Tugas Makalah Maharah Kitabah Imron Rosidi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBELAJARAN MAHARAH KITABAH DI SEMUA JENJANG PENDIDIKAN (Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Implementasi Kemahiran Bahasa Arab) Dosen Pengampu: Dr. H. Agus Tricahyo, M.A



Oleh: Imron Rosidi (504200002)



PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA ARAB INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, puji syukur atas limpahan rahmat dan kemudahan yang Allah berikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Agung Rasulullah Muhammad saw., yang telah membawa cahaya, yakni agama Islam, sehingga manusia terbebas dari zaman jahiliyah dan kita berharap semoga menjadi umat beliau yang mendapat syafaatnya. Selanjutnya, makalah yang berjudul “Pembelajaran Maharah Kitabah Di Semua Jenjang Pendidikan” kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Implementasi Kemahiran Bahasa Arab pada Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Arab IAIN Ponorogo yang diampu oleh Dr. H. Agus Tricahyo, MA. Kami berharap dengan disusunya makalah ini mampu memberikan kemanfaatan dan pemahaman kepada para pembaca sebagai dasar pemahaman konsep kemahiran kitabah dalam pembelajaran Bahasa Arab. Kami sampaikan terimakasih kepada semua yang telah membantu penyusunan makalah ini. Semoga diberikah oleh Allah swt. kemudahan dan keridhaan-Nya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Madiun, 28 September 2020 Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................................ii BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................................1 A.



Latar Belakang.......................................................................................................1



B.



Rumusan Masalah..................................................................................................3



C.



Tujuan Pembahasan................................................................................................3



BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................4 A.



Konsep maharah kitabah........................................................................................4



B.



Kompetensi maharah kitabah di semua jenjang pendidikan...................................5



C.



Pembelajaran maharah qira’ah di semua jenjang pendidikan.................................7



BAB III : PENUTUP......................................................................................................13 A.



Kesimpulan..........................................................................................................13



DAFTAR PUSTAKA



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sampai saat ini, masih banyak tantangan yang dihadapi pembelajaran bahasa Arab, utamanya di madrasah. Adapun tantangan tersebut ada yang bersifat internal maupun eksternal, sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut1: Tantangan internal



Tantangan eksternal



1. Pembelajaran Bahasa Arab di madrasah



1. Bahasa Arab mengalami perubahan yang



masih cenderung strukturalistik, kurang fungsional dan kurang komunikatif. Perlu dikembangkan pembelajaran Bahasa Arab yang tidak berhenti pada kaidah Bahasa Arab akan tetapi juga pada keterampilan berbahasa Arab. 2. Bahasa Arab memiliki peran yang penting sebagai alat memahami ajaranajaran agama Islam dari sumber otentiknya berbahasa Arab yang merujuk kepada alQuran dan Hadis. 3. Penguasaan Bahasa Arab yang kurang, di samping menimbulkan kesalahpemahaman terhadap kitab suci, juga menurunkan minat mempelajari agama Islam dari sumber otentiknya seiring dengan kemudahan mengakses konten agama Islam secara instan melalui internet, media sosial dan kemajuan dunia teknologi informasi lainnya.



cepat dan cenderung beragam, sehingga kecenderungan Bahasa Arab dengan pola fushha (baku) sudah bergeser dengan pola amiyah (bahasa pasaran). 2. Penutur Bahasa Arab lambat laun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Lebih dari 60 negara dan 350 juta orang menggunakan Bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Bahasa Arab tidak saja dijadikan sebagai bahasa "studi agama" akan tetapi juga dipakai sebagai bahasa ekonomi, pariwisata, politik dan keamanan global. 3. Kemajuan teknologi informasi dalam menyediakan konten agama Islam secara instan menimbulkan kecenderungan rendahnya minat generasi muda menggali ilmu agama Islam dari sumber otentik yang pada umumnya berbahasa Arab.



