USTEK Masterplan Persampahan Denpasar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR



Bag an i



A.1. 1.



A



DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN



Data Organisasi Perusahaan Umum CV. TRI MATRA DISAIN terbentuk dengan dilandasi sikap kerjasama dan keinginan mengembangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi, dimana didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan berbekal ilmu



pengetahuan dan profesionalisme yang



tinggi. CV. TRI



MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada Tanggal 27 Januari 1992 di Denpasar - Bali dengan lingkup layanan Bidang Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal. Disisi lain, CV. TRI MATRA DISAIN didirikan dengan tujuan untuk memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi serta



mengantisipasi



perkembangan



pembangunan



yang



ada.



Perkembangan dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan dengan laju pembangunan bangsa dituntut adanya sumber daya manusia yang handal dengan



profesionalisme



tinggi



dalam



usaha



peningkatan



pembangunan. Meningkatnya profesionalisme telah mampu



kualitas mengikuti



perkembangan pembangunan, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya mutu layanan yang diberikan dibidang jasa konsultasi. Dalam meningkatkan mutu pelayanan CV. TRI MATRA DISAIN didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidangnya masing-masing. Serta dalam hal penanganan berbagai masalah pekerjaan, CV. TRI MATRA DISAIN ada dalam posisi untuk CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



1



mendapatkan solusi teknik terbaik dan pendekatan ekonomis untuk masingmasing penyelesaian permasalahan. CV. TRI MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada tanggal 20 April 1984 di Denpasar - Bali dengan lingkup layanan Bidang Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, dan Mekanikal dan Elektrikal. Konsultan ini didirikan dengan tujuan untuk berpartisipasi dan mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional khususnya dalam memberikan pelayanan di bidang jasa konsultansi. 2.



Data Administrasi Data – data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan untuk memudah bagi pengguna jasa yang akan mempercayakan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan. Data Administrasi CV. TRI MATRA DISAIN adalah sebagai berikut : Nama Perusahaan



: CV. TRI MATRA DISAIN



Bentuk Badan Usaha



: Perseroan Komanditer



Alamat Kantor Pusat



: Jalan Tunggul Ametung I/9 Denpasar Bali



Akte Pendirian Perusahaan : No. 63 Tanggal 27 Januari 1992 Notaris Amir Sjarifudin, SH. Akte Perubahan



: Nomor 39 Mei 2007 Notaris Ida Ayu Dwi Lestari, SH.



NPWP Perusahaan



: No. 01.543.621.5-901.000



Ijin Usaha



: IUJK No. 2203.1.91.92.01153



Keanggotaan Profesi



: INKINDO No. 5049/P/0057.BL (Anggota Penuh)



Sertifikat Badan Usaha



: No. A008-2-BL71-000007



3.



Organisasi Perusahaan Untuk operasional perusahaan CV. TRI MATRA DISAIN dilakukan oleh beberapa pengurus perusahaan yang memiliki pengalaman manajemen dan pengalaman teknis yang di koordinir oleh seorang Direktur.



4.



Struktur Organisasi Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan CV. Tri Matra Disain seperti tergambar pada diagram berikut.



DIREKTUR



DIVISI PERENCANAAN TEKNIK DIVISI PENGAWASAN TEKNIK



DIVISI



ADMINISTRASI



PROYEK



A.2.



Pengalaman Perusahaan. Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa konsultansi bersama ini pula kami prsentasikan jenis pekerjaan sejenis yang pernah ditangani sesuai dengan Bidang dan Sub Bidang Layanan yang dimiliki meliputi Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan seperti Perencanaan dan Pengawasan Embung, Sistem Irigasi, Sarana dan Prasarana Penyediaan Air Baku, untuk bidang Teknik Lingkungan seperti penyusunan AMDAL, UKL & UPL dan Perencanaan Kota dan Wilayah.



1. Pengalaman dalam Jasa Inspeksi Teknis/Supervisi Bidang Sipil Keairan Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan. Dalam



bidang



pengembangan



dan



pengelolaan sumber daya air CV. TRI MATRA DISAIN telah berpengalaman dalam perencanaan embung, bendung, sistem penyediaan air baku, jaringan irigasi, pengamanan pantai dan pengendalian banjir dan bangunan air lainnya. Untuk perencanaan Embung untuk rencana penyediaan air baku, CV. TRI MATRA DISAIN telah melaksanakan kegiatan perencanaan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten karangasem yaitu Perencanaan Embung Lean di Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem, dengan lingkup pekerjaan yaitu survei topografi, investigasi geoteknik, perencanaan detail embung dan bangunan penunjang, rencana biaya konstruksi dan penyusunan O & P. Perencanaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi meliputi Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi D,I Manduang di Kabupaten Klungkung. Adapun lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi survei inventarisasi kondisi eksisting jaringan, survei sosial ekonomi pertanian, survei kelembagaan, perencanaan pola tanam, perencanaan detail bangunan dan jaringan irigasi dan penyusunan biaya konstruksi



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR Pengalaman



dibidang



pengamanan



daerah



perencanaan pantai



yang



pernah dilaksanakan yaitu Studi Kelayakan Rehabilitasi Pantai Pengaman Pariwisata Karangasem



di Kabupaten



dari



Pemerintah



Kabupaten Karangasem.



