Tugas Makalah Manajemen Logistik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MANAJEMEN LOGISTIK



Disusun Oleh: MARIA YUVENSIA BETO RURON NRP 21813222



SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI NEGARA MALANG



KATA PENGANTAR



Puji syukur di panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha ESA, karna karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah “Management Logistik” dengan lancar, dan tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang semua materi “Management Logistik”. Tujuan di buatnya makalah ini agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang Management pergudangan atau logistik, yang akan bermanfaat dalam bekerja di perusahaan nantinya. Makalah ini dapat di selesaikan berkat partisipasi, dan juga referensi yang penulis dapat dari internet dan buku, dan bantuan dosen pembimbing mata kuliah ini. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk semua pihak yang ikut terlibat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.



Malang, 29 Mei 2020 Maria Yuvensia Beto Ruron



i



DAFTAR ISI



Kata pengantar .............................................................................................................. i Daftar isi........................................................................................................................ ii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang ..................................................................................................... 1



1.2



Rumusan Masalah ............................................................................................... 2



1.3



Tujuan.................................................................................................................. 2



BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Manajemen Logistik ........................................................................... 3 2.2 Fungsi Manajemen Logistik ................................................................................. 3 2.3 Faktor –Faktor Sistem Logistik ............................................................................ 8 2.4 Unsur – Unsur Sistem Manajemen Logistik ....................................................... 11 2.5 Missi Logistik ..................................................................................................... 14 BAB 3. PENUTUP 3.1



Kesimpulan ........................................................................................................ 17



3.2



Saran ................................................................................................................. 17



DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 18



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Manajemen Logistik merupakan kegiatan mengenai perencanaan dan penentuan



kebutuhan, pengadaan , penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material dan alat-alat spesifiknya, logistic sangat erat hubungannya dengan persediaan barang. Setiap kegiatan atau bidang pasti terdapat unsur logistic. Contoh kecilnya saja untuk sekolah seorang anak membutuhkan tas, sepatu serta alat-alat tulis, ini sudah berhubungan dengan persediaan barang. Dalam organisasi atau kepanitiaanpun ada divisi logistic yang bertugas sebagai penyusunan dan penyedia barang yang dibutuhkan dalam acara. Diperusahaan, Rumah sakit, Yayasan dan Lingkup lainnya juga tidak terlepas dari manajemen logistic. Meski setiap lingkupnya itu memiliki penerapan logistic yang berbeda yang sesuai dengan kebutuhannya. Penerapan fungsi-fungsi logistic sangat terlihat dalam perusahaan bisnis atau perdagangan dan manufaktur. Disini, unit logistic merencanakan penyediaan barang yang harus ada di gudang untuk pengiriman kepada pembeli agar alur pengiriman barang tidak terhambat dan mencari pelanggan baru guna menambah daya jual perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, unit logistic biasanya dibantu beberapa bagian-bagian yaitu sistim analisis, gudang, pembelian, transportasi, dan distribusi. Contohnya penerapan logistic di PT.ASTRA INTERNATIONAL. Perusahaan ini bergerak dibidang otomotif dan manufaktur. Banyak kegiatan logistic yang dilakukan perusahaan ini, seperti pengadaan suku cadang kendaraan bermotor untuk ditawarkan keseluruh bengkel remsi, pengiriman suku cadang dari jepang ke Indonesia yang kemudian disimpan di gudang penyimpanan dan distribusikan ke bengkel resmi, serta pelayanan jasa perawatan kendaraan bermotor. Logistik merupakan suatu proses yang sangat penting, karena dengan pengelolaan yang efektif dan efisien akan menjadi salah satu sumber keunggulan kompotitif yang dapat diciptakan oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang memiliki modal besar tetapi akhirnya bangkrut karena tidak memiliki system logistic yang baik. Sebisa mungkin perusahaan menerapkan system logistic dengan biaya yang minimum untuk menghasilkan produk yang maksimal. Dan tentunya gunakan barang-barang yang sesuai kebutuhan supaya tidak ada yang sia-sia atau terbuang.



1



2



1.2



1.3



Rumusan Masalah 1.



Apa itu managemen logistik ?



2.



Bagaimana fungsi manajemen logistik ?



