Tugu Chocolate [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) TUGU CHOCOLATE



Dosen Pembimbing Lapangan; Agus Sunaryo, S.E., M.M



Disusun Oleh Kelompok VII :



1. Siswiani Elka P. 2. Trias Alfiatiningsih S.H. 3. Vicky Marta Candra S. 4. Wahyu Agung Dhurin R.M. 5. Wahyu Imam Syaifulloh 6. Widyasari 7. Satria Aftardian P. 8. Vicky Yoga A. 9. Dirga Pangestiaji 10. Evin Try P. W.



NIM 2018051356 NIM 2018051382 NIM 2018051385 NIM 2018051393 NIM 2018051394 NIM 2018051397 NIM 2018051347 NIM 2018051386 NIM 2018051095 NIM 2018051434



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO MOJOKERTO TAHUN AJARAN 2020/2021



i



LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) TUGU CHOCOLATE Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah PKL Semester V Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto



Dosen Pembimbing Lapangan; Agus Sunaryo, S.E., M.M



Disusun Oleh Kelompok VII :



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Siswiani Elka P. Trias Alfiatiningsih S.H. Vicky Marta Candra S. Wahyu Agung Dhurin R.M. Wahyu Imam Syaifulloh Widyasari Satria Aftardian P. Vicky Yoga A. Dirga Pangestiaji Evin Try P. W.



NIM 2018051356 NIM 2018051382 NIM 2018051385 NIM 2018051393 NIM 2018051394 NIM 2018051397 NIM 2018051347 NIM 2018051386 NIM 2018051095 NIM 2018051434



PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO MOJOKERTO TAHUN AJARAN 2020/2021



ii



iii



iv



DAFTAR ISI Cover ............................................................................................................................. i Cover Dalam ................................................................................................................. ii Lembar Pengesahan .................................................................................................... iii Kata Pengantar ........................................................................................................... iv Daftar Isi ....................................................................................................................... v Daftar Lampiran ......................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Profil Usaha ......................................................................................................... 1 B. Latar Belakang .................................................................................................... 1 C. Tujuan ................................................................................................................. 4 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah singkat perusahaan / instansi ................................................................ 5 B.



Struktur Organisasi perusahaan / instansi.......................................................... 7



C.



Uraian Tugas perusahaan / instansi ................................................................... 8



D. Kegiatan perusahaan / instansi .......................................................................... 9 BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Landasan Teori ................................................................................................ 13 B.



Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan ................................................................. 21



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN



DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



v



BAB I PENDAHULUAN



A. Profil Usaha Nama Perusahaan: Tugu Chocolate Alamat Lengkap : Jalan Tegalgendu No. 31 Kotagede Yogyakarta Nomor telepon/HP



: (0274) 4340921



Lokasi Tugu Chocolate berada di Jalan Tegalgendu No. 31 Kotagede Yogyakarta. Tugu Chocolate adalah salah satu brand yang dikeluarkan oleh CV. Nusantara Coffee, Leaf Tea dan Chocolate milik Ansor’s Group dengan : No. HO



: 1049/0717.KG/2013/6498/12



No. SIUP



: 328/12-05/PK/X/2013



No. TDI



: 053/IZ/A/X/2013/6510/14



No. P-IRT



: 5103471011245-17



B. Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota dengan sejuta keunikan. Kota ini terkenal karena berbagai tradisi Jawa yang begitu melekat pada masyarakat dengan sentuhan budaya Jawa dimana orang tidak akan pernah melupakannya dan selalu ingat dengan karakteristik. Selain memiliki karakteristik Yogyakarta memiliki berbagai macam tempat wisata alam yang beberapa tahun ini semakin berkembang dan terkenal diberbagai Negara. Banyak hal yang membuat Yogyakarta menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik local maupun manca Negara.



Cukup banyak peluang usaha popular di Yogyakarta yang bisa dijalankan. Maka jenis peluang usaha di Yogyakarta paling popular adalah bisnis yang berkaitan dengan



pariwisata.



Banyak



investor



1



menginvestasikan



dananya



untuk



2



menjalankan peluang usaha di Yogyakarta karena harapan untuk mendapatkan laba kebih mudah direalisasikan. Peluang usaha yang menjanjikan di tempat wisata antara lain adalah isnis dengan membuka pusat oleh oleh. Toko oleh oleh saat ini sudah banyak di seluruh kota di Yogyakarta terutama daerah yang dekat dengan pusat wisata, took oleh oleh merupakan media yang digunakan untuk masyarakat mencari buah tangan untuk keluarga, kerabat, teman dan pasangan. Bisnis oleh oleh menjadi usaha yang menjanjikan dari segi keuntungan dan pendapatan laba besrih yang didapatkan.



CV Nusantara berlokasi di Jalan Tegal Gendu No 31 Kotagede Yogyakarta. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi coklat, seiring waktu dengan berkembangnya lingkungan wisata di sekeliling pabrik, membuat perusahaan berinovasi dengan membuka toko oleh-oleh dengan berbagai variasi produk. Produk unggulan dari CV Nusantara adalah Tugu Chocolate yang terdiri dari 19 varian yaitu Deluxe Macademia, Coklat Assortment, Coklat Macademia, Coklat Cashew Nuts, Coklat Almond, Coklat Sea Shells, Coklat Orange, Coklat Dark, Coklat Chili, Coklat Tiramizu, Coklat Peanuts, Coklat Stawbery, Coklat Paramello, Coklat Paraline Plat Ginger, Coklat Coffee Moca, Coklat Blueberry, Coklat Choco Milk dan Coklat Durian. Semakin tingginya tingkat penjualan coklat CV Nusantara sekarang lebih dikenal dengan Tugu Chocolate yang kemudian dijadikan nama pada toko oleh-oleh. Keunggulan produk Tugu Chocolate adalah penggunaan biji cokelat asli Indonesia yang dibalut dalam kemasan bertema tempat wisata nusantara.Tugu Chocolate dipasarkan di seputaran area Yogyakarta dan sekitarnya. Dengan harga yang relatif murah. Meskipun terbilang baru Tugu Chocolate selalu menjadi produsen coklat yang berprestasi cita rasa Tugu Chocolate membuat wisatawan ketagihan untuk menikmatinya lagi.Tugu Chocolate sangat cocok dijadikan oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung di Yogyakarta.Sebagai perusahaan baru tentunya ada permasalahan yang terjadi selama tiga tahun berdirinya CV Nusantara tentunya



