4 0 3 MB
TUGAS PENYEDIAAN AIR MINUM (TL-504) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Penyediaan Air Minum Tahun Akademik 2021/2022
Disusun Oleh :
Nama
: Alfi Rizqiya R
NRP
: 193050009
Dosen
: Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T
Nama Asissten
: Dimas Taufiqurrahman
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2021
HALAMANPENGESAHAN PENYEDIAAN AIR MINUM (TL – 504)
Laporan yang dibuat telah diperiksa dan disetujui oleh asisten
Foto
Nama : Alfi Rizqiya R NRP
: 193050009
Peserta
Asisten
Alfi Rizqiya R
Dimas Taufiqurrahman
Dosen Mata Kuliah
Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T
SURAT SELESAI TUGAS PENYEDIAAN AIR MINUM
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :
Nama
: Alfi Rizqiya R
NRP
: 193050009
Telah menyelesaikan Tugas Penyediaan Air Minum pada semester V tahun akademik 2021/2022
Tanggal
: 21 Januari 2022
Nilai Tugas
:
Demikian surat selesai tugas ini dibuat, agar digunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, 21 Januari 2022 Asisten Tugas Besar PAM
Dimas Taufiqurrahman
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum untuk mata kuliah Penyediaan Air Minum ini. Dalam penyusunan Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum ini penulis tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Atas bantuan, dorongan, dan bimbingan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa,beserta Keluarga dan Teman-teman terhebat dan tercinta atas dorongan, doa, dan semangat untuk saya agar dapat menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini. 2. Ibu Dr. Ir. Evi Afiatun, M.T selaku dosen mata kuliah Penyediaan Air Minum yang telah memberi kesempatan penulis untuk mencoba berlatih melalui tugas ini dan dapat memberi ilmu yang bermanfaat. 3. Kang Dimas Taufiqurrahman selaku assisten tugas besar Penyediaan Air Minum yang telah dengan sabar membimbing, memberikan pengarahan, dan ilmunya hingga laporan ini. 4. Kepada teman-teman Teknik Lingkungan Angkatan 2019 yang telah berjuang bersama untuk menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini. 5. Terutama untuk diri saya sendiri, terima kasih telah berusaha keras dan berjuang dalam menyelesaikan tugas besar Penyediaan Air Minum ini. 6. Dan semua pihak yang telah banyak membantu tetapi tidak dapat penulis sebutkan satu per satu terima kasih. Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Besar Penyediaan Air Minum ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih banyak kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. ii
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan laporan ini di masa mendatang. Dan akhirnya penulis berharap agar laporan ini dapat berguna dan digunakan sebaik-baiknya.
Bandung, 21 Januari 2022
(Alfi Rizqiya R)
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
i
SURAT SELESAI TUGAS
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I-1
1.2 Maksud dan Tujuan
I-2
1.3 Lokasi Wilayah Perencanaan
I-2
1.4 Ruang Lingkup
I-2
1.5 Sumber Data
I-3
1.6 Sistematika Penulisan
I-3
BAB II GAMBAR UMUM WILAYAH 2.1 Deskripsi Wilayah Perencanaan
II-1
2.1.1 Kondisi Topografi
II-1
2.1.2 Kondisi Geografis
II-3
2.1.3 Tata Guna Lahan
II-5
2.2 Fasilitas dan Utilitas
II-6
2.2.1 Fasilitas
II-6
BAB III STUDI KEBUTUHAN AIR 3.1 Periode Perencanaan Pelayanan
III-1
3.2 Daerah Pelayanan
III-2
3.3 Proyeksi Penduduk
III-2 iv
3.3.1 Metode Aritmatika
III-3
3.3.2 Metode Geometrik
III-5
3.3.3 Metide Least Square
III-7
3.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk
III-10
3.4 Studi Kebutuhan Air Bersih
III-14
3.4.1 Standar Kebutuhan Air Bersih Domestik
III-14
3.4.2 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
III-14
3.4.3 Faktor Maksimum Harian dan Fakotr Maksimum Jam
III-14
3.4.4 Perhitungan Kebutuhan Air Domestik
III-15
3.4.4.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Permanen
III-15
3.4.4.2 Kebutuhan Air Bersih Rumah Semi Permanen
III-16
3.4.4.3 Kebutuhan Air Bersih Rumah Non Permanen
III-17
3.4.4.4 Rekaptulasi Kebutuhan Air Non Domestik
III-18
3.4.5 Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik
III-19
3.4.5.1 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan
III-19
3.4.5.2 Kebutuhan Air Bersih Sarana Peribadatan
III-21
3.4.5.3 Kebutuhan Air Bersih Sarana Kesehatan
III-25
3.4.5.4 Kebutuhan Air Bersih Sarana Perindustrian
III-27
3.4.5.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum
III-28
3.4.5.6 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Perdagangan dan Jasa III-30 3.4.5.7 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik 3.4.7 Debit Maksimum/Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
III-33 III-34
BAB IV SISTEM TRANSMISI 4.1 Umum
IV-1
4.1.1 Sistem Transportasi
IV-1
4.1.2 Cara Pengangkutan
IV-6
4.1.3 Kapasitas Yang Akan Diangkut
IV-6
4.1.4 Perletakan dan Penempatan
IV-6
4.2 Bangunan dan Perlengkapan
IV-7
v
4.2.1 Bangunan Pada Sistem Transmisi
IV-7
4.2.2 Perlengkapan Pada Sistem Transmisi
IV-10
4.2.3 Bahan Pipa
IV-13
4.3 Kriteria Perencanaan Sistem Transmisi
IV-17
4.4 Perencanaan Intake
IV-19
4.5 Perencanaan Jalur Transmisi
IV-21
4.5.1 Perhitungan Head Losses
IV-22
4.5.2 Penentuan Jalur Pipa Alternatif
IV-23
4.5.3 Pemilihan Jalur
IV-28
4.4.3 Perhitungan HGL dan EGL
IV-28
BAB V PERENCANAAN RESERVOIR DAN SISTEM DISTRIBUSI 5.1 Perencanaan Reservori
V-1
5.1.1 Kriteria Perencanaan Reservoir
V-1
5.1.1.1 Fungsi Reservoir
V-2
5.1.1.2 Lokasi Reservoir
V-3
5.1.2 Perhitungan Volume Reservoir
V-3
5.1.3 Dimensi Reservoir
V-5
5.2 Sistem Distribusi
V-5
5.2.1 Penempatan Jalur Perpipaan
V-6
5.2.2 Pembagian Debit Tiap Kecamatan
V-6
5.2.3 Analisa Perhitungan EPANET
V-7
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Total Lahan Kecamatan Soreang Tahun 2019
II-5
Tabel 2.2 Permukiman Kecamatan Soreang
II-6
Tabel 2.3 Fasilitas Peribadatan Kecamatan Soreang Tahun 2019
II-7
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Soreang Tahun 2019
II-7
Tabel 2.5 Fasilitas Transportasi Kecamatan Soreang Tahun 2019
II-8
Tabel 2.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2019
II-10
Tabel 2.7 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kecamatan Soreang
III-4
Tabel 3.1 Populasi Penduduk Kecamatan Soreang 10 Tahun Terakhir
III-2
Tabel 3.2 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmetika
III-3
Tabel 3.3 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmetika
III-4
Tabel 3.4 Perhitungan Uji Korelasi Geometrik
III-5
Tabel 3.5 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometrik
III-6
Tabel 3.6 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square
III-7
Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square
III-9
Tabel 3.8 Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Ketiga Metode
III-10
Tabel 3.9 Proyeksi Penduduk
III-10
Tabel 3.10 Metode Proyeksi Penduduk Terpilih
III-12
Tabel 3.11 Standar Kebutuhan Air Domestik
III-13
Tabel 3.12 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
III-14
Tabel 3.13 Jenis Pemukiman Penduduk 2020
III-15
Tabel 3.14 Kebutuhan Air Rumah Permanen
III-16
Tabel 3.15 Kebutuhan Air Rumah Semi Permanen
III-17
Tabel 3.16 Kebutuhan Air Rumah Non Permanen
III-18
Tabel 3.17 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
III-18
Tabel 3.18 Data Pendidikan Tahun 2020
III-19
Tabel 3.19 Jumlah Siswa dan Guru
III-20
vii
Tabel 3.20 Kebutuhan Air Bersih Sarana Pendidikan
III-21
Tabel 3.21 Fasilitas Peribadatan Tahun 2020
III-21
Tabel 3.22 Proyeksi Fasilitas Peribadatan
III-22
Tabel 3.23 Kebutuhan Air Fasilitas Masjid
III-23
Tabel 3.24 Kebutuhan Fasilitas Surau/Langgar
III-23
Tabel 3.25 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Katholik
III-23
Tabe 3.26 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Protestan
III-24
Tabel 3.27 Kebutuhan Air Fasilitas Vihara
III-24
Tabel 3.28 Kebutuhan Air Fasilitas Pura
III-24
Tabel 3.29 Rekaptulasi Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan
III-25
Tabel 3.30 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2020
III-25
Tabel 3.31 Proyeksi Fasilitas Kesehatan
III-26
Tabel 3.32 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan
III-26
Tabel 3.33 Fasilitas Perindustrian Kecamatan Soreang
III-27
Tabel 3.34 Proyeksi Fasilitas Perindustrian
III-27
Tabel 3.35 Kebutuhan Air Fasilitas Perindustrian
III-28
Tabel 3.36 Fasilitas Umum Kecamatan Soreang Tahun 2020
III-28
Tabel 3.37 Proyeksi Fasilitas Umum
III-29
Tabel 3.38 Kebutuhan Air Fasilitas Umum
III-29
Tabel 3.39 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
III-30
Tabel 3.40 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa
III-30
Tabel 3.41 Kebutuhan Air Fasilitas Perdagangan dan Jasa
III-31
Tabel 3.42 Rekaptulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
III-33
Tabel 3.43 Kebutuhan Air Bersih Total
III-34
Tabel 3.44 Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
III-35
Tabel 4.1 Panjang Pipa Transmisi
IV-23
Tabel 4.2 Penentuan Head Losses
IV-26
Tabel 4.3 Perbandingan Jalur Transmisi
IV-28
Tabel 4.4 Faktor Nilai Koefisien Perlengkaan Pipa
IV-28
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan EGL dan HGL
IV-29
viii
Tabel 4.6 Perhitungan EGL dan HGL Pada Jalur Terpilih
IV-29
Tabel 5.1 Fluktuasi Pemakaian Air
V-3
Tabel 5.2 Penduduk Per Desa dan Luas Wilayah
V-6
Tabel 5.3 Pembagian Debit Tiap Desa
V-7
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Topografi Kecamatan Soreang
II-2
Gambar 2.2 Peta Geografis Kabupaten Bandung
II-4
Gambar 3.1 Grafik Proyeksi Penduduk
III-12
Gambar 3.2 Grafik Pertumuhan Penduduk Metode Terpilih
III-13
Gambar 4.1 Saluran Terbuka
IV-3
Gambar 4.2 Saluran Tertutup
IV-4
Gambar 4.3 Perpipaan
IV-5
Gambar 4.4 Intake
IV-7
Gamber 4.5 Bak Pelepas Tekan
IV-8
Gambar 4.6 Reservoir
IV-9
Gambar 4.7 Jembatan Pipa
IV-10
Gambar 4.8 Gate Valve
IV-10
Gambar 4.9 Check Valve
IV-11
Gambar 4.10 Air Valve
IV-11
Gambar 4.11 Blow Off
IV-12
Gambar 4.12 Anchor Block
IV-12
Gambar 4.13 Bend
IV-13
Gambar 4.14 Reduce atau Increaser
IV-13
Gambar 4.15 Grafik Profil Hidrolis
IV-29
Gambar 4.16 Peta Jalur Distribusi
IV-30
Gambar 4.17 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang
IV-30
Gambar 5.1 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang
V-8
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Air adalah salah satu kebutuhan pokok bagi seluruh kehidupan manusia. Air juga merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia, hewan dan tumbuhtumbuhan. Sekitar 70% luas dari permukaan bumi ini diisi oleh air, dengan sumber utamanya adalah air laut. Adapun fungsi air dalam kehidupan manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan secara fisik saja, tetapi berperan juga untuk memenuhi kebutuhan dari kegiatan manusia dalam sehari-harinya. Seperti mencuci pakaian, mandi, dan kebutuhan lainnya. (Prof. Dr. Tjandra Setiadi, 2007) Selain itu air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia juga harus memenuhi syarat dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan standar. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk sering kali menyebabkan beberapa pencemaran yang tidak terkendali. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap kualitas air bersih, terutama air minum. Tentu saja ini menjadi permasalah yang sangat serius, karena kebutuhan akan air bersih adalah prioritas utama bagi kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. (Ir. I. Ketut Irianto, M.Si, 2015) Penyediaan air minum merupakan salah satu hal penting dan menjadi prioritas dalam perencanaan suatu daerah. Semakin bertambahnya jumlah penduduk suatu daerah yang berakibat semakin bertambahnya kebutuhan air minum, akan menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan prasarana dan sarana air minum. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Indonesia ini masih dihadapkan dengan rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat. Sehingga sering dijumpai kualitas yang berasal dari tanah maupun air sungai yang tidak memenuhi syarat dan standar sebagai air minum yang sehat bahkan tidak
I-1
I-2 layak untuk dikonsumsi. Pengembangan SPAM dan pelayanan air minum kepada masyarakat akan memuaskan apabila mekanisme pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan SPAM dapat dilaksanakan sesuai prosedur yang berlaku. Oleh karena itu harus adanya upaya untuk menyediakan air bersih dan sistem penyediaan air minum yang memadai dan sesuai dengan ketentuanketentuan yang sudah ada, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar baku mutu yang ada.
1.2
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari Tugas Penyediaan Air Minum (PAM) ini adalah salah satu sebagai bentuk penerapan untuk studi mata kuliah Penyediaan Air Minum (PAM) dan bertujuan untuk memberi pemahaman kepada mahasiswa agar mampu merencanakan sistem jaringan penyediaan pada sebuah kota ataupun daerah. Serta untuk menganalisis perkiraan kebutuhan air minum di kota/daerah dengan masa periode waktu yang telah ditentukan.
1.3
Lokasi Wilayah Perencanaan Lokasi dalam perencanaan penyediaan air minum terletak pada sistem pembangunan di Kabupaten Soreang, dikarenakan Kabupaten Soreang ini sebagai salah satu dari beberapa wilayah yang ada di Indonesia berpotensi mengalami permasalahan ketersediaan air minum, sehingga perlu adanya analisis dan kajian terhadap perencanaan dan penyediaan air minum.
1.4
Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup dalam perencanaan jaringan penyediaan air minum meliputi : 1. Merupakan penerapan dan pengembangan dari studi mata kuliah Penyediaan Air Minum (PAM). 2. Melakukan proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang dengan menggunakan tiga metode yang dianggap paling cocok digunakan untuk wilayah perencanaan.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
I-3 3. Melakukan studi kebutuhan air minum untuk setiap kegiatan dengan mempertimbangkan
pola
kebiasaan
masyarakat
dan
kemungkinan
perkembangan dimasa mendatang. 4. Menentukan tahapan pelayanan air bersih dengan mempertimbangkan keadaan sosial, ekonomi, dan perkembangan kota di masa mendatang. 5. Melakukan proyeksi fluktuasi air bersih sampai akhir periode perencanaan. 6. Melakukan perkiraan pemakaian air pada akhir periode perencanaan yang meliputi pemakaian rata-rata, hari maksimum dan jam puncak. 7. Data mengenai kependudukan kota tersebut. 8. Tinjauan secara umum mengenai ruang lingkup lokasi dimana direncanakan sistem penyediaan air minum. 9. Terdiri dati tiga problem set atau tiga bagian yang saling berhubungan satu dengan lainnya, yaitu studi kebutuhan air minum, perencanaan sistem transmisi, dan perencanaan sistem distribusi.
1.5
Sumber Data Data-data yang di peroleh untuk penyusunan tugas Penyediaan Air Minum ini didapat dari sumber-sumber Ilmu Pengetahuan yang berkaitan dengan Penyediaan Air Minum baik dari media elektronik yang bersifat hasil penelitian maupun buku serta bahan dari mata kuliah Penyediaan Air Minum dari dosen Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Pasundan.
1.6
Sistematika Penulisan Tugas Penyaluran Penyediaan Air Minum (PAM) ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari perencanaan sistem Penyediaan Air Minum, maksud dan tujuan dari perencanaan tersebut, ruang lingkup, sumber-sumber data,lokasi perencanaan dan sistematika dalam penulisan laporan.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
I-4 BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN Memberikan uraian tentang deskripsi wilayah perencanaan, aspek fisik, aspek sosial ekonomi, dan tata guna lahan.
BAB III
STUDI KEBUTUHAN AIR BERSIH Bab ini membahas tentang Periode Pelayanan, Daerah Pelayanan, Proyeksi Penduduk, dan Kebutuhan Air Bersih.
BAB IV
SISTEM TRANSMISI Bab ini menjelaskan tentang transmisi yang umum digunakan, bangunan dan perlengkapan, kriteria perencanaan sistem transmisi, perencanaan intake, serta perencanaan jalur transmisi.
