Tugas Prevdent (Nida Sopia) . [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL PRAKTIKUM PREVENTIF DENTISTRY



Disusun Oleh: NIDA SOPIA (2012402038) TK. 1 D-III KEPERAWATAN GIGI



POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN GIGI 2021



HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Buku : Buku Ajar Teknik Pengambilan Sampel 2. Mata Kuliah : Preventif Dentistry 3. Kode Mata Kuliah : Kg4 209 4. Penulis/Ketua Tim Penulis*) a. Nama Lengkap



: Nida Sopia



b. NIM



: 2012402038



c. Tempat Tanggal Lahir



: Menyancang, 02 Agustus 2001



d. Pangkat/Golongan



: Penata Tk.1/IIId



e. Jurusan/Prodi



: Keperawatan Gigi/DIII



f. Alamat Email



: [email protected]



Mengetahui Ketua Jurusan



Bandar Lampung, Mei 2021 Penulis



Desi Andriyani,S,Si.T,M.Kes NIP. 197512221994032001



Nida Sopia NIM. 2012402038



Direktur Poltekkes Tanjungkarang



Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes NIP. 196401281985021001



PRAKATA Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan izin Nya sehingga “Buku Petunjuk Praktikum Preventif Dentistry” ini dapat disusun.Buku Petunjuk Praktikum Preventif Dentistry ini disusun sebagai salah satu upaya agar mahasiswa dan pembimbing praktikum mempunyai pedoman kerja dalam melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Keperawatan gigi. Penulis sangat menyadari dalam penyusunan Buku Petunjuk Praktikum Preventif Dentistry ( Semester II ) ini masih banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar buku petunjuk praktikum ini lebih sempurna.



Bandar Lampung, Mei 2021



Nida sopia



TATA TERTIB 1. Masuk ruangan klinik tepat pada waktu yang telah di tentukan. 2. Berpakaian rapi, bersih dan sesuai ketentuan pemakaian seragam dan atributnya, rambut tertata rapi (batas panjang rambut pria diatas tengkuk, tidak memakai jenggot dan kumis dan rambut wanita yang panjang di tutupi hernet/berhijab sesuai ketentuan institusi. 3. Menjaga kebersihan badan, terutama menghindari bau badan, rambut dan mulut yang dapat mengganggu pekerjaan. 4. Tidak diperkenankan memakai cincin, perhiasan (gelang, kalung, dan jam tangan). 5. Kuku bersih, dan tidak panjang, tidak di perkenankan memakai cat kuku. 6. Dilarang menggunakan make up 7. Jujur dan sopan tidak menimbulkan kegaduhan dan tertib selama menjalankan praktikum. 8. Melaporkan dan menyerahkan kartu status kepada pembimbing sebelum dan memulai mengerjakan praktikum ke pasien. 9. Melaporkan setiao tahapan praktik. 10. Melaksanakan petunjuk instruksi yang diberikan pembimbing dengan benar dan tertib. 11. Kartu status tidak boleh hilang. 12. bila ada keperluan harus seizing pembimbing praktikum. 13. Alat komunikasi (telpon seluler) tidak boleh digunakan pada saat merawat pasien dan apabila diaktifkan harus dalam mode getar. 14. Tidak diperkenankan makan dan minum diruang klinik jurusan. 15. Mengembalikan dan mempertanggungjawabkan alat yang digunakan saat praktikum. 16. Ruangan harus dalam kondisi bersih sebelum dan sesudah praktikum.



MODUL 1



LAPORAN PRAKTIKUM FISSURE SEALANT I. Tujuan Tujuan utama fissure sealant yaitu agar terjadi penetrasi bahan ke dalam pit dan fissure dan menutup daerah tersebut dari bakteri dan debris.