3



dalam pemasaran ada batasan-batasan yang menjadi faktor penghambat diantaranya adalah minat beli konsumen.Kurangnya pemahaman tentang Tugu Chocolate di masyarakat luas selera konsumen yang terus berubah. Adanya pesaing lain dan masih banyak faktor lain dari semua permasalahan yang terjadi. Perusahaan perlu memiliki suatu strategi dalam mempertahankan konsumen dan demi kelangsungan perusahaan ke depannya. Merek produk Tugu Chocolate tentu sudah tidak asing lagi bagi para wisatawan terutama bagi yang sudah pernah mengunjungi atau membeli produk Tugu Chocolate. Namun banyaknya merek cokelat yang ada, akan membuat konsumen menggunakan factor factor merek, desain kemasan dan harga sebagai bahan pertimbangan. Konsumen cenderung lebih mengingat cokelat merek lain seperti cokelat monggo dibandingkan Tugu Chocolate sehingga perlunya ditumbuhkan awareness yang kuat terhadap konsumen dengan lebih memperhatikan atribut produk. Desain kemasan yang unik, ukuran yang bermacam macam, warna, bentuk dan informasi yang diberikan pada kemasan akan semakin mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihan produk. Desain kemasan Tugu Chocolate harus terus ditingkatkan seiring dengan berkembangnya zaman dan perubahan gaya hidup, agar mampu bersaing dan lebih menarik perhatian konsumen. Produk Tugu Chocolate menerapakan strategi harga sesuai untuk kalangan menengah keatas yang menjadi segmen pasar mereka, namun masih kurang diiringi dengan wawasn konsumen mengenai kualitas produk coklat yang ditawarkan.



4



C. Tujuan Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi Mahasiswa sebagai berikut : 1. Memperluas pengetahuan Mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja 2. Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat bekerja di perusahaan 3. Memberikan informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan 4. Mendapatkan pengalaman kerja langsung sebelum terjun dalam dunia kerja 5. Menerapkan pengetahuan akademis yang telah dipelajari sebelumnya dibangku perkuliahan 6. Melatih mahasiswa berinteraksi atau bersosialisasi serta bekerja sama dengan lingkungan baru, baik bekerja secara individu maupun kelompok 7. Meningkatkan rasa tanggungjawab dan disiplin terhadap perkerjaannya sehingga mahasiswa dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi 8. Memperoleh data dan informasi mengenai Tugu Chocolate untuk dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan laporan.



D. Tempat dan waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan Penelitian ini dilaksanakan di Tugu Chocolate Jalan Tegal gendu No 31, Kotagede, Yogyakarta. Sedangkan waktu pelaksanaan yang telah kami lakukan adalah pada tanggal 6 Maret 2021 Pukul 11.00 – 12.00 WIB.



5



BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN



A. Sejarah singkat perusahaan Tugu Chocolate merupakan industri rumah tangga yang bergerak dibidang produksi berbagai produk coklat khas Indonesia yang beralamatkan di Jalan Tegalgendu No. 31 Kotagede Yogyakarta. Berdiri pada tanggal 11 Februari 2015. Tugu Chocolate terinspirasi dari salah satu ikon kota Jogja yaitu Tugu Jogja. Jogja identik dengan tugunya yang khas. Beberapa hal yang menjadi inspirasi berdirinya Tugu Chocolate :



1. Indonesia sebagai penghasil cklat terbesar ke 3 di dunia 2. Coklat sudah dikonsumsi dan diterima pasar dunia 3. Dikonsumsi seluruh kalangan 4. Harga terjangkau 5. Tingginya permintaan coklat pada tamu dosmetik dan manca Negara Tugu Chocolate telah membuktikan kekuatan dalam produksi yang terus meningkat dalam pemesanan serta mampu menghadapi persaingan pasar. Dedikasi kerja, profesionalitas dan pelayan yang bersahabat menjadi daya tarik tersendiri yang mampu menarik konsumen. Tugu Chocolate juga berusaha mengenalkan potensi local di Yogyakarta dengan mendesain bungkus coklat produknya dengan gambar berbagai objek wisata yang ada di Yogyakarta.



6



Lokasi Tugu Chocolate berada di Jalan Tegalgendu No. 31 Kotagede Yogyakarta Telp. 0274-4340921. Tugu Chocolate merupakan salah satu anak cabang dari CV. Ansor’s Group . Ansor’s Group sendiri terdiri dari beberapa anak cabang, diantaranya sebagai berikut ; 1. Ansor’s Silver 2. Sekar Kedhaton Restaurant 3. Batik dan Lurik Badjoe Djogdja 4. Nusantara Coffee and Tea 5. Tugu Chocolate 6. Raos DJogja Resto Dengan mengusung tema One Stop Shopping diharapkan Ansor’s Group mampu memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke Kotagede dengan jadwal kunjungan yang padat atau singkat di Yogyakart. Adapun keunggulan dari Tugu Chocolate antara lain : 1. Cokelat asli Indonesia dan harga terjangkau 2. Memiliki sertifikat halal dari MUI dan P-IRT 3. Memiliki berbagai varian rasa 4. Lokasi strategis dan parkir luas 5. Tempat nyaman dan pelayanan ramah 6. Open kitchen sehingga pengunjung bisa langsung melihat proses produksi cokelat. Sebelum membangun usaha Tugu Chocolate ini, Bapak Ujang Simbara terlebih dahulu mengola Anshor’s Group yang bergerak di bidang kerajinan perak, restaurant, batik dan kemudian beliau memperluas usahanya dengan membangun Tugu Chocolate tersebut. Saat ini Tugu Chocolate telah memiliki cabang di Bandung dan Bali.



7



Hal yang mendasari Bapak Ujang Simbara untuk mendirikan perusahaan Tugu Chocolate ini adalah tingginya minat wisatawan yang dating ke restaurantnya terhadap coklat. Selain itu didukung adanya potensi dimana Indonesia merupakan penghasil kako ketiga terbesar di dunia. Sehingga Bapak Ujang Simbara terinspirasi untuk mendirikan Tuga Chocolate tersebut.



Visi dan Misi Tugu Chocolate : Visi menjadi tujuan wisata yang mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan konsumen atau masyarakat dalam melakukan perjalan wisata.



Misi memberikan pelayanan terbaik dan professional dengan memperhatikan kepuasan konsumen sebagai dasarnya. Tugu Chocolate memiliki tenaga professional yang berpengalaman dan kami siap bersaing dalam memberikan layanan yang terbaik



B. Struktur organisasi perusahaan Berdasarkan informasi dan data yang kita dapatkan dari karyawan yang bekerja di Tugu Chocolate bahwa struktur organisasi Tugu Chocolate terdiri dari : 1. Owner atau Direktur 2. Manajer 3. Produksi dan Marketing 4. Sales



8



C. Uraian tugas perusahaan 1. Owner atau Direktur Dalam struktur tersebut pemilik memiliki kedudukan tertinggi dalam perusahaan. Direktur bertugas memimpin perusahaan dan mengambil keputusan yang ada dalam perusahaan. Di perusahaan Tugu Chocolate jabatan direktur dipegang langsung oleh Bapak Ujang Simbara selaku pendiri dari perusahaan tersebut. Bapak Ujang Simbara bertugas memimpin dan menetapkan kebijakan serta aturan yang berlaku di perusahaan.



