Tugas Kelompok 4 (Monik Dan Putri) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SURVEILEN BENCANA DAN DOKUMENTASI DAN PELAPORAN HASIL PENILAIAN BENCANA



Dosen pembimbing : Alkhusari, S.Kep, Ners. M.Kes, M.Kep Disusun Oleh : Kelompok 4 1. Monika putri widianti(18220009) 2. Putri dewi(18220010)



YAYASAN KADER BANGSA UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2021/2022



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Surveilen Bencana Dan Dokumentasi Dan Pelaporan Hasil Penilaian Bencana”. Meskipun banyak tantangan dan hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tetapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah meluruskan penulisan makalah ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses pengerjaannya. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah saya ini untuk ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi peningkatan proses belajar mengajar dan menambah pengetahuan kita bersama. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.



Palembang, 28 Oktober 2021



Monika putri widianti



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN DEPAN KATA PENGANTAR ............................................................................... DAFTAR ISI



...............................................................................



BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang



...............................................................................



Rumusan Masalah



…………………………………………………….



Tujuan penelitian



...............................................................................



Manfaatpenelitian



...............................................................................



BAB II KONSEP TEORI Konsep surveilans bencana……………………………...……………….. Dokumentasi dan laporan nilai bencana ..................................................... BAB III PENUTUP Kesimpulan



...............................................................................



Saran



...............................................................................



DAFTAR PUSTAKA



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara rawan bencana, baik bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Hampir setiap kejadian bencana menimbulkan permasalahan kesehatan seperti korban meninggal, menderita sakit, luka – luka, pengungsi dan masalah gizinya, serta masalah air bersih dan sanitasi lingkungan yang menurun ( Depkes RI, 2011). Menurut Leavel dan Clark dalam Ali (2010), salah satu upaya pencegahan primer untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan dengan mengolah pola pikir orang agar ia dapat berpikir rasional, objektif, mampu secara sadar mewujudkan pengetahuan tentang kesehatan dalam kehidupan sehari–harinya. Bahkan diharapkan orang tersebut mampu menularkan pengetahuannya kepada orang lain. Surveilans bencana mempunyai peran yang sangat penting sebagai intelijen penyakitan dan tujuan menyediakan data dan informasi bencana untuk manajemen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan dan penyusunan perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Upaya terpadu dan menyeluruh dari semua pihak untuk upaya pencegahan KLB melalui perencanaan yang matang melalui upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui program pendidikan kesehatan yang tepat, berkesinambungan dengan menggerakkan semua sumber karena salah satu tujuan khusus upaya kesehatan adalah menghindarkan manusia dan lingkungannya dari dampak bencana yang terjadi baik akibat ulah manusia maupun alam, melalui upaya-upaya surveilans epidemiologi, pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilakukan secara terpadu dengan peran masyarakat secara aktif melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat menghadapi ancaman bencana.



1



B. Rumusan masalah 1. Bagaimanakah konsep surveilans bencana? 2. Bagaimana dokumentasi dan laporan nilai bencana?



C. Tujuan 1.



Untuk menyelesaikan tugas keperawatan bencana



2.



Untuk memahami konsep surveilans bencana



3.



Untuk



mengetahui bentuk dari dokumentasi dan laporan pada saat



penilaian bencana.



D. Manfaat penelitian Agar mahasiswa memahami konsep surveilans bencana dan dokumentasi dan laporan nilai bencana yang terdapat pada mata kuliah keperawatan bencana sehingga mahasiswa mampu memahaminya dengan baik.



2



BAB II KONSEP TEORI



A. Konsep Surveilans Bencana 1. Definisi Surveilans Bencana Bencana



adalah



peristiwa



atau



rangkaian



peristiwa



yang



mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan masyarakat dengan segala sumber dayanya. Sumber lain juga mendefinisikan bencana sebagai suatu kejadian alam, buatan manusia, atau perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan. Sedangkan Surveilans menurut WHO adalah kegiatan pemantauan secara cermat dan terus menerus terhadap berbagai faktor yang menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi pengumpulan, analisis, interpretasi dan penyebarluasan data sebagai bahan untuk penganggulangan dan pencegahan. Dalam definisi ini, surveilans mempunyai arti seperti sistem informasi kesehatan rutin. Menurut



CDC



(Center



of



Disease



Control),



surveilans



adalah



pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat. 3



Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa surveilans bencana adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu pada suatu bencana yang terjadi maupun yang belum terjadi, baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat untuk kepentingan pencegahan dan penganggulangannya.



