Tugas Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PENYEDIAAN AIR MINUM (TL-504) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Penyediaan Air Minum Tahun Akademik 2021/2022



Disusun Oleh :



Nama



: Alfi Rizqiya R



NRP



: 193050009



Dosen



: Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T



Nama Asissten



: Dimas Taufiqurrahman



PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2021



HALAMANPENGESAHAN PENYEDIAAN AIR MINUM (TL – 504)



Laporan yang dibuat telah diperiksa dan disetujui oleh asisten



Foto



Nama : Alfi Rizqiya R NRP



: 193050009



Peserta



Asisten



Alfi Rizqiya R



Dimas Taufiqurrahman



Dosen Mata Kuliah



Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T



SURAT SELESAI TUGAS PENYEDIAAN AIR MINUM



Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :



Nama



: Alfi Rizqiya R



NRP



: 193050009



Telah menyelesaikan Tugas Penyediaan Air Minum pada semester V tahun akademik 2021/2022



Tanggal



: 21 Januari 2022



Nilai Tugas



:



Demikian surat selesai tugas ini dibuat, agar digunakan sebagaimana mestinya.



Bandung, 21 Januari 2022 Asisten Tugas Besar PAM



Dimas Taufiqurrahman



i



KATA PENGANTAR



Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum untuk mata kuliah Penyediaan Air Minum ini. Dalam penyusunan Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum ini penulis tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Atas bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa,beserta Keluarga dan Teman-teman terhebat dan tercinta atas dorongan, doa, dan semangat untuk saya agar dapat menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini. 2. Ibu Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T selaku dosen mata kuliah Penyediaan Air Minum yang telah memberi kesempatan penulis untuk mencoba berlatih melalui tugas ini dan dapat memberi ilmu yang bermanfaat. 3. Kang Dimas Taufiqurrahman selaku assisten tugas besar Penyediaan Air Minum yang telah dengan sabar membimbing, memberikan pengarahan, dan ilmunya hingga laporan ini. 4. Kepada teman-teman Teknik Lingkungan Angkatan 2019 yang telah berjuang bersama untuk menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini. 5. Terutama untuk diri saya sendiri, terima kasih telah berusaha keras dan berjuang dalam menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini. 6. Dan semua pihak yang telah banyak membantu tetapi tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terima kasih. Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. ii



Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan laporan ini di masa mendatang. Dan akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat berguna dan digunakan sebaik-baiknya.



Bandung, 21 Januari 2022



(Alfi Rizqiya R)



iii



DAFTAR ISI



LEMBAR PENGESAHAN



i



SURAT SELESAI TUGAS



ii



KATA PENGANTAR



iii



DAFTAR ISI



iv



DAFTAR TABEL



vii



DAFTAR GAMBAR



x



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



I-1



1.2 Maksud dan Tujuan



I-2



1.3 Lokasi Wilayah Perencanaan



I-2



1.4 Ruang Lingkup



I-2



1.5 Sumber Data



I-3



1.6 Sistematika Penulisan



I-3



BAB II GAMBAR UMUM WILAYAH 2.1 Deskripsi Wilayah Perencanaan



II-1



2.1.1 Kondisi Topografi



II-1



2.1.2 Kondisi Geografis



II-3



2.1.3 Tata Guna Lahan



II-5



2.2 Fasilitas dan Utilitas



II-6



2.2.1 Fasilitas



II-6



BAB III STUDI KEBUTUHAN AIR 3.1 Periode Perencanaan Pelayanan



III-1



3.2 Daerah Pelayanan



III-2



3.3 Proyeksi Penduduk



III-2 iv



3.3.1 Metode Aritmatika



III-3



3.3.2 Metode Geometrik



III-5



3.3.3 Metide Least Square



III-7



3.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk



III-10



3.4 Studi Kebutuhan Air Bersih



III-14



3.4.1 Standar Kebutuhan Air Bersih Domestik



III-14



3.4.2 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik



III-14



3.4.3 Faktor Maksimum Harian dan Fakotr Maksimum Jam



III-14



3.4.4 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik



III-15



3.4.4.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Permanen



III-15



3.4.4.2 Kebutuhan Air Bersih Rumah Semi Permanen



III-16



3.4.4.3 Kebutuhan Air Bersih Rumah Non Permanen



III-17



3.4.4.4 Rekaptulasi Kebutuhan Air Non Domestik



III-18



3.4.5 Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik



III-19



3.4.5.1 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan



III-19



3.4.5.2 Kebutuhan Air Bersih Sarana Peribadatan



III-21



3.4.5.3 Kebutuhan Air Bersih Sarana Kesehatan



III-25



3.4.5.4 Kebutuhan Air Bersih Sarana Perindustrian



III-27



3.4.5.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum



III-28



3.4.5.6 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-30 3.4.5.7 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik 3.4.7 Debit Maksimum/Fluktuasi Pemakaian Air Bersih



III-33 III-34



BAB IV SISTEM TRANSMISI 4.1 Umum



IV-1



4.1.1 Sistem Transportasi



IV-1



4.1.2 Cara Pengangkutan



IV-6



4.1.3 Kapasitas Yang Akan Diangkut



IV-6



4.1.4 Perletakan dan Penempatan



IV-6



4.2 Bangunan dan Perlengkapan



IV-7



v



4.2.1 Bangunan Pada Sistem Transmisi



IV-7



4.2.2 Perlengkapan Pada Sistem Transmisi



IV-10



4.2.3 Bahan Pipa



IV-13



4.3 Kriteria Perencanaan Sistem Transmisi



IV-17



4.4 Perencanaan Intake



IV-19



4.5 Perencanaan Jalur Transmisi



IV-21



4.5.1 Perhitungan Head Losses



IV-22



4.5.2 Penentuan Jalur Pipa Alternatif



IV-23



4.5.3 Pemilihan Jalur



IV-28



4.4.3 Perhitungan HGL dan EGL



IV-28



BAB V PERENCANAAN RESERVOIR DAN SISTEM DISTRIBUSI 5.1 Perencanaan Reservori



V-1



5.1.1 Kriteria Perencanaan Reservoir



V-1



5.1.1.1 Fungsi Reservoir



V-2



5.1.1.2 Lokasi Reservoir



V-3



5.1.2 Perhitungan Volume Reservoir



V-3



5.1.3 Dimensi Reservoir



V-5



5.2 Sistem Distribusi



V-5



5.2.1 Penempatan Jalur Perpipaan



V-6



5.2.2 Pembagian Debit Tiap Kecamatan



V-6



5.2.3 Analisa Perhitungan EPANET



V-7



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



vi



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1 Total Lahan Kecamatan Soreang Tahun 2019



II-5



Tabel 2.2 Permukiman Kecamatan Soreang



II-6



Tabel 2.3 Fasilitas Peribadatan Kecamatan Soreang Tahun 2019



II-7



Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Soreang Tahun 2019



II-7



Tabel 2.5 Fasilitas Transportasi Kecamatan Soreang Tahun 2019



II-8



Tabel 2.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2019



II-10



Tabel 2.7 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kecamatan Soreang



III-4



Tabel 3.1 Populasi Penduduk Kecamatan Soreang 10 Tahun Terakhir



III-2



Tabel 3.2 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmetika



III-3



Tabel 3.3 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmetika



III-4



Tabel 3.4 Perhitungan Uji Korelasi Geometrik



III-5



Tabel 3.5 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometrik



III-6



Tabel 3.6 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square



III-7



Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square



III-9



Tabel 3.8 Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Ketiga Metode



III-10



Tabel 3.9 Proyeksi Penduduk



III-10



Tabel 3.10 Metode Proyeksi Penduduk Terpilih



III-12



Tabel 3.11 Standar Kebutuhan Air Domestik



III-13



Tabel 3.12 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik



III-14



Tabel 3.13 Jenis Pemukiman Penduduk 2020



III-15



Tabel 3.14 Kebutuhan Air Rumah Permanen



III-16



Tabel 3.15 Kebutuhan Air Rumah Semi Permanen



III-17



Tabel 3.16 Kebutuhan Air Rumah Non Permanen



III-18



Tabel 3.17 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik



III-18



Tabel 3.18 Data Pendidikan Tahun 2020



III-19



Tabel 3.19 Jumlah Siswa dan Guru



III-20



vii



Tabel 3.20 Kebutuhan Air Bersih Sarana Pendidikan



III-21



Tabel 3.21 Fasilitas Peribadatan Tahun 2020



III-21



Tabel 3.22 Proyeksi Fasilitas Peribadatan



III-22



Tabel 3.23 Kebutuhan Air Fasilitas Masjid



III-23



Tabel 3.24 Kebutuhan Fasilitas Surau/Langgar



III-23



Tabel 3.25 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Katholik



III-23



Tabe 3.26 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Protestan



III-24



Tabel 3.27 Kebutuhan Air Fasilitas Vihara



III-24



Tabel 3.28 Kebutuhan Air Fasilitas Pura



III-24



Tabel 3.29 Rekaptulasi Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan



III-25



Tabel 3.30 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2020



III-25



Tabel 3.31 Proyeksi Fasilitas Kesehatan



III-26



Tabel 3.32 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan



III-26



Tabel 3.33 Fasilitas Perindustrian Kecamatan Soreang



III-27



Tabel 3.34 Proyeksi Fasilitas Perindustrian



III-27



Tabel 3.35 Kebutuhan Air Fasilitas Perindustrian



III-28



Tabel 3.36 Fasilitas Umum Kecamatan Soreang Tahun 2020



III-28



Tabel 3.37 Proyeksi Fasilitas Umum



III-29



Tabel 3.38 Kebutuhan Air Fasilitas Umum



III-29



Tabel 3.39 Fasilitas Perdagangan dan Jasa



III-30



Tabel 3.40 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa



III-30



Tabel 3.41 Kebutuhan Air Fasilitas Perdagangan dan Jasa



III-31



Tabel 3.42 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik



III-33



Tabel 3.43 Kebutuhan Air Bersih Total



III-34



Tabel 3.44 Fluktuasi Pemakaian Air Bersih



III-35



Tabel 4.1 Panjang Pipa Transmisi



IV-23



Tabel 4.2 Penentuan Head Losses



IV-26



Tabel 4.3 Perbandingan Jalur Transmisi



IV-28



Tabel 4.4 Faktor Nilai Koefisien Perlengkaan Pipa



IV-28



Tabel 4.5 Hasil Perhitungan EGL dan HGL



IV-29



viii



Tabel 4.6 Perhitungan EGL dan HGL Pada Jalur Terpilih



IV-29



Tabel 5.1 Fluktuasi Pemakaian Air



V-3



Tabel 5.2 Penduduk Per Desa dan Luas Wilayah



V-6



Tabel 5.3 Pembagian Debit Tiap Desa



V-7



ix



DAFTAR GAMBAR



Gambar 2.1 Peta Topografi Kecamatan Soreang



II-2



Gambar 2.2 Peta Geografis Kabupaten Bandung



II-4



Gambar 3.1 Grafik Proyeksi Penduduk



III-12



Gambar 3.2 Grafik Pertumuhan Penduduk Metode Terpilih



III-13



Gambar 4.1 Saluran Terbuka



IV-3



Gambar 4.2 Saluran Tertutup



IV-4



Gambar 4.3 Perpipaan



IV-5



Gambar 4.4 Intake



IV-7



Gamber 4.5 Bak Pelepas Tekan



IV-8



Gambar 4.6 Reservoir



IV-9



Gambar 4.7 Jembatan Pipa



IV-10



Gambar 4.8 Gate Valve



IV-10



Gambar 4.9 Check Valve



IV-11



Gambar 4.10 Air Valve



IV-11



Gambar 4.11 Blow Off



IV-12



Gambar 4.12 Anchor Block



IV-12



Gambar 4.13 Bend



IV-13



Gambar 4.14 Reduce atau Increaser



IV-13



Gambar 4.15 Grafik Profil Hidrolis



IV-29



Gambar 4.16 Peta Jalur Distribusi



IV-30



Gambar 4.17 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang



IV-30



Gambar 5.1 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang



V-8



x



BAB I PENDAHULUAN



1.1



Latar Belakang Air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi seluruh kehidupan manusia. Air juga merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan. Sekitar 70% luas dari permukaan bumi ini diisi oleh air, dengan sumber utamanya adalah air laut. Adapun fungsi air dalam kehidupan manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan secara fisik saja, tetapi berperan juga untuk memenuhi kebutuhan dari kegiatan manusia dalam sehari-harinya. Seperti mencuci pakaian, mandi, dan kebutuhan lainnya. (Prof. Dr. Tjandra Setiadi, 2007) Selain itu air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia juga harus memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan standar. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk sering kali menyebabkan beberapa pencemaran yang tidak terkendali. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kualitas air bersih, terutama air minum. Tentu saja ini menjadi permasalah yang sangat serius, karena kebutuhan akan air bersih adalah prioritas utama bagi kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. (Ir. I. Ketut Irianto, M.Si, 2015) Penyediaan air minum merupakan salah satu hal penting dan menjadi prioritas dalam perencanaan suatu daerah. Semakin bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah yang berakibat semakin bertambahnya kebutuhan air minum, akan menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan prasarana dan sarana air minum. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Indonesia ini masih dihadapkan dengan rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat. Sehingga sering dijumpai kualitas yang berasal dari tanah maupun air sungai yang tidak memenuhi syarat dan standar sebagai air minum yang sehat bahkan tidak



I-1



I-2 layak untuk dikonsumsi. Pengembangan SPAM dan pelayanan air minum kepada masyarakat akan memuaskan apabila mekanisme pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan SPAM dapat dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku. Oleh karena itu harus adanya upaya untuk menyediakan air bersih dan sistem penyediaan air minum yang memadai dan sesuai dengan ketentuanketentuan yang sudah ada, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar baku mutu yang ada.



1.2



Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari Tugas Penyediaan Air Minum (PAM) ini adalah salah satu sebagai bentuk penerapan untuk studi mata kuliah Penyediaan Air Minum (PAM) dan bertujuan untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa agar mampu merencanakan sistem jaringan penyediaan pada sebuah kota ataupun daerah. Serta untuk menganalisis perkiraan kebutuhan air minum di kota/daerah dengan masa periode waktu yang telah ditentukan.



1.3



Lokasi Wilayah Perencanaan Lokasi dalam perencanaan penyediaan air minum terletak pada sistem pembangunan di Kabupaten Soreang, dikarenakan Kabupaten Soreang ini sebagai salah satu dari beberapa wilayah yang ada di Indonesia berpotensi mengalami permasalahan ketersediaan air minum, sehingga perlu adanya analisis dan kajian terhadap perencanaan dan penyediaan air minum.



1.4



Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam perencanaan jaringan penyediaan air minum meliputi : 1. Merupakan penerapan dan pengembangan dari studi mata kuliah Penyediaan Air Minum (PAM). 2. Melakukan proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang dengan menggunakan tiga metode yang dianggap paling cocok digunakan untuk wilayah perencanaan.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



I-3 3. Melakukan studi kebutuhan air minum untuk setiap kegiatan dengan mempertimbangkan



pola



kebiasaan



masyarakat



dan



kemungkinan



perkembangan dimasa mendatang. 4. Menentukan tahapan pelayanan air bersih dengan mempertimbangkan keadaan sosial, ekonomi, dan perkembangan kota di masa mendatang. 5. Melakukan proyeksi fluktuasi air bersih sampai akhir periode perencanaan. 6. Melakukan perkiraan pemakaian air pada akhir periode perencanaan yang meliputi pemakaian rata-rata, hari maksimum dan jam puncak. 7. Data mengenai kependudukan kota tersebut. 8. Tinjauan secara umum mengenai ruang lingkup lokasi dimana direncanakan sistem penyediaan air minum. 9. Terdiri dati tiga problem set atau tiga bagian yang saling berhubungan satu dengan lainnya, yaitu studi kebutuhan air minum, perencanaan sistem transmisi, dan perencanaan sistem distribusi.



1.5



Sumber Data Data-data yang di peroleh untuk penyusunan tugas Penyediaan Air Minum ini didapat dari sumber-sumber Ilmu Pengetahuan yang berkaitan dengan Penyediaan Air Minum baik dari media elektronik yang bersifat hasil penelitian maupun buku serta bahan dari mata kuliah Penyediaan Air Minum dari dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pasundan.



1.6



Sistematika Penulisan Tugas Penyaluran Penyediaan Air Minum (PAM) ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:



BAB I



PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari perencanaan sistem Penyediaan Air Minum, maksud dan tujuan dari perencanaan tersebut, ruang lingkup, sumber-sumber data,lokasi perencanaan dan sistematika dalam penulisan laporan.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



I-4 BAB II



GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Memberikan uraian tentang deskripsi wilayah perencanaan, aspek fisik, aspek sosial ekonomi, dan tata guna lahan.



BAB III



STUDI KEBUTUHAN AIR BERSIH Bab ini membahas tentang Periode Pelayanan, Daerah Pelayanan, Proyeksi Penduduk, dan Kebutuhan Air Bersih.



BAB IV



SISTEM TRANSMISI Bab ini menjelaskan tentang transmisi yang umum digunakan, bangunan dan perlengkapan, kriteria perencanaan sistem transmisi, perencanaan intake, serta perencanaan jalur transmisi.



