Tugas Kelompok KDPK 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATA KULIA KDK DOSEN PENGAMPUH : AISYAH HARUN, SST. M, Kes



PERINSIP DASAR PENCEGAHAN INFEKSI



Oleh Kelompok III NIM 1. B1510010 2. B1510013 3. B1510009 4. B1510012



NAMA : Elisabet Susur : Fridolin Kurnia Makota : Dorothea Deti :Florensia Nggawung



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA EDUKASI MAKASSAR 2015



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas segala kelimpahan rahmat-NYA, penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN yang telah mempercayakan kepada tim penulis untuk membahas materi ini dan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dalam penyusunannya, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya buku refrensi yang mendukung dan lemahnya pengetahuan dan keterampilan para penulis.Oleh karena itu Keritik dan Saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan-penyusunan makalah selanjutnya. Akhir kata, penulisan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunannya makalah ini, semoga dikesempatan berikutnya makalah ini dapat lebih baik dari yang sekarang.



Makassar, Oktober 2015



DAFTAR ISI Halaman Judul....................................................i Daftar Isi..............................................................ii Kata Pengantar......................................................1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................... 1.2 Rumus Masalah.................................................. 1.3 Tujuan.................................................................. BAB 11 PEMBAHASAN 2.1 Transmisi kuman.............................................. 2.2 Pengertian infeksi............................................... 2.3 Teknik Isolasi....................................................... 2.4 Cuci Tanggan..................................................... 2.5 Perlengkapan Perlindungan Diri............................. BAB 111 PENUTUP 3.1 Kesimpulan......................................................... 3.2 Saran................................................................ DAFTAR PUSTAKA



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



LATAR BELAKANG Prinsip dasar pencegahan adalah cuci tangan secara benar, penerapan aseptic antiseptic, dan penggunaan alat pelindung pribadi dalam upaya mencegah transmisi mikroorganisme melalui darah dan cairan tubuh (anver, 2005). Adapun upaya pokok pengendalian infeksi dan penularan penyakit adalah tindakan pencegahan infeksi dan penularan penyakit dengan cara memantau dan meningkatkan perilaku petugas dalam menerapkan prosedur tindakan pencegahan universal ( pulunsih 2004). Prosedur tindakan pencegahan universal mutlak harus di terapakan dirumah sakit termasuk dikamar bedah. Kamar bedah merupakan suatau unit khusus dirumah sakit tempat dilakukan tindakan pembedahan. Berbagai prosedur pembedahan dan tindakan invasive memungkinkan perawat terpapar dengan kuman yang berasal dari pasien melalui darah dan cairan tubuh yang mengandung darah.



1.2 RUMUSAN MASALAH Fokus pembahasaan kita pada kegiatan Belajar 1 pada modul 2 kali ini



adalah



bpencegahan



mendiskusikan infeksi



hal-hal



yang



meliputi: trasmisi



berkaitan



dengan



kuman, teknik



pelaksanaan isolasi,



cuci



tangan,pelindung diri dan aseptik serta antiseptik. 1.3



TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menjelasakn tentang transmisi kuman dalam asuhan kebidanan 2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang teknik isolasi dalam asuhan kebidanan 3. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang cuci tangan dalam asuhan kebidanan



4. Mahasiswa dapat menjelaskan ttg pelindung diri dan aseptik serta antiseptik dalam asuhan kebidanan.



BAB II PEMBAHASAN A. TRANSMISI KUMAN Mikroorganisme dapat hidup dimana saja dalam lingkungan kita. Pada manusia normal mikroorganisme dapat dijumpai dipermukaan kulit, saluran nafas bagian atas,usus,dan traktus genitalia yang kita kenal dengan flora normal. Selain itu mikroorganisme juga dapat hidup pada binatang,tumbuhtumbuhan,tanah, udara dan air. Semua