Karena itu, pembelajaran Bahasa Arab harus mampu membekali kompetensi literasi peserta didik. Secara konten dan penyajiannya dituntut bagaimana pembelajaran bahasa Arab disajikan dalam sistem yang komunikatif, ekspresif, fungsional, inspiratif, dan menantang, sehingga bahasa Arab dipersepsikan sebagai bahasa yang mudah dan menyenangkan namun tidak terlepas dari konteks budaya ke-Indonesiaan. Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 Tentang PAI Dan Bahasa Arab Pada Madrasah, (Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019). 1



1



Bahasa Arab memiliki dua fungsi, pertama sebagai alat komunikasi dan kedua sebagai sarana mempelajari ajaran agama Islam yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadis serta kitab-kitab lainnya. Menurut pandangan ini pembelajaran Bahasa Arab diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap Bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan itu sangat penting dalam membantu peserta didik untuk memahami ajaran Islam dari sumber aslinya yaitu Al-Qur'an dan Hadis, melalui kitab-kitab klasik berbahasa Arab yang otentik. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat memahami Agama Islam secara tepat, benar dan mendalam serta mampu mengomunikasikan pemahaman tersebut dengan Bahasa Arab secara lisan maupun tulis. Aktivitas menulis merupakan salah satu bentuk kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling sulit di kuasai siswa dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain. Seperti halnya kemampuan berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan bahasa yang bersifat aktif dan produktif. Menulis memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang dibutuhkan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas, penggunaan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaedah tulis menulis secara baik. Kemampuan ini diperoleh lewat jalan yang panjang. Sebelum sampai pada tingkat kemampuan menulis, siswa harus mulai dari permulaan yaitu pengenalan dan penulisan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan, akan menjadi dasar pengembangan kemampuan menulis selanjutnya. Bahasa tulis dapat mengungkapkan banyak hal dengan cara leluasa tetapi penuh dengan berbagai keterkaitan seperti teknis penulisan, kaidah bahasa, kelogisan, koherensi, isi, ejaan dan diksi. Dengan demikian keterampilan menulis adalah keterampilan berbahasa yang kompleks karena tidak hanya



2



menyangkut penyusunan gramatikal atau retorikal, tetapi juga menyangkut penguasaan elemen-elemen konseptual dan penilaian. Untuk itu dalam makalah ini kita akan membahas tentang bagaimana cara pembelajaran maharah kitabah yang baik untuk semua jenjang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar



belakang yang



dikemukakan



diatas,



maka



penyusunan makalah ini dibatasi pada permasalahan : 1. Apa konsep pembelajaran maharah kitabah itu? 2. Bagaimana pembelajaran maharaj kitabah di semua jenjang? C. Tujuan Pembahasan Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui konsep pembelajaran maharah kitabah. 2. Untuk mengetahui pembelajaran maharah kitabah di semua jenjang.



3



BAB II PEMBAHASAN



A. Konsep maharah kitabah Menulis merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan tanpa didukung oleh tekanan suara, nada, mimic, gerak-gerik, dan tanpa situasi seperti yang terjadi pada kegiatan komunikasi lisan. Dengan demikian, penulis harus pandai memanfaatkan kata-kata, ungkapan, kalimat, serta menggunakan fungtuasi



untuk



menyampaikan,



menginformasikan,



melukiskan



dan



menyarankan sesuatu kepada orang lain.2 Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditunjukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya ada tiga komponen yang tergabung dalam aktivitas menulis tersebut, yaitu:3 1.



Penguasaan bahasa tulis, meliputi kosa kata, struktur, kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik dan sebagainya.



2.



Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis.



3.



Penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, buku dan sebagainya.



Keterampilan menulis (maharah al-kitabah/ writing skill) adalah kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang.4 Aspek-aspek dalam maharah al-kitabah menurut ‘Ulyan adalah al-qawaid (nahwu dan sharf), imla’ dan khat. Adapun unsur-unsur dalam kitabah adalah Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Pustaka Cendekia Utama, 2011), hal.144-145. 3 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 181. 4 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 51. 2



