Upaya Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan Yuni Sarah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Bidan yang profesional dituntut mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat di era globalisasi saat ini dan ditengah-tengah persaingan yang sangat ketat, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Bidan profesional tidak hanya dilihat dari kemampuan menjaga dan merawat klien, tetapi juga kemampuan memberikan pelayanan secara menyeluruh, baik dari aspek biologis, psikologis, sosial, serta spiritual dengan penuh semangat yang diiringi dengqan senyuman ikhlas dan tulus. Tenaga bidan merupakan sumber daya kesehatan yang ada doirumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat, sehingga diharapkan mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai mana harapan profesi bidan yaitu menjadi bidan profesional. Mengingat jenjang pendidikan tenaga kebidanan saat ini sudah banyak yang D4, baik dipelayanan maupun pendidikan dan bahkan saat ini sudah dibuka S1 kebidanan. Kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ke arah yang lebih baik dalam menunjang kemajuan ilmu kebidanan ataupun kedokteran. Dengan demikia, bidan dapat duduk sejajar dengan seorang dokter dan tenaga kesehatan lain selama bekerja di rumah sakit ataupun puskesmas karena memang bidan dapat mandiri. Bidan akan berupaya secara maksimal menjalankan fungsi dan peran sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat dipelayanan rumah sakit maupun pusat pelayanan di puskesmas . B. Rumusan Masalah 1.



Pengertian Upaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan?



2. Jenis Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan? 3. Upaya Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan? 4. Sasaran Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan? 5. Promosi Kesehatan Dalam Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas?



1



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Pengertian Upaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. 2. Untuk mengetahui Jenis Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan. 3. Untuk mengetahui Upaya Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan. 4. Untuk mengetahui Sasaran Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan. 5. Untuk mengetahui Promosi Kesehatan Dalam Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas.



2



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Upaya Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan 1. Promosi kesehatan adalah suatu bagian atau cabang dari ilmu kesehatan yang menunjang keberhasilan pelaksanaan program-program kesehatan yang lain. Artinya, untuk mencapai keberhasilan dari setiap kegiatan kesehatan yang di informasikan ke masyarakat harus melalui kegiatan promosi kesehatan. a. Menurut Australian Health Foundation, promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan ke arah perbaikan, baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). b. Depkes, 2008 menggambarkan bahwa promosi kesehatan adalah gabungan antara pendidikan kesehatan yang didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Gabungan kedua upaya ini akan memberdayakan masyarakat sehingga dapat mengontrol determinandeterminan kesehatan. 2. Kesehatan adalah kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia yang sehat akan mampu melaksanakan semua keperluan hidupnya dengan baik. Hidup sehat dapat dicapai oleh setiap manusia kalau mampu mengerti, memahami dan melaksanakan kegiatankegiatan yang menunjang kesehatan. Untuk mencapai kesehatan masyarakat sesuai keseluruhan kehadiran promosi kesehatan sangat memegang peranan penting. Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga1 dan kelompok masyarakat didalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana meningkat.



3



3. Upaya kesehatan adalah setiap usaha untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan baik yang dilakukan oleh individu, keluarga, kelompok, masyarakat, maupun oleh pemerintah. 4. Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal. 5. Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatn untuk mencegah terjadinya penyakit. 6. Upaya kuratif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit terjadi lebih parah melalui pengobatan. 7. Upaya rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi kesehatan fisik dan jiwanya dan berupaya mencegah terjadinya kecacatan fisik.



B. Jenis Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan 1. Promosi kesehatan pra nikah Promosi kesehatan pra nikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan



kemampuan



masyarakat



dalam



memelihara



dan



meningkatkan kesehatannya yang ditunjukan pada masyarakat reproduktif pra nikah. Bimbingan terhadap remaja antara lain mencangkup : a. Perkawinan yang sehat Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan, mengadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Perkawinan bukan hanya sekedar hubungan antar suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan keturunan. Bayi yang di lahirkan juga adalah bayi yang sehat dan di rencanakan. b. Keluarga yang sehat Pada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinannya. Keluarga yang diidamkan adalah keluarga yang memiliki norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera jumlah keluarga yang ideal adalah suami, istri dan dua anak. Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram, di sertai rasa



4



ketakwaan kepada tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya menunjang kehidupan anggota keluargannya. Dan mampu menabung untuk kesiapan masa depan.



Selain itu



keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup keluarga lain. Menghasilkan anak-anak yang berkualitas. c. Sistem reproduksi dan masalahnya. Tidak semua remaja memahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan sistem reproduksi di anggap tabu di beberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan di jelaskan. Penjelasan juga di berikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem reproduksi yang di jelaskan seperti gangguan menstruasi,



kelainan sistem



reproduksi dan penyakit. Penyakit sistem reprodukai yang di maksud seperti penyakit-penyakit hubungan seksual, HIV/SIDS dan tumor penyakit yang berpengaruh terjadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya. Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau persalinan dan nifas. Penyakit -penyakit tersebut perlu di jelaskan. Penyakit yang perlu dan penting di jelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor. d. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan prilaku akan menggangu kesehatan,misalnya pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seaeorang (suami)



atau benda tertentu.



Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.



5



2. Promosi kesehatan saat hamil Promosi kesehatan kebidanan merupakan salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil. bidan harus memiliki data ibu hamil yang berada di wilayah kerjanya. Data ini dapat di peroleh dari pencatatan yang di lakukan sendiri atau dari kantor desa atau kelurahan. Dari data tersebut dapat di atur strategi pemeliharaan keaehatan ibu hamil. Promosi kesehatan pada ibu hamil biasanya dilakukan oleh bidan atau dokter sebagai pihak medis yang berkaitan erat dengan keadaan dan perkembangan dari ibu hamil serta janinnya. Promosi kesehatan menganjurkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kesehatan dirinya sedini mungkin. Anjuran tersebut di sampaikan kepada masyarakat melalui kelompok ibu-ibu atau pimpinan desa pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali, yaitu pada 1 bulan 1x pada trimester 1, 1 bulan 1x pada trimester 2, dan 1 bulan 2x pada trimester 2. Promosi kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pemahaman kepada ibu hamil mengenai hal apa saja yang sebaiknya dilakukan dan juga di hindari agar tidak terjadi hal buruk yang tidak di inginkan serta mendukung terjadinya proses persalinan yang sehat dan lancar dari ibu yang bersangkutan. Beberapa upaya promosi kesehatan kebidanan yang perlu di sampaikan pada ibu hamil sebagai berikut : a. Ibu sebaiknya menghindari obat-obatan berbahaya, contohnya seperti antibiotik tetrasiklin, obat anti kejang, pengencer darah dan ACE inhibitor. Hal ini bisa saja membayakan janin maka dari itu sebaiknya anda memperhatikan obat-obatan yang akan di konsumsi. b. Ibu harus memperhatikan kesehatannya sehingga perlu melakukan kesehatan secara berkala, karena dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Seperti : asma,



lupus,



penyakit jantung,



dan epilepsi.



