Tuna Ganda Kel6 Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



MAKALAH TUNA GANDA Disajikan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bk Berkebutuhan Khusus Dosen pengampu : Sri Prawita, S.Pd, M.Pd



Disusun oleh :



Dwi Yuwanda Mufida 1903402021009 Eva Rosdiana Dewi



1903402021032



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM JEMBER 2022



2



KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala curahan dan kasih sayang-Nya, nikmat, petunjuk, dan hidayah-Nya. sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “TUNA GANDA”. Makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan dalam Mata Kuliah Bk Berkebutuhan Khusus. Segala kritikan dan saran sangat dibutuhkan demi perkembangan keutuhan makalah ini, sehingga akan lahir makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Serta ucapan terimakasih kepada Dosen mata kuliah yang telah membimbing kami, dan teman-teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga penulis pada khususnya.



Jember, 27 Februari 2022



penulis



3



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2 DAFTAR ISI...................................................................................................................................3 BAB I...............................................................................................................................................4 PENDAHULUAN...........................................................................................................................4 1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4 1.3 Tujuan....................................................................................................................................5 BAB II.............................................................................................................................................6 PEMBAHASAN..............................................................................................................................6 2.1 Definisi Anak Tunaganda......................................................................................................6 2.2 Ciri-ciri Perilaku Anak Tunaganda Secara Umum dan Khusus...........................................6 2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Tunaganda...............................................................................7 2.4 Klasifikasi Tunaganda...........................................................................................................8 2.5 Layanan Pendidikan Tunaganda..........................................................................................9 BAB III..........................................................................................................................................11 PENUTUP.....................................................................................................................................11 3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11 3.2 Saran.....................................................................................................................................11



4



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terdapat beragam jenis anak berkebutuhan khusus diantaranya tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, tunalaras, tunaganda dan lain sebagainya. Namun sayangnya, tidak semua fasilitas pendidikan tersedia untuk anak-anak tersebut. Dalam hal ini anak tunaganda adalah yang paling sedikit ketersediaan sekolah atau jarang dilirik pemerintah untuk disediakan layanan pendidikan karena keterbatasan dan kondisi anak yang dianggap paling parah adalah jenis anak yang mengalami kondisi berkelainan ganda atau cacat ganda atau unaganda atau multiple handycap. Kenyataan dalam kehidupan dimasyarakat membuktikan bahwa anak-anak yang berkelainan tidak selalu mempunyai perumusan kategori-kategori yang tepat. Mereka dengan gangguan pendengaran, pengelihatan, mental dan sosial prilaku yang dialami menyebabkan masing-masing memiliki perbedaan-perbedaan individual yang memerlukan layanan kebutuhan khusus yang spesifik pula. Layanan tersebut menjadi sangat esensial terutama bagi anak-anak yang memiliki jenis kelainan kategori berat (yang memiliki lebih dari satu jenis kelainan). Anakanak semacam ini atau disebut tunaganda lebih heterogen dibandingkan dengan anak-anak yang hanya mengalami satu jenis kelainan dalam hal layanan kebutuhan khusus yang dibutuhkan, termasuk pendidikannya. Dengan adanya persamaan pemahaman dan persepsi tersebut, maka pembinaan pendidikan luar biasa bagi anak-anak tunaganda akan mendapatkan dukungan dan kepedulian dari berbagai elemen sehingga visi "mewujudkan manusia yang mandin" akan segera. terwujud. 1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian Tuna Ganda 2. Klasifikasi Tuna ganda 3. Ciri-ciri tuna ganda secara umum dan khusus 4. Faktor penyebab Terjadinya Tunaganda



5



5. Layanan pendidikan Tuna ganda 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu tuna ganda 2. Untuk mengetahui klasifikasi tuna ganda 3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri tuna ganda 4. Untuk mengetahui apa aja faktor tuna ganda 5. Untuk megetahui layanan tuna ganda