Dalam Bidang Sipil CV. TRI MATRA DISAIN juga telah berpengalaman dalam desain teknis dan jasa`survei sebagai berikut : 1. Desain Teknis Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air diantaranya : 



Desain Sistem Penyediaan Air Bersih Telagawaja Di Kabupaten Karangasem.







Desain Pengamanan Pantai di Nusa Penida







Survei



Geolistrik



untuk



Pengembangan



Kabupaten Buleleng. 2. Desain Teknis Sarana Transportasi diantaranya 



Detail



Desain



Ruas



Air



Tanah



di



:



Jalan



Kawasan Pedesaan di Kabupaten Karangasem,



dan



Kabupaten



Buleleng Provinsi Bali. 



Master



Plan



Pengembangan



Pelabuhan Benoa. 



Master Plan Utilitas Kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung.



3. Jasa



Survei



Geohidrologi



Topografi, dan



Geoteknik



diantaranya :



CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



5



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR 



Survei Topografi Site untuk Pembangunan Sangrilla Hotel di Jimbaran – Bali.







Survei Geolistrik Untuk Pengembangan Air Tanah di Kawasan Wisata Batuampar Kabupaten Buleleng.







Survei Geoteknik untuk Perencanaan Pondasi Gedung dan Bangunan Lainnya.



2. Bidang Arsitektur Untuk Desain Teknik dan Supervisi Konstruksi



Bidang



Arsitektur,



baik



Arsitektur Gedung, Landscape, Interior dan Ekterior CV. TRI MATRA DISAIN didukung oleh Arsitektur Tradisional Bali dan



Arsitektur



Modern



dan



telah



menghasilkan beberapa desain Villa, Hotel, dan Gedung Kantor Instansi Pemerintah, diantaranya : Desain Villa The Bale di Jimbaran – Bali. 



Kumara Sakti Hotel di Ubud – Gianyar.







Review Desain Arsitektur dan Supervisi Konstruksi Cafe dan Restoran The Wave Inna Kuta Beach Hotel Kuta – Bali. 



Desain



Interior



Villa



di



Canggu – Bali. 



Desain Gedung Kantor PT. Swadarma



Indotama



Finance Denpasar - Bali



CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



6



3. Bidang Tata Lingkungan. CV. TRI MATRA DISAIN dalam pelayanannya di bidang Tata Lingkungan telah berhasil menyelesaikan beberapa perencanaan seperti penyusunan UKL & UPL, Kajian Lingkungan. Beberapa pekerjaan yang telah dilaksanakan yaitu penysunan UKL & UPL Pembangunan Trash Rack di Tukad Mati dan UKL UPL Normalisasi Alur Tukad Teba. Dalam bidang Perencanaan Kota dan Wilayah CV. TRI MATRA DISAIN telah memiliki pengalaman dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Studi Penataan Kawasan. Dan pengalaman lainnya di bidang pengembangan dan pengelolaan sumber daya air yang telah banyak dilakukan dalam eksistinsinya di bidang jasa konsultan ditunjukkan pada bagian B mengenai uraian Pengalaman Perusahaan pada Data Teknis ini. Disamping itu CV. TRI MATRA DISAIN telah menyelesaikan beberapa paket pekerjaan. Bersama ini kami lampirkan daftar pengalaman perusahaan untuk pekerjaan sejenis selama periode 10 ( Sepuluh ) tahun terakhir Khusus pengalaman dalam Bidang Tata Lingkungan



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR BIDANG TATA LINGKUNGAN NO. 1



PENGGUNA JASA / SUMBER DANA



NAMA PAKET PEKERJAAN



2



3



LINGKUP LAYANAN 4



LOKASI



PERIODE



5



6



ORANG BULAN (MM) 7



NILAI KONTRAK (Rp.)



MITRA KERJA



8



9



1



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah II



Fasilitasi Prakarsa Masyarakat Dan Peningkatan RTH Perkotaan



- Bidang Tata Lingkungan



Kodya Denpasar 19 Agust 2011 S/D 16 Des 2011



15,00



446.363.000,00



-



2



- Pemerinah Provinsi Bali Bidang Tata Ruang Dan Cipta Karya - Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali



Penyusunan RTR Kawasan DAS Tukad Petanu



- Bidang Tata Lingkungan



Kab. Gianyar



2 Agust 2011 S/D 29 Des 2011



12,00



96.745.000,00



-



3



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali



Kampanye Publik



- Bidang Tata Lingkungan



Provinsi Bali



11 Agustus 2011 S/D 8 Nop 2011



5,00



96.745.000,00



-



4



- Pemerintah Provinsi Bali Dinas Pekerjaan Umum



Perencanaan Pengamanan Mata Air Jehem Mata Air Tirta Bulan Dan Mata Air Tirta Rare di Kabupaten Bangli



- Bidang Tata Lingkungan



Kab. Bangli



1 Juli 2011 S/D 28 Oktober 2011



9,50



112.546.000,00



-



5



- Pemerintah Provinsi Bali Dinas Pekerjaan Umum



Perencanaan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Telaga Waja Di Kec. Bebandem Kab. Karangasem