Tujuan 1. Untuk mengetahui managemen logistic 2. Untuk mengetahu fungsi-fungsi logistik



BAB II PEMBAHASAN



2.1



PENGERTIAN MANAJEMEN LOGISTIK Kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mencapai daya guna (efisiensi)



yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa. Logistik modern dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Ciri-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. (Subagya: 1994), sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif. Dalam sistem administrasi manajemen logistik menyatakan sebagai berikut: Pelaksanaan manajemen yang baik, maka unsur-unsur manajemen diproses melalui fungsi-fungsi manajemen dan fungsi tersebut merupakan pegangan umum untuk dapat terselenggaranya fungsi-fungsi logistik. 2.2



FUNGSI MANAJEMEN LOGISTIK 1.



Fungsi Perencanaan Pengertian umum adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan



langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari: 2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan. Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem



3



4 monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian terhadap devisi-devisi yang terjadi. Suatu rencana harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan pengawas. Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan ( Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi. Perencanaan dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut: a.



Rencana jangka panjang (Long range)



b.



Rencana jangka menengah (Mid range)



c.



Rencana jangka pendek (Short range)



Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha penentuan skala perioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:



2.



a.



Rencana Pembelian



b.



Rencana Rehabilitasi



c.



Rencana Dislokasi



d.



Rencana Sewa



e.



Rencana Pembuatan.



Fungsi Penganggaran Penganggaran



(budgetting),



adalah



semua



kegiatan



dan



usaha



untuk



merumuskan perincian penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari). Dalam fungsi penganggaran, semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable. Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.



5 Pengaturan keuangan yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan. Dalam menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain adalah a.



Peraturan–peraturan terkait



b.



Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan tehnologi



c.



Hal-hal yang berhubungan dengan anggaran



d.



Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistic.



Sumber anggaran di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta. Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal dari Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga (Mustikasari). Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 % – 50 % dalam bentuk obat-obatan dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.



3.



Fungsi Pengadaan Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi



kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya: 1994). Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah disetujui sebelumnya. Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi. Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah. a.



Pembelian



b.



Penyewaan



c.



Peminjaman



d.



Pemberian ( hibah )



e.



Penukaran



f.



Pembuatan



g.



Perbaikan



6 Proses pengadan peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:



4.



a.



Perencanaan dan penentuan kebutuhan



b.



Penyususnan dokumen tender



c.



Pengiklanan/penyampaian uandangan lelang



d.



Pemasukan dan pembukuan penawaran



e.



Evaluasi penawaran



f.



Pengusulan dan penentuan pemenang



g.



Masa sanggah



h.



Penunjukan pemenang



i.



Pengaturan kontrak



j.



Pelaksanaan kontrak



Fungsi Penyimpanan Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan



barang persediaan di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri. Faktor – faktor yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah: a. Pemilihan lokasi b. Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan yang disimpan) c. Pengaturan ruang



5.



Fungsi Penyaluran (Distribusi) Penyaluran atau distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola



pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya (Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi penyaluran barang antara lain: a.



Proses Administrasi



b.



Proses penyampaian berita (data-data informasi)



c.



Proses pengeluaran fisik barang



d.



Proses angkutan



e.



Proses pembongkaran dan pemuatan



f.



Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan



7 6.



Fungsi Penghapusan Penghapusan



adalah



kgiatan



atau



usaha



pembebasan



barang



dari



pertanggungjawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Alasan penghapusan barang antaralain: a.



Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan



b.



Tehnis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi.



c.



Surplus dan ekses



d.



Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus



e.



Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara



Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain: a)



Aspek yuridis, administrasi dan prosedur Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.



b)



Aspek rencana pelaksana tehnis Evaluasi, rencana pemisahan dan pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim dilakukan antaralain: 1.



Pemanfaatan langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponenkomponen yang masih dapat digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.



2.



Pemanfaatan kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi barang lain



3.



Pemindahan:Mutasi kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung



4.



Hibah: Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar instansi (Pemerintah)



5.



Penjualan/Pelelangan: Dijual baik di bawah tangan atau dilelang



6.



Pemusnahan: Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan



8 7.



Fungsi Pengendalian Pengendalian



adalah



sistem



pengawasan



dari



hasil



laporan,



penilaian,



pemantauan dan pemeriksaan terhadap langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung. Bentuk kegiatan pengendalian antara lain: a.



Merumuskan tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan prosedur lain



b.



Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana



c.



Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka pencapaian tujuan



d.



Melakukan supervise



Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:



2.3



a.