4



al-kalimah (satuan kata yang terkecil dari satuan kalimat atau unsur dasar pembentukan kalimat), al-jumlah (kumpulan kata yang dapat membentuk pemahaman makna atau satu kata yang disandarkan dengan kata yang lain), al-faqrah (paragraf) dan uslūb.5 B. Kompetensi maharah kitabah di semua jenjang pendidikan Abdul Hamid mengemukakan bahwa kemahiran menulis mempunyai tiga aspek:6 1. Kemahiran membentuk huruf dan penguasaan ejaan; 2. Kemahiran memperbaiki khath; 3. Kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dengan tulisan. Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa terletak pada aspek ketiga. Dalam kenyataan kita lihat, banyak orang yang dapat menulis Arab dengan amat baik, tetapi tidak faham makna kalimat yang ditulisnya, apalagi melahirkan maksud dan pikirannya sendiri dengan bahasa Arab. Sebaliknya tidak sedikit sarjana bahasa Arab yang tulisannya seperti ‘cakar ayam’.7 Dalam menulis bahasa Arab, ada dua aspek kemampuan yang harus dikembangkan, yaitu kemampuan teknis dan kemampuan ibdāi (produksi). Yang dimaksud dengan kemampuan teknis adalah kemampuan untuk menulis bahasa Arab dengan benar, yang meliputi kebenaran imlā’ (tulisan), qawāid (susunan), dan penggunaan ‘alāmat al-tarqīm (tanda baca). Adapun tujuan pengajaran menulis bahasa Arab memungkinkan siswa belajar menurut Mahmud Kamil An-Naqah adalah:8 1. Menulis huruf Arab dan memahami hubungan antara bentuk huruf dan suara. Ahmad Fuad Mahmud ‘Ulyan, al-Maharah al-Lughawiyah, Mahiyatuha wa Turuqu Tadrisuha, (Riyadh: Darul Muslim, 1992), hal. 190. 6 M. Abdul Hamid, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal. 49. 7 Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2012), hal. 181 8 Mahmud Kamil an-Naqah, Ta’lim Lughah al-Arabiyah Lin-Naatiqin bilughatin Ukhra, (Mekkah: Jamiah Ummul Qura, 1985). hal.235. 5



5



2. Menulis kalimat Arab dengan huruf terpisah dan huruf bersambung dengan perbedaan bentuk huruf baik diawal, tengah ataupun akhir. 3. Penguasaan cara penulisan bahasa Arab dengan jelas dan benar. 4. Penguasaan



menulis



salinan



kaligrafi



atau



tambalan-tambalan



keduanya lebih mudah dipelajari. 5. Penguasaan/mampu menulis dari kanan ke kiri. 6. Mengetahui tanda baca dan petunjuknya dan cara penggunaannya. 7. Mengetahui prinsip imla’ dan mengenal apa yang terdapat dalam bahasa Arab. 8. Menterjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat dengan menggunakan tata bahasa Arab yang sesuai dengan kata. 9. Menterjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat yang benar dengan menggunakan kata yang benar dalam konteks mengubah bentuk kata atau mengubah kontruksi makna (mufrad, mutsanna jama’, mudzakar, muannast, idhafat,dsb) 10. Menterjemahkan ide-ide tertulis dengan menggunakan tata bahasa yang sesuai. 11. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai untuk judul atau ide yang dinyatakan. 12. Kecepatan menulis mencerminkan dirinya dalam berbahasa yang benar,tepat, jelas dan ekspresif. Adapun tujuan dari pembelajaran menulis menurut Hasan Syahatah adalah sebagai berikut:9 1. Agar siswa terbiasa menulis bahasa Arab dengan benar. 2. Agar siswa mampu mendeskripsikan sesuatu yang dia lihat atau dia alami dengan cermat dan benar. 3. Agar siswa mampu mendeskripsikan sesuatu dengan cepat. 4. Melatih siswa untuk mengekspresikan ide dan pikirannya dengan bebas. Hasan Syahatah, Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah Baina an-Nazhariyyah wa al-Tathbiq, (al-Qahirah: alDar al-Mashriyah al-Lubnaniyah, 2002), hal. 242. 9



6



Melatih siswa terbiasa memilih kosa kata dan kalimat yang sesuai dengan konteks kehidupan. 5. Agar siswa terbiasa berfikir dan mengekspresikannya dalam tulisan dengan tepat. 6. Melatih siswa mengekspresikan ide, pikiran, gagasan dan perasaannya dalam ungkapan bahasa Arab yang benar, jelas, berkesan dan imajinatif. 7. Agar siswa cermat dalam menulis teks Arab dalam berbagai kondisi. 8. Agar pikiran siswa semakin luas dan mendalam serta terbiasa berpikir logis dan sistematis. Kemudian terdapat tujuan pembelajaran keterampilan menulis berdasarkan tingkatannya. 1. Tingkat pemula a. Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana b. Menulis satuan bahasa yang sederhana c. Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana d. Menulis paragraf pendek 2. Tingkat menengah a. Menulis pernyataan dan pertanyaan b. Menulis paragraf c. Menulis surat d. Menulis karangan pendek e. Menulis laporan 3. Tingkat lanjut a. Menulis paragraph b. Menulis surat c. Menulis berbagai jenis karangan C. Pembelajaran maharah qira’ah di semua jenjang pendidikan Dalam proses pembelajaran maharah kitabah terdapat beberapa petunjuk umum, yaitu sebagai berikut: 7