Untuk



melakukan tindakan pencegahan ibu harus berkonsultasilah dengan bidan atau dokter kebidanan.



6



c. Ibu harus melakukan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan, ada beberapa vaksinasi yang bisa anda lakukan 3 bulan sebelum kehamilan untuk memberikan perlindungan pada janin.



Seperti :



vaksin campak, tetanus, gondok, polio rubella dan hepatitis B. d. Ibu harus mejaga berat badannya, obesitas atau kegemukan bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Maka baiknya ibu tetap menjaga berat badannya agar tidak terlalu berlebihan sehingga bisa mengurangi berbagai risiko komplikasi. e. Ibu harus sebaiknya menggunakan suplemen yang tepat, vitamin yang tepat merupakan elemen yang penting untuk menunjang kehamilan yang sehat, dan vitamin perenatal sebaiknya juga mengandung 400 mikrogram asam follat (hal ini mencegah cacat lahor spina bifida) . Karena asam folat memang sangat penting dalam perkembangan janin dalam awal-awal pertumbuhan. f. Ibu harus memperhitungkan risiko yang mungkin dialami bayi, keadaan kedua orang tua merupakan hal yang sangat mempengaruhi risiko yang nantinya akan di alami oleh bayi. Sehingga sebaiknya dilakukan skrining genetik untuk mencegah timbulnya penyakit tertentu. g. Sebaiknya ibu tidur selama 8 jam sehari, kegiatan dan aktivitas seharihari harus memperhatikan perubahan mental dan fisik yang terjadi. Istirahat yang teratur dapat memberikan kesegaran bagi ibu dan bayinya. h. Sebaiknya ibu menghindari perilaku yang bisa mempengaruhi kesehatannya dan janin, seperti tidak merokok ataupun menghisap asap rokok,



tidak minum alkohol dan mengurangi kopi serta



minuman yang berada karena bisa mengurangi kemampuan usus untuk menyerap kalsium dan zat besi. i. Ibu harus mengontrol kehamilan secara teratur kedokter atau bidan. Manfaatkan kesempatan sebaik-baiknya untuk berkonsultasi dan membuat perencanaan untuk melakukan inisiasi menyusu dini ( IMD)



7



segera setelah lahir. Tanyakan pula secara detail mengenai tahapan dalam melakukan IMD untuk meningkatkan keberhasilan menyusui demi mendapatkan banyak manfaat dari proses IMD itu sendiri. j. Ibu harus memeriksakan diri bila ada keluhan di daerah gigi dan mulut karena bisa saja menjalar kepada organ lain dan menganggu kehamilan dan tetap memperhatikan kebersihan diri,



memakai



pakaian yang nyaman kala berada di rumah, yaitu yang longgar, ringan, mudah di pakai dan menyerap keringat. 3. Promosi kesehatan persalinan Promosi



kesehatan



kebidanan



adalah



kehadiran



bidan



untuk



menyelamatkan ibu dan bayinnya melalui bimbingan dan bantuan agar persalinan berjalan secara fisiologis berjalan lancar dan sehat. Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin merupakan upaya yang diberikan oleh bidan untuk menghadapi persalinan meliputi : a. Persiapan persalinan. b. Nutrisi dan cairan. c. Kesehatan janin. d. Keterlibatan keluarga. e. Mengurangi rasa sakit. f. Mencegah terjadinya depresi saat atau setelah melahirkan Persalinan dan kelahiran merupakan proses yang fisiologis dan kelahiran seorang bayi merupakan peristiwa penting yang dinantikan ibu dan keluarga selama 9 bulan. Ketika persalinan di mulai, peranan bidan untuk memberikan bimbingan dan dukungan untuk melahirkan bayinnya. Pada saat itu juga bidan harus mendorong ibu dengan bujukan sehingga ibu dapat mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan depresi yang pasti di rasakan oleh ibu bersalin. Promosi kesehatan kebidanan sebaiknya bidan telah menjelaskan sebelum ibu masuk dalam proses persalinan. Beberapa aspek promosi kesehatan pada ibu melahirkan sebagai berikut a. Mengkaji kesejahteraan wanita selama persalinan



8



Ketika ibu merasakan akan terjadi persalinan serentan biasannya ibu dengan sadar akan melakukan perawatan terhadap dirinnya, baik meminta tolong kelahiran datang kerumahnya atau dan datang ke fasilitas kesehatan. Tanggung jawab penolong persalinan untuk mengkaji perawatan yang tepat pada awal persalinan telah dibicarakan dan



pentingnya



pemberian



Dimanapun kelahiran terjadi,



dukungan



sepanjang



persalinan.



terbinannya hubungan yang baik



anatara wanita dan pemberi perawatan sangat penting baik mereka pernah atau belum bertemu sebelumnnya. Kualitas penerimaan yang di tawarkan kepada wanita yang mencari perawatan institusi akan sangat menentukan tingkat kepercayaan yang diberikan oleh wanita tersebut dan keluargannya kepada pemberi perawatan selama persalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional wanita harus di kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan darah, pemeriksaan asupan cairan dan pengeluaran urine, mengkaji nyeri dan kebutuhan akan dukungan. Pemantauan ini harus dipertahankan



sampai



proses



kelahiran



berakhir.



Pengkajian



kesejahteraan wanita juga dilakukan dengan memperhatikan privasi selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk menyertainnya, dan menghindari kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin. b. Memahami ketentuan yang telah di tetapkan Persiapan kelahiran saat masuk rumah sakit atau pusat kesehatan seringkali meliputi beberapa prosedur "rutin". Seperti mengukur suhu, nadi, dan tekanan darah, anemia dan diikuti dengan mencukur semua atau sebagian rambut pubis.



