Tugas Makalah Kenyang Dan Lapar (New) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH MEKANISME KENYANG DAN LAPAR Dosen pengampu : Ns.Happy Indri Hapsari,M.Kep.



DISUSUN OLEH : Kelompok 7 (S16A) 1. IIN SEKARSARI (S16027) 2. RIKA NILAMSARI (S16051) 3. YUDHISTIRA ADI PRATAMA(S16063)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016?2017



1



Kata Pengantar Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.Makalah ini membahas mekanisme kenyang dan lapar Dalam penyusunan makalah ini,penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan berbagai bantuan dari pihak tantangan itu bisa teratasi.Oleh karena itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnakan makalah. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.



Surakarta, Desember 2016



Penyusun,



1



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ............................................................................................ Daftar Isi ..................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN A. Fisiologi Lapar ............................................................................. 2 B. Proses Kenyang dan Lapar ........................................................... 5 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 8 Daftar Pustaka



2



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Selama mengonsumsi makanan, manusia memasukkan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein, yang kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini digunakan dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi bagi tubh. Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi kebutuhan energi tubuh dibawa ke depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan. Selama periode dari permulaan absorpsi sampai absorpsi selesai, kita berada dalam keadaan kenyang atau keadaan absorptif. Neurotransmitter dan hormon memegang peranan penting. Substansi biokimia tersebutlah yang menentukan apakah selera makan akan dihambat (kenyang) atau dicetuskan (lapar). Untuk itu, dikenal pengkategorian Substansi orexigenic yaitu substansi yang mencetuskan rasa lapar dan Substansi anorexigenic yang menghambat selera makan (dengan kata lain, kenyang). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses terjadinya lapar? 2. Bagaimana proses terjadinya kenyang? C. Tujuan 1. Memahami dan menjelaskan terjadinya lapar. 2. Mengetahui dan memahami proses terjadinya kenyang.



BAB II PEMBAHASAN 1



A. Fisiologi Lapar 1. Pusat Saraf yang Mengatur Asupan Makanan. a. Nukleus lateral hipotalamus, berfungsi sebagai pusat makan b. Nukleus ventromedial hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang c. Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata 2. Faktor-faktor yang Mengatur Jumlah Asupan Makanan. Pengaturan jumlah asupan makanan dapat dibagi menjadi: a. Pengaturan jangka pendek, terutama mencegah perilaku makan yang berlebihan di setiap waktu makan 1) Pengisian saluran cerna menghambat perilaku makan. Bila saluran cerna teregang, terutama lambung dan duodenum, sinyal inhibisi yang teregang akan dihantarkan terutama melalui nervus vagusn untuk menekan pusat makan,sehingga nafsu makan berkurang. 2) Faktor



hormonal



saluran



cerna



menghambat



perilaku



makan Kolesistokinin terutama dilepaskan sebagai respon terhadap lemak yang masuk ke duodenum dan memiliki efek langsung ke pusat makan untuk mengurangi perilaku makan lebih lanjut. Selain itu,adanya makanan dalam usus akan merangsang usus tersebut mensekresikan peptide mirip glucagon, yang selanjutnya akan meningkatkan sekresi insulin terkait glukosa dan sekresi dari pankreas, yang keduanya cendrung untuk menekan nafsu makan. 3) Gbhrelin, suatu hormon gastrointestinal meningkatkan perilaku makan. Kadar Ghrelin meningkat disaat puasa, meningkat sesaat sebelum makan, dan menurun drastic setelah makan yang mengisyaratkan bahwa hormone ini mungkin berperan untuk meningkatkan nafsu makan 4) Reseptor mulut mengukur jumlah asupan makanan Berkaitan dengan perilaku makan, seperti mengunyah, salivasi, menelan, dan mengecap yang akan “mengukur” jumlah makanan



2



yang masuk, dan ketika sejumlah makan telah masuk, maka pusat makan dihipotalamus akan dihambat. b. Pengaturan



jangka



panjang,



yang



terutama



berperan



untuk



mempertahankan energy yang disimpan di tubuh dalam jumlah normal. 1) Efek kadar glukosa, as.amino, dan lipid dalam darah terhadap rasa lapar dan perilaku makan. 2) Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik. 3) Peningkatan kadar glukosa darah akan meningkatkan kecepatan bangkitan neuron glukoreseptor di pusat kenyangdi nucleus ventro medial dan paraventrikulat hipotalamus. 4) Peningkatan kadar gula juga secara bersamaan menurunkan bangkitan neuron glukosensitif di pusat lapar hipotalamus lateral. 5) Pengaturan suhu dan asupan makan 6) Saat udara dingin, kecendrungan untuk makan akan meningkat. 7) Sinyal umpan balik dari jaringan adipose mengatur asupan makanan. Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan menimbulkan rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi yang ditentukan oleh berbagai faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di nucleus ventromedial di hipotalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan, sehingga kita akan berhenti makan. Beberapa faktor yang mempengaruhi rasa lapar pada manusia adalah: a. Hipotesis Lipostatik Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur persentase lemak dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut rendah, maka akan membuat hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan makan. 4



b. Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan merangsang munculnya satu atau lebih peptida, contohnya kolesitokinin. Kolesitokinin berperan dalam menyerap nutrisi makanan. Apabila jumlah kolesitokinin dalam GI rendah, maka hipotalamus akan menstimulasi kita untuk memulai pemasukan makanan ke dalam tubuh. c. Hipotesis Glukostatik Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah. Makanan yang kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya glukosa)akan dibawa oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah kekurangan glukosa,maka tubuh kita akan memerintahkan otak untuk memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan pengeluaran asam lambung. d. Hipotesis Termostatik Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka hipotalamus akan meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang dikemukakan olehBrobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik lagi, rasa lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita cenderung lebih banyak makan di waktu musim hujan/dingin. e. Neurotransmitter Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap nafsu makan. Misalnya saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan membuat kita mengkonsumsi karbohidrat. Apabila adanya dopamine dan serotonine, maka kita tidak mengkonsumsi karbohidrat. f. Kontraksi di Duodenum dan Lambung Kontraksi yaitu kontraksi yang terjadi bila lambung telah kosong selama beberapa jam atau lebih. Kontraksi ini merupakan kontraksi peristaltik yang ritmis di dalam korpus lambung. Ketika kontraksi sangat kuat, kontraksi ini bersatu menimbulkan kontraksi tetanik yang kontinius selama 2-3 menit. Kontraksi juga dapat sangat ditingkatkan oleh kadar gula darah yang rendah. Bila kontraksi lapar terjadi tubuh akan mengalami sensasi nyeri di bagian bawah lambung yang disebut hunger pangs (rasa nyeri mendadak waktu lapar. Hunger pans biasanya tidak terjadi sampai 12 hingga 24 jam sesudah makan



5



yang terakhir. Pada kelaparan, hunger pangs mencapai intesitas terbesar dalam waktu 3-4 hari dan kemudian melemah secara bertahap pada hari-hari berikutnya. g. Psikososial Rasa lapar tidak dapat sepenuhnya hanya dijelaskan melalui komponen biologis. Sebagai manusia, kita tidak dapat mengesampingkan bagian prikologis kita, komponen belajar dan kognitif (pengetahuan) dari lapar. Tak seperti makhluk lainnya, manusia menggunakan jam dalam rutinitas kesehariannya, termasuk saat tidur dan makan. Penanda waktu ini juga memicu rasa lapar. Kebiasaan juga mempengaruhi rasa lapar. Seperti orang normal yang biasa makan 3 kali sehari bila kehilangan 1 waktu makan, akan merasa lapar pada waktunya makan walaupun sudah cukup cadangan zat gizi dalam jaringanjaringannya. Saat berenang, tubuh akan menggunakan energy sebesar 500 kalori per jamnya. Semakin lama berenang makan jumlah energy yang terpakai pun semakin besar. Hal ini akan menurunkan kadar gula didalam tubuh. Penurunan kadar gula dalam darah akan menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu perilaku yang disebut teori glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan, teori lipostatik dan teori aminostatik.



B. Proses Terjadinya Kenyang Sebenarnya pembicaraan kita tentang rasa lapar tidak akan lengkap tanpa membicarakan rasa kenyang karena keduanya sangat berhubungan erat dalam mengatur inisiasi (pemulaian) dan pengakhiran suatu proses makan. Namun secara umum bisa dikatakan bahwa pengaturan rasa kenyang secara fisiologis sedikit lebih sederhana dibanding pengaturan rasa lapar. Secara singkat bisa dikatakan bahwa rasa kenyang disebabkan setidaknya oleh interaksi antara efek mekanistis makanan dalam lambung (berupa distensi atau penggembungan lambung oleh makanan) dengan efek kimia dari makanan berupa pelepasan hormon-hormon tertentu seperti Kolesistokinin dari usus



6



halus. Pernahkah anda merasa sangat lapar dan kemudian minum air putih segelas, dan tiba-tiba anda merasa kenyang? Itu contoh sederhana bagaimana efek distensi tadi bisa menyebabkan rasa kenyang. Namun apakah kenyang karena minum air tersebut sama rasanya dengan kenyang karena makan sepiring nasi dan lauknya? Bagaimana kepuasan yang tercapai oleh dua jenis konsumsi yang berbeda di atas jika dibandingkan? Benar, tentu berbeda. Orang akan lebih merasa terpuaskan dengan kenyang karena sepiring nasi dan lauk dibanding kenyang karena segelas air putih. Disitulah letak unsur atau aksi kimiawi zat makanan dalam menginduksi rasa kenyang tadi. Telah diketahui bahwa berbagai zat gizi yang terdapat dalam makanan seperti lemak, protein, karbohidrat bisa merangsang produksi hormon yang menghantarkan signal rasa kenyang seperti Kolesistokinin ke otak untuk diproses. Air putih yang tidak memiliki kandungan zat gizi tersebut tidak mampu menimbulkan rasa kenyang yang memuaskan karena tidak adanya penghantaran signal kenyang tersebut ke otak. Itulah yang membedakan sensasi kenyang yang berbeda tersebut. Manipulasi rasa kenyang karena distensi lambung kadang digunakan untuk terapi kegemukan yang berlebihan. Kadang lambung dioperasi menjadi lebih kecil agar cepat mencapai rasa kenyang ketika makan, kadang pula balon dipasang di dalam lambung untuk mengurangi tempat yang bisa terisi makanan namun tetap menimbulkan rasa kenyang. Kedua metode makanis tersebut ternyata terbukti bisa menurunkan berat badan dan memperbaiki kondisi metabolisme pasien kegemukan. Pasien menjadi cepat merasa kenyang dan menyebabkan jumlah energi yang dikonsumsi jauh berkurang.



7



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus bed pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan menimbulkan rasa lapar pada manusia. Rasa kenyang disebabkan setidaknya oleh interaksi antara efek mekanistis makanan dalam lambung (berupa distensi atau penggembungan lambung oleh makanan) dengan efek kimia dari makanan berupa pelepasan hormon-hormon tertentu seperti Kolesistokinin dari usus halus.



8



DAFTAR PUSTAKA



Brunner



&



Suddarth. 2002. Keperawatan



Medikal



Bedah Vol



3. Penerbit



Kedokteran EGC: Jakarta.



Harnawatia. 2010. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal. Terdapat



pada: http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/14/konsep-dasar-



pemenuhan-kebutuhan-eliminasi-fecal/