Struktur organisasi yang baik



b.



Sistem informasi yang memadai



c.



Klasifikasi yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi



d.



Pendidikan dan pelatihan



e.



Anggaran yang cukup memadai



f.



Siklus Logistik



FAKTOR –FAKTOR SISTEM LOGISTIK 1. Quality b. Menurut Farrel adalah suatu susunan partikel –partikel atau zat-zat yang terkandung dalam suatu barang dan dapat diukur c. Menurut Zens adalah suatu ungkapan / penjelasan dari kandungan-kandungan kondisi-kondisi yang dapat diukur ataupun ciri-ciri dari suatu produk atau proses yang dinyatakan dalam tingkat, klas ataupun spesifikasi d. Menurut Gitosudarmo (2000) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam sistem logistic terpadu oleh organisasi perusahan.  Pengumpulan yang dimaksud adaaah kegiatan pengumpulan sejumlah barang dari sebagian barang yang ditunjuk guna penjualan akhir pada konsumen. Sejumlah barang ini merupakan kumpulan barang yang tersendiri dari sejumlah barng yang ada.  Penyimpanan yang dimaksud adalah kegiatan yang berkosentrasi pada penyimpanan barang. Fungsi penyimpanan ini biasanya disebar diantara perusahaan di dalam kelompoknya. Setiap perusahaan akan bersedia



9 menanggung jumlah penyimpanan minimum yang perlu untuk menunjang kegiatan transaksinya.  Transfer adalah suatu mekanisme transformasi dari suatu atau beberapa macam barang yang harus diubah bentuknya secara fisik guna menunjang transaksi.  Penyebaran adalah kegiatan penempatan produk yang disesuaikan dengan jenis klasifikasi pada tempat tertentu yang tepat, waktu yang tepat. Penyebaran ini biasanya merupakan tahap akhir dari kegiatan logistik dan juga berkaitan dengan pelayanan terhadap pengguna produk akhir.  Pembiayaan adalah anggaran keuangan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan guna melaksanakan kegiatan logistik. Pembiayaan yang disiapkan harus merupakan biaya yang benar-benar bisa digunakan dalam kegiatan logistik. Biaya logistik diusahakan seefisien mungkin sehingga perusahaan akan bisa mendapat kepemimpinan biaya logistik.  Komunikasi adalah penyampaian ide, konsep, gagasan, informasi ke arah hasil akhir yang diharapkan. Komunikasi juga digunakan di antara saluran transaksi dengan saluran logistik dalam hal serupa, kuantitas, lokasi dan waktu. Komunikasi terus berlangsung selama produk, barang ditransfer, disesuaikan dan disimpan dalam menghadapi perubahan transaksi di masa mendatang jadi faktor-faktor logistik adalah kegiatan yang mempengaruhi sistem logistik. Sangat penting bagi perusahaan untuk mengawasi setiap faktor logistik agar kegiatan logistik bisa berjalan dengan baik. 2.



Cara mendapatkan Quality yang diinginkan : a.



Purchase by brandname (membeli atas dasar merk)



b.



Purchase by samples (membeli melalui contoh)



c.



Purchase by specification spesifications dibagi 2 : a)



Dimensional



and



material



spesifications



:



spesifikasi



tentang



barang/bahan yang sudah kita beli, ex: ukuran, warna, bentuk. b)



Performance spesifications : spesifikasi bahan dan fungsi kegunaannya.



d.



Approved List



e.



Blue Print (High Technology)



3. Aspek-aspek yang diuji dalam Quality a.



Physical Analysis



: analisa kekuatan suatu barang



b.



Chemical Analysis : analisis kimia / efek samping



c.



Multidimensional Analysis : meliputi semua aspek



10 4. Penanggung jawab dalam Quality : a.



Penetapan Quality barang : bagian umum (tergantung struktur organisasi)



b.



Pemeriksaan quality barang : bagian perlengkapan/logistik



5. Metode Inspeksi a. Certified Quality Control : penjual bersertifikat b. Statistical Quality Control : pengontrolan dengan sampel secara acak c. Zero Deffect Quality Control : tidak boleh ada kesalahan dalam produk/barang d. Pertimbangan dalam Quality e. Availability : bahwa mutu bahan/barang yang ditetapkan harus tersedia di pasaran f.