Prosedur rutin ini tidak boleh di



hilangkan meskipun hal tersebut harus di perkenankan dan di jelaskan kepada wanita dan pasangannya karena untuk mencegah atau mendeteksi secara dini komplikasi yang kemungkinan dapat terjadi. c. Memberikan penjelasan tentang makanan yang boleh dimakan ibu.



9



Nutrisi adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang sama sangat bervariasi.



Pendapatan yang tepat tampaknya tidak



menghambat keinginan wanita untuk makan dan minum selama persalinan dan melahirkan. Karena dalam kelahiran normal harus ada alasan yang shahikh jika ingin mencampuri proses alami. Namun sangat ketakutan yang sangat sulit lenyap dan rutinitas di seluruh dunia, yang masing-masing membutuhkan penanganan dengan cara berbeda. Dengan dilakukan promosi kesehatan tentang nutisi pada ibu bersalin inilah diharapkan akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan nutrisi dengan ketakutan makan makanan tertentu. d. Memberikan kebebasan ibu untuk memilih tempat melahirkan. Praktik persalinan di rumah di bantu yang benar memerlukan Beberapa persiapan yang esensial. Penolong persalinan harus memastikan bahwa tersedia air bersih dan ruangan untuk tempat melahirkan yang hangat. Mencuci tangan harus dilakukan dengan cermat.



Pakaian atau handuk hangat harus di siapkan untuk



membungkus bayi agar tetap hangat.



Jadi paling tidak harus ada



beberapa bentuk peralatan melahirkan yang bersih sesuai rekomendasi WHO yang bertujuan menciptakan lapangan persalinan sebersih mungkin dan memberi perawatan tali pusat yang adekuat. e. Memberikan pengertian kepada ibu tentang rasa nyeri selama persalinan Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon setiap wanita terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Ada beberapa metode non onpansif sekaligus non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat di gunakan selama persalinan. Banyak wanita merasa nyeri berkurang dengan mandi, sentuhan pijatan. Ada pula wanita yang mengatasi nyeri dengan cara relaksasi yang dilakukan secara verbal, menjauhkan wanita dari nyerinnya secara hipotonis,



musik dan umpan balik biologis semua budaya



mempunyai cara masing-masing untuk membantu dan memimpin



10



persalinan. Beberapa budaya tersebut menjelaskan kebiasannya dengan cara hypno, yang lain mencoba memberi penjelasan yang lebih masuk akal tentang sistem yang di terapkan. Ciri umum dari metode-metode ini adalah pemberian perhatian yang intens kepada wanita selama persalinan dan melahirkan.



Mungkin inilah alasan



mengapa begitu banyak wanita hamil merasa merode ini nyaman dan banyak membantu. Laporan yang menyebutkan bahwa wanita merasa metode tersebut membuat nyaman baru merupakan hasil observasi. Meskipun wanita yang mengalami perdaan nyeri dengan metodemetode tersebut dapat di benarkan.



Pelatihan dalam melakukan



konseling atau promosi kesehatan dan keterampilan komunikasi interpersonal sangat penting untuk semua yang merawat wanita usia reproduksi (kwast, 1995). f. Memantau janin selama persalian Memantau kesejahteraan janin adalah bagian-bagian perawatan yang penting selama peralinan. Metode pilihan untuk pemantauan janin selama persalinan normal adalah auskultasi intermiten. Perawatan secara individual pada wanita melahirkan sangat esensial dan bisa dilakukan dengan lebih mudah melaluli kontak pribadi saat melakukan auskultasi secara teratur. Hanya pada wanita dengan peningkatan resiko misalnya pada persalinan yang di induksi atau diaugmentasi, komplikasi oleh cairan amnion yang tercemar oleh mekonium, atau oleh faktor resiko lain. Maka pemantauan elektronik dan konseling menjadi bermanfaat. g. Menjelaskan kepada ibu untuk selalu memelihara kebersihan. Kebersihan dalam proses persalinan adalah hal yang sangat penting karena sterilisasi peralatan yang di gunakan di kamar oprasi semua dalam keadaan bersih. Untuk itu sebelum ibu masuk dalam kamar bersalin kebersihan ibu seperti kuku harus pendek dan bersih serta tangan harus dicuci dengan air sabun secara cermat. Kebersihan diri ibu



selama



persalinan



merupakan



11



upaya



untuk



mencegah



kemungkinan munculnya infeksi pada ibu bersalin dan penolong persalinan. Upaya tersebut meliputi: penghindaran kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan selama pemeriksaan vagina, selama pelahiran bayi, dan dalam penangan plasenta. Penting untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan mempertahankan teknik invasif mislnya episiotomi seminimal mungkin dan jika melakukan perawatan tambahan, setelah digunakan istrumen yang tajam dibuang. 4. Promosi kesehatan nifas Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu paska persalinan dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam masa nifasibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakulan. a. Tujuan promosi kesehatan nifas adalah : 1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinnya,



baik fisik maupun



psikologis. 2) Mendukung



dan



memperkuat



keyakinan



diri



ibu



dan



memungkinkan melaksanakan peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus. 3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,



keluarga berencana,



menyusui,



pemberian



imunisasi, kepada bayinnya dan perawatan bayi sehat. b. Peranan promosi kesehatan kebidanan dalam masa nifas, yaitu : 1) Memberukan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik sesuai dwngan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan psikologis swlama persalinan dan nifas. 2) Menjalin hubungan yang erat anatara ibu dan bayi secara fisik dan psikologis. 3) Menganjurkan agar ibu beristirahat dan tidur yang cukup.



12



Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh swmua orang. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. umum,



iatirahat berarti suatu keadaan tenan,



rileks,



Secara tanpa



tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah. a) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. b) Sarankan ibu untuk kembali kekegiatan kegiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. c) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal : (1) Mengurangi jumlah asi yang di prosuksi. (2) Memperlambat proses imvolusi uterus dan memperbanyak perdarahan. (3) Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri d) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang iatirahat dapat mengurangi produksi asi, memperlambat proses involusi uterus dan meperbanyak pendarahan menyebabkan dwpresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayinnya 4) Mengajak ibu untuk menjaga kebersihan diri Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,



mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta



lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perenium dengan baik menggunakan antiseptik (pk-detol) dan selalu di ingat bahwa membersihakan perinium daei arah depan ke blakang.



