Tugas Review Jurnal - Kimia Organik Obat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KIMIA ORGANIK OBAT REVIEW JURNAL “Sintesis Turunan Kalkon Novel Dari Miristisin Untuk Aktivitas Pencegahan Kanker Kulit”



DOSEN PENGAMPU : Hery Muhamad Ansory, S.Pd.,M.Sc



NAMA : Virginia Elmiyati Rambu Babang NIM



: A28227140



TEORI : 7



S1 FARMASI_FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2023



Judul



SYNTHESIS OF A NOVEL CHALCONE DERIVATIVE FROM MYRISTICIN FOR SKIN CANCER PREVENTIVE ACTIVITY



Penulis



HM Ansory, IN Fitriani, S Handayani, dan N Aznam



Jurnal



Rasayan J. Chem



Volume & Halaman



Vol. 14 & Hal. 1493-1498



Tanggal terbit



2021/7



Reviewer



Virginia Elmiyati Rambu Babang



Tanggal review



30/03/2023



Link download



http://www.rasayanjournal.co.in/admin/php/upload/3225_pdf.pdf



A. ABSTRAK Jurnal yang berjudul “Synthesis Of A Novel Chalcone Derivative From Myristicin For Skin Cancer Preventive Activity” ini berisi tentang turunan chalcone dari myristicin yang diprediksi sebagai senyawa ampuh melawan target protein molekuler kanker kulit dengan studi molekuler docking. Abstrak yang disajikan penulis hanya menggunakan satu bahasa yaitu Bahasa Inggris (Bahasa Internasional). Secara keseluruhan isi abstrak langsung menuju ke topik pembahasan yang di mana sudah cukup menjelaskan tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, dan kesimpulan. Namun tetap harus dibaca hingga selesai agar dapat memahami maksud dan tujuan penulisan, serta struktur dan proses meneliti senyawa-senyawa obat tersebut. B. PEMBAHASAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Molecular docking dan disintesis melalui 3 langkah yaitu GC-Ms, IR dan H-NMR. Molecular docking merupakan metode yang menggabungkan molekul kecil dengan struktur makromolekul dan ligan dari protein target yang diidentifikasi dan dicocokkan, membentuk pose pengikatan, dan memiliki afinitas. Molecular docking digunakan untuk meneliti molekul obat-obatan untuk menghasilkan atau menemukan obat baru. Pada jurnal ini menjelaskan bahwa dengan mengidentifikasi struktur senyawa obat turunan chalcone dari myristicin dapat menentukan target molekul obat tersebut dan cara obat tersebut bekerja dalam mengobati penyakit kanker kulit. Dan jika suatu



struktur senyawa obat diisi dengan substituen yang berbeda, maka akan menghasilkan nama dan target molekul yang berbeda, serta kestabilan obat tersebut juga akan berbeda, bahkan dapat menghasilkan senyawa obat baru. Kalkon dengan adanya metoksi dan dua substituen teroksigenasi diprediksi memiliki aktivitas antikanker yang baik dan memiliki sriking target molekuler yaitu Heat Shock Protein 90 (HSP90A), Prostaglandin Synthase 2 (PTGS2), dan DHODH. Myristicin (1-allyl-3.4-methylenedioxy-5-methoxybenzene) adalah zat alami aktif dari keluarga alkilbenzena, terutama ditemukan dalam pala (Myristica fragrans). Selain itu, terdapat juga pada lada hitam (Piper nigrum), wortel (Umbelliferae family), dan peterseli (Petroselinum crispum). Secara historis, pala telah digunakan untuk mengobati penyakit seperti kolera, diare, kram perut, mual, dan kecemasan. Dipercayai bahwa myristicin adalah senyawa yang bertanggung jawab atas manfaat pala, karena merupakan senyawa utamanya. Beberapa dekade terakhir, menunjukan beberapa aktivitas biologis dengan potensi terapeutik. Studi-studi ini menunjukan bahwa myristicin memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan, aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan jamur patogen, efek insektisida dan larvasida, serta aktivitas antiproliferatif terhadap beberapa jalur sel kanker. Dalam jurnal "Effects of Myristicin in Association with Chemotherspies on the Reversal of the Multidrug Resistance (MDR) Mechanism in Cancer" mengatakan bahwa, meskipun beberapa penelitian telah membahas aktivitas antiproliferatif myristicin, tidak satupun dari mereka menyelidiki mekanisme potensi pembalikan MDR (Multidrug Resistance). Mempertimbangkan kesamaan struktur molekul myristicin dengan senyawa apiole yang dibahas pada jurnal ini dan hasilnya menunjukan bahwa itu merupakan pembalik potensial dari MDR. Tujuan jurnal ini adalah untuk menyelidiki efek myristicin dalam asosiasi dengan agen kemoterapi dalam garis sel yang resisten terhadap berbagai obat, serta afinitas pengikatannya untuk pompa penghabisan P-gp.



