Tugas Prostodonsia 1 Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PROSTODONSIA 1 GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN



KELOMPOK 1 Hesti Margaretha G.



(04101004001)



Rininta Rizky



(04101004014)



Dwi Mayang Ayu



(04101004002)



Rama Dia Dara



(04101004015)



Ayu Dwi Putri



(04101004003)



Sri Melitasari



(04101004016)



Maisy Aprionasista



(04101004004)



Devina JeannE .



(04101004017)



Ameliza



(04101004005)



Rhian Surya P.



(04101004018)



Chiance Ongtin



(04101004006)



Wahyu Dwi Putra



(04101004019)



Endah



(04101004007)



Dini Tiara Rahayu



(04101004020)



Syarifah Aisyah



(04101004008)



Mita Junita Putri



(04101004021)



Suci Mandiyasari



(04101004009)



Isha Arfina Haris



(04101004022)



Eko Setiawan



(04101004010)



Yelli Sidabutar



(04101004023)



M. Dwi Nugraha



(04101004011)



Liza Triwidyastuti



(04101004024)



Veralita Israjanah



(04101004012)



Dwi Astuti



(04101004025)



Maulia Septiari



(04101004013)



Kana Riska Saputri



(04101004026)



Dosen Pembimbing : drg. Rani Purba



FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012



GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN



A. PRINSIP BIOMEKANIKA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) Mekanika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gerak dan keseimbangan. Sedangkan biologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan/ segala sesuatu yang hidup. Jadi, biomekanika atau dental biomekanika adalah hubungan antara sifat-sifat biologik struktur rongga mulut dan pengaruh fisik dari dental restorasi. Prinsip biomekanika pada GTSL meliputi: 



Tipe pengungkit







Gaya-gaya yang bekerja pada gigi tiruan







Pergerakan rotasi selama berfungsi



1. Tipe Pengungkit GTSL di dalam mulut dapat diilustrasikan sebagai pengungkit dan inclined plane. Pengungkit didukung oleh beberapa titik dan ketika ada tekanan maka akan terjadi perputaran di sekitar pendukung. Gaya yang berlawanan dengan inclined plane akan menghasilkan gerakan pada inclined plane. Titik dukungan dari pengungkit terletak pada fulkrum dan pengungkit bergerak di sekitar fulkrum. Berdasarkan letak titik fulkrum, ada tiga tipe pengungkit, yaitu: a. Pengungkit klas I (first-class lever) Titik fulkrum di tengah, tahanan pada salah satu ujung dan tekanan pada ujung yang berlawanan. Terjadi pada kasus Kennedy klas III.



Gambar 1. Pengungkit klas I



b. Pengungkit klas II (second-class lever) Titik fulkrum berada di ujung, tekanan pada ujung yang berlawanan dan tahanan berada di tengah. Terjadi pada kasus Kennedy klas I.



Gambar 2. Pengungkit klas II



c. Pengungkit klas III (third-class lever) Titik fulkrum berada di ujung, tahanan pada ujung yang lain dan tekanan berada di tengah. Tidak terjadi pada kasus gigi tiruan sebagian.



Gambar 3. Pengungkit klas III



Posisi titik fulkrum berpengaruh terhadap ungkitan yang terjadi pada gigi penyangga. Oleh sebab itu, sistem pengungkit ini perlu diperhatikan dalam penentuan desain GTSL.



2. Gaya-gaya yang Bekerja pada Gigi Tiruan a. Gaya Oklusal Gaya oklusal yang sering pula disebut gaya vertikal, merupakan gaya yang timbul pada waktu bolus makanan berada di permukaan oklusal geligi tiruan sebelum dan pada saat berfungsi atau oklusi. Pada kasus geligi tiruan berujung bebas (free end) sebagian gaya oklusal akan



diterima oleh gigi penyangga, sedangkan sisanya oleh jaringan mukosa di bawah basis protesa. Gaya oklusal yang diterima elemen pada waktu mastikasi akan diteruskan basis protesa ke jaringan dibawahnya secara kompresif. Untuk mengurangi gaya oklusal yang diterima jaringan penyangganya dapat diupayakan melalui :  Pengurangan gaya oklusal yang bisa dicapai dengan pengurangan jumlah atau luas permukaan elemen.  Penyaluran gaya oklusal secara merata pada jaringan pendukung yang



dapat



dilakukan



dengan



cetakan



fungsional



atau



mukokompresi.  Distribusi gaya seluas mungkin dengan memperbesar basis atau konektor utama agar besar gaya persatuan luas menjadi lebih kecil.