13



Jaga kebersihan diri secara



keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit. 5) Mengajak ibu menjaga kebersihan bagian tubuh lain a) Kebersihan rambut Setelah bayi lahir,



ibu mungkin akan mengalami



kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaan lebih tipis di bandingkan keadaan normal jumlah dan lamannya kerontokan Berbeda beda antara yang satu wanita dengan wanita yang lain. Meakipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup lalu menghunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut b) Kebersihan kulit Setelah persalinan, extra cairan tubuh yang di butuhkan saat hamil akan di keluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam mingguminggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasannya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering c) Kebersihan vulva dan sekitarnya mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke blakang,



baru kemudian memberaihkan daerah



sekitar anus. Beraihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar. (1) Mengajak ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari kain dapat di gunakan ulang jika telah dicuci dwngan baik dan di keringkan do bawah matahari atau di setrika.



14



(2) Mengajak ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesuadah membersihkan daerah kelaminnya. (3) Kalau ada luka episiotomi atau laserasi, beritahukan ibu untuk menghindari mwnyentuh luka,



cebok dengan air



dingin atau. Cuci meggunakan sabun. Perawatan luka perenium bertujuan untuk mencegah infeksi meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan perawatan luka perenium dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genetal dengan air dan sabun setiap kali habis BAB atau BAK yang di mulai dengan mencuci bagiab depan, baru kemudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu di anjurkan untuk mencuci tangan. Pembalit hemdaknay di ganti minimal dua kali sehari. 6) Mengarahkan ibu agar memakai pakaian bersih yang sesuai untuk ibu dan bayinnya. Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan extra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada swhingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea 7) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produkai air susu, yang sangat di butuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kualitas dan jumblah makanan uang di konsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah asi yang di hasilkan, ibu menyusui di sarankan memperloleb tambahan zat makanan 800kkal yang di gunakan untuk memproduksi asi dan untum aktivitas ibu itu



15



sendiri status gizi ibu seyelah peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian di ikuti masa laktasi, tidak segerah pulih dan ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan yang pendek,



akan



menyebabkan ibu mengalami kekurangan gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam status gizi yang kurang dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya.



Oleh karena itu, ibu yang



menyusui anaknya harus di berikan pengetahuan tentang gizi Gizi ibu nifas, tetap berpedoman pada 4 sehat 5 sempurna dengan menu seimbang. Kuantitas dan kualitas makanan ibu yang baik pada saat masa nifas akan mempengaruhi produksi ASI. Jika keadaan gizi ibu baik secara kuantitas akan terproduksi ASI lebih banyak dari pada dengan kurang gizi. Sedangkan secara kualitas tidak banyak di pengaruhi kecuali lemak, vitamin dan mineral. Pada dasarnya menu untuk ibu hamil dan menyusui porai makan baik nasi maupun lauk pauknya lebih.



C. Upaya Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan 1. Upaya promotif Upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status atau derajat kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan



kesehatnnya.



Dalam



suatu



survei



dinegara-negara



berkembang dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80-85% orang yang benar-benar sehat apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan bagaimana memelihara kesehatan, maka kelompok ini akan menurun jumlahnya dan kelompok orang yang sakit akan meningkat. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat penting untuk mengurangi AKI, AKA, dan AKB.



16



Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dimulai sejak awal kehamilan sampai mendekati



persalinan, diteruskan oleh



upaya



penyembuhan (kuratif) sebagai pertolongan persalinan yang memadai sesuai dengan tingkat risikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi atau pemberian ASI dan keluarga berencana (KB). Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga belum diberikan informasi mengeani kondisi ibu hamil. Upaya promitif dalam praktik kebidanan pada ibu hamil adalah dengan mencegah adanya anemia dalam kehamilan melalui penyuluhanpenyuluhan dan kegiatan-kegiatan lain. Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu dalam kehamilan maupun persalinan. Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematurus, syok dan lain-lain. Karena itulah usaha promotif dalam peningkatan gizi ibu hamil sangat dipentingkan untuk mengurangi angka kehamilan dengan anemia untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Adapun usaha promotifnya adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pencegahan anemia dengan perbaikan gizi yaitu dengan menjelaskan dan mengionformasikan mengenai pola nutrisi yang baik bagi ibu hamil untuk menunjang kesehatan ibu dan pertumbuhan janin yang baik. Upaya promotif dalam praktik kebidanan pada ibu untuk anak tentang pemberian imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai keuntungan-keuntungan yang didapat setelah pemberian imunisasi, serta bahaya apabila imunisasi tersebut tidak diberikan. Selain itu juga menjelaskan mengenai gizi seimbang yang baik untuk diberikan kepada anak guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal serta menghindari terjadinya gizi buruk pada anak. Pentingnya usaha pelayanan kebidanan promotif bagi bayi dan anak dengan berbagai upaya penyuluhan ataupun kegiatan promotif lainnya agar angka gizi buruk



17



dapat terus berkurang agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berlangsung dengan baik. Adapun bentuk usaha promotifnya adalah dapat berupaya berbagai penyuluhan ataupun kegiatan lainnya yang biasa dilakukan di posyandu-posyandu bayi dan balita. Contoh upaya tindakan bidan secara promotif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan yaitu : a. Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang pemenuhan dan pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya. b. Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan akibat jika tidak di imunisasi pada bayi. c. Melakukan



penyuluhan



untuk



memberikan



informasi



tentang



pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita. d. Pemrikasaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui tentang keadaan organ reproduksinya. e. Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil. f. Penyuluhan tantang gizi ibu hamil karena selama kehamilan ibu mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi tersebut. g. Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu tanda tersebut. h. Memberikan informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan untuk masa laktasi nantinya. i. Memberikan informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan. j. Memberikan informasi tentang kebutuhan gizi, kebutuhan hygiene, perawatan gigi dan lain-lain. k. Memberikan informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia.



18



l. Memberikan informasi tentang menopause paad lansia. m. Memberikan informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada masa lansia. n. Memberikan promosi kesehatan tentang pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang baru melahirkan. Promosi (peningkatan) adalah meningkatkan agar status kesehatan menjadi semakin meningkat, misalnya pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif yang dapat membantu meningkatkan kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah terkena penyakit. 2. Upaya preventif Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang berisiko tinggi misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui, BBL, para perokok, obesitas, para pekerja seks dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit (primary prevention) upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, Pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah agar tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya ganguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005: 145). Contoh tindakan upaya preventif yang dilakukan dalam pelayanan kebidanan yaitu : a. Imunisasi terhadap bayi, balita serta ibu hamil.