Aktivitas sitotoksik senyawa myristicin dievaluasi terhadap garis tumor NCI-ADR/RES. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa senyawa myristicin tidak menunjukan aktivitas sitotoksik, karena IC50-nya >1 mM. Meskipun tidak menunjukan aktivitas sitotoksik, myristicin menguatkan potensiasi efek kemoterapi. Pada jurnal ini juga menggunakan metode docking molekuler yang dilakukan untuk mengevaluasi kapasitas pengikatan myristicin ke P-gp. Hasilnya menunjukan bahwa molekul myristicin mampu mengikat dipusat situs aksi P-gp. Pengikatan ini terjadi dengan cara yang sangat mirip dengan ligan alaminya, yang dianggap sebagai nilai yang memadai untuk pengikatan yang stabil. Alat yang digunakan untuk mempelajari interaksi obat adalah pembuatan grafik tipe isobologram. Alat ini dibentuk dari nilai IC50 dengan menghasilkan kurva respon dan digunakan untuk membuktikan sinergi antar molekul. Kemungkinan Interaksi yang terjadi setelah kombinasi obat meningkat, yang dapat mempengaruhi efektivitas dan menyebabkan masalah keamanan. Sinergi berarti bahwa dua atau lebih komponen dicampur bersama dan efeknya lebih besar daripada jumlah efek dari masing-masing komponen bila diterapkan sendiri, sehingga menghasilkan efek "1 + 1 > 2". Selain dapat membunuh sel kanker myristicin merupakan senyawa yang berperan sebagai antioksidan pada minyak atsiri pala dengan nilai IC50 sebesar 189 ppm dan merupakan senyawa yang paling berperan dalam penyerapan sinar UV-B dengan nilai SPF 19,44. Dikutip dalam jurnal "Sunscreen and Antioxidant Potential of Myristicin in Nutmeg Essential Oils (Myristica fragrans.)" Pada jurnal yang berjudul "Identification of Compounds in the Essential Oil of Nutmeg Seeds (Myristica fragrans Houtt.) That Inhibit Locomotor Activity in Mice" menjelaskan bahwa minyak atsiri biji pala mengandung toksisitas yang dapat menyebabkan terjadinya penghambatan alat gerak pada tikus dalam sangkar beroda. Efek ini dapat terjadi tergantung pada dosis yang diberikan. Kosentrasi myristic yang lebih besar terdeteksi dalam plasma setelah menghirup dosis yang lebih besar. Gugus metoksi dalam myristicin memberikan efek sedatif yang kuat pada senyawa. Selain itu, mengalami metabolisme dalam tubuh dan metabolitnya dikenal sebagai obat penenang



(3-methoxy-4,5-methylenedioxyamphetamine).



Bukti



ini



mendukung



hipotesis bahwa myristicin dalam minyak biji pala berkontribusi pada penghambatan lokomotor pada tikus.



Selain itu dalam jurnal "A Novel Chalchone Derivative has Antitumor Activity in Melanoma by Inducing DNA Damage Through the Upregulation of ROS Products" menjelaskan bahwa senyawa turunan chalcone, lj-1-59 ((E)-1-(3-hydroxyphenyl)-3(3,4,5-trimethoxyphenyl)prop-2-en-1-one)



