Unit Dose Dispensing System [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UNIT DOSE DISPENSING LUSY NOVIANI



SISTEM DISTRIBUSI OBAT



1. Sistem floor stock lengkap 2. Sistem resep individu atau permintaan lengkap 3. Sistem distribusi obat dosis unit (UDD/Unit Dose Drug Distribution) 4. Sistem kombinasi resep individu, floor stock lengkap dan distribusi obat dosis unit.



Sistem resep individu (Individual Prescription)



Keuntungan sistem Individual Prescription : 1) Semua pesanan obat langsung diperiksa oleh farmasis. 2) Memungkinkan interaksi antara farmasis, dokter, perawat, dan pasien. 3) Meningkatkan pengawasan obat-obatan dengan lebih teliti.



4) Memberikan cara yang cocok melaksanakan pembayaran obat-obatan yang digunakan pasien (Ray, 1983). Kerugian: 1)



Pasien membayar obat sesuai resep yang belum tentu digunakan



2)



Penumpukan obat di laci pasien



3)



Kesalahan pemakaian obat/dosis cukup tinggi



Sistem persediaan lengkap di ruangan (ward floor stock) Keuntungan sistem floor stock : 1)



Adanya persediaan obat-obatan yang siap pakai untuk pasien.



2)



Pengurangan transkrip pesanan obat bagi farmasi.



3)



Pengurangan jumlah personil farmasi yang dibutuhkan (Ray, 1983).



kerugian pada sistem floor stock : 1)



Kesalahan pemberian obat bertambah besar karena farmasis tidak memeriksa ulang pesanan obat.



2)



Meningkatkan persediaan obat disetiap pos perawatan.



3)



Meningkatkan kemungkinan kerusakan obat dan pencurian obat.



4)



Meningkatkan biaya dalam hal menyediakan fasilitas tempat penyimpanan obat yang memadai pada tiap pos perawatan.



5)



Dibutuhkan tambahan waktu kerja bagi perawat untuk menangani obat-obatan (Ray, 1983).



Kombinasi Floor Stock dan Individual Prescription



Sistem ini umumnya digunakan oleh rumah sakit yang menggunakan sistem penulisan resep pesanan obat secara individual sebagai sarana utama untuk penjualan obat tetapi juga memanfaatkan sistem floor



stock secara terbatas (Ray, 1983).



UNIT DOSE DISPENSING Unit Dose Dispensing (UDD) adalah suatu sistem distribusi obat kepada pasien rawat inap disiapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam.







TUJUAN UDD



memberikan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas terapi dan dapat mencegah terjadinya Drug Related Problems (DRPs) karena adanya pengawasan yang dilakukan oleh farmasis sebelum obat diserahkan ke pasien.



Mengurangi terjadinya medication error (ME).



Pasien mendapat pelayanan farmasi yang baik. Menurunkan total biaya pengobatan karena hanya membayar pengobatan yang digunakan saja.



KEUNTUNGAN



Mengefisienkan tenaga perawat dalam asuhan keperawatan Menghindari duplikasi permintaan obat ke bagian farmasi. Mengurangi kesalahan penggunaan obat, karena adanya pemeriksaan ganda oleh tenaga farmasi. Menghindari adanya kemungkinan terjadinya pencurian dan terbuangnya obat. Meningkatkan peranan dan pengawasan farmasi di rumah sakit, mulai dari fase peresepan sampai pemberian obat.



Membutuhkan biaya investasi yang besar



Membutuhkan kerjasama yang baik antara dokter, perawat, farmasi dan pasien, sehingga terapi diberikan secara optimal tidak sesuai kondisi medis ( retur atau stop obat berpotensi menimbulkan resiko identifikasi obat)



KEKURANGAN



Tidak semua dosis dikeluarkan dalam paket dosis satuan yang benar. Misalnya bentuk sediaan injeksi, salep, tetes mata dan cairan oral lebih susah dilakukan dalam pengukuran dan pengemasannya Membutuhkan waktu tenaga farmasi yang lebih banyak.



Membutuhkan ruang khusus untuk penyimpanan obat.



Membutuhkan peralatan khusus dalam pengemasan obat



ALUR PELAYANAN SISTEM DISTRIBUSI UDD



1.



Resep diterima oleh farmasi



2.



Petugas Farmasi memeriksa resep untuk kemungkinan terjadinya alergi, interaksi obat dan kerasionalan terapi



3.



Resep diinput dan dicatat di kartu profil pasien



4.



Jadwal pemberian obat dikoordinasikan dengan perawat



5.



Petugas farmasi mengambil obat, memberikan label pada obat dan menempatkan obat dalam kereta obat



6.



Kereta obat diisi dengan dengan obat sesuai jadwal pengiriman ke pasien



7.



Petugas Farmasi memeriksa ulang kereta obat sebelum diantarkan



8.