6



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Anak Tunaganda Anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius, sehingga dia tidak hanya dapat diatasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai dengan kelainan yang dimiliki. Menurut Departemen Amerika Serikat, anak-anak yang tergolong tunaganda adalah anak-anak yang mempunnyai masalah-masalah jasmani, mental, atau emosional yang sangat berat atau kombinasi dari beberapa masalah tersebut sehingga agar potensi mereka dapat berkembang secara maksimal memerlukan pelayanan pendidiikan sosial, psikology, dan medis yang melebihi pelayanan program pendidikan luar biasa secara umum. Menurut Johnston dan Magrab, Tunaganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencangkup kelompok yang memiliki hambatan-hambatan perkembangan neorologis yang disebabkan oleh satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti intelegensi, gerak, bahasa atau hubungan pribadi masyarakat.



2.2 Ciri-ciri Perilaku Anak Tunaganda Secara Umum dan Khusus Ciri-ciri anak tunaganda dibagi menjadi 2, yaitu ciri-ciri secara umum dan khusus. 1. Ciri-ciri secara umum a) Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi b) Perkembangan motorik dan fisiknya terlambat c) Seringkali menunjukan perilaku yang aneh dan tidak bertujuan d) Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri e) Jarang berperilaku dan berinteraksi yang sifatnya kostruktif f) Kecenderungan lupa akan keterampilan yang sudah dikuasai



7



g) Memiliki masalah dalam megeneralisasikan keterampilan dari suatu situasi ke situasi lainnya. 2. Ciri-ciri secara khusus a) Memiliki ketunaan lebih dari satu jenis. Misal : tunanetra dan tunagrahita, tunanetra dan tunagrahita, tunanetra dan tunarungu-wicara, tunanetra dan tunadaksa dan tunagrahita, dll b) Ketidakmampuan anak akan semakin parah atau semakin banyak bila tidak cepat mendapatkan bantuan. Hal ini disebabkan kegandaannya yang tidak cepat mendapatkan bantuan c) Sulit untuk mengadakan evaluasi karena keragaman kegandaannya d) Membutuhkan instruksi atau pemberitahuan yang sangat terperinci e) Tidak menyamaratakan pendidikan tunaganda yang satu dengan yang lain walau mempunyai kegandaan yang sama.



2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Tunaganda Terdapat beberapa factor yang menjadi penyebab terjadinya tunaganda yaitu : 1. Faktor Keturunan (Hereditas) Faktor ini berasal dari keturunan atau gen yang dibawakan oleh orangtuanya. 2. Faktor Sebelum Lahir (Prenatal) Ketika dalam kandungan janin mengalami keracunan, kekurangan gizi, atau terkena infeksi. Saat sedang hamil, ibu yang mengandung menderita penyakit kronis, dan lain-lain. 3. Faktor Ketika Lahir (Natal) Proses persalinan yang menghabiskan waktu yang lama sehingga kehabisan cairan. Persalinan yang dibantu dengan menggunakan alat sehingga terdapat syaraf yang terganggu. 4. Faktor Sesudah Lahir (Post Natal) Faktor ini disebabkan karena anak mengalami sakit parah atau kronis, kecelakaan atau karena salah mengonsumsi obat. 2.4 Klasifikasi Tunaganda 1. Tunanetra-tunawicara. 2. Tunanetra-tunarungu. 3. Tunanetra-tunadaksa.