II. Dasar Teori Fissure sealant merupakan suatu tindakan preventif untuk pencegahan karies pada gigi yang secara antomis memiliki kondisi pit dan fissure yang dalam sehingga rentan terkena karies. Pit dan fisur dibentuk kembali dan diisi dengan bahan sealant agar gigi tersebut menjadi lebih tahan terhadap serangan karies gigi. Beberapa karakteristik gigi geraham yang perlu dipahami antara lain; permukaan kunyahnya luas dan tidak rata, terdapat pit (titik) dan fisur (garis) yang dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi tempat persembunyian kuman yang nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam yang berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit sering berkaitan dengan fisur. Fisur adalah garis berupa celah yang dalam pada permukaan gigi. Morfologi permukaan oklusal gigi bervariasi pada tiap individu. Macam pit dan fisur bervariasi bentuk dan kedalamannya, dapat berupa tipe U (terbuka cukup lebar); tipe V (terbuka, namun sempit); tipe I (bentuk seperti leher botol). Bentuk pit dan fisur bentuk U cenderung dangkal, lebar sehingga mudahdibersihkan dan lebih tahan karies. Sedangkan bentuk pit dan fisur bentuk V atau I cenderung dalam, sempit dan berkelok sehingga lebih rentan karies. Bentukan ini mengakibatkan penumpukan plak, mikroorganisme dan debris.



III. Alat dan Bahan Alat : 1) Alat Diagnostik Alat diagnostik terdiri dari: 



Sonde: Berfungsi mencari karies dan mengukur kedalamannya serta memeriksa adanya debris dan kalkulus.







Kaca mulut Berfungsi untuk melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata dan membantu memperluas daerah pekerjaanya itu dengan menahan pipi, lidah dan,bibir.







pinset: Berfunsi untuk menjepit kapas.







Excavator: Berfungsi untuk membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran-kotorannya atau sisa-sisa makanan yang terdapat dalam kavitas.



2) Bengkok : Berfungsi sebagai tempat alat. 3) Gelas k umur : Berfungsi sebagai tempat air yang digunakan pasien untuk berkumur-kumur setelah dilakukan pemeriksaan. Bahan : 1) Handscoon : Digunakan sebagai sarung tangan yang berfungsi sebagai pelindung diri bagi petugas kesehatan dari penularan penyakit 2) Masker: Berfungsi sebagai pelindung diri bagi petugas kesehatan dari penularan penyakit 3) Tisu kering : Untuk membersihkan dan mengeringkan mulut pasien setelah berkumur-kumur. 4) Pumice: Untuk membersihkan gigi 5) Alkohol: Berfungsi untuk membersihkan alat 6) Cotton roll : Berfungsi untuk isolasi area kerja 7) Resin Komposit Flowable A2 : Bahan untuk fissure sealant



IV. Prosedur Kerja 1. Persiapan alat dan bahan 2. Persiapan posisi pasien dan operator 3. Melakukan anamnesis, pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif 4. Profilaksis



gigi



dengan



pumice



yang



tidak



mengandung



flour



menggunakan brush putaran pelan 5. Bersihkan debris pada pit dan fissure dengan ekskafator 6. Gigi dicuci dan di keringkan 7. Gigi di isolasi dengan catton rol setelah itu aplikasi etsa selama 20 detik. 8. Gigi dicuci dan di semprot dengan air mengalir untuk menghilangkan asam kemudian catton rol diganti



9. Aplikasi bahan resin komposit flowable pada daerah pit dan fissure 10. Lakukan control oklusi dengan articulating paper 11. Finishing dan polishing



V. Kesimpulan Tujuan utama fissure sealant yaitu agar terjadi penetrasi bahan ke dalam pit dan fissure dan menutup daerah tersebut dari bakteri dan debris. Sealant berbasis resin memiliki kemampuan retensi yang lebih baik daripada ionomer kaca selain itu bahan sealant berbasis resin juga digunakan pada gigi dengan beban kunyah besar, dan mahkota gigi telah erupsi sempurna.