2. Manajer Perusahaan Tugu Chocolate memiliki manajer untuk membantu direktur yang bertugas



untuk



mengarahkan,



mengawasi



karyawan



serta



melakukan



pengembangan untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Dalam perusahaan Tugu Chocolate manajer bertugas merekrut karyawan yang sesuai dengan criteria yang dibutuhkan perusahaan. Di Tugu Chocolate karyawan bekerja dengan sistem kontrak selama satu tahun dimana apabila karyawan tersebut memiliki kinerja yang baik maka perusahaan akan memperpanjang kontrak tersebut.



3. Produksi dan Marketing Divisi produksi merupakan bagian divisi yang mempunyai tugas pokok sebagai memanagement atau mengataur semua proses yang berhubungan dengan hasil produksi yang di produksi di perusahaan, mengoperasikan mesin produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas, sebagai penanggung jawab attas terpenuhinya segala target produksi.



Divisi marketing adalah ujung tombak yang menjadikan suatu perusahaan akan meraih kesuksesan atau kemunduran. Marketing mempunyai tugas utama yaitu menjual produk Tugu Chocolate yang mempunyai target pasar sesuai dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan Tugu Chocolate. Tugas marketing meliputi segala hal yang membantu meningkatkan ketertarikan pada barang



9



(produk tugu Chocolate) yang dijual. Tim marketing perlu membayangkan kembali produk yang sudah pernah sukses laku di pasaran sebelumnya, cara promosi, dan kelebihan produk sebelumnya.



4. Sales Divisi sales dan marketing sering kali mengalami kesalahan konsep dan dianggap sama saja fungsi dan tugas kerjanya. Padahal, ada perbedaan antara sales dan marketing. Meskipun sales dan marketing sama sama merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai target keuntungan, sales dan marketing memiliki fokus yang sama sekali berbeda. Sales merujuk pada semua aktivitas penjualan barang. Orang yang bertugas di divisi sales memiliki tanggung jawab menjaga hubungan dengan calon klien yang akhirnya berujung pada penjualan. Sales bertugas melayani para calon customer agar produk bisa laku terjual.



D. Kegiatan perusahaan



Tugu Chocolate hadir di Yogyakarta dengan 19 varian rasa. Produsen coklat asal Kotagede Yogyakarta ini optimis pangsa pasar coklat masih menggiurkan, sehingga produknya bisa diterima oleh pasaran dalam negeri maupun luar negeri.



Tugu chocolate merupakan branding produk coklat dari CV. Nusantara yang berlokasi di Jalan Tegalgendu No. 31 Kotagede Yogyakarta. "Keunggulan produk kami selain menggunakan biji coklat asli Indonesia, kemasannya juga menarik bertema tempat wisata nusantara. sebagai produsen coklat asli Yogyakarta, pihaknya optimis mampu bersaing dengan produsen coklat luar negeri.



10



Selain bahan baku berkualitas, kemasaan produk yang menarik menjadi andalan daya tarik produknya. Saat ini pemasaran Tugu Chocolate masih di seputaran area Yogyakarta dan sekitarnya, wisatawan yang liburan di Yogyakarta, serta Bali dan Surabaya. Untuk bahan baku berasal dari biji kakao asal Wonosari Gunungkidul. "Tugu Chocolate is The best One In Jogja".



Proses Produksi Coklat Bar Tugu Chocolate Berdasarkan batasan permasalahan dalam penelitian ini yaitu proses produksi coklat bar, maka penelitian ini hanya membahas mengenai proses pembuatan coklat bar dari bahan mentah sampai menjadi produk jadi. Produksi coklat bar di Tugu Chocolate meliputi proses sortir biji kakao, proses pengolahan bahan baku, proses pemberian rasa, proses packaging dan proses packaging untuk ekspedisi. Dimana setiap proses dilakukan divisi- divisi yang berbeda. Alur proses digambarkan dalam flow diagram sebagai berikut: 1. Proses Sortir Biji Kakao Proses sortir merupakan proses awal yang dilakukan dalam membuat coklat, proses ini dilakukan pada divisi sortir. Pada proses ini yang dilakukan adalah memilih kakao yang sudah matang, memilih kakao yang tidak rusak terkena hama, dan memilih kakao yang besar-besar saja karena dapat dipastikan terdapat banyak bijinya. Pada proses ini yang harus sangat diperhatikan adalah memilih kakao yang sudah matang, karena terkadang ada kakao yang sudah matang tapi warna buahnya belum menguning.



2. Proses Pengolahan Bahan Baku Pada proses ini kakao dikupas untuk diambil biji nya, kemudian untuk memisahkan daging dengan bijinya dilakukan fermentasi. Proses fermentasi ini adalah dengan menyimpan biji kakao di ember lalu ditutup rapat selama 6-7 hari. Fermentasi ini dilakukan dengan alami tanpa menggunakan bahan kimia. Setelah 6-7 hari biji kakao akan berubah menjadi lunak, kemudian langsung masuk pada



11



proses penjemuran. Proses penjemuran ini masih manual sehingga memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu tergantung pada panas matahari. Setelah kering biji kakao dibersihkan, dibuang bagian-bagian yang kurang baik. Proses selanjutnya di oven sampai biji kakao mengeras yaitu selama 1-3 hari. Kemudian didinginkan selama 5-6 jam, setelah ituk diayak untuk memisahkan kulit dan daging bijinya ngelupas.



Proses selanjutnya daging biji yang sudah terpisah dari kulitnya kemudian digiling halus. Setelah digiling halus kemudian press untuk memisahkan lemak kakao dengan kakao yang masih pahit atau natural. Kemudian akan didapatkan dua jenis coklat yaitu coklat kafertur dan coklat kompon. Coklat kafertur adalah coklat yang murni (dark chocolate) sedangkan coklat kompon adalah coklat yang masih sedikit mengandung lemak. Setelah itu untuk coklat kafertur akan lansung dibuat ke blok-blok coklat yang masih belum beraturan, fungsinya untuk memudahkan dalam proses penyimpanan. Sedangkan coklat kompon akan dicampur dengan powder, fungsi powder disini adalah untuk melunakan. Kemudian dibuat blok-blok coklat yang masih belum beraturan, biasanya dalam kisaran bera 1-3 kg.



