Tugas Likuiditas Dan Solvabilitas Perusahaan Matkul PEMBELANJAAN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Likuiditas dan Solvabilitas Perusahaan matkul PEMBELANJAAN 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Apakah yang dimaksud dengan Likuiditas ? Apa Rasio Keuangan itu ? Bagaimana cara Pengukuran Likuiditas ? Apakah yang dimaksud dengan Tingkat Likuiditas Perusahaan ? Bagaimana cara Memperkirakan Kebutuhan Likuiditas ? Apakah yang dimaksud dengan Solvabilitas ? Apa Rasio Solvabilitas itu ? Bagaimana Perhitungan Rasio Solvabilitas ?



1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Mendeskripsikan pengertian likuiditas. Mengetahui rasio keuangan. Menjelaskan tentang pengukuran likuiditas. Menguraikan tentang tingkat likuiditas perusahaan. Mengetahui perkiraan kebutuhan likuiditas. Mendeskripsikan pengertian solvabilitas. Mendeskripsikan rasio solvabilitas Menjelaskan tentang perhitungan rasio solvabilitas.



1.4 Manfaat Penulisan Selain memiliki tujuan penulisan, makalah ini pun memiliki manfaat penulisannya, yaitu: 1. Dapat digunakan sebagai referensi Mahasiswa dalam Mata Kuliah Pembelanjaan Perusahaan. 2. Dapat digunakan sebagai pedoman guru yang hendak melaksanakan kegiatan pengajaran di kelas. 3. Dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pendidikan yang sedang berkembang saat ini. 1.5. Metode Penulisan Makalah yang berjudul “ Likuiditas dan Solvabilitas Perusahaan ”ini disusun dengan menggunakan mencari referensi yang bersifat kualitatif data dikumpulkan melalui buku-buku langsung dan akses internet. Metode ini dilakukan atau disusun secara bertahap, mengingat sulitnya mencari buku-buku sumber atau referensi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Likuiditas 2.1.1 Pengertian Likuiditas



Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya. Likuiditas badan usaha dapat diketahui dengan cara membandingkan jumlah Aktiva Lancar dengan Utang Lancar. Hasil perbandingan tersebut disebut dengan “current ratio” atau “working capital ratio”. Pengertian likuiditas ini mencakup: 1. Likuiditas badan usaha ialah kemampuan badan usaha melunasi utangutangnya yang jatuh tempo. 2. Likuiditas perusahaan berarti kemampuan perusahaan untuk melakukan pengeluaran atau menyediakan alat-alat lancar tepat pada waktunya, guna kelangsungan proses proses produksinya. Jadi harus tersedia alat likuid yang cukup pada saat membeli bahan baku, membayar upah kerja untuk proses produksi. 3. Likuiditas suatu aktiva, yaitu kemampuan suatu aktiva atau asset untuk dijadikan uang tunai pada waktu tertentu



Masalah Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat - alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Bagaimana mengukur tingkat Likuiditas Perusahaan? Ada jalan dua cara untuk menjawab pertanyaan tentang likuiditas. 1. 1. Mengukur Likuiditas pendekatan : pada pendekatan pertama membandingkan kas dan aktiva – aktiva yang dapat diubah dalam bentuk kas pada tahun dimana kewajiban jatuh tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga. Dalam perhitungannya kita akan menggunakan rasio seperti: quick ratio, current ratio, dan cash ratio. 2. 2. Mengukur Likuiditas pendekatan : pada pandangan kedua terhadap likuiditas adalah dengan mempelajari kemampuan perusahaan untuk mengubah piutang usaha dan persediaan kas dalam suatu periode waktu tertentu. Pengubahan piutang usaha menjadi kas dapat diukur dengan menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan penagihan piutang perusahaan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average collection period). 2.1.2 Rasio Keuangan Untuk menganalisa keuangan suatu perusahaan selalu memerlukan berbagai laporan keuangan, terutama Neraca dan Laporan Laba-Rugi. 



Apa yang dimaksud dengan Neraca ? yaitu laporan keuangan berisi aktiva, kewajiban ( hutang ) dan ekuitas pemilik ( modal ) pada suatu waktu tertentu.