BAB V
RESERVOIR DAN SISTEM DISTRIBUSI Bab ini menjelaskan tentang kriteria perencanaan reservoir, fungsi reservoir, lokasi reservoir dan perhitungan volume reservoir. Dan Bab ini menjelaskan tentang penempatan jalur perpipaan, pemilihan jalur alternatif dan analisa perhitungan EPANET.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1.
Deskripsi Wilayah Perencanaan Soreang adalah sebuah daerah yang berstatus kecamatan di sebuah tatar
pasundan. Soreang juga pusat pemerintahan dari Kabupaten Bandung, Jawa barat, yang mana adalah Ibu Kota dari Kabupaten Bandung yang sebelumnya berpindah dari Baleendah. Kota Soreang terletak sekitar 17 km di sebelah selatan Kota Bandung. Daerah ini merupakan salah satu penghubung antara Kota Bandung dengan Ciwidey. Kota Soreang memiliki populasi ssekitar 117.587 jiwa dan dengan kepadatan penduduk sekitar 4.561 jiwa/km2.
2.1.1
Kondisi Topografi Soreang ini merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Bandung yang Sebagian
wilayahnya adalah dataran dengan ketinggian antara 500 m sampai 1.800 mdpl. Adapun perkiraan kemiringan lereng berkisar 0-8%, 8-15% hingga bisa mencapai diatas 45%. Secara topografi Soreang berada kurang lebih 700 meter di atas permukaan laut. Titik terendah berada di Desa Sekarwangi dan titik tertinggi berada di Desa Sukajadi. Sungai Ciwidey di barat membatasi Soreang dengan Kecamatan Kutawaringin dan Kali Cikambuy di timur membatasi Soreang dengan Kecamatan Cangkuang. Gunung Sadu (932 mdpl) adalah salah satu bukit yang ada di Soreang. Soreang juga termasuk ke dalam wilayah basah yang dipengaruhi iklim tropis lembab suhu udara berkisar antara 22℃ - 32℃ dengan kelembaban udara sekitar 80 – 90 %. Berikut di bawah ini merupakan gambar peta topografi Kota Soreang.
II-1
II-2
Gambar 2.1 Peta Topografi Kecamatan Soreang Sumber: Lembar Tugas PAM 2021-2022
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
II-3
2.1.2
Kondisi Geografis Kabupaten Bandung jika dilihat secara geografis terletak pada koordinat
107˚22’– 108˚50’ Bujur Timur dan pada 6˚41’ – 7˚19’ Lintang Selatan. Jarak Kota Soreang ke Kota Bandung adalah sekitar 17 km. Kota Soreang ini terdiri dari beberapa kecamatam, dan setiap kecamatannya memiliki jarak di atas 30 km ke pusat Kabupaten Soreang. Adapun beberapa kecamatan di Kota Soreang yang memiliki jarak di atas 30 km dari pusat Kabupaten Soreang adalah kecamatan Nagreg, Kertasari, Pacet, Cikancung, Cicalengka, Rancaekek, Ibun, Solokan, Jeruk, Paseh, dan Cileunyi. Sedangkan kecamatan yang berjarak di bawah 10 km dari pusat Kota Soreang adalah kecamatan Soreang, Margaasih, Margahayu, Banjaran, Katapang, Cangkuang, dan Kutawaringin. Jika dilihat secara adminitrasi, batas wilayah Kota Soreang yaitu: ➢ Sebelah Barat
: Kecamatan Kutawaringin
➢ Sebelah Selatan : Kecamatan Pasir Jambu ➢ Sebelah Barat
: Kecamatan Cangkuang
➢ Sebelah Utara
: Kecamatan Ketapang
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
II-4
Gambar 2.2 Peta Geografis Kabupaten Bandung Sumber: Lembar Tugas PAM 2021-2022
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
II-5
2.1.3 Tata Guna Lahan Penggunaan lahan pada Kecamatan Soreang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor alami maupun faktor non alami. Secara alami beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan di Kecamatan Soreang antara lain kemiringan tanah, jenis tanah, curah hujan, kandungan air tanah, dan sebagainya. Sedangkan faktor non alami yang mempengaruhi penggunaan lahannya yaitu seluruh aktivitas yang terjadi di masyarakat, mata pencaharian, jumlah penduduk, dan sebaran penduduk di Kecamatan Soreang itu tersendiri. Beberapa lahan yang digunakan di Kecamatan Soreang ini terdiri atas kawasan lindung, kawasan budidaya, pertanian, non pertanian, dan kawasan lainnya. Untuk kawasan budidaya pertanian memiliki luas secara keseluruhan di tiap-tiap desa adalah sekitar 2.499,52 Ha. Kondisi lahan di Kecamatan Soreang ini berupa mixed landuse (campuran) antara kawasan perdagangan, kawasan industri, dan kawasan perumahan. Namun sebagian besar wilayah di Kecamatan Soreang ini dipergunakan untuk lahan persawahan terutama pertanian pangan. Seperti yang tertera Tabel 2.1 untuk total wilayah di Kecamatan Soreang.
Tabel 2.1 Total Lahan Kecamatan Soreang Tahun 2019 Luas Area (Km2)
Satuan
Sadu
2,44
9,76
Sukajadi
5,42
21,68
Sukanagara
3,82
15,28
Panyirapan
1,53
6,12
Karamatmulya
2,10
8,4
Soreang
2,31
9,24
Pamekaran
1,58
6,31
Parung Serab
1,91
7,64
Sekarwangi
1,91
7,64
Cingcin
1,98
7,92
Desa/Kelurahan
Sumber : Kota Soreang Dalam Angka 2020.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
II-6
2.2
Fasilitas dan Utilitas
2.2.1
Fasilitas
1.
Jumlah Penduduk Per Desa Per Luas Wilayah Jumlah rumah yang harus dibangun ini cukup banyak, hal ini harus sesai
dengan fungsi wilayah di Kecamatan Soreang sebagai daerah permukiman yang ditunjang dan masih tersedianya lahan-lahan kosong yang dapat dibangun. Walaupun memiliki kendala fisiografi dalam pengembangannya. Untuk Jumlah penduduk per desa dan luas wilayah (Hektar) dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Permukiman Kecamatan Soreang No Desa/Kelurahan
Jumlah Penduduk/ribu
1
Sadu
10,63
2
Sukajadi
8,84
3
Sukanagara
5,87
4
Panyirapan
7,93
5
Karamatmulya
8,64
6
Soreang
20,44
7
Pamekaran
13,95
8
Parung Serab
8,85
9
Sekarwangi
8,50
10
Cingcin
23,50
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.
2.
Fasilitas Peribadatan Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan
rohani yang perlu disediakan di lingkungan permukiman yang direncanakan di Kecamatan Soreang. Sebuah tempat yang digunakan oleh umat beragama untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam fasilitas peribadatan terdapat masjid, gereja, vihara, pura, dan lain sebagainya:
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
II-7
Tabel 2.3 Fasilitas Peribadatan Kecamatan Soreang Tahun 2019 No
Fasilitas Peribadatan
Jumlah
1
Masjid
224
2
Musholla
220
3
Gereja Protestan
0
4
Gereja Katholik
0
5
Pura
0
6
Vihara
0
Jumlah
444
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.
3.
Fasilitas Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan
dan keterampilan sehingga kualitas sumber daya manusia tergantung dari kualitas pendidikan. Pendidikan diperlukan dalam proses belajar, terutama dalam peningkatan kecerdasan penduduk di Kecamatan Soreang. Adapun fasilitas Pendidikan di Kecamatan Soreang yaitu sebagai berikut: Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan Kecamatan Soreang Tahun 2019 Sarana Pendidikan
Jumlah
Taman Kanak-Kanak (TK)
22
Raudhatul Athfal (RA)
21
Sekolah Dasar
38
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
7
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
9
Madrasah Tsanawiyah (MTs)
7
Sekolah Menengah Atas (SMA)
5
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
5
Madrasah Aliyah (MA)
6
Perguruan Tinggi
1
Sumber : Kota Soreang Dalam Angka 2020.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
II-8 4.
Fasilitas Transportasi Fasilitas transportasi merupakan sarana dan prasana yang sangat diperlukan
dalam segala kegiatan, dan salah satunya sebagai alat untuk mempermudah pergerakan di ruang publik. Kecamatan Soreang ini diperkirakan berjarak 20 km dari pusat Kota Bandung kea rah selatan. Moda transportasi yang digunakan di Kecamatan Soreang ini biasanya meliputi kendaraan pada umumnya, seperti motor dan mobil. Ada juga becak dan delman, namun tidak terlalu banyak. Untuk kendaraan umum lainnya seperti angkutan umum (angkot). Angkutan umum ini merupakan salah satu moda transportasi yang tersebar cukup mereka di semua desa di Kecamatan Soreang. Beberapa rute angkutan umum yang terdapat di Kecamatan Soreang adalah sebagai berikut: 1. Trayek Soreang – Bandung 2. Trayek Soreang – Ciwidey 3. Trayek Soreang – banjaran 4. Trayek Soreang – Baleendah 5. Trayek Soreang – Margaasih Tabel 2.5 Fasilitas Transportasi Kecamatan Soreang Jenis Transportasi
Jumlah
Sepeda
1795
Dokar/Delman
850
Grobak/Cikar
-
Becak Kendaraan Roda Tiga Sepeda Motor
85 3210
Mobil Dinas
26
Mobil Pribadi
957
Truk
95
Bus Umum
-
Bus Kota
-
Angkutan Umum
223
Sumber : Data Monografi Kecamatan Soreang.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
II-9
5.
Fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan yaitu segala sarana dan prasana alat atau tempat untuk
menunjang dan digunakan sebagai pelayanan Kesehatan bagi masyarakat sekitar. Adapun fasilitas Kesehatan yang tersedia di Kecamatan Soreang adalah sebagai berikut: Tabel 2.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang 2019 Fasilitas Kesehatan
Jumlah
Rumah Sakit Umum
1
Rumah Sakit Bersalin
3
Poliklinik
12
Puskesmas
2
Puskesmas Pembantu
2
Apotek
19
Klinik
12
Posyandu
167
Polindes
3 Total
221
Sumber : Soreang Dalam Angka, 2020.
6.
Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas perdagangan dan jasa merupakan wadah untuk meningkatkan taraf
perekonomian di Kecamatan Soreang. Kegiatan perdagangan dan jasa ini salah satu bentuk pemenuhan kebutuahn masyarakat sekitar dengan skala pelayanan regional dan lokal. Fasilitasnya berupa tempat pemasaran perdagangan dan jasa seperti pasar tradisional, minimarket, restoran, pertokoan, dan hotel.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
II-10 Adapun rincian jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Soreang yang tercatat dalam data badan pusat statistik adalah sebagai berikut: Tabel 2.7 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Jenis Fasilitas
Unit Total Seluruh Desa
Pasar Tradisional
1
Pertokoan
17
Minimarket
26
Hotel
6 Jumlah
50
Sumber : Soreang Dalam Angka, 2020.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
BAB III STUDI KEBUTUHAN AIR
3.1
Periode Perencanaan Pelayanan Periode perencanaan pada intinya didasarkan pada jangka waktu
berfungsinya suatu unit instalasi pengolahan dengan baik. Hal ini perlu dilakukan atas beberapa pertimbangan berikut: 1.
Besaran kebutuhan Air Bersih masyarakat suatu daerah yang berubah sesuai dengan bertambahnya jumlah penduduk, maupun tingkat kesejahteraan.
2.
Kemampuan sosial ekonomi penduduk menjadi pertimbangan karena sangat mempengaruhi besarnya kebutuhan Air Bersih. Semakin tinggi tingkat sosial ekonominya maka kebutuhan Air Bersih pun meningkat pula. Selain itu dengan tingginya tingkat sosial ekonomi maka kemampuan penduduk untuk membayar retribusi sangat besar, hal ini memungkinkan untuk membuat pentahapan periode perencanaan yang lebih pendek.
3.
Kecepatan perkembangan fasilitas pendukung akan mempengaruhi kebutuhan air. Dengan semakin meningkatnya perkembangan fasilitas penduduk,maka kebutuhan air pun akan meningkat pula.
4.
Kekuatan kontruksi dan perlengkapannya, merupakan aspek mendasar yang dipertimbangkan dalam menetapkan lamanya pentahapan periode perencanaan. Berdasarkan pertumbuhan yang mendorong adanya peningkatan
kebutuhan sarana Air Bersih, maka di ajukan suatu masa perencanaan 20 tahun dan itu dibagi di dalam 2 tahap, dimana setiap tahapannya adalah untuk 10 tahun perencanaan.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-2
3.2
Daerah Pelayanan Daerah pelayanan yang direncanakan adalah di Kecamatan
Majalaya. Dalam pelayanan air minum harus diperhatikan kondisi kependudukan dan pola pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk Kecamatan Soreang dari tahun 2011 sampai tahun 2020 untuk lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Populasi Penduduk Kecamatan Soreang 10 Tahun 2011-2020 Tahun
Penduduk (Yi)
2011
555888
2012
580126
2013
671100
2014
712146
2015
755220
2016
792280
2017
825999
2018
851125
2019
920365
2020
955288
Jumlah
7.619.537
Sumber : Lembar Tugas PAM, 2021.
3.3
Proyeksi Penduduk Pemilihan metode proyeksi yaitu dengan menggunakan rumus
standar deviasi (SD) dan rumus koefisien kolerasi (r). Penggunaan koefisien kolerasi dimaksudkan untuk menunjukkan tingginya derajat hubungan antara dua variabel (x dan y), maka dari itu nilai koefisien kolerasi harus mendekati 1, sedangkan standar deviasi digunakan untuk menghomogenkan data, maka dari itu nilai standar deviasi dipilih nilai yang paling kecil (Yusuf R,2005).
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-3
Metode proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang dihitung dengan menggunakan 3 metode sebagai bahan perbandingannya. Ketiga metode tersebut antara lain adalah : 1.
Metode Aritmatika
2.
Metode Geometri
3.