3. Proses Pemberian Rasa Pada proses pemberian rasa ini, yang pertama dilakukan adalah dengan quality control terhadap coklat blok-blok tadi. Quality control disini meliputi daya tahan coklat, tekstur coklat, dan coklat nya layak tidak untuk dicampur dengan isian. Sebelumnya isian ini juga masuk ke quality control untuk mengetahui ketahanannya sampai berapa bulan. Disini penambahan rasa atau isian coklat tidak dengan bahan pengawet, jadi hanya mampu bertahan 6-8 bulan.



Proses selanjutnya yaitu masuk pada dapur produksi, coklat dipanaskan sampai menjadi lelehan-lelehan cair. Diaduk sampai benar-benar encer dan halus. Setelah sudah benar-benar halus ditambahkan rasa atau isian. Dicetak kembali,



12



namun cetakan ini sesuai dengan bentuk yang sudah ditetapkan, lalu kemudian dimasukan kedalam freezer. Proses pembekuan coklat didalam freezer selama 15 menit tidak boleh lebih, karena jika terlalu lama coklat akan menjadi es. Proses yang terakhir adalah tempering yang fungsinya mengatur suhu, agar kualitas coklat semakin baik serta mendapatkan coklat yang lebih tahan lama.



4. Proses Packaging Pada proses packaging yang pertama dilakukan adalah membungkus coklat dengan aluminium foil. Aluminium foil ini berfungsi untuk menjaga bentuk coklat, ketahan coklat sehingga nggak gampang meleleh. Setelah itu masuk ke packaging menggunakan kertas sesuai dengan varian rasa dan beratnya. Kemudian masuk ke quality control lagi, untuk menentukan apakah layak untuk dijual atau tidak.



5. Proses Packaging Ekspedisi Pada proses ini tidak sama dengan proses packaging. Proses packaging Ekspedisi ini dilakukan untuk mem-packing coklat bar yang sudah jadi ke kardus-kardus sesuai dengan varian rasa. Coklat bar di bungkus dengan plastik dan dibungkus dengan kardus kecil sesuai dengan varian rasanya, kemudian di pack di kardus besar. Fungsi utama proses ini adalah untuk mendistribusikan coklat bar yang sudah siap jual ke outlet-outlet dan toko cabang.



13



BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN



A. Landasan Teori 1. Cokelat Cokelat adalah hasil olahan dari biji tanaman kakao (Theobroma cacao) yang tumbuh pertama kali di hutan hujan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Morganelli, 2006). Theobroma cacao berasal dari famili Sterculiaceae dan memiliki empat jenis varietas (Afoakwa, 2010), yaitu: 



Criollo, merupakan varietas yang sangat jarang dibudidayakan karena rentan terhadap penyakit tanaman.







Nacional, memiliki rasa yang baik dan sebagian besar tumbuh di Ekuador.







Forastero, berasal dari daerah sekitar Amazon.







Trinitario, merupakan tanaman hibrida dari Forastero dan Criollo. Banyak studi yang mengkonfirmasi bahwa mengkonsumsi kokoa memiliki keuntungan bagi kesehatan, terutama karena kakao mengandung flavonoid dan kaya akan antioksidan (Afoakwa, 2010). Manfaat kakao bagi kesehatan antara lain adalah mengurangi resiko penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan usia (Afoakwa, 2010).



1.1 Etimologi Ada beberapa teori dari ahli etimologi dan sejarawan mengenai asal mula istilah “cokelat” serta maknanya. Campbell dan Kaufman mengemukakan bahwa kata “cokelat” berasal dari satu kata dalam bahasa Nahuatl yang digunakan bangsa Aztek (Dakin dan Wichmann, 2000). Bangsa Aztek ketika itu mengolah biji kakao menjadi minuman yang pahit rasanya namun



14



sangat disukai dan menyebutnya chocolatl (/cˇokola:tl/) (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010; Dakin dan Wichmann, 2000). Namun begitu, bukti tertulis mengenai cokelat tidak ditemukan pada zaman kolonial di daerah Nahuatl di Meksiko tengah sehingga ahli bahasa dan etnosejarawan mencari bukti-bukti mengenai asal-usul kata cokelat dari bangsa lain (Dakin dan Wichmann, 2000).



Penelitian lanjutan mengungkapkan bukti linguistik yang ditemukan pada bahasa yang digunakan bangsa Olmek di peradaban Mesoamerika. Kata “kakao” tercatat sebagai salah satu kosa kata yang digunakan bangsa Olmek (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010). Teori lainnya menyebutkan bahwa istilah “cokelat” berasal dari kata dalam bahasa Maya, yaitu “chokola’j” yang artinya “meminum cokelat bersama” (Coe dan Coe, 2007).



Carl Linnaeus, ahli botani dari Swedia, memberikan nama Latin “Theobroma cacao” untuk tanaman kakao pada tahun 1735 (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010). “Theobroma” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “makanan para dewa” sedangkan “cacao” adalah bahasa Maya yang merujuk pada tanaman kakao. Linnaeus menggunakan nama ini karena pengaruh dari literatur bangsa Spanyol yang menceritakan mengenai bangsa Maya dan Aztek yang mengasosiasikan kakao dengan para dewa dan sering menggunakannya dalam ritual keagamaan (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).



1.2 Sejarah Cokelat Cokelat pertama kali ditemukan oleh bangsa Olmek di Amerika Selatan pada tiga ribu tahun yang lalu. Pada masa itu, penduduk Mesoamerika mengolah biji kakao menjadi minuman yang rasanya pahit. Bertahun-tahun setelah bangsa Olmek punah, cokelat pun masih dinikmati oleh bangsa



15



Maya yang menghuni Amerika Selatan setelahnya. Bangsa Maya percaya bahwa pohon kakao merupakan milik para dewa dan buahnya merupakan hadiah dari dewa untuk manusia (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).



Pada masanya bangsa Maya merupakan bangsa yang maju secara intelektual, seni dan spiritual. Kakao sebagai tanaman yang penting bagi bangsa ini sering muncul dalam karya-karya yang mereka ciptakan. Gambar kakao dipahat pada dinding istana dan kuil yang dibangun bangsa Maya serta dilukiskan pada wadah yang mereka gunakan untuk minum (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010). Selain itu, dalam buku-buku yang mereka tulis menggunakan hieroglif dijelaskan berbagai cara membuat minuman cokelat (Pech, 2010).