mikroorganisme



dapat



menyebabkan penyakit. Beberapa



mikroorganisme lebih patogen dibanding dengan mikroorganisme yang lain dan dengan jenisnya yang lebih patogen tentunya lebih sering menyebabkan penyakit. Jika diberikan lingkungan yang tepat, semua mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi, seperti ketika ditularkan pada pasien AIDS yang mengalami gangguan



kekebalan



tubuh



(burke,1977). Walaupun



demikian



sebenarnya



mikoorganisme menyebabkan infeksi. Bakteri, virus dan agen-agen infeksi untuk kehidupannya memerlukan beberapa faktor dan kondisi tertentu. Infeksi adalah proses terjadinya infasi mikroorganisme yang berbahaya ( patogen ) kedalam tubuh manusia. Ada beberapa jenis mikoorganisme ( agen penyebab infeksi ) di antaranya : 1. Bakteri (contoh: Escherichia tuberkulosis). 2. 3. 4. 5.



Jamur. Parasit (contoh: Malaria). Protozoa. Virus.



coli dan



bakteri



penyebab



TBC/



Untuk tujuan pencegahan infeksi a. b. c.



bakteri dibagi menjadi 3 kategori:



Vegetatif ( contoh:Staphylococcu). Mikrobakteri ( contoh : Tuberculosa). Endospora ( contoh: Gangren,tetanus) Endospora adalah bentuk istirahat ( Laten ) dari beberapa jenis bakteri gram positif. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan penyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, Suhu tinggi dan zaat kimia. Jika kondisi menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru. Transmisi kuman merupakan proses awal masuknya kuman kedalam tubuh manusia



yang



dapat menimbulkan



radang



atau



penyakit. Peroses



tersebut



melibatkan beberapa unsur, Antara: 1. Reservoir



merupakan habitat



bagi pertumbuhan



dan



perkembangan



mikroorganisme, dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, maupun tanah. 2. Jalan masuk merupakan jalan masuknya mikroorganisme ketempat penampungan



dari



berbagai



kuman,



seperti saluran



pernafasan,



pencernaan, kulit dan lain-lain. 3. Inang ( host) merupakan tempat berkembangnya suatu mikroorganisme yang dapat didukung oleh ketahanan kuman. 4. Jalan keluar merupakan tempat keluar mikroorganisme dan reservoir seperti sistem pernapasan, pencernaan, alat kelamin dll. 5. Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman mikroorganisme ke berbagai tempat seperti air, makanan, udara dll.



Cara penularan mikroorganisme Proses penyebaran mikroorganisme kedalam



tubuh, baik pada manusia



maupun hewan dapat melalui berbagai cara,diantaranya:



1 Kontak tubuh Secara langsung (kontak tubuh) misalnya



kontak dengan luka



terbuka/pustul yang pecah.Secara tidak langsung (melalui



benda yang



terkontaminasi).Penularan infeksi ini dapat melalui tangan, kulit dan baju, seperti golongan staphylococcus aureus. 2. Makanan dan minuman Makan dan minum yang terkontaminasi Mengandung bakteri/virus misal hepatiis A dari mentah penyakit thypus apdominasi Infeksi cacing 3. Serangga/vektor Misalnya penyakit malaria ditularkan oleh nyamuk plasmodium dan nyamuk anopheles, beberapa penyakit saluran cerna oleh lalat. 4. Udara Mislnya penyakit cacar air dan campak dapat ditularkan melalui udara. 5. Darah dan cairan tubuh Misalnya pada penularan penyakit hepatitis, . 6. Fecal-oral Misalnya menelan maksanan yang terkontaminasi kotoran. Faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi 1. Sumber penyakit, mempengaruhi proses infeksi berjalan cepat atau lambat. 2. Kuman penyebab, menentukan kuantitas, kulitas mikroorganisme masuk tubuh dan virulensinya. 3. Cara membebaskan sumber dari kuman, menentukan proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat(Ph, suhu, cahaya). 4. Cara penularan, menentukan penyebaran kuman dalam tubuh. 5. Cara masuknya kuman melalui saluran pernafasan, pencernaan, kulit atau yang lain. 6. Daya tahan tubuh, menentukan cepat lambatnya proses infeksi dan proses penyembuhan. Transfer mikroorganisme Sumber infeksi dapat menyebabkan infeksio terjadi melalui beberapa cara: 1 2



Suatu organ tubuh keorgan tubuh lain pada pasien yang sama. Pasien satu kepasien yang lain.



