Tugas Uts - Kelompok 8 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Citra
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik Menggunakan Balanced Scorecard (Diajukan untuk memenuhi Tugas UTS Akuntansi Sektor Publik)



DOSEN PENGAMPU Andriana, S.E, M.Sc, Ak.



DISUSUN OLEH Rizki Andriani Soraya



190810301034



Alin Nur Afify



190810301073



Citra Wahyu Ningsih



190810301150



Akuntansi Sektor Publik (A)



PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JEMBER



2021



KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ujian tengah semester dengan tepat waktu melalui pertolonganNya. Shalawat dan salam kami limpahkan pada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kami dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang. Kami bersyukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat kesehatan-Nya, baik berupa kesehatan jasmani maupun rohani sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik Menggunakan Balanced Scorecard”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Andriana, S.E, M.Sc, Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan wawasan bagi kami terkait akuntansi sektor publik. Makalah ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga nantinya dapat menjadi rujukan untuk referensi bagi peneliti selanjutnya.



Jember, 18 Oktober 2021 Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii DAFTAR TABEL...............................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1 1.1.



Latar Belakang....................................................................................................................1



1.2.



Rumusan Masalah...............................................................................................................2



1.3.



Tujuan Penulisan.................................................................................................................2



1.4.



Manfaat Penulisan...............................................................................................................2



BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3 3.1.



Pengukuran Kinerja Sektor Publik....................................................................................3



3.2. Aspek-Aspek yang Diukur dalam Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard..........................................................................................................................................4 3.3.



Penerapan Balanced Scorecard di Organisasi Sektor Publik...........................................7



BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9 3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................9 3.2. Saran..........................................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10



ii



DAFTAR TABEL Tabel 1 Perbedaan penerapan Balanced Scorecard pada sektor swasta dan publik



iii



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Bagi sebuah organisasi, pengukuran kinerja merupakan hal yang begitu penting untuk dilakukan. Pengukuran kinerja tersebut antara lain bisa digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mencapai tingkat keberhasilannnya dan selain itu dengan adanya pengukuran kinerja akan dijadikan acuan untuk menyusun strategi disebuah organisasi atau perusahaan. Dampak adanya reformasi terhadap perkembangan akuntansi adalah adanya Akuntansi Sektor Publik (ASP) sebagai bentuk kepedulian atau sense of belonging masyarakat selaku pemegang dana terbesar, meskipun akuntansi sektor publik merupakan sesuatu hal yang mungkin masih terbilang baru di Indonesia akan tetapi masyarakat harus tetap bisa memantau bagaimana perkembangan sektor publik yang dikelola oleh pihak terkait, berapa aset yang dimiliki, apa yang menjadi hak dan kewajiban masyarakat serta keseluruhan nilai modal yang dimiliki oleh sektor publik. Oleh karena itu, dalam pengelolaan sektor publik harus tunduk terhadap prinsip – prinsip akuntabilitas yang meliputi: Pertama, dalam mengelola dana publik harus disertai laporan pertanggungjawaban. Kedua, proses audit eksternal yang independen sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas dari laporan pertanggungjawaban atas dana publik tersebut. Jones dan Pendlebury (1996) menjelaskan bahwasanya, dalam pengelolaan sektor publik terdapat tiga konsep fundamental yakni economy, efficiency, dan, effectiviness. Ekonomis (Economy), definisi ekomonis bisa dilihat dari sisi inputnya, ketika seseorang membangun sebuah entitas sektor publik itupun harus dilihat serta diperhatikan kelayakan ekonomisnya serta dari pengelelolaan yang ekonomis pula. Efisiensi (Effeciency) merupakan perbandingan antara masukan dan keluaran. Sebuah entitas sektor publik bisa dikatakan efisien ketika nilai keluaran lebih besar dibandingkan nilai masukannya. Efektivitas (Effectiviness) ialah konsep menilai keberhasilan dalam pencapaian tujuan, apabila berbicara tentang keluaran maka akan selalu terkait dengan efektivitas.



Balanced



Scorecard



merupakan



pengukuran



kinerja



yang



paling



memungkinkan diterapkan pada organisasi atau perusahaan sektor publik. Pendekatan Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Narton memiliki kelebihan 1



yaitu konsep dari pendekatan Balanced Scorecard ini berusaha untuk mendefinisikan misi, dan strategi perusahaan ke dalam pengukuran – pengukuran dan tujuan – tujuan yang dapat dilihat dari empat perspektif, antara lain perspektif keuangan, perspektif bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk memberikan gambaran bagaimana pengukuran kinerja sektor publik diukur menggunakan Balanced Scorecard.