- Bidang Tata Lingkungan



Kab. Karangasem



20 Juni 2011 S/D 1 Nop 2011



16,50



213.408.000,00



-



6



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pembinaan Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan Dan Lingkungan Bali



Pekerjaan Rencana Tindak Penataan Permukiman Tradisional/ Bersejarah Kabupaten Buleleng



- Bidang Tata Lingkungan



Provinsi Bali



31 Mei 2011 S/D 27 Okt 2011



19,00



335.357.000,00



-



7



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pembinaan Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan Dan Lingkungan Bali



Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kabupaten Gianyar



- Bidang Tata Lingkungan



Kab. Gianyar



31 Mei 2011 S/D 26 Nop 2011



30,00



479.165.000,00



-



CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



8



8



- Departemen Pekerjaan Umum



Pekerjaan Rencana Tindak Penataan RTH



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng



31 Mei 2011 S/D 27 Sept 2011



10,00



236.989.000,00



-



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem



25 Mei 2011 S/D 21 Okt 2011



10,50



184.706.000,00



-



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Klungkung



25 Mei 2011 S/D 20 Nop 2011



9,00



184.277.000,00



-



- Bidang Tata Lingkungan Provinsi Bali



24 Mei 2011 S/D 20 Nop 2011



22,00



668.222.000,00



-



Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem



23 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011



14,00



372.350.000,00



-



Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng



12 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011



11,00



167.975.000,00



-



- Departemen Pekerjaan Umum



Penyusunan Rencana Tindak Penanganan



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Tabanan



12 Mei 2011 S/D 18 Nop 2011



12,00



167.975.000,00



-



Direktorat Jendral Cipta Karya



Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Jembrana



12 Mei 2011 S/D 8 Oktober 2011



20,50



236.665.000,00



-



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem



20 April 2011 S/D 25 Juli 2011



16,00



236.665.000,00



-



Direktorat Jendral Cipta Karya



Kabupaten Buleleng



- PPK Pembinaan Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Satker Penataan Bangunan Dan Lingkungan Bali 9



- Departemen Pekerjaan Umum



Monitoring dan Evaluasi Tahunan Embung Seraya



Dirjen SDA Balai Wilayah



Timur dan Muntig di Kabupaten Karangasem



Sungai Bali-Penida - PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air 10



- Departemen Pekerjaan Umum



Monitoring dan Evaluasi Garis Pantai dan Kinerja



Dirjen SDA Balai Wilayah



Bangunan Pengamanan Pantai di Kab. Gianyar



Sungai Bali-Penida



dan Kab. Klungkung



- PPK Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air 11



- Departemen Pekerjaan Umum



Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana



Direktorat Jendral Cipta Karya



PLP



- PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali



12



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali



13



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali



14



- PPK Pembinaan Teknis, Pengembangan



Kabupaten Tabanan.



Permukiman, Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Bali. 15



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat



Sumber



Studi Pengembangan Pemanfaatan Mata Air



Daya



Pulesai di Kabupaten Jembrana



Air - Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan



Program,



Satuan



Kerja



Balai



Wilayah Sungai Bali-Penida 16



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali



Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan Kabupaten Karangasem



17



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali



UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba



- Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar



14 April 2011 S/D 19 Juni 2011



6,00



74.360.000,00



-



18



- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali



Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan di Sengkidu



- Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem



7 April 2011 S/D 15 Agustus 2011



8,50



171.435.000,00



-



19



- Pemerinah Kabupaten Buleleng Kantor Lingkungan Hidup - PPK / PA Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng



Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng



- Bidang Tata Lingkungan



Kab. Buleleng



5 Oktober 2010 s/d 3 Desember 2010



4,50



39.600.000,00



20



- Pemerintah Kota Denpasar Badan Perencanaan Pembanguan Daerah



Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft Raperda RDTR Kecamatan Denpasar



- Bidang Tata Lingkungan



Kota Denpasar



23 Agustus 2010 s/d 20 Nop. 2010



7,00



86.410.000,00



- Kepala Bappeda Kota Denpasar, selaku PA/Pengguna Barang



Timur



21



- Pemerintah Kabupaten Badung Dinas Cipta Karya - PPK Kegiatan Pemutakhiran/ Updating Data Sarana dan Prasarana Pendidikan



Pemutakhiran/ Updating Data Sarana dan Prasarana Pendidikan



- Bidang Tata Lingkungan



Kabupaten Badung 19 Juli 2010 s/d 16 Sept 2010



3,00



48.999.000,00



22



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum - Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali



Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum IKK Abang Kabupaten Karangasem



- Bidang Inspeksi Teknis



16 Juni 2010 s/d 14 Oktober 2010



12,00



166.863.000,00



23



- Pemerintah Kabupaten Badung Badan Lingkungan Hidup - Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab. Badung selaku Pejabat Pengguna Anggaran Kegiatan Pemantauan Kualitas Lingkungan dengan Pek. Pemeriksaan Kualitas Lingkungan