LAPORAN PRAKTIKUM PREVENTIF DENTISTRY



FISSURE SEALANT



Nama



:



Nim



:



Kelompok/Semester : Hari/Tanggal



:



Judul Praktikum



:



Tujuan



:



Dasar teori



:



Metode



:



Prinsip



:



Reaksi



:



Alat/Bahan



:



Prosedur



:



Skema kerja



:



Hasil pengamatan dan perhitungan Kesimpulan



:



Diskusi



:



Daftar pustaka



:



Pembimbing Praktikum



(…………………….)



:



Praktikan



(…………………….)



MODUL 2



LAPORAN PRAKTIKUM OHIS I.



Tujuan Untuk pencegahan karies pada gigi yang secara antomis memiliki kondisi pit dan fissure yang dalam sehingga rentan terkena karies. Pit dan fisur dibentuk kembali dan diisi dengan bahan sealant agar gigi- gigi geraham yang mempunyai peranan sangat penting untuk melakukan pengunyahan.



II.



Dasar Teori Kebersihan gigi danmulut merupakan suatu kondisi atau keadaan terbebasnya gigi geligi dari plak dan kalkulus, keduanya selalu terbentuk pada gigi dan meluas ke seluruh permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena rongga mulut bersifat basah, lembab dan gelap, dengan kata lain lingkungan yang menyebabkan kuman berkembang biak (Nio, 1989).



Pengukuran kebersihan gigi dan mulut menurut Green dan Vermilion (dalam Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2012), dapat menggunakan index yang dikenal dengan Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Awalnya index ini digunakan untuk menilai penyakit peradangan gusi dan penyakit periodontal, akan tetapi dari kata yang diperoleh ternyata kurang berarti atau bermakna, oleh karena itu index ini hanya digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut dan menilai efektivitas dari menyikat gigi. Debris index merupakan nilai (skor) yang diperoleh dari hasil pemeriksaan terhadap endapan lunak di permukaan gigi yang dapat berupa plak, material alba, dan food debris, sedangkan calculus index merupakan nilai (skor) dari endapan keras yang terjadi akibat pengendapan garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah kalsium karbonat dan kalsium posfat yang bercampur dengan debris, mikroorganisme, dan sel-sel ephitel deskuamasi (Putri, Herijulianti, dan Nurjanah,2012).



III.



Alat dan Bahan Alat : 4) Alat Diagnostik Alat diagnostik terdiri dari: 



Sonde: Berfungsi mencari karies dan mengukur kedalamannya serta memeriksa adanya debris dan kalkulus.







Kaca mulut Berfungsi untuk melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung mata dan membantu memperluas daerah pekerjaanya itu dengan menahan pipi, lidah dan,bibir.







pinset: Berfunsi untuk menjepit kapas.







Excavator: Berfungsi untuk membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran-kotorannya atau sisa-sisa makanan yang terdapat dalam kavitas.



5) Bengkok : Berfungsi sebagai tempat alat. 6) Gelas kumur : Berfungsi sebagai tempat air yang digunakan pasien untuk berkumur-kumur setelah dilakukan pemeriksaan. Bahan : 8) Handscoon : Digunakan sebagai sarung tangan yang berfungsi sebagai pelindung diri bagi petugas kesehatan dari penularan penyakit 9) Masker: Berfungsi sebagai pelindung diri bagi petugas kesehatan dari penularan penyakit 10) Tisu kering : Untuk membersihkan dan mengeringkan mulut pasien setelah berkumur-kumur. 11) Pumice: Untuk membersihkan gigi 12) Alkohol: Berfungsi untuk membersihkan alat 13) Cotton roll : Berfungsi untuk isolasi area kerja IV.



Prosedur Kerja Pemeriksaan 1. Operator sebelumnya melakukan cuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan tangan serta masker pada saat memeriksa. Pastikan alat yang digunakan untuk memeriksa sudah steril.