Bangsa Aztek yang hidup setelah bangsa Maya melanjutkan budaya meminum cokelat dan bahkan sangat mengagungkannya. Cokelat di zaman bangsa Aztek merupakan sumber daya yang berharga dan digunakan sebagai mata uang (Pech, 2010). Pajak untuk kaisar pun dipungut dalam bentuk biji cokelat (Smithsonian.com, 2008). Kaisar bangsa Aztek, Montezuma, dikenal sangat menyukai cokelat dan meminumnya lima puluh kali sehari. Untuk meminum cokelat, Montezuma menggunakan cawan dari emas yang segera dibuang ke danau setelah dipakai (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010; Pech, 2010).



Walaupun berlimpah, cokelat ketika itu dianggap sebagai kemewahan dan hanya diminum oleh kaisar, pejabat dan petinggi istana. Cokelat juga diberikan kepada prajurit yang akan pergi berperang karena dipercaya dapat meningkatkan energi mereka (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).



16



Orang Eropa yang pertama kali menemukan kakao di Amerika Selatan adalah Christopher Colombus, namun ketika itu ia tidak menganggap kakao berharga (Afoakwa, 2010). Cokelat kemudian masuk ke Benua Eropa berkat seorang penjelajah dari Spanyol yang bernama Hernan Cortés (Afoakwa, 2010). Ia mengenal cokelat ketika berkunjung di kerajaan Aztek dalam penjelajahannya di tahun 1519 (Hill dan Parloa, 2004). Disana ia bertemu dengan Montezuma II yang menyambutnya dengan baik. Cortés dijamu dengan jamuan makan malam yang mewah dan diberikan berbagai hadiah, termasuk satu kebun kakao. Menyadari tingginya nilai ekonomi cokelat, Cortés bersama rombongannya dan beberapa penduduk lokal berhasil



menjatuhkan



Montezuma



dan



menguasai



daerah



Aztek



(Morganelli, 2006).



Cortés membawa masuk cokelat ke Spanyol pertama kali di tahun 1528. Penduduk Spanyol menambahkan kayu manis, biji pala, dan gula pada minuman cokelat yang mereka buat. Mereka tidak suka menggunakan bubuk cabai seperti yang umum dipakai bangsa Aztek. Karena cokelat masih langka di Eropa, Spanyol merahasiakan keberadaan cokelat mereka. Saat itu, hanya biarawan saja yang diizinkan mengolah biji kakao (Morganelli, 2006). Cokelat mulai menyebar keluar Spanyol dan masuk ke Perancis dalam dua tahapan (Toussaint-Samat, 2009). Pertama di tahun 1615 ketika putri dari Raja Spanyol Philip II menikahi Raja Perancis Louis XII dan kedua ketika Maria Theresa dari Spanyol menikah dengan Raja Louis XIV (ToussaintSamat, 2009). Sejak saat itu Kerajaan Perancis menyukai minuman cokelat juga karena dipercaya baik untuk kesehatan.



17



1.3 Sejarah Cokelat di Indonesia Masuknya cokelat ke tanah Indonesia adalah berkat jasa dari Bangsa Spanyol. Mereka membawa cokelat ke Sulawesi, tepatnya ke Minahasa di tahun 1560. Namun begitu, ekspor kakao dari Indonesia baru dimulai pada zaman penjelajahan Belanda. Sejumlah 92 ton kakao dibawa dari pelabuhan Manado ke Manila di tahun 1825- 1838 (Wahyudi, et al., 2008). Ekspor ini lalu terhenti disebabkan adanya serangan hama pada tanaman kakao. Selain Manado, kota Ambon ketika itu memiliki tanaman kakao yang produktif. Tercatat pada tahun 1859, terdapat 10.000 hingga 12.000 pohon kakao namun kemudian pohon tersebut hilang tanpa ada informasi apapun (Wahyudi, et al., 2008). Pulau Jawa sendiri baru mulai ditanami kakao di tahun 1880. Penanaman kakao dilakukan karena tanaman kopi Arabika saat itu terserang penyakit karat daun sehingga banyak yang beralih (Wahyudi, et al., 2008).



Budidaya kakao di Indonesia bertahun-tahun setelah kemerdekaan telah mengalami perkembangan. Tercatat pada tahun 2007 Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana di Afrika Barat (Departemen Perindustrian, 2007). Namun sayangnya, kualitas kakao Indonesia masih rendah di pasar internasional. Kakao Indonesia didominasi oleh biji-biji tanpa fermentasi, biji dengan kadar kotoran tinggi serta terkontaminasi serangga, jamur dan mikotoksin (Wahyudi, et al., 2008).



1.4 Proses Pengolahan Proses pengolahan biji kakao merupakan faktor yang penting dalam menentukan mutu produk akhir kakao. Dalam proses pengolahan tersebut terjadi pembentukan calon cita rasa khas kakao dan pengurangan cita rasa tidak



dikehendaki,



Perindustrian, 2007).



contohnya



rasa



pahit



dan



sepat



(Departemen



18



Setelah kakao matang dipanen maka tahapan awal pengolahannya adalah membelah buah kakao untuk mengeluarkan bijinya. Biji kakao kemudian difermentasikan di dalam kotak selama kurang lebih satu minggu lalu biji tersebut melalui proses pengeringan (Microsoft Encarta, 2008). Selanjutnya, biji kakao melewati proses penyangraian, dipisahkan antara kulit dan bijinya kemudian dihancurkan menjadi bagian kecil yang disebut sebagai daging biji (nib).



Daging biji ini kemudian digiling sehingga menghasilkan pasta cokelat yang kental dan mengandung lemak cokelat (Microsoft Encarta, 2008). Dari pasta cokelat tersebut kemudian dipisahkan antara lemak dan bungkilnya yang dapat diolah lagi menjadi bermacam produk cokelat lainnya. Alur pengolahan biji kakao hingga menjadi cokelat olahan melewati beberapa tahapan yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.



Gambar 2.1 Diagram Proses Pengolahan Biji Kakao Menjadi Produk Setengah Jadi. Sumber: Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian, 2008.



19



1.5 Jenis Coklat Produsen cokelat pada umumnya memproduksi tiga macam cokelat jadi, yaitu cokelat pekat (dark chocolate), cokelat susu (milk chocolate), dan cokelat putih (white chocolate). Ketiga macam cokelat ini dibedakan berdasarkan komposisinya, yaitu dari kandungan cokelat, gula, serta bahan tambahan lain (Brown, 2010). Selain itu, juga terdapat cokelat jenis couverture yang merupakan cokelat premium yang sering digunakan oleh para profesional di industri untuk membuat pastry ataupun untuk membuat kue (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010). 1. Cokelat Pekat Kualitas cokelat salah satunya dinilai dari persentase kandungan cokelat padat yang tinggi dan kandungan gula yang rendah. Pemerintah Amerika Serikat menetapkan minimal 35% kandungan cokelat pasta untuk dark chocolate sedangkan standar di Eropa menetapkan minimal 43% (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010). Namun untuk dapat dinyatakan berkualitas tinggi, cokelat harus memiliki kandungan cokelat pasta minimal 60%. Cokelat pekat yang berkualitas tinggi memiliki kandungan gula yang sangat rendah dibandingkan jenis cokelat lainnya dan oleh sebab itu rasanya lebih pahit (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).