Pemeriksaan Kualitas Lingkungan



- Bidang Tata Lingkungan



Kab. Badung



8 Juni 2010 s/d 4 Nopember 2010



14,00



97.900.000,00



24



- Pemerintah Prov. Bali



Konsultasi Publik Pengelolaan Sampah



- Bidang Tata Lingkungan



Tersebar di Prov. Ba



26 April 2010 s/d 24 Juli 2010



9,00



71.967.000,00



Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar



- Bidang Tata Lingkungan



Kab. Gianyar



19 April 2010 s/d 16 Agust 2010



13,00



244.483.000,00



Badan Lingkungan Hidup - Kegiatan Pengendalian Sampah 25



- Kementrian Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Penataan Lingkungan Permukiman (PLP) Sakter Penataan Bangunan dan



Kab. Karangasem



Lingkungan Bali



26



- Pemerintah Kabupaten Badung Dinas Cipta Karya - PPK Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang di Kabupaten Badung



Pemantauan Kawasan Suci Kabupaten Badung



- Bidang Tata Lingkungan



Kabupaten Badung 14 April 2010 s/d 12 Juli 2010



7,00



34.903.000,00



27



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum - Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali



Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Besakih



- Bidang Tata Lingkungan



Kab. Karangasem



08 September 2010 s/d 06 Desember 2010



10,00



97.927.000,00



28



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum



Perencanaan Air Minum Desa Duda, Duda Timur dan Kec. Sidemen Kab. Karangasem



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009



11,90



291.000.000,00



Perencanaan Air Minum IKK Manggis di Kab. Karangasem



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009



15,30



341.000.000,00



- Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali 29



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum - Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali



30



- Pemerintah Kab. Tabanan Kantor Lingkungan Hidup - Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Tabanan



Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Tabanan



19 Oktober 2009 s/d 17 Desember 2009



9,50



74.497.500,00



31



- Pemerintah Kab. Buleleng Kantor Lingkungan Hidup



Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Buleleng



3 September 2009 s/d 1 Desember 2009



7,40



87.505.000,00



- PPK/Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng 32



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum - Kepala Bidang Pertambangan



Penyusunan Statistik Pertambangan Batuan di Kab. Karangasem



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



9 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009



33



- Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur Metropolitan



DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta



- Bidang Inspeksi Teknis Bidang Inspeksi Teknis



Kawasan Kuta Kab. Badung



7 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009



93.893.000,00



14,00



283.459.000,00



34



- Departemen Pekerjaan Umum



Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem



Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK Perencanaan dan Program



Air Baku Telagawaja Di Kabupaten Karangasem



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



1 Juni 2009 s/d 29 Okt 2009



17,50



284.234.000,00



35



- Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - Direktorat PBL



Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang Tukad Badung Kota Denpasar



- Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar dan Bidang Inspeksi Teknis



11 Mei 2009 s/d 7 Sept. 2009



13,00



211.524.000,00



- PPK Pembinaan Teknis Bangunan Gedung (PTBG) Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan Bali 36



- Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klungkung - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Selaku Pejabat Pembuat Komitmen



Review Desain Teknis Rehabilitasi Tanggul Pengaman Pantai Jungut Batu



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Klungkung



28 April 2009 s/d 27 Mei 2009



4,00



30.336.000,00



37



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum



Perencanaan Penyediaan Air Baku Sanggalangit di Kab. Buleleng



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Buleleng



24 April 2009 s/d 22 Juli 2009



6,50



88.716.000,00



2 April 2009 s/d 3 Juni 2009



13,20



225.420.000,00



- Kepala Bidang Sumber Daya Air selaku Kuasa PA /Kuasa Pengguna Barang DPU. Prov. Bali 38



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum



Pembuatan Ded Sistem Distribusi Air Bersih Telaga Waja



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



39



- Pemerintah Kabupaten Badung Dinas Cipta Karya



Penyusunan Database Kegiatan Keciptakaryaan



- Bidang Inspeksi Teknis



Kabupaten Badung 20 Februari 2009 s/d 21 Mei 2009



5,00



44.660.000,00



Perencanaan Teknis Kegiatan Perbaikan Irigasi Subak di Kec. Manggis dan Abang



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



12 Pebruari 2009 s/d 12 Maret 2009



5,00



34.806.000,00



DED Perencanaan Jaringan Air Bersih / Air Minum di Kecamatan Selat dan Sidemen



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



11 Pebruari 2009 s/d 11 April 2009



3,00



29.914.000,00



DED Teknik Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai Lembongan



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Klungkung



11 Nopember 2008 s/d 10 Des 2008



10,00



120.350.000,00



- Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung 40



- Pemerintah Kab. Karangasem Dinas Pekerjaan Umum - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Karangasem / Pengguna Anggaran



41



- Pemerintah Kab. Karangasem Dinas Pekerjaan Umum - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kab. Karangasem / Pengguna Anggaran



42



Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klungkung



43



- Dep. Pekerjaan Umum



Survey Kondisi Sungai-sungai Potensial



- UPT Balai Pengelolaan Infrastruktur Kawasan Bali Utara



di Kawasan Bali Utara



- Bidang Inspeksi Teknis



di Kawasan Bali Utara



10 Nopember 2008 s/d 24 Des 2008



4,50



39.395.000,00



44



- Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya



Penyusunan Neraca DSDP



- Bidang Inspeksi Teknis



DED Pilot Project Composting Bangli



- Bidang Inspeksi Teknis



Kawasan SARBAGITA



9 September 2008 s/d 7 Desember 2008



3,00



46.420.000,00



28 Agustus 2008 s/d 6 Okt 2009



3,90



95.865.000,00



28 Agustus 2008 s/d 11 Nop. 2008



5,50



19.900.000,00



13,00



173.283.000,00



- PPK Pengembangan Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA



45



- Departemen Pekerjaan Umum - Satker Pengembangan penyehatan Lingk Permukiman Bali