Suitability : Kesesuaian antara bahan yang dibeli dengan fungsi atau kegunaannya



g. Cost consideration : pertimbangan biaya 6. Istilah Quantity mengandung makna yaitu :  Jumlah yang dibeli  Jumlah yang ada dalam gudang a.



Safety stock (persediaan penyelamat/persediaan minimum/persediaan bersih) rumusnya : SS = lead time x daily used leadtime : waktu datangnya barang sampai masuk gudang daily used : penggunaan sehari-hari



b. Re-order point (ROP):tingkat persediaan pada saat memesan kembali ROP = 2 x safety stock 



Economic Order Quantity (EOQ): adalah jumlah pesanan yang paling ekonomis dilihat dari sisi cost/biaya rumusnya :



Keterangan : D: demand/permintaan dlm 1 thn K: Order cost/biaya pesanan Kc: carrying cost/biaya pemeliharaan 



Contoh EOQ demand 3000 unit, biaya pemeliharaan $3/unit, biaya pemesanan $5/order. Tentukan EOQ



11







2.4



Total cost untuk EOQ



UNSUR – UNSUR SISTEM MANAJEMEN LOGISTIK Ada 5 unsur yang digabungkan untuk membentuk sistem logistik dlam organisasi perusahaan yaitu struktur fasilitas, transportasi, persediaan, komunikasi, pengelolaan dan penyimpanan Bowersox (1995). 1.



Struktur fasilitas Bisnis



tidak



dapat



mengabaikan



dampak



dari



struktur



lokasi



terhadap



kemampuanya memperoleh pengembalian yang memadai atas investsinya.Jaringan fasilitas yang dipilih merupakan sutu hal yang sangat fundamental bagi hasil akhir logistiknya.Jumlah dan pengaturan fasilitasnya yang dioperasikan dalam perusahaan mempunyai



hubungan



langsung



dengan



kemampuan



pelayanan



terhadap



penggunaan akhir produk, barang serta terhadap biaya logistiknya. Pasar pengguna produk akhir yang berbeda akan menyebabkan aktivitas logistik yang digunakan juga berbeda. Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan logistik dengan kemana dan melalui mana material suku cadang, barang jadi diangkut.Guna tujuan perencanaan yang baik fasilitas tersebut meliputi pabrik, gudang, toko-toko pengecer jika umum maka fasilitas dari spesialis dianggap merupakan hal yang penting.Seleksi terhadap alternative lokasiyang unggul dapat memberikan banyak keuntungan yang kompetitif, karena efisiensi logistik dapat dicapai dengan baik. Peranan pemilihan jaringan fasilitas yang sebaik mungkin itu tidaklah berlebihan walaupun pemindahan (relocation) semua fasilitas pada satu waktu tidaklah masuk akal untuk suatu perusahaan, namun terdapat ruang gerak yang luas bagi perusahan dalam memilih lokasi dan desain fasilitas selama jangka waktu tertentu. 2.



Transportasi Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu mata rantai



penghubung. Hampir setiap perusahaan dari ukuran apa saja mempunyai manajer lalu lintas yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan program transportasinya. Pada umumnya perusahaan mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemmpun transportasinya.