2. Tujuan Surveilans Bencana Adapun beberapa tujuan dari surveilans bencana itu sendiri, yaitu: a. Mengurangi jumlah kesakitan, resiko kecacatan, dan kematian saat terjadi bencana b. Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan penyebarannya c. Mencegah atau mengurangi resiko dan mengatasi dampak kesehatan lingkungan akibat bencana (misalnya perbaikan sanitasi) d. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemik e. Memonitor, pengevaluasian dan memperbaiki program pencegahan dan pengendalian penyakit f. Memonitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak penyakit di masa mendatang.



3. Klasifikasi Surveilans Bencana Surveilans bencana adalah upaya untuk mengumpulkan data pada situasi bencana, surveilans sangat penting untuk monitoring dan evaluasi dari sebuah proses, sehingga dapat digunakan untuk menyusun kebijakan 4



dan



rencana



program.



pengimplementasiannya,



Agar



surveilans



lebih bencana



terstruktur dapat



dalam



diklasifikasikan



menjadi tujuh bagian, yaitu: a. Surveilans Penyakit-Penyakit terkait Bencana Pada bagian ini, dijelaskan bahwa di lokasi pengungsian korban bencana, sangat perlu dilakukan survey penyakit-penyakit yang ada, terutama penyakit menular. Dengan ini diharapkan nantinya ada tindakan penanganan yang cepat agar tidak terjadi transmisi penyakit tersebut. Ada 13 besar penyakit menular dan penyakit terkait bencana, diantaranya campak, DBD, diare berdarah, diare biasa, hepatitis, ISPA, keracunan makanan, malaria, penyakit kulit, pneumonia, tetanus, trauma (fisik), dan thypoid. Mudahnya 4penyebaran penyakit pasca bencana dikarenakan oleh adanya penyakit sebelum bencana, adanya perubahan ekologi karena bencana, pengungsian, kepadatan penduduk di tempat pengungsian, dan rusaknya fasilitas public. Pengungsi yang termasuk dalam kelompok rentan atau berisiko adalah bayi, balita, orang tua atau lansia, keluarga dengan kepala keluarga wanita, dan ibu hamil. b. Surveilans Data Pengungsi Pada bagian ini, data yang dikumpulkan yaitu data pengungsi meliputi data jumlah total pengungsi dan kepadatan di tempat pengungsian, data pengungsi menurut lokasi, golongan umur, dan jenis kelamin. Data dikumpulkan setiap minggu atau bulanan.



5



c. Surveilans Kematian Pada bagian ini, data yang tercantum dalam data kematian meliputi nama, tempat atau barak, umur, jenis kelamin, tanggal meninggal, diagnosis, gejala, identitas pelapor. d. Surveilans rawat jalan Pada bagian ini, data yang dikumpulkan ialah data jumlah orang yang telah mendapatkan pengobatan atau penanganan dan sedang dalam proses rawat jalan, lengkap dengan keluhan atau masalah kesehatan yang dialami. e. Surveilans air dan sanitasi Pada bagian ini, data yang dikumpulkan yaitu terkait lingkungan terutama air dan sanitasi, yang diharapkan mampu mengidentifikasi adanya masalah kesehatan atau 5penyakit yang dapat ditimbulkan dari faktor air dan sanitasi tersebut di lokasi terjadinya bencana. f. Surveilans gizi dan pangan Pada bagian ini, data yang dikumpulkan ialah terkait gizi dan pangan. Pemenuhan gizi dan pangan bagi korban bencana sangat diperlukan, maka dari itu persediaan gizi dan pangan haruslah seimbang dan dapat memenuhi kebutuhan dari korban bencana di lokasi bencana. g. Surveilans epidemiologi pengungsi Surveilans epidemiologi yang dikembangkan pada pengungsi pada periode emergensi merupakan Sistem Kewaspadaan Dini KLB penyakit dan keracunan. Sistem yang akan dikembangkan harus selalu 6



didahului



dengan



kajian



awal.