46



- Pemerintah Prov. Bali Badan Lingkungan Hidup



dan Bidang Inspeksi Teknis Penyusunan Buku Konsep Taman Bali/ Bali Menuju pulau Taman



- Bidang Inspeksi Teknis



- (BLH) 47



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum - Kepala Bidang Pertambangan



Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Bangli



28 Agustus 2008 s/d 25 Nop. 2008



48



- Pemerintah Kab. Buleleng Kantor Lingkungan Hidup



Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Buleleng



4 Agustus 2008 s/d 2 Oktober 2008



49



- Departemen Pekerjaan Umum - Dirjen Cipta Karya Satker Pengembangan



Outline Plan Drainase Kawasan Kuta



- Bidang Inspeksi Teknis dan Bidang Inspeksi Teknis



Kawasan Kuta Kab. Badung



21 Juli 2008 s/d 22 Sept 2008



6,50



93.797.000,00



Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa Hidrant di Kabupaten Buleleng



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Buleleng



24 Juni 2008 s/d 22 Okt. 2008



12,00



172.227.000,00



125.050.000,00



Persampahandan Sanitasi Sarbagita 50



- Dep. Pekerjaan Umum Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK Perencanaan dan Program



51



- Dep. Pekerjaan Umum Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK Perencanaan dan Program



Studi Evaluasi Sistem Penyedian Air Baku Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Buleleng



23 Juni 2008 s/d 21 Okt. 2008



14,50



174.718.000,00



52



- Pemerintah Prov. Bali Badan Perenc. Pemb. Bali



Iventarisasi Kerusakan dan Bangunan Pengaman Pantai Serta Teknis Pengamanan Abrasi Pantai di Prov. Bali



- Bidang Inspeksi Teknis dan Inspeksi Teknis



Prov. Bali (tersebar)



16 Juni 2008 s/d 12 Nop 2008



20,00



238.060.000,00



53



- Pemerintah Provinsi Bali Dinas Pekerjaan Umum



Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan strategis Kota Denpasar, Kab. Tabanan, Kab, Badung



- Bidang Tata Lingkungan



Denpasar, Kab. Tabanan, Kab. Badung



23 Mei 2008 s/d 19 Sept 2008



7,00



86.806.000,00



Monitoring Perkembangan DAS SUB SWS 03.01.15 & 03.01.16 di Kab. Karangasem



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



14 Mei 2008 s/d 24 Agustus 2008



8,50



93.582.000,00



- Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang DPU. Provinsi Bali 54



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum



55



- Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum



Membuat Petunjuk O&P Untuk D.I. Cengcengan Kab. Gianyar



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab Gianyar



9 Mei 2008 s/d 6 Agustus 2008



9,00



47.465.000,00



56



- Pemerintah Prov. Bali (Bapedalda) Prov. Bali



Kajian Penuruan Muka Air Danau Batur



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Bangli



30 April 2008 s/d 27 Agst 2008



57



- Pemerintah Kab. Badung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah



Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang di Kab. Badung



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Badung



28 April 2008 s/d 28 Agust 2008



8,00



46.596.000,00



58



- Dep. Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Bali/PPK Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan.



Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil dan Kawasan Perdesaan Tertinggal di Nusa Penida Kabupaten Klungkung



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Klungkung



14 April 2008 s/d 12 Juli 2008



5,50



89.457.500,00



59



- Dirjen Cipta Karya Satker PengebanganPersampahan dan Sanitasi Sarbagita



Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan



- Bidang Inspeksi Teknis



Kota Denpasar



7 April 2008 s/d 6 Mei 2008



7,00



47.355.000,00



60



- Pemerintah Prov. Bali (Bapedalda) Prov. Bali



Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah



- Bidang Inspeksi Teknis



9 Kab./Kota Prov. Bali



3 April 2008 s/d 25 Nop. 2008



9,00



48.190.000,00



61



- Dinas Pekerjaan Umum Kab. Karangasem



FS. Perbaikan Lingkungan Permukiman di Kabupaten Karangasem



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



7 Nopember 2007 s/d 17 Des. 2007



4,50



59.321.000,00



62



Dinas Pekerjaan Umum Kab. Karangasem



FS. Rehabilitasi Pantai Penunjang Pariwisata



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



7 Nopember 2007 s/d 14 Des. 2007



6,50



59.411.000,00



63



Dinas Pekerjaan Umum Kab. Karangasem



Perencanaan 1 Unit Embung Dusun Lean Desa Bunutan Kecamatan Abang



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



7 Nopember 2007 s/d 16 Des 2007



8,50



84.714.000,00



91.762.000,00



64



- Pemerintah Kabupaten Klungkung Dinas Pekerjaan Umum - Kepala Dinas Pekerjaan Umum / Pengguna Anggaran



Perencanaan Teknis Rehabilitasi Bendung dan Jaringan Irigasi DI. Cai



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Karangasem



27 Juli 2006 s/d 12 Oktober 2006



4,50



75.250.000,00



65



- Dep. Pekerjaan Umum Dirjen Sumber Daya Air - Kepala Satuan Kerja Sementara



Studi Identifikasi Pra Desain Embung Daerah Kritis Air Kabupaten Buleleng



- Bidang Inspeksi Teknis



Kab. Buleleng



18 Juni 2005 s/d 20 Oktober 2005



6,00



93.582.000,00



Proyek Penyediaan Air Baku Bali



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR A.3.



