Tugas Kelompok 2 PSIK B (Holistik Care) [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Aaaaa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Holistic Care



Disusun oleh : Nina Damayanti David Wahyudiantoro Yuyun Diana Masriami Djayadi Roni Hengki Agus Litwinayanti Perwita Klara Yunita Inuq T. M. Cholid Alfahrozi Yeti Eukarista Paskalia Dwinita Maharizky Nurul Ilmi Ridha Tri Rohyani



175070209111004 175070209111019 175070209111020 175070209111006 175070209111009 175070209111054 175070209111033 175070209111066 175070209111035 175070209111047 175070209111025 175070209111055 175070209111003



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Program Studi Ilmu Keperawatan Malang



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah matrikulasi Keperawatan Dasar kami yang berjudul ‘HOLISTIC CARE’ tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok yang diberikan kepada kami sebagai materi kuliah yang harus dipahami dan mengerti maksudnya. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat kemampuan



yang dimiliki oleh kami. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan tugas makalah kami. Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantuh kami dalam penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Malang, 06 Juni 2017 Penyusun



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori sistem ini kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal dan lingkungan di sekitarnya. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada perawat, dokter atau tim kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling menunjang dalam melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan adalah pelayanan profesional yang dilakukan secara holistik mencakup pelayanan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual yang mengacu pada standar professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama (Nursalam, 2011).Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas sehingga masyarakat akan



merasa di dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan kesehatan, sehingga tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjalin antara perawat dan pasien. Di samping itu dalam menerapkan prinsip-prinsip perubahan perawat harus menerapkannya secara bersama-sama tidak membeda-bedakan, harus menyeluruh (Holistik). Keyakinan keperawatan akan nilai-nilai holistik dan humanistik dalam pelayanan kesehatan sebetulnya sudah ditanamkan sejak masa Florence Nightingale yang hidup pada tahun 1820 sampai 1910 (Dossey, Keegan, & Guzzetta, 2000). Florence mengajarkan bahwa fokus keperawatan adalah keutuhan klien sebagai manusia (unity), kesehatan dan kebaikan (wellness), dan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya (Mariano, 2007). Kondisi tersebut diatas sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh King dan Gates (2006) bahwa pelayanan keperawatan lebih memfokuskan pada perencanaan medis dan hanya sedikit waktu untuk melaksanakan aspek-aspek keperawatan holistik.. Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal. Holistik juga merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Pelayanan pada klinik HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata. Pelayanan keperawatan



holistik



memberikan



pelayanan



kesehatan



dengan



lebih



memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi



kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif ataupun komplementer, tetapi juga pelayanan konseling dan promosi kesehatan. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana yang dimaksud Holistic Care? 2. Bagaimana penerapan Holistik Care? 1.3 Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam bidang keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui penerapan holistic care dalam keperawatan, b. Untuk mengetahui manfaat penerapan holistic care dalam keperawatan. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Mahasiwa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip pendekatan secara holistik. 2. Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan holistic care dalam keperawatan.



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Holistik Care Kata “holistic” berasal dari bahasa Yunani “holos (whole, wholism)” yang berarti satu kesatuan yang utuh (Dossey, Keegan, & Guzzetta, 2000). Hal ini berarti manusia holistik adalah suatu kesatuan yang utuh, lebih dari atau bukan hanya merupakan gabungan dari beberapa komponen penyusunnya. Asosiasi Perawat Holistik Amerika (2007) mendefinisikan “keperawatan holistik” sebagai praktik keperawatan yang menekankan pada penyembuhan (healing) dari manusia secara utuh yang meliputi aspek badan (body), jiwa (spirit), dan pikiran (mind). Keperawatan holistik didedikasikan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu, masyarakat, dan lingkungan. Mc



Evoy & Duffy (2008) mengidentifikasi antecendents dan consequences keperawatan holistic dari sudut pandang pasien maupun perawat. Dari sudut pandang pasien, antecendent pelayanan keperawatan holistik antara lain: 1) adanya kebutuhan, 2) perlunya hubungan, 3) komunikasi, 4) kondisi sakit 5) Ketidakharmonisan, 6) perlunya lingkungan perawatan, 8) Otonomi 9) perlunya memberdayakan diri. Sementara antecendent perawat meliputi: 1) mengkaji kebutuhan pasien, 2) perlunya hubungan, 3) komunikasi, 4) adanya intuisi, 5) pengetahuan, 6) Advokasi, 7) Pertanggungjawaban, dan adanya lingkungan kondusif perawatan/pelayanan Care mempunyai banyak arti yaitu adalah:         