Metode Least Square
3.3.1
Metode Aritmatika Rumus yang digunakan: Pn = Pt + (Ka * x) 𝐾𝑎 =
(𝑃𝑡 − 𝑃𝑜) 𝑡
Dimana : Pn = Jumlah penduduk n pada tahun mendatang Po
= Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt
= Jumlah penduduk pada akhir tahun data
x
= Selang waktu (tahun dari tahun n – tahun terakhir)
t
= Interval waktu tahun data (n-1)
Contoh perhitungan: Ka = (P2020 – P2011) / (n – 1) Ka = (67540 – 55265) / (10-1) Ka = 44377,77778 Jiwa/Tahun Tabel 3.2 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmatika Tahun
Penduduk (Yi)
Xi
XiYi
Yi2
Xi2
2011
555888
-9
-5002992
309011468544
81
2012
580126
-8
-4641008
336546175876
64
2013
671100
-7
-4697700
450375210000
49
2014
712146
-6
-4272876
507151925316
36
2015
755220
-5
-3776100
570357248400
25
2016
792280
-4
-3169120
627707598400
16
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-4
Tahun
Penduduk (Yi)
Xi
XiYi
Yi2
Xi2
2017
825999
-3
-2477997
682274348001
9
2018
851125
-2
-1702250
724413765625
4
2019
920365
-1
-920365
847071733225
1
2020
955288
0
0
912575162944
0
Jumlah
7.619.537
-45
-30660408
5967484636331
285
Sumber: Perhitungan
Perhitungan Uji Korelasi: 𝑟= 𝑟=
[𝑛 ∗ (∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 )] − [(∑ 𝑋𝑖 )]𝑥(∑ 𝑌𝑖 ) √[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥 [𝑛(∑ 𝑌𝑖 2 ) − (∑ 𝑌𝑖 )2 ] [10 ∗ (2653270)] − [(−45)] ∗ (7.619.537)
√[10(285) − (−45)2 ] ∗ [10(5967484636331) − (7.619.537)2 ]
= 0,993022332 Contoh perhitungan proyeksi penduduk metode aritmerika: Pn2020 = 955288 + (Ka*x) = 955288 + (44377,77778* (-9)) = 955288 Jiwa Perhitungan standar deviasi metode aritmatika dijelaskan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmetika Tahun
Penduduk (Yi)
Xi
Yn
(Yi-Yn)
(Yi-Yn)2
2011
555888
-9
555888
0
0
2012
580126
-8
600266
-20140
405610649
2013
671100
-7
644644
26456
699943453
2014
712146
-6
689021
23125
534750208
2015
755220
-5
733399
21821
476151192
2016
792280
-4
777777
14503
210340232
2017
825999
-3
822155
3844
14778899
2018
851125
-2
866532
-15407
237389344
2019
920365
-1
910910
9455
89392823
2020
955288
0
955288
0
0
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-5
Tahun
Penduduk (Yi)
Xi
Yn
(Yi-Yn)
(Yi-Yn)2
Jumlah
7.619.537
-45
7555880
63657
2668356800
Sumber: Perhitungan
Perhitungan standar deviasi: 𝑆𝑑 = √
∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2 𝑛−2
2668356800
=√ 3.3.2
10−2
= 18263,20344
Metode Geometrik Rumus yang digunakan: Pn
= Pt (1+R)n
R
= ⌊2011⌋(1/t) – 1
2020
Dimana: Pn
= Jumlah penduduk pada n tahun mendatang
Po
= Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt
= Jumlah penduduk pada akhir tahun data
n
= Jumlah tahun proyeksi
R
= Ratio kenaikan penuduk rata-rata pertahun
t
= Interval waktu tahun data (n – 1) 2020
R
= ⌊2011⌋(1/t) – 1
R
= ⌊55265⌋(1/9) – 1
67540
= 0,062007166 Pn
= Pt (1+R)n = 955288 * ( 1+0,062007166)-9 = 555,888 Jiwa
Perhitungan uji korelasi metode geometrik dijelaskan pada Tabel 3.4 berikut ini:
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-6
Tabel 3.4 Perhitungan Uji Korelasi Geometrik Tahun
Penduduk (Yi)
Xi
ln Yi
Xi.ln Yi
Xi2
(ln Yi)2
2011
555888
-9
13,23
-119,05
81
174,99
2012
580126
-8
13,27
-106,17
64
176,12
2013
671100
-7
13,42
-93,92
49
180,01
2014
712146
-6
13,48
-80,86
36
181,60
2015
755220
-5
13,53
-67,67
25
183,19
2016
792280
-4
13,58
-54,33
16
184,49
2017
825999
-3
13,62
-40,87
9
185,62
2018
851125
-2
13,65
-27,31
4
186,44
2019
920365
-1
13,73
-13,73
1
188,58
2020
955288
0
13,77
0
0
189,61
Jumlah
7.619.537
-45
135
-604
285
1831
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan Uji Korelasi: 𝑟= =
[𝑛𝑥(∑ 𝑋𝑖. 𝑙𝑛 𝑌)] − [(∑ 𝑋𝑖)𝑥(∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖)] √[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥[𝑛(∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖 𝑦 ) − (∑ 𝑙𝑛 𝑌 𝑖 )2 ] [10𝑥(604] − [(−45 𝑥 135] √[10(285) − (−45)2 ]𝑥 [10(1831) − (135)2 ]
= 0,984233158 Perhitungan standar deviasi metode geometrik dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometrik Tahun
Penduduk (Yi)
Yn
(Yi-Yn)
(Yi-Yn)^2
2011
555888
555888
0
0
2012
580126
590357
-10231
104674165
2013
671100
626963
44137
1948038933
2014
712146
665840
46306
2144279930
2015
755220
707126
48094
2312988793
2016
792280
750973
41307
1706238074
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-7
Tahun
Penduduk (Yi)
Yn
(Yi-Yn)
(Yi-Yn)^2
2017
825999
797539
28460
809966188
2018
851125
846992
4133
17079756
2019
920365
899512
20853
434855053
2020
955288
955288
0
0
Jumlah
7.619.537
7396479
223058
9478120891
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan standar deviasi: 𝑆𝑑 = √
=√
∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2 𝑛−2
𝟗478120891 10 − 2
= 34420,41707 3.3.3
Metode Least Square Rumus yang digunakan: Pn
= a +bx
a
=
b
=
(∑ 𝑌𝑖)𝑥(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑𝑋𝑖)𝑥(𝑌𝑖𝑋𝑖) (𝑛(∑𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2 (∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)−(∑𝑋𝑖)𝑥(∑ 𝑌𝑖) (𝑛(∑𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)2
Dimana: Pn = Jumlah penduduk pada waktu n tahun mendatang a, b = Konstanta x
= Pertambahan tahun
n
= Jumlah data
r
= Faktor korelasi
Yi = Jumlah penduduk pada data Perhitungan uji korelasi metode least square dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square Tahun
Penduduk (Yi)
Xi
XiYi
Xi2
Yi2
2011
555888
-9
-5002992
81
309011468544
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-8
Tahun
Penduduk (Yi)
Xi
XiYi
Xi2
Yi2
2012
580126
-7
-4060882
49
336546175876
2013
671100
-5
-3355500
25
450375210000
2014
712146
-3
-2136438
9
507151925316
2015
755220
-1
-755220
1
570357248400
2016
792280
1
792280
1
627707598400
2017
825999
3
2477997
9
682274348001
2018
851125
5
4255625
25
724413765625
2019
920365
7
6442555
49
847071733225
2020
955288
9
8597592
81
912575162944
Jumlah
7619537
0
7255017
330 5967484636331
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan proteksi penduduk metode regresi eksponensial adalah sebagai berikut: 𝑎=
(∑ 𝑌𝑖 )𝑥 (∑ 𝑋 𝑖 2 ) − (∑𝑋𝑖 )𝑥 (𝑌𝑖𝑋𝑖 ) (𝑛(∑𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2
=
𝑏=
𝑏=
𝑟=
𝑟=
[(616114)𝑥(330)−(0 𝑥 7255017)] [(10(330)−(02 )]
= 761953,7
(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 ) − (∑𝑋𝑖 )𝑥(∑ 𝑌𝑖 ) (𝑛(∑𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 [10𝑥(238486)−(0) 𝑥 (7619537] 2 [(10𝑥(330)−(0) ]
= 21984,9
[10𝑥 [∑ 𝑋𝑖. 𝑌𝑖 ]] − [(∑ 𝑋 𝑖 )𝑥 (∑ 𝑌𝑖 )] √[𝑛(∑ 𝑋𝑖 2 ) − (∑ 𝑋𝑖 )2 ]𝑥[𝑛(∑ 𝑌𝑖 2 ) − (∑ 𝑌 𝑖 )2 ]
[10𝑥 [7255017]] − (0)𝑥(7619537 ) √[10(330) − (0)2 ]𝑥 [10(5967484636331) − (7619537)2 ]
= 0,99302233 Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-9
Y2011
= a +bx = 761953,7 + (722,68*(-9)) = 564089,6 Jiwa Tabel 3.7 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square Tahun
Penduduk (Yi)
Xi
Yn
(Yi-Yn)2
2011
555888
-9
564090
67266243
2012
580126
-7
608059
780274836
2013
671100
-5
652029
363695413
2014
712146
-3
695999
260725609
2015
755220
-1
739969
232599101
2016
792280
1
783939
69578954
2017
825999
3
827908
3645808
2018
851125
5
871878
430695310
2019
920365
7
915848
20403289
2020
955288
9
959818
20519088
Jumlah
7619537
0
7619537
2249403651
Sumber: Hasil Perhitungan
Perhitungan standar deviasi: 𝑆𝑑 = √
𝑆𝑑 = √
∑(𝑌𝑖 − 𝑌𝑛)2 𝑛−2
2249403651 10 − 2
= 16768,28722 3.3.4
Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk Dengan adanya nilai r dan SD dari ketiga metode di atas, maka
harus dipilih salah satu dari metode untuk digunakan pada perhitungan selanjutnya yaitu untuk menghitung proyeksi penduduk daerah pelayanan sampai tahun perencanaan. Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada: Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-10
1. Koefisien (r) harus bernilai 1 atau -1 atau mendekati keduanya. 2. Standar deviasi (Sd) harus yang paling kecil. Karena nilai standar deviasi yang kecil menunjukan bahwa data yang didapat dari proyeksi tidak berbeda jauh dengan data aslinya. Berikut ini hasil perhitungan nilai koefisien korelasi dan standar deviasi dari tiga metode yang digunakan: Tabel 3.8 Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Ketiga Metode Metode
Koefisien Korelasi ( r )
Standar Deviasi ( SD )
Aritmatika
0,9930
18263,2034
Geometri
0,9842
34420,4171
Least Square
0,9930
16768,2872
Sumber: Hasil Perhitungan
Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan di atas, maka metode proyeksi yang terpilih adalah metode Least Square. Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode aritmatik, geometrik dan least square dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut: Tabel 3.9 Proyeksi Penduduk Tahun
Aritmatik
Geometrik
Least Square
2011
555888
555888
564090
2012
600266
590357
608059
2013
644644
626963
652029
2014
689021
665840
695999
2015
733399
707126
739969
2016
777777
750973
783939
2017
822155
797539
827908
2018
866532
846992
871878
2019
910910
899512
915848
2020
955288
955288
959818
2021
999666
1014523
1003788
2022
1044044
1077430
1047757
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-11
Tahun
Aritmatik
Geometrik
Least Square
2023
1088421
1144239
1091727
2024
1132799
1215190
1135697
2025
1177177
1290540
1179667
2026
1221555
1370563
1223637
2027
1265932
1455548
1267606
2028
1310310
1545802
1311576
2029
1354688
1641653
1355546
2030
1399066
1743447
1399516
2031
1443444
1851553
1443486
2032
1487821
1966363
1487455
2033
1532199
2088292
1531425
2034
1576577
2217781
1575395
2035
1620955
2355299
1619365
2036
1665332
2501344
1663335
2037
1709710
2656446
1707304
2038
1754088
2821164
1751274
2039
1798466
2996097
1795244
2040
1842844
3181876
1839214
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 3.10 Metode Proyeksi Penduduk Terpilih Tahun
Least Square
2011
564090
2012
608059
2013
652029
2014
695999
2015
739969
2016
783939
2017
827908
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-12
Tahun
Least Square
2018
871878
2019
915848
2020
959818
2021
1003788
2022
1047757
2023
1091727
2024
1135697
2025
1179667
2026
1223637
2027
1267606
2028
1311576
2029
1355546
2030
1399516
2031
1443486
2032
1487455
2033
1531425
2034
1575395
2035
1619365
2036
1663335
2037
1707304
2038
1751274
2039
1795244
2040
1839214
Sumber: Hasil Perhitungan
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-13
Proyeksi Penduduk Axis Title
1030000 830000 630000
ARITMATIK
430000
GEOMETRIK
230000
LEAST SQUARE 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Axis Title
Gambar 3.1 Grafik Proyeksi Penduduk Sumber: Hasil Perhitungan
Least Square 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
2038
2035
2032
2029
2026
2023
2020
2017
2014
2011
Least Square
Gambar 3.2 Grafik Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih (Least Square) Sumber: Hasil Perhitungan
3.4
Studi Kebutuhan Air Bersih
3.4.1
Standar Kebutuhan Air Bersih Domestik Suatu perencanaan kebutuhan penyediaan air minum suatu kecamatan
dipengaruhi oleh keadaan sosial, ekonomi, potensi daerah, angka kelahiran, angka kematian, perpindahan penduduk dan perencanaan kota itu sendiri. Sebelum menghitung kebutuhan air bersih, sebaiknya kita memperhatikan standar pemakaian air untuk setiap pemakaiannya. Standar kebutuhan air bersih domestik Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-14
dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3.11 Standar Kebutuhan Air Domestik Kegiatan Rumah Permanen Rumah Semi
Pemakaian Air 100-200 l/org/h 60-90 l/org/h
Sumber Plambing (Soufyan dan Morimura ) Dir.Jend.Cipta Karya Dept PU 1998
Permanen Rumah Non Permanen
40-60 l/org/h
Dir.Jend Cipta Karya Dept PU 1998
Sumber: Lembar Tugas PAM 2021.
3.4.2
Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Di bawah ini adalah standar kebutuhan air bersih fasilitas non domestik. Tabel 3.12 Standar Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
No
Non Rumah Tangga (Fasilitas)
Tingkat Pemakaian Air
1
Sekolah
15 - 30 liter/hari
2
Rumah Sakit
200 – 400 liter/hari
3
Puskesmas
10 - 20 m3/unit/hari
4
Peribadatan
0,8 - 2 m3/unit/hari
5
Kantor
40 - 80 liter/unit/hari
6
Toko
6 - 12 m3/unit/hari
7
Rumah Makan
1 m3/unit/hari
8
Hotel/Losmen
100 m3/unit/hari
9
Pasar
6 - 12 m3/unit/hari
10
Industri
2,5 - 5 m3/unit/hari
11
Pelabuhan/Terminal
2- 4,5 m3/unit/hari
12
SPBU
5 - 20 m3/unit/hari
13
Pertamanan
25 m3/unit/hari
Sumber: Petunjuk Teknis Perencanaan Perancangan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum, Dept PU, 1998.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-15
3.4.3
Faktor Maksimum Harian dan Faktor Maksimum Jam Faktor maksimum harian merupakan pemakaian satu hari terbanyak rata-
rata pemakaian dalam setahun atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Q max/hari = Qr x fd Dimana: Qr = debit rata-rata fd = maksimum perhari Faktor maksimum perhari biasanya antara (1,1-1,7) dan fd yang biasa digunakan di Indonesia berkisar antara fd =1,1-1,4 sedangkan untuk di negara empat musim fd yang digunakan adalah 1,3 – 1,7. Faktor pemakaian jam terbanyak (maksimal hourly demand) atau pemakaian jam tertinggi dalam 24 jam. Biasa digunakan fh berkisar 1*{(1,5-3,0)}. Di Indonesia biasanya antara fh =1,7-3,0 sedangkan untuk negara empat musim yaitu berkisar antara fh =1,5-2,0.rumus yang digunakan adalah: 𝑄𝑚𝑎𝑥/𝑗𝑎𝑚 = 𝑄𝑟 𝑥 𝑓ℎ Dimana: Qr = Debit rata-rata fh = Pemakaian maksimum perjam 3.4.4
Perhitungan Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air domestik ditentukan berdasarkan jenis permukiman
penduduk. Adapun jenis permukiman untuk Tahun 2020 adalah rumah permanen, semi permanen, dan non permanen. Penentuan jenis rumah dan presentasenya dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut: Tabel 3.13 Jenis Pemukiman Penduduk Tahun 2020 Jenis Rumah Permanen Semi Permanen Non Permanen
Persentase (%) 65 21 14
Sumber :Lembar Tugas PAM 2021.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-16
3.4.4.1 Kebutuhan Air Bersih Rumah Permanen Untuk rumah permanent standar air minum yang digunakan adalah 150 l/org/h, dengan persen pelayanan yang terus meningkat setiap 5 tahunnya sebesar 10%. Contoh perhitungan: Kebutuhan air (2025) =
(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )
=
86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (1179667𝑥 63 % 𝑥 65% 𝑥 150 𝑙/𝑜/ℎ ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 838,669 l/d Kebutuhan air bersih untuk rumah permanen secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut: Tabel 3.14 Kebutuhan Air Rumah Permanen Presentase Tahun
Populasi
Rumah Permanen
Persen Pelayanan
Standar
Kebutuhan
Kebutuhan
Total
Air
(l/dtk)
2020
959817,800000
62
55
150
568,225
2025
1179667
63
65
150
838,669
2030
1399516
64
75
150
1166,263
2035
1619365
65
85
150
1553,297
2040
1839214
66
95
150
2002,061
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan air bersih untuk rumah permanen dari tahun ke tahun semakin meningkat, ini disebabkan karena jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang semakin meningkat dan persen pelayanannya yang juga meningkat. Kenaikan ini semakin ditunjang dengan semakin meningkatnya persentase rumah permanen. Ini menunjukkan bahwa Soreang adalah kecamatan yang semakin berkembang dalam bidang perekonomian, karena rumah permanen hanya dimiliki oleh penduduk dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.
3.4.4.2 Kebutuhan Air Bersih Rumah Semi Permanen Untuk rumah semi permanen, standar kebutuhan air yang digunakan Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-17
adalah 70 l/org/hr, standar air minum ini lebih rendah dibandingkan dengan standar air minum untuk rumah permanen, dengan pelayanan yang tetap dari tahun ke tahun. Contoh perhitungan: Kebutuhan air (2025) =
(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )
=
86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (1179667𝑥 21% 𝑥 65% 𝑥 70 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 130,459 l/d Kebutuhan air bersih untuk rumah semi permanen secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut: Tabel 3.15 Kebutuhan Air Rumah Semi Permanen Presentase Tahun
Populasi
Rumah Semi Permanen
Persen Pelayanan
Standar
Kebutuhan
Kebutuhan
Total
Air
(l/dtk)
2020
959817,8
20
55
70
85,539
2025
1179666,8
21
65
70
130,460
2030
1399515,8
22
75
70
187,088
2035
1619364,8
23
85
70
256,493
2040
1839213,8
24
95
70
339,744
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air untuk rumah semi permanent dari tahun ke tahunnya semakin meningkat karena jumlah penduduk di kota ini pun semakin meningkat begitu juga dengan persen pelayanannya. Persentase rumah semi permanent setiap 5 tahunnya meningkat 1%, persentasi jumlah rumah semi permanent yang semakin meningkat ini menunjukkan bahwa perekonomian di kecamatan ini yang semakin maju. 3.4.4.3 Kebutuhan Air Bersih Rumah Non Permanen Untuk rumah non permanen standar kebutuhan air minum yang digunakan adalah 50 l/org/hr, standar air minum ini lebih rendah dibandingkan dengan standar air minum untuk rumah permanen dan rumah semi permanen. Perbedaan standar air minum ini disebabkan oleh tingkat perekonomian penghuni rumah non Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-18
permanen yang sangat rendah dibandingkan dengan penghuni rumah semi permanen dan penghuni rumah permanent. Contoh perhitungan: Kebutuhan air (2025) =
(∑𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 𝑥 % 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟 )
=
86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (∑1179667 𝑥 18% 𝑥 65% 𝑥 50 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 79,8732 l/d Kebutuhan air bersih untuk rumah non permanen secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut: Tabel 3.16 Kebutuhan Air Rumah Non Permanen Presentase Tahun
Populasi
Rumah Non Permanen
Persen Pelayanan
Standar
Kebutuhan
Kebutuhan
Total
Air
(l/dtk)
2020
959817,8
18
55
50
54,990
2025
1179666,8
16
65
50
70,998
2030
1399515,8
14
75
50
85,040
2035
1619364,8
12
85
50
95,588
2040
1839213,8
10
95
50
101,114
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kebutuhan air untuk rumah non permanen dari tahun ke tahunnya semakin menurun karena persentase rumah non permanen di kecamatan ini semakin menurun. 3.4.4.4 Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik Dibawah ini merupakan tabel Rekapitulasi Air bersih Domestik yang terdapat pada Tabel 3.17 berikut: Tabel 3.17 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Domestik Kecamatan Soreang Semi
Non
Total
Permanen
Permanen
(l/dtk)
568,225
85,539
54,990
708,754
838,669
130,460
70,998
1040,128
Tahun
Permanen
2020 2025
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-19
Semi
Non
Total
Permanen
Permanen
(l/dtk)
1166,263
187,088
85,040
1438,391
2035
1553,297
256,493
95,588
1905,378
2040
2002,061
339,744
101,114
2442,919
Tahun
Permanen
2030
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan air oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi yang tingi akan lebih besar daripada masyarakat dengan ekonomi rendah. Ini terlihat dari rumah permanen memerlukan kebutuhan yang lebih besar dibandingkan dengan rumah semi permanen dan rumah non permanen. 3.4.5
Perhitungan Kebutuhan Air Non Domestik Kebutuhan air non domestik dipengaruhi oleh jenis-jenis fasilitas
dan jumlah fasilitas yang ada pada kota tersebut. 3.4.5.1 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Pendidikan Untuk mengetahui kebutuhan air bersih sarana pendidikan, maka perlu diketahui persentase jumlah siswa dan guru dalam kota. Contoh Perhitungan: Presentase Siswa dan Guru TK 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020 ) 𝑥 100% 1289
= (959818) 𝑥 100% = 0,134 % Jumlah dan persentase siswa dan guru tahun 2018 lebih jelasnya terdapat pada Tabel 3.18 berikut: Tabel 3.18 Data Pendidikan Tahun 2020 Jenis Fasilitas Pendidikan
Jumlah Siswa dan Guru (jiwa)
Total Jumlah
% Siswa dan
Siswa dan Guru
Guru
TK
1289
959817,8
0,134
SD
12000
959817,8
1,250
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-20
Jenis Fasilitas Pendidikan
Jumlah Siswa dan Guru (jiwa)
Total Jumlah
% Siswa dan
Siswa dan Guru
Guru
SMP
4020
959817,8
0,419
SMA
2971
959817,8
0,310
Sumber : Lembar Tugas PAM 2021.
