Tugas Logbook - Pertemuan I - Askep DM Tipe 1 Tanpa Komplikasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Maulana Akbar



NIM



: PO.62.20.1.17.335



Program Studi : SarajanTerapan Keperawatan Kelas



: Reguler 4



Mata Kuliah



: Askep DM-I



Pertemuan I Kasus 1 Anak T, usia 10 tahun didiagnosis Diabetes Melitus sejak 3 tahun yang lalu. Saat ini aktivitasnya sangat tinggi dan aktif di sekolah. Seringkali ia merasa tidak nyaman dengan tubuhnya. Ibu anak T selalu mengawasi dan memantau kebutuhan pengobatan serta perawatannya. Suatu Ketika anak T lemas dan duduk terdiam saja setelah pulang dari sekolah. Aktivitas 1 Identifikasi kata kunci dan data tambahan yang diperlukan pada kasus Diabetes Melitus Tipe 1 tanpa komplikasi secara mandiri! 1. Usia Pada penderita DM tipe 1, penderita lebih banyak di derita oleh anak-anak. Hal ini berkaitan dengan penyebab DM tipe 1 itu sendiri dimana penyakit ini dapat disebakan olehfaktor genetik, imun, geografis, dan lingkungan. 2. Aktivitas yang tinggi Pada penderita DM tipe 1, tingkat aktivitas fisik dan kegiatan sehari-hari harus di atur sesuai dengan intake nutrisi dan penggunaan insulin. Jika ada ketidak seimbangan dapat menyebabkan hiperglikemi atau hipoglikemi. 3. Perasaan tidak nyaman dengan tubuhnya Perasaan yang tidak nyaman pada tubuh anak T dapat disebabkan karena gejala penyakit DM nya seperti poliutria, polifagi, dan polidifsi. 4. Pemantauan kebutuhan pengobatan pasien oleh keluarga Pemahaman keluarga sangat penting terhadap manajemen DM tipe 1 terutama pada anak-anak. Karena pada saat itu anak mungkin saja kurang memahami kondisinya sehingga tidak dapat melakukan perawatan secara mandiri terhadap diri sendiri. 5. Keadaan lemas dan pasif Keadaan lemas dan duduk terdiam bisa saja merupakan gejala dari hipoglikemia yang disebabkan oleh tingginya aktivitas anak namun disertai kontrol yang terlalu ketat pada makanan dan terapi insulin. Sehingga tubuh anak kekurangan glukosa karena tingginya aktivitas fisik. Hal ini juga perlu dibuktiakan dengan adanya hasil pemeriksaan gula darah agar tindakan yang dapat dilakukan tepat dan efektif mengatasi masalah.



Aktivitas 2 Identifikasi masalah keperawatan pada kasus DM Tipe 1 tanpa komplikasi secara mandiri berdasarkan data subjektif dan data objektif pada kasus! 1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah 2. Gangguan rasa nyaman 3. Defisit pengetahuan tentang manajemen DM tipe 1



Aktivitas 3 Identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dan faktor risiko dengan masalah pada kasus DM Tipe 1 tanpa komplikasi secara mandiri dengan menggunakan pohon masalah! Faktor Risiko Keturunan atau genetik Kondisi Geografis Usia



Gangguan Rasa Nyaman



DM Tipe 1



Gejala Penyakit



Hiperaktif



Manajemen DM



Nutrisi yang di perlukan meningkat



Keluarga patuh terhadap manjemen DM



Persepsi salah terhadap program pengobatan



Defisit pengetahuan



Kadar glukosa terbatas



Hipoglikemia



Ketidakseimbangan kadar glukosa darah



Aktivitas 4 Identifikasi hal-hal yang perlu dipelajari pada kasus DM Tipe 1 tanpa komplikasi secara mandiri!



A. Pengertian DM tipe 1 Diabetes Melitus tipe-1 (DMT1) adalah kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolisme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik. Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan sel β pankreas baik oleh proses autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti. Sekresi insulin yang rendah mengakibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.



B. Diagnosia DM tipe 1 Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi salah satukriteria sebagai berikut: 1. Gejala klasik diabetes atau krisis hiperglikemi dengan kadar plasma glukosa ≥200 mg/dL (11.1 mmol/L) 2. Kadar plasma glukosa puasa ≥126 mg/dL (7.0 mmol/L). Puasa adalah tidak ada asupan kalori selama 8 jam terakhir. 3. Kadar glukosa 2 jam postprandial ≥200 mg/dL 11.1 mmol/L) dengan Uji Toleransi Glukosa Oral. Uji Toleransi Glukosa Oral dilakukan dengan pemberian beban glukosa setara dengan 75g anhydrous glukosa dilarutkan dalam air atau 1.75g/kgBB dengan maksimum 75g. 4. HbA1c



>



6.5%.



