Tugas Kelompok 2 - Cairan Koloid - 5C [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PAPER JENIS-JENIS CAIRAN KOLOID Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Keperawatan Anestesi dalam Kegawatdaruratan dan Kritis Dosen Pengampu : Imawan Dani Atmoko, S.Kep.,Ns



Disusun Oleh : 1. Destiara Putri Nabillah



(190106033)



2. Difa Amanda Djohansyah



(190106036)



3. Dipa Hilmi Fauzan



(190106039)



4. Divya Deynilisa



(190106042)



5. Elsa Jessica



(190106045)



6. Fadilla Agustari



(190106048)



7. Ferlisan Tabanci



(190106051)



8. Fifi Sephia Nika



(190106054)



9. Fitrah Fadhilah Siregar



(190106057)



10. Gabriel Christian Barus



(190106060)



PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2021



Cairan Koloid 1. Pengertian Cairan Koloid Cairan koloid merupakan turunan dari plasma protein dan sintetik yang dimana koloid memiliki sifat yaitu plasma expander yang merupakan suatu sediaan larutan steril yang digunakan untuk menggantikan plasma darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, dan operasi. Cairan koloid mengandung zat-zat yang mempunyai berat molekul tinggi dengan aktivitas osmotik yang menyebabkan cairan ini cenderung bertahan agak lama dalam ruang intravaskuler. Koloid digunakan untuk resusitasi cairan pada pasien dengan defisit cairan berat seperti pada syok hipovolemik/hermorhagik sebelum diberikan transfusi darah, pada penderita dengan hipoalbuminemia berat dan kehilangan protein jumlah besar. Cairan koloid memiliki molekul yang lebih berat. Cairan ini dapat diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien bedah, dan juga sebagai cairan resusitasi. Penggunaan



cairan



koloid



intra



vena



pada



penanganan



trauma



masih kontroversi. Pada jaman perang dulu, koloid yang digunakan hanyalah albumin dan plasma. Namun sekarang dikenal Dextran, haemacel, albumin, plasma dan darah. Koloid mengandung molekul-molekul besar berfungsi seperti albumin dalam plasma, tinggal dalam intravaskular cukup lama (waktu paruh koloid intravaskuler 3-6 jam), sehingga volume yang diberikan sama dengan volume darah. 2. Sifat-sifat Cairan Koloid Sifat-sifat koloid ideal : a. Tidak menyebabkan koagulopati, hemolisis, aglutinasi sel darah merah, atau gangguan cocok silang b. Mengganti kehilangan volume darah dengan cepat c. Mengembalikan keseimbangan hemodinamik d. Menormalkan aliran sirkulasi mikro e. Memperbaiki hemoreologi f. Memperbaiki penyediaan oksigen dan fungsi organ g. Cepat dimetabolisme, cepat diekskresi, dengan toleransi yang baik



3. Jenis-Jenis Cairan Koloid Berdasarkan jenis pembuatannya, larutan koloid terdiri dari: a. Koloid Alami Koloid alami yaitu fraksi protein plasma 5% dan albumin manusia (5% dan 25%). Dibuat dengan cara memanaskan plasma 60°C selama 10 jam untuk membunuh virus hepatitis dan virus lainnya. Fraksi protein plasma selain mengandung albumin (83%) juga mengandung alfa globulin dan beta globulin. Selain albumin, aktivator Prekallikrein (Hageman’s factor fragments) terdapat dalam fraksi protein plasma dan sering menimbulkan hipotensi dan kolaps kardiovaskuler. Studi meta-analisis oleh Cochrane melaporkan adanya peningkatan risiko kematian pada pasien yang mendapat albumin dibandingkan dengan yang mendapat kristaloid sebagai cairan resusitasi. Akan tetapi penelitian ini mempunyai beberapa limitasi, yaitu kemungkinan bias seleksi. Ketika meta-analisis ini dilakukan lagi dengan menggunakan kriteria seleksi yang berbeda, tidak diperoleh hasil yang berbeda dalam jumlah pasien yang bertahan hidup, karena itu efek albumin pada hasil akhir masih tetap kontroversial. De Backer D. juga melakukan meta-analisis pada penderita kritis dan menyimpulkan bahwa risiko kematian kelompok yang mendapat albumin sama dengan yang mendapat kristaloid. Pada meta-analisis ini terdapat perbedaan didalam kriteria seleksi dengan penelitian oleh Cochrane. Masih perlu penelitian prospektif multisenter dan acak untuk menyelesaikan kontroversi. Untuk penelitian kristaloid versus koloid untuk mendapatkan hasil yang secara statistik berbeda bermakna, dengan asumsi angka mortalitas 20% dengan rasio risiko (RR) 1.02 dibutuhkan 159.000 penderita setiap kelompok b. Koloid Sintetik •