Perawatan Perhatian Asuhan Pemeliharaan Perlindungan Ketelitian Rawatan Kewaspadaan Peduli



untuk



Pengobatan Holistic (holistic care) adalah Pengobatan dengan menggunakan Konsep Menyeluruh, yaitu keterpaduan antara Jiwa dan raga, dengan method Alamiah yang ilmiah, serta ilahiah. Keperawatan holistik merupakan suatu pendekatan yang berpusat pada orang dengan menyertakan konsep-konsep holism, healing, dan transpersonal caring sebagai konsep inti. Praktik keperawatan holistik lebih menekankan pada perawatan mandiri (selfcare), itikad kuat (intentionality), keberadaan atau menghadirkan diri secara utuh (presence), kesadaran penuh (mindfulness), dan menggunakan diri sebagai agen terapi, sebagai landasan bagi praktik keperawatan professional (Hess, Bark, & Southhard, 2010). Terdapat lima nilai inti dari keperawatan holistik, yaitu 1) filosofi holistik dan pendidikan, 2) etika holistik dan riset, 3) perawatan mandiri perawat, 4) komunikasi holistik, lingkungan terapetik dan mampu budaya, dan 5) proses caring holistik (Frisch, 2009). 2.2 Sejarah Holistic Care Holisitic care sendiri sudah dikenal masyarakat jauh sebelum adanya kemajuan tekhnologi, yang mana mulai dikenal masyarakatsejak holism diperkenalkan oleh Jan



Christiaan Smuts dalam bukunya “Holism and Evolution”. Holisme saat ini berkembang dalam istilah holistik, yang mengkombinasikan penyembuhan, seni, dan ilmu hidup. Holistik populer dengan cepat di tahun 70-an. Walaupun istilah holisme diperkenalkan di tahun 1926, penyembuhan holistik sebenarnya sudah ada jauh di jaman kuno kira-kira 5000 tahun yang lalu. Sejarawan belum bisa memastikan dari bangsa manakah pertama kali ia dipraktekkan. Kebanyakan sejarawan percaya bahwa penyembuhan holistik dimulai di India dan atau Cina. Para praktisi holistik mempraktekkan prinsip hidup sehat lewat menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan roh untuk menyatu atau harmonis dengan alam.Contoh praktis holistik adalah Socrates, yang hidup 4 abad sebelum kelahiran Kristus. Ia menganut pandangan ini dan mengajarkan bahwa kita harus memandang tubuh sebagai keseluruhan, bukannya bagian yang terpisah. 2.3 Perawatan Holistic Praktik Keperawatan



holistic



adalah



cara



kita



untuk



berfikir,



merefleksikan, melakukan segala hal agar dapat menempatkan manusia pada



posisi seharusnya. Praktik keperawatan holistic sendiri memberikan perhatian yang besar terhadap hubungan antara seseorang, keluarga dan teman, serta tuhan. Hal ini dapat membantu untuk memfasilitasi perawat dalam proses penyembuhan (UK Essay, 2015) Semua bentuk praktik keperawatan yang tujuannya adalah membantu kesembuhan seseorang secara menyeluruh. Perawat melihat pasien sebagai manusia secara total dimana ada keterkaitan antara tubuh, pikiran, emosi, sosial/budaya, spirit, relasi, konteks lingkungan. Asuhan keperawatan yang didasarkan kepada perawatan pasien secara total yang mempertimbangkan kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual seseorang. Perawat perlu mempertimbangkan respon pasien terhadap penyakitnya dan mengkaji tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Perawat harus menjadi teman yang mendukung dan memotivasi pasien, mendorong pasien agar pasien memahami arti kehidupan.



2.4 Macam – Macam Cabang Penyembuhan a. Holistik Tradisional



Suatu teknik penyembuhan yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme,



berawal



sejak



ribuan



tahun



lalu.