2. Cokelat Susu Cokelat susu terdiri dari cokelat padat, susu, gula, lemak nabati dan sedikit lesithin. Kandungan cokelat padat di cokelat jenis ini lebih banyak dibandingkan cokelat pekat sedangkan kandungan gulanya jauh lebih besar (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010). Cokelat ini pertama kali diproduksi di Swiss tahun 1875 oleh Daniel Peter (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).



20



Ia



mengentalkan



susu



formula



buatan



Henri



Nestlé



dan



menggunakannya untuk sebagai campuran cokelat (Brown, 2010). Hal tersebut dilakukan karena susu segar memiliki keasaman yang dapat merusak rasa cokelat. Cokelat susu dari Eropa kini masih menggunakan resep tersebut. Di tahun 1903, Milton Hershey mendirikan perusahaan pertama yang memproduksi cokelat susu secara masal di Amerika Serikat (Brown, 2010). Di Amerika Serikat cokelat susu harus mengandung paling tidak 10% cokelat cair dan 12% susu padat. Sementara itu, peraturan dari Uni Eropa mengharuskan kandungan cokelat padat minimal 25% namun 20% di Kerajaan Inggris dan Irlandia.



3. Cokelat Putih Cokelat putih memiliki komposisi yang hampir sama dengan cokelat susu namun tidak mengandung cokelat padat melainkan menggunakan minyak cokelat (cocoa butter) (Benjamin, 2003; Brown, 2010). Cokelat putih paling tidak mengandung 20% minyak cokelat, 14% susu, sekitar 55% gula dan bahan-bahan lainnya. Secara teknis, cokelat putih tidak dapat dikategorikan sebagai cokelat karena tidak mengandung kakao ataupun cokelat padat (Brown, 2010). Cokelat ini biasanya dijual agar bisa menghasilkan berbagai macam warna untuk permen cokelat ataupun kue (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).



21



4. Couverture Cokelat jenis couverture merupakan cokelat berkualitas tinggi yang digunakan sebagai pelapis dan bahan pembuat kue. Untuk membuat cokelat couverture minyak cokelat dan gula ditambahkan pada pasta cokelat (cocoa mass) kemudian di adoni dan digiling menjadi butiran kecil. Hasilnya lalu masuk ke mesin penggilas untuk diaduk hingga memiliki tekstur yang lembut. Proses ini dapat berlangsung hingga berhari-hari sesuai kelembutan yang diinginkan. Kemudian hasil akhir cokelat melewati proses “tempering” dimana temperatur dari cokelat diturunkan hingga tercapai konsistensi yang diinginkan (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010.



B. Hasil pelaksanaan dan pembahasan prakterk kerja lapangan 1. Lingkungan pemasaran Lingkungan pemasaran adalah lingkungan perusahaan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran. bersifat kompleks dan terus berubah-ubah. Dengan mempelajari lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan strategi perusahaan untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru. Lingkungan pemasaran terdiri dari: A. Lingkungan mikro perusahaan, terdiri dari : A) Perusahaan B) Pemasok C) Perantara pemasaran D) Pelanggan E) Pesaing



22



F) Masyarakat B. Lingkungan Makro Perusahaan, terdiri dari : A) Lingkungan demografis B) Lingkungan ekonomi C) Lingkungan alam D) Lingkungan teknologi E) Lingkungan politik F) Lingkungan budaya Setelah melakukan wawancara secara langsung kepada salah satu coordinator Tugu Chocolate, kami mendapatkan keterangan bahwa perusahaan ini memasarkan produk coklatnya kepada usia TK hingga orang tua, dan semua kalangan baik wisatawan local maupun mancanegara. Bagi usia TK, dilakukan dengan membuka sistem cooking class. Lokasi Tugu Chocolate yang berada di pinggir jalan pun menjadi daya tarik tersendiri, karena lokasinya yang strategis berada di pinggir jalan serta dekat dengan kawasan wisata Kotagede sehingga memungkinkan para pengguna jalan menyadari keberadaan Tugu Chocolate. 2. Strategi pemasaran A) Penentuan kebutuhan dan keinginan pelanggan B) Memilih pasar sasaran khusus (special target market) C) Menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan D) Pemilihan strategi pemasaran Tugu Chocolate selalu menjaga kejujuran, pelayanan yang ramah, komitmen, mempertahankan kualitas produk, selalu bijaksana dan selalu bergerak cepat. Dengan strategi pemasaran ini pelanggan Tugu Chocolate tidak hanya berasal dari Kota Yogyakarta saja melainkan juga dari luar kota maupun mancanegara. Selain menggeluti usaha Tugu Chocolate, perusahaan ini juga bergerak di bidang kerajinan perak, restaurant, dan batik sehingga dapat dengan mudah memperkenalkan produk dari Tugu Chocolate.



23



3. Periklanan dan hubungan masyarakat Tugu Chocolate menggunakan sistem periklanan dengan promosi dari mulut ke mulut masyarakat, melalui brosur, pameran pameran dan juga media social seperti facebook dan instagram. Yang paling penting bagi mereka, bagaimana membangun kepercayaan antara mereka dengan pelanggan.



4. Pemasaran langsung dan online Saat ini Tugu Chocolate melakukan pemasaran langsung dan online. Pemasaran langsung dilakukan dengan membuka showroom, mengikuti pameran pameran, menitipkan produknya di beberapa hotel dan supermarket di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya serta membuka cabang di beberapa kota di Indonesia. Untuk pemasaran online dilakukan dengan media social facebook dan instagram. Namun Tugu Chocolate ini belum bisa sepenuhnya melayani pemesanan via online dikarenakan khawatir malah tidak dapat memenuhi orderan dengan baik. Mereka tidak mau mengambil banyak orderan namun pada akhirnya tidak dapat memenuhi janji pada pelanggan. Jadi untuk saat ini pemasaran langsung lebih mereka utamakan. 



Hambatan yang terjadi di lapangan (tempat praktek kerja lapangan)



A) Ruangan yang kecil (sempit) serta sarana yang kurang seperti kursi sehingga kita melakukan wawancara sambil berdiri. 