8



4. Tunanetra-tunagrahita. 5. Tunanetra-tunalaras. 6. Tunanetra-kesulitan belajar khusus



Dari sekian banyak kemungkinan kombinasi kelainan, ada beberapa kombinasi yang paling sering muncul dibandingkan kombinasi kelainan-kelainan yang lainnya, yaitu: 1. Kelainan Utama Tunagrahita a. Tunagrahita dengan Cerebral Palsy (CP) Terdapat suatu kecenderungan untuk mengasumsikan bahwa anak-anak cerebral palsy (CP) anak-anak tungrahita. Adapun penyebab terjadinya tunagrahita karena factor genetic atau factor lingkungan sehingga adanya kerusakan pada sistem syaraf pusat yang dapat menyebabkan rusaknya cerebral cortex sehingga menimbulkan tunagrahita. b. Tunagrahita dan tunarungu Anak-anak tunarungu mengalami berbagai masalah dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Sementara pada anak tunagrahita mengalami kelambanan dan keterlambatan dalam belajar. Pada anak tunaganda hal tersebut mungkin saja dapat terjadi, ia mengalami tunagrahita yang sekaligus tunarungu. Karena terdapatnya kombinasi tersebut anak tunganda memerlukan pelayanan yang lebih banyak daripada anak-anak yang mengalami tunagrahita dan tunarungu saja. c. Tunagrahita dan masalah-masalah perilaku Telah diketahui bahwa tunagrahita terdapat hubungan antara tunagrahita dengan gangguan emosional. Biasanya hubngan ini terjadi ada anak yang mengalami tunagrahita berat. Adanya gejala-gejala bhwa tunagrahita yang cukup kuat dan nyata menyertai atau bersama dengan gangguan emosional cendeurung untuk diabaikan atau dikesampingkan. Ini berarti bahwa bagi anak-anak retardasi mental, mereka tidak disarankan untuk memperoleh pelayanna psikoterapi atau[un terapi perilaku, padahal perilaku-perilaku yang aneh pada anak adalah merupakan gejala tunagrahita berat atau sangat berat.



9



2. Kelainan utama tunarungu dan tunanetra Anak buta tuli adalah seorang anak yang memliki gangguan penglihatan dan pendengaran, suatu gabungan yang menyebabkan problema komunikasi dan perkembangan pendidikan lainnya yang berat sehingga tidak dapat diberikan program pelayanan pendidikan baik di sekolah yang melayani untuk anak-anak tuli maupun di sekolah yang melayani untuk anak-anka buta, dengan penanganan yang baik dan tepat, anak yang mengalami buta dan tuli masih bisa dididik dan berhasil. 3. Kelainan Utama Adalah Gangguan Perilaku a) Autisme Autisme adalah suatu istilah atau nama yang digunakan untuk menggambarkan perilaku yang aneh atau ganjil dan kelambatan perkembangan sosial dan komunikasi yang berat (Krik&Gallagher,1986:p 427). Anak yang mengalami autisme sulit melakukan kontak mata dengan orang lain sehingga memberikan kesan tidak peduli terhadap orang di sekitarnya. Kelainan utama pada anak autistik adalah dalam hal komunikasi verbal. Mereka sering mengulang kata-kata (echolalia) dan melakukan perbuatan yang selalu sama, rutin dan dalam pola yang tertentu dan teratur. Apabila kegiatannya tersebut mengalami hambatan atau perubahan, maka mereka akan berperilaku aneh serta berteriak-teriak, berjalan mondarmandir sambil menendang atau membenturkan kepalanya ke tembok. Kondisi ini juga sering terjadi apabila anak dalam keadaan tegang, senang atau berada di tempat yang asing (Rini Puspitaningrum,1992:p.4-7). b) Kombinasi Gangguan Perilaku dan Pendengaran Memperkirakan secara pasti tentang berapa jumlah anak yang mempunyai gangguan emosional perilaku dan yang sekaligus gangguan pendengaran adalah hal yang sangat sulit. Hal ini sangat bergantung pada kriteria yang digunakan untuk menentukan seberapa besar gangguan



emosional



dan



tingkat



keparahan



hilangnya



pendengaran.



Althshuler



memperkirakan bahwa antara satu sampai dengan tiga dari 10 anak tunarungu anak anak yang memiliki masalah emosional (Kirk dan Gallagher,1986:p.427).



10



Para ahli yang konsisten memberikan pelayanan kepada anak-anak yang mempunyai gangguan emosional dan yang sekaligus tuli, cenderung memakai klasifikasi kondisi anakanak itu sebagai kondisi yang ringan, sedang dan berat. Anak-anak yang termasuk kondisi berat telah mereka pindahkan dari sekolah-sekolah untuk anak tunarungu karena guru-guru mereka merasa`tidak mampu menangani perilakunya yang aneh.