12 Pertama armada peralatan swasta dibeli atau disewa. Kedua, kontrak khusus dapat



diatur



dengan



spesialis



transport



untuk



mendapatkan



kontrak



jasa



pengangkutan. Ketiga bentuk transport ini dikenl sebagai private (swasta), contract (kontrak) dan common carriage(angkutan umum). Jika dilihat dari sistem logistik terdapat 3 faktor yang memegang peranan dalam menentukan kemampun pelayanan transportasi. Ketiga fakor tersebut menurut Bowersox (1995) adalah biaya, kecepatan, dan konsistensi.Biaya transportasi terdiri dari pembayaran sesungguhnya untuk pengangkutan diantara 2 tempat, plus ongkos yang berkaitan dengan pemilikan persediaan dalam perjalanan. Sistem logistik hendaklah dirancang untuk meminimumkan biaya transport dalam hubunganya dengan seluruh biaya sistem. Kecepatan pelayanan transport adalah wktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pengangkutan diantara 2 lokasi. Kecepatan dan biaya berkaitan dalam 2 hal. Pertama, spesialis transport yang mampu memberikan pelayann yang lebih cepat akan membebankan tarif yang lebih tinggi. Kedua, lebih cepat pelayanan makin pendek waktu material dan produk itu berd dalam perjalanan. Konsistensi pelayanan transport menunjukan prestasi waktu yang teratur dari sejumlah pengangkutan diantara 2 lokasi, jika kemampuan transport tidak konsisten maka haruslah diadakan penjagaan terhadap jumlah persediaan yang aman dalam sistem itu untuk perlindungan terhadap kemcetan pelayanan. Konsistensi transport itu mempengaruhi baik komitmen persediaan penjual dan pembeli maupun resiko yng dipikulnya. Dalam merancang suatu sistem logistik hendaklah dimantapkan suatu keseimbangan yang teliti antara biaya transportasi itu dengan mutu pelayanannya dalam beberapa hal adalah lebih baik pengangkutan yang lambat dengan biaya yang murah.Mendapatkan keseimbangan transportasi yang tepat merupakan salah satu tujuan utama dari analisa sistem logistik. Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam transportasi yaitu pertama, seleksi fasilitas menetapkan suatu struktur atau jaringan yang membatasi ruang lingkup alternatif transport dan menentukan sifat dari usaha pengangkutan yang hendak diselesaikan.Kedua, biaya pengangkutan fisik itu menyangkut lebih daripada ongkos pengangkutan saja antara2 lokasi. Ketiga seluruh usaha mengintegrasikan kemmpuan transport kedalam suatu sistem terpadumungkin akn sia-sia jika pelayanan tidak teratur dan tidak konsisten. 3.



Persediaan Kebutuhan akan transport di antara berbagai fasilitas itu didasarkan atas



kebijaksanan persediaan yang dilaksnakan oleh suatu perusahaan. Secara teoritis, suatu perusahaan dapat saja mengadakan persediaan setiap barang yang ada dalam persediaanya pada setiap fasilitas dalam jumlah yang sama.



13 Akan tetapi, jarang perusahaan yang akan melaksanakan program persediaan yang semewah itu, karena total biayanya sangat tinggi sekali. Tujuan dari intergrasi persediaan dalam sistem logistik adalah untuk mempertahankan jumlah item yang serendah mungkinyang sesuai dengan sasaran pelayanan konsumen. Program logistik hendaklah diadakan dengan tujuan mengingatkan sesedikit mungkin aktiva pada pengadaan persediaan.Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi persediaan menurut Bowersox (1995) yaitu mutu nasabah, mutu produk, integrasi transport dan kegiatan saingan. 4.



Komunikasi Komunikasi adalah kegiatan yang seringkali diabaikan dalam sistem logistik.



Dijaman lampau mengbaikan ini disebabkan oleh kurangnya peralatan pengolah data dan peralatan penyampaian data yang dapat menangani arus informasi yang diperlukan.Kurangnya komunikasi ini tentu berpengaruh terhadap prestasi logistik perusahaan.Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak sekali masalah. Kekurangan tersebut digolongkan menjadi 2 kategori besar.Pertama, informasi yang diterima mungkin tidak betul dalam penilaian trend dan peristiwa. Oleh karena itu banyak sekali arus logistik itu merupakan antisipasi bagi transaksi di masa depan, maka penilaian yang tidak akurat dapat menyebabkan kekurangan persediaan atau komitmen yang berlebihan. Kedua, informasi mungkin kurang akurat dalam hal kebutuhn suatu konsumen tertentu. Suatu perusahaan yang mengolah suatu pesanan yang



tidak



betul akan menanggung



semua biaya



tnpa memperoleh hasil



penjualan.Biaya ini seringkali ditambah dengan dengan biaya barang yang dikembalikan dan jika kemungkinan penjualan masih ada, mka perushahaan harus berusaha lagi menyediakan barang yang tepat bagi konsumen. Semakin efisien desain sistem logistik suatu perusahaan, maka semakin peka ia terhadap gangguan-gangguan arus informasi. Informasi yang tidak betul dapat menimbulkan gangguan pada prestasi sistem dan keterlambatan dalam arus komunikasi dapat memperbesar permasalahan itu sehingga menyebabkan serangkian kegoncangan dalam sistem tersebut Karen koreksi yang berlebihan atau koreksi yang kurang. Mutu dan informs yang tepat waktu merupakan faktor penentu yang utama dalam kestabilan sistem. 5.



Pengelolaan dan penyimpanan Pengelolaan dan penyimpanan juga merupkan bagian yang integral dalam sistem



logistik, tetapi tidak cocok dengan skema struktural dan komponen-komponen yang lain. Pengelolaan dan penyimpanan menembus sistem ini dan langsung berhubungan dengan semua aspek operasi.