1. Memperjelas materi yang dipelajari siswa, maksudnya tidak menyuruh siswa menulis sebelum siswa mendengarkannya dengan baik, mampu membedakan pengucapannya dan telah kenal bacaannya. 2. Memberitahukan tujuan pembelajarannya pada siswa. 3. Mulai mengajarkan menulis dengan waktu yang cukup. 4. Asas bertahap, dari yang sederhana berlanjut ke yang sulit, contoh pelajaran dimulai dengan: a. Menyalin huruf b. Menyalin kata c. Menulis kalimat sederhana d. Menulis sebagian kalimat yang ada dalam teks atau percakapan e. Menulis jawaban atas pertanyaan – pertanyaan f. Imla’ g. Mengarang terarah (misalnya dengan gambar) h. Mengarang bebas 5. Kebebasan menulis 6. Pembelajaran khath Berikut pembelajaran maharah kitabah untuk masing-masing jenjang. 1. Ibtida’ Pada tingkat Ibtidaiyah pembelajaran maharah kitabah dapat direalisasikan melalui mengarang terbimbing (Insya’ Muwajjah) kemudian diadakan bimbingan secara bertahap hingga akhirnya berkembang menjadi mengarang bebas (Insya’ Hurr) . Bentuk mengarang terbimbing yang paling sederhana adalah menyalin yang kemudian berkembang menjadi upaya memodifikasi kalimat. Misalnya mengganti salah satu unsur kalimat yang (tabdil) atau disebut substitusi, takmilah al-jumlah atau menyempurnakan atau melengkapi kalimat yang belum selesai yang disebut komplesi, tahwil al-fi’il atau mengubah fi’il , mengubah kalimat pasif menjadi aktif, mengubah positif menjadi negatif dan lain sebagainya.



8



Setelah



latihan-latihan



tersebut,



dilanjutkan



dengan



tahap



berikutnya, yaitu menyusun atau menulis kalimat dengan cara membuat kalimat yang tepat untuk menggambarkan sebuah lukisan atau peristiwa atau menceritakan serentetan gambar. Tahapan-tahapan perubahan ini pun harus menempuh jalan yang tidak pendek, teknik dan latihan yang harus dilalui berupa: a. Menyingkat bacaan dengan cara menceritakan kembali dalam bentuk tulisan yang menggunakan bahasa siswa sendiri (precis and paraphrase). b. Menceritakan gambar yang dilihat atau pekerjaan sehari-hari (narration). c. Menceritakan perbuatan yang biasa dilakukan siswa, seperti aktifitas dikelas, mengendarai angkutan umum dan lainnya (eksposition) d. Latihan menulis atau mengarang bebas dalam bentuk tulisan tentang masalah yang dikenal oleh siswa. Secara umum, menurut ‘Abdul ‘Alim Ibrahim, pembelajaran maharah kitabah (beliau menyebutnya dengan istilah ta’bīr kitābiy) terbagi ke dalam beberapa bentuk sesuai tingkatannya. Berikut bentuk pembelajaran maharah qira’ah tingkat ibtida’ menurut Abdul ‘Alim Ibrahim10 : Kelompok I (kelas 1 dan 2) Kelompok II (kelas 3 dan 4)



Belum diajarkan - Penggunaan kata-kata dalam kalimat sempurna - Menyempurnakan kalimat rumpang dengan pilihan kata - Menjawab pertanyaan umum atau teks bacaan - Mengurutkan cerita - Menyusun cerita berdasarkan gambar - Mengganti kata pada kalimat - Menulis kalimat dari aktifitas peserta didik - Meringkas cerita pendek Menyusun pertanyaan dari jawaban



Abdul ‘Alim Ibrahim, Al-Muwajjah Al-Fanny Li Mudarrisi Al-Lughah Al-‘Arabiyyah, Mesir, Dār Al-Ma’ārif, 1962. Hal. 154. 10



9



Kelompok III (kelas 5 dan 6)



-



Menjawab pertanyaan dari bacaan Meringkas cerita dari teks tulis atau lisan Mengisi kalimat rumpang Melengkapi cerita Menyusun beberapa baris kalimat tentang satu tema Menyusun cerita menggunakan bantuan beberapa kata atau ungkapan