b. Gaya Lateral Gaya lateral timbul pada saat rahang bawah bergerak dari posisi kontak oklusi eksentrik ke posisi sentrik atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya yang paling merusak gigi asli maupun tulang alveolar pada daerah tak bergigi, karena hanya sebagian serat periodontal atau mukosa saja yang berfungsi menyangganya. Untuk mencegah kerusakan gigi asli dan resorpsi tulang alveolar berlebih, gaya lateral harus diimbangi dengan kombinasi dari beberapa cara berikut ini :  Penyaluran gaya lateral sebanyak mungkin kepada gigi asli  Pengurangan sudut tonjol gigi.  Pengurangan luas permukaan bidang oklusal elemen tiruan.  Pemakaian desain cengkeram bilateral  Penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis.



c. Gaya Antero-posterior Gaya ini terjadi padapergerakan rahang dimana gigi depan ada pada posisi edge to edge atau oklusi protrusif ke oklusi sentrik dan sebaliknya. Pada pergerakan ini ada kecenderungan gigi tiruan rahang



bawah bergerak ke arah posterior dan gigi tiruan rahang atas ke anterior. Pergerakan antero-posterior ini pada protesa rahang bawah dapat diatasi dengan :  Penempatan lengan cengkeram sampai ke permukaan mesial, jika cengkeram berasal dari sandaran distal.  Penempatan sandaran dari konektor minor di sisi mesial gigi penyangga.  Perluasan basis sampai retromolar pad  Pengurangan sudut tonjol gigi  Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis. Pada rahang atas, pergerakan antero-posterior dapat diatasi dengan :  Perluasan basis sampai tuber maksilaris  Penempatan cengkeram pada gigi posterior atau sandaran dan konektor minor pada permukaan distal  Perluasan konektor utama sampai gigi anterior  Pengurangan sudut tonjol gigi  Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis



d. Gaya Pemindah Gaya pemindah atau pelepas (displacing or dislodging forces) timbul karena pada saat mastikasi, makanan lengket melekat pada permukaan oklusal geligi tiruan pada saat mulut terbuka protesa akan tertarik ke arah oklusal. Selanjutnya pergerakan otot perifer, kekuatan tak terkontrol seperti batuk, bersin dan gaya berat untuk protesa rahang atas, termasuk ke dalam kelompok gaya-gaya ini.



3. Pergerakan Rotasi selama Berfungsi a. Rotasi pada garis fulkrum (fulkrum pertama) Fulkrum pertama : pada dataran horizontal yang meluas melalui kedua gigi penyangga pada setiap sisi rahang. Mengatur pergerakan sagital GT ke arah/ menjauhi linggir. Dapat ditanggulangi dengan:



 Cetakan fungsisonal  pengaruh perbedaan kompresibilitas mukosa  Ketepatan basis dan kualitas pendukung yang baik  Penggunaan indirect retainer



Gambar 4. Rotasi pada garis fulkrum



b. Rotasi pada sumbu longitudinal (fulkrum kedua) Pada dataran sagital meluas melalui tahanan oklusal pada gigi penyangga dan sepanjang puncak linggir alveolus pada sisi lengkung rahang. Fulkrum kedua dapat ditanggulangi dengan:  Kekuatan konektor utama harus cukup (kaku)  Lengan retentif cengkeram pada sisi rahang lainnya  Penempatan cengkeram bilateral  Pada desain unilateral  lengan cengkram harus retentif



Gambar 5. Rotasi pada sumbu longitudinal



c. Rotasi pada sumbu imajiner (fulkrum ketiga) Di sekitar garis tengah, sedikit ke lingual dari gigi anterior. Mengatur pergerakan gigi tiruan dalam arah horizontal/ gerakan melingkar. Fulkrum ketiga dapat ditanggulangi dengan:  Lengan pengimbang (respirokal)  Konektor minor kontak dengan permukaan vertikal gigi asli  Lengan retentif, pengimbang  bilateral