1.2.



Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut : 1



Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja organisasi sektor publik?



2. Apa saja aspek-aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard? 3. Bagaimana penerapan Balanced Scorecard di organisasi sektor publik?



1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan ini sebagai berikut : 1. Mengetahui alasan pengukuran kinerja organisasi sektor publik. 2. Mengetahui aspek-aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard. 3. Mengetahui penerapan Balanced Scorecard di organisasi sektor publik.



1.4.



Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini yaitu : a. Untuk Penulis Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan baru serta pengembangan penelitian bagi para paenulis sehingga dapat lebih memahami pengukuran kinerja sektor publik menggunakan Balanced Scorecard. b. Untuk Pembaca



2



Makalah ini diharapkan dapat memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya serta dapat menambah pengetahuan para pembaca.



3



BAB II PEMBAHASAN 3.1.



Pengukuran Kinerja Sektor Publik Mahsun (2009) berpendapat bahwa sektor publik seringkali dianggap sebagai sesuatu yang menyangkut tentang kepentingan umum dan sebagai media untuk menyediakan layanan baik itu barang maupun jasa yang mendapat imbalan dari pajak ataupun pendapatan lain yang diatur sesuai undang – undang. Strategi dan kebijakan yang diambil merupakan hal yang sangat terkait jika membahas tentang organisasi sektor publik. Kinerja yang baik dari organisasi mencerminkan dari seberapa banyak program atau tujuan organisasi yang telah dicapai, sebab setiap kegiatan yang dilakukan didalam organisasi sektor publik untuk mendukung guna mencapa tujuann yang telah ditetapkan. Dalam mengukur sebuah kinerja tentu harus mencakup banyak faktor secara komprehensif sebab kinerja tidak hanya dipengaruhi oleh orang saja akan tetapi dipengaruhi juga dengan kegiatan yang dilakukan. Penukuran kinerja adalah suatu instruksi untuk melakukan penilaian terhadap kinerja sebuah organsiasi yang dapat dijelaskan secara kuantitatif maupun kualitatif, penilaian dilakukan untuk melihat apakah target atau tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai atau tidak. Menurut Mardiasmo (2009), penukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk: 1. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah; 2. Pengukuran kinerja sektor publik dimaksudakn untuk digunakan dalam pembuatan keputusan dan pengalokasian sumber daya yang ada; 3. Pungukuran



kinerja



sektor



publik



dimaksudkan



untuk



mewujudkan



pertanggungjawaban publik kepada masyarakat selaku pemegang dana terbesar dalam organisasi sektor publik. Pengukuran kinerja sektor publik tentunya memiliki manfaat, seperti yang BPKP (2020) dalam Mahsun (2009) yang menjelaskan manfaat dari adanya pengukuran sektor publik baik dilihat dari sisi internal maupun eksternal organisasi antara lain: 4



1. Memastikan para pelaksana memahami ukuran yang digunakan dalam mencapai target kinerja; 2. Memastikan unttuk tercapaianya rencana atau tujuan kinerja yang telah disepakati sebelumnya; 3. Memantau dan mengevaluasi kinerja yang nantinya dijadikan bahan untuk membandingkan dengan rencana kerja serta digunakan untuk bahan evaluasi; 4. Memberikan reward atau punishment bagi pelaksana yang tentunya telah diukur dengan kinerja yang telah disepakati; 5. Dapat dijadikan alat komuniaksi antara atasan dan bawahan guna memperbaiki kinerja organisasi; 6. Mengukur apakah tingakt kepuasan pelanngan telah terpenuhi; 7. Membantu dalam memahami proses di instansi pemerintahan; 8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif; 9. Membantu menunjukkan hal apa saja yang harus ditingkatkan; dan 10. Mengungkap apakah ada permsalah yang terjadi di organisasi. Organisasi sektor publik tentunya memiliki ciri yang berbeda dengan organisasi sektor swasta yang jika dilihat sektor swasta lebih berorientasi pada laba. Jika sektor publik hanya diukur dengan pendekatan keuangan saja, mungin tidak begitu tepat untuk mengukur kinerja organisasi. Sebab dalam organisasi sektor publik, pengukuran kinerja menunjukkan konsep fundamental yakni terkait ekonoms, efisiensi, dan efektifitas yang nantinya akan berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil oleh manajer publik. Adanya pengukuran kinerja sektor publik juga menunjukkan tingkat akuntabilitas pertanggungjawaban dari segala bentuk kegiatan organisasi sektor publik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut pendapat Mardiasmo (2009) mengatakan bahwa sistem pengukuran kinerja merupakan suatu sistem yang akan membantu manajer publik dalam menilai sejauh mana pencapaian strategi yang telah ditetapkan melalui alat ukur sektor publik baik secara finansial ataupun non finansial.