14 Menyangkut arus persediaan melalui dan di antara fasilitas-fasilitas dengan arus tersebut yang hanya bergerak untuk mennggapikebutuhan akan suatu produk atau material. Dalam arti luas, pengelolaan dan penyimpanan ini meliputi pergerakan (movement), pengepakan dan pengemasan Bowersox (1995). Pengelolaan ini menimbulkan banyak sekali biaya logistik dilihat dari pemgeluaran untuk operasi juga pengeluaran untuk modal. Semakin sedikit kalinya produk ditangani dalam keseluruhan proses itu mka semakin terbatas dan makin efisien arus total fisiknya. Apabila di integrsikan secara efektif kedalam operasi logistik suatu perusahaan, maka pengelolaan dan penyimpanan ini dapat mengurangi masalah yang berkaitan dengan kecepatan dan kemudahan pengangkutan barang melalui sistem tersebut. Kekuatan utama logistik terletak pada pengembangan teknik dan konsep untuk penanganan komponen-komponen berdasarkansuatu basis yang terpadu.Teknologi sistem memberikn kerangka untuk menilai alternative-alternatif desain logistik atas basis total biaya. Didalam konteks yang strategis focus dan pusat dri logistik adalah komitmen



pada



persediaan.



Produk



dan



material



dipandang



sebagaimana



mestinyayaitu sebagai kombinasi dari kegunaan bentuk, waktu dan pemilikan. Persediaan tidak banyak gunanya sebelum bentuknya ditempatkan pada waktu yang tepat pada lokasi dimana ia memberikan kesempatan untuk menikmati pemilikan. Apabila suatu perusahaan tidak konsisten memenuhi kebutuhan waktu dan tempat maka ia secara efisien tidak dapat dicapai, maka laba pengembalian invests terancam. Sebelum kegunaan waktu dan tempat dicapai, maka sedikit sekali nilai yng ditambahkan dalam proses logistik dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur logistik adalah kegiatan yang membentuk sistem logistik di dalam perusahaan.Semua unsur tersebut harus dijalankan dengan baik untuk bisa menerapkan sistem logistik yang baik pada perusahaan. 2.5



MISSI LOGISTIK Missi logistik suatu perusahaan adalah mengembangkan suatu sistem yang dapat memenuhi kebijaksanaan pelayanan dengan biaya pengeluaran serendah mungkin Bowersox(1995).Sistem logistik terutma menyangkut sokongan terhadap pembuatan (manufacturing) dan operasi pasar.Pada tahapan kebijaksanaan, masalah yang kritis adalah menentukan tahapan prestasi yang dikehendaki dan menetapkan biaya yang berhubungan dengan operasi logistik. Menurut Bowersox(1995) perencanaan sokongan logistik menyangkut 2 pertimbangan kebijksanaan yaitu prestasi pelayanan dan total pengeluaran biaya yang memberikan hasil tercapainya pengembalian yang dikehendaki atas investasi atau sasaran-sasaran tertentu lainya dari perusahaan.



15 Keseimbangan ini adalah kebijaksanaan logistik yang selanjutnya akan memberikan, mendapat manajerial untuk menuntun desain sistem. 1.



Prestasi logistic Hampir setiap level pelayanan logistik dapat dicapai apabila perusahaan mau