Apa yang dimaksud Laporan Laba Rugi ? yaitu laporan keuangan berisi ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan pada suatu waktu tertentu



Jadi apa Rasio Keuangan itu ? Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan itu sendiri dengan berbagai laporan. Perhitungan Rasio keuangan dapat menggunakan Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas. Perhitungan rasio-rasio tersebut untuk memperoleh perbandingan yang lebih berguna untuk memberikan gambaran realitas tentang kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rasio-rasio keuangan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, rasio tersebut harus dianalisis menurut dasar perbandingan. Perbandingan dapat dilakukan dengan perusahaan sejenis atau standar. Perbandingan bisa bersifat historis ( masa lalu ) atau analisis masa depan berdasarkan proyeksi laporan. Analisis dapat dilakukan dengan analisis persentase maupun analisis indeks  



Dalam analisis persentase, perkiraan laporan Laba-Rugi sebagai persentase dari penjualan bersih Dalam analisi indeks, perkiraan neraca dan Laba Rugi sebagai indeks relatif terhadap tahun dasar awal Mari kita bahas satu persatu rasio-rasio Likuiditas, dan Solvabilitas. Sebuah perusahaan dapat dikatakan "Likuid" atau sesuai dengan standar Likuiditas perusahaan, jika mampu membayar semua kewajiban Jangka pendeknya dengan aktiva lancar dimilikinya. Bagaimana jika perusahaan tidak mampu ? maka perusahaan dikatakan "ilikuid" Secara umum terdapat dua macam Likuiditas, yaitu Likuiditas Badan Usaha dan Likuiditas Perusahaan



 



Disebut Likuiditas Badan Usaha , apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban dengan pihak kreditur atau pihak luar Disebut Likuiditas Perusahaan, apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban finansial untuk menyelenggarakan proses produksi. 2.1.3 Pengukuran Likuiditas Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi dengan kewajiban lancar. Perusahaan yang memiliki likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukan dengan rasio kas (kas terhadap kewajiban lancar), contoh: membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, dsb. Rasio likuiditas antara lain terdiri dari: 1. Current ratio : adalah perbandingan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Gunanya untuk mengetahui kemampuaan perusahaan membayar hutang lancarnya. Perusahaan yang bukan perusahaan kredit, bila perbandingan current rationya kurang dari 2:1, maka dianggap kurang baik. Kenapa ? sebab bila aktiva lancarnya mengalami penurunan maka jumlah aktiva nya tidak cukup untuk menutup hutang lancar. Rumus Current ratio = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar Contoh soal: Dari Neraca suatu perusahaan diketahui -Kas Rp 25.000.000



-Piutang Dagang Rp 75.000.000 -Barang Dagangan Rp 200.000.000 -Jumlah utang dagang,wesel,bunga dan pajaknya Rp 255.000.000 Hitung Current Rationya Jawab: Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 = Rp 300.000.000 Hutang Lancar = Rp 255.000.000,Current Ratio = Aktiva Lancar 300.000.000 ----------------- x 100 % = ----------------- x 100 % Hutang Lancar 255.000.000 = 117.65 % = 118 % ( dibulatkan ) = 1.18 x ( artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1.18 aktiva lancar ) 1. Cash ratio : aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga. Cash ratio menunjukan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen. 2. Quick ratio : adalah membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum. Suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.



Rumus Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan -------------------------------Kewajiban Lancar Contoh soal : Dari Neraca suatu perusahaan diketahui -Kas Rp 25.000.000 -Piutang Dagang Rp 75.000.000 -Barang Dagangan Rp 200.000.000 -Jumlah utang dagang,wesel,bunga dan pajaknya Rp 255.000.000 Hitung Quick Rationya Jawab: Aktiva Lancar = 25.000.000 + 75.000.000 + 200.000.000 = Rp 300.000.000 Persediaan adalah barang dagangan yang tersedia untuk dijual = Rp 200.000.000 Hutang Lancar = Rp 255.000.000 Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan ----------------------------------- x 100 % Hutang Lancar 300.000.000 - 200.000.000 = ----------------------------------- x 100 % 255.000.000



= 39.22 % = 0.39 x ( artinya Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 0.39 aktiva lancar yang likuid atau dalam bentuk uang bukan persediaan barang dagangan ) 2.1.4 Tingkat Likuiditas Perusahaan Tingkat likuiditas suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut: 



Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. yaitu dengan cara sebagai berikut: 1. Menjual aktiva tetap secara tunai. Hasil dari penjualan aktiva tetap digunakan untuk melunasi atau membayar utang lancar. 1. Adanya setoran modal pemilik berupa kas atau elemen aktiva lancar lainnya. Hasil dari tambahan modal sendiri digunakan untuk mengurangi utang lancar. 1. Adanya pinjaman (utang jangka panjang). Hasil dari tambahan utang jangka panjang digunakan untuk mengurangi utang lancar.











Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi utang lancar. Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan turunnya atau berkurangnya utang lancar pada pokoknya adalah sama seperti transaksi-transaksi yang dapat menaikkan aktiva lancar. Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva lancar. Dimana penurunan aktiva lancar harus lebih kecil dari penurunan utang lancar. Dengan adanya transaksi yang menyangkut kedua “current account” tersebut akan dapat mengakibatkan perubahan current ratio, Misalnya dengan mengurangi aktiva lancar digunakan untuk mengurangi utang lancar.



2.1.5 Memperkirakan Kebutuhan Likuiditas Kebutuhan likuiditas itu biasa bersifat jangka pendek, siklis, dan biasa berupa kebutuhan bersifat trend. Semua itu biasa dimanajemeni bank dengan baik dan harus berusaha memperkirakannya seakurat mungkin. Pedoman yang terbaik untuk ini adalah pengalaman bank yang bersangkutan dan pengetahuan tentang kejadian yang mungkin akan terjadi yang erat kaitannya dengan kebutuhan likuiditas. Kebutuhan yang bersifat siklus terjadi bila gejolak perekonomian, dan diregulasi atau pergerakan suku bunga karena tekanan-tekanan politik. Oleh karena itu kejadiankejadian diluar control dan peramalan perusahaan, maka kebutuhan-kebutuhan likuiditas siklus ini lebih sukar untuk diperkirakan. Contoh memperkirakan kebutuhan likuiditas. Neraca pada 31 Desember 1997. Aktiva Passiva Cadangan 17.100 Rekening Giro 100.000



Sekuritas 75.000 Kredit(volatile) 20.000 Kredit (lain) 180.000 Aset lain 7.900



Deposit Tabungan Pinjaman Modal 300.000



20.000 150.000 10.000 20.000



300.000 Fluktuasi bulanan Kredit dan Deposit : Akhir Bulan Total Ktedit Kebutuhan Januari 192.800 10.200 Februari 193.200 Maret 205.000 April 223.000 Mei 212.000 Juni 198.400 Juli 191.200 Agustus 210.600 3.200 September 210.600 7.600 Oktober 273.000 -11.200 November 210.600 Desember 210.000



Total Deposit



Perkiraan



273.000



+



278.000 269.000 263.000 262.000 264.000 271.000 273.000



+ 14.800 6.000 30.000 20.000 4.400 + 9.800 +



273.000



214.600



272.000 277.000



- 8.600 3.000



Neraca Pada Waktu Kebutuhan Likuiditas Tertinggi Per 30 April 1998 Aktiva Cadangan Sekuritas Kredit (volatile) Kredit (lain) Aktiva Lain



16.350 45.750 25.000 198.000 7.900 293.000



Passiva Rekening Giro Deposit Tabungan Pinjaman Modal



94.000 15.000 154.000 10.000 20.000 293.000



Volatile = naik turun dengan cepat / tidak menentu 2.2 Solvabilitas 2.2.1 Pengertian Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Solvabilitas menunjukan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami kepailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan. Solvabilitas perusahaan dapat diukur dengan cara membandingkan jumlah aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik jangka pendek maupun jangka panjang).



Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid. Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan, yaitu: 1. Likuid & Solvable adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Likuid tetapi Insovable adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi tidak dapat memenuhi kewajiban jangka panjang. 3. Solvable tetapi Likuid adalah perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi dapat memenuhi kewajiban jangka panjang. 4. Insovable & Likuid adalah perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Solvabilitas itu adalah angka perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah uang, maka setiap penambahan utang akan menurunkan tingkat solvabilitasnya. Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi sebagai berikut: 1. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih besar daripada tambahan utang. 2. Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif lebih besar daripada berkurangnya aktiva.



2.2.2 Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yangditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwarasio ini digunkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko kerugian yangdihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian(return) pada saat perekonomian tinggi. Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu: 1. Total assets to total debt ratio, adalah rasio yang dihasilkan dengan membandingkan jumlah aktiva (total asset) disatu pihak dengan jumlah utang (total debt dilain pihak). 2. Net worth to total debt ratio, rasio ini membandingkan modal sendiri (net worth) di satu pihak dengan total hutang (total debt) dilain pihak.