Uraian Pengalaman Perusahaan Berdasarkan daftar pengalaman kerja pada Bab sebelumnya, maka kami



lampirkan uraian pengalaman kerja dari CV. Tri Matra Disain untuk pekerjaan sejenis selama periode 10 ( Sepuluh ) tahun terakhir.



15 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



:



PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali



2. NAMA PEKERJAAN



:



Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana PLP



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



:



Evaluasi Pemanfaatan Pembangunan Prasarana PLP



4 LOKASI PROYEK



: Kab. Gianyar dan Kab. Klungkung



5 NILAI KONTRAK



: Rp668.222.000



6 NO. KONTRAK



: KU.08.08/PIPLPM-TMD/11.18 tanggal 24 Mei 2011



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 24 Mei 2011 s/d 20 Nop 2011



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA : ) ALAMAT



: -



NEGARA ASAL



: -



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 9 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No. 1.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan -



-



2.



-



3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader



- Teknik Lingkungan



6,00



2



Ahli Penglolaan Sampah



- Teknik Lingkungan



4,00



3



Ahli Struktur Bangunan



- Teknik Sipil



4,00



4



Ahli Teknik Drainase



- Teknik Sipil



4,00



5



Ahli Air Limbah-1.



- Teknik Lingkungan



4,00



6



Ahli Air Limbah-2.



- Teknik Lingkungan



4,00



7



Ahli Mekanikal Elektrikal



- Teknik Elektro



2,00



8



Ahli Kelembagaan



- Hukum



2,00



9



Ahli Estimasi Biaya



- Teknik Sipil



3,00



JUMLAH



22,00



16



URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



: PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan



2. NAMA PEKERJAAN



: Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Penyusunan Data Base PLP 2004 - 2010



4 LOKASI PROYEK



: Kab. Buleleng



5 NILAI KONTRAK



: Rp167.975.000



6 NO. KONTRAK



: KU.08.08/PIPLPM-TMD.11.10 tanggal 12 Mei 2011



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 12 Mei 2011 s/d 18 Nopember 2011



PLP Bali



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : ALAMAT



: -



NEGARA ASAL



: -



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Bulan Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang : 5 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA No. 1.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan -



-



-



2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader



- Teknik Kimia



6,00



2



Ahli Teknik Lingkungan



- Teknik Lingkungan



1,00



3



Ahli Drainase Perkotaan



- Teknik Sipil



1,00



4



Ahli Ekonomi Perkotaan/Wilayah



- Ekonomi Pembangnan



1,00



5



Ahli Komputer



- Teknik Komputer



2,00 JUMLAH



11,00



17



URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



: PPK Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Bali



2. NAMA PEKERJAAN



: Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Konsultan Advisory Perencanaan Teknis dan RIS



4 LOKASI PROYEK



: Kab. Karangasem



5 NILAI KONTRAK



: Rp372.350.000



6 NO. KONTRAK



: KU.03.08/PKPAM-TMD/120 tanggal 23 Mei 2011



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 23 Mei 2011 s/d 18 Nopember 2011



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : ALAMAT



: -



NEGARA ASAL



: -



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 4 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA No. 1.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan -



-



-



2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader



- Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan



4,00



2



Ahli Air Minum



- Teknik Sipil



4,00



3



Ahli Kelembagaan



- Hukum



3,00



4



Ahli Keuangan



- Ekonomi



3,00 JUMLAH



14,00



18



URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



: PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Metropolitan Satker Pengembangan PLP Bali



2. NAMA PEKERJAAN



: UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: UKL / UPL Normalisasi Alur Tukad Teba



4 LOKASI PROYEK



: Kab. Denpasar



5 NILAI KONTRAK



: Rp74.360.000



6 NO. KONTRAK



: KU.08.08/PIPLPM-TMD/11.02 tanggal 14 April 2011



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 14 April 2011 s/d 19 Juni 2011



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )



: -



ALAMAT



: -



NEGARA ASAL



: -



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 3 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No. 1.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan -



-



-



2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Posisi



Keahlian



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader



- Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan



2,00



2



Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya



- Ekonomi Pembangunan



2,00



3



Ahli Kesehatan Masyarakat



- Teknik Kesehatan Masyarakat



2,00 JUMLAH



6,00



19



URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



: PPK Pengembangan Infrastruktur PLP Satker Pengembangan PLP Bali



2. NAMA PEKERJAAN



: Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Perencanaan Teknis 3R Skala Kawasan



4 LOKASI PROYEK



: Kab. Karangasem



5 NILAI KONTRAK



: Rp171.435.000



6 NO. KONTRAK



: KU.08.08/PIPLP-TMD/11.05 tanggal 7 April 2011



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 7 April 2011 s/d 15 Agustus 2011



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )



: -



ALAMAT



: -



NEGARA ASAL



: -



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 3 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No. 1.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan -



-



2.