yang



disintesis



dari



3,4,5-



trimethoxybenzaldehyde dan 3′-hydroxyacetophenone melalui reaksi Claisen-Schmidt di laboratorium, secara signifikan menghambat pertumbuhan sel melanoma secara in vitro dan in vivo melalui apoptosis yang diinduksi dan kerusakan DNA dengan meningkatkan kadar ROS. Hal ini menunjukan, bahwa senyawa ini adalah obat terapi potensial untuk pengobatan melanoma. Viabilitas sel berkurang secara signifikan setelah pengobatan Ij-1-59 diberbagai sel melanoma dengan cara bergantung pada dosis dan waktu. Dalam beberapa literatur menunjukan hasil yang berbeda, ada yang mengatakan senyawa myristicin mengandung sitotoksik yang dapat membunuh sel kanker dan ada yang mengatakan bahwa myristicin mengandung toksisitas yang dapat menghambat alat gerak pada tikus. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan metode dan bahan penelitian, serta penting bahwa penelitian lebih lanjut dilakukan dengan myristicin yang terisolasi atau dimurnikan, untuk menghilangkan gangguan dari senyawa lain yang ada dalam ekstrak tanaman dan minyak atsiri yang dianalisis. Efek toksik dari myristicin tergantung pada dosis, ketika digunakan dalam jumlah yang sangat tinggi, myristicin dapat memiliki efek toksik. Gejala neuropsikologis biasanya terjadi setelah mengonsumsi 10-15 gram pala atau sekitar 400 mg myristicin, efek antikolinergik terjadi setelah mengonsumsi 25-28 gram pala dan penghambatan lokomotor pada tikus terjadi setelah menghirup minyak biji pala dengan dosis 0,5 mL. Gejala utama yang terjadi biasanya mulut kering, wajah memerah, penglihatan kabur, kegelisahan dan dalam kasus yang lebih parah, pasien mengalami delusi, halusinasi visual pendengaran atau sentuhan. Dan pada tikus terjadi penghambatan aktivitas alat gerak. Meskipun berpotensi serius, kasus keracunan yang tidak disengaja relatif jarang karena perlu menelan sejumlah besar pala untuk mencapai kosentrasi plasma myristicin yang menyebabkan efek tersebut.



Dikutip dari jurnal "Effects of Myristicin in Association with Chemotherspies on the Reversal of the Multidrug Resistance (MDR) Mechanism in Cancer", myristicin sendiri tidak memiliki efek sitotoksik terhadap garis keturunan tumor ovarium resisten NCl/ADR-RES, tetapi menimbulkan efek sinergis ketika dikaitkan dengan obat kemoterapi cisplatin dan doxetacel, mengurangi kosentrasi kemoterapi yang diperlukan untuk menyebabkan penurunan 50% dalam viabilitas sel. C. KESIMPULAN Secara keseluruhan jurnal “Synthesis Of A Novel Chalcone Derivative From Myristicin For Skin Cancer Preventive Activity” hanya dapat memprediksi bahwa turunan myristicin chalcone merupakan senyawa yang ampuh melawan target protein molekuler kanker kulit dengan studi molekuler docking. Sedangkan dalam jurnal "Effects of Myristicin in Association with Chemotherspies on the Reversal of the Multidrug Resistance (MDR) Mechanism in Cancer" menjelaskan bahwa myristicin dapat membunuh sel kanker. Jurnal ini bisa dibilang merupakan studi lanjutan dari jurnal review, yang dimana meneliti secara rinci senyawa myristicin dan senyawa lain yang mirip dengan senyawa myristicin yaitu apiole. Meskipun myristicin mengandung satu gugus metoksi lebih sedikit daripada apiole, energi pengikatan yang diamati dalam studi in silico lebih negatif daripada yang ditunjukkan oleh apiole, hal ini menunjukkan bahwa pengikatan tersebut bahkan lebih stabil. Dalam jurnal-jurnal referensi mengatakan bahwa myristicin memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan, aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan jamur patogen, efek insektisida dan larvasida, serta aktivitas antiproliferatif terhadap beberapa jalur sel kanker. Dan merupakan senyawa yang paling berperan dalam penyerapan sinar UV-B dengan nilai SPF 19,44.