3 4 5 6 7 8 B.



Pasien ketenaga kesehatan. Tenaga kesehatan kepasien. Tenaga kesehatan ketenaga kesehatan lain. pasien kealat kesehatan Alat kesehatan kepasien Alat kesehatan ketenaga kesehatan



TEKNIK ISOLASI Teknik penularan



isolasi



merupakan



infeksi tidak



langkah



hanya



dari



positif



pasien



untuk



yang



mencegah



terjadinya



menggunakan



pelayanan



kesehatatn tetapi juga untuk petugas kesehatan yang merawat mereka. Adapun teknik isolasi terbagi dalam 2 tingkatan yaitu: 1.



Pencegahan standar Pencegahan dibuat untuk semua orang, klien, pasangan dan petugas kesehatan tanpa menghiraukan diagnosis yang diketahui atau dicuriga.Berlaku untuk darah, semua duh/ cairan tubuh (sekresi dan ekskresi kecuali keringata),kulit dan selaput lendir Pelaksanaan dan pecegahan ini akan menambah biaya tambahan untuk perlengkapan perlindungan pribadi,terutama untuk sarung tangan periksa yang baru dan bersih, pelatih dan pemantauan staf agar efektif.



2.



Pencegahan berdasarkan penularan Pencegahan tingkat kedua dimaksudkan hanya untuk pasien yang dirawat dirumah sakit, diketahui atau dicurigai telah terinfeksi atau terkolonisasi oleh patogen lewat: a. b. c. d.



C.



Udara (TBC,cacar air, campak). Percikan (flu, gondongan dan rubella) Kontak ( Hepatitis A atau E dan patogen Enterik, herpes simpleks).



CUCI TANGAN



Cuci tangan merupakan prosedur yang sederhanan. Hal ini penting dipelajari oleh karena cuci tangan dapat mencegah penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian.Mencuci tangan adalah proses dimana seluruh permukaan tangan digosok secara bersama-sama dengan penuh semangat menggunakan bahan membersih tertentu yang dibilas dibawah air yang mengalir, dengan



tujuan



untuk



menghilangkan



mikroorganisme



sebanyak



mungkin. Mencuci tangan yang baik pada air yang mengalir menggunakan sabun kemudian mengeringkan dengan handuk pribadi ( tissue/ hand dry air). Mencuci tangan dapat dibagi atas:



c.



a. Mencuci tangan biasa b. Mencuci tangan khusus Cara desinfeksi



Persiapan alat dan bahan: a. Air bersih. b. Larutan desinfectan lisol/savlon c. Handuk Prosedur kerja: a. Lepas segala yang melekat di tangan(cincin, jam tangan) b. Basahi tangan sampai situ dengan air lalu basahi dengan larutan desinfektan (lysol/savlon)sikat bila perlu c. Bilas dengan air mengalir dan keringkan dengan handuk pribadi



a.



Cara steril (persiapan operasi)



Untuk cuci tangan prabedah pada prinsipnya sama dengan cuci tangan biasa dimana menggunakan air mengalir, sabun dan handuk sekali pakai di tambah dengan menggunakan sikat atau spon yang lembut. Mencuci tangan prabedah sampai sebatas sikus. Cuci tangan harus dilakukan: 1. Segera setelah tiba ditempat kerja 2. Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan ibu dan bayi yang baru di lahirkan 3. Sesudah kontak fisik langsung dengan ibu atau bayi baru lahir 4. Sebelum melaksanakan tindakan aseptik 5. Sebelum memakai sarung tangan DTT (desinfeksi tingkat tinggi) atau steril 6. Sesudah melepaskan sarung tangan (tangan bisa terkontaminasi sarung tangan berlubang atau robek) 7. Sesudah menyentuh benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh menyentuh selaput lendir (mukosa) misalnya mulut, hidung, mata, vagina, meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan 8. Ketika merasa kotor 9. Sesudah kekamar mandi 10. Sebelum pulang kerja Syarat mencuci tangan: 1. 2. 3.