Upaya yang telah dilakukan perusahaan atau instansi untuk mengatasi hambatan yang sesuai dengan topik laporan prakter kerja lapangan



A) Cara mengatasi kendala ini adalah dengan memberikan rungan khusus untuk melakukan praktek kerja langsung bagi mahasiswa sehingga ketika proses wawancara sangat efektif dan efisien



24



BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN



A) Lingkungan pemasaran Lingkungan pemasaran tugu chocolate jika dilihat dari segi usia yakni dari TK sampai orang tua. Dari segi semua kalangan, baik orang local maupun mancanegara. B) Strategi pemasaran dan bauran pemasaran Tugu chocolate selalu menjaga kejujuran, pelayanan yang ramah, komitmen, mempertahankan rasa dan selalu bergerak cepat serta kualitas. Dengan strategi pemasaran ini pelanggan tugu chocolate tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja, melainkan juga dari berbagai daerah di Indonesia dan Luar Negeri. C) Periklanan dan hubungan mesyarakat Tugu chocolate dalam promosi atau pemasaran produknya menggunakan brosur yang dibagikan ke masyarakat tertentu, dan juga media social seperti facebook dan instagram. D) Pemasaran langsung dan onlie Sampai detik ini pemasaran langsung dengan membuka showroom digunakan Tugu Chocolate dalam melayani orderan, namun tidak menutup kemungkinan juga untuk melayanai pemesanan via online. B. SARAN Setelah melakukan kunjungan wawancara di tugu chocolate, ada banyak hal baru yang kami dapatkan terutama mengenai aspek pemasaran suatu perusahaan.



25



DAFTAR PUSTAKA



https://jogjabagus.id/business/tugu-chocolate https://tuguchocolate.blogspot.com/2019/10/tugu-chocolate-kotagedeyogyakarta.html https://tugu-chocolate.business.site/ https://medium.cm/@hesti7383/sejarah-coklat-4801db88ee26 https://www.kompas.com/food/read/2021/02/13/190934875/sejarah-cokelat-diindonesia-sudah-ada-sejak-hidia-belanda



26



1. DAFTAR PERTANYAAN ketika PKL A. Manajemen Keuangan 1. Berapa besar modal awal? Jawab : untuk berapa besaran modal awal perusahaan Tugu Chocolate bersifat Internal. 2. Apakah perusahaan menggunakan tambahan modal dari lembaga keungan (bank atau leasing)? Jawab : tidak, karena keseluruhan modal yang digunakan perusahaan Tugu Chocolate adalah modal murni. 3. Berapa lama tercapai return on investment ROI (kembali modal)? Jawab : untuk tercapainya return on investment ROI (kembali modal) perusahaan Tugu Chocolate memerlukan waktu 1 tahun untuk kembali modal. 4. Apa yang dilakukan pemilik perusahaan ketika mengalami masalah keuangan? Jawab : setiap perusahaaan sering kali mengalami masalah keuangan, tetapi untuk upaya yang dilakukan perusahaan mengenai masalah keuangan adalah bersifat internal. 5. Apakah net profit margin (keuangan bersih) perusahaan mengalami peningkatan setiap bulan? Jawab : sebelum pandemi net profit margin (keuangan bersih) perusahaan mengalami peningkatan setiap bulan sebanyak 50%, namun ketika adanya pandemi penurunan hingga 80%. 6. Apakah perusahaan menggunakan jasa eksternal audit dari kantor akuntan publik (KAP) untuk memeriksa laporan keuangan? Jawab : untuk mengelola dan memeriksa keuangan perusahaan Tugu Chocolate dari perusahan sendiri jadi tidak menggunakan jasa eksternal



27



audit dari kantor akuntan publik (KAP) untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan. 7. Apakah perusahaan sudah go publik? Jawab : perusahaan Tugu Chocolate sudah go publik 8. Apakah perusahaan aktif melaporkan keungan ke kantor pajak? Jawab : perusahaan Tugu Chocolate sudah aktif melaporkan keuangannya ke kantor pajak 9. Ketika perusahaan menjual produk secara kredit, berapa lama piutang bisa tertagih ketika jatuh tempo? Jawab : perusahaan Tugu Chocolate tidak menjual produk secara kredit, sehingga tidak ada jangka waktu berapa lama piutang bisa tertagih ketika jatuh tempo



B. Manajemen Pemasaran 1. Selain pemasaran konvensional, apakah perusahaan memasarkan produk secara online? Jawab : Untuk pemasaran produk, perusahaan Tugu Chocolate juga memasarkan produknya secara online guna menjangkau pasar yang lebih luas. Namun Tugu Chocolate ini belum bisa sepenuhnya melayani pemesanan via online dikarenakan khawatir malah tidak dapat memenuhi orderan dengan baik. 2. Untuk produk, (jika makanan) apakah sudah mendapatkan lisensi dari BPOM dan sertifikat halal MUI? (jika home industri) apakah sudah dapat izin P-IRT? Jawab : Untuk produk dari Tugu Chocolate Jogja ini tentunya sudah mengantogi lisensi dan ijin dari pihak BPOM maupun MUI serta P-IRT karena produksinya yang bersekala besar dan terjamin. 3. Untuk harga, bagaimana strategi perusahaan menetapkan harga produk? Apakah diatas, sama, ataukah dibawah harga pasar?



28



Jawab : Untuk produk dari Tugu Chocolate tentunya sama dengan ada yang ada dipasaran. 4. Untuk promosi, perusahaan memakai strategi promosi lewat apa? Internet, medsos, media cetak, media elektronik, sebar pamflet, pasang banner atau baliho, memberi discount potongan harga, memakai harga psikologi (misal Rp. 1.999.999) atau bentuk promosi lainnya? Jawab : Tugu Chocolate menggunakan sistem periklanan dengan promosi dari mulut ke mulut masyarakat, melalui brosur, pameran pameran dan juga media social seperti facebook, instagram, dan youtube. 5. Untuk lokasi, apakah sudah cukup strategis letak perusahaan? (misal dekat dengan bahan baku dan dekat pasar). Apakah ada rencana perusahaan melakukan ekspansi ke lokasi yang lebih strategis? Jawab : lokasi Tugu Chocolate yang berada di pinggir jalan pun menjadi daya tarik tersendiri, karena lokasinya yang strategis berada di pinggir jalan



serta



dekat



dengan



kawasan



wisata



Kotagede



sehingga



memungkinkan para pengguna jalan menyadari keberadaan Tugu Chocolate. 6. Untuk saluran distribusi, apakah tidak terlalu panjang? Atau sudah ideal? Jawab : untuk saluran distribusi cukup ideal karena dari pabrik langsung dijual. 7. Untuk merek, apakah sudah didaftakan hak paten kekayaan intelektual? Jawab : tentunya sudah didaftarkan hak paten karena perusahaan yang sudah lama. 8. Untuk kemasan, apakah sudah menarik? Jawab : sudah menarik. Dipoles dikit untuk menarik produk tersebut. Tugu Chocolate juga berusaha mengenalkan potensi local di Yogyakarta dengan mendesain bungkus coklat produknya dengan gambar berbagai objek wisata yang ada di Yogyakarta. 9. Bagaimana strategi perusahaan untuk bertahan dari “serangan” pesaing, bahkan untuk memenangkan persaingan dan bisa menjadi market leader?