19



b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, ibu hamil, remaja, lansia dan lain-lain) melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah. c. Posyandu untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita. d. Pemberian Vitamin A, yodium mealaui posyandu, puskesmas maupun BPM. e. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui. f. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari anemia. g. Mobilisasi tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan melancarkan sirkulasi ibu. h. Pencegahan terjadinya komplikasi pada saat persalinan. i. Pencegahan komplikasi pada saat nifas. j. Pemeriksaan kesehatan secara berkala. Preventif (pencegahan) adalah mencegah agar jangan sampai terkena penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, misalnya yang paling sederhana yautu mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar agar terhindar dari penyakit diare. 3. Upaya pelayanan secara kuratif Kuratif (pengobatan) adalah nama lain dari proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Misalnya: Balita yang menderiat pneumonia tentu membutuhkan pengobatan anitibiotik. Penyakit ini akan mengganggu tumbuh kembang balita tersebut: balita tidak suka makan yang mungkin berakibat pada penurunan status gizi balita upaya-upaya kuaratif yang dapat dilakukan oleh seorang bidan dalam pelayanan kebidanan meliputi hal-hal sebagai berikut. a. Pelayanan kebidanan terhadap bayi pada usia 0 bulan sampai dengan 12 bulan baik bertindak sebagai bidan mandiri maupun dalam tugas kiolaborasa adalah: 1) Bidan dalam tugas mandiri dengan tindakan a) Pemberian vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan.



20



b) Pemberian obat tetes mata. 2) Bidan dalam tugas kolaborasi dengan: a) Pengobatan pada kasus asfiksia berat. b) Pengobatan mata pada bayi dengan ibu yang menderita gonorhoeae dengan memberikan antibiotik. c) Pengobatan pada kasus intracranial. d) Pengobatan pada kasus hypoglikomia. e) Pengobatan pada kasus infeksi lainnya. b. Pelayanan bidan terhadap balita baik bertindak sebagai bidan mandiri maupun dalam tugas kolaborasi adalah: 1) Bidan dalam tugas mandiri dengan tindakan pengobatan diare tanpa rehidrasi. 2) Bidan dalam tugas kolaborasi dengan: a) Pengobatan pada kasus infeksi saluran pernafasan (ISPA) b) Pengobatan pada kasus cacingan. c) Pengobatan pada kasus gizi buruk. d) Pengobatan pada penyakit infeksi lainnya. c. Pelayanan bidan terhadap remaja baik bertindak sebagai bidan mandiri maupun dalam tugas kolaborasi adalah: 1) Bidan dalam tugas mandiri dengan tindakan a) Pengobatan pada kasus disminore. b) Pengobatan pada kasus anemia ringan. c) Jahitan pada ruptur serviks dan mukosa vagina pada kasus remaja korban perkosaan. 2) Bidan dalam tigas kolaborasi dengan: a) Pengobatan pada kasus anemia berat. b) Pengobatan pada kasus flour albus. d. Pelayanan bidan terhadap pasangan usia subur atau wanita usia subur baik bertindak sebagai bidan mandiri maupun dalam tugas kolaborasi adalah.



21



1) Bidan dalam tugas mandiri dengan tindakan pengobatan efek samping pemakaian alat kontrasepsi. 2) Bidan dalam tugas kolaborasi dengan: a) Pengobatan penyakit menular seksual. b) Pengobatan pada kasus penyakit radang panggul. e. Pelayanan bidan terhadap ibu hamil baik bertindak sebagai bidan mandiri maupun dalam tugas kolaborasi adalah. 1) Bidan dalam tugas mandiri dengan tindakan . a) Pengobatan pada kasus hiperemesis gravidarum tingkat 1 dan hiperemesis gravidarum tingkat 2. b) Pengobatan pada kasus anemia ringan. 2) Bidan dalam tugas kolaborasi dengan. a) Pengobatan pada kasus hiperemesis tingkat 3. b) Pengobatan pada kasus anemia berat. c) Pengobatan pada kasus kehamilan dengan penyakit yang menyertai seperti jantung, DM, dan lain-lain. f. Pelayanan bidan terhadap ibu bersalin baik bertindak sebagai bidan mandiri maupun dalam tugas kolaborasi adalah. 1) Bidan dalam tugas mandiri dengan tindakan. a) Manajemen aktif kala 3. b) Pengobatan kasus atonia uteri. c) Ibu bersalin dengan ruptur serviks mukosa. d) Jahitan pada vagina dan perineum. 2) Bidan dalam tugas kolaborasi dengan: a) Pengobatan pada kasus inersia uteri. b) Pengobatan pada kasus perdarahan. g. Pelayanan bidan terhadap ibu nifas baik bertindak sebagai bidan mandiri maupun dalam tugas kolaborasi adalah. 1) Bidan dalam tugas mandiri dengan tindakan pengobatan pada subinvolusio. 2) Bidan dalam tugas kolaborasi dengan .



22



a) Pengobatan pada mastitis. b) Pengobatan pada perdarahan post partum sekunder. c) Pengobatan pada kasus vaginitis. d) Pengobatan pada kasus abses payudara. h. Pada Klimakterium atau menopouse bidan dapat berperan pada kolaborasi dengan tindakan terafi sulih hormon (TSH). 4. Rehabilitatif Upaya rehabilitatif adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi atau mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prefention). Contoh upaya rehabilitatif dalam kebidanan. a. Pemulihan keadaan pasca sakit pada bayi dan balita b. Latiha fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit sebagai usaha pemeliharaan kesehatan. c. Istirahat yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil pasca sakit. d. Mobilisasi dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan cara ibu dapat mengubah posisi dan berjalan-jalan sekurangkurangnya 6 jam setelah melahirkan. e. Latihan fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam nifas atau senam kegel untuk membantu memulihkan alat kandungan ibu setelah melahirkan. f. Pemenuhan gizi pada ibu nifas. g. Ruang lingkup berdasarkan tingkat pelayanan. Pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Leavel dan clark dalam bukunya “Preventif medicine for the doctor in his community” usahausaha pencegahan itu adalah. 1. Masa sebelum sakit (prepatogenesis) a. Promosi kesehatan (health promotion)



23



Tingkat pencegaha yang pertama, yaitu promotion of health oleh para ahli kesehatan masyaraka indonesia diterjemahkan menjadi peningkatan kesehatan, bukan promosi kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang terkandung dalam istilah promotion of health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu melalui asupan gizi seimbang, olah raga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat tidak terserang penyakit. Namun demikian bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan clark dalam penjelasannya tentang promotion of health menyataka bahwa selain melalui peningkatan gizi dan lain-lain, peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan (health education) kepada individu dan masyarakat. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.