Persentase jumlah siswa tiap sarana pendidikan diasumsikan tetap sampai dengan akhir tahun perencanaan. Contoh perhitungan: Presentase Siswa dan Guru TK = 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 = 0,134 % x 1179667 = 1580,7 Berikut di bawah ini adalah tabel jumlah siswa dan guru yang terdapat pada Tabel 3.19: Tabel 3.19 Jumlah Siswa dan Guru Tahun
2020
2025
2030
2035
2040
Fasilitas
Jumlah Siswa dan Guru
TK SD SMP SMA TK SD SMP SMA TK SD SMP SMA TK SD SMP SMA TK SD SMP
1289 12000 4020 2971 1584 14749 4941 3652 1879 17497 5862 4332 2175 20246 6782 5013 2470 22995 7703
Total Siswa dan Guru 20280
24925
29570
34216
38861
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-21
Tahun
Fasilitas
Jumlah Siswa dan Guru
SMA
5693
Total Siswa dan Guru
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana pendidikan. Kebutuhan air bersih sarana pendidikan tahun 2025 = =
( 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 2025 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 ( 24925 𝑥 65%𝑥 10 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 1,8751 l/d Berikut ini merupakan Tabel 3.20 yang menjelaskan kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan. Tabel 3.20 Kebutuhan Air Bersih Sarana Pendidikan Jumlah Siswa dan
Pelayanan
Std. Keb. Air
Kebutuhan
Guru
(%)
(l/org/hr)
Air (l/dtk)
2020
20280
55
10
1,291
2025
24925
65
10
1,875
2030
29570
75
10
2,567
2035
34216
85
10
3,366
2040
38861
95
10
4,273
Tahun
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat kebutuhan air bersih untuk setiap 5 tahunnya terus meningkat, ini disebabkan karena jumlah siswa yang terus meningkat setiap 5 tahunnya. Begitu pula dengan persen pelayanan yang juga meningkat 10% setiap 5 tahunnya. Standar kebutuhan air bersih untuk sarana pendidikan adalah 10 L/siswa/hari (Dirjen Cipta Karya, PU, 1998). 3.4.5.2 Kebutuhan Air Bersih Sarana Peribadatan Penduduk Kecamatan Soreang mayoritas beragama Islam. Dalam data yang didapat Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Soreang hanya ada masjid dan musholla saja yang mempunya standar air bersih 800 l/unit untuk masjid dan 500 l/unit untuk langar/musholla. (Departemen Pekerjaan Umum, 1996 ). Berikut di bawah ini adalah tabel fasilitas peribadatan yang terdapat di Kecamatan Soreang Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-22
pada tahun 2020. Tabel 3.21 Fasilitas Peribadatan Tahun 2020 Jumlah
Jumlah
(Unit)
(Jiwa)
Masjid
224
-
Surau/Langgar
220
-
Gereja Katolik
4
-
Gereja Protestan
3
-
Vihara
3
-
Pura
2
-
Fasilitas
Sumber: Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.
Contoh perhitungan: Pelayanan Tahun 2020: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020
=(
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2020
)
959818
=(
456
)
Jumlah Sarana Ibadah 2025 Masjid 2025: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑎𝑠𝑗𝑖𝑑 2020 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
=(
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 𝐼𝑏𝑎𝑑𝑎ℎ 2020 𝑥 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 2020
224 𝑥 1179666,8
=(
456 𝑥 2105
)
)
= 27,5 Unit -> 28 Unit Berikut adalah tabel proyeksi fasilitas peribadatan di Kecamatan Soreang. Tabel 3.22 Proyeksi Fasilitas Peribadatan Fasilitas Masjid Surau/Langgar Gereja Katholik Gereja Protestam Vihara Pura Total
2020 224 220 4 3 3 2 456
Jumlah Fasilitas 2025 2030 275 327 270 321 5 6 4 4 4 4 2 3 560 665
2035 378 371 7 5 5 3 769
2040 429 422 8 6 6 4 874
Sumber: Hasil Perhitungan.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-23
Dari tabel di atas dapat dilihat dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kecamatan Soreang, maka bertambah pula secara signifikan jumlah fasilitas peribadatan masjid dan surau setiap 5 tahunnya. Sedangkan untuk fasilitas peribdatan lainnya tidak menunjukan adanya perubahan, artinya tidak ada pembangunan baru untuk jenis peribadatan selain masjid dan surau. Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana peribadatan Kebutuhan air bersih sarana peribadatan tahun 2025: = =
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2025 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (275 𝑥 65% 𝑥 800 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 1,657 l/d Berikut Tabel 3.23 dan Tabel 3.24 mengenai kebutuah air Masjid dan Surau di Kecamatan Soreang. Tabel 3.23 Kebutuhan Air Fasilitas Masjid Jumlah Sarana
%
Std. Keb. Air
Kebutuhan
Ibadah (Unit)
Pelayanan
(l/unit/hr)
Air (l/dtk)
2020
224
55
800
1,141
2025
275
65
800
1,657
2030
327
75
800
2,268
2035
378
85
800
2,974
2040
429
95
800
3,776
Tahun
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 3.24 Kebutuhan Air Fasilitas Surau/Langgar Jumlah Sarana
%
Ibadah (Unit)
Pelayanan
(l/unit/hr)
Air (l/dtk)
2020
220
55
800
1,12037
2025
270
65
800
1,627357
2030
321
75
800
2,227661
2035
371
85
800
2,921284
2040
422
95
800
3,708224
Tahun
Std. Keb. Air Kebutuhan
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-24
Sumber: Hasil Perhitungan.
Tabel 3.25 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Katholik Tahun
Jumlah Sarana Ibadah (Unit)
% Pelayanan
2020 2025 2030 2035 2040
4 5 6 7 8
55 65 75 85 95
std. Keb. Kebutuhan Air Air (l/dtk) (l/unit/hr) 300 0,008 300 0,011 300 0,015 300 0,020 300 0,025
Sumber: Hasil Perhitungan.
Tabel 3.26 Kebutuhan Air Fasilitas Gereja Protestan Tahun
Jumlah Sarana Ibadah (Unit)
% pelayanan
2020 2025 2030 2035 2040
3 4 4 5 6
55 65 75 85 95
std. Keb. Air (l/unit/hr) 300 300 300 300 300
Kebutuhan Air (l/dtk) 0,006 0,008 0,011 0,015 0,019
Sumber: Hasil Perhitungan.
Tabel 3.27 Kebutuhan Air Fasilitas Vihara Tahun
Jumlah Sarana Ibadah (Unit)
% Pelayanan
2020
3
55
std. Keb. Air (l/unit/hr) 100
2025
4
65
100
0,003
2030
4
75
100
0,004
2035
5
85
100
0,005
2040
6
95
100
0,006
Kebutuhan Air (l/dtk) 0,002
Sumber: Hasil Perhitungan.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-25
Tabel 3.28 Kebutuhan Air Fasilitas Pura Tahun
Jumlah Sarana Ibadah (Unit)
% Pelayanan
2020 2025 2030 2035 2040
2 2 3 3 4
55 65 75 85 95
std. Keb. Kebutuhan Air Air (l/dtk) (l/unit/hr) 100 0,001 100 0,002 100 0,003 100 0,003 100 0,004
Sumber: Hasil Perhitungan.
Tabel 3.29 Rekapitulasi Kebutuhan Air Fasilitas Peribadatan
Tahun
%
Masjid Surau/Langgar
Pelayanan
(l/dtk)
(l/dtk)
2020
55
1,141
2025
65
2030
Gereja
Gereja
Katholik Protestan
Vihara
Pura
Total
(l/dtk)
(l/dtk)
(l/dtk)
(l/dtk)
(l/dtk)
1,1204
0,008
0,006
0,002
0,001
2,278
1,657
1,6274
0,011
0,008
0,003
0,002
3,308
75
2,268
2,2277
0,015
0,011
0,004
0,003
4,529
2035
85
2,974
2,9213
0,020
0,015
0,005
0,003
5,939
2040
95
3,776
3,7082
0,025
0,019
0,006
0,004
7,539
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih setiap 5 tahunnya terus bertambah, dengan semakin bertambahnya fasilitas peribadatan di Kecamatan Soreang dan jumlah penduduk.
3.4.5.3 Kebutuhan Air Bersih Sarana Kesehatan Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih total sarana kesehatan perlu diketahui terlebih dahulu jumlah sarana kesehatan yang ada pada kota tersebut. Sarana kesehatan yang ada pada Kecamatan Majalaya ini adalah Rumah Sakit dan Puskesmas seperti yang dijelaskan pada tabel 3.26 berikut ini. Tabel 3.30 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Soreang Tahun 2020
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-26
Jenis Fasilitas
jumlah
jumlah
kesehatan
(unit)
(tt)
Rumah Sakit
4
700
Puskesmas
2
16
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan: Proyeksi 2025: =(
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020
) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025
700
= (959818) 𝑥 1179666,8 = 860,336 tt ≈ 863 tt Berikut di bawah ini adalah tabel proyeksi fasilitas kesehatan Tabel 3.31 Proyeksi Fasilitas Kesehatan Jumlah (tt/unit)
Jenis Fasilitas Kesehatan
2020
2025
2030
2035
2040
Rumah Sakit
700
860
1021
1181
1341
Puskesmas
2
2
3
3
4
Sumber: Hasil Perhitungan
Kebutuhan air minum untuk fasilitas kesehatan ini ditentukan berdasarkan standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan. Standar Kebutuhan Air Rumah Sakit = 200 l/tt/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 1998 ) dan Puskesmas = 1000 l/unit/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 1998). Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana kesehatan Kebutuhan air bersih sarana kesehatan tahun 2025 = =
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (863 𝑥 65% 𝑥 200 𝑙/𝑜/ℎ) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 1,298 l/d Berikut di bawah ini merupakan tabel kebutuhan air fasilitas kesehatan Tabel 3.32 Kebutuhan Air Fasilitas Kesehatan
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-27
Jumlah Tahun
Tempat Tidur (tt)
% Pelayanan
Standar
Kebutuhan
Kebutuhan
Total
Air (l/tt/h)
(l/dtk)
2020
702
55
200
0,894
2025
863
65
200
1,298
2030
1024
75
200
1,777
2035
1184
85
200
2,330
2040
1345
95
200
2,958
Sumber: Hasil Perhitungan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, dengan bertambahnya jumlah tempat tidur dan persentase pelayanan, maka bertambah pula kebutuhan air bersih pada fasilitas kesehatan. 3.4.5.4 Kebutuhan Air Bersih Sarana Perindustrian Jumlah fasilitas perindustrian di Kecamatan Soreang akan terus bertambah hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah penduduk yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Pada tabel 3.29 tertera fasilitas perindustrian untuk Kecamatan Soreang pada Tahun 2020. Tabel 3.33 Fasilitas Perindustrian Kecamatan Soreang Jenis Fasilitas
Jumlah
Jumlah
Perindustrian
(Unit)
(Ha)
Industri
1356
711,11
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020.
Contoh perhitungan: Proyeksi 2025: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 711,11
= (959818) 𝑥 1179666,8 = 873,992 Ha Berikut tabel proyeksi luas lahan fasilitas perindustrian: Tabel 3.34 Proyeksi Fasilitas Perindustrian Fasilitas
Jumlah Hektar (Ha) 2020
2025
2030
2035
2040
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-28
Perindustrian
711,11
873,992
1036,874
1199,755
1362,637
Sumber: Hasil Perhitungan.
Berdasarkan tabel di atas, luas perindustrian setiap 5 tahunnya naik, dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah maka kebutuhan akan industri juga bertambah. Kebutuhan air minum untuk fasilitas perindustrian ini 0,61 l/Ha/dtk (Dirjen Cipta Karya PU, 1998), dengan contoh perhitungan seperti berikut: Contoh perhitungan kebutuhan air bersih sarana perindustrian. Kebutuhan air bersih sarana perindustrian tahun 2025 = =
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (873,992 𝑥 65% 𝑥 0,61 𝑙/𝐻𝑎/𝑑) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,004 l/d Berdasarkan standar kebutuhan air minum ini, maka kebutuhan air fasilitas perindustrian ini dapat dilihat pada Tabel 3.35. Tabel 3.35 Kebutuhan Air Fasilitas Perindustrian Tahun
Jumlah Hektar
% Pelayanan
2020 2025 2030 2035 2040
711,11 873,992 1036,874 1199,755 1362,637
55 65 75 85 95
Std. Keb. Kebutuhan Air Total (l/Ha/dtk) (l/dtk) 0,61 0,003 0,61 0,004 0,61 0,005 0,61 0,007 0,61 0,009
Sumber: Hasil Perhitungan.
Dari Tabel dapat di lihat, dengan bertambahnya jumlah fasilitas perindustrian di Kecamatan Soreang, maka kebutuhan air bersih juga meningkat. 3.4.5.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum Jumlah fasilitas umum di Kecamatan Soreang akan terus bertambah hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah unit koperasi dan perkantoran yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Fasilitas umum tahun 2020 dijelaskan pada tabel 3.36 Tabel 3.36 Fasilitas Umum Kecamatan Soreang Tahun 2020 Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-29
Jenis Fasilitas Umum Koperasi Perkantoran
Jumlah (Unit) 62 47
Jumlah (jiwa) 306 1977
Sumber: Hasil Perhitungan.
Contoh perhitungan: Jumlah Sarana Koperasi 2025: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2020
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 62
= (959818) 𝑥 1179666,8 = 76 Unit Dari hasil perhitungan didapatkan proyeksi fasilitas umum sebagai berikut: Tabel 3.37 Proyeksi Fasilitas Umum Fasilitas Umum
2020 62 47
Koperasi Perkantoran
Jumlah (unit) 2025 2030 76 90 58 69
2035 105 79
2040 119 90
Sumber: Hasil Perhitungan.
Kebutuhan air minum untuk fasilitas umum ini diasumsikan berdasarkan standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan contoh perhitungan sebagai berikut: Contoh perhitungan kebutuhan air fasilitas umum tahun 2025. Kebutuhan air fasilitas umum koperasi tahun 2025 = =
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (76 𝑥 65% 𝑥 600 𝑙/𝑑) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,237 l/d Berikut tabel kebutuhan air di fasilitas umum Kecamatan Soreang: Tabel 3.38 Kebutuhan Air Fasilitas Umum Tahun 2020 2025
Jenis Fasilitas Koperasi Kantor Koperasi Kantor
Jumlah unit 62 47 76 58
% Pelayanan 55 65
Std. Keb. Kebutuhan Total Air Total Kebutuhan (l/unit/hr) (l/dtk) Air (l/dtk) 0,237 600 0,416 0,180 0,344 600 0,605 0,261
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-30
2030 2035 2040
Koperasi Kantor Koperasi Kantor Koperasi Kantor
90 69 105 79 119 90
75
600
85
600
95
600
0,471 0,357 0,617 0,468 0,784 0,594
Sumber: Hasil Perhitungan.
