Tugas Tutorial 1 - Evaluasi Pembelajaran - UT - 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Evaluasi Pembelajaran di SD Tugas Tutorial 1



Soal 1. Jelaskan perbedaan antara penilaian dalam arti asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi! (skor maksimal 20) 2. Analisislah perbedaan post-test dan tes sumatif yang sama-sama dilakukan pada akhir program pembelajaran! (skor maksimal 20) 3. Analisislah apakah benar jika tes objektif dianggap tidak dapat mengukur hasil belajar dengan baik! (skor maksimal 15) 4. Seorang guru memiliki tujuan pembelajaran sebagai berikut: a. Peserta didik dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan gigi dengan benar. b. Peserta didik dapat menganalisis dampak penebangan hutan secara liar dengan benar. Analisislah jenis tes apa yang tepat digunakan untuk mengukur ketercapaian masing-masing tujuan pembelajaran tersebut! (skor maksimal 25) 5. Jelaskan perbedaan antara tes uraian terbuka dan terbatas! Lengkapi jawaban Saudara dengan contoh! (skor maksimal 20) Jawaban Soal No 1. Dalam pengertiannya penilaian dalam arti asesmen menurut Suryanto, dkk. (2019) merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan belajar siswa serta mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Suryanto, dkk. (2019) juga mengungkapkan bahwa penilaian dalam arti evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu sistem pendidikan secara keseluruhan. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi pembeda adalah tujuannya dan target asesmennya. Tujuan penilaian dalam arti asesmen murni mengarah pada tujuan pendidikan yaitu untuk membuat anak didik menjadi paham akan kompetensi dasar yang dinilai. Oleh karena itu banyak instrumen bisa diambil dari hasi belajar siswa melalui berbagai sumber seperti contohnya dari kuis, ulangan harian, tugas individu atau kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja dan lain sebagainya. Semua instrument tersebut dilaksanakan sesuai kebutuhan sekolah untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa. Sehingga siswa adalah target utama dari asesmennya. Sedangakan dalam penilaian dalam arti evaluasi menitikberatkan kegiatan pengukuran untuk kepentingan pengukuran, apakah sistem pendidikan yang sudah dijalankan setelah dievaluasi secara keseluruhan dari aspek perancangan, persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi sudah efektif diaplikasikan di suatu satuan pendidikan tertentu. Hasil dari evaluasi ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan sistem pendidikan yang lebih efektif kedepannya.



Soal No 2. Pada penerapan pre-test dan post-test menekankan pada pengukuran tujuan pembelajaran yang sama. Dalam pengertian ini bukan berarti pre-test dan post-test harus sama persis soalnya, namun bisa berbeda asal tujuan pembelajarannya sama. Kegunaan dari pre dan post-test sendiri adalah untuk meningkatkan keefektifan dalam proses pembelajaran. Pre-test diberikan untuk memberikan gambaran tingkat kemampuan siswa atas suatu tujuan pembelajaran. Dari pre-test guru bisa menentukan materi mana yang akan diajarkan terlebih dahulu. Karena dengan kemajuan teknologi siswa mungkin saja sudah mengetahui materi tersebut melalui berbagai media yang telah mereka lihat dan cermati. Jika banyak siswa sudah mengerti poin tertentu, guru sebaiknya tidak terlalu fokus pada poin tersebut agar tidak terjadi kegaduhan dalam kelas, karena banyak siswa yang sudah mengerti dan akan cenderung usil karena terlalu gampang buat mereka. Dengan pre-test guru juga bisa menentukan siswa mana yang bisa diberikan tanggung jawab lebih ataupun tantangan lebih. Sehingga siswa tersebut bisa semakin mengerti dan merasa tertantang sehingga mereka tidak merasa bosan saat materi tersebut dibahas. Lalu post-test harus mengukur tujuan yang sama di akhir program pembelajaran. Tujuan dari pelaksanaan pre-test dan post-test ini adalah untuk mengukur keefektifan pola ajar seorang guru untuk topik tertentu. Dari hasil tersebut guru bisa menarik beberapa analisa tentang strategi pembelajaran apa yang sebaiknya dilakukan jika dirasa kurang efektif. Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam suatu pembelajaran tes sumatif bisa menjadi ukuran yang akurat. Namun, tes sumatif memiliki tujuan yang lebih luas dari sekedar mendapatkan nilai hasil belajar anak. Dalam tes sumatif memiliki beberapa aspek kepentingan, yaitu kepentingan untuk siswa sendiri, guru, orang tua, bahkan untuk kepala sekolah. Bagi siswa tes sumatif sangat penting agar siswa mengetahui kemampuannya. Bagi guru tes ini bisa menjadi bisa digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran kedepan. Dalam pembuatan setiap soal juga harus dipikirkan secara matang setiap butir soalnya. Lalu bagi orang tua bisa dijadikan alat kontrol terhadap putra-putri mereka. Bahkan tes ini sangat berguna untuk Kepala Sekolah untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan sesuai yang telah ditetapkan dalam GBPP. Tes sumatif memang harus dilakukan setiap satuan pendidikan sebagai ukuran ketercapaian sekolah tersebut. Oleh karena itu dapat kita pahami bersama tujuan dari kedua tes sumatif dan pre-test dan posttest sangat berbeda ditinjau dari lingkup kepentingannya yang lebih luas. Soal No 3. Menurut hemat saya tes ini memiliki tingkat keefektifan cukup tinggi. Tes ini juga sering dipercayai untuk dijadikan tolak ukur pemahaman siswa. Namun memang tes ini hanya dapat mengukur tingkat pemahaman kognitif, sedangkan kemampuan psikomotor dan afektif sulit dijangkau dengan tes ini. Tentu saja hasi belajar yang ingin diukur dengan tes ini berarti hanya hasil belajar yang mampu diukur secara kognitif seperti mata pelajaran matematika, IPA, Bahasa Indonesia, IPS, dan lain-lain. Namun untuk mata pelajaran seperti Agama, Seni, Pendidikan Olahraga, Musik, tentu saja dengan hanya menggunakan penilaian objektif tidak akan dapat mengukur hasil belajar siswa. Karena beberapa pelajaran tersebut juga memerlukan pengukuran untuk segi afektif maupun segi