Menurut



macfoedz



ircham



dalam



bukunya



Pendidikan Kesehatan bagian dari promosi kesehatan, usaha untuk mempertinggi nilai kesehatan diantaranya: 1) Penyediaan makanan



sehat



cukup



kualitas



maupun



kuantitas. 2) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan. 3) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyaraket. 4) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Peran bidan dalam promisi kesehatan (Health promotion) 1) Memberikan penyuluhan kepada individu dan masyarakat tentang asupan makanan yang bergizi. 2) Melakukan penyuluhan dan usaha perbaikan sanitasi lingkungan dengan mengikutsertakan tokoh masyarakat dan masyarakat didalam kegiatan tersebut. 3) Memberikan



pelayanan



kesehatan



kepada



individu,



keluarga dan masyarakat. Pengertian dari pelayanan



24



kesehatan maksimal menurul Supariyasa (2010) adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif (pendidikan kesehatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (perawatan) dengan berdasarkan pada UU No.44 pasal 1 tahun 2009 tentang rumah sakit. 4) Memberikan



pendidikan



kesehatan



kepada



individu,



keluarga dan masyarakat. b. Perlindunngan khusus (Spesific protection) Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang: 1) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus. 2) Penggunaan kondom untuk mencegah penyakit HIV/AIDS. 3) Perlindungan kecelakaan baik ditempat umum maupun ditempat kerja. 4) Perlindungan terhadap korban penganiayaan, pelecehan seksual dan diskriminasi terhadap hak reproduksi wanita, tindakan kekerasan pada anak maupun wanita. Peran bidan dalam usaha perlindungan khusus (spesific protection) 1) Memberikan imunisasi kepada bayi dan balita serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pemberian imunisasi. 2) Memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi serta kondom untuk perlindungan dari penyakit menular seksual. 2. Masa saat sakit (patogenesis) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis prompttreatment) Tujuan utama dari usaha ini adalah:



25



a) Pengobatan yang setepat-tepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna. b) Pencegahan penularan kepada orang lain (bila penyakitnya menular). c) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan oleh suatu penyakit. Beberapa usaha diantaranya: a) Case Finding yaitu mencari penderita di masyarakat dengan jalan



pemeriksaan



misalnya



pemeriksaan



laboratorium,



pemeriksaam pap smear, dan sebagainya serta memberikan pengobatan. b) Contact tracing mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular dan penyakit infeksi untuk diawasi bila penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan, misalnya pada wanita yang menderita penyakit menular seksual seperti gonorhoeae, sifilis, hepatitis B, HIV/AID dan lain sebagainya. Pasangan diperiksa dan diberi pengobatan agar penyakitnya tersebut dapat sembuh. Pendidikan



kesehatan



pada



masyarakat



agar



dapat



mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu mengetahui dan menyadari bahaya penyakit kelamin untuk dirinya, keluarga dan keturunannya agar mereka menyadari penularan penyakit kelamin tersebut. maka mereka yang telah berbuat segera memeriksakan dirinya untuk segera diobati. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan tidak hanya tergantung pada baiknya obat serta keahlian tenaga kesehatan, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang lama menyebabkan usaha penyembuhan lebih sulit bahkan mungkin



26



tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker yang terlambat (Suryati, dkk.2009). Peran bidan dalam usaha diagnosiss didni dan pengobatan segera (Early Diagnosis And Promotif Treatment) : 1) Melaksanakan program pemeriksaan gratis diwilayah desa dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya. 2) Memberikan penyuluhan pentingnya dilakukan diagnosis dini. 3) Melaksanakan program pemeriksaan Pap Smear, IVA. 4) Memberikan pelatihan pada masyarakat khususnya wanita dalam melakukan pemeriksaan SADARI. 5) Segera



melakukan



rujukan



atau



kolaborasi



apabila



menemui penderita yang mengalami penyakit berbahaya atau komplikasi. c) Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan ekerja yang diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit) usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early Diagnosis and Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat (tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin. Beberapa usaha diantaranya: 1) Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan. 2) Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan pemeriksaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya agar penderita dapat sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut.



27



Peran bidan dalam usaha (Disabelity Limitation) 1) Memberikan pengobatan dan perawatan agar penderita sembuh dan tidak terjadi komplikasi. 2) Melakukan pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan. 3) Melakukan perbaikan fasilitas kesehatan dengan mengikut sertakan



masyarakat



sebagai



penunjang



untuk



dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif. 3. Rehabilitasi (Rehabilitation) Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita kedalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyrakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat. Rehabilitasi ini terdiri ats : a. Rehabilitasi fisik Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini yaitu dengan menggunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki sesungguhnya. b. Rehabilitasi mental Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan. Seringkali dengan bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kemasyarakat. c. Rehabilitasi sosial vakosional Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan atau jabatan adalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidakmampuannnya.



28



d. Rehabilitasi aesthetis Yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: penggunaan mata palsu. (Suyati, dkk. 2009). Peran bidan dalam rehabilitasi (Rehabilitation) : 1) Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. 2) Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. 3) Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit. 4) Memberikan konseling pada penderita kecacatan agar tetap bersemangat dalam memulihkan kesehatan. 5) Memberikan



keyakinan



menumbuhkan



dalam



kepercayaan



diri



kesembuhan, untuk



serta



bersosialisasi



dengan masyarajat agar dapat menerima pasien sama seperti individu normal lainnya. 6) Memberikan pendidikan kesehatn agar hal yang lebih buruk tidak terjadi pada kesehatan pasien (Sindiariyani, 2011).



