tambahan hormon progesteron. Tetapi pemberian hormon progesteron hanya boleh diberikan untuk wanita dengan kondisi rahim yang utuh untuk mengurangi risiko kanker endometrium:



12



2.2.4 Efek Samping dan Kontraindikasi Pemberian Terapi Sulih Hormon 1. Efek Samping Pemberian Terapi Sulih Hormon a. Terapi sulih hormon dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Khususnya pada pengguna terapi sulih hormon kombinasi lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan resiko kanker payudara. b. Terapi estrogen tanpa adanya progesteron pada wanita menopause yang memiliki rahim yang utuh dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium dan hiperplasia endometrium. c. Pemberian hormon estrogen secara oral dapat meningkatkan sintesis prokoagulan di hepar sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya tromboemboli vena. d. Pemberian terapi estrogen saja atau kombinasi estrogen dan progesteron dapat meningkatkan risiko gangguan pada kandung empedu. 2. Kontraindikasi Pemberian Terapi Sulih Hormon a. Wanita yang memiliki riwayat kanker payudara b. Wanita yang memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara (misalnya ibu pasien menderita kanker payudara) c. Wanita yang menderita tromboembolisme vena atau memiliki risiko tinggi trombosis atau stroke. d. Pemberian terapi sulih hormon tidak direkomendasikan untuk wanita yang berusia lebih dari 60 tahun.



2.2.5 Penghentian Pemberian HRT Pemberian HRT sebaiknya dihentikan, jika terjadi hal berikut : 1. Nyeri dada berat yang terjadi secara tiba-tiba (meskipun tidak menjalar ke lengan kiri) 2. Kehabisan napas tiba-tiba (atau batuk dengan dahak berdarah) 3. Nyeri berat pada betis salah satu kaki yang tidak diketahui penyebabnya 4. Nyeri perut berat 5. Efek serius pada saraf termasuk sakit kepala berat berkepanjangan yang



13



tidak biasa terutama jika baru muncul atau kondisi yang semakin memburuk; atau kehilangan penglihatan secara parsial atau total yang terjadi secara tiba-tiba; atau gangguan pendengaran tiba-tiba atau gangguan persepsi; atau disfasia; atau serangan pingsan yang buruk atau kolaps; atau kejang epilepsi pertama yang tidak diketahui penyebabnya; atau gangguan motorik atau lemah motorik, mati rasa tiba-tiba pada satu sisi atau satu bagian tubuh. 6. Hepatitis, jaundice, perbesaran organ hati 7. Tekanan darah sistol di atas 160 mmHg dan diastol di atas 100 mmHg 8. Immobilitas berkepanjangan setelah operasi atau cedera kaki 9. Terdeteksi faktor risiko yang temasuk kontraindikasi pengobatan



14



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Menopause adalah periode menstruasi terakhir yang disebabkan oleh hormon-hormon yang mengontrol siklus menstruasi berada pada kadar yang sangat rendah sehingga menstruasi tidak akan terjadi lagi. Menopause disebabkan karenakan pembentukan dari hormon estrogen dan progesteron dari ovarium wanita berkurang sehingga ovarium berhenti untuk melepaskan sel telur, maka aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti sama sekali. Terapi sulih hormon atau hormone replacement therapy (HRT) merupakan pemberian hormon estrogen sintetis dosis kecil untuk mengurangi berbagai gejala menopause yang didasari oleh penurunan kadar estrogen dalam tubuh. Terapi sulih hormon dapat diberikan saat menjelang menopause (perimenopause) maupun pasca menopause.



3.2 Saran Jika kelak mengalami gejala menopause penggunaan terapi sulih hormon dapat enjadi salah satu pilihan. Semoga datangnya masa menopause nanti buka suatu periode yang menakutkan bagi seorang wanita.



15



DAFTAR PUSTAKA



1. Kemenkes RI., 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 381/MENKES/SK/III/2007, Tentang Kebijakan Obat Tradisional. http://www.litbang.depkes.go.id/download/regulasi/KMK_381_2007_OBA T_TRADISIONAL.pdf (diakses tanggal 5 Maret 2011) 2. Sukarni, I., & Wahyu. (2013). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika 3. Aspiani, Reni Yuli. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Trans Info Media 4. Rizal., 2015. Pola Kuman dan Kepekaannya di Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran Vol. 36 No.5. Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran. 5. Abhisam, DM, dkk, Membunuh Indonesia Konspirasi Global Penghancuran Kretek, (Jakarta : Penerbit Kata-kata, 2011), halaman 16. 6. Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2011, halaman 53 7. Anonim., 2017. Herbal Indonesia Berkhasiat, Bukti Ilmiah dan Cara Racik. Jakarta. Trubus Swadaya.



16