membayar harganya, pada akhirnya prestsi logistik itu adalah masalah prioritas dan biaya.Apabila suatu barang tidak tersedia pada waktu dibutuhkan oleh pabrik maka pabrik tersebut mungkin terpaksa ditutup dengan akibat kerugian biaya dan kemungkinan kerugian penjualan. Prioritas yang diberikan kepada prestasi ini dalam situasi tersebut biasanya tinggi. Prestasi logistik diukur dengan penyediaan (avaibility), kemampuan (capability) dan kualitas (quality).Avaibility adalah menyangkut kemampuan perusahaan untuk secara konsisten memenuhi kebutuhan material atau produk, jadi avaibility menyangkut ke persediaan. Umumnya, makin rendah frekwensi pengeluaran stok yang direncanakan, maka makin besar investasi dalam ratarata persediaan. Capability prestasi logistik adalah menyangkut jarak waktu antara penerimaan sutu pesanan dengan pengantaran barangnya. Capability ini menyangkut kecepatan pengantaran dan konsistenya dalam waktu tertentu.Suatu perusahaan penerima dari suatu sistem logistik lebih menghargai konsistensi daripada kecepatn pelayanan. Mutu (Quality) prestasi dalah menyangkut seberapa jauh baiknya tugas logistik secara keseluruhan dilaksanaka.Kualitas dapat dilihat dari besarnya kerusakan, itemitem yang betul serta pemecahan masalah yang tidak terduga. Tidak ada gunanya pengantaran yang cepat dan konsisten jika mutu tidak terjaga.Hal tersebut dapat mengecewakan konsumen karena kualitas barang yang dipesan tidak sesuai dengan yang diharapkan konsumen.Standar prestasi hendaklah ditetapkan secara selektif. Sebagian produk lebih kritis daripada produk lainya karena pentingnya bagi pembeli dan arena profitabilityatau tingkat keuntunganya.Prestasi yang rendah atu dibawah standar karena kebijakan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah yang besar bagi perusahaan. 2.



Biaya logistic Sistem logistik hendaklah dipandang sebagai pusat biaya.Sifat dari avaibility yang



tinggi, capability yang cepat dan konsisten dan quality yang tinggi itu ada hubunganya masing-masing dengan biaya.Semakin tinggi masing-masing aspek ini dari total prestasi, makin tinggi masing-masing aspek ini maka semakin besar biaya logistiknya Bowersox (1995). Masalah perencanaan yang penting timbul dari fakta bahwa biaya logistik dan peningkatan prestasi itu mempunyai suatu hubungan yang tidak proposional.



16 3.



Keseimbangan sistem logistic Biasanya perushaan akan mendapatkan bahwa hubungan yang terbaik antara



prestasi logistik dengan biaya itu adalah hubungan yang berimbang antara prestasi yang layak dengan pengeluaran biaya yang realistis Bowersox(1995). Jarang sekali total biaya yang terendah itu atau prestasi pelayanan yang tinggi itu merupakan sasaran logistik yang terbaik. Kemajuan-kemajuan penting telah dicapai dalam perkembangan alat-alat pembantu bagi manajemen dalam mengukur imbalan biaya prestasi. Suatu kebijakan yang sehat hanya dapat dirumuskan apabila ada kemungkinan untuk menaksir pengeluaran-pengeluaran untuk tingkat-tingkat alternatif dari prestasi perusahaan tersebut, begitu pula tingkat-tingkat alternatif dari prestasi perusahan tidak akan ada artinya apabila tidak dilihat dari sudut kebutuhn pemasaran dan manufacturing. Membuat penetpaan missi logistik adalah tugas perumusan dan perencanaan kebijakan, jadi prestasi logistik adalah hasil yang ingin dicapai perusahaan saat menerapkan sistem logistik.



BAB Ill PENUTUP



3.1



KESIMPULAN 1.



Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat. Logistik modern dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan.



2.



Fungsi manajemen logistik adalah; a. Perencanaan b. Penganggaran c. Pengadaan d. Penyimpanan e. Penyaluran f.



Pengapusan



g. Pengendalian 3.2



SARAN Makalah ini hanyalah sebagian cara untuk mendapat pengetahuan tentang manajemen logistik masih banyak ilmu tentang manajemen yang perlu diketahui oleh karena itu penulis menyarankan pembaca untuk lebih giat mencari sumber ilmu dari yang lain.



17



DAFTAR PUSTAKA



Bowersox, Donald, Closs, David, dan Copper, Bixby, Supply Chain Management, Mc. GrawHill Higher Education, Singapore, 2003 Rumsari. (2005). Manajemen Logistik Pedoman Praktis Bagi Sekertaris dan Staf Administrasi, Grasindo, Jakarta. S, Subagya M. (1994). Manajemen Logistik. PT Gunung Agung, Jakarta. Rangkuti, Freddy. (1996). Majaemen Persedian Aplikasi di Bidang Bisnis, PT.Raja Persada, Jakarta. Umar, H. (2008). Strategic Management In Action. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Heizer, Render. (2001). Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Edisi 1, Salemba Empat, Jakarta. Mustikasari. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. https://www.k4health.org/sites/default/files/MANAJEMEN%20LOGISTIK_sm.pdf http://sadu-wasistiono.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/MANAJEMEN-LOGISTIK.pdf



18