Kajian



awal



harus



dapat



mengidentifikasi prioritas-prioritas penyakit penyebab kesakitan dan kematian, faktor-faktor yang berpengaruh, serta program intervensi yang mungkin dapat dilakukan, terutama penyakit potensial KLB. Prioritas-prioritas penyakit tersebut nantinya menjadi prioritas upaya perbaikan-perbaikan kondisi rentan pada kelompok pengungsi, agar kejadian luar biasa penyakit dan keracunan dapat ditekan frekuensi atau beratnya kejadian, atau bahkan dapat dihindari sama sekali. Prioritas priotas pengungsi



penyakit



tersebut



juga



penyebab menjadi



kesakitan dasar



kematian



perumusan



pada



terhadap



kemungkinan penyelenggaraan surveilans kesehatan masyarakat dalam bentuk sistem kewaspdaan dini KLB dan keracunan. Model surveilans yang akan dikembangkan juga perlu menjadi salah satu sasaran kajian awal. Prioritas-prioritas penyakit penyebab kesakitan dan kematian pada pengungsi tersebut, juga menjadi dasar dari 6prioritas kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya kejadian rawan atau KLB penyakit menular dan keracunan. Kesiapsiagaan diarahkan pada kesiapsiagaan tenaga dan tim penanggulangan gerak cepat, sistem konsultasi ahli, komunikasi, informasi dan transportasi, serta kesiapsiagaan



penanggulangan



KLB,



baik



dalam



teknisk



penanggulangan, tim maupun logistic. 4. Manfaat Surveilans Bencana Surveilans bencana sangat penting untuk dilakukan guna menanggulangi adanya masalah-masalah yang ditimbulkan di lokasi 7



bencana atau tempat pengungsian korban bencana. Secara garis besar, manfaat dari surveilans bencana, diantaranya: a. Mencari faktor resiko ditempat pengungsian seperti air, sanitasi, kepadatan, kualitas tempat penampungan b. Mengidentifikasi Penyebab utama kesakitan dan kematian sehingga dapat diupayakan pencegahan c. Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anak anak, lansia, wanita hamil, sehingga lebih memperhatikan kesehatannya d. Pendataan pengungsi diwilayah, jumlah, kepadatan, golongan, umur, menurut jenis kelamin e. Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi f. Survei Epidemiologi.



5. Peran Surveilans Bencana Surveilans bencana berperan dalam: a. Saat Bencana: Rapid Health Assesment (RHA) Melihat dampakdampak apa saja yang ditimbulkan oleh bencana, seperti berapa jumlah korban, barang- barang apa saja yang dibutuhkan, peralatan apa yang harus disediakan, 7berapa banyak pengungsi lansia, anak-anak, seberapa parah tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan. b. Setelah Bencana Data-data akan diperoleh dari kejadian bencana harus dapat dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa rencana kerja atau kebijakan, misalnya apa saja yang harus dilakukan masyarakat untuk



8



kembali dari pengungsian, rekonstruksi dan rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan. c. Menentukan arah responpenanggunglangan dan menilai keberhasilan respon/evaluasi Manajemen penanggulangan bencana meliputi: 1) Fase I untuk tanggap darurat 2) Fase Il untuk fase akut 3) Fase III untuk recovery (rehabilitasi dan rekonstruksi). Prinsip dasar penaggunglangan bencana adalah pada tahap Preparedness atau kesiapsiagaan sebelum terjadi bencana.



6. Upaya Penanggulangan Bencana Upaya penanggulan bencana meliputi: a. Pra-bencana 1) Kelembagaan/ koordinasi yg solid 2) SDM/ petugas kesehatan yang terampil secara medik dan sosial (dapat bekerjasama dengan siapapun) 3) Ketersediaan logistic (bahan, alat, dan obat) 4) Ketersediaan informasi tetang bencana (daerah rawan, beresiko terkena dampak) 5) Jaringan kerja lintas program sector b. Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment) Dilakukan hari H hingga H+3. Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk mengatur besarnya suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi 9



maupun yang kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap sarana permukiman yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi upaya kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya. Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Artinya seiring dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu penilaian yang lebih rinci. Tujuan dari dilakukannya assessment awal secara cepat adalah: 1) Mendapatkan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat 2) Menjadi dasar bagi perencanaan program 3) Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitas-aktivitas berbasis masyarakat 4) Mengidentifikasi kesenjangan, guna: 



Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan kemungkinan terjadinya perubahan keadaan darurat







Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi







Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat dan kebutuhan yang perlu direspon secepatnya







Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat. 93.