5



3.2.



Aspek-Aspek yang Diukur dalam Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard Secara tidak langsung organisasi sektor publik telah menerapkan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard namun belum mengetahui indikator apa yang hendak dipakai (Dwi Cahyono : 2000). Menurut Robert S. Kaplan yang telah melakukan pendekatan pengukuran kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu, keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Prespektif – prespektif tersebut merupakan wujud penerapan dari visi dan strategi organisasi



dalam



aspek



operasional,



memvisualisasikan



pengukurannya, serta menyelaraskan inisiatif strategik



tujuan



strategik



dan



menggunakan Balanced



Scorecard. Keempat prespektif tersebut saling melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat satu sama lain. Pengukuran prespektif - prespektif tersebut ialah : 1. Prespektif Keuangan (Financial Prespective) Hal pertama yang harus dilakukan organisasi dalam mengukur kinerja secara keuangan ialah menelusuri keberadaan organisasi yang dimilikinya (Kaplan : 1996). Pengukuran kinerja keuangan memperhatikan adanya tahapan dari siklus bisnis yaitu : a) Growth, tahap awal siklus bisnis ialah suatu organisasi haru mempunyai produk yang memiliki potensi pertumbuhan secara baik. b) Sustain, tahap suatu organisasi melakukan investasi dari reinvestasi dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian terbaik. c) Harvest, tahapan terakhir yang mana tempat menuai hasil investasi pada tahaptahap sebelumnya.



2. Prespektif Pelanggan (Customer Prespective) Organisasi disarankan untuk menentukan terlebih dahulu segmen pasar yang akan menjadi target serta melihat peluang permintaan yang ada di masyarakat sehingga dapat memfokuskan tolak ukur pengukurannya (Kaplan dan Norton : 1996). Secara garis besar, terdapat dua kelompok pengukuran yaitu : a) Customer Core Measurement 1) Market Share



6



Pengukuran yang mendeskripsikan bagian yang dikuasai perusahaan atas seluruh pasar yang ada meliputi pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan. 2) Customer Retention Pengukuran suatu perusahaan mempertahankan hubungan dengan pelanggan. 3) Customer Acquisition Pengukuran suatu organisasi dapat memenangkan sebuah bisnis. 4) Customer Satisfaction Memperkirakan tingkat kepuasan pelanggan terkait kriteria kinerja khusus dalam value proposition. 5) Customer Profitability Pengukuran laba bersih dari pelanggan yang bertujuan untuk mendukung pelanggan. b) Customer Value Proposition 1) Product/ Service Attributes Pelanggan memiliki pandangan yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan yang meliputi fungsi dari produk, harga, serta kualitas. 2) Customer Relationship Menitikberatkan pada subjektifitas dari pelanggan. Pelanggan terkadang menganggap penyelesaian pemesanan yang cepat dan akurat menjadi faktor penting untuk kepuasannya. 3) Image and Reputation Membangun branding terkait produk kita dan menjaga kepercayaan yang ada di pelanggan.



3. Prespektif Internal (Internal Prespective) Perspektif ini digunakan perusahaan untuk mengetahui dan juga mengontrol kondisi internal perusahaan, apakah sudah sesuai dengan rencana atau tidak. Proses bisnis internal terbagi menjadi tiga bagian yaitu antara lain: a. Proses inovasi Proses ini mencakup mengenai kebutuhan pelanggan dan juga menciptakan produk yang dibutuhkan oleh pelanggan. Proses inovasi ini digunakan untuk