BAB V



RESERVOIR DAN SISTEM DISTRIBUSI Bab ini menjelaskan tentang kriteria perencanaan reservoir, fungsi reservoir, lokasi reservoir dan perhitungan volume reservoir. Dan Bab ini menjelaskan tentang penempatan jalur perpipaan, pemilihan jalur alternatif dan analisa perhitungan EPANET.



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH



2.1.



Deskripsi Wilayah Perencanaan Soreang adalah sebuah daerah yang berstatus kecamatan di sebuah tatar



pasundan. Soreang juga pusat pemerintahan dari Kabupaten Bandung, Jawa barat, yang mana adalah Ibu Kota dari Kabupaten Bandung yang sebelumnya berpindah dari Baleendah. Kota Soreang terletak sekitar 17 km di sebelah selatan Kota Bandung. Daerah ini merupakan salah satu penghubung antara Kota Bandung dengan Ciwidey. Kota Soreang memiliki populasi ssekitar 117.587 jiwa dan dengan kepadatan penduduk sekitar 4.561 jiwa/km2.



2.1.1



Kondisi Topografi Soreang ini merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Bandung yang Sebagian



wilayahnya adalah dataran dengan ketinggian antara 500 m sampai 1.800 mdpl. Adapun perkiraan kemiringan lereng berkisar 0-8%, 8-15% hingga bisa mencapai diatas 45%. Secara topografi Soreang berada kurang lebih 700 meter di atas permukaan laut. Titik terendah berada di Desa Sekarwangi dan titik tertinggi berada di Desa Sukajadi. Sungai Ciwidey di barat membatasi Soreang dengan Kecamatan Kutawaringin dan Kali Cikambuy di timur membatasi Soreang dengan Kecamatan Cangkuang. Gunung Sadu (932 mdpl) adalah salah satu bukit yang ada di Soreang. Soreang juga termasuk ke dalam wilayah basah yang dipengaruhi iklim tropis lembab suhu udara berkisar antara 22℃ - 32℃ dengan kelembaban udara sekitar 80 – 90 %. Berikut di bawah ini merupakan gambar peta topografi Kota Soreang.



II-1



II-2



Gambar 2.1 Peta Topografi Kecamatan Soreang Sumber: Lembar Tugas PAM 2021-2022



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



II-3



2.1.2



Kondisi Geografis Kabupaten Bandung jika dilihat secara geografis terletak pada koordinat



107˚22’– 108˚50’ Bujur Timur dan pada 6˚41’ – 7˚19’ Lintang Selatan. Jarak Kota Soreang ke Kota Bandung adalah sekitar 17 km. Kota Soreang ini terdiri dari beberapa kecamatam, dan setiap kecamatannya memiliki jarak di atas 30 km ke pusat Kabupaten Soreang. Adapun beberapa kecamatan di Kota Soreang yang memiliki jarak di atas 30 km dari pusat Kabupaten Soreang adalah kecamatan Nagreg, Kertasari, Pacet, Cikancung, Cicalengka, Rancaekek, Ibun, Solokan, Jeruk, Paseh, dan Cileunyi. Sedangkan kecamatan yang berjarak di bawah 10 km dari pusat Kota Soreang adalah kecamatan Soreang, Margaasih, Margahayu, Banjaran, Katapang, Cangkuang, dan Kutawaringin. Jika dilihat secara adminitrasi, batas wilayah Kota Soreang yaitu: ➢ Sebelah Barat



: Kecamatan Kutawaringin



➢ Sebelah Selatan : Kecamatan Pasir Jambu ➢ Sebelah Barat



: Kecamatan Cangkuang



➢ Sebelah Utara



: Kecamatan Ketapang



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



II-4



Gambar 2.2 Peta Geografis Kabupaten Bandung Sumber: Lembar Tugas PAM 2021-2022



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



II-5



2.1.3 Tata Guna Lahan Penggunaan lahan pada Kecamatan Soreang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor alami maupun faktor non alami. Secara alami beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan di Kecamatan Soreang antara lain kemiringan tanah, jenis tanah, curah hujan, kandungan air tanah, dan sebagainya. Sedangkan faktor non alami yang mempengaruhi penggunaan lahannya yaitu seluruh aktivitas yang terjadi di masyarakat, mata pencaharian, jumlah penduduk, dan sebaran penduduk di Kecamatan Soreang itu tersendiri. Beberapa lahan yang digunakan di Kecamatan Soreang ini terdiri atas kawasan lindung, kawasan budidaya, pertanian, non pertanian, dan kawasan lainnya. Untuk kawasan budidaya pertanian memiliki luas secara keseluruhan di tiap-tiap desa adalah sekitar 2.499,52 Ha. Kondisi lahan di Kecamatan Soreang ini berupa mixed landuse (campuran) antara kawasan perdagangan, kawasan industri, dan kawasan perumahan. Namun sebagian besar wilayah di Kecamatan Soreang ini dipergunakan untuk lahan persawahan terutama pertanian pangan. Seperti yang tertera Tabel 2.1 untuk total wilayah di Kecamatan Soreang.



Tabel 2.1 Total Lahan Kecamatan Soreang Tahun 2019 Luas Area (Km2)



Satuan



Sadu



2,44



9,76



Sukajadi



5,42



21,68



Sukanagara



3,82



15,28



Panyirapan



1,53



6,12



Karamatmulya



2,10



8,4



Soreang



2,31



9,24



Pamekaran



1,58



6,31



Parung Serab



1,91



7,64



Sekarwangi



1,91



7,64



Cingcin



1,98



7,92



Desa/Kelurahan



Sumber : Kota Soreang Dalam Angka 2020.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



II-6



2.2



Fasilitas dan Utilitas



2.2.1



Fasilitas



1.



Jumlah Penduduk Per Desa Per Luas Wilayah Jumlah rumah yang harus dibangun ini cukup banyak, hal ini harus sesai



dengan fungsi wilayah di Kecamatan Soreang sebagai daerah permukiman yang ditunjang dan masih tersedianya lahan-lahan kosong yang dapat dibangun. Walaupun memiliki kendala fisiografi dalam pengembangannya. Untuk Jumlah penduduk per desa dan luas wilayah (Hektar) dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:



Tabel 2.2 Permukiman Kecamatan Soreang No Desa/Kelurahan



Jumlah Penduduk/ribu



1



Sadu



10,63



2



Sukajadi



8,84



3



Sukanagara



5,87



4



Panyirapan



7,93



5



Karamatmulya



8,64



6



Soreang



20,44



7



Pamekaran



13,95



8



Parung Serab



8,85



9



Sekarwangi



8,50



10



Cingcin



23,50



Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.



2.



Fasilitas Peribadatan Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan



rohani yang perlu disediakan di lingkungan permukiman yang direncanakan di Kecamatan Soreang. Sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam fasilitas peribadatan terdapat masjid, gereja, vihara, pura, dan lain sebagainya:



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



II-7



Tabel 2.3 Fasilitas Peribadatan Kecamatan Soreang Tahun 2019 No



Fasilitas Peribadatan



Jumlah



1



Masjid



224



2



Musholla



220



3



Gereja Protestan



0



4



Gereja Katholik



0



5



Pura



0



6



Vihara



0



Jumlah



444



Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.



3.



Fasilitas Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan



dan keterampilan sehingga kualitas sumber daya manusia tergantung dari kualitas pendidikan. Pendidikan diperlukan dalam proses belajar, terutama dalam peningkatan kecerdasan penduduk di Kecamatan Soreang. Adapun fasilitas Pendidikan di Kecamatan Soreang yaitu sebagai berikut: Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Soreang Tahun 2019 Sarana Pendidikan



Jumlah



Taman Kanak-Kanak (TK)



22



Raudhatul Athfal (RA)



21



Sekolah Dasar



38



Madrasah Ibtidaiyah (MI)



7



Sekolah Menengah Pertama (SMP)



9



Madrasah Tsanawiyah (MTs)



7



Sekolah Menengah Atas (SMA)



5



Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)



5



Madrasah Aliyah (MA)



6



Perguruan Tinggi



1



Sumber : Kota Soreang Dalam Angka 2020.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



II-8 4.



Fasilitas Transportasi Fasilitas transportasi merupakan sarana dan prasana yang sangat diperlukan



dalam segala kegiatan, dan salah satunya sebagai alat untuk mempermudah pergerakan di ruang publik. Kecamatan Soreang ini diperkirakan berjarak 20 km dari pusat Kota Bandung kea rah selatan. Moda transportasi yang digunakan di Kecamatan Soreang ini biasanya meliputi kendaraan pada umumnya, seperti motor dan mobil. Ada juga becak dan delman, namun tidak terlalu banyak. Untuk kendaraan umum lainnya seperti angkutan umum (angkot). Angkutan umum ini merupakan salah satu moda transportasi yang tersebar cukup mereka di semua desa di Kecamatan Soreang. Beberapa rute angkutan umum yang terdapat di Kecamatan Soreang adalah sebagai berikut: 1. Trayek Soreang – Bandung 2. Trayek Soreang – Ciwidey 3. Trayek Soreang – banjaran 4. Trayek Soreang – Baleendah 5. Trayek Soreang – Margaasih Tabel 2.5 Fasilitas Transportasi Kecamatan Soreang Jenis Transportasi



Jumlah



Sepeda



1795



Dokar/Delman



850



Grobak/Cikar



-



Becak Kendaraan Roda Tiga Sepeda Motor



85 3210



Mobil Dinas



26



Mobil Pribadi



957



Truk



95



Bus Umum



-



Bus Kota



-



Angkutan Umum



223



Sumber : Data Monografi Kecamatan Soreang.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



II-9



5.



Fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan yaitu segala sarana dan prasana alat atau tempat untuk



menunjang dan digunakan sebagai pelayanan Kesehatan bagi masyarakat sekitar. Adapun fasilitas Kesehatan yang tersedia di Kecamatan Soreang adalah sebagai berikut: Tabel 2.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang 2019 Fasilitas Kesehatan



Jumlah



Rumah Sakit Umum



1



Rumah Sakit Bersalin



3



Poliklinik



12



Puskesmas



2



Puskesmas Pembantu



2



Apotek



19



Klinik



12



Posyandu



167



Polindes



3 Total



221



Sumber : Soreang Dalam Angka, 2020.



6.



Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas perdagangan dan jasa merupakan wadah untuk meningkatkan taraf



perekonomian di Kecamatan Soreang. Kegiatan perdagangan dan jasa ini salah satu bentuk pemenuhan kebutuahn masyarakat sekitar dengan skala pelayanan regional dan lokal. Fasilitasnya berupa tempat pemasaran perdagangan dan jasa seperti pasar tradisional, minimarket, restoran, pertokoan, dan hotel.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



II-10 Adapun rincian jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Soreang yang tercatat dalam data badan pusat statistik adalah sebagai berikut: Tabel 2.7 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Jenis Fasilitas



Unit Total Seluruh Desa



Pasar Tradisional



1



Pertokoan



17



Minimarket



26



Hotel



6 Jumlah



50



Sumber : Soreang Dalam Angka, 2020.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



BAB III STUDI KEBUTUHAN AIR



3.1



Periode Perencanaan Pelayanan Periode perencanaan pada intinya didasarkan pada jangka waktu



berfungsinya suatu unit instalasi pengolahan dengan baik. Hal ini perlu dilakukan atas beberapa pertimbangan berikut: 1.



Besaran kebutuhan Air Bersih masyarakat suatu daerah yang berubah sesuai dengan bertambahnya jumlah penduduk, maupun tingkat kesejahteraan.



2.



Kemampuan sosial ekonomi penduduk menjadi pertimbangan karena sangat mempengaruhi besarnya kebutuhan Air Bersih. Semakin tinggi tingkat sosial ekonominya maka kebutuhan Air Bersih pun meningkat pula. Selain itu dengan tingginya tingkat sosial ekonomi maka kemampuan penduduk untuk membayar retribusi sangat besar, hal ini memungkinkan untuk membuat pentahapan periode perencanaan yang lebih pendek.



3.



Kecepatan perkembangan fasilitas pendukung akan mempengaruhi kebutuhan air. Dengan semakin meningkatnya perkembangan fasilitas penduduk,maka kebutuhan air pun akan meningkat pula.



4.



Kekuatan kontruksi dan perlengkapannya, merupakan aspek mendasar yang dipertimbangkan dalam menetapkan lamanya pentahapan periode perencanaan. Berdasarkan pertumbuhan yang mendorong adanya peningkatan



kebutuhan sarana Air Bersih, maka di ajukan suatu masa perencanaan 20 tahun dan itu dibagi di dalam 2 tahap, dimana setiap tahapannya adalah untuk 10 tahun perencanaan.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-2



3.2



Daerah Pelayanan Daerah pelayanan yang direncanakan adalah di Kecamatan



Majalaya. Dalam pelayanan air minum harus diperhatikan kondisi kependudukan dan pola pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk Kecamatan Soreang dari tahun 2011 sampai tahun 2020 untuk lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Populasi Penduduk Kecamatan Soreang 10 Tahun 2011-2020 Tahun



Penduduk (Yi)



2011



555888



2012



580126



2013



671100



2014



712146



2015



755220



2016



792280



2017



825999



2018



851125



2019



920365



2020



955288



Jumlah



7.619.537



Sumber : Lembar Tugas PAM, 2021.



3.3



Proyeksi Penduduk Pemilihan metode proyeksi yaitu dengan menggunakan rumus



standar deviasi (SD) dan rumus koefisien kolerasi (r). Penggunaan koefisien kolerasi dimaksudkan untuk menunjukkan tingginya derajat hubungan antara dua variabel (x dan y), maka dari itu nilai koefisien kolerasi harus mendekati 1, sedangkan standar deviasi digunakan untuk menghomogenkan data, maka dari itu nilai standar deviasi dipilih nilai yang paling kecil (Yusuf R,2005).



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-3



Metode proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang dihitung dengan menggunakan 3 metode sebagai bahan perbandingannya. Ketiga metode tersebut antara lain adalah : 1.



Metode Aritmatika



2.



Metode Geometri



3.



Metode Least Square



3.3.1



Metode Aritmatika Rumus yang digunakan: Pn = Pt + (Ka * x) 𝐾𝑎 =



(𝑃𝑡 − 𝑃𝑜) 𝑡



Dimana : Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mendatang Po



= Jumlah penduduk pada awal tahun data



Pt



= Jumlah penduduk pada akhir tahun data



x



= Selang waktu (tahun dari tahun n – tahun terakhir)



t



= Interval waktu tahun data (n-1)



Contoh perhitungan: Ka = (P2020 – P2011) / (n – 1) Ka = (67540 – 55265) / (10-1) Ka = 44377,77778 Jiwa/Tahun Tabel 3.2 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmatika Tahun



Penduduk (Yi)



Xi



XiYi



Yi2



Xi2



2011



555888



-9



-5002992



309011468544



81



2012



580126



-8



-4641008



336546175876



64



2013



671100



-7



-4697700



450375210000



49



2014



712146



-6



-4272876



507151925316



36



2015



755220



-5



-3776100



570357248400



25



2016



792280



-4



-3169120



627707598400



16



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-4



Tahun



Penduduk (Yi)



Xi



XiYi



Yi2



Xi2



2017



825999



-3



-2477997



682274348001



9



2018



851125



-2



-1702250



724413765625



4



2019



920365



-1



-920365



847071733225



1



2020



955288



0



0



912575162944



0



Jumlah



7.619.537



-45



-30660408



5967484636331



285



Sumber: Perhitungan



Perhitungan Uji Korelasi: 𝑟= 𝑟=



[𝑛 ∗ (∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 )] − [(∑ 𝑋𝑖 )]𝑥(∑ 𝑌𝑖 ) √[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥 [𝑛(∑ 𝑌𝑖 2 ) − (∑ 𝑌𝑖 )2 ] [10 ∗ (2653270)] − [(−45)] ∗ (7.619.537)



√[10(285) − (−45)2 ] ∗ [10(5967484636331) − (7.619.537)2 ]



= 0,993022332 Contoh perhitungan proyeksi penduduk metode aritmerika: Pn2020 = 955288 + (Ka*x) = 955288 + (44377,77778* (-9)) = 955288 Jiwa Perhitungan standar deviasi metode aritmatika dijelaskan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmetika Tahun



Penduduk (Yi)



Xi



Yn



(Yi-Yn)



(Yi-Yn)2



2011



555888



-9



555888



0



0



2012



580126



-8



600266



-20140



405610649



2013



671100



-7



644644



26456



699943453



2014



712146



-6



689021



23125



534750208



2015



755220



-5



733399



21821



476151192



2016



792280



-4



777777



14503



210340232



2017



825999



-3



822155



3844



14778899



2018



851125



-2



866532



-15407



237389344



2019



920365



-1



910910



9455



89392823



2020



955288



0



955288



0



0



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-5



Tahun



Penduduk (Yi)



Xi



Yn



(Yi-Yn)