10



c. Pascabencana Berdasarkan dari RHA untuk menentukan langkah selanjutnya 1) Pengendalian penyakit menular (ISPA, diare, DBD, chikungunya, tifoid, dll) 2) Pelayanan kesehatan dasar 3) Surveilans penyakit 4) Memperbaiki kesehatan lingkungan (air bersih, MCK, pengelolaan sampah, sanitasi makanan, dll).



7. Masalah Epidemiologi dalam Surveilans Bencana Adapun beberapa masalah epidemiologi dalam surveilans bencana, yaitu: a. Pertolongan terhadap kelaparan Para ahli epidemiologi telah mengembangkan survei baru dan metode untuk secara cepat menilai status nutrisi penduduk yang mengungsi, dan usaha pertolongannya sebagai prioritas utama. Selanjutnya memonitor status nutrisi populasi sebagai respon atas kualitas dan tipe makanan yang dibagikan. Perkiraaan epidemiologi secara cepat membuktikan ketidak tersediaan secara optimal dari distribusi makanan sementara kondisi kesehatan terus menerus berubah. Sejak itulah, pengawasan nutrisi dan distribusi makanan menjadi bagian dari usaha pertolongan penanggulangan kelaparan, terhadap penduduk yang mengungsi.



11



b. Kontrol Epidemik ; Kantor Pengaduan Para epidemiologis selanjutnya mesti terlibat dalam aspek lain kondisi pasca bencana, yaitu : Antisipasi berkembangnya desas-desus tentang penyebaran / mewabahnya penyakit kolera ataupun typus. Untuk itulah sebuah kantor pengaduan dapat memberikan fungsi yang amat penting dalam memonitor berkembangnya issuissu yakni dengan menyelidiki



yang



benar-benar



bermanfaat



serta



kemudian



menginformasikan kepada khalayak umum akan bahaya yang mungkin terjadi. Konsep ini amat bermanfaat tidak hanya untuk penduduk terkena musibah dinegara negara berkembang tetapi juga terhadap lingkungan kota, negara-negara industri. c. Surveilans Pencegahan Kematian, Sakit dan Cedera Masalah kesehatan yang berkaitan dengan bencana besar biasanya lebih luas, tidak hanya ketakutan terhadap penyakit-penyakit wabah yang mungkin terjadi, namun sering diukur berapa jumlah orang yang meninggal, terluka parah atau berapa banyak yang jatuh sakit. d. Surveilans Kebutuhan Perawatan Kesehatan Pada bencana yang terkait dengan jumlah korban yang cukup banyak dengan cedera yang berat (contoh : ledakan, tornado) ataupun penyakit yang parah (kecelakaan nuklir, epidemi), maka kemampuan untuk mencegah kematian dan menurunkan kesakitan yang berat akan sangat tergantung pada perawatan medis yang tepat dan adekuat (memadai) atau tergantung pada pengiriman korban pada pusat-pusat layanan yang menyediakan perawatan medis yang tepat. 12



e. Penelitian untuk menghindari tindakan tidak perlu Setelah bencana banyak lembaga dan donor yang menawarkan bantuan peralatan dan tenaga untuk usaha-usaha pertolongan yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan. 11Sebagai contoh : pengiriman obat-obatan yang tidak penting, kadarluarsa ataupun yang tidak berlabel pada daerah-daerah terkena bencana, seringkali justru mengganggu usaha pertolongan sebab menyebabkan beberapa personil terpaksa harus mengidentifikasi bantuan yang relevan dari sekumpulan material yang tidak diperlukan. f. Analisis Epidemiologi ; Konsekuensi Pencegahan Kesehatan pada Bencana Yang Akan Datang Pada beberapa bencana seperti ; gempa bumi, tornado ataupun angin ribut jumlah kematian atau terluka parah terutama terjadi akibat kejadian bencana itu sendiri. Pada masing-masing pencegahan ini strategi-strategi pencegahan sering direkomendasikan, padahal belum melalui suatu penelitian epidemiologi yang mendalam. g. Analisis Peringatan dari Usaha Pertolongan Konsekuensi bencana jangka panjang tidak cukup diperkirakan. Tidak ada evaluasi dibuat 5 atau 10 tahun sesudah bencana untuk menentukan apakah perubahan dalam epidemiologi atau praktik pertolongan, pengarahan ulang dana untuk tujuan jangka panjang atau perubahan dari pola dan kebiasaan membuat bangunan, memiliki pengaruh jangka panjang terhadap respon masyarakat terhadap bencana.