7



mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggan dan juga membuat atau menciptakan produk sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan. Sehingga jika proses inovasi ini tidak sesuai dengan selera pelanggan maka pelanggan tidak akan merasa puas sehingga berdampak negative terhadap perusahaan di masa yang akan datang. b. Proses operasi Proses ini merupakan proses yang penting dalam perusahaan, proses operasi di awali dengan order dari pelanggan sampai dengan pengiriman pesanan kepada pelanggan. Proses operasi memiliki aktivitas yang terbagi dalam dua bagian yaitu: proses pembuatan produk dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. c. Proses pelayanan purna jual Proses ini diberikan perusahaan kepada pelanggan setelah proses pelayanan jual beli dilakukan. Jika terdapat ketidaksesuaian terhadap produk yang diterima oleh pelanggan, pelanggan berhak mengadukan kepada perusahaan. Hal ini proses pelayanan purna jual bertujuan untuk mengetahui apakah pelanggan merasa puas atau tidak. Jika pelanggan menemukan cacat produk perusahaan akan mengganti dengan yang baru. 4. Prespektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (Learning and Growth Prespective) Sumber dari proses pembelajaran dan pertumbuhan berasal dari faktor sistem, sumber daya manusia, dan prosedur organisasi. Yang termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki beberapa tolak ukur yaitu, antara lain: a. Employee capabilities Employee capabilities ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karyawan menyumbangkan kemampuannya yang berguna untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Maka dari itu, perencanaan serta upaya implementasi pegawai yang menjamin kecerdasan serta kreativitasnya untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Perusahaan dapat mengadakan pelatihan bagi karyawannya untuk mengasah dan juga meningkatkan skill atau kemampuan para karyawan. b. Information capabilities system



8



Dengan adanya kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya. c. Motivation, empowerment, and alignment Perpsektif ini digunakan untuk mengetahui tolak ukur antara pemberian motivasi kepada pegawai dengan kinerja pegawai. Pemberian motivasi dan inisiatif kepada pegawai sangat penting bagi kelancaran proses untuk mencapai tujuan organisasi.



3.3.



Penerapan Balanced Scorecard di Organisasi Sektor Publik Menurut Mahmudi (2015), organisasi bisnis patokannya ilah prespektif keuangan, sedangkan dalam organisasi sektor publik patokannya ialah prespektif pelanggan dengan alasan merupakan sebuah jalur inti dari organisasi. Penerapan Balanced Scorecard dalam organisasi sektor publik perlu adanya modifikasi namun tidak jauh berbeda dengan sektor bisnis. Perbedaan tersebut antara lain :



Tabel 1 Perbedaan penerapan Balanced Scorecard pada sektor swasta dan publik



9



BAB III PENUTUP



3.1. Kesimpulan Dalam suatu perusahaan pengukuran kinerja ini sangat penting dan juga dibutuhkan untuk menunjang proses bisnis yang dijalani. Pengukuran kinerja ini sangat penting karena digunakan untuk menganalisis dan juga menilai kemampuan apakah perusahaan berhasil atau mengalami kemajuan dalam proses bisnisnya. Dengan penggunaan pengukuran kinerja ini perusahaan dapat menjadikan acuan dalam menyusun strategi untuk perusahaan kedepannya. Balanced Scorecard merupakan pengukuran dan juga sistem manajemen yang berguna bagi manajer untuk mengetahui mengenai kinerja bisnisnya. Pengukuran kinerja berdasarkan Balanced Scorecard ini sangat penting untuk mengetahui kinerja di masa yang akan datang. Dalam pengukuran kinerja terdapat empat perspektif, antara lain: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal, dan perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil dari pengukuran kinerja berdasarkan Balanced Scorecard dapat membantu perusahaan untuk mengetahui dan juga memantau apakah perusahaan mengalami kemajuan atau sebaliknya. Dengan diterapkannya pengukuran kinerja ini juga berperan penting untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Dalam sektor publik, Balanced Scorecard ini lebih fokus kepada prespektif pelanggan yaitu para pengguna pelayanan publik. 3.2. Saran Suatu perusahaan jika ingin menerapkan pengukuran kinerja berdasarkan Balanced Scorecard ini harus mengetahui keadaan organisasinya sehingga dalam penerapannya memerlukan penyesuaian agar dapat berjalan lancar. Demikian paper yang kami buat untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah akuntansi sektor publik mengenai pengukuran kinerja Balanced Scorecard. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca dalam mengukur kinerja dalam perusahaan. Kritik dan saran sangat kami butuhkan agar kedepannya kami dapat menulis makalah lebih baik lagi.



10



DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Dwi. 2000. Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard untuk Organisasi Sektor Publik. Jones, Rowan dan Pendlebury, Maurice, 1996, Publik Sector Accounting, 4th Edition Pitman Kaplan, S. Robert dan David, P. Norton. 1996. The Balancing Score Card Translating Strategy into Action, Edisi satu Bostom, United States of America Havard Business School Press. Mahsun, Mohamad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE. Publishing. Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. BPFE:Yogyakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 2. No.3, Desember 2000. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. Pertain, Esa. 2018. Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard. Skripsi. Universitas Dharma Yogyakarta. Yogyakarta.



11