-



3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Posisi



Keahlian



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader



- Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan



4,00



2



Ahli Sosiologi/Kelembagaan Masyarakat



- Kesehatan Masyarakat



2,50



3



Ahli Teknik Lingkungan



- Teknik Lingkungan



2,00 JUMLAH



8,50



20



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



: Pemerinah Kabupaten Buleleng Kantor Lingkungan Hidup



2. NAMA PEKERJAAN



: Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah



4 LOKASI PROYEK



: Kabupaten Buleleng



5 NILAI KONTRAK



: Rp39.600.000



6 NO. KONTRAK



: 600/1645/KLH



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 5 Oktober 2010 S/D 3 Desember 2010



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA



:



ADA ) ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 4 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Posisi



Keahlian



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader



- Teknik Biologi / Kimia



2,00



2



Ahli Kimia



- Ahli Biologi/Kimia



1,00



3



Ahli Lingkungan



- Teknik Lingkungan



1,50 Jumlah



4,50



21 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



1. PENGGUNA JASA



: Pemerintah Kabupaten Badung Badan Lingkungan Hidup



2. NAMA PEKERJAAN



: Pemeriksaan Kualitas Lingkungan



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Pemeriksaan Kualitas Lingkungan



4 LOKASI PROYEK



: Kabupaten Badung



5 NILAI KONTRAK



: Rp97.900.000



6 NO. KONTRAK



: 027/546/LH/2010 dan 096/TMD/KONT/VI/2010, tanggal 8 Juni 2010



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 8 Juni 2010 S/D 4 Nopember 2010



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA



:



ADA ) ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 3 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Ketua Tim



- Teknik Lingkungan



5,00



2



Ahli Lingkungan



- Teknik Lingkungan



4,00



3



Ahli Biologi



- Ahli Biologi



2,50



4



Ahli Kimia



- Ahli Kimia



2,50 Jumlah



14,00



1. PENGGUNA JASA



: Pemerintah Prov. Bali Badan Lingkungan Hidup



2. NAMA PEKERJAAN



: Konsultasi Publik RAPERDA Pengelolaan Sampah



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



:



4 LOKASI PROYEK



: Tersebar di Provinsi Bali



5 NILAI KONTRAK



: Rp71.967.000



6 NO. KONTRAK



: 027/1010/Bid. Was/2010 dan 26/KONT-CV. TMD/IV/2010, tanggal 26 April 2010



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 26 April 2010 S/D 24 Juli 2010



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )



:



ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 3 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Posisi



Keahlian



Jumlah Orang Bulan



1 2 3



Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan) - Ahli Hukum / Teknik Lingkungan Ahli Ilmu Lingkungan - Ahli Hukum Ahli Kelembagaan - Ahli Hukum



1 2



ASISTEN AHLI Ass. Ahli Lingkungan Ass. Ahli Kelembagaan



Jumlah



3,00 3,00 3,00 9,00 2,50 2,50



1. PENGGUNA JASA



: Pemerintah Kab. Tabanan Kantor Lingkungan Hidup



2. NAMA PEKERJAAN



: Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah



4 LOKASI PROYEK



: Kabupaten Tabanan



5 NILAI KONTRAK



: Rp74.497.500



6 NO. KONTRAK



: 660.1/723/KLH dan 09/TMD-KONT/X/2009, tanggal 19 Oktober 2009



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 19 Oktober 2009 S/D 17 Desember 2009



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA



:



ADA ) ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 6 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No. 1 2 3 4 5 6



Posisi Ketua Tim Ahli Lingkungan Ahli Hidrologi Ahli Biologi Ahli Sosial budaya Kedokteran



Keahlian



Jumlah Orang Bulan 2,00 1,51 1,50 1,50 1,50 1,50



- Teknik Lingkungan - Teknik Lingkungan - Teknik Sipil / Pengairan - Teknik Lingkungan - Ahli Sosial & Budaya - Kedokteran Jumlah



9,51



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR



URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



: Pemerintah Kab. Buleleng Kantor Lingkungan Hidup



2. NAMA PEKERJAAN



: Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah



4 LOKASI PROYEK



: Kabupaten B uleleng



5 NILAI KONTRAK



: Rp87.505.000



6 NO. KONTRAK



: 600/1149/KLH/2009 dan 03/CV. TMD/IX/2009, tanggal 3 September 2009



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 3 September 2009 S/D 1 Desember 2009



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )



:



ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 4 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader



- Teknik Biologi / Kimia



3,0



2



Ahli Kimia



- Ahli Biologi/Kimia



2,0



3



Ahli Sosial Budaya



- Ahli Sosial / Antropologi



1,2



4



Ahli Lingkungan



- Teknik Lingkungan



1,2 Jumlah



7,4



25 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan : Infrastruktur Metropolitan