Meskipun



demikian,



kebanyakan



masyarakat



yang 13



mengalami bencana, lebih peduli terhadap usaha-usaha persiapan dimasa yang akan datang.



B. Dokumentasi dan laporan nilai bencana 1. Uraian Informasi penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana harus dilakukan dengan cepat, tepat, akurat dan sesuai dengan kebutuhan. Pada saat pra bencana, saat bencana dan pasca bencana, pelaporan informasi penanggulangan pengumpulan



krisis



sampai



kesehatan penyajian



akibat informasi



bencana dan



dimulai



ditujukan



dari untuk



mengoptimalisasikan upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana Dalam pengumpulan data sebaiknya terpilah, sesuai dengan keharusan untuk mengutamakan gender dalam semua kebijakan/ program / kegiatan yang memerlukan data terpilah. a. Informasi Pra Bencana Dalam rangka mendukung upaya-upaya sebelum terjadi bencana diperlukan data dan informasi yang lengkap, akurat dan terkini sebagai bahan masukan pengelola program di dalam mengambil keputusan terkait penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Salah satu bentuk informasi yang cukup penting adalah adanya profil yang menggambarkan kesiapsiagaan sumber daya dan upaya upaya yang telah dilakukan terkait dengan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di daerah, khususnya di tingkat kabupaten/kota. Informasi yang dikumpulkan dalam bentuk profil terdiri dari: 14



1) Gambaran umum wilayah, yang meliputi letak geografis, aksesibilitas wilayah, gambaran wilayah rawan bencana, geomadic mapping, data demografi dan informasi bencana yang pernah terjadi 2) Upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan yang pernah dilakukan 3) Upaya tanggap darurat dan pemulihan yang pernah dilakukan 4) Gambaran pengelolaan data dan informasi Dinas



kesehatan



provinsi/kabupaten/kota



diharapkan



dapat



menyusun profil penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana ini yang dikumpulkan secara berkala setahun sekali. Informasi profil ini diharapkan sudah tersedia pada setiap bulan April. Sumber informasi pra‐bencana yang dituangkan kedalam bentuk profil tersebut berasal dari dinas kesehatan, rumah sakit, instansi terkait dan puskesmas. b. Informasi Saat dan pasca Bencana Informasi saat dan pasca‐bencana ini terdiri dari : 1) Informasi pada awal kejadian bencana Informasi ini harus disampaikan segera setelah kejadian awal



diketahui



serta



dikonfirmasi



kebenarannya



dengan



menggunakan formulir penyampaian informasi Form B-1 atau B-4 (terlampir). Sumber informasi dapat berasal dari masyarakat, serta pelayanan kesehatan, dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan lintas sektor. 15



2) Informasi penilaian kebutuhan cepat Informasi ini dikumpulkan segera setelah informasi awal kejadian bencana diterima olej Tim Penilaian Kebutuhan Cepat dengan menggunakan formulir isian Form B-2 (terlampir). Sumber informasi dapat berasal dari masyarakat, serta pelayanan kesehatan, dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan lintas sector. 3) Informasi perkembangan kejadian bencana Informasi ini dikumpulkan setiap kali terjadi perkembangan informasi terkait dengan upaya penanganan krisis kesehatan akibat bencana yang terjadi. Formulir penyampaian infromasinya menggunakan Form B-3 (terlampir). Sumber informasi dapat berasal dari masyarakat, serta pelayanan kesehatan, dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota. 4) Sarana Penyampaian Informasi 



Informasi Pra Bencana Profil yang menggambarkan kesiapsiagaan sumber daya dan upaya-upaya yang telah dilakukan terkait dengan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di daerah, khususnya di tingkat kabupaten/kota dapat disampaikan melalui email dan secara online melalui website.







Informasi Saat dan Pasca Bencana Informasi pada awal kejadian bencana yang menggunakan Form B-1 dapat disampaikan melalui telepon dan melalui faksimil, sedangkan yang menggunakan Form B-4 dapat 16



disampaikan memalui sms gate-way. Informasi penilaian kebutuhan cepat



yang menggunakan Form



B-2 dapat



disampaikan melaui e-mail dan secara online melalui website serta melalui faksimil. Informasi perkembangan kejadian bencana yang menggunakan form B-3 dapat disampaikan melalui e-mail dan secara online melalui website serta melalui faksimil.