Dextran



Koloid ini berasal dari molekul polimer glukosa dengan jumlah yang besar. Dextrans diproduksi untuk mengganti cairan karena peningkatan berat molekulnya, sehingga memiliki durasi tindakan yang lebih lama di dalam ruang intravaskular. Namun, obat ini jarang digunakan karena efek samping terkait yang meliputi gagal ginjal sekunder akibat pengendapan di dalam tubulus ginjal, gangguan fungsi platelet, koagulopati dan gangguan pada cross-matching darah. Tersedia dalam bentuk Dextran 40 (Rheomacrodex) dengan berat molekul 40.000 dan Dextran 70 (Macrodex) dengan berat molekul 60.000-70.000.



Komposisi dekstran terdiri dan campuran polimer glukosa dengan BM rata-rata 40 kD (dekstran 40), 60kD (dekstran 60), 70kD (dekstran 70). Viskositas dan waktu paruh meningkat dengan BM (untuk dekstran 40 waktu paruh 2 jam dan dekstran 70 selama 24 jam). Dekstran 40 merupakan jenis dekstran yang paling dipakai dan menyebabkan peningkatan nyata volume plasma 130-200%. Dekstran 40 viskositasnya rendah, sehingga menguntungkan bagi sirkulasi mikro. Dapat mempengaruhi koagulasi yang dapat menyebabkan perdarahan, sehingga jarang dipergunakan untuk pasien sakit kritis. Dekstran sering memicu reaksi anafilaksis sampai syok anafilaktik. •



Hydroxylethyl Starch (Hetastarch)



Cairan koloid sintetik yang sering digunakan saat ini. Pemberian 500 ml larutan ini pada orang normal akan dikeluarkan 46% lewat urin dalam waktu 2 hari dan sisanya, yaitu starch yang bermolekul besar, sebesar 64% dalam waktu 8 hari. Hetastarch nonantigenik dan jarang dilaporkan adanya reaksi anafilaktoid. Low molecular weight Hydroxylethyl starch (PentaStarch) mirip Heta starch, mampu mengembangkan volume plasma hingga 1,5 kali volume yang diberikan dan berlangsung selama 12 jam. Karena potensinya sebagai plasma volume expander yang besar dengan toksisitas yang rendah dan tidak mengganggu koagulasi maka Pentastarch dipilih sebagai koloid untuk resusitasi cairan jumlah besar •



Gelatin



Gelatin merupakan bagian dari koloid sintesis yang terbuat dari gelatin, biasanya berasal dari collagen bovine serta dapat memberikan reaksi. Gelatin adalah salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani. Salah satu kegunaan cairan ini adalah untuk mengatasi keadaan kurangnya volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah. Larutan gelatin adalah urea atau modifikasi succinylated cross-linked dari kolagen sapi. Berat molekul gelatin relatif rendah, 30,35 kDa, jika dibandingkan dengan koloid lain. Pengangkut berisi NaCl 110 mmol/l. Efek ekspansi plasma segera dari gelatin adalah 80-100% dari volume yang dimasukkan dibawah kondisi hemodilusi normovolemik. Efek ekspansi plasma akan bertahan 1-2 jam. Tidak ada batasan dosis maksimum untuk gelatin. Gelatin dapat memicu reaksi hipersensitivitas, lebih sering daripada larutan HES. Meskipun produk mentahnya bersumer dari sapi, gelatin dipercaya bebas dari resiko penyebaran infeksi. Kebanyakan gelatin dieskskresi melalui ginjal, dan tidak ada akumulasi jaringan.



4. Keuntungan dan Kerugian Cairan Koloid Koloid mempunyai kelebihan yaitu dapat menggantikan dengan cepat dan dengan volume cairan yang lebih sedikit, ekspansi volume plasma lebih panjang dan resiko edema pheripheral kecil. Secara umum koloid dipergunakan untuk: resusitasi cairan pada penderita dengan defisit cairan berat (syok hemoragik)sebelum transfusi tersedia dan resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat, misalnya pada luka bakar. Kerugian dari ‘plasma expander’ ini yaitu harganya yang mahal dan dapat menimbulkan reaksi anafilaktik (walau jarang) dan dapat menyebabkan gangguan pada cross match.



https://www.alodokter.com/dasar-dasar-prosedur-memanfaatkan-cairan-infus https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/4edffa59ee1f819fb8d38d45bd a90131.pdf