Petugas farmasi/Perawat memberikan obat ke pasien dan mencatat medication recordnya



9.



Kereta obat diperiksa ulang sebelum dikembalikan ke IFRS



10. Selama proses berlangsung, farmasis dapat berkonsultasi ke dokter dan perawat untuk mencegah penghentian obat



MONITORING PEMBERIAN UNIT DOSE DISPENSING NAMA PASIEN NO RM BED NAMA OBAT



BENTUK SEDIAAN



DOSIS



JUMLAH



ATURAN PAKAI



1



2



3



4



5



6



7



8



9



10



11



12



13



14



15



16



17



18



19



20



21



22



23



24



25



26



27



28



29



30



CATATAN PENERIMAAN DAN PEMBERIAN OBAT DI BANGSAL



NAMA PASIEN NO RM BED TANGGAL



NAMA OBAT



JUMLAH



BENTUK SEDIAAN



DOSIS



ATURAN PAKAI



OBAT DISERAHKAN



OBAT DITERIMA



OBAT DIBERIKAN



OBAT DI STOP



KETERANGAN



Unit Dose Dispensing Machine



TROLLEY UDD







ETIKET DAN LABELING



UDD dikemas dalam wadah kantong plastik dengan warna etiket berbeda untuk mempermudah perawat dalam memberikan obat sesuai waktu yang ditentukan dan untuk menghindari kesalahan dalam jadwal penyerahan obat. 



pemberian pagi (jam 06.00) diberi dengan etiket merah,







siang (jam 14.00) diberi dengan etiket hijau,







malam (jam 21.00) diberi dengan etiket kuning,







pemberian di luar jam yang telah disebutkan diberikan dengan etiket putih



LABEL UDD PAGI



SIANG



Sore



Heaven Hospital _____________________



Heaven Hospital _____________________



Heaven Hospital _____________________



Etket Obat No RM : Nama Pasien : Nama generic : Nama Paten : Dosis : Jam : Aturan pakai : ED : Tgl Penyiapan : Petugas Farmasi :



Etket Obat No RM : Nama Pasien : Nama generic : Nama Paten : Dosis : Jam : Aturan pakai : ED : Tgl Penyiapan : Petugas Farmasi :



Etket Obat No RM : Nama Pasien : Nama generic : Nama Paten : Dosis : Jam : Aturan pakai : ED : Tgl Penyiapan : Petugas Farmasi :



Jadwal pemberian obat untuk pasien rawat inap



Pemberian 2 x sehari : jam 06.00-08.00 dan jam 18.00-20.00



Pemberian 4 x sehari : jam 06.00-08.00, jam 12.00-14.00, jam 18.00-22.00, dan jam 22.00- 24.00



3 X SEHARI 2X SEHARI



Pemberian per 6 jam : jam 06.00-08.00; jam 12.00-14.00, 18.0020.00, 24.00-02.00



PER 4 JAM 4 X SEHARI



Pemberian 3 x sehari : jam 06.00-08.00, jam12.00- 14.00, jam 18.00-20.00



Pagi : jam 06.00-08.00



PER 8 JAM PER 6 JAM



Pemberian per 4 jam: jam 02.00, jam 06.00, jam 10.00, jam 14.00, Jam 18.00, jam 22.00



1 X SEHARI MALAM



1 X SEHARI PAGI



Pemberian per 8 jam : jam 06.00, 14.00; 22.00



Malam :jam 18.0020.00



PENYIAPAN UDD UNTUK OBAT KHUSUS







Automatic Stop Order adalah penghentian secara otomatis pemberian obat-obatan tertentu, kecuali dokter telah menuliskan secara spesifik jangka waktu lamanya pemberian obat-obatan tersebut.







Emergency Order adalah instruksi pengobatan dari dokter agar perawat memberikan obat dosis tunggal secepatnya/segera (dalam waktu kurang dari 1 jam) dengan mencantumkan kata “CITO !” pada instruksi tersebut. Instruksi tersebut biasanya dilakukan pada situasi kedaruratan.







Peresepan obat High alert, Narkotika dan psikotropika, obat dengan penyimpanan khusus mengikuti ketentuan yang berlaku ( dengan pelabelan dan monitoring suhu dan pencahayaan)



s) = Soft stop: MRA notification is communicated 24 hours prior to the soft stop date being reached. The order remains active in the electronic chart, tasks are still generated for nursing and medication supply continues from pharmacy (until the order is dis continued). (p) = Physician stop: Order is discontinued with no notification. No further medication is sent from Pharmacy. No MRA: The order is considered valid until specifically discontinued, the patient is discharged, or 365 days have elapsed



PELAYANAN HANTAR KE BANGSAL







tujuan untuk memastikan obat sampai kepada pasien yang membutuhkan dengan tepat dan cepat







Sebelumnya dilakukan pengecekan ulang terlebih dahulu agar jumlah dan jenis obat yang diberikan sesuai dengan pesanan.