2. Pasien diinstruksikan untuk berkumur. 3. Operator memeriksa kondisi rongga mulut pasien (pastikan apakah ada gigi sudah erupsi sempurna, gigi tiruan, gigi karies/ trauma (patah lebih 1/3 insisal/ oklusal), gigi yang direstorasi, gigi hilang karena dicabut, gigi tidak erupsi dll). A. Cara penilaian OHI / OHI-S 1. Pemeriksaan debris indeks : Operator meletakkan sonde pada 1/3 incisal dan digerakkan ke 1/3 gingival sesuai dengan kriteria Debris Index (DI). B. . Kriteria DI dan CI 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 1/3 C. Kriteria Penilaian Debris Indeks 0= Tidak ada debris atau stain 1 = Debris menutupi < 1/3 permukaan gigi atau terdapat stain menutupi permukaan gigi 2 = Debris menutupi > 1/3 permukaan gigi tetapi < 2/3 3 = Debris > 2/3 permukaan gigi D. Cara Pemeriksaan 2. Pemeriksaan kalkulus indeks : Operator meletakkan sonde dengan baik dalam distal gingival crevicular dan digerakkan pada daerah subgingival dari jurusan kontak distal ke daerah kontak mesial (1/2 dari lingkaran gigi dianggap sebagai satu unit skoring) sesuai dengan kriteria Calculus Index (CI). E.. Kriteria Penilaian Kalkulus Indeks 0 = Tidak ada kalkulus 1 = Supragingival kalkulus menutupi mahkota gigi < 1/3 permukaan gigi 2 = Supragingival kalkulus > 1/3 tetapi < 2/3 atau adanya bintik kalkulus subgingiva atau keduanya 3 = Supragingival kalkulus > 2/3 permukaan gigi atau kalkulus yang melingkar di subgingiva atau keduanya F.. Cara Pemeriksaan 3. Penilaian OHI dan OHI-S sesui dengan kriteria penilaian Debris Index dan Calculus Index dengan mencatatnya dalam borang penilaian OHI dan OHI-S. 4. Pasien selanjutnya diaplikasikan antiseptik dan diinstruksikan untuk berkumur.



KARTU STATUS PENILAIAN OHIS



V.



Kesimpulan Untuk pencegahan karies pada gigi yang secara antomis memiliki kondisi pit dan fissure yang dalam sehingga rentan terkena karies. Pit dan fisur dibentuk kembali dan diisi dengan bahan sealant agar gigi- gigi geraham yang mempunyai peranan sangat penting untuk melakukan pengunyahan. Kebersihan gigi danmulut merupakan suatu kondisi atau keadaan terbebasnya gigi geligi dari plak dan kalkulus, keduanya selalu terbentuk pada gigi dan meluas ke seluruh permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena rongga mulut bersifat basah, lembab dan gelap, dengan kata lain lingkungan yang menyebabkan kuman berkembang biak (Nio, 1989).



LAPORAN PRAKTIKUM PREVENTIF DENTISTRY



OHIS



Nama



:



NIM



:



Kelompok/Semester : Hari/Tanggal



:



Judul Praktikum



:



Tujuan



:



Dasar teori



:



Metode



:



Prinsip



:



Reaksi



:



Alat/Bahan



:



Prosedur



:



Skema kerja



:



Hasil pengamatan dan perhitungan Kesimpulan



:



Diskusi



:



Daftar pustaka



:



Pembimbing Praktikum



(…………………….)



:



Praktikan



(…………………….)



MODUL 3



LAPORAN PRAKTIKUM CPITN VI. Tujuan Tujuan utama untuk mengetahui kebutuhan perawatan periodontal pada pasien, serta untuk menentukan tingkat keparahan gingivitis (perdarahan) dan periodontitis (mengantongi), dan juga memberikan informasi mengenai jenis proses penyakit dan oleh karena itu juga sejauh mana terapi yang diperlukan.