(Yi-Yn)2



Jumlah



7.619.537



-45



7555880



63657



2668356800



Sumber: Perhitungan



Perhitungan standar deviasi: 𝑆𝑑 = √



∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2 𝑛−2



2668356800



=√ 3.3.2



10−2



= 18263,20344



Metode Geometrik Rumus yang digunakan: Pn



= Pt (1+R)n



R



= ⌊2011⌋(1/t) – 1



2020



Dimana: Pn



= Jumlah penduduk pada n tahun mendatang



Po



= Jumlah penduduk pada awal tahun data



Pt



= Jumlah penduduk pada akhir tahun data



n



= Jumlah tahun proyeksi



R



= Ratio kenaikan penuduk rata-rata pertahun



t



= Interval waktu tahun data (n – 1) 2020



R



= ⌊2011⌋(1/t) – 1



R



= ⌊55265⌋(1/9) – 1



67540



= 0,062007166 Pn



= Pt (1+R)n = 955288 * ( 1+0,062007166)-9 = 555,888 Jiwa



Perhitungan uji korelasi metode geometrik dijelaskan pada Tabel 3.4 berikut ini:



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-6



Tabel 3.4 Perhitungan Uji Korelasi Geometrik Tahun



Penduduk (Yi)



Xi



ln Yi



Xi.ln Yi



Xi2



(ln Yi)2



2011



555888



-9



13,23



-119,05



81



174,99



2012



580126



-8



13,27



-106,17



64



176,12



2013



671100



-7



13,42



-93,92



49



180,01



2014



712146



-6



13,48



-80,86



36



181,60



2015



755220



-5



13,53



-67,67



25



183,19



2016



792280



-4



13,58



-54,33



16



184,49



2017



825999



-3



13,62



-40,87



9



185,62



2018



851125



-2



13,65



-27,31



4



186,44



2019



920365



-1



13,73



-13,73



1



188,58



2020



955288



0



13,77



0



0



189,61



Jumlah



7.619.537



-45



135



-604



285



1831



Sumber: Hasil Perhitungan



Perhitungan Uji Korelasi: 𝑟= =



[𝑛𝑥(∑ 𝑋𝑖. 𝑙𝑛 𝑌)] − [(∑ 𝑋𝑖)𝑥(∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖)] √[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥[𝑛(∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖 𝑦 ) − (∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖 )2 ] [10𝑥(604] − [(−45 𝑥 135] √[10(285) − (−45)2 ]𝑥 [10(1831) − (135)2 ]



= 0,984233158 Perhitungan standar deviasi metode geometrik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometrik Tahun



Penduduk (Yi)



Yn



(Yi-Yn)



(Yi-Yn)^2



2011



555888



555888



0



0



2012



580126



590357



-10231



104674165



2013



671100



626963



44137



1948038933



2014



712146



665840



46306



2144279930



2015



755220



707126



48094



2312988793



2016



792280



750973



41307



1706238074



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-7



Tahun



Penduduk (Yi)



Yn



(Yi-Yn)



(Yi-Yn)^2



2017



825999



797539



28460



809966188



2018



851125



846992



4133



17079756



2019



920365



899512



20853



434855053



2020



955288



955288



0



0



Jumlah



7.619.537



7396479



223058



9478120891



Sumber: Hasil Perhitungan



Perhitungan standar deviasi: 𝑆𝑑 = √



=√



∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2 𝑛−2



𝟗478120891 10 − 2



= 34420,41707 3.3.3



Metode Least Square Rumus yang digunakan: Pn



= a +bx



a



=



b



=



(∑ 𝑌𝑖)𝑥(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑𝑋𝑖)𝑥(𝑌𝑖𝑋𝑖) (𝑛(∑𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2 (∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)−(∑𝑋𝑖)𝑥(∑ 𝑌𝑖) (𝑛(∑𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2



Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada waktu n tahun mendatang a, b = Konstanta x



= Pertambahan tahun



n



= Jumlah data



r



= Faktor korelasi



Yi = Jumlah penduduk pada data Perhitungan uji korelasi metode least square dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square Tahun



Penduduk (Yi)



Xi



XiYi



Xi2



Yi2



2011



555888



-9



-5002992



81



309011468544



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-8



Tahun



Penduduk (Yi)



Xi



XiYi



Xi2



Yi2



2012



580126



-7



-4060882



49



336546175876



2013



671100



-5



-3355500



25



450375210000



2014



712146



-3



-2136438



9



507151925316



2015



755220



-1



-755220



1



570357248400



2016



792280



1



792280



1



627707598400



2017



825999



3



2477997



9



682274348001



2018



851125



5



4255625



25



724413765625



2019



920365



7



6442555



49



847071733225



2020



955288



9



8597592



81



912575162944



Jumlah



7619537



0



7255017



330 5967484636331



Sumber: Hasil Perhitungan



Contoh perhitungan proteksi penduduk metode regresi eksponensial adalah sebagai berikut: 𝑎=



(∑ 𝑌𝑖 )𝑥 (∑ 𝑋 𝑖 2 ) − (∑𝑋𝑖 )𝑥 (𝑌𝑖𝑋𝑖 ) (𝑛(∑𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2



=



𝑏=



𝑏=



𝑟=



𝑟=



[(616114)𝑥(330)−(0 𝑥 7255017)] [(10(330)−(02 )]



= 761953,7



(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 ) − (∑𝑋𝑖 )𝑥(∑ 𝑌𝑖 ) (𝑛(∑𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 [10𝑥(238486)−(0) 𝑥 (7619537] 2 [(10𝑥(330)−(0) ]



= 21984,9



[10𝑥 [∑ 𝑋𝑖. 𝑌𝑖 ]] − [(∑ 𝑋 𝑖 )𝑥 (∑ 𝑌𝑖 )] √[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥[𝑛(∑ 𝑌𝑖 2 ) − (∑ 𝑌 𝑖 )2 ]



[10𝑥 [7255017]] − (0)𝑥(7619537 ) √[10(330) − (0)2 ]𝑥 [10(5967484636331) − (7619537)2 ]



= 0,99302233 Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-9



Y2011



= a +bx = 761953,7 + (722,68*(-9)) = 564089,6 Jiwa Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square Tahun



Penduduk (Yi)



Xi



Yn



(Yi-Yn)2



2011



555888



-9



564090



67266243



2012



580126



-7



608059



780274836



2013



671100



-5



652029



363695413



2014



712146



-3



695999



260725609



2015



755220



-1



739969



232599101



2016



792280



1



783939



69578954



2017



825999



3



827908



3645808



2018



851125



5



871878



430695310



2019



920365



7



915848



20403289



2020



955288



9



959818



20519088



Jumlah



7619537



0



7619537



2249403651



Sumber: Hasil Perhitungan



Perhitungan standar deviasi: 𝑆𝑑 = √



𝑆𝑑 = √



∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2 𝑛−2



2249403651 10 − 2



= 16768,28722 3.3.4



Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk Dengan adanya nilai r dan SD dari ketiga metode di atas, maka



harus dipilih salah satu dari metode untuk digunakan pada perhitungan selanjutnya yaitu untuk menghitung proyeksi penduduk daerah pelayanan sampai tahun perencanaan. Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada: Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-10



1. Koefisien (r) harus bernilai 1 atau -1 atau mendekati keduanya. 2. Standar deviasi (Sd) harus yang paling kecil. Karena nilai standar deviasi yang kecil menunjukan bahwa data yang didapat dari proyeksi tidak berbeda jauh dengan data aslinya. Berikut ini hasil perhitungan nilai koefisien korelasi dan standar deviasi dari tiga metode yang digunakan: Tabel 3.8 Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Ketiga Metode Metode



Koefisien Korelasi ( r )



Standar Deviasi ( SD )



Aritmatika



0,9930



18263,2034



Geometri



0,9842



34420,4171



Least Square



0,9930



16768,2872



Sumber: Hasil Perhitungan



Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan di atas, maka metode proyeksi yang terpilih adalah metode Least Square. Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode aritmatik, geometrik dan least square dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut: Tabel 3.9 Proyeksi Penduduk Tahun



Aritmatik



Geometrik



Least Square



2011



555888



555888



564090



2012



600266



590357



608059



2013



644644



626963



652029



2014



689021



665840



695999



2015



733399



707126



739969



2016



777777



750973



783939



2017



822155



797539



827908



2018



866532



846992



871878



2019



910910



899512



915848



2020



955288



955288



959818



2021



999666



1014523



1003788



2022



1044044



1077430



1047757



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-11



Tahun



Aritmatik



Geometrik



Least Square



2023



1088421



1144239



1091727



2024



1132799



1215190



1135697



2025



1177177



1290540



1179667



2026



1221555



1370563



1223637



2027



1265932



1455548



1267606



2028



1310310



1545802



1311576



2029



1354688



1641653



1355546



2030



1399066



1743447



1399516



2031



1443444



1851553



1443486



2032



1487821



1966363



1487455



2033



1532199



2088292



1531425



2034



1576577



2217781



1575395



2035



1620955



2355299



1619365



2036



1665332



2501344



1663335



2037



1709710



2656446



1707304



2038



1754088



2821164



1751274



2039



1798466



2996097



1795244



2040



1842844



3181876



1839214



Sumber: Hasil Perhitungan



Tabel 3.10 Metode Proyeksi Penduduk Terpilih Tahun



Least Square



2011



564090



2012



608059



2013



652029



2014



695999



2015



739969



2016



783939



2017



827908



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-12



Tahun



Least Square



2018



871878



2019



915848



2020



959818



2021



1003788



2022



1047757



2023



1091727



2024



1135697



2025



1179667



2026



1223637



2027



1267606



2028



1311576



2029



1355546



2030



1399516



2031



1443486



2032



1487455



2033



1531425



2034



1575395



2035



1619365



2036



1663335



2037



1707304



2038



1751274



2039



1795244



2040



1839214



Sumber: Hasil Perhitungan



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-13



Proyeksi Penduduk Axis Title



1030000 830000 630000



ARITMATIK



430000



GEOMETRIK



230000



LEAST SQUARE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Axis Title



Gambar 3.1 Grafik Proyeksi Penduduk Sumber: Hasil Perhitungan



Least Square 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0



2038



2035



2032



2029



2026



2023



2020



2017



2014



2011



Least Square



Gambar 3.2 Grafik Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih (Least Square) Sumber: Hasil Perhitungan



3.4



Studi Kebutuhan Air Bersih



3.4.1



Standar Kebutuhan Air Bersih Domestik Suatu perencanaan kebutuhan penyediaan air minum suatu kecamatan



dipengaruhi oleh keadaan sosial, ekonomi, potensi daerah, angka kelahiran, angka kematian, perpindahan penduduk dan perencanaan kota itu sendiri. Sebelum menghitung kebutuhan air bersih, sebaiknya kita memperhatikan standar pemakaian air untuk setiap pemakaiannya. Standar kebutuhan air bersih domestik Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-14



dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3.11 Standar Kebutuhan Air Domestik Kegiatan Rumah Permanen Rumah Semi



Pemakaian Air 100-200 l/org/h 60-90 l/org/h



Sumber Plambing (Soufyan dan Morimura ) Dir.Jend.Cipta Karya Dept PU 1998



Permanen Rumah Non Permanen



40-60 l/org/h



Dir.Jend Cipta Karya Dept PU 1998



Sumber: Lembar Tugas PAM 2021.



3.4.2



Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Di bawah ini adalah standar kebutuhan air bersih fasilitas non domestik. Tabel 3.12 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik



No



Non Rumah Tangga (Fasilitas)



Tingkat Pemakaian Air



1



Sekolah



15 - 30 liter/hari



2



Rumah Sakit



200 – 400 liter/hari



3



Puskesmas



10 - 20 m3/unit/hari



4



Peribadatan



0,8 - 2 m3/unit/hari



5



Kantor



40 - 80 liter/unit/hari



6



Toko



6 - 12 m3/unit/hari



7



Rumah Makan



1 m3/unit/hari



8



Hotel/Losmen



100 m3/unit/hari



9



Pasar



6 - 12 m3/unit/hari



10



Industri



2,5 - 5 m3/unit/hari



11



Pelabuhan/Terminal



2- 4,5 m3/unit/hari



12



SPBU



5 - 20 m3/unit/hari



13



Pertamanan



25 m3/unit/hari



Sumber: Petunjuk Teknis Perencanaan Perancangan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum, Dept PU, 1998.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-15



3.4.3



Faktor Maksimum Harian dan Faktor Maksimum Jam Faktor maksimum harian merupakan pemakaian satu hari terbanyak rata-



rata pemakaian dalam setahun atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Q max/hari = Qr x fd Dimana: Qr = debit rata-rata fd = maksimum perhari Faktor maksimum perhari biasanya antara (1,1-1,7) dan fd yang biasa digunakan di Indonesia berkisar antara fd =1,1-1,4 sedangkan untuk di negara empat musim fd yang digunakan adalah 1,3 – 1,7. Faktor pemakaian jam terbanyak (maksimal hourly demand) atau pemakaian jam tertinggi dalam 24 jam. Biasa digunakan fh berkisar 1*{(1,5-3,0)}. Di Indonesia biasanya antara fh =1,7-3,0 sedangkan untuk negara empat musim yaitu berkisar antara fh =1,5-2,0.rumus yang digunakan adalah: 𝑄𝑚𝑎𝑥/𝑗𝑎𝑚 = 𝑄𝑟 𝑥 𝑓ℎ Dimana: Qr = Debit rata-rata fh = Pemakaian maksimum perjam 3.4.4



Perhitungan Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air domestik ditentukan berdasarkan jenis permukiman



penduduk. Adapun jenis permukiman untuk Tahun 2020 adalah rumah permanen, semi permanen, dan non permanen. Penentuan jenis rumah dan presentasenya dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut: Tabel 3.13 Jenis Pemukiman Penduduk Tahun 2020 Jenis Rumah Permanen Semi Permanen Non Permanen



Persentase (%) 65 21 14



Sumber :Lembar Tugas PAM 2021.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-16



3.4.4.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Permanen Untuk rumah permanent standar air minum yang digunakan adalah 150 l/org/h, dengan persen pelayanan yang terus meningkat setiap 5 tahunnya sebesar 10%. Contoh perhitungan: Kebutuhan air (2025) =



(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )



=



86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (1179667𝑥 63 % 𝑥 65% 𝑥 150 𝑙/𝑜/ℎ ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 838,669 l/d Kebutuhan air bersih untuk rumah permanen secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut: Tabel 3.14 Kebutuhan Air Rumah Permanen Presentase Tahun



Populasi



Rumah Permanen



Persen Pelayanan



Standar



Kebutuhan



Kebutuhan



Total



Air



(l/dtk)



2020



959817,800000



62



55



150



568,225



2025



1179667



63



65



150



838,669



2030



1399516



64



75



150



1166,263



2035



1619365



65



85



150



1553,297



2040



1839214



66



95



150



2002,061



Sumber: Hasil Perhitungan



Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan air bersih untuk rumah permanen dari tahun ke tahun semakin meningkat, ini disebabkan karena jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang semakin meningkat dan persen pelayanannya yang juga meningkat. Kenaikan ini semakin ditunjang dengan semakin meningkatnya persentase rumah permanen. Ini menunjukkan bahwa Soreang adalah kecamatan yang semakin berkembang dalam bidang perekonomian, karena rumah permanen hanya dimiliki oleh penduduk dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.