Layanan hantar bisa dilakukan oleh AA (Asisten Apoteker) atau petugas di unit rawat inap setiap pagi untuk pasien regular. Untuk pasien baru, pasien pindah kelas yang mendapatkan terapi baru dan pasien dengan resep cito, pelayanan penghantaran dilakukan segera setelah resep diterima dan dilayani



Pemantauan Terapi/Pemberian Obat dengan Sistem ODD







Pemantauan Terapi dilakukan oleh Apoteker dengan tujuan : 1.



Monitoring Efek terapi



2.



Monitoring efek samping



3.



Monitoring interaksi



4.



Monitoring kondisi pasien



5.



Monitoring kepatuhan pasien



Mobitoring dilakukan setiap hari untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan menekan angka retur







WHY IS UNIT DOSE DISPENSING (UDD) DIFFICULT TO IMPLEMENT?



Membutuhkan Fasilitas, sarana dan prasarana dengan biaya yang cukup tinggi 



Kebutuhan jumlah dan kompetensi tenaga Farmasi







Diperlukan komunikasi yang baik antara Dokter-Perawat dan Apoteker







Diperlukan Ruangan, lemari, label dan etiket khusus untuk UDD







Diperlukan motivasi yang tinggi dan support dari semua yang terkait



HOW TO IMPLEMENT UDD? 



MOTIVATION  Tidak hanya Farmasi, tapi dokter, perawat, management







POLICY  ada Kebijakan yang mengatur mengenai pelaksanaan UDD,dan Batasan kewenangan







SOP - Ada SOP pelaksanaan UDD terintegrasi antara Farmasi, perawat dan dokter







MONITORING AND EVALUATION  monitoring dan evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan dan mengembangkan system UDD







TEAM SUPPORTING  perlu support dari IT, maintenance, dan bagian Pengadaan







BUDGET -- Anggaran dan alokasi dana untuk pelaksanaan system UDD



Contoh Pelayanan Resep dengan UDD



Tn Suryo umur 60 tahun berat badan 75 kg, tinggi 165 cm tahun dirawat di rumah sakit Heaven sejak tanggal 26 April 2018, dengan Diagnosa hipertensi dan Diabetes. Kadar glukosa darah sewaktu 380 mg/dL, tekanan darah 140/100 mmhg Mendapatkan resep sebagai berikut : Gliclazide 80 mg 2 x sehari 1 tablet, sejumlah 6 tablet Aspirin 100 mg : 1 x sehari 1 tablet, sejumlah 3 tablet



Captopril 25 mg : 2 x sehari 1tablet, sejumlah 6 tablet Resep diterima dan di input oleh Apt. Dian, disiapkan oleh Asist Rika, dicek oleh apt Rizal dan dihantar ke Bangsal Melati oleh Asist. Rudi. Di Bangsal Melati Sr. Lisa mengecek kembali obat yang diserahkan oleh petugas Farmasi dan diberikan ke Sr. Diah untuk diberikan ke Pasien



Tugas yang diberikan : Siapkan obat dengan distribusi unit dose dispensing, dengan mengisi Form pemberian UDD dan penyerahan obat ke bangsal dengan menggunakan Form yang tersedia. Lengkapi dengan etiket label untuk masing masing obat



American Society of Hospital Pharmacist, 1975, ASHP Statement on Unit Drug Distribution, American Journal of Hospital Pharmacy, 32(8), 835, USA Barker, K. N., and Pearson R. E., 1986, Handbook of Institutional Pharmacy Practice, 2nd Ed, American Society of Hospital Pharmacists, USA Cousein, E., Mareville, J., Lerooy, A., Caillau, A., Labreuche, J., Dambre, D., Odou, P., Bonte, J., Puisieux, F., Decaudin, B., Coupe, P., 2014, Effect of Automatic Drug Distribution System in Medication Error Rates in a Short-stay Geriatric Unit, Journal of Evaluation in Clinical Practice. Lambert, A. A. 2015. Advanced Pharmacy Practice. Page 53. Cengage : USA



REFERENCES



Pujianti, N., 2010, Dampak Penerapan Sistem Unit Dose Dispensing (UDD) terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Jogja International Hospital (JIH), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Qian Ding. 2012. The Effect of the Unit Dose Dispensing System on Medication Preparation and Administration Errors in Intravenous (IV) Drugs in a Chinese Hospital: Inpatient. Auburn University : Alabama. Shojania, K. G. et. al. 2001. Making Health Care Safer: A Critical Analysis of Patient Safety Practice: Number 43. page 101-109 Siregar, C.J.P. 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan. Hal 136. EGC: Jakarta



TERIMAKASIH