2.5 Layanan Pendidikan Tunaganda A. Layanan Pendidikan Gangguan Penglihatan dengan Gangguan Intelektual.  Pendekatan layanan pendidikan bagi anak tunagrahita-tunanetra lebih diarahkan pada pendekatan individual dan pendekatan remediatif. Pendekatan individual  didasarkan pada assesment kemampuan untuk mengembangkan sisa potensi yang ada dalam dirinya. Tujuan utama layanan pendidikan bagi anak tunagrahita adalah penguasaan kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam mengelola diri sendiri. Untuk mencapai itu perlu pembelajaran mengurus



diri



sendiri



dan



pengembangan



keterampilan



vocational



terbatas



sesuai



kemampuannnya. Layanan pendidikan khusus bagi anak tunagrahita meliputi latihan sensomotorik, terapi bermain dan okupasi, dan latihan mengurus diri sendiri. Pendekatan pembelajaran dilakukan secara individual dan remediatif. Perkembangan kemampuan anak berdasarkan tingkat kemampuan kognitifnya. Anak yang ber IQ 55 - 70   berbeda dengan yang ber IQ 35 – 55. Sehingga dalam sebaran IQ tersebut juga  berbeda dalam layanan masing-masing. Pelayanan pendidikan bagi anak tunagrahita/retadasi mental dapat diberikan pada: 1.        Sekolah Khusus Layanan pendidikan untuk anak tunagrahita-tunanetra model ini diberikan pada Sekolah Luar Biasa. Dalam satu kelas maksimal 10 anak dengan pembimbing/pengajar guru khusus dan teman sekelas yang dianggap sama keampuannya (tunagrahita). Kegiatan belajar mengajar sepanjang hari penuh di kelas khusus. 2.        Program sekolah di rumah



11



Progam ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita-tunanetra yang tidak mampu mengkuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya, misalnya: sakit. Proram dilaksanakan di rumah dengan cara mendatangkan guru PLB (GPK) atau terapis. Hal ini dilaksankan atas kerjasama antara orangtua, sekolah, dan masyarakat. 3.        Panti (Griya) Rehabilitasi Panti ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita pada tingkat berat, yang mempunyai kemampuan pada tingkat sangat rendah, dan pada umumnya memiliki kelainan ganda seperti penglihatan, pendengaran, atau motorik. Program di panti lebih terfokus pada perawatan. Pengembangan dalam panti ini terbatas dalam hal :: 1. Pengenalan terhadap diri sendiri, keluarga, dan lingkungan 2. Sensorimotor dan persepsi 3. Motorik kasar dan ambulasi (pindah dari satu tempat ke tempat yang lain) 4. Kemampuan berbahasa dan komunikasi 5. Bina diri dan kemampuan social B. Pelayanan pendidikan gangguan penglihatan yang disertai gangguan fisik dan motorik Layanan pendidikan yang spesifik bagi anak tunadaksa-tunanetra adalah pada bina gerak. Untuk memberikan layanan bina gerak yang tepat diperlukan dukungan terapi, khususnya fisioterapi untuk memulihkan kondisi otot dan tulang anak agar tidak semakin menurun kemampuannnya. Selain itu dukungan untuk bina diri diperlukan terapi okupasi dan bermain. layanan pendidikan bagi anak tunadaksa perlu memperhatikan tiga hal, yaitu: ·         Pendekatan multidisipliner dalam program rehabilitasi anak tunadaksa ·         Program pendidikan sekolah ·         Layanan bimbingan dan konseling Pelayanan pendidikan bagi anak tunadaksa-tunanetra diberikan pada: 1.        Sekolah Luar Biasa (SLB)