Biasa



disebut



sebagai



penyembuhan/pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. b. Holistik Modern. Suatu teknik penyembuhan



yang



menggabungkan



penyembuhan



tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern yang memanfaatkan alam dengan prinsip holisme. Holistic modern berawal sekitar 200 tahun yang lalu seperti homeopathy, osteopathy, ananopathy, psikologi hipnotis, naturopathy modern, dan sebagainya. Gelar para praktisinya bermacam-macam sesuai dengan aliran/disiplin ilmunya. Tetapi tidak semua alternatif adalah holistik. Jika suatu pengobatan



alternatif



tidak



memandang



permasalahan



kesehatan



secara



menyeluruh, pengobatan tersebut berarti bukan pengobatan holistik. c. Holistik Moderen Antophaty Ananopathy adalah gabungan



teknik



pengobatan



alternatif



tradisional/kuno dengan teknologi dan sains modern, dimana tujuannya adalah



menyembuhkan, bukan sekedar merawat. Pengobatan Ananopathy fokus pada akar penyakit, bukan pada gejala; merawat manusia secara keseluruhan (whole), bukan pada apa yang tampak saja Ananopathy dari segi aplikasinya bersifat 3, yaitu: a) Sederhana. Begitu sederhana karena tidak memerlukan obat-obatan kimia dan operasi. b) Cerdik. Mengajarkan Anda untuk berpikir dan bertindak cerdik, bukannya pandai. c) Bijaksana. Menekankan pemikiran bijak yang melihat faktor moralitas dan keselarasan. Dari segi pemikiran, prinsip dasar Ananopathy juga ada tiga yaitu: a. Tuhan. Selalu melihat permasalahan dari sudut pandang Ketuhanan. b. Hukum Alam. Berpedoman pada Hukum Alam. c. Kasih. Mendasari pemikiran dan prakteknya atas dasar kasih. 2.5 Penerapan Holistik Care Pelayanan keperawatan holistik memberikan pelayanan kesehatan dengan lebih memperhatikan keutuhan aspek kehidupan sebagai manusia yang meliputi kehidupan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang saling mempengaruhi. Klinik ini tidak saja menawarkan pelayanan keperawatan dengan memanfaatkan teknologi perawatan moderen maupun beragam terapi alternatif ataupun komplementer, tetapi juga pelayanan konseling dan promosikesehatanuntuk semua tahapan usia. Saat ini pun sudah ada beberapa klinik yang menerapkan konsep holistic care. Seperti klinik keperawatan terpadu holistic care yang di kelola oleh FIK Universitas Indonesia. Pelayanan pada klinik HOLISTIC CARE didasarkan pada konsep keperawatan holistik yang meyakini bahwa penyakit yang dialami seseorang bukan saja merupakan masalah fisik yang hanya dapat diselesaikan dengan pemberian obat semata • MOTO Klinik C: Caring – Kami senantiasa mempertahankan pelayanan bernuansa caring A: Accessible – Kami memberikan pelayanan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. R: Research-based – Kami mengintergrasikan pembuktian klinis dengan keahlian kami dan pilihan klien dalam membuat keputusan kesehatan yant tepat bagi dirinya.



E: Empowerment – Kami memberikan informasi yang tepat bagi klien agar mampu memberdayakan dirinya dalam membuat keputusan yang tepat bagi kesehatannya. 2.6 Caring Dalam KEPERAWATAN Definisi Caring menurut Ahli : a. Florence nightingale (1860): Caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan lingkungan klien dlm membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yg baik & tenang kpd klien. b. Delores gaut (1984) Caring tdk mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada 3 makna dimana c.



ketiganya tdk dpt dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Crips dan Taylor (2001) Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana SSO



d.



berpikir, merasakan, & berperilaku dlm hubungannya dengan orang lain. Rubenfild (1999) Caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga, dan



kerabatnya secara verbal maupun nonverbal. e. Jean watson (1985) Caring merupakan komitmen moral utk melindungi, mempertahankan, & me↑ martabat manusia. Dari beberapa pengertian tersebutt disimpulkan bahwa pengertian caring adalah Suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati & kasih sayang kpd orang lain, dilakukan dgn cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dgn tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan. Sifat – Sifat Caring :menurut Roach (1992), sifat caring manusia dpt ditunjukkan melalui 5C, yaitu 1. Compassion (rasa kasihan) 2. Competence (kemampuan) 3. Confidence (kepercayaan) 4. Conscience (hati nurani) 5. Commitment (tanggung jawab). Asumsi Dasar Science of Caring ( Watson, 1985 ) 1. Caring dapat dilakukan & dipraktekkan hanya secara interpersonal. 2. Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien. 3. Caring yang efektif akan meningkatkan kesehatan individu dan keluarga 4. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya.



5. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri. 6. Caring lebih kompleks dari pada curing, praktik caring memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit. 7. Caring merupakan inti dari keperawatan.