Berikut ini beberapa strategi lain yang dapat diterapkan pada pembelajaran maharah al-kitabah untuk tingkat ibtida’:11 Strategi Al-Khat, yaitu aktifitas menulis yang melatih siswa agar dapat memiliki kemampuan menulis tulisan indah berbahasa Arab sesuai kaidah khat Al-Imla’, yaitu aktifitas menulis yang melatih siswa dapat menulis teks Arab tanpa harus melihat contoh tulisan sebelumnya. Aktifitas Imla’ ini merupakan gabungan antara keterampilan mendengar (istima’) dengan menulis. Istima’ yang ditirukan secara langsung sebagaimana yang didengar menjadi bagian dalam pembelajaran mendengar (istima’) secara ansich, sedangkan istima’ yang disuruh untuk menulis di buku disamping menjadi bagian dalam pembelajaran mendengar (istima’) juga pembelajaran menulis (kitabah). Al-Ta’bir al-Kitaby al-Musalsal, yaitu aktifitas menulis siswa yang dilakukan dengan menuliskan sebuah cerita bersambung . Aktifitas ini tergolong cukup sulit dan rumit karena seorang siswa harus bisa melanjutkan cerita teman sebelumnya dengan berbahasa Arab secara runtut alur ceritanya



1. 2. 1. 2. 3. 4.



1.



2. 3. 4.



5.



Langkah-langkah Guru memberikan contoh tulisan khat Arab Guru meminta siswa untuk mencontoh tulisan khat Arab tersebut sesuai kaidah khat Guru membacakan teks bacaan atau percakapan dengan berulag-ulang Guru meminta siswa menulis sesuai dengan yang dibacakan guru Setelah selesai, guru menyuruh siswa menukarkan hasil tulisannya dengan siswa yang lainnya Guru mengulangi bacaannya kembali dan meminta salah seorang siswa menuliskan di papan tulis untuk dikoreksi bersama-sama.



Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok Guru memberikan potongan/lipatan kertas zig-zag yang sudah diberi nomor pada setiap potongan/lipatan. Guru meminta salah seorang siswa untuk menuliskan sebuah cerita dalam satu kalimat sempurna Kemudian potongan/lipatan kertas tersebut diserahkan ke teman di sebelah kanannya untuk dibaca dan ditelaah Setelah membaca dengan seksama, tulisan teman sebelumnya diletakkan di sebuah tempat khusus agar tidak terbaca oleh temannya yang berikutnya (siswa ke-3) Kemudian ia menuliskan lanjutan cerita tersebut, setelah selesai ia menyerahkan potongan /lipatan kertas tersebut ke siswa ke3, demikian selanjutnya.



Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI; Metode Aplikasi dan Inofatif Berbasis ICT, (Surabaya:PMN, 2012), hal. 100-103 11



10



Strategi 6.



7. Al-Ta’bir al-Kitaby al-Muwajjah, yaitu aktifitas menulis karangan terbimbing. Karangan terbimbing bisa berupa jawaban dari sebuah pertanyaan dalam teks percakapan maupun satu kata (mufradat) yang akan menjadi kata pertama dalam sebuah karangan



1.



Al-Ta’bir al-Kitaby al-Mushawwar



1.



2. 3. 4.



2. Tarjamah al-Nash, yaitu aktifitas menulis berbahasa Arab dengan menerjemahkan sebuah teks



1.



2. 3. 4.



Langkah-langkah Setelah semua siswa selesai menulis, kemudian guru meminta salah seorang siswa dalam setiap kelompok untuk membacakan kumpulan tulisan cerita bersambung tersebut sesuai dengan urutan nomor yang tertera Guru dan siswa lainnya memperhatikan setiap alur cerita, apakah ceritanya bersambung atau bahkan tidak sama sekali. Guru memberikan judul sebuah karangan yang dilengkapi dengan rangkaian pertanyaan tanpa jawaban Guru meminta setiap siswa untuk menulis karangan dari jawaban pertanyaanpertanyaan tersebut Atau, guru memberikan satu mufradat Kemudian meminta siswa untuk menulis kalimat sempurna yang di dalamnya terdapat mufradat tersebut Guru membagikan gambar-gambar yang sudah diberi nomor urut kepada setiap individu/kelompok siswa Setiap individu/kelompok siswa menulis sebuah cerita sesuai dengan urutan gambargambar yang disediakan Guru memberikan teks tulisan dengan bahasa selain bahasa Arab Guru meminta seluruh siswa untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab Guru meminta siswa membaca hasil terjemahannya Kemudian hasil terjemahan tersebut dibacakan di depan kelas Siswa lainnya diminta untuk mengkritisi dan mengoreksinya sesuai dengan kaidah nahwu, sharf dan asalib lughawiyahnya