3.4.4.2 Kebutuhan Air Bersih Rumah Semi Permanen Untuk rumah semi permanen, standar kebutuhan air yang digunakan Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-17



adalah 70 l/org/hr, standar air minum ini lebih rendah dibandingkan dengan standar air minum untuk rumah permanen, dengan pelayanan yang tetap dari tahun ke tahun. Contoh perhitungan: Kebutuhan air (2025) =



(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )



=



86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (1179667𝑥 21% 𝑥 65% 𝑥 70 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 130,459 l/d Kebutuhan air bersih untuk rumah semi permanen secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut: Tabel 3.15 Kebutuhan Air Rumah Semi Permanen Presentase Tahun



Populasi



Rumah Semi Permanen



Persen Pelayanan



Standar



Kebutuhan



Kebutuhan



Total



Air



(l/dtk)



2020



959817,8



20



55



70



85,539



2025



1179666,8



21



65



70



130,460



2030



1399515,8



22



75



70



187,088



2035



1619364,8



23



85



70



256,493



2040



1839213,8



24



95



70



339,744



Sumber: Hasil Perhitungan



Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air untuk rumah semi permanent dari tahun ke tahunnya semakin meningkat karena jumlah penduduk di kota ini pun semakin meningkat begitu juga dengan persen pelayanannya. Persentase rumah semi permanent setiap 5 tahunnya meningkat 1%, persentasi jumlah rumah semi permanent yang semakin meningkat ini menunjukkan bahwa perekonomian di kecamatan ini yang semakin maju. 3.4.4.3 Kebutuhan Air Bersih Rumah Non Permanen Untuk rumah non permanen standar kebutuhan air minum yang digunakan adalah 50 l/org/hr, standar air minum ini lebih rendah dibandingkan dengan standar air minum untuk rumah permanen dan rumah semi permanen. Perbedaan standar air minum ini disebabkan oleh tingkat perekonomian penghuni rumah non Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-18



permanen yang sangat rendah dibandingkan dengan penghuni rumah semi permanen dan penghuni rumah permanent. Contoh perhitungan: Kebutuhan air (2025) =



(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )



=



86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (∑1179667 𝑥 18% 𝑥 65% 𝑥 50 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 79,8732 l/d Kebutuhan air bersih untuk rumah non permanen secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut: Tabel 3.16 Kebutuhan Air Rumah Non Permanen Presentase Tahun



Populasi



Rumah Non Permanen



Persen Pelayanan



Standar



Kebutuhan



Kebutuhan



Total



Air



(l/dtk)



2020



959817,8



18



55



50



54,990



2025



1179666,8



16



65



50



70,998



2030



1399515,8



14



75



50



85,040



2035



1619364,8



12



85



50



95,588



2040



1839213,8



10



95



50



101,114



Sumber: Hasil Perhitungan



Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air untuk rumah non permanen dari tahun ke tahunnya semakin menurun karena persentase rumah non permanen di kecamatan ini semakin menurun. 3.4.4.4 Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik Dibawah ini merupakan tabel Rekapitulasi Air bersih Domestik yang terdapat pada Tabel 3.17 berikut: Tabel 3.17 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Domestik Kecamatan Soreang Semi



Non



Total



Permanen



Permanen



(l/dtk)



568,225



85,539



54,990



708,754



838,669



130,460



70,998



1040,128



Tahun



Permanen



2020 2025



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-19



Semi



Non



Total



Permanen



Permanen



(l/dtk)



1166,263



187,088



85,040



1438,391



2035



1553,297



256,493



95,588



1905,378



2040



2002,061



339,744



101,114



2442,919



Tahun



Permanen



2030



Sumber: Hasil Perhitungan



Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan air oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi yang tingi akan lebih besar daripada masyarakat dengan ekonomi rendah. Ini terlihat dari rumah permanen memerlukan kebutuhan yang lebih besar dibandingkan dengan rumah semi permanen dan rumah non permanen. 3.4.5



Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik Kebutuhan air non domestik dipengaruhi oleh jenis-jenis fasilitas



dan jumlah fasilitas yang ada pada kota tersebut. 3.4.5.1 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan Untuk mengetahui kebutuhan air bersih sarana pendidikan, maka perlu diketahui persentase jumlah siswa dan guru dalam kota. Contoh Perhitungan: Presentase Siswa dan Guru TK 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎



= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020 ) 𝑥 100% 1289



= (959818) 𝑥 100% = 0,134 % Jumlah dan persentase siswa dan guru tahun 2018 lebih jelasnya terdapat pada Tabel 3.18 berikut: Tabel 3.18 Data Pendidikan Tahun 2020 Jenis Fasilitas Pendidikan



Jumlah Siswa dan Guru (jiwa)



Total Jumlah



% Siswa dan



Siswa dan Guru



Guru



TK



1289



959817,8



0,134



SD



12000



959817,8



1,250



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-20



Jenis Fasilitas Pendidikan



Jumlah Siswa dan Guru (jiwa)



Total Jumlah



% Siswa dan



Siswa dan Guru



Guru



SMP



4020



959817,8



0,419



SMA



2971



959817,8



0,310



Sumber : Lembar Tugas PAM 2021.



Persentase jumlah siswa tiap sarana pendidikan diasumsikan tetap sampai dengan akhir tahun perencanaan. Contoh perhitungan: Presentase Siswa dan Guru TK = 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 = 0,134 % x 1179667 = 1580,7 Berikut di bawah ini adalah tabel jumlah siswa dan guru yang terdapat pada Tabel 3.19: Tabel 3.19 Jumlah Siswa dan Guru Tahun



2020



2025



2030



2035



2040



Fasilitas



Jumlah Siswa dan Guru



TK SD SMP SMA TK SD SMP SMA TK SD SMP SMA TK SD SMP SMA TK SD SMP



1289 12000 4020 2971 1584 14749 4941 3652 1879 17497 5862 4332 2175 20246 6782 5013 2470 22995 7703



Total Siswa dan Guru 20280



24925



29570



34216



38861



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-21



Tahun



Fasilitas



Jumlah Siswa dan Guru



SMA



5693



Total Siswa dan Guru



Sumber: Hasil Perhitungan



Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana pendidikan. Kebutuhan air bersih sarana pendidikan tahun 2025 = =



( 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 2025 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 ( 24925 𝑥 65%𝑥 10 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 1,8751 l/d Berikut ini merupakan Tabel 3.20 yang menjelaskan kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan. Tabel 3.20 Kebutuhan Air Bersih Sarana Pendidikan Jumlah Siswa dan



Pelayanan



Std. Keb. Air



Kebutuhan



Guru



(%)



(l/org/hr)



Air (l/dtk)



2020



20280



55



10



1,291



2025



24925



65



10



1,875



2030



29570



75



10



2,567



2035



34216



85



10



3,366



2040



38861



95



10



4,273



Tahun



Sumber: Hasil Perhitungan



Dari tabel di atas dapat dilihat kebutuhan air bersih untuk setiap 5 tahunnya terus meningkat, ini disebabkan karena jumlah siswa yang terus meningkat setiap 5 tahunnya. Begitu pula dengan persen pelayanan yang juga meningkat 10% setiap 5 tahunnya. Standar kebutuhan air bersih untuk sarana pendidikan adalah 10 L/siswa/hari (Dirjen Cipta Karya, PU, 1998). 3.4.5.2 Kebutuhan Air Bersih Sarana Peribadatan Penduduk Kecamatan Soreang mayoritas beragama Islam. Dalam data yang didapat Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Soreang hanya ada masjid dan musholla saja yang mempunya standar air bersih 800 l/unit untuk masjid dan 500 l/unit untuk langar/musholla. (Departemen Pekerjaan Umum, 1996 ). Berikut di bawah ini adalah tabel fasilitas peribadatan yang terdapat di Kecamatan Soreang Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-22



pada tahun 2020. Tabel 3.21 Fasilitas Peribadatan Tahun 2020 Jumlah



Jumlah



(Unit)



(Jiwa)



Masjid



224



-



Surau/Langgar



220



-



Gereja Katolik



4



-



Gereja Protestan



3



-



Vihara



3



-



Pura



2



-



Fasilitas



Sumber: Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.



Contoh perhitungan: Pelayanan Tahun 2020: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020



=(



𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2020



)



959818



=(



456



)



Jumlah Sarana Ibadah 2025 Masjid 2025: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑠𝑗𝑖𝑑 2020 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025



=(



𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐼𝑏𝑎𝑑𝑎ℎ 2020 𝑥 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 2020



224 𝑥 1179666,8



=(



456 𝑥 2105



)



)



= 27,5 Unit -> 28 Unit Berikut adalah tabel proyeksi fasilitas peribadatan di Kecamatan Soreang. Tabel 3.22 Proyeksi Fasilitas Peribadatan Fasilitas Masjid Surau/Langgar Gereja Katholik Gereja Protestam Vihara Pura Total



2020 224 220 4 3 3 2 456



Jumlah Fasilitas 2025 2030 275 327 270 321 5 6 4 4 4 4 2 3 560 665



2035 378 371 7 5 5 3 769



2040 429 422 8 6 6 4 874



Sumber: Hasil Perhitungan.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-23



Dari tabel di atas dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kecamatan Soreang, maka bertambah pula secara signifikan jumlah fasilitas peribadatan masjid dan surau setiap 5 tahunnya. Sedangkan untuk fasilitas peribdatan lainnya tidak menunjukan adanya perubahan, artinya tidak ada pembangunan baru untuk jenis peribadatan selain masjid dan surau. Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana peribadatan Kebutuhan air bersih sarana peribadatan tahun 2025: = =



(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2025 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (275 𝑥 65% 𝑥 800 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 1,657 l/d Berikut Tabel 3.23 dan Tabel 3.24 mengenai kebutuah air Masjid dan Surau di Kecamatan Soreang. Tabel 3.23 Kebutuhan Air Fasilitas Masjid Jumlah Sarana



%



Std. Keb. Air



Kebutuhan



Ibadah (Unit)



Pelayanan



(l/unit/hr)



Air (l/dtk)



2020



224



55



800



1,141



2025



275



65



800



1,657



2030



327



75



800



2,268



2035



378



85



800



2,974



2040



429



95



800



3,776



Tahun



Sumber: Hasil Perhitungan



Tabel 3.24 Kebutuhan Air Fasilitas Surau/Langgar Jumlah Sarana



%



Ibadah (Unit)



Pelayanan



(l/unit/hr)



Air (l/dtk)



2020



220



55



800



1,12037



2025



270



65



800



1,627357



2030



321



75



800



2,227661



2035



371



85



800



2,921284



2040



422



95



800



3,708224



Tahun



Std. Keb. Air Kebutuhan



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-24



Sumber: Hasil Perhitungan.



Tabel 3.25 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Katholik Tahun



Jumlah Sarana Ibadah (Unit)



% Pelayanan



2020 2025 2030 2035 2040



4 5 6 7 8



55 65 75 85 95



std. Keb. Kebutuhan Air Air (l/dtk) (l/unit/hr) 300 0,008 300 0,011 300 0,015 300 0,020 300 0,025



Sumber: Hasil Perhitungan.



Tabel 3.26 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Protestan Tahun



Jumlah Sarana Ibadah (Unit)



% pelayanan



2020 2025 2030 2035 2040



3 4 4 5 6



55 65 75 85 95



std. Keb. Air (l/unit/hr) 300 300 300 300 300



Kebutuhan Air (l/dtk) 0,006 0,008 0,011 0,015 0,019



Sumber: Hasil Perhitungan.



Tabel 3.27 Kebutuhan Air Fasilitas Vihara Tahun



Jumlah Sarana Ibadah (Unit)



% Pelayanan



2020



3



55



std. Keb. Air (l/unit/hr) 100



2025



4



65



100



0,003



2030



4



75



100



0,004



2035



5



85



100



0,005



2040



6



95



100



0,006



Kebutuhan Air (l/dtk) 0,002



Sumber: Hasil Perhitungan.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-25



Tabel 3.28 Kebutuhan Air Fasilitas Pura Tahun



Jumlah Sarana Ibadah (Unit)



% Pelayanan



2020 2025 2030 2035 2040



2 2 3 3 4



55 65 75 85 95



std. Keb. Kebutuhan Air Air (l/dtk) (l/unit/hr) 100 0,001 100 0,002 100 0,003 100 0,003 100 0,004



Sumber: Hasil Perhitungan.



Tabel 3.29 Rekapitulasi Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan



Tahun



%



Masjid Surau/Langgar



Pelayanan



(l/dtk)



(l/dtk)



2020



55



1,141



2025



65



2030



Gereja



Gereja



Katholik Protestan



Vihara



Pura



Total



(l/dtk)



(l/dtk)



(l/dtk)



(l/dtk)



(l/dtk)



1,1204



0,008



0,006



0,002



0,001



2,278



1,657



1,6274



0,011



0,008



0,003



0,002



3,308



75



2,268



2,2277



0,015



0,011



0,004



0,003



4,529



2035



85



2,974



2,9213



0,020



0,015



0,005



0,003



5,939



2040



95



3,776



3,7082



0,025



0,019



0,006



0,004



7,539



Sumber: Hasil Perhitungan



Dari tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih setiap 5 tahunnya terus bertambah, dengan semakin bertambahnya fasilitas peribadatan di Kecamatan Soreang dan jumlah penduduk.



3.4.5.3 Kebutuhan Air Bersih Sarana Kesehatan Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih total sarana kesehatan perlu diketahui terlebih dahulu jumlah sarana kesehatan yang ada pada kota tersebut. Sarana kesehatan yang ada pada Kecamatan Majalaya ini adalah Rumah Sakit dan Puskesmas seperti yang dijelaskan pada tabel 3.26 berikut ini. Tabel 3.30 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2020



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-26



Jenis Fasilitas



jumlah



jumlah



kesehatan



(unit)



(tt)



Rumah Sakit



4



700



Puskesmas



2



16



Sumber: Hasil Perhitungan



Contoh perhitungan: Proyeksi 2025: =(



𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020



) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025



700



= (959818) 𝑥 1179666,8 = 860,336 tt ≈ 863 tt Berikut di bawah ini adalah tabel proyeksi fasilitas kesehatan Tabel 3.31 Proyeksi Fasilitas Kesehatan Jumlah (tt/unit)



Jenis Fasilitas Kesehatan



2020



2025



2030



2035



2040



Rumah Sakit



700



860



1021



1181



1341



Puskesmas



2



2



3



3



4



Sumber: Hasil Perhitungan



Kebutuhan air minum untuk fasilitas kesehatan ini ditentukan berdasarkan standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan. Standar Kebutuhan Air Rumah Sakit = 200 l/tt/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 1998 ) dan Puskesmas = 1000 l/unit/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 1998). Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana kesehatan Kebutuhan air bersih sarana kesehatan tahun 2025 = =



(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (863 𝑥 65% 𝑥 200 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 1,298 l/d Berikut di bawah ini merupakan tabel kebutuhan air fasilitas kesehatan Tabel 3.32 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-27



Jumlah Tahun



Tempat Tidur (tt)



% Pelayanan



Standar



Kebutuhan



Kebutuhan



Total



Air (l/tt/h)



(l/dtk)



2020



702



55



200



0,894



2025



863



65



200



1,298



2030



1024



75



200



1,777



2035



1184



85



200



2,330



2040



1345



95



200



2,958



Sumber: Hasil Perhitungan



Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, dengan bertambahnya jumlah tempat tidur dan persentase pelayanan, maka bertambah pula kebutuhan air bersih pada fasilitas kesehatan. 3.4.5.4 Kebutuhan Air Bersih Sarana Perindustrian Jumlah fasilitas perindustrian di Kecamatan Soreang akan terus bertambah hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah penduduk yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Pada tabel 3.29 tertera fasilitas perindustrian untuk Kecamatan Soreang pada Tahun 2020. Tabel 3.33 Fasilitas Perindustrian Kecamatan Soreang Jenis Fasilitas



Jumlah



Jumlah



Perindustrian



(Unit)



(Ha)



Industri



1356



711,11



Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.



Contoh perhitungan: Proyeksi 2025: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎



= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 711,11



= (959818) 𝑥 1179666,8 = 873,992 Ha Berikut tabel proyeksi luas lahan fasilitas perindustrian: Tabel 3.34 Proyeksi Fasilitas Perindustrian Fasilitas



Jumlah Hektar (Ha) 2020



2025



2030



2035



2040



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-28



Perindustrian



711,11



873,992



1036,874



1199,755



1362,637



Sumber: Hasil Perhitungan.



Berdasarkan tabel di atas, luas perindustrian setiap 5 tahunnya naik, dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah maka kebutuhan akan industri juga bertambah. Kebutuhan air minum untuk fasilitas perindustrian ini 0,61 l/Ha/dtk (Dirjen Cipta Karya PU, 1998), dengan contoh perhitungan seperti berikut: Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana perindustrian. Kebutuhan air bersih sarana perindustrian tahun 2025 = =



(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (873,992 𝑥 65% 𝑥 0,61 𝑙/𝐻𝑎/𝑑) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 0,004 l/d Berdasarkan standar kebutuhan air minum ini, maka kebutuhan air fasilitas perindustrian ini dapat dilihat pada Tabel 3.35. Tabel 3.35 Kebutuhan Air Fasilitas Perindustrian Tahun



Jumlah Hektar



% Pelayanan



2020 2025 2030 2035 2040



711,11 873,992 1036,874 1199,755 1362,637



55 65 75 85 95



Std. Keb. Kebutuhan Air Total (l/Ha/dtk) (l/dtk) 0,61 0,003 0,61 0,004 0,61 0,005 0,61 0,007 0,61 0,009



Sumber: Hasil Perhitungan.



Dari Tabel dapat di lihat, dengan bertambahnya jumlah fasilitas perindustrian di Kecamatan Soreang, maka kebutuhan air bersih juga meningkat. 3.4.5.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum Jumlah fasilitas umum di Kecamatan Soreang akan terus bertambah hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah unit koperasi dan perkantoran yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Fasilitas umum tahun 2020 dijelaskan pada tabel 3.36 Tabel 3.36 Fasilitas Umum Kecamatan Soreang Tahun 2020 Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-29



Jenis Fasilitas Umum Koperasi Perkantoran



Jumlah (Unit) 62 47



Jumlah (jiwa) 306 1977



Sumber: Hasil Perhitungan.



Contoh perhitungan: Jumlah Sarana Koperasi 2025: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2020



= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 62



= (959818) 𝑥 1179666,8 = 76 Unit Dari hasil perhitungan didapatkan proyeksi fasilitas umum sebagai berikut: Tabel 3.37 Proyeksi Fasilitas Umum Fasilitas Umum



2020 62 47



Koperasi Perkantoran



Jumlah (unit) 2025 2030 76 90 58 69



2035 105 79



2040 119 90



Sumber: Hasil Perhitungan.