psikomotorik. Maka dari itu penggunaan tes objektif secara terpisah untuk pelajaran tertentu akan dirasa tidak pas. Dalam era sekarang ini mengandalkan tes objektif saja tentu saja sudah kurang relevan. Apalagi dalam sistem pendidikan sekarang menuntut keaktifan siswa dalam memahami pola pikir tingkat tinggi (HOTS). Tes objektif dirasa kurang mampu mengakomodir pola pikir tingkat tinggi ini secara utuh. Kesimpulannya, tes ini akan berguna secara efektif untuk mengukur tingkat pemahaman kognitif secara umum, namun tetap harus ditambahkan dengan tipe tes lain yang mampu mengukur pola pikir tingkat tinggi siswa (HOTS) dan mampu mengukur juga dari segi afektif dan psikomotorik. Soal No 4. 



Peserta didik dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan gigi dengan benar.



Untuk tujuan pembelajaran di atas tes yang tepat digunakan adalah pre-test dan post-tes. Kebersihan gigi mungkin saja topick yang sudah sering siswa pelajari di berbagai media yang lain, di televisi, majalah, internet, buletin sekolah dan lain-lain. Guru harus memperhatikan hasil pre-test untuk menentukan pengajaran seperti apa yang nantinya akan diberikan kepada siswa. Selain dengan tes ini bisa juga diberikan tes formatif. Dengan tes formatif dapat diketahui tingkat pemahaman siswa akan materi kebersihan gigi. Tes formatif yang diberikan sebaiknya dalam bentuk soal uraian terbuka, sehingga siswa bisa dengan pemahamannya sendiri mengembangkan pola pikirnya untuk menjelaskan cara menjaga kebersihan gigi. 



Peserta didik dapat menganalisis dampak penebangan hutan secara liar dengan benar.



Tujuan pembelajaran diatas termasuk dalam pemikiran tingkat tinggi seorang siswa. Menganalisis merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Pengambilan nilai secara asesmen dirasa yang paling efektif untuk hal ini. Dikarenakan pengambilan nilai secara asesmen memberi akses lebih luas untuk melaksanakan penilaian. Pemberian tes sumatif dan formatif dirasa kurang pas, karena kegiatan analisa ini memerlukan kebebasan siswa untuk mengamati dan mengutarakan pendapatnya lebih lanjut sesuai dengan penemuan atau analisa yang mereka dapatkan. Penilaian seperti presentasi tentu saja adalah bentuk asesmen yang paling tepat untuk tujuan pembelajaran di atas. Soal No 5. Tes uraian terbuka akan membuat jawaban siswa menjadi lebih luas. Siswa bisa memiliki berbagai pemikiran atas suatu pertanyaan uraian terbuka. Sehingga akan terjadi jawaban yang sangat beragam dari siswa dari berbagai sudut pandang. Dalam uraian terbuka sulit untuk mengatakan benar atau salah. Namun lebih ke bagaimana siswa bisa mengaitkan logika pemikirannya dengan sudut pandang yang berbeda. Jika mereka mempunyai kemampuan yang baik untuk mengkaitkannya maka jawaban mereka bisa diterima. Contoh soal uraian terbuka adalah: Mengapakah kita harus menjaga kebersihan sungai? Soal seperti itu tentu saja akan memiliki berbagai jawaban logis dari berbagai



sudut pandang. Bisa dari sudut pandang ekonomi, kesehatan, politik, sosial, budaya, bahkan agama. Sedangakan tes uraian terbatas terdiri dari pertanyaan uraian yang memiliki batasan jawaban yang diingin kan penanya, dalam hal ini adalah guru yang membuat soal. Dengan kata lain ruang lingkup diarahkan pada aspek tertentu. Jadi guru mempunyai harapan bahwa siswa akan menjawab sesuai dengan yang guru arahkan dalam pertanyaannya. Hal ini mungkin jika pertanyaan mengarah secara khusus kepada hal yang akan menjadi jawaban uraian terbatas. Contoh dari pertanyaannya misalnya : Mengapa tumbuhan memerlukan cahaya matahari? Pertanyaan seperti itu akan mengarah pada alasan tumbuhan membutuhkan cahaya matahari. Siswa akan diarahkan menjawab ke topik fotosintesis pada tumbuhan.