Dari tabel dapat dilihat, dengan bertambahnya fasilitas umum seperti koperasi dan perkantoran, maka semakin bertambah pula kebutuhan air bersihnya, karena bertambahnya jumlah karyawan pada fasilitas umum tersebut. 3.4.5.6 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Perdagangan dan Jasa Jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Soreang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Asumsi ini diambil berdasarkan jumlah unit pasar (Ha), Pertokoan, dan juga restoran. Berikut rincian fasilitas perdagangan dan jasa pada tabel 3.39. Tabel 3.39 Fasilitas Perdagangan dan Jasa Jenis Fasilitas Perdagangan dan Jasa Terminal Pasar (Ha) Pertokoan Hotel Bioskop Restauran
Jumlah (unit)
Jumlah (Jiwa)
1 1 17 3 3 21
530 385
Sumber: Hasil Perhitungan.
Contoh perhitungan: Proyeksi Unit Fasilitas Hotel 2025: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 2020
= (𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2020) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2025 3
= (959818) 𝑥 1179666,8 = 3,68 Unit ≈ 4 Unit Berikut merupakan proyeksi fasilitas perdagangan dan jasa.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
0,828 1,086 1,378
III-31
Tabel 3.40 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas Perdagangan dan Jasa Terminal Pasar (Ha) Pertokoan Hotel Bioskop Restoran
Jumlah Fasilitas 2020
2025
2030
2035
2040
1 1 17 7 3 21
1 1,229 21 4 4 26
1 1,458 25 4 4 31
2 1,687 29 5 5 35
2 1,916 33 6 6 40
Sumber: Hasil Perhitungan.
Kebutuhan air minum untuk fasilitas perdagangan dan jasa ini yaitu diperuntuukan pasar (Ha), pertokoan dan juga restoran yang diasumsikan berdasarkan standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan. Contoh perhitungan kebutuhan air fasilitas umum tahun 2025. Kebutuhan air hotel tahun 2025 = =
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥 % 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝑆𝑡𝑑.𝐾𝑒𝑏.𝐴𝑖𝑟) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘 (4 𝑡𝑡 𝑥 65% 𝑥 150 𝑙/𝑢/𝑑) 86400 𝐷𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,0041609 l/d
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-32
Tabel 3.41 Kebutuhan Air Fasilitas Perdagangan dan Jasa Tahun
Fasilitas
Terminal Pasar (Ha) Pertokoa n
2020 Std. Keb. Air (l/unit/h r)
% Pela yan an
Jumla h Fasilit as
2000
1
1500
1
500
55
17
Hotel
150
7
Bioskop
2000
3
Restoran
10
21
jumlah
2025
Keb. Air
0,0002 315 0,0001 736 0,0009 838 0,0001 215 0,0006 944 0,0000 243 0,0022 292
% Pela yana n
Jumlah Fasilitas
1 1,229 65
21 4 4 26
2030
Keb. Air
0,018 4927 0,013 8695 0,078 5939 0,004 1609 0,055 4781 0,001 9417 0,172 5368
% Pel aya na n
Jumlah Fasilita s
1 1,458 75
25 4 4 31
Sumber: Hasil Perhitungan.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
Keb. Air
0,02531 43 0,01898 58 0,10758 59 0,00569 57 0,07594 30 0,00265 80 0,23618 27
% Pel aya na n
85
2035 Ju ml ah Keb. Fa Air sili tas 0,0331 2 964 1,6 0,0248 87 973 0,1410 29 847 0,0074 5 692 0,0995 5 892 0,0034 35 856 0,3097 225
2040 % Pel aya na n
Jumla h Fasilit as
2 1,916 95
33 6 6 40
Keb. Air
0,04213 89 0,03160 42 0,17909 04 0,00948 13 0,12641 67 0,00442 46 0,39315 60
III-33
Dari Tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih fasilitas perdagangan dan jasa setiap 5 tahunnya bertambah sesuai dengan bertambahnya fasilitas yang ada di Soreang, jumlah penduduk dan persentase pelayanan yang terus meningkat. 3.4.5.7 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Kebutuhan air bersih non domestik setiap 5 tahunnya bertambah, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Majalaya. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3.42 Tabel 3.42 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
Tahun
Sarana Pendidi kan
Sarana Peribad atan
Sarana Kesehat an
Sarana Perind ustrian
Saran a Umum
2020 2025 2030 2035 2040
1,291 1,875 2,567 3,366 4,273
2,278 3,308 4,529 5,939 7,539
0,894 1,298 1,777 2,330 2,958
0,003 0,004 0,005 0,007 0,009
0,416 0,605 0,828 1,086 1,378
Saran a Perda ganga n 0,002 0,173 0,236 0,310 0,393
Total non Domestik (l/dtk) 4,884 7,263 9,942 13,038 16,550
Sumber: Hasil Perhitungan.
Dari tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih non domestik setiap 5 tahunnya meningkat. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya jumlah penduduk, fasilitas yang disediakan dan persentase pelayanan di Kecamatan Soreang. 3.4.6
Perhitungan Total Kebutuhan Air Bersih
Contoh Perhitungan : ➢ Sub Total Keb.Air 2023 = Keb.Domestik 2025 + Keb.Non Domestik 2025 = (1040,128+ 7,263) l/dtk = 1047,390 l/dtk ➢ Kebutuhan untuk air hidran diasumsikan adalah 10% dari sub total kebutuhan air. ➢ Kebutuhan hidran 2025
= 10% x Sub Total Keb.Air 2025 = 10% x 1047,390 l/dtk = 104,739 l/dtk
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-34
➢ Kehilangan Air Untuk kehilangan air berdasarkan standar PU Cipta Karya, besarnya kehilangan air adalah (20% - 30%), dan diasumsikan kehilangan air adalah 30%. Kehilangan air 2025 = 30% x Sub.Total Keb.Air 2023 = 30% x 1046,390 l/dtk = 314,217 l/dtk ➢ Total Kebutuhan Air Bersih Total Keb.Air 2025
= Sub.Total Keb.Air 2025 + Keb.Air untuk Hidran 2025 + Kehilangan Air 2025 = 1047,390 l/dtk + 104,739 l/dtk + 314,217 l/dtk = 1466,347 l/dtk
Berikut ini merupakan Tabel 3.43 kebutuhan total air bersih yang didapat dari perhitungan. Tabel 3.43 Kebutuhan Air Bersih Total Fasilitas Domestik
Kebutuhan Air Bersih (l/dtk) 2020
2025
2030
2035
708,7543 1040,128 1438,391 1905,378 7,263
9,942
13,038
2040 2442,919
Non Domestik
4,884
16,550
Sub Total
713,638
1047,390 1448,333 1918,415
2459,469
Hidran
71,364
104,739
144,833
191,842
245,947
Kehilangan Air
214,091
314,217
434,500
575,525
737,841
Total
999,093
1466,347 2027,667 2685,782
3443,256
Sumber: Hasil Perhitungan.
3.4.7
Debit Maksimum / Fluktuasi Pemakaian Air Bersih Untuk debit maksimum hari (Q peak day) nilai fd berkisar antara 1,1-
1,7 sedangkan untuk debit maksimum jam (Q peak hour) nilai fh berkisar antara 1,5- 2.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
III-35
Contoh Perhitungan Untuk Tahun 2023 Q peak day
= fd x Q rata – rata = 1.7 x 1466,347l/dtk = 1612,981 l/dtk
Q peak hour
= fh x Q rata- rata = 1.5 x 1466,347l 1/dtk = 2199,520 l/dtk
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka fluktuasi pemakaian air bersih dapat dilihat pada Tabel 3.44 dibawah ini. Tabel 3.44 Fluktuasi Pemakaian Air Bersih Tahun
Q rata-rata (l/dtk)
fd
Q peak day (l/dtk)
fh
Q peak hour (l/dtk)
2020
999,093
1,1
1099,003
1,5
1498,640
2025
1466,347
1,1
1612,981
1,5
2199,520
2030
2027,667
1,1
2230,433
1,5
3041,500
2035
2685,782
1,1
2954,360
1,5
4028,672
2040
3443,256
1,1
3787,582
1,5
5164,884
Sumber: Hasil Perhitungan.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum /2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
BAB IV SISTEM TRANSMISI
4.1
Umum Pengolahan air bersih dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas air baku
sehingga aman untuk digunakan sebagai air bersih. Perencanaan unit-unit perhitungan berdasarkan kriteria desain yang berlaku. Dalam rancangan yang dibuat harus mendapatkan hasil yang optimal. Secara umum dalam mendesain sebuah instalasi pengolahan air, diperlukan tahap-tahap : ➢ Karakteristik air baku ➢ Hasil akhir kualitas yang diinginkan ➢ Pengumpulan data sumber air baku yang terpilih yang meliputi debit air baku, tinggi muka air dan kualitas air baku. ➢ Perencanaan instalasi pengolahan yang meliputi tata letak instalasi, proses pengolahan, perhitungan dimensi unit unit pengolahan, kebutuhan peralatan dan dosis bahan kimia yang digunakan. ➢ Perencanaan bangunan penunjang yang terdiri dari perhitungan dimensi bangunan penunjang dan tata letak bangunan. Karena penggunaan air bersih yang cukup luas dalam segala segi kehidupan dan aktivitas manusia, maka sistem penyediaan air bersih untuk penduduk haruslah memenuhi syarat antara lain : ➢ Aman dari segi kesehatan ➢ Tersedia dalam jumlah yang cukup ➢ Ekonomis Mengingat adanya syarat-syarat diatas , maka dasarnya ada 3 hal yang harus diperhatikan untuk dipenuhi oleh suatu sistem penyediaan air minum, yaitu: ➢ Segi kualitas
IV-1
IV-2
Terpenuhinya syarat-syarat kualitas air yang sesuai dengan standar yang berlaku dan menjamin bahwa air yang tersedia aman untuk dikomsumsi penduduk tanpa ada resiko terinfeksi oleh kuman-kuman penyakit. ➢ Segi kuantitas Tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat dipergunakan setiap waktu. ➢ Segi kontinuitas Terpenuhinya kebutuhan air bersih dengan supply air secara terus menerus. Sistem transmisi adalah suatu sistem transportasi air baku atau air minum dari sumber menuju reservoir untuk selanjutnya diteruskan kedaerah pelayanan melalui sistem distribusi. 4.1.1
Sistem Transportasi Alternatif untuk sistem ini adalah open channel (saluran terbuka), pipe
line (perpipaan), atau aquaduct (saluran tertutup), yang pemilihannya didasarkan atas berbagai pertimbangan teknis dan ekonomis. 1. Open Channel (Saluran Terbuka) Tekanan air sama dengan tekanan udara terbuka, beberapa hal yang berkaitan dengan open channel yaitu : ➢ Biasanya digunakan untuk penyaluran air baku, kalau air bakunya memiliki kandungan suspended yang tinggi, maka perlu dilakukan pengurasan untuk menghindari terjadinya sedimentasi yang dapat mengurangi kapasitas. ➢ Biasanya biaya relatif murah, karena hanya memperhitungkan segi konstruksi saluran, namun biaya investasi umumnya lebih besar karena perencanaan untuk jangka panjang. ➢ Dimensi saluran bebas, tidak perlu mengikuti dimensi pasaran. ➢ Umumnya digunakan untuk kapasitas besar. ➢ Harus mengikuti HGL, karena pengalirannya dilakukan secara gravitasi, masalahnya dapat timbul bila permukaan tanah yang dilewati turun naik.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-3
➢
Kecepatan aimya tergantung pada slope muka tanah.
➢
Kemungkinan kehilangan air lebih besar akibat penguapan, rembesan ke da1am tanah (infiltrasi) ataupun pengambilan illegal oleh masyarakat.
➢
Saluran ini sering kali bersilangan dengan berbagai fasilitas lain misalnya sungai, irigasi, saluran drainase, jalan kereta api, dll. Sehingga membutuhkan konstruksi khusus.
Gambar 4.1 Saluran Terbuka Sumber : https://jualbuisbeton.com/saluran-
terbuka/ Diakses : Kamis, 30 Desember 2021, 12:38 WIB
2. Aquaduct (Saluran Tertutup) Air dialirkan melalui saluran tetutup baik under preasure (dibawah HGL) maupun pada tekanan udara luas (pada HGL) ada dua macam aquaduct yaitu cut dan cover dari tunel beberapa hal tentang aquaduct antara lain: ➢ Biasanya dibuat di tempat (on site construction) sehingga memungkinkan pemanfaatan material local dan memperkerjakan penduduk setempat. ➢ Umur konstruksi sangat panjang, hal ini ditentukan oleh kaitan pengalirannya. ➢ Kehilangan air lebih mudah dibanding umur konstuksi itu sendiri. ➢ Biaya relatif rendah baik dalam investasi maupun pemeliharaanya.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-4
➢ Dibuat untuk jangka panjang. ➢ Perletakannya tergantung pada HGL atau profil tanah yang dilalui. ➢ Adanya masalah bila bersilangannya dengan fasilitas lain, seperti : jalan raya, rel kereta api, dan lain-lain.
Gambar 4.2 Saluran Tertutup Sumber: http://areatekniksipil.blogspot.com/2018/09/perbedaan-salurantertutup-danterbuka.html Diakses: Kamis, 30 Desember 2021, 12:38 WIB
3. Pipe Line (Perpipaan) Air dialirkan melaui sistem perpipaan dengan tekanan lebih besar dari pada tekanan udara luar (under pressure) beberapa hal penting antara lain : ➢ Biaya pemeliharaan dan perawatan relative lebih myrah dan mudah ➢ Pengalirannya tidak tergantung pada profil muka tanah ➢ Kemungkinan gangguan dari luar lebih kecil ➢ Harga pipa dan perlengkapannya relatife mahal ➢ Biayanya digunakan untuk mengalirkan air minum Dari semua sistem-sistem transportasi diatas pada dasarnya digunakan untuk : ➢ Membawa air baku dari sumber (bangunan pengumpul) ke bangunan pengolah air minum, untuk keperluan ini dapat digunakan open chanel atau dapat pula digunakan pipe line. ➢ Membawa air yang bersih yang memenuhi pengolahan air minum
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-5
reservoir dan kemudian didistribusikan untuk mencegah terjadinya konstaminasi, digunakan sistem perpipaan (pipe line). 4. Pipe Line (Perpipaan) Air dialirkan melaui sistem perpipaan dengan tekanan lebih besar dari pada tekanan udara luar (under pressure) beberapa hal penting antara lain: ➢ Biaya pemeliharaan dan perawatan relative lebih myrah dan mudah ➢ Pengalirannya tidak tergantung pada profil muka tanah ➢ Kemungkinan gangguan dari luar lebih kecil ➢ Harga pipa dan perlengkapannya relatife mahal ➢ Biayanya digunakan untuk mengalirkan air minum Dari semua sistem-sistem transportasi diatas pada dasarnya digunakan untuk : ➢ Membawa air baku dari sumber (bangunan pengumpul) ke bangunan pengolah air minum, untuk keperluan ini dapat digunakan open chanel atau dapat pula digunakan pipe line. ➢ Membawa air yang bersih yang memenuhi pengolahan air minum reservoir dan kemudian didistribusikan untuk mencegah terjadinya konstaminasi, digunakan sistem perpipaan (pipe line).
Gambar 4.3 Perpipaan Sumber: https://www.beritasatu.com/megapolitan/322185/pamjayapalyja-selesaikan-relokasi-pipa-primer Diakses: Kamis, 30 Desember 2021, 13:04 WIB
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-6
4.1.2
Cara Pengangkutan Terdapat dua alternatif cara pengangkutan yaitu secara gravitasi
atau dengan pemompaan, dari segi ekonomi cara gravitasi merupakan alternatif yang paling uatama, sedangkan pemompaan hanya digunakan bila keadaan topografi nya di lapangan benar-benar sudah tidak memungkinkan sistem gravitasi. 4.1.3
Kapasitas Yang Akan Diangkut Dalam sistem penyediaan air minum yang perlu diperhatikan
bukan saja dari segi kualitas tapi juga segi kuantitas dalam arti, air minum harus cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen., hal ini yang mendasari perlunya transmisi. Kualitas air yang diangkut dalam sistem transmisi ialah sesuai dengan kapasitas hari maksimum (Qmax day) sehingga pada saat terjadi kebutuhan maksimum sistem transmisi dapat memenuhinya. 4.1.4
Perletakan dan Penempatan Dalam masalah perletakan dan penenpatan ini sangat
berpengaruh terhadap bahan, diameter, peralatan dan perlengkapan pada sistem yang selanjutnya berpengaruh pada masalah biaya yang perlu diperhatikan adalah : ➢ Kondisi air yang dibawa
➢ Kondisi lingkungan yang dilewati ada tidaknya dampak bagi sistem transmisi. ➢ Kondisi geologis yang dihadapi dengan prinsip menghindari medan yang sulit. ➢ Pemilihan jalur transmisi yang paling pendek. ➢ Pemilihan konstuksi yang paling ekonomis dan efisien. ➢ Terletak pada lokasi yang mudah dikontrol misalnya pada tanah milik umum,dan lain-lain. ➢ Biasanya sedikit mungkin diusahakan menggunakan perlengkapan pipa sistem. Perletakan dan peralatan, pemilihan peralatan dan perlengkapan
harus
disesuaikan
dengan
kebutuhan
yang
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-7
diperlukan secara teknis dengan memperhatikan segi ekonomis.