Lepaskan perhiasan ditangan dan pergelangan Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir Gosok dengan lembut kedua tangan 4. Gunakan sabun biasa atau mengandung anti mikroba selama 15-30 detik (pastikan menggosok sela-sela jari) tangan yang terlihat kotor harus dicuci



5.



lebih lama Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir 6. Biarkan tangan kering dengan cara diangin-anginkan atau dikeringkan dengan tisu atau handuk yang bersih dan kering. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang lembab atau air yang tidak



mengalir, oleh karena itu harus ingat pedoman berikut pada saat mencuci tangan : a. Pertimbangkan tempat-tempat yang terkontaminasi minimal kran air tempat sabun pengering b. Hindari menggunakan perhiasan : cincin dapatb meningkatkan jumlah mikroorganisme ditangan perhiasan juga dapat ditimbulkan kesulitan selama mencuci tangan c. Bila menggunakan sabun padat (sabun batangan) gunakan dalam potongan-potongan kecil dan tempatkan sabun dalam wadah yang berlubang-lubang untuk mencegah air menggenangi sabun tersebut d. Jangan mencuci tangan dengan cara mencelupkannya kedalam wadah berisi air meskipun air tersebut sudah ditambah larutan antiseptik. e. Bila tidak tersedia air yang mengalir:  Gunakan ember tertutup dengan keran yang bisah ditutup pada saat  



mencuci tangan dan dibuka kembali pada saat akan membilas Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir Minta orang lain menyiram air ketangan  Gunakan pencuci tangan yang mengandung antimikroba berbahan dasar alkohol (campurkan 100 ml 60-90% alkohol dengan 2 ml gliserin. f. hindari percikan air terutama pada pakaian, mikroorganisme dapat berkembang biak dalam suasana lembab g. gunakan gerakan memutar sehingga proses pembersihan lebih merata h. keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering.Jangan menggunakan handuk yang digunakan oleh orang lain. i. bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang sudah digunakan kumpulkan air dibaskom dan buang disaluran pembuangan limbah atau jamban di kamar mandi



D.



PERLENGKAPAN PERLINDUNGAN DIRI Petugas kesehatan setiap hari dihadapkan pada tugas yang berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan.Risiko yang umum dialami



petugas kesehatan adalah kontak dengan darah dan duh/cairan tubuh sewaktu perawatan rutin dengan pasien. Perlengkapan perlindungan diri seperti kap, skort, masker ada yang terbuat dari kain atau kertas atau bahan sintetis yang dapat menahan air atau cairan air. a. Sarung tangan : melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari mikroorganisme dari tangan petugas. Alat ini merupakan pembatas fisik terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi, tetapi harus diganti setiap kontak dengan satu pasien kepasien lainnya untuk mencegah kontaminasi silang. Jika sarung tangan di perlukan, ganti sarung tangan untuk menangani setiap ibu atau bayi baru lahir setelah terjadi kontak langsung untuk menghindari kont aminasi silang atau gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda. Jenis sarung tangan:  Sarung tangan steril/DTT untuk prosedur apapun yang akan mengakibatkan kontak dengan jaringan dibawah kulit seperti persalinan, penjahitan atau 



pengambilan darah Sarung tangan bersih untuk menangani darah atau cairan tubuh  Sarung tangan rumah tangga, lebih tebal, untuk mencuci peralatan, menangani  







sampah, membersihkan darah dan cairan tubuh Sarung tangan lateks Jenis sarung tangan ini memberikan perlindungan yang terbaik. Sarung tangan vinil Sarung tangan berbahan vinil adalah yang paling murah,baik untuk pemeriksaan yang singkat dan resiko paparan rendah. Sarung tangan nitril