Kebutuhan air minum untuk fasilitas umum ini diasumsikan berdasarkan standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan contoh perhitungan sebagai berikut: Contoh perhitungan kebutuhan air fasilitas umum tahun 2025. Kebutuhan air fasilitas umum koperasi tahun 2025 = =



(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (76 𝑥 65% 𝑥 600 𝑙/𝑑) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 0,237 l/d Berikut tabel kebutuhan air di fasilitas umum Kecamatan Soreang: Tabel 3.38 Kebutuhan Air Fasilitas Umum Tahun 2020 2025



Jenis Fasilitas Koperasi Kantor Koperasi Kantor



Jumlah unit 62 47 76 58



% Pelayanan 55 65



Std. Keb. Kebutuhan Total Air Total Kebutuhan (l/unit/hr) (l/dtk) Air (l/dtk) 0,237 600 0,416 0,180 0,344 600 0,605 0,261



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-30



2030 2035 2040



Koperasi Kantor Koperasi Kantor Koperasi Kantor



90 69 105 79 119 90



75



600



85



600



95



600



0,471 0,357 0,617 0,468 0,784 0,594



Sumber: Hasil Perhitungan.



Dari tabel dapat dilihat, dengan bertambahnya fasilitas umum seperti koperasi dan perkantoran, maka semakin bertambah pula kebutuhan air bersihnya, karena bertambahnya jumlah karyawan pada fasilitas umum tersebut. 3.4.5.6 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Perdagangan dan Jasa Jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Soreang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Asumsi ini diambil berdasarkan jumlah unit pasar (Ha), Pertokoan, dan juga restoran. Berikut rincian fasilitas perdagangan dan jasa pada tabel 3.39. Tabel 3.39 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Jenis Fasilitas Perdagangan dan Jasa Terminal Pasar (Ha) Pertokoan Hotel Bioskop Restauran



Jumlah (unit)



Jumlah (Jiwa)



1 1 17 3 3 21



530 385



Sumber: Hasil Perhitungan.



Contoh perhitungan: Proyeksi Unit Fasilitas Hotel 2025: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 2020



= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 3



= (959818) 𝑥 1179666,8 = 3,68 Unit ≈ 4 Unit Berikut merupakan proyeksi fasilitas perdagangan dan jasa.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



0,828 1,086 1,378



III-31



Tabel 3.40 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas Perdagangan dan Jasa Terminal Pasar (Ha) Pertokoan Hotel Bioskop Restoran



Jumlah Fasilitas 2020



2025



2030



2035



2040



1 1 17 7 3 21



1 1,229 21 4 4 26



1 1,458 25 4 4 31



2 1,687 29 5 5 35



2 1,916 33 6 6 40



Sumber: Hasil Perhitungan.



Kebutuhan air minum untuk fasilitas perdagangan dan jasa ini yaitu diperuntuukan pasar (Ha), pertokoan dan juga restoran yang diasumsikan berdasarkan standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan. Contoh perhitungan kebutuhan air fasilitas umum tahun 2025. Kebutuhan air hotel tahun 2025 = =



(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (4 𝑡𝑡 𝑥 65% 𝑥 150 𝑙/𝑢/𝑑) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘



= 0,0041609 l/d



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-32



Tabel 3.41 Kebutuhan Air Fasilitas Perdagangan dan Jasa Tahun



Fasilitas



Terminal Pasar (Ha) Pertokoa n



2020 Std. Keb. Air (l/unit/h r)



% Pela yan an



Jumla h Fasilit as



2000



1



1500



1



500



55



17



Hotel



150



7



Bioskop



2000



3



Restoran



10



21



jumlah



2025



Keb. Air



0,0002 315 0,0001 736 0,0009 838 0,0001 215 0,0006 944 0,0000 243 0,0022 292



% Pela yana n



Jumlah Fasilitas



1 1,229 65



21 4 4 26



2030



Keb. Air



0,018 4927 0,013 8695 0,078 5939 0,004 1609 0,055 4781 0,001 9417 0,172 5368



% Pel aya na n



Jumlah Fasilita s



1 1,458 75



25 4 4 31



Sumber: Hasil Perhitungan.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



Keb. Air



0,02531 43 0,01898 58 0,10758 59 0,00569 57 0,07594 30 0,00265 80 0,23618 27



% Pel aya na n



85



2035 Ju ml ah Keb. Fa Air sili tas 0,0331 2 964 1,6 0,0248 87 973 0,1410 29 847 0,0074 5 692 0,0995 5 892 0,0034 35 856 0,3097 225



2040 % Pel aya na n



Jumla h Fasilit as



2 1,916 95



33 6 6 40



Keb. Air



0,04213 89 0,03160 42 0,17909 04 0,00948 13 0,12641 67 0,00442 46 0,39315 60



III-33



Dari Tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih fasilitas perdagangan dan jasa setiap 5 tahunnya bertambah sesuai dengan bertambahnya fasilitas yang ada di Soreang, jumlah penduduk dan persentase pelayanan yang terus meningkat. 3.4.5.7 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Kebutuhan air bersih non domestik setiap 5 tahunnya bertambah, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Majalaya. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3.42 Tabel 3.42 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik



Tahun



Sarana Pendidi kan



Sarana Peribad atan



Sarana Kesehat an



Sarana Perind ustrian



Saran a Umum



2020 2025 2030 2035 2040



1,291 1,875 2,567 3,366 4,273



2,278 3,308 4,529 5,939 7,539



0,894 1,298 1,777 2,330 2,958



0,003 0,004 0,005 0,007 0,009



0,416 0,605 0,828 1,086 1,378



Saran a Perda ganga n 0,002 0,173 0,236 0,310 0,393



Total non Domestik (l/dtk) 4,884 7,263 9,942 13,038 16,550



Sumber: Hasil Perhitungan.



Dari tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih non domestik setiap 5 tahunnya meningkat. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya jumlah penduduk, fasilitas yang disediakan dan persentase pelayanan di Kecamatan Soreang. 3.4.6



Perhitungan Total Kebutuhan Air Bersih



Contoh Perhitungan : ➢ Sub Total Keb.Air 2023 = Keb.Domestik 2025 + Keb.Non Domestik 2025 = (1040,128+ 7,263) l/dtk = 1047,390 l/dtk ➢ Kebutuhan untuk air hidran diasumsikan adalah 10% dari sub total kebutuhan air. ➢ Kebutuhan hidran 2025



= 10% x Sub Total Keb.Air 2025 = 10% x 1047,390 l/dtk = 104,739 l/dtk



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-34



➢ Kehilangan Air Untuk kehilangan air berdasarkan standar PU Cipta Karya, besarnya kehilangan air adalah (20% - 30%), dan diasumsikan kehilangan air adalah 30%. Kehilangan air 2025 = 30% x Sub.Total Keb.Air 2023 = 30% x 1046,390 l/dtk = 314,217 l/dtk ➢ Total Kebutuhan Air Bersih Total Keb.Air 2025



= Sub.Total Keb.Air 2025 + Keb.Air untuk Hidran 2025 + Kehilangan Air 2025 = 1047,390 l/dtk + 104,739 l/dtk + 314,217 l/dtk = 1466,347 l/dtk



Berikut ini merupakan Tabel 3.43 kebutuhan total air bersih yang didapat dari perhitungan. Tabel 3.43 Kebutuhan Air Bersih Total Fasilitas Domestik



Kebutuhan Air Bersih (l/dtk) 2020



2025



2030



2035



708,7543 1040,128 1438,391 1905,378 7,263



9,942



13,038



2040 2442,919



Non Domestik



4,884



16,550



Sub Total



713,638



1047,390 1448,333 1918,415



2459,469



Hidran



71,364



104,739



144,833



191,842



245,947



Kehilangan Air



214,091



314,217



434,500



575,525



737,841



Total



999,093



1466,347 2027,667 2685,782



3443,256



Sumber: Hasil Perhitungan.



3.4.7



Debit Maksimum / Fluktuasi Pemakaian Air Bersih Untuk debit maksimum hari (Q peak day) nilai fd berkisar antara 1,1-



1,7 sedangkan untuk debit maksimum jam (Q peak hour) nilai fh berkisar antara 1,5- 2.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



III-35



Contoh Perhitungan Untuk Tahun 2023 Q peak day



= fd x Q rata – rata = 1.7 x 1466,347l/dtk = 1612,981 l/dtk



Q peak hour



= fh x Q rata- rata = 1.5 x 1466,347l 1/dtk = 2199,520 l/dtk



Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka fluktuasi pemakaian air bersih dapat dilihat pada Tabel 3.44 dibawah ini. Tabel 3.44 Fluktuasi Pemakaian Air Bersih Tahun



Q rata-rata (l/dtk)



fd



Q peak day (l/dtk)



fh



Q peak hour (l/dtk)



2020



999,093



1,1



1099,003



1,5



1498,640



2025



1466,347



1,1



1612,981



1,5



2199,520



2030



2027,667



1,1



2230,433



1,5



3041,500



2035



2685,782



1,1



2954,360



1,5



4028,672



2040



3443,256



1,1



3787,582



1,5



5164,884



Sumber: Hasil Perhitungan.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



BAB IV SISTEM TRANSMISI



4.1



Umum Pengolahan air bersih dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air baku



sehingga aman untuk digunakan sebagai air bersih. Perencanaan unit-unit perhitungan berdasarkan kriteria desain yang berlaku. Dalam rancangan yang dibuat harus mendapatkan hasil yang optimal. Secara umum dalam mendesain sebuah instalasi pengolahan air, diperlukan tahap-tahap : ➢ Karakteristik air baku ➢ Hasil akhir kualitas yang diinginkan ➢ Pengumpulan data sumber air baku yang terpilih yang meliputi debit air baku, tinggi muka air dan kualitas air baku. ➢ Perencanaan instalasi pengolahan yang meliputi tata letak instalasi, proses pengolahan, perhitungan dimensi unit unit pengolahan, kebutuhan peralatan dan dosis bahan kimia yang digunakan. ➢ Perencanaan bangunan penunjang yang terdiri dari perhitungan dimensi bangunan penunjang dan tata letak bangunan. Karena penggunaan air bersih yang cukup luas dalam segala segi kehidupan dan aktivitas manusia, maka sistem penyediaan air bersih untuk penduduk haruslah memenuhi syarat antara lain : ➢ Aman dari segi kesehatan ➢ Tersedia dalam jumlah yang cukup ➢ Ekonomis Mengingat adanya syarat-syarat diatas , maka dasarnya ada 3 hal yang harus diperhatikan untuk dipenuhi oleh suatu sistem penyediaan air minum, yaitu: ➢ Segi kualitas



IV-1



IV-2



Terpenuhinya syarat-syarat kualitas air yang sesuai dengan standar yang berlaku dan menjamin bahwa air yang tersedia aman untuk dikomsumsi penduduk tanpa ada resiko terinfeksi oleh kuman-kuman penyakit. ➢ Segi kuantitas Tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat dipergunakan setiap waktu. ➢ Segi kontinuitas Terpenuhinya kebutuhan air bersih dengan supply air secara terus menerus. Sistem transmisi adalah suatu sistem transportasi air baku atau air minum dari sumber menuju reservoir untuk selanjutnya diteruskan kedaerah pelayanan melalui sistem distribusi. 4.1.1



Sistem Transportasi Alternatif untuk sistem ini adalah open channel (saluran terbuka), pipe



line (perpipaan), atau aquaduct (saluran tertutup), yang pemilihannya didasarkan atas berbagai pertimbangan teknis dan ekonomis. 1. Open Channel (Saluran Terbuka) Tekanan air sama dengan tekanan udara terbuka, beberapa hal yang berkaitan dengan open channel yaitu : ➢ Biasanya digunakan untuk penyaluran air baku, kalau air bakunya memiliki kandungan suspended yang tinggi, maka perlu dilakukan pengurasan untuk menghindari terjadinya sedimentasi yang dapat mengurangi kapasitas. ➢ Biasanya biaya relatif murah, karena hanya memperhitungkan segi konstruksi saluran, namun biaya investasi umumnya lebih besar karena perencanaan untuk jangka panjang. ➢ Dimensi saluran bebas, tidak perlu mengikuti dimensi pasaran. ➢ Umumnya digunakan untuk kapasitas besar. ➢ Harus mengikuti HGL, karena pengalirannya dilakukan secara gravitasi, masalahnya dapat timbul bila permukaan tanah yang dilewati turun naik.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-3







Kecepatan aimya tergantung pada slope muka tanah.







Kemungkinan kehilangan air lebih besar akibat penguapan, rembesan ke da1am tanah (infiltrasi) ataupun pengambilan illegal oleh masyarakat.







Saluran ini sering kali bersilangan dengan berbagai fasilitas lain misalnya sungai, irigasi, saluran drainase, jalan kereta api, dll. Sehingga membutuhkan konstruksi khusus.



Gambar 4.1 Saluran Terbuka Sumber : https://jualbuisbeton.com/saluran-



terbuka/ Diakses : Kamis, 30 Desember 2021, 12:38 WIB



2. Aquaduct (Saluran Tertutup) Air dialirkan melalui saluran tetutup baik under preasure (dibawah HGL) maupun pada tekanan udara luas (pada HGL) ada dua macam aquaduct yaitu cut dan cover dari tunel beberapa hal tentang aquaduct antara lain: ➢ Biasanya dibuat di tempat (on site construction) sehingga memungkinkan pemanfaatan material local dan memperkerjakan penduduk setempat. ➢ Umur konstruksi sangat panjang, hal ini ditentukan oleh kaitan pengalirannya. ➢ Kehilangan air lebih mudah dibanding umur konstuksi itu sendiri. ➢ Biaya relatif rendah baik dalam investasi maupun pemeliharaanya.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-4



➢ Dibuat untuk jangka panjang. ➢ Perletakannya tergantung pada HGL atau profil tanah yang dilalui. ➢ Adanya masalah bila bersilangannya dengan fasilitas lain, seperti : jalan raya, rel kereta api, dan lain-lain.



Gambar 4.2 Saluran Tertutup Sumber: http://areatekniksipil.blogspot.com/2018/09/perbedaan-salurantertutup-danterbuka.html Diakses: Kamis, 30 Desember 2021, 12:38 WIB



3. Pipe Line (Perpipaan) Air dialirkan melaui sistem perpipaan dengan tekanan lebih besar dari pada tekanan udara luar (under pressure) beberapa hal penting antara lain : ➢ Biaya pemeliharaan dan perawatan relative lebih myrah dan mudah ➢ Pengalirannya tidak tergantung pada profil muka tanah ➢ Kemungkinan gangguan dari luar lebih kecil ➢ Harga pipa dan perlengkapannya relatife mahal ➢ Biayanya digunakan untuk mengalirkan air minum Dari semua sistem-sistem transportasi diatas pada dasarnya digunakan untuk : ➢ Membawa air baku dari sumber (bangunan pengumpul) ke bangunan pengolah air minum, untuk keperluan ini dapat digunakan open chanel atau dapat pula digunakan pipe line. ➢ Membawa air yang bersih yang memenuhi pengolahan air minum



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-5



reservoir dan kemudian didistribusikan untuk mencegah terjadinya konstaminasi, digunakan sistem perpipaan (pipe line). 4. Pipe Line (Perpipaan) Air dialirkan melaui sistem perpipaan dengan tekanan lebih besar dari pada tekanan udara luar (under pressure) beberapa hal penting antara lain: ➢ Biaya pemeliharaan dan perawatan relative lebih myrah dan mudah ➢ Pengalirannya tidak tergantung pada profil muka tanah ➢ Kemungkinan gangguan dari luar lebih kecil ➢ Harga pipa dan perlengkapannya relatife mahal ➢ Biayanya digunakan untuk mengalirkan air minum Dari semua sistem-sistem transportasi diatas pada dasarnya digunakan untuk : ➢ Membawa air baku dari sumber (bangunan pengumpul) ke bangunan pengolah air minum, untuk keperluan ini dapat digunakan open chanel atau dapat pula digunakan pipe line. ➢ Membawa air yang bersih yang memenuhi pengolahan air minum reservoir dan kemudian didistribusikan untuk mencegah terjadinya konstaminasi, digunakan sistem perpipaan (pipe line).



Gambar 4.3 Perpipaan Sumber: https://www.beritasatu.com/megapolitan/322185/pamjayapalyja-selesaikan-relokasi-pipa-primer Diakses: Kamis, 30 Desember 2021, 13:04 WIB



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-6



4.1.2



Cara Pengangkutan Terdapat dua alternatif cara pengangkutan yaitu secara gravitasi



atau dengan pemompaan, dari segi ekonomi cara gravitasi merupakan alternatif yang paling uatama, sedangkan pemompaan hanya digunakan bila keadaan topografi nya di lapangan benar-benar sudah tidak memungkinkan sistem gravitasi. 4.1.3



Kapasitas Yang Akan Diangkut Dalam sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan



bukan saja dari segi kualitas tapi juga segi kuantitas dalam arti, air minum harus cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen., hal ini yang mendasari perlunya transmisi. Kualitas air yang diangkut dalam sistem transmisi ialah sesuai dengan kapasitas hari maksimum (Qmax day) sehingga pada saat terjadi kebutuhan maksimum sistem transmisi dapat memenuhinya. 4.1.4



Perletakan dan Penempatan Dalam masalah perletakan dan penenpatan ini sangat



berpengaruh terhadap bahan, diameter, peralatan dan perlengkapan pada sistem yang selanjutnya berpengaruh pada masalah biaya yang perlu diperhatikan adalah : ➢ Kondisi air yang dibawa



➢ Kondisi lingkungan yang dilewati ada tidaknya dampak bagi sistem transmisi. ➢ Kondisi geologis yang dihadapi dengan prinsip menghindari medan yang sulit. ➢ Pemilihan jalur transmisi yang paling pendek. ➢ Pemilihan konstuksi yang paling ekonomis dan efisien. ➢ Terletak pada lokasi yang mudah dikontrol misalnya pada tanah milik umum,dan lain-lain. ➢ Biasanya sedikit mungkin diusahakan menggunakan perlengkapan pipa sistem. Perletakan dan peralatan, pemilihan peralatan dan perlengkapan



harus



disesuaikan



dengan



kebutuhan



yang



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-7



diperlukan secara teknis dengan memperhatikan segi ekonomis.