4.2
Bangunan dan Perlengkapan
4.2.1
Bangunan Pada Sistem Transmisi
1.
Bangunan penangkap air (Intake) Intake adalah suatu bangunan yang berguna untuk menyadap air
dari sumbernya. Pada dasarnya intake terdiri kasa atau saringan (Screen) dimana air baku masih dapat melewatinya. Selanjutnya dengan pipa air tersebut dapat di tampung di sumur pengumpul. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan adalah: ➢ Ketinggian air, maka iar lebih rendah atau maxsimum sama dengan ketinggian semula, ketinggian air dipengaruhi oleh tekanan air dalam baik yang sama dengan tekanan luar, dengan demikian diharapkan ketinggian muka air maxsimum dalam bak sama dengan ketinggian air semula. ➢ Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk mencegah masuknya sinar
matahari
yang
memungkinkan
tumbuhan
atau
mikroorganisme hidup serta mencegah kontaminasi. ➢ Tanah lokasi intake harus stabil. ➢ Intake
dibangun
dengan
pertimbangan
kemungkinan
peningkatan kapasitas air dimasa yang akan datang. ➢ Dibangun sedemikian rupa, sehingga dalam kondisi terburuk masih dapat dipakai.
Gambar 4.4 Intake Sumber: https://tixtaxs.blogspot.com/2015/11/melihat-prosespengolahan-air-bersih.html Diakses: Jum’at, 30 Desember 2021, 13:23 WIB
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-8
2.
Bak Pelepas Tekan (BPT) Bak pelepas tekan adalah suatu bangunan yang berfungsi
mengembalikan tekanan ke tekanan atmosfir dengan maksud membatasi tekanan dalam sistem terbatas sesuai dengan kemampuan pipa penahan tekanan dalam keadaan diam atau bekerja, dengan demikian pecahnya pipa karena tekanan dalam sistem berlebihan dapat dihindari. Bak pelepas tekan penguapan juga terdapat dalam sistem apabila pipa terletak diatas garis tekan (HGL), sehingga terdapat negative pressure yang dapat menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan penempatan BPT maka sistem terbagi menjadi beberpa bagian dimana masing-masing bagian sepenuhnya berada pada keadaan pas.
Gambar 4.5 Bak Pelepas Tekan Sumber: http://benkoenairbersih.blogspot.com/2010/04/bak-pelepastekanan.html Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:29 WIB
3.
Reservoir Berdasarkan fungsinya, reservoir dapat dibedakan menjadi
reservoir instalasi dan reservoir distribusi. ➢ Reservoir instalansi merupakan reservoir yang digunakan sebagai tempat penampungan air yang telah disaring sambil menunggu untuk dipompakan ke reservoir pelayanan untuk distribusi, juga sebagai sarana tempat kontak desinfeksi. ➢ Reservoir pelayanan adalah reservoir yang digunakan dalam sistem distribusi untuk menyeimbangkan debit
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-9
pengaliran, mempertahankan tekanan pada saat kebutuhan jam puncak dan mengatasi keadaan darurat. Secara umum fungsi reservoir adalah : ➢ Untuk menampung dan menyimpan air bersih untuk melayani fluktuasi pemakaian per jam. ➢ Cadangan air jika terjadi kerusakan pada sistem pengolahan,
atau
pada
saat
pemeliharaan
sistem
pengolahan sehingga air tidak dapat diproduksi. ➢ Pemerataan aliran dan tekanan akibat bervariasinya pemakai air di daerah distribusi. ➢ Sebagai distributor atau sumber pelayanan.
Gambar 4.6 Reservoir Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/jawabarat/pr-01340899/reservoir-air-terbesar-diindonesia-segera-berfungsi-tahun-ini Diakses : Jum’at 30 Desember 2021, 13:36 WIB
4.
Jembatan Pipa Merupakan bagian dari pipa transmisi yang menyebrang
sungai atau saluran sejenis, diatas permukaan tanah/sungai. Pipa yang digunakan untuk jembatan pipa disarankan menggunakan pipa baja atau DCIP (Ductile Cast Iron). Sebelum bagian pipa masuk dilengkapi gate valve dan wast out atau blow off. Dilengkapi dengan air valve yang diletakan pada jarak ¼ bentang dari masuk jembatan pipa.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-10
Gambar 4.7 Jembatan Pipa Sumber: https://4.bp.blogspot.com/ Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:41 WIB
4.2.2
Perlengkapan Pada Sistem Transmisi Berbagai jenis perlengkapan pipa yang ada seperti gate valve,
air valve, check valve, anchor block, bend, reduce atau increaser di pasar pada percabangan pipa untuk menjaga kerja sistem transmisi dan memudahkan pengecekan. 1. Gate Valve Berfungsi sebagai pengatur debit aliran dan memungkinkan untuk pemeriksaan pemeliharaan serta perbaikan, di pasang pada percabangan pipa, awal atau akhir saluran dan tiap jarak ± 1 Km.pada pipa.
Gambar 4.8 Gate Valve Sumber: https://raja-pipa.com/gate-valve/ Diakses: Jum’at, 30 Desember 202, 13:48 WIB
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-11
2. Check Valve Berfungsi mencegah aliran balik, yang dipasang pada : ➢ Pipa outlet pompa ➢ Tempat-tempat lain dimana diharapkan tidak terjadi aliran balik.
Gambar 4.9 Check Valve Sumber : https://iqshalahuddin.wordpress.com/2017/07/12/mengenal-valve/ Diakses : Jum’at, 30 Desember 2021, 13:50 WIB
1. Air Valve Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang berakumulasi dalam pipa dipasang pada tekanan tertinggi dan jaringan pipa.
Gambar 4.10 Air Valve Sumber: https://ensiklopedialingkungan.blogspot.com/2016/08/perlengkapanpipa-yang-perlu-diketahui.html Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 13:56 WIB
2.
Blow Off Berfungsi mengeluarkan sediment atau endapan kotoran yang terjadi
selama pengaliran atau untuk mengeluarkan air dalam keadaan darurat dipasang pada tempat dengan tekanan terendah dari jaringan pipa.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-12
Gambar 4.11 Blow Off Sumber: https://www.otosia.com/berita/blow-off-valve-penghasil-suara-khas-turbo.html Diakses: Jum’at, 30 Desember 2021, 14:02 WIB
3.
Anchor Block Berfungsi menahan beban pengaliran yang paling besar,
yang mungkin dapat menyebabkan perubahan bentuk pipa dan agar sambungan pipa tetap kaku.
Gambar 4.12 Anchor Block Sumber: https://www.facebook.com/worldconstruction360/photos/thrust-block-anchorblock-in- pipeline-a-massive-block-of-concrete-built-to-withs/1162096483961508/ Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:05 WIB
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-13
4.
Bend Berfungsi sebagai sambungan pipa untuk belokan.
Gambar 4.13 Bend Sumber : https://www.fobuma.com/id/mp/wavin-wavin-lite-bend-45aksesoris-pipa-pvc/, Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:10 WIB
1. Reducer atau Increaser Berfungsi untuk menghubungkan pipa dengan pipa yang diameternya berbeda.
Gambar 4.14 Reducer atau Increaser Sumber : https://pipadanfittinghdpe.com/reducer/ Diakses: Jum’at 30 Desember 2021, 14:16 WIB
4.2.3
Bahan Pipa Sebagian besar biaya dalam pelaksanaan di alokasikan untuk
perpipaan oleh karena itu ukuran pipa dan jenis-jenis pipa harus
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-14
ditentukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dan efisien, jenisjenis pipa yang biasa digunakan antara lain: A.
Absestos Coment Pipe (Pipa Asbes) Keuntungan: ➢ Mudah didapat ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Berat satuan relative lebih ringan bila dibandingkan dengan pipa lainnya. ➢ Panjang saluran pipa lebih besar (6 M) Kelemahan: ➢ Mudah retak ➢ Tidak tahan benturan
B. Pipa PVC Keuntungan: ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Mudah pemasangan dan penyambungan ➢ Kedap air Kelemahan ➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar ➢ Umumnya hanya berdiameter
C. Pipa Beton Keuntungan ➢ Cukup kuat menahan gaya luar ➢ Tahan korosi ➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran ➢ Tidak mudah pecah Kelemahan ➢ Bobotnya cukup berat D. Pipa Besi Kentungan ➢ Tahan terhadap getaran-getaran ➢ Kedap air
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-15
➢ Panjang saluran sampai 6 meter ➢ Cukup licin Kelemahan ➢ Tidak tahan korosi ➢ Harga relative mahal ➢ Pengguanaan terbatas (di bawah jalan, rel kereta api, dll) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di lembar berikutnya. E. Pipa Tanah Liat Kentungan ➢ Tahan korosi F. Pipa PVC Keuntungan: ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Mudah pemasangan dan penyambungan ➢ Kedap air Kelemahan ➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar ➢ Umumnya hanya berdiameter
G. Pipa Beton Keuntungan ➢ Cukup kuat menahan gaya luar ➢ Tahan korosi ➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran ➢ Tidak mudah pecah Kelemahan ➢ Bobotnya cukup berat H. Pipa PVC Keuntungan: ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Mudah pemasangan dan penyambungan
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-16
➢ Kedap air Kelemahan ➢ Tidak tahan terhadap gaya luar yang cukup besar ➢ Umumnya hanya berdiameter
I. Pipa Beton Keuntungan ➢ Cukup kuat menahan gaya luar ➢ Tahan korosi ➢ Mudah diperoleh untuk berbagai ukuran ➢ Tidak mudah pecah Kelemahan ➢ Bobotnya cukup berat J. Pipa Besi Kentungan ➢ Tahan terhadap getaran-getaran ➢ Kedap air ➢ Panjang saluran sampai 6 meter ➢ Cukup licin Kelemahan ➢ Tidak tahan korosi ➢ Harga relative mahal ➢ Pengguanaan terbatas (di bawah jalan, rel kereta api, dll) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di lembar berikutnya. K. Pipa Tanah Liat Kentungan ➢ Tahan korosi ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Mudah didapat ➢ Berat datuan ringan Kelemahan ➢ Harga relative mahal
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-17
L. Pipa Baja Kentungan ➢ Kedap air ➢ Tahan korosi ➢ Cukup licin
Kelemahan ➢ Harga relatif mahal M. Fiber Glass Kentungan ➢ Ringan ➢ Diproduksi di dalam negeri ➢ Tahan korosi ➢ Kedap air ➢ Tahan terhadap gaya luar dan pembebanan ➢ Tipe sambungan yang fleksibel ➢ Panjang satuan mencapai 12 meter Kelemahan ➢ Harga relatif mahal Untuk memilihan bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan atas faktor- faktor seperti berikut ini : ➢ Umur ➢ Kapasitas air dapat di alirkan ➢ Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar. ➢ Kemudahan
dalam
pelaksanaan
(pemasangan
dan
penyambungan) ➢ Ukuran yang ada di pasaran ➢ Kedap air atau kerapatan tinggi Untuk memilihan bahan penyaluran (bahan pipa) didasarkan atas faktor- faktor seperti berikut ini : ➢ Umur ➢ Kapasitas air dapat di alirkan ➢ Daya tahan yang cukup baik dari gaya dan pembebanan luar.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-18
➢ Kemudahan
dalam
pelaksanaan
(pemasangan
dan
penyambungan) ➢ Ukuran yang ada di pasaran ➢ Kedap air atau kerapatan tinggi ➢ Suku cadang dan perlengkapan mudah diperoleh di pasaran. Perletakan pipa tergantung pada : ➢ Jaringan jalan yang ada ➢ Jenis, kondisi, dan topgrafi tanah yang dilalui ➢ Sistem perpipaan yang lain (air buangan, listrik, telepon, dll)
4.3
Kriteria Perencanaan Sistem Transmisi Dalam kriteria perencanaan sistem transmisi ini dapat dilihat
dari beberapa kriteria diantaranya : 1. Saringan Slinder (Filter) ➢ Diletakan ± 0.6-1 m di bawah muka air 2. Pipa saluran air baku ➢ Kecepatan 0.6-1.5 m 3 /detik ➢ Pada saat paling rendah, kecepatan > 0.6 m
3
/detik dan
pada saat tertinggi kecepatan > 1.5 m 3 /detik 3. Sumur Intake ➢ Waktu dimensi 20 menit, tertekan 1 m dari dasar sungai ➢ Dinding sumur tebalnya 20 cm dan kedap air ➢ Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan pada sumur 4. Pipa hisap ➢ Kecepatan 1-5 m 3 /detik ➢ Perbedaan antara bebas terendah dengan pusat pompa tidak boleh lebih dari 3.7 m 3 /detik 5. Strainer ➢ Back wash, kecepatan > 3 m 3 /detik ➢ Jumlah back wash sama dengan 1/3 dari aliran dalam
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-19
pompa 6. Saringan bell month ➢ Kecepatan melewati lubang saringan 0.5-0.30 m 3 /detik ➢ Bukan lubang saringan 6-12 m atau ¼”-1/2” diameter ➢ Luas total area saringan biasanya 2 kali area efektif dari jumlah total area lubang.
4.4
Perencanaan Intake Adapun tipe intake yang dapat digunakan untuk sumber air
baku yang berasal dari danau adalah intake tower. Dalam perencanaan instalasi pengolahan air minum dengan sumber air baku
berasal
dari
Makadirekomendasikan
Danau atas
Bekas beberapa
galian
Pasir.
pertimbangan
pertimbangan, yaitu sebagai berikut : ➢ Dari segi ekonomis, intake ini lebih murah daripada submerged intake. ➢ Secara teknis, oprasional dan pemeliharaan intake lebih mudah serta kemungkinan perubahan lingkungan sekitar danau misalnya pendangkalan danau. Intake merupakan unit bangunan yang berfungsi untuk menangkap air dari sumber air baku yang akan diolah dengan debit yang sesuai dengan perencanaan pengolahan. Pada perencanaan intake perlu diperhatikan karakteristik air seperti fluktuasi muka air maksimum dan minimum, materi tersuspensi dan banyaknya kotoran yang mengapung. Kecepatan aliran perlu diperhatikan agar tidak terjadi pengendapan pasir. Kecepatan aliran yang dianjurkan untuk saluran intake adalah 0.61.5 m/dtk dengan waktu tinggal dalam intake 20 menit (AlLayla,1978). Intake (Bangunan Sadap), dapat dibagi menjdi dua yaitu : ➢ Bangunan intake gravitasi ➢ Bangunan Intake
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-20
pompa Adapun tipe bangunan intake yaitu ➢ Intake tenggelam ➢ Intake sumur basah, yaitu titik muka air sumuran sama dengan permukaan badan air yang sadap ➢ Intake sumuran kering yaitu sumur intake tidak berisi air ➢ Reservoir Sumuran intake diantaranya : ➢ Jumlah sumuran dua ➢ Waktu
detensi
20
menit
(waktu
air
ada
dalam
sumuran/selang waktu antara partikel air tersebut masuk keluar lagi) ➢ Tebal dinding 20 cm dan kedap air ➢ Berat sumuran cukup, sehingga tidak terjadi gangguan pada sumur. Pemilihan Lokasi Intake, dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya: ➢ Tersedianya air baku yang cukup kualitasnya ➢ Kuantitas cukup dan mudah diambil (sampai akhir perencanaan) ➢ Lokasi intake mudah dijangkau ➢ Bila lokasi dekat dengan laut perhatikan instrusi air laut. Pertumbuhan dalam perencanaan intake, diantaranya : ➢ Faktor keselamatan ➢ Intake mempunyai berat sendiri yang cukup (tidak hanyut) ➢ Pada kanal navigasi (lalu lintas) ada tiang pancang sebagai proteksi ➢ Dilengkapi dengan saringan benda dan ikan ➢ Posisi inlet dapat menerima dalam kondisi minimum dan maximum. Intake adalah bangunan yang berguna untuk menyadap air
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-21
dari sumbernya dimana air baku masih dapat melewatinya. Sedangkan dengan pipa air tersebut dapat tertampung pada sumber pengumpul. Beberapa kriteria penting yang harus diperhatikan: ➢ Hal penting adalah ketinggian muka air dalam bak yang lebih rendah atau maksimum sama dengan ketinggian muka air semula. Ketinggian air dalam bak dipengaruhi oleh tekanan air dengan bak, untuk itu diperlukan vent agar tekanan muka air maksimum dalam bak sama dengan air semula. ➢ Intake sebaiknya dibuat tertutup untuk menghindari masuknya sinar matahari yang memungkinkan tumbuh kembangnya mikroorganisme hidup serta kontaminasi. ➢ Tanah dilokasi harus stabil ➢ Intake dibangun tegak lurus terhadap aliran air untuk menghindari masuknya air kedalam bangunan. ➢ Dibangun dengan pertimbangan kemungkinan peningkatan kapasitas dimasa yang akan datang ➢ Dibangun sedemkian mungkin dalam kondisi terburuk masih
dapat digunakan.