VII. Dasar teori Community Periodontal Index OF Treatment Needs (CPITN) adalah sebuahindeks yang dikembangkan oleh WHO untuk evaluasi penyakit periodontal. Indekstersebut dapat memberikan sejumlah informasi mengenai prevalensi dan keparahan penyakit, tapi kegunaan utamanya adalah mengukur kebutuhan akan perawatan penyakit periodontal dan juga merekomendasikan jenis perawatan yang dibutuhkan untukmencegah penyakit periodontal. PENGERTIAN: 1.Ada/ tdk adanya perdarahan gingiva pd probing. 2.Ada/ tdk adanya kalkulus supra/ sub-gingival. 3.Ada/ tdk adanya saku/ poket periodontal yg terbagi menjadi, poket dangkal dan poket dalam. MAKSUD: 1.Mendapatkan data status periodontal masyarakat/ individu. 2.Merencanakan program kegiatan penyuluhan/ promotif. 3.Menentukan kebutuhan perawatan yg meliputi jenis tindakan, besar beban kerja dan kebutuhan tenaga. 4.Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.



VIII. Alat dan bahan Pemeriksaan CPITN menggunakan probe periodontal WHO yang didesainsecara khusus yakni ujungnya bulat berdiameter 0,5 mm, terdapat kode warna hitamyang sesuai dengan kedalaman 3,5-5,5 mm. pengukuran dibagi menjadi 6 sektan (4 gigi posterior dan 2 gigi anterior), pada gigi molat ketiga tidak dilakukan



perhitungankecuali kalu fungsi gigi tersebut menggantikan molar kedua. Setiap gigi pada masing-masing sektan diukur kedalaman sulkusnya, kemudian dicatat skor yang tertinggi. Gigi yang diperiksa adalah:17 16 11 26 2747 46 31 36 37 Kriteria Skoring CPITN.



IX. Prosedur Kerja 1. Periksa berdasarkan 6 segment yaitu molar kanan atas (16), incisivus kanan atas (11), molar kiri atas (26), molar kiri bawah (36), incisivus kiri bawah (31), dan molar kanan bawah (46). 2. Untuk keadaan periodontal sehat, diberikan skor untuk CPITN yaitu skor 0, bila terjadi perdarahan setelah probing diberi skor 1, bila terlihat kalkulus supragingiva/subgingiva diberi skor 2, untuk kedalaman poket 3,5mm-5,5mm diberi skor 3, dan untuk kedalaman poket lebih dari 5,5 mm diberi skor 4. 3. Dari keseluruhan skor yang didapatkan dari tiap segment, ditentukan skor tertinggi untuk menentukan nilai kemaknaan CPITN. KARTU STATUS PENILAIAN CPITN



X.



Data Pengamatan Dan Perhitungan Dari pengamatan dapat dijelaskan status kesehatan jaringan periodontal pasien



yang diukur dengan CPITN, dapat dinilai dengan skor. Status kesehatan jaringan periodontal pasien memiliki skor 2. Skor 2 menunjukan adanya kalkulus supragingiva. Hal ini disebabkan karena pasien masih memiliki kesadaran yang kurang untuk memelihara kebersihan dan kesehatan mulutnya, sehingga memungkinkan bakteri berkembang secara progresif menjadi plak atau kalkulus yang sangat besar.



XI.



Kesimpulan CPITN yaitu melakukan pemeriksaan yang cepat dalam suatu populasi untuk



menentukan kebutuhan perawatannya. serta untuk menentukan tingkat keparahan gingivitis (perdarahan) dan periodontitis (mengantongi), dan juga memberikan informasi mengenai jenis proses penyakit dan oleh karena itu juga sejauh mana terapi yang diperlukan. Periksa berdasarkan 6 segment yaitu molar kanan atas (16), incisivus kanan atas (11), molar kiri atas (26), molar kiri bawah (36), incisivus kiri bawah (31), dan molar kanan bawah (46). Untuk keadaan periodontal sehat, diberikan skor 0, bila terjadi perdarahan setelah probing diberi skor 1, bila terlihat kalkulus supragingiva/subgingiva diberi skor 2, untuk kedalaman poket 3,5mm-5,5mm diberi skor 3, dan untuk kedalaman poket lebih dari 5,5 mm diberi skor 4.