4.2



Bangunan dan Perlengkapan



4.2.1



Bangunan Pada Sistem Transmisi



1.



Bangunan penangkap air (Intake) Intake adalah suatu bangunan yang berguna untuk menyadap air



dari sumbernya. Pada dasarnya intake terdiri kasa atau saringan (Screen) dimana air baku masih dapat melewatinya. Selanjutnya dengan pipa air tersebut dapat di tampung di sumur pengumpul. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan adalah: ➢ Ketinggian air, maka iar lebih rendah atau maxsimum sama dengan ketinggian semula, ketinggian air dipengaruhi oleh tekanan air dalam baik yang sama dengan tekanan luar, dengan demikian diharapkan ketinggian muka air maxsimum dalam bak sama dengan ketinggian air semula. ➢ Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk mencegah masuknya sinar



matahari



yang



memungkinkan



tumbuhan



atau



mikroorganisme hidup serta mencegah kontaminasi. ➢ Tanah lokasi intake harus stabil. ➢ Intake



dibangun



dengan



pertimbangan



kemungkinan



peningkatan kapasitas air dimasa yang akan datang. ➢ Dibangun sedemikian rupa, sehingga dalam kondisi terburuk masih dapat dipakai.



Gambar 4.4 Intake Sumber: https://tixtaxs.blogspot.com/2015/11/melihat-prosespengolahan-air-bersih.html Diakses: Jum’at, 30 Desember 2021, 13:23 WIB



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-8



2.



Bak Pelepas Tekan (BPT) Bak pelepas tekan adalah suatu bangunan yang berfungsi



mengembalikan tekanan ke tekanan atmosfir dengan maksud membatasi tekanan dalam sistem terbatas sesuai dengan kemampuan pipa penahan tekanan dalam keadaan diam atau bekerja, dengan demikian pecahnya pipa karena tekanan dalam sistem berlebihan dapat dihindari. Bak pelepas tekan penguapan juga terdapat dalam sistem apabila pipa terletak diatas garis tekan (HGL), sehingga terdapat negative pressure yang dapat menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan penempatan BPT maka sistem terbagi menjadi beberpa bagian dimana masing-masing bagian sepenuhnya berada pada keadaan pas.



Gambar 4.5 Bak Pelepas Tekan Sumber: http://benkoenairbersih.blogspot.com/2010/04/bak-pelepastekanan.html Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:29 WIB



3.



Reservoir Berdasarkan fungsinya, reservoir dapat dibedakan menjadi



reservoir instalasi dan reservoir distribusi. ➢ Reservoir instalansi merupakan reservoir yang digunakan sebagai tempat penampungan air yang telah disaring sambil menunggu untuk dipompakan ke reservoir pelayanan untuk distribusi, juga sebagai sarana tempat kontak desinfeksi. ➢ Reservoir pelayanan adalah reservoir yang digunakan dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-9



pengaliran, mempertahankan tekanan pada saat kebutuhan jam puncak dan mengatasi keadaan darurat. Secara umum fungsi reservoir adalah : ➢ Untuk menampung dan menyimpan air bersih untuk melayani fluktuasi pemakaian per jam. ➢ Cadangan air jika terjadi kerusakan pada sistem pengolahan,



atau



pada



saat



pemeliharaan



sistem



pengolahan sehingga air tidak dapat diproduksi. ➢ Pemerataan aliran dan tekanan akibat bervariasinya pemakai air di daerah distribusi. ➢ Sebagai distributor atau sumber pelayanan.



Gambar 4.6 Reservoir Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/jawabarat/pr-01340899/reservoir-air-terbesar-diindonesia-segera-berfungsi-tahun-ini Diakses : Jum’at 30 Desember 2021, 13:36 WIB



4.



Jembatan Pipa Merupakan bagian dari pipa transmisi yang menyebrang



sungai atau saluran sejenis, diatas permukaan tanah/sungai. Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa baja atau DCIP (Ductile Cast Iron). Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wast out atau blow off. Dilengkapi dengan air valve yang diletakan pada jarak ¼ bentang dari masuk jembatan pipa.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-10



Gambar 4.7 Jembatan Pipa Sumber: https://4.bp.blogspot.com/ Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:41 WIB



4.2.2



Perlengkapan Pada Sistem Transmisi Berbagai jenis perlengkapan pipa yang ada seperti gate valve,



air valve, check valve, anchor block, bend, reduce atau increaser di pasar pada percabangan pipa untuk menjaga kerja sistem transmisi dan memudahkan pengecekan. 1. Gate Valve Berfungsi sebagai pengatur debit aliran dan memungkinkan untuk pemeriksaan pemeliharaan serta perbaikan, di pasang pada percabangan pipa, awal atau akhir saluran dan tiap jarak ± 1 Km.pada pipa.



Gambar 4.8 Gate Valve Sumber: https://raja-pipa.com/gate-valve/ Diakses: Jum’at, 30 Desember 202, 13:48 WIB



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-11



2. Check Valve Berfungsi mencegah aliran balik, yang dipasang pada : ➢ Pipa outlet pompa ➢ Tempat-tempat lain dimana diharapkan tidak terjadi aliran balik.



Gambar 4.9 Check Valve Sumber : https://iqshalahuddin.wordpress.com/2017/07/12/mengenal-valve/ Diakses : Jum’at, 30 Desember 2021, 13:50 WIB



1. Air Valve Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang berakumulasi dalam pipa dipasang pada tekanan tertinggi dan jaringan pipa.



Gambar 4.10 Air Valve Sumber: https://ensiklopedialingkungan.blogspot.com/2016/08/perlengkapanpipa-yang-perlu-diketahui.html Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:56 WIB



2.



Blow Off Berfungsi mengeluarkan sediment atau endapan kotoran yang terjadi



selama pengaliran atau untuk mengeluarkan air dalam keadaan darurat dipasang pada tempat dengan tekanan terendah dari jaringan pipa.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-12



Gambar 4.11 Blow Off Sumber: https://www.otosia.com/berita/blow-off-valve-penghasil-suara-khas-turbo.html Diakses: Jum’at, 30 Desember 2021, 14:02 WIB



3.



Anchor Block Berfungsi menahan beban pengaliran yang paling besar,



yang mungkin dapat menyebabkan perubahan bentuk pipa dan agar sambungan pipa tetap kaku.



Gambar 4.12 Anchor Block Sumber: https://www.facebook.com/worldconstruction360/photos/thrust-block-anchorblock-in- pipeline-a-massive-block-of-concrete-built-to-withs/1162096483961508/ Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:05 WIB



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-13



4.



Bend Berfungsi sebagai sambungan pipa untuk belokan.



Gambar 4.13 Bend Sumber : https://www.fobuma.com/id/mp/wavin-wavin-lite-bend-45aksesoris-pipa-pvc/, Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:10 WIB



1. Reducer atau Increaser Berfungsi untuk menghubungkan pipa dengan pipa yang diameternya berbeda.



Gambar 4.14 Reducer atau Increaser Sumber : https://pipadanfittinghdpe.com/reducer/ Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:16 WIB



4.2.3



Bahan Pipa Sebagian besar biaya dalam pelaksanaan di alokasikan untuk



perpipaan oleh karena itu ukuran pipa dan jenis-jenis pipa harus



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-14



ditentukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan efisien, jenisjenis pipa yang biasa digunakan antara lain: A.



Absestos Coment Pipe (Pipa Asbes) Keuntungan: ➢ Mudah didapat ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Berat satuan relative lebih ringan bila dibandingkan dengan pipa lainnya. ➢ Panjang saluran pipa lebih besar (6 M) Kelemahan: ➢ Mudah retak ➢ Tidak tahan benturan



B. Pipa PVC Keuntungan: ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Mudah pemasangan dan penyambungan ➢ Kedap air Kelemahan ➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar ➢ Umumnya hanya berdiameter



C. Pipa Beton Keuntungan ➢ Cukup kuat menahan gaya luar ➢ Tahan korosi ➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran ➢ Tidak mudah pecah Kelemahan ➢ Bobotnya cukup berat D. Pipa Besi Kentungan ➢ Tahan terhadap getaran-getaran ➢ Kedap air



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-15



➢ Panjang saluran sampai 6 meter ➢ Cukup licin Kelemahan ➢ Tidak tahan korosi ➢ Harga relative mahal ➢ Pengguanaan terbatas (di bawah jalan, rel kereta api, dll) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di lembar berikutnya. E. Pipa Tanah Liat Kentungan ➢ Tahan korosi F. Pipa PVC Keuntungan: ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Mudah pemasangan dan penyambungan ➢ Kedap air Kelemahan ➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar ➢ Umumnya hanya berdiameter



G. Pipa Beton Keuntungan ➢ Cukup kuat menahan gaya luar ➢ Tahan korosi ➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran ➢ Tidak mudah pecah Kelemahan ➢ Bobotnya cukup berat H. Pipa PVC Keuntungan: ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Mudah pemasangan dan penyambungan



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-16



➢ Kedap air Kelemahan ➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar ➢ Umumnya hanya berdiameter



I. Pipa Beton Keuntungan ➢ Cukup kuat menahan gaya luar ➢ Tahan korosi ➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran ➢ Tidak mudah pecah Kelemahan ➢ Bobotnya cukup berat J. Pipa Besi Kentungan ➢ Tahan terhadap getaran-getaran ➢ Kedap air ➢ Panjang saluran sampai 6 meter ➢ Cukup licin Kelemahan ➢ Tidak tahan korosi ➢ Harga relative mahal ➢ Pengguanaan terbatas (di bawah jalan, rel kereta api, dll) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di lembar berikutnya. K. Pipa Tanah Liat Kentungan ➢ Tahan korosi ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Mudah didapat ➢ Berat datuan ringan Kelemahan ➢ Harga relative mahal



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-17



L. Pipa Baja Kentungan ➢ Kedap air ➢ Tahan korosi ➢ Cukup licin



Kelemahan ➢ Harga relatif mahal M. Fiber Glass Kentungan ➢ Ringan ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Tahan korosi ➢ Kedap air ➢ Tahan terhadap gaya luar dan pembebanan ➢ Tipe sambungan yang fleksibel ➢ Panjang satuan mencapai 12 meter Kelemahan ➢ Harga relatif mahal Untuk memilihan bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan atas faktor- faktor seperti berikut ini : ➢ Umur ➢ Kapasitas air dapat di alirkan ➢ Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar. ➢ Kemudahan



dalam



pelaksanaan



(pemasangan



dan



penyambungan) ➢ Ukuran yang ada di pasaran ➢ Kedap air atau kerapatan tinggi Untuk memilihan bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan atas faktor- faktor seperti berikut ini : ➢ Umur ➢ Kapasitas air dapat di alirkan ➢ Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-18



➢ Kemudahan



dalam



pelaksanaan



(pemasangan



dan



penyambungan) ➢ Ukuran yang ada di pasaran ➢ Kedap air atau kerapatan tinggi ➢ Suku cadang dan perlengkapan mudah diperoleh di pasaran. Perletakan pipa tergantung pada : ➢ Jaringan jalan yang ada ➢ Jenis, kondisi, dan topgrafi tanah yang dilalui ➢ Sistem perpipaan yang lain (air buangan, listrik, telepon, dll)



4.3



Kriteria Perencanaan Sistem Transmisi Dalam kriteria perencanaan sistem transmisi ini dapat dilihat



dari beberapa kriteria diantaranya : 1. Saringan Slinder (Filter) ➢ Diletakan ± 0.6-1 m di bawah muka air 2. Pipa saluran air baku ➢ Kecepatan 0.6-1.5 m 3 /detik ➢ Pada saat paling rendah, kecepatan > 0.6 m



3



/detik dan



pada saat tertinggi kecepatan > 1.5 m 3 /detik 3. Sumur Intake ➢ Waktu dimensi 20 menit, tertekan 1 m dari dasar sungai ➢ Dinding sumur tebalnya 20 cm dan kedap air ➢ Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan pada sumur 4. Pipa hisap ➢ Kecepatan 1-5 m 3 /detik ➢ Perbedaan antara bebas terendah dengan pusat pompa tidak boleh lebih dari 3.7 m 3 /detik 5. Strainer ➢ Back wash, kecepatan > 3 m 3 /detik ➢ Jumlah back wash sama dengan 1/3 dari aliran dalam



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-19



pompa 6. Saringan bell month ➢ Kecepatan melewati lubang saringan 0.5-0.30 m 3 /detik ➢ Bukan lubang saringan 6-12 m atau ¼”-1/2” diameter ➢ Luas total area saringan biasanya 2 kali area efektif dari jumlah total area lubang.



4.4



Perencanaan Intake Adapun tipe intake yang dapat digunakan untuk sumber air



baku yang berasal dari danau adalah intake tower. Dalam perencanaan instalasi pengolahan air minum dengan sumber air baku



berasal



dari



Makadirekomendasikan



Danau atas



Bekas beberapa



galian



Pasir.



pertimbangan



pertimbangan, yaitu sebagai berikut : ➢ Dari segi ekonomis, intake ini lebih murah daripada submerged intake. ➢ Secara teknis, oprasional dan pemeliharaan intake lebih mudah serta kemungkinan perubahan lingkungan sekitar danau misalnya pendangkalan danau. Intake merupakan unit bangunan yang berfungsi untuk menangkap air dari sumber air baku yang akan diolah dengan debit yang sesuai dengan perencanaan pengolahan. Pada perencanaan intake perlu diperhatikan karakteristik air seperti fluktuasi muka air maksimum dan minimum, materi tersuspensi dan banyaknya kotoran yang mengapung. Kecepatan aliran perlu diperhatikan agar tidak terjadi pengendapan pasir. Kecepatan aliran yang dianjurkan untuk saluran intake adalah 0.61.5 m/dtk dengan waktu tinggal dalam intake 20 menit (AlLayla,1978). Intake (Bangunan Sadap), dapat dibagi menjdi dua yaitu : ➢ Bangunan intake gravitasi ➢ Bangunan Intake



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-20



pompa Adapun tipe bangunan intake yaitu ➢ Intake tenggelam ➢ Intake sumur basah, yaitu titik muka air sumuran sama dengan permukaan badan air yang sadap ➢ Intake sumuran kering yaitu sumur intake tidak berisi air ➢ Reservoir Sumuran intake diantaranya : ➢ Jumlah sumuran dua ➢ Waktu



detensi



20



menit



(waktu



air



ada



dalam



sumuran/selang waktu antara partikel air tersebut masuk keluar lagi) ➢ Tebal dinding 20 cm dan kedap air ➢ Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan pada sumur. Pemilihan Lokasi Intake, dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya: ➢ Tersedianya air baku yang cukup kualitasnya ➢ Kuantitas cukup dan mudah diambil (sampai akhir perencanaan) ➢ Lokasi intake mudah dijangkau ➢ Bila lokasi dekat dengan laut perhatikan instrusi air laut. Pertumbuhan dalam perencanaan intake, diantaranya : ➢ Faktor keselamatan ➢ Intake mempunyai berat sendiri yang cukup (tidak hanyut) ➢ Pada kanal navigasi (lalu lintas) ada tiang pancang sebagai proteksi ➢ Dilengkapi dengan saringan benda dan ikan ➢ Posisi inlet dapat menerima dalam kondisi minimum dan maximum. Intake adalah bangunan yang berguna untuk menyadap air



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-21



dari sumbernya dimana air baku masih dapat melewatinya. Sedangkan dengan pipa air tersebut dapat tertampung pada sumber pengumpul. Beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan: ➢ Hal penting adalah ketinggian muka air dalam bak yang lebih rendah atau maksimum sama dengan ketinggian muka air semula. Ketinggian air dalam bak dipengaruhi oleh tekanan air dengan bak, untuk itu diperlukan vent agar tekanan muka air maksimum dalam bak sama dengan air semula. ➢ Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk menghindari masuknya sinar matahari yang memungkinkan tumbuh kembangnya mikroorganisme hidup serta kontaminasi. ➢ Tanah dilokasi harus stabil ➢ Intake dibangun tegak lurus terhadap aliran air untuk menghindari masuknya air kedalam bangunan. ➢ Dibangun dengan pertimbangan kemungkinan peningkatan kapasitas dimasa yang akan datang ➢ Dibangun sedemkian mungkin dalam kondisi terburuk masih



dapat digunakan.