Manfaat Rasio Solvabilitas (leverage) : 1.untuk menganalisi kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. 2.untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanyang bersifattetap. 3.untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva khususnyaaktiva tetapdengan modal. 4.untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. 5.untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva 6.untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiriyang dijadikan jaminan utang jangka panjang. 7.untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapatsekian kalinya modal sendiri. Intinya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasiokemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. 2.2.3 Perhitungan Rasio Solvabilitas Rumus Rasio Solvabilitas : a. Rasio Modal dengan Aktiva = Modal Sendiri ----------------Total Aktiva b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap = Modal Sendiri ---------------Aktiva Tetap c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang = Aktiva Tetap --------------Hutang Jangka Panjang



Contoh : Dari Neraca Perusahaan HASAN234 diketahui : - Saham Rp 420.000.000 - Laba ditahan Rp 145.000.000 - Kas Rp 25.000.000 - Piutang Dagang Rp 75.000.000 - Barang dagangan Rp 200.000.000 - Mesin Rp 250.000.000 - BAngunan Rp 350.000.000 - Tanah Rp 100.000.000 -Obligasi Rp 180.000.000 Hitunglah Solvabilitas Perusahaan dengan a. Rasio Modal dengan Aktiva b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang



Jawab a. Rasio Modal dengan Aktiva = Modal Sendiri ----------------Total Aktiva = 420.000.000 + 145.000.000 -----------------------------------------25jt + 75jt + 200jt +250jt +350jt +100jt = 565.000.000 --------------1.000.000.000 = 56.5 % = 0.565 x Artinya Setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0.565 modal sendiri, sedangkan Rp 0.435 dari pinjaman



b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap = -----------------



Modal Sendiri Aktiva Tetap



=



420.000.000 + 145.000.000 --------------------------------



250jt +350jt +100jt =



=



565.000.000 --------------1.000.000.000



= 80.71 % 0.81 x Artinya aktiva tetap dibiayai dengan 80.71 % modal sendiri,



c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang = Aktiva Tetap --------------Hutang Jangka Panjang = 250jt + 350jt + 100jt ----------------------180jt =



700.000.000 --------------180.000.000 = 388.89 % Artinya Kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan jaminan aktiva aktiva tetap sebesar 388.89%



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Masalah Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat - alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Ada jalan dua cara untuk menjawab pertanyaan tentang likuiditas. Mengukur Likuiditas pendekatan 1: pada pendekatan pertama membandingkan kas dan aktiva – aktiva yang dapat diubah dalam bentuk kas pada tahun dimana kewajiban jatuh tempo dan akan dibayar pada tahun itu juga. Dalam perhitungannya kita akan menggunakan rasio seperti: quick ratio, current ratio, dan cash ratio. Mengukur Likuiditas pendekatan 2: pada pandangan kedua terhadap likuiditas adalah dengan mempelajari kemampuan perusahaan untuk mengubah piutang usaha dan persediaan kas dalam suatu periode waktu tertentu. Pengubahan piutang usaha menjadi kas dapat diukur dengan menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan penagihan piutang perusahaan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average collection period). Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansilnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai perusahaan untuk membayar semua hutang – hutangnnya baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Apabila suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang – hutangnya, tetapi tidak dengan sendirinya berarti bahwa perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya perusahaan yang insolvable tidak dengan sendirinya berarti perusahaan tersebut juga likuid. Dalam hubungannya antara likuiditas dengan solvabilitas ada empat kemungkinan dialami perusahaan yaitu: 1. Likuid & Solvable adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Likuid & Insovable adalah perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi tidak dapat memenuhi kewajiban jangka panjang. 3. Llikuid & Solvable adalah perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tetapi dapat memenuhi kewajiban jangka panjang. 4. Llikuid & Insovable adalah perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.



3.2 Saran 1. Untuk meningkatkan tingkat likuiditas, perusahaan sebaiknya mengurangi jumlah hutang jangka panjang dan meningkatkan aktiva.



2. Rasio solvabilitas sudah cukup baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan laba yang dipeoleh dan menekan hutang. 3. Rasio solvabilitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan jumlah penghasilkan tanpa diikuti kenaikan biaya-biaya. Karena jika perusahaan tidak dapat menggunakan modalnya secara efisien maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya.



DAFTAR PUSTAKA v Kasmir, S.E.,MM. 2004.Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada v Drs. Muljono Teguh Pudjo. 1987. Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktek Perbankan edisi 1. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta v Alma Buchari. (1988). Pengantar Bisnis. Bandung: Alphabeta v Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. v Http://andicarissa.wordpress.com/2011/12/21/rasio-likuiditas-solvabilitas/