29



Jawab : tentunya akan berinovasi dalam mengembangkan bisnis coklat dan selalu memberikan hal berbeda dari pesaing serta memberikan penawaran menarik kepada customer. Dedikasi kerja, profesionalitas dan pelayan yang bersahabat menjadi daya tarik tersendiri yang mampu menarik konsumen



C. Manajemen Produksi dan Operasi 1. Untuk bahan baku, apakah cukup tersedia, bahkan ketika ada permintaan pesanan barang yang banyak dan mendadak? Jawab : untuk bahan baku tentunya sudah cukup tersedia banyak jika ada permintaan mendadak tentunya dapat memenuhi kebutuhan dengan baik. 2. Jika bahan baku datang, apakah tersedia gudang yang memadai untuk menyimpan bahan baku agar tidak rusak sebelum diproses? Jawab : untuk penyimpanan bahan baku tentunya perusahaan telah memiliki gudang yang cukup besar guna menampung bahan baku. 3. Apakah perusahan mempunyai beberapa supplier atau hanya satu supplier tunggal? Jawab : untuk supplier tentunya perusahaan ini menggunakan supplier tunggal. 4. Jika supplier gagal menyediakan pesanan bahan baku kita, apakah ada bahan lain sebagai substitusi? Jawab : untuk bahan bakunya tentu tidak mempunyai subtitusi mengingat produknya murni coklat. 5. Apakah ada maintenance rutin tiap bulan untuk merawat mesin produksi? Jawab : perusahaan tentunya selalu melakukan maintenance dan cek mesin agar mesin awet dan produksi selalu berperforma baik. 6. Apakah divisi quality control telah bekerja dengan baik? Jawab : divisi quality control untuk saat ini telah melakukan tugasnya dengan baik.



30



7. Jika ada produk yang cacat atau produk rusak, bagaimana kebijakan dari perusahaan? Jawab : mengenai produk yang cacat perusahaan akan melakukan return dan melakukan pengolahan kembali sehingga produk yang cacat bisa tetap bernilai. 8. Apakah perusahaan menerapkan standart ISO (international organization for standardization)? 9. Jawab : perusahaan ini tentunya telah menerapkan standart ISO (international organization for standardization) guna selalu menjaga kualitas produk. 10. Apakah proses produksi dilakukan manual oleh tenaga manusia atau dengan bantuan mesin canggih dan modern? Jawab : untuk produksi perusahaan sebagian menggunakn mesin dan sebagiannya menggunakan manual tenaga manusia. 11. Apakah supply chain management berjalan normal? Jawab : untuk saat ini supply chain management cukup berjalan dengan baik. 12. Dalam perusahaan Jepang ada konsep _seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke_ atau di Indonesia menjadi _ringkas, rapi, resik, rawat, rajin_ Apakah perusahan juga telah menggunakan konsep tersebut? Jawab : perusahaan tentunya melakukan standar produksi yang ketat seperti ringkas, rapi, resik, rawat, rajin guna menjaga kualitas produk. 13. Untuk perusahaan jasa, apakah pernah ada pelanngan atau konsumen yang mengeluh tentang pelayanan yang diberikan oleh perusahaan? Bagaimana perusahaan menyikapi dan merespon keluhan pelanggan tersebut? Jawab : untuk saat ini sedikit pelanggan yang mengeluh mengenai pelayanan dan jika ada yang mengeluh mengenai pelayanan tentunya perusahaan akan melakukan evaluasi dan akan meningkatkan pelayanan dengan lebih baik.



31



D. Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Apakah dalam merekrut karyawan menggunakan test? Jawab : untuk sistem perekrutan tentunya perusahaan menggunakan test guna meyeleksi pekerja yang kompeten. 2. Apakah ada kriteria tertentu jika ingin bekerja di perusahaaan ini? (misalnya jenjang pendidikan, usia, pengalaman)? Jawab : untuk kriterianya perusahaan mencari jenjang minimal SMA dan berusian minimal 17 tahun serta berpengalaman kerja 1 tahun. 3. Apakah perusahaan melakukan pelatihan intens kepada karyawan? Jawab : perusahaan tentu melakukan pelatihan kepada pegawai baru guna mengajari skill dan menjadi pegawai profesional di bidang ini . 4. Apakah



perusahaan



membiayai



BPJS



kesehatan



dan



BPJS



ketenagakerjaan karyawan? Jawab : tentunya perusahaan membiayai



BPJS kesehatan dan BPJS



ketenagakerjaan karyawan guna melindungi karyawan yang bekerja di perusahaan. 5. Apakah hak karyawan telah dipenuhi oleh perusahaan? (misal hak cuti melahirkan)? Jawab : tentu perusahaan telah memberi hak-hak karyawan seperti hak cuti melahirkan. 6. Apakah karyawan diberi upah yang sesuai dengan UMR/UMK? Jawab : untuk gaji karyawan tugu coklat telah memberi upah sesuai dengan UMR/UMK yang telah ditetapkan. 7. Apakah ada serikat pekerja di perusahaan ini? Jawab : di perusahaan ini belum ada serikat pekerjanya. 8. Jika ada karyawan yang “nakal” (sering bolos, misalnya) apa yang dilakukan oleh perusahaan?



32



Jawab : perusahaan tentunya akan menindak tegas pegawai yang nakal dengan teguran tapi jika tetap nakal kita mengultimatum dengan surat peringatan. 9. Bagaimana jika ada karyawan yang berprestasi? Apakah ada komisi dan bonus? Apakah ada jenjang karier dan promosi jabatan? Jawab : tentunya ada apabila karyawan tersebut bekerja dengan baik dan melampau target. 10. Bagaimana status karyawan? Apakah karyawan tetap, karyawan kontrak, atau karyawan outsoutching? Jawab : Di Tugu Chocolate karyawan bekerja dengan sistem kontrak selama satu tahun dimana apabila karyawan tersebut memiliki kinerja yang baik maka perusahaan akan memperpanjang kontrak tersebut. 11. Jika ada ketidak puasan karyawan terhadap kebijakan pimpinan perusahaan, apa yang dilakukan perusahaan? Jawab : dengan mengidentifikasi faktor faktor yang menjadi penyebab terjadinya perusahaan.



ketidakpuasan



karyawan



terhadap



kebijakan



pimpinan



33



LAMPIRAN



34



35



36



37



38



39