4.5
Perencanaan Jalur Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem air baku atau air minum dari
sumber menuju reservoir untuk selanjutnya diteruskan ke daerah pelayanan melalui sistem distribusi. Pada sistem penyaluran akan terjadi kehilangan energi (head loss). Sepanjang pengaliran akibat friksi penampang saluran ataupun akibat pemakaian perlengkapan pada saluran (pipa). Friksi yang terjadi akibat sifat fisik saluran dinamakan mayor losses, sedangkan akibat pemakaian perlengkapan saluran (pipa) dinamakan minor losses, besarnya mayor losses bergantung pada : ➢ Bahan atau jenis pipa ➢ Kecepatan aliran ➢ Dimensi pipa
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-22
➢ Panjang saluran yang ditempuh Kehilangan energi (minor losses) dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan koefisien yang tergantung jenis peralatan. Perencanaan jalur transmisi dapat dilihat pada. 4.5.1
Perhitungan Head Losses Major losses dapat dihitung dengan rumus: HL
𝑸
= (𝟎,𝟐𝟕𝟖𝟓 𝒙 𝑪 𝒙𝑫𝟐.𝟔𝟑)1/0.54 x L. Pipa
Dimana : HL
= Head Loss
C
= Koefisien kekasaran pipa menurut Hazen-
Williams Q D
= Debit aliran (m3/dtk)
= Diameter
pipa (m) L
=
Panjang pipa (m) Minor Losses dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: HL
𝐾
= 𝑉 2/2𝑔
Dimana : HL= Minor losses K = Koefisien tekanan hidrolik V = Kecepatan pengaliran (m/dtk) Untuk perhitungan awal, kehilangan energi akibat minor losses besarnya adalah 10% dari mayor losses sehingga dalam penggunaan Hw digunakan panjang pipa ekivalen yang besarnya adalah Hek = L + 10% L = L + 0.1 L Perhitungan diameter pipa dilakukan setelah jalur pipa transmisi ditentukan dan digambarkan profil memanjangnya. Koefisien C = 100 dan untuk H diambil H yang tersedia. Bila diameter pipa hasil perhitungan sudah didapat, maka perlu dibuat perhitungan baru dengan menggunakan diameter pipa yang ada di pasaran dan dari perhitungna didapat kehilangan tekanan dalam sistem transmisi secara keseluruhan.
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-23
Dalam perhitungan ini, sisa tekan titik distribusi diharapkan sebesar 5 m, penggunaan BPT dan penempatan alat lainnya merupakan alternatif yang dapat diterapkan pada sistem, untuk kemudian dicari alternatif penempatan alat yang terbaik. Tekanan kerja pipa, yaitu tekanan maksimum yang dianjurkan dalam pengoperasian pipa, ditetapkan sebesar 80 m yang merupakan batas alternatif penempatan BPT : ➢ Jarak dari rumah pipa ➢ Kemungkinan dari kerusakan oleh benda yang bergerak. 4.5.2
Penentuan Jalur Pipa Alternatif Dari hasil
pemilihan alternatif jalur transmisi,
penentuan
berdasarkan kepada hal- hal berikut, diantaranya : 1.
Segi ekonomi Alternatif terbaik dilihat dari harga pipa terkecil dan panjang pipa terpendek serta alat yang digunakan untuk jalur transmisi
2.
Segi teknis Alternatif terbaik dapat ditentukan dari dua hal, yaitu minor losses dan residual head. Minor losses akibat penggunaan peralatan pada pipa sebaiknya sekecil mungkin. Cara lainnya dengan melihat residual head tiap alternatif terutama titik distribusi
3.
Segi topografi Keadaan topografi jalur yang menurun dan menanjak mempengaruhi cara pengalirannya apakah dengan cara gravitasi atau dengan cara pemompaan, kemudian apakah jalur transmisi tersebut melewati beberapa hambatan seperti jalan raya, sungai dan lain – lain. Untuk itu diperlukan gorong gorong atau siphon dan jembatan pipa Tabel 4.1 Panjang Pipa Transmisi Jalur Alternatif 1
Segmen A-1 1-2 2-R
Alternatif 2
B-1 1-2 2-R
HL Total
EGL
HGL
2,16 6,46 7,77 2,41 4,43 11,25
767,84 749,54 762,23 767,59 753,57 744,75
767,55 749,15 761,90 764,56 753,32 744,46
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-24
Jalur
Segmen
HL Total
EGL
HGL
2,21 8,36 12,34
767,79 749,64 737,66
767,50 749,39 737,37
C-1
Alternatif 3
1-2 2-R
Sumber: Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan : L ek
= L + ( 10% L ) = 350 + ( 10% * 350 ) = 385 m
S teori = ΔH / L ek = 2 / 385 = 0,005
Qmaks hari
= 3,78758 m3/dtk
D
= [0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝑠0,54 ]1/2,63
𝑄
=[
3,78758 m3/dtk 0,2785 𝑥 100 𝑥 𝑠0,54
]1/2,63
= 1,38 m → 54,29” ≈ 56” Cek: D
= 56” → 1,422 m
S
= [0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝑠2,63 ]1/0,54
𝑄
3,78758 m3/dtk
= [0,2785 𝑥 100 𝑥 (1,422)2,63 ]1/0,54 = 0,004 HL Mayor
= SAkutual x L.Ekiv = 0,005 x 330 = 1,72 m
Residual Head (Sisa Tekan) RH
= Head yang tersedia – HL mayor = ∆H – HL mayor = 2 – 1,72 = 0,28
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-25
Luas Penampang A
= ¼ x π (DPasaran)2 = ¼ x 3,14 x (1,422)2 = 1,117 m2
V
𝑄
=𝐴 =
3,78758 m3/dtk 1,117
= 2,385 m/dtk HL Minor
𝑣2
= Kx 2𝑥𝑔 = =
HL Total
(1 x 0,25) + (1 𝑥 0,12) + (1 𝑥 0,24) 𝑥 (0,971)^2 2 𝑥 9,81
0,44
= Mayor Losses + Minor Losses = 1,72 m + 0,44 m =2m
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-26
Jalur
Segme n
A-1 Altern atif 1
1-2 2-R
Kontu r
Panjan g Pipa
(m) 756754 762756 770762
(m)
A H (m )
350
2
385
850
6
935
1200
8
1320
Jumlah
Jalur
Segme n
B-1 Altern atif 2
1-2 2-R
L Ekivale n (m)
10 0 10 0 10 0
2400
Kontu r
Panjan g Pipa
(m) 754752 758754 770758
(m)
Jumlah
C
400
A H (m ) 2
L Ekivale n (m) 440
900
4
990
2200
12
2420
3500
C
10 0 10 0 10 0
Tabel 4.2 Penetuan Head Loss D D Pasara S S Teori n HL Aktua teori l (inchi ) (inchi) (m) 0,00 5 54,29 56 0,004 1,72 0,00 6 51,99 52 0,006 5,99 0,00 6 52,60 54 0,005 7,04 14,75 0,016 6 D D Pasara S S Teori n HL Aktua teori l (inchi ) (inchi) (m) 0,00 5 55,80 56 0,004 1,97 0,00 4 57,17 58 0,004 3,73 0,00 5 54,82 56 0,004 10,81
0,013
16,51
RH
0,2 8 0,0 1 0,9 6 1,2 4
Nama Alat
GV,AV,BO GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45
RH Nama Alat
0,0 3 0,2 7 1,1 9 1,4 9
GV,AV,BO GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
A (m2) 1,11 7 1,03 7 1,07 7 3,23 0
A (m2) 1,11 7 1,15 6 1,11 7 3,39 0
HL Mino r
HL Tota l
2,385
0,44
2
2,766
0,46
6
2,565
0,73
8
7,715
1,67
16
HL Mino r
HL Tota l
2,385
0,44
2
2,223
0,70
4
2,385
0,44
11
6,993
2,21
19
v (m/detik )
v (m/detik )
IV-27
Jalur
Segme n
C-1 Altern atif 3
1-2 2-R
Kontu r
Panjan g Pipa
(m) 750748 758750 770758
(m)
A H (m )
600
2
Jumlah
L Ekivale n (m) 660
1080
8
1188
2800
12
3080
4480
C
S teori
10 0 10 0 10 0
0,00 3 0,00 7 0,00 4
D Teori (inchi ) 60,65
D Pasara n
S Aktua l
(inchi) 62
HL
RH
Nama Alat
(m) 0,003
1,80
51,48
52
0,006
7,62
57,60
58
0,004
11,60
0,013
21
0,2 0 0,3 8 0,4 0 0,9 9
GV,AV,BO GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45 GV,AV,BO,Ben d 45
Sumber : Hasil Perhitungan
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
A (m2) 1,23 6 1,03 7 1,15 6 3,43 0
HL Mino r
HL Tota l
1,946
0,42
2
2,766
0,75
8
2,223
0,74
12
6,934
2,19
23
v (m/detik )
IV-28 4.5.3
Pemilihan Jalur Pemilihan jalur berdasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu Residual
Head, peralatan dan perlengkapan pipa. Sebisa mungkin peralatan dan perlengkapan yang digunakan sedikit, kemudian panjang pipa dipilih yang paling pendek. Selanjutnya berdasarkan operasi dan pemeliharaan. Dibawah ini adalah tabel yang merupakan perbandingan dari 3 Alternatif jalur. Tabel 4.3 Perbandingan Jalur Transmisi No
Parameter
1 2
Diameter Pipa Panjang Pipa
3 4
Alternatif Alternatif 1 2 54 56 2400 3500
Alternatif 3 58 4480
Alternatif Terpilih Alternatif 2 Alternatif 2
Residual Head (RH) Kecepatan
1,24
1,49
0,99
7,715
6,934
Gate Valve Air Valve Blow Off Bend 45
1 1 1 1
6,993 Peralatan 1 1 1 1
Alternatif 3 Alternatif 3
1 1 1 1
Sama Sama Sama Sama
5
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas, maka Alternatif 2 adalah alternatif yang terpilih. Karena mempunyai diameter pipa yang terkecil dan asesoris kecepatan paling besar. Tabel 4.4 Faktor Nilai Koefisien Perlengkapan Pipa No
4.4.3
Nama Alat
k
Sumber
1
Gate Valve
0.25
Mekanika Fluida dan Hidraulika
2
Air Valve
0.12
Water and Wastewater Engineering
3
Bend 90
0.5
Mekanika Fluida dan Hidraulika
4
Bend 45
0.35
Mekanika Fluida dan Hidraulika
5
Blow Off
0.24
Water and Wastewater Engineering
Perhitungan HGL dan EGL Contoh Perhitungan : EGL
= Elevasi Tertinggi – HL total = 770 – 754
EGL
= 767,84m
HGL = EGL - (V2/2*g) Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-29 = 767,84- (2,385 2/ 2*9.81 ) = 767,55
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan EGL dan HGL Jalur
HL Total 2,16 6,46 7,77 2,41 4,43 11,25 2,21 8,36 12,34
Segmen A-1 1-2 2-R B-1 1-2 2-R C-1 1-2 2-R
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
EGL
HGL
767,84 749,54 762,23 767,59 753,57 744,75 767,79 749,64 737,66
767,55 749,15 761,90 764,56 753,32 744,46 767,50 749,39 737,37
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.6 Perhitungan EGL Dan HGL Pada Jalur Terpilih (Alternatif 2) KONTUR
EGL
HGL
770
768
767
762
750
749
758
738
737
Sumber: Hasil Perhitungan
Setelah dilakukan perhitungan HGL dan EGL pada alternatif terpilih (alternatif 2), maka dapat diketahui jarak antara HGL dan EGL tidak jauh beda, hal ini dapat kita lihat dalam bentuk grafik berikut: Gambar 4.15 Grafik Profil Hidrolis
Grafik Hidrolis 780
Axis Title
770 760 750
EGL
740
HGL
730 720 1
2
3
Sumber: Hasil Perhitungan
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-30
Gambar 4.16 Peta Jalur Distribusi Sumber: EPANET
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
IV-31
Gambar 4.17 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang Sumber: EPANET
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/Dimas Taufiqurrahman
BAB V PERENCANAAN RESERVOIR DAN SISTEM DISTRIBUSI
5.1
Perencanaan Reservoir
5.1.1 Kriteria Perencanaan Reservoir Dalam suatu sistem Penyediaan Air Minum diperlukan adanya suatu perhitungan reservoir, karena reservoir merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem Penyediaan Air Minum. Reservoir dibutuhkan untuk menampung air bersih dari sumber melalui sistem perpipaan untuk dialirkan kembali ke daerah pelayanan. Instalasi pengolahan air minum memberikan kapasitas berdasarkan kebutuhan maksimum perhari. Sedangkan sistem distribusi direncanakan pada debit puncak perjam. Dalam hal ini ada perbedaan yang besar antara kapasitas yang satu dengan kapasitas yang lainnya. Untuk menyeimbangkan perbedaan tersebut diperlukan suatu tempat penyimpanan air sementara untuk mengatasi fluktuasi pengaliran air dari sumber air. Rancangan reservoir dalam suatu sistem distribusi air minum mengharuskan dipenuhinya kriteria sebagai berikut : 1. Ambang Batas dan Dasar Bak a.
Diperlukan ambang batas minimum sebesar 30 cm di atas permukaan tertinggi
b.
Dasar bak sebaiknya minimum 15 cm dari muka air yang terendah
c.
Kemiringan dasar bak sebaiknya 1/100 – 1/500 ke arah pipa penggerusan
2. Inlet dan Outlet a.
Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pada pertimbangan bentuk dan struktur dari reservoir, sehingga tidak ada aliran yang mati
b.
Pipa outlet sebaiknya diletakkan minimal 10 cm di atas lantai atau diletakkan pada muka air yang terendah dan dilengkapi dengan saringan V-1
V-2
c.
Perlu diperhatikan penempatan pipa yang melalui dinding dari reservoir, harusdipastikan dinding tersebut kedap air dan diberi flexible joint sehingga aliran air akan tetap masuk atau keluar dari saluran pipa walaupun pada ketinggian air minum
d.
Pipa inlet dan Outlet dilengkapi dengan gate valve
3. Ventilasi dan Manhole a.
Reservoir harus dilengkapi dengan ventilasi, manhole dan alat ukur tinggi muka air
b.
Ventilasi harus selalu memberikan sirkulasi udara yang cukup ke dalam reservoir sesuai dengan volumenya
c.
Tinggi ventilasi +50 cm dari bagian dalam, terbuat dari pipa besi diameter 100 mm dan dipasang pada tempat didekat lubang pemeriksaan
4. Konstruksi a.
Merupakan bangunan yang terletak di bawah tanah, yang dibuat dari konstruksi beton bertulang kedap air. Dinding bagian dalam dan lantai hendaknya di plester halus. Sekat bak penampung terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan permukaan dinding diplester halus, dengan tebal sekat bak penampung antara 0,15 – 0,25 m
b.
Atap bak penampung terbuat dari konstruksi beton dengan permukaan atasnya dilapisi TAR/Tangki Aliran Rata-Rata (coal TAR) dan dilengkapi talang air hujan
5.1.1.1 Fungsi Reservoir Secara umum, fungsi reservoir adalah : a.
Untuk menampung dan menyimpan air bersih untuk melayani fluktuasi pemakaian perjam
b.
Cadangan air jika terjadi kerusakan pada system pengolahan sehingga air tidak dapat diproduksi
c.
Pemerataan aliran dan tekanan akibat bervariasinya pemakai air di daerah distribusi
d.