LAPORAN PRAKTIKUM PREVENTIF DENTISTRY CPITN



Nama



:



NIM



:



Kelompok/Semester : Hari/Tanggal



:



Judul Praktikum



:



Tujuan



:



Dasar teori



:



Metode



:



Prinsip



:



Reaksi



:



Alat/Bahan



:



Prosedur



:



Skema kerja



:



Hasil pengamatan dan perhitungan Kesimpulan



:



Diskusi



:



Daftar pustaka



:



Pembimbing Praktikum



(…………………….)



:



Praktikan



(…………………….)



MODUL 4 LAPORAN PRAKTIKUM pH SALIVA



I.



TUJUAN



1.



Untuk mengetahui pengaruh pH Saliva terhadap kondisi tubuh



2.



Mengetahui tingkat keasaman pH Saliva pada tubuh



II.



DASAR TEORI



Saliva adalah suatu cairan oral yang komplek dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mokosa oral. Salah n satu fungsi saliva adalah mengatur pH rongga mulut.Keasaman saliva dapat diukur dengan satuan pH. Skala pH berkisar 0 14,dengan pebandingan terbalik, dimana semakin rendah nilai pH saliva maka semakin banyak asam dalam saliva. Sebaliknya, meningkatnya pH saliva berarti bertambahnya basa dalam saliva. Saliva memiliki pH 6,8 secara normal. Untuk menguji keasaman atau kebasaan suatu cairan dapat digunakan kertas lakmus, indikator universal dan pH-meter.



III.



ALAT DAN BAHAN



Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.



Air mineral untuk berkumur



b.



Gelas untuk menampung saliva



c.



Kasa steril



d.



Permen karet Xylitol



e.



Permen karet mengandung gula sukrosa



f.



Buah jeruk segar



IV.



PROSEDUR KERJA



a.



berkumur dengan air mineral



b.



menampung saliva dalam gelas selama lima menit



c.



Mengukur viskositas saliva sambil mengukur volume dengan menuangkannya ke gelas ukur



d.



Mengukur pH saliva dengan indikator pH



e.



Probandus istirahat ± 15 menit untuk percobaan selanjutnya



f.



Mencatat hasil dalam tabel sebagai laporan sementara



g.



Mengulangi percobaan dengan stimulasi yang berbeda :



1) Percobaan 2, probandus mengunyah kasa steril selama 5 menit sambil menampung saliva dalam gelas 2) Percobaan 3, probandus mengunyah permen karet yang mengandung gula xylitol selama 5 menit sambil menampung saliva dalam gelas 3) Percobaan 4, probandus mengunyah permen karet yang mengandung gula sukrosa selama 5 menit sambil menampung saliva dalam gelas 4) Percobaan 5, probandus menghadap buah segar serta mencium aroma buah segar selama 5 menit sambil menampung saliva dalam gelas h. Membandingkan hasil tiap-tiap stimulasi dengan saliva yang dihasilkan



V.



DAFTAR PUSTAKA



https://www.slideshare.net/widhariyani2317/laporan-praktikum-saliva



https://www.google.com/url? sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/746/4/Bab %25202.pdf&ved=2ahUKEwiytMPQuKrwAhWcgUsFHapdDk8QFjABegQICBAC&usg=AOvVaw2 xSDBPE3bwaXEZymJNeOsg



LAPORAN PRAKTIKUM PREVENTIF DENTISTRY



pH SALIVA



Nama



:



NIM



:



Kelompok/Semester : Hari/Tanggal



:



Judul Praktikum



:



Tujuan



:



Dasar teori



:



Metode



:



Prinsip



:



Reaksi



:



Alat/Bahan



:



Prosedur



:



Skema kerja



:



Hasil pengamatan dan perhitungan Kesimpulan



:



Diskusi



:



Daftar pustaka



:



Pembimbing Praktikum



(…………………….)



:



Praktikan



(…………………….)