4.5



Perencanaan Jalur Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem air baku atau air minum dari



sumber menuju reservoir untuk selanjutnya diteruskan ke daerah pelayanan melalui sistem distribusi. Pada sistem penyaluran akan terjadi kehilangan energi (head loss). Sepanjang pengaliran akibat friksi penampang saluran ataupun akibat pemakaian perlengkapan pada saluran (pipa). Friksi yang terjadi akibat sifat fisik saluran dinamakan mayor losses, sedangkan akibat pemakaian perlengkapan saluran (pipa) dinamakan minor losses, besarnya mayor losses bergantung pada : ➢ Bahan atau jenis pipa ➢ Kecepatan aliran ➢ Dimensi pipa



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-22



➢ Panjang saluran yang ditempuh Kehilangan energi (minor losses) dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan koefisien yang tergantung jenis peralatan. Perencanaan jalur transmisi dapat dilihat pada. 4.5.1



Perhitungan Head Losses Major losses dapat dihitung dengan rumus: HL



𝑸



= (𝟎,𝟐𝟕𝟖𝟓 𝒙 𝑪 𝒙𝑫𝟐.𝟔𝟑)1/0.54 x L. Pipa



Dimana : HL



= Head Loss



C



= Koefisien kekasaran pipa menurut Hazen-



Williams Q D



= Debit aliran (m3/dtk)



= Diameter



pipa (m) L



=



Panjang pipa (m) Minor Losses dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: HL



𝐾



= 𝑉 2/2𝑔



Dimana : HL= Minor losses K = Koefisien tekanan hidrolik V = Kecepatan pengaliran (m/dtk) Untuk perhitungan awal, kehilangan energi akibat minor losses besarnya adalah 10% dari mayor losses sehingga dalam penggunaan Hw digunakan panjang pipa ekivalen yang besarnya adalah Hek = L + 10% L = L + 0.1 L Perhitungan diameter pipa dilakukan setelah jalur pipa transmisi ditentukan dan digambarkan profil memanjangnya. Koefisien C = 100 dan untuk H diambil H yang tersedia. Bila diameter pipa hasil perhitungan sudah didapat, maka perlu dibuat perhitungan baru dengan menggunakan diameter pipa yang ada di pasaran dan dari perhitungna didapat kehilangan tekanan dalam sistem transmisi secara keseluruhan.



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-23



Dalam perhitungan ini, sisa tekan titik distribusi diharapkan sebesar 5 m, penggunaan BPT dan penempatan alat lainnya merupakan alternatif yang dapat diterapkan pada sistem, untuk kemudian dicari alternatif penempatan alat yang terbaik. Tekanan kerja pipa, yaitu tekanan maksimum yang dianjurkan dalam pengoperasian pipa, ditetapkan sebesar 80 m yang merupakan batas alternatif penempatan BPT : ➢ Jarak dari rumah pipa ➢ Kemungkinan dari kerusakan oleh benda yang bergerak. 4.5.2



Penentuan Jalur Pipa Alternatif Dari hasil



pemilihan alternatif jalur transmisi,



penentuan



berdasarkan kepada hal- hal berikut, diantaranya : 1.



Segi ekonomi Alternatif terbaik dilihat dari harga pipa terkecil dan panjang pipa terpendek serta alat yang digunakan untuk jalur transmisi



2.



Segi teknis Alternatif terbaik dapat ditentukan dari dua hal, yaitu minor losses dan residual head. Minor losses akibat penggunaan peralatan pada pipa sebaiknya sekecil mungkin. Cara lainnya dengan melihat residual head tiap alternatif terutama titik distribusi



3.



Segi topografi Keadaan topografi jalur yang menurun dan menanjak mempengaruhi cara pengalirannya apakah dengan cara gravitasi atau dengan cara pemompaan, kemudian apakah jalur transmisi tersebut melewati beberapa hambatan seperti jalan raya, sungai dan lain – lain. Untuk itu diperlukan gorong gorong atau siphon dan jembatan pipa Tabel 4.1 Panjang Pipa Transmisi Jalur Alternatif 1



Segmen A-1 1-2 2-R



Alternatif 2



B-1 1-2 2-R



HL Total



EGL



HGL



2,16 6,46 7,77 2,41 4,43 11,25



767,84 749,54 762,23 767,59 753,57 744,75



767,55 749,15 761,90 764,56 753,32 744,46



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-24



Jalur



Segmen



HL Total



EGL



HGL



2,21 8,36 12,34



767,79 749,64 737,66



767,50 749,39 737,37



C-1



Alternatif 3



1-2 2-R



Sumber: Hasil Perhitungan



Contoh perhitungan : L ek



= L + ( 10% L ) = 350 + ( 10% * 350 ) = 385 m



S teori = ΔH / L ek = 2 / 385 = 0,005



Qmaks hari



= 3,78758 m3/dtk



D



= [0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝑠0,54 ]1/2,63



𝑄



=[



3,78758 m3/dtk 0,2785 𝑥 100 𝑥 𝑠0,54



]1/2,63



= 1,38 m → 54,29” ≈ 56” Cek: D



= 56” → 1,422 m



S



= [0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝑠2,63 ]1/0,54



𝑄



3,78758 m3/dtk



= [0,2785 𝑥 100 𝑥 (1,422)2,63 ]1/0,54 = 0,004 HL Mayor



= SAkutual x L.Ekiv = 0,005 x 330 = 1,72 m



Residual Head (Sisa Tekan) RH



= Head yang tersedia – HL mayor = ∆H – HL mayor = 2 – 1,72 = 0,28



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-25



Luas Penampang A



= ¼ x π (DPasaran)2 = ¼ x 3,14 x (1,422)2 = 1,117 m2



V



𝑄



=𝐴 =



3,78758 m3/dtk 1,117



= 2,385 m/dtk HL Minor



𝑣2



= Kx 2𝑥𝑔 = =



HL Total



(1 x 0,25) + (1 𝑥 0,12) + (1 𝑥 0,24) 𝑥 (0,971)^2 2 𝑥 9,81



0,44



= Mayor Losses + Minor Losses = 1,72 m + 0,44 m =2m



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-26



Jalur



Segme n



A-1 Altern atif 1



1-2 2-R



Kontu r



Panjan g Pipa



(m) 756754 762756 770762



(m)



A H (m )



350



2



385



850



6



935



1200



8



1320



Jumlah



Jalur



Segme n



B-1 Altern atif 2



1-2 2-R



L Ekivale n (m)



10 0 10 0 10 0



2400



Kontu r



Panjan g Pipa



(m) 754752 758754 770758



(m)



Jumlah



C



400



A H (m ) 2



L Ekivale n (m) 440



900



4



990



2200



12



2420



3500



C



10 0 10 0 10 0



Tabel 4.2 Penetuan Head Loss D D Pasara S S Teori n HL Aktua teori l (inchi ) (inchi) (m) 0,00 5 54,29 56 0,004 1,72 0,00 6 51,99 52 0,006 5,99 0,00 6 52,60 54 0,005 7,04 14,75 0,016 6 D D Pasara S S Teori n HL Aktua teori l (inchi ) (inchi) (m) 0,00 5 55,80 56 0,004 1,97 0,00 4 57,17 58 0,004 3,73 0,00 5 54,82 56 0,004 10,81



0,013



16,51



RH



0,2 8 0,0 1 0,9 6 1,2 4



Nama Alat



GV,AV,BO GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45



RH Nama Alat



0,0 3 0,2 7 1,1 9 1,4 9



GV,AV,BO GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



A (m2) 1,11 7 1,03 7 1,07 7 3,23 0



A (m2) 1,11 7 1,15 6 1,11 7 3,39 0



HL Mino r



HL Tota l



2,385



0,44



2



2,766



0,46



6



2,565



0,73



8



7,715



1,67



16



HL Mino r



HL Tota l



2,385



0,44



2



2,223



0,70



4



2,385



0,44



11



6,993



2,21



19



v (m/detik )



v (m/detik )



IV-27



Jalur



Segme n



C-1 Altern atif 3



1-2 2-R



Kontu r



Panjan g Pipa



(m) 750748 758750 770758



(m)



A H (m )



600



2



Jumlah



L Ekivale n (m) 660



1080



8



1188



2800



12



3080



4480



C



S teori



10 0 10 0 10 0



0,00 3 0,00 7 0,00 4



D Teori (inchi ) 60,65



D Pasara n



S Aktua l



(inchi) 62



HL



RH



Nama Alat



(m) 0,003



1,80



51,48



52



0,006



7,62



57,60



58



0,004



11,60



0,013



21



0,2 0 0,3 8 0,4 0 0,9 9



GV,AV,BO GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45



Sumber : Hasil Perhitungan



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



A (m2) 1,23 6 1,03 7 1,15 6 3,43 0



HL Mino r



HL Tota l



1,946



0,42



2



2,766



0,75



8



2,223



0,74



12



6,934



2,19



23



v (m/detik )



IV-28 4.5.3



Pemilihan Jalur Pemilihan jalur berdasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu Residual



Head, peralatan dan perlengkapan pipa. Sebisa mungkin peralatan dan perlengkapan yang digunakan sedikit, kemudian panjang pipa dipilih yang paling pendek. Selanjutnya berdasarkan operasi dan pemeliharaan. Dibawah ini adalah tabel yang merupakan perbandingan dari 3 Alternatif jalur. Tabel 4.3 Perbandingan Jalur Transmisi No



Parameter



1 2



Diameter Pipa Panjang Pipa



3 4



Alternatif Alternatif 1 2 54 56 2400 3500



Alternatif 3 58 4480



Alternatif Terpilih Alternatif 2 Alternatif 2



Residual Head (RH) Kecepatan



1,24



1,49



0,99



7,715



6,934



Gate Valve Air Valve Blow Off Bend 45



1 1 1 1



6,993 Peralatan 1 1 1 1



Alternatif 3 Alternatif 3



1 1 1 1



Sama Sama Sama Sama



5



Sumber: Hasil Perhitungan



Dari tabel di atas, maka Alternatif 2 adalah alternatif yang terpilih. Karena mempunyai diameter pipa yang terkecil dan asesoris kecepatan paling besar. Tabel 4.4 Faktor Nilai Koefisien Perlengkapan Pipa No



4.4.3



Nama Alat



k



Sumber



1



Gate Valve



0.25



Mekanika Fluida dan Hidraulika



2



Air Valve



0.12



Water and Wastewater Engineering



3



Bend 90



0.5



Mekanika Fluida dan Hidraulika



4



Bend 45



0.35



Mekanika Fluida dan Hidraulika



5



Blow Off



0.24



Water and Wastewater Engineering



Perhitungan HGL dan EGL Contoh Perhitungan : EGL



= Elevasi Tertinggi – HL total = 770 – 754



EGL



= 767,84m



HGL = EGL - (V2/2*g) Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-29 = 767,84- (2,385 2/ 2*9.81 ) = 767,55



Tabel 4.5 Hasil Perhitungan EGL dan HGL Jalur



HL Total 2,16 6,46 7,77 2,41 4,43 11,25 2,21 8,36 12,34



Segmen A-1 1-2 2-R B-1 1-2 2-R C-1 1-2 2-R



Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3



EGL



HGL



767,84 749,54 762,23 767,59 753,57 744,75 767,79 749,64 737,66



767,55 749,15 761,90 764,56 753,32 744,46 767,50 749,39 737,37



Sumber: Hasil Perhitungan



Tabel 4.6 Perhitungan EGL Dan HGL Pada Jalur Terpilih (Alternatif 2) KONTUR



EGL



HGL



770



768



767



762



750



749



758



738



737



Sumber: Hasil Perhitungan



Setelah dilakukan perhitungan HGL dan EGL pada alternatif terpilih (alternatif 2), maka dapat diketahui jarak antara HGL dan EGL tidak jauh beda, hal ini dapat kita lihat dalam bentuk grafik berikut: Gambar 4.15 Grafik Profil Hidrolis



Grafik Hidrolis 780



Axis Title



770 760 750



EGL



740



HGL



730 720 1



2



3



Sumber: Hasil Perhitungan



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-30



Gambar 4.16 Peta Jalur Distribusi Sumber: EPANET



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



IV-31



Gambar 4.17 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang Sumber: EPANET



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman



BAB V PERENCANAAN RESERVOIR DAN SISTEM DISTRIBUSI



5.1



Perencanaan Reservoir



5.1.1 Kriteria Perencanaan Reservoir Dalam suatu sistem Penyediaan Air Minum diperlukan adanya suatu perhitungan reservoir, karena reservoir merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem Penyediaan Air Minum. Reservoir dibutuhkan untuk menampung air bersih dari sumber melalui sistem perpipaan untuk dialirkan kembali ke daerah pelayanan. Instalasi pengolahan air minum memberikan kapasitas berdasarkan kebutuhan maksimum perhari. Sedangkan sistem distribusi direncanakan pada debit puncak perjam. Dalam hal ini ada perbedaan yang besar antara kapasitas yang satu dengan kapasitas yang lainnya. Untuk menyeimbangkan perbedaan tersebut diperlukan suatu tempat penyimpanan air sementara untuk mengatasi fluktuasi pengaliran air dari sumber air. Rancangan reservoir dalam suatu sistem distribusi air minum mengharuskan dipenuhinya kriteria sebagai berikut : 1. Ambang Batas dan Dasar Bak a.



Diperlukan ambang batas minimum sebesar 30 cm di atas permukaan tertinggi



b.



Dasar bak sebaiknya minimum 15 cm dari muka air yang terendah



c.



Kemiringan dasar bak sebaiknya 1/100 – 1/500 ke arah pipa penggerusan



2. Inlet dan Outlet a.



Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pada pertimbangan bentuk dan struktur dari reservoir, sehingga tidak ada aliran yang mati



b.



Pipa outlet sebaiknya diletakkan minimal 10 cm di atas lantai atau diletakkan pada muka air yang terendah dan dilengkapi dengan saringan V-1



V-2



c.



Perlu diperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding dari reservoir, harusdipastikan dinding tersebut kedap air dan diberi flexible joint sehingga aliran air akan tetap masuk atau keluar dari saluran pipa walaupun pada ketinggian air minum



d.



Pipa inlet dan Outlet dilengkapi dengan gate valve



3. Ventilasi dan Manhole a.



Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi, manhole dan alat ukur tinggi muka air



b.



Ventilasi harus selalu memberikan sirkulasi udara yang cukup ke dalam reservoir sesuai dengan volumenya



c.



Tinggi ventilasi +50 cm dari bagian dalam, terbuat dari pipa besi diameter 100 mm dan dipasang pada tempat didekat lubang pemeriksaan



4. Konstruksi a.



Merupakan bangunan yang terletak di bawah tanah, yang dibuat dari konstruksi beton bertulang kedap air. Dinding bagian dalam dan lantai hendaknya di plester halus. Sekat bak penampung terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan permukaan dinding diplester halus, dengan tebal sekat bak penampung antara 0,15 – 0,25 m



b.



Atap bak penampung terbuat dari konstruksi beton dengan permukaan atasnya dilapisi TAR/Tangki Aliran Rata-Rata (coal TAR) dan dilengkapi talang air hujan



5.1.1.1 Fungsi Reservoir Secara umum, fungsi reservoir adalah : a.



Untuk menampung dan menyimpan air bersih untuk melayani fluktuasi pemakaian perjam



b.



Cadangan air jika terjadi kerusakan pada system pengolahan sehingga air tidak dapat diproduksi



c.



Pemerataan aliran dan tekanan akibat bervariasinya pemakai air di daerah distribusi



d.