Sebagai distributor atau sumber pelayanan
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman
V-3
5.1.1.2 Lokasi Reservoir Untuk menentukan lokasi reservoir distribusi harus mempertimbangkan pula tinggi tekanan yang tersedia atau yang dapat disediakan, sehingga diperoleh suatu lokasi yang menguntungkan baik secara ekonomis maupun teknis. Tetapi penempatan yang paling baik adalah pada titik tertinggi di dalam kota. Bentuk umum yang digunakan ada 2 macam, yaitu : 1. Reservoir bawah tanah ( Ground reservoir ) 2. Reservoir dengan elevasi beberapa meter di atas tanah (Elevated reservoir) Untuk transmisi dengan pemompaan, tekanan maksimum air dalam pipa yaitu antara 1-8 bar. Untuk beda elevasi lebih besar dari 100 m, air yang di alirkan sebaiknya ditampung dahulu pada sebuah reservoir buffer agar tidak mengalami tekanan lebih besar dari 8 bar. Penempatan di tengah-tengah daerah distribusi hanya dilakukan pada kota yang permukaan tanahnya relatif datar. Penempatan di daerah distribusi yang paling tinggi elevasinya, untuk daerah yang mempunyai kemiringan ke arah satu tersebut sangat ideal jika EGL sejajar dengan muka tanah. 5.1.2 Perhitungan Volume Reservoir Untuk menghitung kepastian reservoir ini, maka reservoir ditinjau dari fungsinya sebagai equilizing flow. Reservoir diperlukan untuk menyeimbangkan fluktuasi permukaan air harian, sehingga kebutuhan maksimum perjam dapat terpenuhi. Kapasitas reservoir ini dapat ditentukan bila diketahui fluktuasi pemakaian air harian di kota tersebut. Supply air diberikan selama 24 Jam Supply rata – rata tiap jam = 100% * 24 Jam = 4.17 % Tabel 5.1 Fluktuasi Pemakaian Air Waktu
Jumlah Jam
24.00 - 05.00 05.00 - 06.00 06.00 - 07.00 07.00 - 09.00 09.00 - 10.00 10.00 - 13.00
5 1 1 2 1 3
Supply Air Per Jam (%) 4,17 4,17 4,17 4,17 4,17 4,17
Pemakaian Per Jam 0,75 4 6 8 6 5
Total Supply (%) 20,85 4,17 4,17 8,34 4,17 12,51
Total Pemakaian 3,75 4 6 16 6 15
Volume Reservoir (+) (-) 17,10 0,17 1,83 7,66 1,83 2,49
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman
V-4
Waktu
Jumlah Jam
13.00 - 17.00 17.00 - 18.00 18.00 - 20.00 20.00 - 21.00 21.00 - 22.00 22.00 - 24.00
4 1 2 1 1 2
Supply Pemakaian Air Per Per Jam Jam (%) 4,17 6 4,17 10 4,17 4,5 4,17 3 4,17 2 4,17 0,75 Total
Total Supply (%) 16,68 4,17 8,34 4,17 4 8,34
Total Pemakaian 24 10 9 3 2 1,5
Volume Reservoir (+) (-) 7,32 5,83 0,66 1,17 2,17 6,84 27,45 27,62
Sumber : Hasil Perhitungan
Contoh Perhitungan : Lamanya Waktu = 24.00 s/d 05.00 = 5 Jam Diketahui dari survey penelitian terhadap Fluktuasi pemakaian air / jam= 0,75% Total Supply = Supply perjam x Jumlah Jam = 4.17 x 5 = 20,85 % Total Pemakaian
= Pemakaian Perjam x Jumlah Jam = 0,75 x 5 = 3,75 %
Selisih antara Volume Reservoir
= Total Supply (%)– Total Pemakaian (%) = 20,85 – 3,75 = (+) 17,1
Selisih antara Volume Reservoir
= Total Supply (%)– Total Pemakaian (%) = 4,17 - 6 = (-) 1,83
Rata – rata Persentase Kapasitas Reservoir = (a +b )/2 = (27,7 + 27,62 )/2 = 27,66 % Volume Reservoir
= 27,66% x Qrata-rata (m3/dtk) x 86400 dtk/hr = 27,66% x 3,443256 m3/dtk x 86400 dtk/hr = 8191588,7 m3/hari = 8191588,7 / 2 reservoir = 4095794,331 m3
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman
V-5
5.1.3 Dimensi Reservoir Karena digunakan 2 reservoir dengan pertimbangan apabila terjadi kerusakan pada salah satu reservoir maka reservoir yang satunya masih dapat bekerja seperti biasa. Diasumsikan kedalaman reservoir adalah 10 m dengan perbandingan panjang dan lebar 2:1, maka dimensi reservoir dapat dihitung sebagai berikut : Volume Reservoir = p x l x t p:l=2:1 p = 2l z=pxlxt z = 2l x l x t l = (z x t)/2 p x l = (4095794,331) m3 / 10 2l x l = 4095794,331 m3 l 2 = (4095794,331 / 2 ) = 204789,7166 l = 452,5370 p=2xl p = 2 x 452,537 p = 905,074 m Jadi : p = 905,074 m l = 452,5470 m t = 10 m
5.2
Sistem Distribusi
5.2.1
Penempatan Jalur Perpipaan Perencanaan penempatan jalur perpipaan yang akan dibuat adalah jalur
perpipaan induk (feeder sistem). Pipa induk ini merupakan pipa distribusi jaringan terluar yang menghubungkan zona-zona pelayanan, yaitu pelayanan dalam kota dari reservoir ke seluruh jaringan pipa utama. Pipa induk ini tidak bisa digunakan untuk melayani tapping ke rumah-rumah. Pipa yang digunakan untuk sistem distribusi adalah sistem pipa yang mempunyai ketahanan terhadap tekanan yang tinggi. Penentuan diameternya Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman
V-6
dilakukan berdasarkan kebutuhan yang akan dialirkan melalui tapping setiap zone pelayanan. Dalam perencanaan sistem jaringan distribusi dibagi menjadi beberapa cabang (rencana sistem yang digunakan), dimana pada setiap cabang terdapat beberapa titik sadap, dan pada setiap titik sadap direncanakan akan melayani satu daerah. Pendistribusian debit air bersih didaerah pelayanan pada prinsipnya harus dapat melayani seluruh daerah pelayanan dan besarnya debit pada setiap daerah pelayanan berbeda-beda tergantung pada beban daerah pelayanan. Besarnya luas masing-masing desa dapat dilihat pada Tabel 5.2 yang terlampir. Tabel 5.2 Penduduk per Desa dan Luas Wilayah Luas Wilayah (km^2) 2,44 5,42 3,82 1,53 2,1 2,31 1,58 1,91 1,91 1,98
Wilayah Sadu Sukajadi Sukanagara Panyirapan Karamatmulya Soreang Pamekaran Parung Serab Sekarwangi Cingcin
Persentase Wilayah (%) 9,76 21,68 15,28 6,12 8,4 9,24 6,32 7,64 7,64 7,92
Sumber : Kecamatan Soreang Dalam Angka, 2020.
5.2.2 Pembagian Debit Tiap Kecamatan Contoh Perhitungan : Desa Sadu Diketahui : Q peak jam 2040
= 5,164884 m3/dt
Luas Desa
= 2,44 Km2
Luas Total Desa
= 25 Km2
Maka, Luas Desa (Km2 ) Debit Air = x Q peak jam 2040 Luas Total Desa (Km2 ) =
2,44 25
x 5,164884= 0.504 m3/detik
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman
V-7
Tabel 5.3 Pembagian Debit Tiap Desa Wilayah Sadu Sukajadi Sukanagara Panyirapan Karamatmulya Soreang Pamekaran Parung Serab Sekarwangi Cingcin Total
Luas Wilayah (Km^2) 2,44 5,42 3,82 1,53 2,1 2,31 1,58 1,91 1,91 1,98 25
Q peak Jam 2040 (m^3/dt)
Debit (m^3/dtk)
5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 5164,884 51648,841
5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 5,1649 51648,841
Sumber : Hasil Perhitungan
5.2.3
Pemilihan Jalur Alternatif
Perhitungan diameter pipa hantar distribusi dilakukan dengan menggunakan program EPANET. Pemilihan jalur alternatif pada ketiga jalur alternatif dapat dilihat berdasarkan hasil tabel perhitungan pada EPANET. 5.2.3
Analisa Perhitungan EPANET
Pada ketiga jalur alternatif yang telah dibuat, jalur alternatif kedua yang terpilih berdasarkan kecepatan dan tekanan yang sesuai dengan standar yang ditentukan. Yang mempengaruhi kecepatan adalah debit dan luas penampang. Debit yang tinggi dan diameter yang cukup akan sangat berpengaruh pada kecepatan air ketika mengalir
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman
V-8
Gambar 5.1 Peta Jalur Distribusi Kecamatan Soreang Sumber: Epanet
Alfi Rizqiya R/193050009/Penyediaan Air Minum/2021-2022/ Dimas Taufiqurrahman
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Tugas Penyediaan Air Minum Tahun Akademik 2021/2022. Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pasundan; Bandung.
Soufyan, Moh. Noerbambang & Takeo Morimura. 1991. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Penyediaan Air Minum. PT. Pradnya Paramita; Jakarta.
Maesaroh, Pratiwi. 2021. Master Tugas Besar Penyediaan Air Minum. Universitas Pasundan; Bandung.
Muslim, Aziz. 2020. Master Tugas Besar Penyediaan Air Minum. Universitas Pasundan; Bandung.
Hartadi, Agung. 2020. Kecamatan Soreang Dalam Angka 2020. Badan Pusat Statistik: Kabupaten Bandung.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Penyediaan Ai Minum. Jakarta Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum Vol.VI. 1998. Dept. PU
LEMBAR ASISTENSI PENYEDIAAN AIR MINUM (TL – 504)
Nama
: Alfi Rizqiya R
NRP
: 193050009
Dosen
: Dr. Ir Evi Afiatun, M.T
Asisten
: Dimas Taufiqurrahman
Foto
TANGGAL 31/10/2021 08/11/2021 24/11/2021 25/11/2021 30/11/2021 10/12/2021 11/12/2021 18/12/2021 29/12/2021 30/12/2021 05/01/2022 12/01/2022 19/01/2021 21/01/2021
CATATAN Mengerjakan Bab 1 Mengerjakan Bab 2 Revisi Bab 1 ACC Bab 1 Mengerjakan Excel Bab 3 Revisi Bab 2 ACC Bab 2 Mengerjakan Word Bab 3 Revisi Bab 3 ACC Bab 3 Mengerjakan Bab 4 Mengerjakan Bab 5 Revisi Bab 4 dan Bab 5 ACC Bab 4 dan Bab 5 Draft All
PARAF
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2021/ 2022 PETUNJUK UMUM TUGAS PENYEDIAAN AIR MINUM (P.A.M) 1. Tugas PAM terdiri dari 3 problem set/ 3 bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, yaitu : a. Studi Kebutuhan Air Minum b. Perencanaan sistem transmisi c. Perencanaan sistem distribusi 2. Tugas dapat diambil di masing-masing asisten 3. Pada Bab Pendahuluan sertakan kajian mengenai PP 121 Thn 2015 dan PP 122 Thn 2015 4. Penyelesaian tugas harus sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh asisten 5. Tugas dinyatakan selesai apabila telah memenuhi segala persyaratan dan telah disetujui oleh asisten 6. Seluruh tugas disatukan dalam bentuk laporan dan diserahkan paling lambat pada saat Ujian Akhir dilaksanakan 7. Penampilan Laporan: a. Laporan ditik rapih dengan MS Word b. Gambar dikerjakan dengan menggunakan program Auto Cad atau Corel Draw. c. Cover Laporan berwarna biru dan dicantumkan Judul Tugas, Nama, NRP serta Tahun pembuatan 8. Tugas dengan nilai >60 merupakan persyaratan untuk kelulusan mata kuliah PAM dan berpengaruh pada nilai akhir (25-30%)
Bandung, Oktober 2021 Koordinator Tugas P.A.M
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2021 / 2022 Tugas I Studi Kebutuhan Air Minum I. PENUGASAN Berdasarkan data-data fiktif suatu kota yang diberikan, saudara diminta untuk melakukan : 1. Proyeksi penduduk sampai 20 tahun mendatang dengan menggunakan 3 metode yang dianggap cocok digunakan untuk wilayah perencanaan. (Asisten yang menentukan metode) 2. Studi kebutuhan air minum untuk setiap kegiatan dengan mempertimbangkan pola kebiasaan masyarakat dan kemungkinan perkembangan di masa mendatang. Gunakan standar kebutuhan air minum yang terbaru. 3. Menentukan tahapan pelayanan air bersih dengan mempertimbangkan keadaan sosial, ekonomi dan perkembangan kota di masa mendatang 4. Proyeksi fluktuasi air bersih sampai akhir periode perencanaan 5. Perkiraan fluktuasi pemakaian air pada akhir periode perencanaan meliputi pemakaian rata-rata, hari maksimum dan jam puncak II. PETUNJUK PENGERJAAN 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Dalam menentukan pemilihan salah satu metode proyeksi penduduk diperlukan suatu alasan yang kuat dari segi matematis, potensi daerah, perpindahan penduduk maupun perkembangan karena kelahiran dan kematian (dapat digunakan asumsi sendiri bila perlu) Besarnya kebutuhan air untuk masing-masing jenis pemakaian dapat diperoleh dari referensi terbaru yang sesuai dengan kondisi negara kita Dalam menentukan tahap pelayanan air minum harus diperhatikan kemungkinan perkembangan kota pada masa mendatang Peningkatan kebutuhan air minum harus memperhatikan kesanggupan masyarakat setempat dalam segi ekonomis Untuk menentukan fluktuasi pemakaian air dapat dilakukan studi literatur dan dilakukan berbagai pertimbangan yang dianggap perlu Sumber literatur yang digunakan harus dicantumkan dalam laporan dan dimasukkan dalam daftar pustaka. Periode perencanaan selama 20 tahun dibagi dalam 2 tahap, dimana setiap tahapnya adalah untuk 10 tahun perencanaan
III. DATA-DATA PERENCANAAN Tabel 1 : data penduduk 10 tahun terakhir (pilih 1 tabel untuk 1 kelompok) Tahun Jml penduduk Tahun Jml Penduduk (jiwa) (Jiwa) 2011 555.888 2016 792.280 2012 ……………….. 2017 ……………….. 2013 671.100 2018 851.125 2014 ………………. 2019 ……………….. 2015 755.220 2020 955.288 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Jml penduduk (jiwa) 425.444 ……………….. 565.123 ………………. 672.276
Tahun 2016 2017 2018 2019 2020
Jml penduduk (jiwa) 512.512 ……………….. 633.454 ………………. 702.123
Tahun
Jml penduduk (jiwa) 522.333 ……………….. 632.100 ………………. 712.666
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
2016 2017 2018 2019 2020
Jml Penduduk (Jiwa) 733.400 ……………….. 812.333 ……………….. 892.320 Jml Penduduk (Jiwa) 772.280 ……………….. 831.122 ……………….. 899.990 Jml Penduduk (Jiwa) 792.220 ……………….. 866.123 ……………….. 966.288
Tabel 2 : Jenis pemukiman penduduk tahun 2020 Jenis Rumah Persentase (%) Permanen ……………………… Semi Permanen ……………………… Non Permanen ……………………… Catatan : data yang kosong diisi oleh masing-masing Asisten (Tugas I diselesaikan dalam 2 minggu)
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2021/ 2022 TUGAS II SISTEM TRANSMISI Tujuan : Tugas ini diberikan agar mahasiswa mampu merencanakan sistem transmisi air minum, disertai dengan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dan menyatakan perencanaan ini dalam bentuk gambar teknik yang cukup memenuhi kaidah-kaidah perencanaan Lingkup Tugas : Lingkup tugas ini meliputi : 1. Penentuan garis besar sistem pipa transmisi 2. Penentuan dimensi pipa 3. Penentuan bangunan-bangunan pelengkap 4. Penentuan konstruksi dan bahan pipa yang digunakan Spesifikasi Laporan dan Gambar Tabel, diagram dan nomogram yang digunakan dalam perhitungan harus dilampirkan dalam laporan A. Isi Laporan Laporan sekurang-kurangnya meliputi : a. Kriteria perencanaan b. Perhitungan Hidrolika perpipaan c. Perhitungan bangunan pelengkap d. Uraian mengenai perlengkapan pipa transmisi yang dipakai disertai dengan alasan pemilihannya B. Gambar Perencanaan Gambar perencanaan dibuat pada kertas kalkir yang meliputi : a. Profil memanjang jalur pipa transmisi (dipilih paling kritis) b. Bangunan pelengkap c. Isometri reservoir
MATERI TUGAS Berdasarkan data dan peta suatu jalur pipa transmisi saudara diminta untuk membuat perencanaan sistem transmisi dari sumber menuju reservoar. Sumber merupakan sebuah hulu sungai, dengan elevasi yang berbeda setiap peserta tugas (ditentukan asisten) Untuk tujuan perencanaan ini saudara diminta untuk membuat : 1. Lokasi intake 2. Rencana jalur pipa transmisi : Rencana ini harus dibuat dalam 3 alternatif disertai alasan untuk setiap alternatif yang diajukan 3. Kriteria perencanaan terhadap : a. Bahan pipa b. Perhitungan hidrolik perpipaan 4. Penentuan dan perhitungan intake, reservoir serta bangunan pelengkap yang digunakan seperti : a. Bangunan Pelepas tekan (BPT) b. Rumah Pompa c. Syphon d. Valve, dll 5. Gambar-gambar pada kertas kalkir Profil memanjang jalur pipa transmisi alternatif terpilih dalam kondisi paling kritis. Potongan memanjang skala horizontal 1 : 2000 dan skala vertikal 1 : 100 Gambar harus meliputi informasi-informasi seperti : a. Profil hidrolis (ketinggian air dalam pipa) b. Nomor patok c. Jarak d. Jumlah jarak e. Tinggi muka tanah f. Tinggi pipa g. Dimensi pipa h. Fasilitas lain yang terdapat pada ruas tersebut 6. Gambar pada kertas kalkir ukuran A3 : Intake, reservoir dan bangunan pelengkap lainnya dalam skala 1 : 20 (Tugas II diselesaikan dalam 3 minggu)
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN 2021 / 2022 TUGAS III SISTEM DISTRIBUSI Tujuan : Tugas ini diberikan agar mahasiswa mampu merencanakan system distribusi air minum, disertai dengan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dan menyatakan perencanaan ini dalam bentuk gambar teknik yang cukup memenuhi kaidah-kaidah perencanaan. Lingkup Tugas : Lingkup tugas ini meliputi : 1. Penentuan garis besar sistem pipa distribusi 2, Penentuan dimensi pipa 3. Penentuan bangunan-bangunan pelengkap 4. Penentuan konstruksi dan bahan pipa yang digunakan MATERI TUGAS Berdasarkan data dan peta suatu jalur pipa distribusi saudara diminta untuk membuat perencanaan sistem distribusi dari reservoir menuju daerah pelayanan. Untuk tujuan perencanaan ini saudara diminta untuk memuat : 1. Rencana jalur pipa distribusi : Rencana ini harus dibuat dalam 2 alternatif disertai alasan untuk setiap alternatif yang diajukan 2. Kriteria perencanaan terhadap : a. Bahan pipa b. Perhitungan hidrolik perpipaan Perhitungan Pencarian dimensi pipa menggunakan PROGRAM EPANET (Tugas III diselesaikan dalam 3 minggu)