2. Pengolaan data



a. Pengumpulan data Jenis data yang dikumpulkan mencakup data bencana, data sumber daya (sarana, tenaga dan dana), data sanitasi dasar, data upaya kesehatan penanggulangan bencana, data status kesehatan dan gizi, serta data mengenai masalah pelayanan kesehatan. Peran institusi dalam pengumpulan data, antara lain: 1) Puskesmas mengumpulkan data bencana, sumber daya (sarana, tenaga dan dana), sanitasi dasar, upaya kesehatan, penanggulangan bencana, status kesehatan dan gizi serta data mengenai masalah pelayanan kesehatan. 2) Rumah Sakit mengumpulkan data pelayanan kesehatan rujukan korban bencana dan sumber daya kesehatan. 3) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengumpulkan data bencana, masalah kesehatan dan sumber daya kesehatan dari Puskesmas dan Rumah Sakit. 17



4) Dinas Kesehatan Provinsi mengumpulkan data bencana, masalah kesehatan dan sumber daya kesehatan dari Dinas Kabupaten/Kota atau dari Rumah Sakit. b. Pengolahan data Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan data, antara lain: 1) Puskesmas melakukan pengolahan data mengenai masalah kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan permasalahan kesehatan untuk peningkatan pelayanan. 2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengolahan data dari Puskesmas dan Rumah Sakit mengenai masalah kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan permasalahan kesehatan, kebutuhan sumber daya untuk pelayanan kesehatan dan sanitasi dasar untuk merumuskan kebutuhan bantuan. 3) Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pengolahan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Provinsi mengenai masalah kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan permasalahan kesehatan, kebutuhan sumber daya untuk pelayanan kesehatan serta merumuskan kebutuhan bantuan. 4) Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan melakukan pengolahan data dari Dinas Kesehatan Provinsi mengenai masalah kesehatan untuk melihat besaran dan kecenderungan permasalahan kesehatan, kebutuhan sumber daya untuk pelayanan kesehatan dan merumuskan kebutuhan bantuan bersama dengan unit terkait. 18



c. Penyajian data Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian data, antara lain: 1) Puskesmas menyiapkan data masalah kesehatan dalam bentuk tabel, grafik, pemetaan, dan lain-lain untuk dilaporkan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/Kota. 2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan penyajian data dapat dalam bentuk bentuk tabel, grafik, pemetaan, dan lain-lain. 3) Dinas Kesehatan Provinsi melakukan penyajian data dapat dalam bentuk tabel, grafik, pemetaan, dan lain-lain. 4) Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan melakukan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, pemetaan dan dimuat dalam web-site, dan lain-lain. d. Penyampaian data Informasi



yang



diperoleh



dapat



disampaikan



dengan



menggunakan: kurir, radio Komunikasi, telepon, faksimili, e-mail, SMS serta melalui web.



19



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Surveilans bencana mempunyai peran yang sangat penting sebagai intelijen penyakitan dan tujuan menyediakan data dan informasi bencana untuk manajemen kesehatan, mendukung pengambilan keputusan dan penyusunan perencanaan, pemantauan dan evaluasi, serta sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD-KLB). Dalam keadaan bencana inisiatif rakyat untuk menolong diri dan keluarganya terutama untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dibangun dengan upaya pendidikan kesehatan untuk sadar dan siaga bencana dengan perilakuperilaku yang menunjang kesehatan dalam kedaaan tidak bencana/pra bencana (Depkes RI, 2011). melalui



upaya-upaya



surveilans



epidemiologi,



pencegahan



dan



penanggulangan bencana yang dilakukan secara terpadu dengan peran masyarakat secara aktif melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat menghadapi ancaman bencana. B. Saran Dengan terselesaikan makalah dengan judul konsep surveilans bencana dan dokumentasi laporan nilai bencana ini di harapkan dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan sesuai dengan yang diharapkan.



20



DAFTAR PUSTAKA



Amira, Dian. 2015. Surveilans Bencana dan KLB. Tersedia pada https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/surveilans bencana-dan-klb . Mufifah, Mufi. 2013. Epidemiologi Bencana dan Dampak. Tersedia pada(https://www.academia.edu/19683522/Epidemoilogibencanadampak. Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana (Mengacu Pada Standar Internasional). Jakarta.



21