2. Mutawassith Sedangkan strategi pembelajaran kitabah pada tingkat menengah (mutawasit) yaitu siswa diajak untuk menulis pernyataan-pernyataan serta membuatnya dalam sebuah paragraf, kemudian dikembangkan lagi menjadi sebuah karangan pendek. a. Menulis pernyataan dan pertanyaan b. Menulis paragraf c. Menulis karangan pendek Adapun menurut Abdul ‘Alim Ibrahim, maharah kitabah tingkat mutawassith (disebut dengan istilah tsanawi), dilaksanakan melalui 11



penyusun satu tema yang sebelumnya dibicarakan dengan beberapa catatan sebagai berikut :12 a. Menulis satu tema dari beberapa tema pilihan b. Menyusun pokok ide/gagasan dengan logika dan gaya bahasa yang baik c. Diarahkan untuk membaca referensi tema terkait dari majalah atau buku dan sumber lainnya sebagai acuan penulisan Disarankan juga engaitkan tema pilihan dengan aktifitas madrasah. 3. Mutaqaddim Strategi pembelajaran kitabah pada tingkat lanjut (mutaqodim) tentunya memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi lagi yaitu di awali dengan membuat paragraf yang diwujudkan dengan membuat berbagai jenis karangan. Selain itu siswa juga diarahkan untuk belajar membuat berbagai jenis surat dan laporan. Pada tahap ini, maharah kitabah bisa mulai dikembangkan melalui menulis kritis dan bermakna. Seperti menulis tema-tema social, ekonomi, politik dan psikologi. Dan juga mulai dikembangkan melalui berbagai aktifitas berbahasa. Seperti penulisan melalui media jurnal dan lain sebagainya.13



12 13



Abdul ‘Alim Ibrahim, Op.Cit. hal. 157. Ibid. 12



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Berdasarkan beberapa paparan terkait kemahiran kitabah dan strategi pembelajarannya, dapat direfleksikan beberapa pernyataan berikut: 1. Keterampilan menulis (maharah al-kitabah/ writing skill) adalah kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang. 2. Kemahiran menulis mempunyai tiga aspek: (1) Kemahiran membentuk huruf dan penguasaan ejaan; (2) Kemahiran memperbaiki khoth; (3) Kemahiran melahirkan fikiran dan perasaan dengan tulisan. 3. Maharah Kitabah dalam bahasa Arab dimulai dari pembelajaran maharah al-kitabah dasar yaitu pengetahuan tentang tata cara menulis, menyambung huruf, menulis kata, menulis kalimat, menulis tanpa lihat teks sampai kepada menuangkan gagasan dan ide dalam sebuah tulisan.



13



DAFTAR PUSTAKA



‘Ulyan, Ahmad Fuad Mahmud, al-Maharah al-Lughawiyah, Mahiyatuha wa Turuqu Tadrisuha, (Riyadh: Darul Muslim, 1992). An-Naqah, Mahmud Kamil, Ta’lim Lughah al-Arabiyah Lin-Naatiqin bilughatin Ukhra, (Mekkah: Jamiah Ummul Qura, 1985). Efendi, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2012). Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyuddin, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Pustaka Cendekia Utama, 2011) Hamid, M. Abdul, dkk, Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2008). Hermawan, Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011) Ibrahim, Abdul ‘Alim, Al-Muwajjah Al-Fanny Li Mudarrisi Al-Lughah Al-‘Arabiyyah, Mesir, Dār Al-Ma’ārif, 1962 Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 Tentang PAI Dan Bahasa Arab Pada Madrasah, (Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019). Musthofa, Syaiful, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Malang: UIN Maliki Press, 2011. Syahatah, Hasan, Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah Baina an-Nazhariyyah wa alTathbiq, (al-Qahirah: alDar al-Mashriyah al-Lubnaniyah, 2002) Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI; Metode Aplikasi dan Inofatif Berbasis ICT, (Surabaya:PMN, 2012)