D. SARAN Myristicin adalah molekul yang masih kurang dipelajari dan masih belum digunakan dalam terapi karena memiliki efek yang cukup berbahaya untuk tubuh jika dosisnya berlebihan, walaupun terdapat beberapa data yang tersedia menunjukan potensi terapeutik yang menjanjikan. Dengan mempertimbangkan kebutuhan Farmasi di Indonesia maupun seluruh dunia untuk mendapatkan perawatan baru untuk penyakit seperti kanker dan infeksi, sangat relevan untuk mengevaluasi secara klinis penggunaan zat yang telah menunjukan potensi terapeutik dalam studi. Saya pribadi ingin menyampaikan pada peneliti ataupun yang membaca review ini untuk lebih mengeksplorasi molekul myristicin dan senyawa yang segolongan, dan melakukan studi yang lebih rinci tentang target molkekul dan mekanisme kerjanya, terutama pada aktivitas anti-inflamasi, sitotoksik, antiproliferatif dan antioksidannya. Studi harus dilakukan sehigienis, seteliti dan serinci mungkin agar tidak terjadi kesalahan penelitian yang dapat menyebabkan masalah baru yang dapat membuat senyawa myristicin semakin tidak dipercayai masyarakat.



E. DAFTAR PUSTAKA Ansory, H. M., Fitriani, I. N., Handayani, S., & Aznam, N. (2021). “Synthesis of a novel chalcone derivative from myristicin for skin cancer preventive activity”. Rasayan Journal of Chemistry, 14(03), 1493–1498. https://doi.org/10.31788/rjc.2021.1436312 Ansory, H. M., Sari, E. N., Nilawati, A., Handayani, S., & Aznam, N. (2020). “Sunscreen and antioxidant potential of myristicin in nutmeg essential oils (myristica fragrans)”. The Proceedings of the 2nd Bakti Tunas Husada-Health Science International Conference (BTH-HSIC 2019), 26. https://doi.org/10.2991/ahsr.k.200523.034 Carolina, A., & Maman, M. (2016). “Larvicidal activity of essential oils from the leaves and fruits of nutmeg (Myristica fragrans Houtt) against Aedes aegypti (Diptera: Culicidae)”. Turkish Journal of Agriculture - Food Science and Technology, 4(7), 552– 556. https://doi.org/10.24925/turjaf.v4i7.552-556.705 Julianus Sohilait, H. (2015). “Synthesis of myristicin ketone (3,4-methylenedioxy-5methoxyphenyl)-2-propanone from myristicin”. Science Journal of Chemistry, 3(3), 62–66. https://doi.org/10.11648/j.sjc.20150303.15 Li, K., Zhao, S., Long, J., Su, J., Wu, L., Tao, J., Zhou, J., Zhang, J. L., Chen, X., & Peng, C. (2020). “A novel chalcone derivative has antitumor activity in melanoma by inducing DNA damage through the upregulation of Ros Products”. Cancer Cell International, 20(1). https://doi.org/10.1186/s12935-020-1114-5 Metabolic



activation



of



myristicin



and



its



role



in



cellular



toxicity.



(n.d.).



https://doi.org/10.1021/acs.jafc.9b00893.s001 Muchtaridi, Subarnas, A., Apriyantono, A., & Mustarichie, R. (2010). “Identification of compounds in the essential oil of nutmeg seeds (Myristica Fragrans Houtt.) that inhibit locomotor activity in mice”. International Journal of Molecular Sciences, 11(11), 4771–4781. https://doi.org/10.3390/ijms11114771 Nilawati, A., Atmajaningtyas, A. T., & Ansory, H. M. (2020). “The influence of myristicin lost in Myristica fragrans volatile oils to antimicrobial activity against B. subtilis, E. coli and S. aureus”. The Proceedings of the 2nd Bakti Tunas Husada-Health Science International Conference (BTH-HSIC 2019). https://doi.org/10.2991/ahsr.k.200523.035 Seneme, E. F., dos Santos, D. C., de Lima, C. A., Zelioli, Í. A., Sciani, J. M., & Longato, G. B. (2022). “Effects of myristicin in association with chemotherapies on the reversal of the multidrug resistance (MDR) mechanism in cancer”. Pharmaceuticals, 15(10), 1233. https://doi.org/10.3390/ph15101233 Seneme, E. F., dos Santos, D. C., Silva, E. M., Franco, Y. E., & Longato, G. B. (2021). “Pharmacological and therapeutic potential of myristicin: A literature review”. Molecules, 26(19), 5914. https://doi.org/10.3390/molecules26195914