Gambar 6. Rotasi pada sumbu imajiner



B. DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN Prinsip dasar desain GTSL yaitu memelihara/ mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi tiruan sebagian lepasan dengan memperhatikan: 



Distribusi tekanan yang luas(melalui cengekram)







Menyamakan tekanan (keseimbangan kiri dan kanan)







Physiologic basing (tekanan fisiologis pada mukosa di bawah basis)



Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan desain GTSL : 



Anatomi dan fisiologi jaringan yang terlibat dalam penempatan GTSL dalam rongga mulut (gigi, mukosa, tulang)







Letak gigi yang hilang dan yang akan diganti







Besarnya beban kunyah







Pertimbangan biomekanik : jaringan penyangga GTSL adalah jaringan hidup. Karena itu keseimbangan tekanan oleh adanya beban kunyah harus diperhatikan.







Garis fulkrum : garis imaginer yang ditarik melalui dua gigi penjangkaran



yang



dapat



merupakan



sumbu



berputarnya



atau



terungkitnya gigi tiruan 



Estetika : letak cengkeram harus lebih diperhatikan







Kenyamanan







Penyakit



Guna desain GTSL: 



Sebagai penuntun dari gigi tiruan sebagaian lepasaan yang akan dibuat







Sebagai sarana komunikasi antara dokter gigi dan tekniker gigi dalam hal pendelegasian pembuatan gigi di laboratorium



Dalam menentukan desain dari gigi tiruan sebagian lepasan, perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu : 1.



Retensi Adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindah protesa ke arah oklusal. Yang dapat memberikan retensi adalah : lengan retentif, klamer, oklusal rest, kontur dan landasan gigi, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension.



2.



Stabilisasi Adalah perlawanan atau ketahanan terhadap perpindahan gigi tiruan dalam arah horisontal. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal/ ujung lengan retentif. Stabilisasi terlihat bila dalam keadaan berfungsi. Gigi yang mempunyai stabilisasi pasti mempunyai retensi, sedangkan gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.



3.



Estetika Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam posisi bagaimanapun juga. Gigi tiruan harus pantas dan tampak asli bagi pasien, meliputi warna gigi dan inklinasi/ posisi tiap gigi. Kontur gingiva harus sesuai dengan keadaan pasien. Perlekatan gigi di atas ridge.



Tahapan desain GTSL : 



Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariasi, dalam hal



panjang,



macam,



jumlah



dan



letaknya.



Semua



ini



akan



mempengaruhi rencana pembuatan desain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun dukungannya. 



Tahap II : Menentukan macam dukungan dari setiap sadel Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan daerah berujung bebas (free end). Sesuai dengan sebutan ini, bentuk sadel dari gigi tiruan dibagi dua macam juga dan dikenal dengan sebutan serupa, yaitu sadel tertutup atau paradental (paradental saddle) dan sadel berujung bebas (free end saddle).







Tahap III : Menentukan macam penahan Ada 2 macam penahan (retainer) untuk gigi tiruan yaitu : -



Penahan langsung (Direct Retainer), yang diperlukan untuk setiap gigi tiruan.



-



Penahan tak langsung (Indirect Retainer), yang tidak selalu dibutuhkan untuk setiap gigi tiruan







Tahap IV : Menentukan macam konektor Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentuk pelat. Pada gigi tiruan kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.



C. PENYELESAIAN KASUS Gigi yang hilang adalah gigi 35,36,37 dan 46,47.



POIN Perhitungan poin ditentukan dari daerah paling posterior dan dari gigi molar, maka poin/ skor dikategorikan menjadi 3 tingkatan yaitu 1,2, dan 3, seperti pada penentuan kelas. Dengan kata lain R (Resistance arm) pada gigi molar lebih rendah jika dibandingkan dengan R (Resistance arm) pada premolar dan juga pada gigi-gigi anterior.



Rm < Rp < Ra atau 1