12



Bentuk Sekolah Luar Biasa merupakan bentuk sekolah yang paling tua. Bentuk SLB merupakan bentuk unit pendidikan. Artinya, penyelenggaraan sekolah mulai dari tingkat persiapan sampai dengan tingkat lanjutan diselenggarakan dalam satu unit sekolah dengan satu kepala sekolah. 2.        Sekolah Luar Biasa Berasrama Sekolah Luar Biasa Berasrama merupakan bentuk sekolah luar biasa yang dilengkapi dengan fasilitas asrama. Peserta didik SLB berasrama tinggal diasrama. Pengelolaan asrama menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan sekolah, sehingga di SLB tersebut ada tingkat persiapan, tingkat dasar, dan tingkat lanjut, serta unit asrama. Bentuk satuan pendidikannyapun juga sama dengan bentuk SLB di atas, sehingga ada SLB-A untuk anak tunanetra, SLB-B untuk anak tunarungu, SLB-C untuk anak tunagrahita, SLB-D untuk anak tunadaksa, dan SLB-E untuk anak tunalaras, serta SLB-AB untuk anak tunanetra dan tunarungu. Pada SLB berasrama, terdapat kesinambungan program pembelajaran antara yang ada di sekolah dengan di asrama, sehingga asrama merupakan tempat pembinaan setelah anak di sekolah. Selain itu, SLB berasrama merupakan pilihan sekolah yang sesuai bagi peserta didik yang berasal dari luar daerah, karena mereka terbatas fasilitas antar jemput.



Alat pendidikan bagi tunanetra terdiri dari : Alat pendidikan khusus, alat bantu peraga dan alat peraga. 1. Alat pendidikan khusus : a) Reglet dan pena b) Mesin tik braille c) Printer Braille d) Abacus 2. Alat bantu : a) Alat bantu perabaan (buku-buku, air hangat/dingin, batu, dan sebagainya) b) Alat bantu pendengaran ( kaset, CD, talking books)



13



3. Alat bantu peraga a) Patung hewan b) Patung tubuh manusia c) Peta timbul



14



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan •



Anak tunaganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius, sehingga dia tidak hanya dapat diatasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melaiankan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai dengan kelainan yang dimiliki. Factor-faktor penyebab terjadinya tunaganda Faktor Keturunan (Hereditas) Faktor ini berasal dari keturunan atau gen yang dibawakan oleh orangtuanya.Faktor Sebelum Lahir (Prenatal) Ketika dalam kandungan janin mengalami keracunan, kekurangan gizi, atau terkena infeksi. Saat sedang hamil, ibu yang mengandung menderita penyakit kronis, dan lain-lain.Faktor Ketika Lahir (Natal) Proses persalinan yang menghabiskan waktu yang lama sehingga kehabisan cairan. Persalinan yang dibantu dengan menggunakan alat sehingga terdapat syaraf yang terganggu. Faktor Sesudah Lahir (Post Natal) Faktor ini disebabkan karena anak mengalami sakit parah atau kronis, kecelakaan atau karena salah mengonsumsi obat. Klasifikasi Tunaganda







Tunanetra-tunawicara.







Tunanetra-tunarungu.







Tunanetra-tunadaksa.







Tunanetra-tunagrahita.







Tunanetra-tunalaras.







Tunanetra-kesulitan belajar khusus



3.2 Saran Dengan adanya makalah ini semoga pembaca dapat megaaplikasikan ilmunya pada kehidupan sehari-hari. Krtitik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan dalam penulisan makalah ini.



15



DAFTAR PUSTAKA Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara. https://id.wikipedia.org/wiki/Tunaganda https://ugiw.blogspot.co.id/2011/01/pendidikan-anak-tuna-ganda.html http://inklusitunaganda.blogspot.co.id/2015/11/makalah-inklusi-tunaganda.html https://widypsikologi.wordpress.com/2010/05/29/klasifikasi-anak-tunaganda/ http://goes-awal.blogspot.co.id/2010/10/karakteristik-anak-tuna-ganda.html http://www.kompasiana.com/tanamilmu/perkembangan-pendidikan-anak-berkebutuhan-khususdi-indonesia_55107ad1a33311273bba8243