2.7 Holisme Holisme (dari Holos, sebuah kata Yunani yang berarti semua, utuh, keseluruhan, total) adalah gagasan bahwa semua sifat-sifat dari sistem tertentu (fisik, biologi, bahasa kimia, sosial, ekonomi, mental, dll) tidak dapat ditentukan atau dijelaskan oleh bagian-bagian komponennya saja. Sebaliknya, sistem sebagai keseluruhan menentukan dalam cara yang penting bagaimana bagian-bagian berperilaku. Para holisme Istilah ini diciptakan pada tahun 1926 oleh Smuts Januari Reduksionisme adalah kadang-kadang terlihat sebagai lawan dari holisme. Reduksionisme dalam ilmu mengatakan bahwa sistem yang kompleks dapat dijelaskan dengan reduksi ke bagian fundamental. Sebagai contoh, proses biologi yang direduksi menjadi kimia dan hukum-hukum kimia dijelaskan oleh fisika. Ilmuwan sosial dan dokter Nicholas Christakis A. menjelaskan bahwa "untuk beberapa abad terakhir, proyek Cartesian dalam ilmu telah memecah masalah ke dalam bit yang lebih kecil, dalam mengejar pemahaman. Dan ini bekerja, sampai batas tertentu. Para holisme Istilah ini diciptakan pada tahun 1926 oleh Jan Smuts, seorang negarawan Afrika Selatan, dalam bukunya, Holisme dan Evolusi. Smuts holisme didefinisikan sebagai "Kecenderungan di alam untuk membentuk keseluruhan yang lebih besar daripada jumlah dari bagian melalui kreatif evolusi. 2.8 Humanisme Orang humanis meyakini kebaikan dan nilai-nilai manusia sebagai suatu komitmen dalam bekerja untuk kemanusiaan. Contoh perilaku yang manusiawai adalah :  Empati  Simpati



 Terharu  Menghargai kehidupan. Humanisme ini mendapat tempat yang khusus dalam keperawatan. Dalam keperawatan, humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai seorang berpenyakit tertentu. perawat



yang



menggunakan



pendekatan



humanistik



dalam



prakteknya



memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, dan bahasa tubuh. Pendekatan humanistik ini adalah aspek keperawatan tradisional dari caring, yang diwujudnyatakan dalam pengertian dan tindakan. Pengertian membutuhkan kemampuan mendengarkan orang lain secara aktif dan arif serta menerima perasaan-perasaan orang lain. prasyarat bertindak adalah mampu bereaksi terhadap kebutuhan orang lain dengan keikhlasan, kehangatan untuk meningkatkan kesejahteraan yang optimal.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan teori diatas kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa tindakan pengobatan atau keperawatan tidak hanya melihat dalam satu aspek saja, tetapi dalam banyak aspek, meliputi bio, psiko, sosial bahkan religi. Sebagaimana



yang dijabarkan di atas prinsip-prinsip keperawatan secara holistik yang dapat memudahkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sudah banyak klinik kesehatan yang menerapkan holistic care dalam salah satu pelayanan unggulannya, seperti klinik terpadu yang didirikan oleh FIK Universitas Indonesia



Daftar Pustaka Dossey,B.M., Keegan, L., & Guzzetta, C.E. (2000). Holistic Nursing: A Handbook for Practice, 3rd eds. Gaithersburg: Aspen Publisher Ferry Efendi, M. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: teori dan praktik dalam keperawatan. Ferry Efendi. Frisch, N.C. (2009). Standard for holistic nursing practice: A way to think about our care that includes complementary and alternative modalities. Diakses tanggal 07 Juli 2017 dari http://www.nursingworld.org/ojin/topic15/tpc15_4.htm Hess, D., Bark, L.A., & Southard, M.E. (2007). White Paper: Holistic Nurse Coaching. AHNA Holistic Nurse Coach Task Force Members Ibrahim, K. (2012). Aplikasi Keperawatan Holistik Di Area Keperawatan Kritis. Universitas Padjajaran King, M.O’Brien and Gates, Marie F. (2006). Perceived Barriers to Holistic Nursing in Undergraduate Nursing Programs. EXPLORE Journal, Vol. 2. No 4 p.334-338



Mariano, C. (2007). Holistic Nursing: Scope and Standards of practice. American Holistic Nurses Association (AHNA) McEvoy, L. dan Duffy, A. (2008). Holistic Practice – A Concept Analysis. Nurse Education in Practice. Vol. 8, p. 412-419 MUNDAKIR, M. (2017). Pendekatan Model Asuhan Keperawatan Holistik Sebagai Upaya Peningkatan Kepuasan Dan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1(2). Nursalam. (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Sappington, Julie Y. (2003). Nurturance: The Spirit of Holistic Nursing. Journal of Holistic Nursing, Vol. 21 No. 1; p.8-19