Petanda



ini



harus



dilakukan



sesuai



standar



National



Glycohemoglobin Standardization Program (NGSP) pada laboratorium yang tersertifikasi dan terstandar dengan assay Diabetes Control and Complications Trial (DCCT).



C. Penyebab DM tipe 1 Diabetes yang tergantung pada insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas yang disebabkan oleh : 1. Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.



2. Faktor imunologi Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. 3. Faktor lingkungan Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.



D. Faktor Risiko DM ripe 1 Berikut ini faktor-faktor risiko diabetes tipe 1: 1. Memiliki anggota keluarga yang mengidap diabetes tipe 1 2. Terkena infeksi virus 3. Orang berkulit putih dipercaya lebih berisiko mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain 4. Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator) 5. Usia. Meskipun diabetes tipe 1 bisa muncul pada usia berapapun, tapi penyakit ini banyak dialami oleh anak-anak berumur 4–7 tahun dan 10–14 tahun.



E. Komplikasi DM tipe 1 Diabetes tipe 1 dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berbahaya, antara lain: 1. Hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah yang terlalu rendah. Komplikasi ini dipicu oleh suntik insulin yang terlalu banyak. Selain itu, hipoglikemia juga dapat disebabkan oleh kurangnya asupan karbohidrat atau olahraga yang terlalu berlebihan. 2. Hiperglikemia. Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula yang terlalu tinggi. Kondisi ini dapat terjadi akibat porsi makan yang terlalu banyak atau kurangnya dosis insulin. Hiperglikemia yang dibiarkan tidak tertangani bisa memicu komplikasi serius ketoasidosis diabetik, suatu kondisi di mana tubuh bukan mengolah karbohidrat, melainkan lemak sebagai sumber energi utama. 3. Penyakit jantung dan pembuluh darah. Diabetes tipe 1 yang tidak tertangani dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, serangan jantung di usia muda,



tekanan darah tinggi, dan stroke. 4. Kerusakan saraf (neuropati). Diabetes dapat merusak dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang memberi nutrisi pada saraf, terutama pada saraf di kaki. Kondisi tersebut akan memicu rasa nyeri, sensasi terbakar, atau mati rasa di ujung jari kaki. Kerusakan saraf juga dapat terjadi di saluran pencernaan, dan menyebabkan penderita mengalami mual, muntah, diare atau malah sembelit. 5. Penderita yang mengalami kerusakan saraf disarankan untuk memeriksa kondisi kakinya tiap hari. Segera ke dokter bila ada luka yang melepuh atau tidak kunjung sembuh. Luka yang tidak tertangani akan memicu infeksi serius, sehingga perlu dilakukan tindakan amputasi. 6. Kerusakan ginjal (nefropati). Kadar gula tinggi dapat merusak sistem penyaringan pada ginjal. Bila kerusakan cukup parah, penderita dapat mengalami gagal ginjal, atau bahkan perlu menjalani cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal. 7. Kerusakan mata. Diabetes dapat meningkatkan risiko katarak dan glaukoma. Di samping itu, penyakit ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah retina (retinopati diabetik) yang bisa memicu kebutaan. 8. Komplikasi kehamilan. Gula darah tinggi meningkatkan risiko komplikasi berbahaya pada ibu hamil, seperti ketoasidosis diabetik, retinopati diabetik, dan preeklamsia. Janin yang dikandung juga berisiko mengalami keguguran atau kelainan saat lahir. 9. Disfungsi seksual. Pada pria penderita diabetes, terutama yang merokok, kerusakan saraf dan pembuluh darah dapat memicu disfungsi ereksi. Sedangkan pada penderita diabetes wanita, disfungsi seksual yang terjadi dapat meliputi vagina kering, sulit meraih orgasme, atau nyeri saat berhubungan intim.



F. Penatalaksanaan DM tipe 1 Pada penanganan DM tipe 1, pasien dapt dilakukan rawat jalan namun biasanya pasien akan mendapat terapi insulin, edukasi mengenain aktivitas fisik, manajemen makan dengan 3J dan di anjurkan mengontrol kadar gula darah.