Sarung tangan ini di lanjurkan untuk petugas yang alergi terhadap lateks dapat digunakan untuk kegiatan yang beresiko sedang sampai beresiko tinggi. b. Masker/respirator : harus cukup besar menutupi hidung, muka bagian bawah, rahang. Masker berfungsi menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas



bicara, batuk, bersin, dan juga mencegah cipratan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk kedalam hidung atau mulut petugas kesehatan. c. Pelindung mata: perisai muka, kacamata. Berfungsi melindungi mata dari cipratan darah atau cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi. Pelindung mata yang digunakan terbuat dari plastik yang jernih. Kap penutup kepala: digunakan untuk melindungi kepala agar auguran kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka sewaktu tindakan misalnya pada tindakan pembedahan. Kap harus cukup besar untuk menutupi semua rambut. d. celemak/skort/apron: terbuat dari karet atau plastik sebagai suatu pembatas tahan air di bagian depan dari tubuh petugas kesehatan. Apron digunakan saat pembersihkan atau melakukan tindakan yang memungkinkan darah dan duh/cairan tubuh akan tumpah misal saat menolong persalinan e. Alas kaki ;sandal tertutup sepatu bot digunakan untuk melindungi kaki dari perlukan oleh benda tajam atau berat, atau dari cairan yang menetes pada kaki.Bahan yang digunakan sebisa mungkin adalah bahan yang tahan air. Alas kaki ini hanya digunakan di ruang tindakan.



BAB III PENUTUP



1. KESIMPULAN Pencegahan infeksi membantu semua petugas pelayanan kesehatan rumah sakit dan penyelia klinik, untuk memahami prinsip-prinsip dasar pencegahan infeksi, termasuk siklus penyebaran penyakit dan konsep-konsep lainnya yang penting. Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dalam dan dari setiap komponen perawatan BBL. Pencegahan yang di lakukan antara lain adalah imunisasi maternal ( tetanus, rubella, varisela, hepatitis B). Dengan demikian resiko infeksi bayi baru lahir dapat di minimalkan.



DAFTAR PUSTAKA Anief M, 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Bouwhuizen, M. 1986. Ilmu keperawatan bagian satu 1. EGC Jakarta Bates Barbara, 1997. Pemeriksaan fisik riwayat kesehatan, EGC : Jakarta



Bickley,L, 2007. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates EGC ; jakarta Depkes, MNH dan JPNK- KR.2002. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. JHPIEGO: Jakarta. Hal. 1.15 Johnson, Ruth dan Wendy Taylor, 2000 Skills



For Midwifery Practice,



Section 3, UK: Harcourt Publishers p. 6972 Kusyati E 2006. Ketrampilan dan prosedur laboraturium keperawatan dasar EGC Jakarta Moore Breandan,1996 Medical test Garsindo jakarta Schaffer S.D 2000 Pencegahan infeksi dan praktik yang aman. Jakarta : EGC Saryono 2010 kebutuhan dasar manusia, Nuha medika yogyakarta Swaartz HM 1996. Buku ajar diagnostik fisik EGC, Jakarta Tietjen.1. Boyseymeyer.D. Mc Intosh N 2003 invection preventif guildelines for healthcare facilities with limited resources Baltimpore JHPIEGO Tietjen .1. Cronin . W MC Intosh 1994 pencegahan infeksi dalam pelayanan keluarga berencana. Jakarta: perkumpulan kontrasepsi mantap indonesia. Tietjen, Linda, dk . 2003. Buku panduan pencegahan infeksi ; untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumber terbatas. YBP-SP. Jakarta. Hal. 9.1. Uliyah. M dan hidayat. A.A (2008), keterampilan dasar praktek klinik untuk kebidanan, Salemba Medika, Surabaya. Wong D, 2004. Pedoman klinis keperawatan pediiartik, EGC, Jakarta.