D. Sasaran Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan Sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat. Masyarakat dapat dilihat dalam konteks komunitas, keluarga, mauapun individu. Sasaran promosi kesehatan dapat juga dikelompokan menurut ruang lingkupnya yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum dan institusi pelayan kesehatan. Sasaran promosi kesehatan dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu promosi kesehatan individual dengan sasaran individu, promosi kesehatan



29



kelompok dengan sasaran kelompok dan promosi kesehatan masyarakat dengan sasaran masayarakat luas. Kelompok sasaran promosi kesehatan juga dibedakan menjadi tiga. 1. Sasaran primer (Primary target) Sasaran langsung pada masyarakat sesuai misi pemberdayaan upaya promosi kesehatan, meliputi kepala keluarga, ibu hamil atau menyusui dan anak sekolah. 2. Sasaran sekunder (Secondary target) Sasaran sesuai misi dengan dukungan sosial, meliputi tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama. Kelompok sasaran ini diharapkan



memberikan



promosi



kesehatan



pada



masyarakat



disekitarnya. 3. Sasaran tersier (Tertiery target) Sasaran misi advokasi meliputi pembuatan keputusan atau penentu kebijakan, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah. Kebijakan dari kelompok ini diharapkan dapat berdampak pada perilaku kelompok sasaran sekunder yang kemudian pada kelompok primer.



E. Promosi Kesehatan Dalam Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insan agar dapat menggunakan kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat. Kemandirian msyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan dan menjalankan upaya pemecahannya sendiri yang merupakan bagian dari kelangsungan pembangunan. GBHN mengamanatkan dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat. Kemampuan masyarakat perlu terus ditingkatkan untuk menolong masyarakat sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinanaan yang dilakukan oleh bidan sebagai bagian dari upaya



30



kesehatan masyarakat antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan untuk meningkatkan peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga, dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. Beberapa upaya promosi kesehatan yang dapat dilakukan oleh bidan antara lain upaya promosi kesehatan pra nikah, saat hamil, persalinan, nifas, dan menyususi. 1. Promosi Kesehatan Pra Nikah Promosi kesehatan pra nikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan reproduktif



kesehatannya pranikah.



yang



ditujukan



Pelayanan



kebidanan



pada



masyarakat



diawali



dengan



pemeliharaan kesehatan para calon ibu. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja diberi pengertian tentang hubungan seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan persalinan, serta pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan. Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasihat tentang kesehatan pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual para calon ibu. Nasihat atau informasi



yang diberikan menggunakan bahasa



yang mudah



dimengerti karena bersifat pribadi dan sensitif. Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat ganguan sistem reproduksinya harus segara ditangani. Ganguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologis dan lingkungan sosial remaja itu sendiri. Bial masalah kesehatan remaja tersebut sangat kompleks, sebaiknya dikonsultasikan keahli yang relefan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut



31



memengaruhi kondisi kesehatan para remaja yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam memesuki masa perkawinan dan kehamilan. Pemeriksaan kesehatan dianjurkan bagi remaja yang akan menikah. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini kondisi kesehatan para remaja. Jika ditemukan penyakit atau kelainan didalam diri remaja, maka tindakan pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tuidak diatasi, maka diupayakan agar masalah tersebut tidak bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya remaja penderita penyakit jantung yang sedanga hamil harus memeriksakan kesehatannya secara teratur. Remaja yang menderita AIDS harus menjaga pasangannnya agar tidak terkena virus HIV dengan mengguanakan kondom saat bersenggama bila sudah menikah. Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok atau kumpulan remaja seperti karang taruna, pramuka, organisasi wanita remaja, dan sebagainya. Para remaja



yang



terhimpun



dalam



organisasi



masyarakat



perlu



diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi peran sebagai istri dapat dilakukan dengan baik. Pembinaan kesehatan remaja, terutama remaja wanita, tidak hanya ditujukan hanya pada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Pakta perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan juga dalam membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui di dalam membina kesehatan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja. Bimbingan terhadap antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Perkawinan yang Sehat



32



Remaja dibimbing tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi perkawinan ditinjau dari sudut kesehatan. Perkawinan bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan menghasilkan keturunan. Bayiyang dilahirkan atau keturunan ini diharapkan adalah bayi yang sehat dan direncanakan. Remaja diajarkan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta membinanya. Keluarga yang diidamkan (sejahtera) adalah keluarga yang memiliki norma keluarga kecil (jumlah keluarga yang ideal terdiri atas suami, istri, dan dua anak), bahagia, sejahtera, aman, tentram, disertai rasa ketakwaan kepada tuhan yang maha esa. Keluarga sejahtera juga memliki kemampuan sosial ekonomi yang mendukung kehidupan anggota keluarganya serta mampu menabung untuk masa depan. Selain itu, keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong peningkatan tarap hidup keluarga lain, b. Sistem reproduksi dan masalah lainnya Tidak semua remaja memahami sitem reproduksi manusia. Membicarakan sistem reproduksi dianggap tabu bagi beberapa kalangan remaja. Penjelasan mengenai perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan perlu diberikan. Penjelasan mengenai perawatan bayi serta gangguan sistem reproduksi, seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan penyakit, juga hendaknya diberikan. Penyaklit sistem reproduksi yang dimaksud adalah penyakit-penyakit hbungan seksual, HIV/AIDS dan tumor. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya. Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-penyakit



yang



memberatkan



kehamilan



dan



membahayakan masa kehamilan atau persalinan. Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan,



33



antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anamia, dan tumor. c. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan Perubahan sikap yang perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan. Perubahan sikap dan perilaku dapat mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi ganguuan psikologis berubah seperti benci pada seseorang (suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan memungkinkan akibat perubahan perilaku pada masa persalinan atau masa pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi. Selain hal-hal tersebut masih ada lagi permasalahan remaja yang dikaitkan dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja sangan berat, maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya, bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan, remaja dirujuk ke dokter spesialis jiwa atau psikolog. Bimbingan remaja juga dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna, serta organisasi pelajar, dan pemuda. 2. Promosi Kesehatan saat Hamil Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embiro atau fetus didalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus bayi kembar atau triplet). Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu setelah pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia didalamnya disebut embrio (mimggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita hamil untuk pertama kalinya disebut Primigravida atau Gravida1. Seprang wanita yang belum pernah hamil disebut Gravida0.