Sebagai distributor atau sumber pelayanan



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman



V-3



5.1.1.2 Lokasi Reservoir Untuk menentukan lokasi reservoir distribusi harus mempertimbangkan pula tinggi tekanan yang tersedia atau yang dapat disediakan, sehingga diperoleh suatu lokasi yang menguntungkan baik secara ekonomis maupun teknis. Tetapi penempatan yang paling baik adalah pada titik tertinggi di dalam kota. Bentuk umum yang digunakan ada 2 macam, yaitu : 1. Reservoir bawah tanah ( Ground reservoir ) 2. Reservoir dengan elevasi beberapa meter di atas tanah (Elevated reservoir) Untuk transmisi dengan pemompaan, tekanan maksimum air dalam pipa yaitu antara 1-8 bar. Untuk beda elevasi lebih besar dari 100 m, air yang di alirkan sebaiknya ditampung dahulu pada sebuah reservoir buffer agar tidak mengalami tekanan lebih besar dari 8 bar. Penempatan di tengah-tengah daerah distribusi hanya dilakukan pada kota yang permukaan tanahnya relatif datar. Penempatan di daerah distribusi yang paling tinggi elevasinya, untuk daerah yang mempunyai kemiringan ke arah satu tersebut sangat ideal jika EGL sejajar dengan muka tanah. 5.1.2 Perhitungan Volume Reservoir Untuk menghitung kepastian reservoir ini, maka reservoir ditinjau dari fungsinya sebagai equilizing flow. Reservoir diperlukan untuk menyeimbangkan fluktuasi permukaan air harian, sehingga kebutuhan maksimum perjam dapat terpenuhi. Kapasitas reservoir ini dapat ditentukan bila diketahui fluktuasi pemakaian air harian di kota tersebut. Supply air diberikan selama 24 Jam Supply rata – rata tiap jam = 100% * 24 Jam = 4.17 % Tabel 5.1 Fluktuasi Pemakaian Air Waktu



Jumlah Jam



24.00 - 05.00 05.00 - 06.00 06.00 - 07.00 07.00 - 09.00 09.00 - 10.00 10.00 - 13.00



5 1 1 2 1 3



Supply Air Per Jam (%) 4,17 4,17 4,17 4,17 4,17 4,17



Pemakaian Per Jam 0,75 4 6 8 6 5



Total Supply (%) 20,85 4,17 4,17 8,34 4,17 12,51



Total Pemakaian 3,75 4 6 16 6 15



Volume Reservoir (+) (-) 17,10 0,17 1,83 7,66 1,83 2,49



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman



V-4



Waktu



Jumlah Jam



13.00 - 17.00 17.00 - 18.00 18.00 - 20.00 20.00 - 21.00 21.00 - 22.00 22.00 - 24.00



4 1 2 1 1 2



Supply Pemakaian Air Per Per Jam Jam (%) 4,17 6 4,17 10 4,17 4,5 4,17 3 4,17 2 4,17 0,75 Total



Total Supply (%) 16,68 4,17 8,34 4,17 4 8,34



Total Pemakaian 24 10 9 3 2 1,5



Volume Reservoir (+) (-) 7,32 5,83 0,66 1,17 2,17 6,84 27,45 27,62



Sumber : Hasil Perhitungan



Contoh Perhitungan : Lamanya Waktu = 24.00 s/d 05.00 = 5 Jam Diketahui dari survey penelitian terhadap Fluktuasi pemakaian air / jam= 0,75% Total Supply = Supply perjam x Jumlah Jam = 4.17 x 5 = 20,85 % Total Pemakaian



= Pemakaian Perjam x Jumlah Jam = 0,75 x 5 = 3,75 %



Selisih antara Volume Reservoir



= Total Supply (%)– Total Pemakaian (%) = 20,85 – 3,75 = (+) 17,1



Selisih antara Volume Reservoir



= Total Supply (%)– Total Pemakaian (%) = 4,17 - 6 = (-) 1,83



Rata – rata Persentase Kapasitas Reservoir = (a +b )/2 = (27,7 + 27,62 )/2 = 27,66 % Volume Reservoir



= 27,66% x Qrata-rata (m3/dtk) x 86400 dtk/hr = 27,66% x 3,443256 m3/dtk x 86400 dtk/hr = 8191588,7 m3/hari = 8191588,7 / 2 reservoir = 4095794,331 m3



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman



V-5



5.1.3 Dimensi Reservoir Karena digunakan 2 reservoir dengan pertimbangan apabila terjadi kerusakan pada salah satu reservoir maka reservoir yang satunya masih dapat bekerja seperti biasa. Diasumsikan kedalaman reservoir adalah 10 m dengan perbandingan panjang dan lebar 2:1, maka dimensi reservoir dapat dihitung sebagai berikut : Volume Reservoir = p x l x t p:l=2:1 p = 2l z=pxlxt z = 2l x l x t l = (z x t)/2 p x l = (4095794,331) m3 / 10 2l x l = 4095794,331 m3 l 2 = (4095794,331 / 2 ) = 204789,7166 l = 452,5370 p=2xl p = 2 x 452,537 p = 905,074 m Jadi : p = 905,074 m l = 452,5470 m t = 10 m



5.2



Sistem Distribusi



5.2.1



Penempatan Jalur Perpipaan Perencanaan penempatan jalur perpipaan yang akan dibuat adalah jalur



perpipaan induk (feeder sistem). Pipa induk ini merupakan pipa distribusi jaringan terluar yang menghubungkan zona-zona pelayanan, yaitu pelayanan dalam kota dari reservoir ke seluruh jaringan pipa utama. Pipa induk ini tidak bisa digunakan untuk melayani tapping ke rumah-rumah. Pipa yang digunakan untuk sistem distribusi adalah sistem pipa yang mempunyai ketahanan terhadap tekanan yang tinggi. Penentuan diameternya Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman



V-6



dilakukan berdasarkan kebutuhan yang akan dialirkan melalui tapping setiap zone pelayanan. Dalam perencanaan sistem jaringan distribusi dibagi menjadi beberapa cabang (rencana sistem yang digunakan), dimana pada setiap cabang terdapat beberapa titik sadap, dan pada setiap titik sadap direncanakan akan melayani satu daerah. Pendistribusian debit air bersih didaerah pelayanan pada prinsipnya harus dapat melayani seluruh daerah pelayanan dan besarnya debit pada setiap daerah pelayanan berbeda-beda tergantung pada beban daerah pelayanan. Besarnya luas masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 5.2 yang terlampir. Tabel 5.2 Penduduk per Desa dan Luas Wilayah Luas Wilayah (km^2) 2,44 5,42 3,82 1,53 2,1 2,31 1,58 1,91 1,91 1,98



Wilayah Sadu Sukajadi Sukanagara Panyirapan Karamatmulya Soreang Pamekaran Parung Serab Sekarwangi Cingcin



Persentase Wilayah (%) 9,76 21,68 15,28 6,12 8,4 9,24 6,32 7,64 7,64 7,92



Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka, 2020.



5.2.2 Pembagian Debit Tiap Kecamatan Contoh Perhitungan : Desa Sadu Diketahui : Q peak jam 2040



= 5,164884 m3/dt



Luas Desa



= 2,44 Km2



Luas Total Desa



= 25 Km2



Maka, Luas Desa (Km2 ) Debit Air = x Q peak jam 2040 Luas Total Desa (Km2 ) =



2,44 25



x 5,164884= 0.504 m3/detik



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman



V-7



Tabel 5.3 Pembagian Debit Tiap Desa Wilayah Sadu Sukajadi Sukanagara Panyirapan Karamatmulya Soreang Pamekaran Parung Serab Sekarwangi Cingcin Total



Luas Wilayah (Km^2) 2,44 5,42 3,82 1,53 2,1 2,31 1,58 1,91 1,91 1,98 25



Q peak Jam 2040 (m^3/dt)



Debit (m^3/dtk)



5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 51648,841



5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 51648,841



Sumber : Hasil Perhitungan



5.2.3



Pemilihan Jalur Alternatif



Perhitungan diameter pipa hantar distribusi dilakukan dengan menggunakan program EPANET. Pemilihan jalur alternatif pada ketiga jalur alternatif dapat dilihat berdasarkan hasil tabel perhitungan pada EPANET. 5.2.3



Analisa Perhitungan EPANET



Pada ketiga jalur alternatif yang telah dibuat, jalur alternatif kedua yang terpilih berdasarkan kecepatan dan tekanan yang sesuai dengan standar yang ditentukan. Yang mempengaruhi kecepatan adalah debit dan luas penampang. Debit yang tinggi dan diameter yang cukup akan sangat berpengaruh pada kecepatan air ketika mengalir



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman



V-8



Gambar 5.1 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang Sumber: Epanet



Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman



DAFTAR PUSTAKA



Lembar Tugas Penyediaan Air Minum Tahun Akademik 2021/2022. Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pasundan; Bandung.



Soufyan, Moh. Noerbambang & Takeo Morimura. 1991. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Penyediaan Air Minum. PT. Pradnya Paramita; Jakarta.



Maesaroh, Pratiwi. 2021. Master Tugas Besar Penyediaan Air Minum. Universitas Pasundan; Bandung.



Muslim, Aziz. 2020. Master Tugas Besar Penyediaan Air Minum. Universitas Pasundan; Bandung.



Hartadi, Agung. 2020. Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020. Badan Pusat Statistik: Kabupaten Bandung.



Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Penyediaan Ai Minum. Jakarta Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum Vol.VI. 1998. Dept. PU



LEMBAR ASISTENSI PENYEDIAAN AIR MINUM (TL – 504)



Nama



: Alfi Rizqiya R



NRP



: 193050009



Dosen



: Dr. Ir Evi Afiatun, M.T



Asisten



: Dimas Taufiqurrahman



Foto



TANGGAL 31/10/2021 08/11/2021 24/11/2021 25/11/2021 30/11/2021 10/12/2021 11/12/2021 18/12/2021 29/12/2021 30/12/2021 05/01/2022 12/01/2022 19/01/2021 21/01/2021



CATATAN Mengerjakan Bab 1 Mengerjakan Bab 2 Revisi Bab 1 ACC Bab 1 Mengerjakan Excel Bab 3 Revisi Bab 2 ACC Bab 2 Mengerjakan Word Bab 3 Revisi Bab 3 ACC Bab 3 Mengerjakan Bab 4 Mengerjakan Bab 5 Revisi Bab 4 dan Bab 5 ACC Bab 4 dan Bab 5 Draft All



PARAF



JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2021/ 2022 PETUNJUK UMUM TUGAS PENYEDIAAN AIR MINUM (P.A.M) 1. Tugas PAM terdiri dari 3 problem set/ 3 bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu : a. Studi Kebutuhan Air Minum b. Perencanaan sistem transmisi c. Perencanaan sistem distribusi 2. Tugas dapat diambil di masing-masing asisten 3. Pada Bab Pendahuluan sertakan kajian mengenai PP 121 Thn 2015 dan PP 122 Thn 2015 4. Penyelesaian tugas harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh asisten 5. Tugas dinyatakan selesai apabila telah memenuhi segala persyaratan dan telah disetujui oleh asisten 6. Seluruh tugas disatukan dalam bentuk laporan dan diserahkan paling lambat pada saat Ujian Akhir dilaksanakan 7. Penampilan Laporan: a. Laporan ditik rapih dengan MS Word b. Gambar dikerjakan dengan menggunakan program Auto Cad atau Corel Draw. c. Cover Laporan berwarna biru dan dicantumkan Judul Tugas, Nama, NRP serta Tahun pembuatan 8. Tugas dengan nilai >60 merupakan persyaratan untuk kelulusan mata kuliah PAM dan berpengaruh pada nilai akhir (25-30%)



Bandung, Oktober 2021 Koordinator Tugas P.A.M



JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2021 / 2022 Tugas I Studi Kebutuhan Air Minum I. PENUGASAN Berdasarkan data-data fiktif suatu kota yang diberikan, saudara diminta untuk melakukan : 1. Proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang dengan menggunakan 3 metode yang dianggap cocok digunakan untuk wilayah perencanaan. (Asisten yang menentukan metode) 2. Studi kebutuhan air minum untuk setiap kegiatan dengan mempertimbangkan pola kebiasaan masyarakat dan kemungkinan perkembangan di masa mendatang. Gunakan standar kebutuhan air minum yang terbaru. 3. Menentukan tahapan pelayanan air bersih dengan mempertimbangkan keadaan sosial, ekonomi dan perkembangan kota di masa mendatang 4. Proyeksi fluktuasi air bersih sampai akhir periode perencanaan 5. Perkiraan fluktuasi pemakaian air pada akhir periode perencanaan meliputi pemakaian rata-rata, hari maksimum dan jam puncak II. PETUNJUK PENGERJAAN 1.



2. 3. 4. 5. 6. 7.



Dalam menentukan pemilihan salah satu metode proyeksi penduduk diperlukan suatu alasan yang kuat dari segi matematis, potensi daerah, perpindahan penduduk maupun perkembangan karena kelahiran dan kematian (dapat digunakan asumsi sendiri bila perlu) Besarnya kebutuhan air untuk masing-masing jenis pemakaian dapat diperoleh dari referensi terbaru yang sesuai dengan kondisi negara kita Dalam menentukan tahap pelayanan air minum harus diperhatikan kemungkinan perkembangan kota pada masa mendatang Peningkatan kebutuhan air minum harus memperhatikan kesanggupan masyarakat setempat dalam segi ekonomis Untuk menentukan fluktuasi pemakaian air dapat dilakukan studi literatur dan dilakukan berbagai pertimbangan yang dianggap perlu Sumber literatur yang digunakan harus dicantumkan dalam laporan dan dimasukkan dalam daftar pustaka. Periode perencanaan selama 20 tahun dibagi dalam 2 tahap, dimana setiap tahapnya adalah untuk 10 tahun perencanaan



III. DATA-DATA PERENCANAAN Tabel 1 : data penduduk 10 tahun terakhir (pilih 1 tabel untuk 1 kelompok) Tahun Jml penduduk Tahun Jml Penduduk (jiwa) (Jiwa) 2011 555.888 2016 792.280 2012 ……………….. 2017 ……………….. 2013 671.100 2018 851.125 2014 ………………. 2019 ……………….. 2015 755.220 2020 955.288 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015



Jml penduduk (jiwa) 425.444 ……………….. 565.123 ………………. 672.276



Tahun 2016 2017 2018 2019 2020



Jml penduduk (jiwa) 512.512 ……………….. 633.454 ………………. 702.123



Tahun



Jml penduduk (jiwa) 522.333 ……………….. 632.100 ………………. 712.666



Tahun



2016 2017 2018 2019 2020



2016 2017 2018 2019 2020



Jml Penduduk (Jiwa) 733.400 ……………….. 812.333 ……………….. 892.320 Jml Penduduk (Jiwa) 772.280 ……………….. 831.122 ……………….. 899.990 Jml Penduduk (Jiwa) 792.220 ……………….. 866.123 ……………….. 966.288



Tabel 2 : Jenis pemukiman penduduk tahun 2020 Jenis Rumah Persentase (%) Permanen ……………………… Semi Permanen ……………………… Non Permanen ……………………… Catatan : data yang kosong diisi oleh masing-masing Asisten (Tugas I diselesaikan dalam 2 minggu)



JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2021/ 2022 TUGAS II SISTEM TRANSMISI Tujuan : Tugas ini diberikan agar mahasiswa mampu merencanakan sistem transmisi air minum, disertai dengan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dan menyatakan perencanaan ini dalam bentuk gambar teknik yang cukup memenuhi kaidah-kaidah perencanaan Lingkup Tugas : Lingkup tugas ini meliputi : 1. Penentuan garis besar sistem pipa transmisi 2. Penentuan dimensi pipa 3. Penentuan bangunan-bangunan pelengkap 4. Penentuan konstruksi dan bahan pipa yang digunakan Spesifikasi Laporan dan Gambar Tabel, diagram dan nomogram yang digunakan dalam perhitungan harus dilampirkan dalam laporan A. Isi Laporan Laporan sekurang-kurangnya meliputi : a. Kriteria perencanaan b. Perhitungan Hidrolika perpipaan c. Perhitungan bangunan pelengkap d. Uraian mengenai perlengkapan pipa transmisi yang dipakai disertai dengan alasan pemilihannya B. Gambar Perencanaan Gambar perencanaan dibuat pada kertas kalkir yang meliputi : a. Profil memanjang jalur pipa transmisi (dipilih paling kritis) b. Bangunan pelengkap c. Isometri reservoir



MATERI TUGAS Berdasarkan data dan peta suatu jalur pipa transmisi saudara diminta untuk membuat perencanaan sistem transmisi dari sumber menuju reservoar. Sumber merupakan sebuah hulu sungai, dengan elevasi yang berbeda setiap peserta tugas (ditentukan asisten) Untuk tujuan perencanaan ini saudara diminta untuk membuat : 1. Lokasi intake 2. Rencana jalur pipa transmisi : Rencana ini harus dibuat dalam 3 alternatif disertai alasan untuk setiap alternatif yang diajukan 3. Kriteria perencanaan terhadap : a. Bahan pipa b. Perhitungan hidrolik perpipaan 4. Penentuan dan perhitungan intake, reservoir serta bangunan pelengkap yang digunakan seperti : a. Bangunan Pelepas tekan (BPT) b. Rumah Pompa c. Syphon d. Valve, dll 5. Gambar-gambar pada kertas kalkir Profil memanjang jalur pipa transmisi alternatif terpilih dalam kondisi paling kritis. Potongan memanjang skala horizontal 1 : 2000 dan skala vertikal 1 : 100 Gambar harus meliputi informasi-informasi seperti : a. Profil hidrolis (ketinggian air dalam pipa) b. Nomor patok c. Jarak d. Jumlah jarak e. Tinggi muka tanah f. Tinggi pipa g. Dimensi pipa h. Fasilitas lain yang terdapat pada ruas tersebut 6. Gambar pada kertas kalkir ukuran A3 : Intake, reservoir dan bangunan pelengkap lainnya dalam skala 1 : 20 (Tugas II diselesaikan dalam 3 minggu)



JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2021 / 2022 TUGAS III SISTEM DISTRIBUSI Tujuan : Tugas ini diberikan agar mahasiswa mampu merencanakan system distribusi air minum, disertai dengan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dan menyatakan perencanaan ini dalam bentuk gambar teknik yang cukup memenuhi kaidah-kaidah perencanaan. Lingkup Tugas : Lingkup tugas ini meliputi : 1. Penentuan garis besar sistem pipa distribusi 2, Penentuan dimensi pipa 3. Penentuan bangunan-bangunan pelengkap 4. Penentuan konstruksi dan bahan pipa yang digunakan MATERI TUGAS Berdasarkan data dan peta suatu jalur pipa distribusi saudara diminta untuk membuat perencanaan sistem distribusi dari reservoir menuju daerah pelayanan. Untuk tujuan perencanaan ini saudara diminta untuk memuat : 1. Rencana jalur pipa distribusi : Rencana ini harus dibuat dalam 2 alternatif disertai alasan untuk setiap alternatif yang diajukan 2. Kriteria perencanaan terhadap : a. Bahan pipa b. Perhitungan hidrolik perpipaan Perhitungan Pencarian dimensi pipa menggunakan PROGRAM EPANET (Tugas III diselesaikan dalam 3 minggu)