34



Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu dan anak. Bidan harus memiliki data ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya. Dan data ini dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan sendiri atau di kantor desa atau dikelurahan. Dari data tersebut dapat diatur stategi pemeliharaan kesehatan ibu hamil. Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kehamilannya sedini mungkin. Anjuran tersebut disampaikan ke masyarakat melalui sekelompok ibu-ibu atau pemimpin desa. Bidan harus mengadakan pendekatan langsung kepada ibu hamil atau dapat dilakukan melalui dukun terlatih, kader, posyandu, atau peminat KIA. Pemeriksaan kehamilan dilakukan maksimal 4 kali, yaitu pada trimester 1: 1 kali, trimester 2: 1 kali, trimester 3: 1 kali. Pada ibu hamil dengan resiko tinggi pemeriksaan dilakukan lebih sering intensive. Melalui pemeriksaan teratur ini, perkembangan kesehatan ibu dapat diketahui. Bila ditemukan gangguan kesehatan, tindakan dapat dilakukan sesegera



mungkin.



Pemeriksaan



kesehatan



ibu



dilakukan



menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Didalam manajemen kebidanan, pemeriksaan kesehatan mencakup langkah identifikasi dan analisis masalah serta penentuan diagnosis. Pemeriksaan dilakukan dengan pengumpulan data subjektif yang dilakukan dengan wawancara atau anamnesis, lalu dilanjutkan dengan pengumpulan data objektif yang dilakukan dengan pemeriksaan fisik, melakukan diagnosis, rencana asuhan dan tindakan. 3. Promosi kesehatan persalinan Persalinan adalah suatu hal yang akan



dialami wanita dan



dianggap sebagai sesuatu yang alamia. Walaupun demikian, dimasa persalinan ibu memerlukan batuan bidan. Kehadiran bidan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis di dalam kondisi lingkungan yang sehat.



35



a. Kala I Awal kala I ditunjukan dengan kontraksi uterus ringan, rasa sakit mulai dari punggung dan meluas keperut bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10-15 menit dan berlangsung selama 30 detik. Dari vagina keluar cairan yang berlendir dan campuran sedikit darah. Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut jantung bayi. Denyut jantung bayi diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa setiap 4 jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan mulai berlangsung dan diupayakan agar ibu tenang. Bila ketuban belum pecah, ibu diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan biasa. Bila kontraksi uterus semakin kuat 3-5 menit, permeriksaan dalam dilakukan. Dalam kondisi demikian, serviks membuka dari 3-8 cm dan diperiksa apakah ketubah sudah pecah. Ibu mungkuin merasa cermas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan dapa panggul bertambah. Bidan selalu disamping ibu, ibu diajari bernafas dengan dada selama kontraksi untuk menenangkan. Ibu dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk menyimpan tenaga. Seluruh alat persalinan, termasuk tempat tidur ibu dan bayi, disediakan. Menjelang akhir kala I, umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai dan tangan bergetar. Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerah-merahan. Dalam kondisi demikian ibu diminta bernafas dengan dada. b. Kala II Pada kala II bidan malukan tindakan sebagai berikut. 1) Mengajarkan ibu cara mengedan saat kontraksi muncul 2) Menganjurkan cara menarik nafas dalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut, kepala diangkat dan mengedan dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat bersamaan ibu diminta



36



mengendurkan otot dasar panggul, ibu mengendan selama kontraksi dan beristirahat saat kontraksi berhenti. 3) Menyokong kepala bayi segera setelah bayi melintas mulut vagina. Kepala tersebut sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan mulut bayi. 4) Meletakan bayi diatas perut ibunyauntuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) 5) Memberi ucapan selamat kepda ibu dan memberitahuan tentang keadaan dan jenis kelamin bayinya c. Kala III Periode waktu pada kala III ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontaksi rahim dan tidak nyeri. Tanda-tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengejan bila rahim berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina. d. Kala IV Pada fase ini uterus teraba dan berkontraksi secara berkala, perdarahan dari vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Selama fase ini, ibu istirahat total ditempat tidur dan langsung diberi minum bila kehausan. Perdarahan pervaginam, selalu diamati demikian pula tanda-tanda vital. 4. Promisi kesehatan nifas Masa nifas merupakan masa yang diawali dari beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir setelah 6minggu melahirkan. Termasuk kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca bersalin dan keluarganya. Hal ini diberikan untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas, sehingga ibu dan keluarga siap dan tau apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Tujuan promosi kesehatan nifas adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya (fisik maupun fisikologis), mendukung dan meperkuat



37



keyakinan diri ibu, memungkinkan ibu berperan dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus, serta memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehan diri, nutrisi, keluarga berencana (KB), menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya. Bidan sangat dibutuhkan dlam menghadapi dan memantau ibu pasca persalinan ini, terutama selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan,kondisi ibu rentan akan komplikasikomplikasi. Tanyakan tentang perasaan ibu sebab biasanya ibu merasa lelah dan lemah. Keadaan fisiknya diperiksa terutama uterus, tandatanda vital, dan daerah vagina. Bila keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera disusui lagi. Ibu dan bayi diberi kesempatan beristirahat. Makan ringan setiap waktu, bangun bila mau berkemih, bayi tidak boleh diberi apapun kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar menjaga kesehatan dirinya terutama buang air kecil dan air besar. Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mendeteksi atau menangani masalahmasalah yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga diberitahu untuk kontrol pada 6-8jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2minggu setelah persalinan dan 6 minggu setelah persalinan. 5. Promosi kesehatan menyusui Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan agar mengetahui dan mau menyusui anak-anaknya segera setelah lahir. Bidan memberi dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian ASI, komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI ekslusif, IMD, cara menyusui yang benar dan masalah dalam



38



menyusui



beserta



cara



mengatasinya.



Dengan



memberikan



pengetahuan tentang menyusui ini, tingkat kesehatan masyarakat diharapkan akan semakin meningkat. Ini berhubungan dengan manfaat ASI sendiri, yaitu menjaga tubuh agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi bayi).



39



BAB III PENUTUP A.



Kesimpulan



Kesehatan adalah kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia yang sehat akan mampu melaksanakan semua keperluan hidupnya dengan baik. Hidup sehat dapat dicapai oleh setiap manusia kalau mampu mengerti, memahami dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang kesehatan. Untuk mencapai kesehatan masyarakat sesuai keseluruhan kehadiran promosi kesehatan sangat memegang peranan penting. Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat didalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana meningkat.



40



DAFTAR PUSTAKA



bidanajaib. 2012. makalah promosi kesehatan terhadap ibu. blogspot.com http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/lingkup-promosikesehatan-dan.html http://suhartinii.blogspot.com/p/image.html



41