2. NAMA PEKERJAAN



: DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta



4 LOKASI PROYEK



: Kawasan Kuta - Badung



5 NILAI KONTRAK



: Rp283.459.000



6 NO. KONTRAK



: Ku.08.08/PPLP. M-TMD/08.09



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 7 Juli 2009 S/D 6 Oktober 2009



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )



:



ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 6 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader/Ahli Lingkungan



- Teknik Sipil / Pengairan



3,00



2



Ahli Teknik Drainase



- Teknik Sipil / Pengairan



3,00



3



Ahli Geodesi / Pemetaan



- Teknik Geodesi



2,00



4



Ahli Struktur Bangunan



- Teknik Sipil



2,00



5



Ahli Mekanika Tanah / Geologi Teknik



- Teknik Sipil



2,00



6



Ahli Estimasi Biaya



- Teknik Sipil



2,00 Jumlah



14,00



ASSISTEN AHLI



4x2



1



Ass. Ahli Muda Pengukuran / Geodesi



3,00



2



Ass. Ahli Muda Gambar



1,00



3



Ass. Ahl;I Muda Lab. Aulity Test



1,00



4



Ass. Ahli Muda Bor Master



1,00



URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain 1. PENGGUNA JASA



Departemen Pekerjaan Umum Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK : Perencanaan dan Program



2. NAMA PEKERJAAN



Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja Di Kabupaten : Karangasem



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Penyusunan DPPLH Pembangunan Sistem Air Baku Telagawaja



4 LOKASI PROYEK



: Kabupaten Karangasem



5 NILAI KONTRAK



: Rp284.234.000



6 NO. KONTRAK



: HK.02.03/BWS-BP/PPR/09, tanggal 1 Juni 2009,



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 1 Juni 2009 S/D 29 Okt 2009



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )



:



ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 5 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Posisi



Keahlian



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader



- Teknik Sipil/Pengairan/Lingkungan



5,0



2



Ahli Sumber Dya Air



- Teknik Sipil/Pengairan



3,0



3



Ahli Lingkungan



- Teknik Lingkungan



4,5



4



Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya



- Ahli Sosiologi / Ekonomi Pertanian



3,0



5



Ahli Kimia



- Ahli Biologi/Kimia



2,0 Jumlah



17,5



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



Departemen Pekerjaan Umum- Satker Pengembangan Penyehatan : Lingk Permukiman Bali



2. NAMA PEKERJAAN



: DED Pilot Project Composting Bangli



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: DED Pilot Project Composting Bangli



4 LOKASI PROYEK



: Kabupaten Bangli



5 NILAI KONTRAK



: Rp95.865.000



6 NO. KONTRAK



: KU.08,08/PPLP.M-TMD/10.09



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 28 Agustus 2008 S/D 6 Okt 2008



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA



:



ADA ) ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 3 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No. 1 2 3



Posisi Team Leader (Ahli Hukum Lingkungan) Ahli Ilmu Lingkungan Ahli Kelembagaan



Keahlian



Jumlah Orang Bulan



- Ahli Hukum / Teknik Lingkungan



1,30



- Teknik Lingkungan - Ahli Hukum



1,30 1,30 Jumlah



3,90



28 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



1. PENGGUNA JASA



Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan : Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA



2. NAMA PEKERJAAN



: Penyusunan Neraca DSDP



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Penyusunan Neraca DSDP



4 LOKASI PROYEK



: Kawasan SARBAGITA



5 NILAI KONTRAK



: Rp46.420.000



6 NO. KONTRAK



: KU.08.09/PIPSS-TMD/27.08, tanggal 9 September 2008



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 9 September 2008 S/D 7 Desember 2008



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA



:



ADA ) ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 2 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Posisi



1



Team Leader / Ahli Akuntansi



1



ASSITEN AHLI Ass. Ahli Akuntansi



Keahlian



Jumlah Orang Bulan 3,00



- Ekonomi Akuntansi Jumlah - Ekonomi Akuntansi



3,00 3,00



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



: DPU-Dirjen Cipta Karya - Satker PengebanganPersampahan dan Sanitasi Sarbagita



2. NAMA PEKERJAAN



: Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan



4 LOKASI PROYEK



: SARBAGITA



5 NILAI KONTRAK



: Rp47.355.000



6 NO. KONTRAK



: Ku.08.09/PIPSS-TMD/02/2008, Tanggal 7 April 2008



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 7 April 2008 S/D 6 Mei 2008



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )



:



ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 4 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader/Ahli Lingkungan



- Teknik Sipil



1,00



2



Ahli Teknik Sipil Struktur / Hidrologi



- Teknik Sipil/Pengairan



1,00



3



Ahli Sosial



- Teknik Kelembagaan



1,00



4



Ahli Sungai



- Teknik Sipil/Pengairan



1,00 Jumlah



4,00



ASSITEN AHLI 1



Ass. Ahli Teknik Mekanika dan Elektrikal - Teknik M&E



1,00



2



Ass. Ahli Teknik Kimia



- Teknik Kesehatan



0,75



3



Ass. Ahli Teknik Mikrobiologi



- Teknik Kesehatan



0,75



30 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR



CV. Tri Matra Disain



1. PENGGUNA JASA



: Pemerintah Prov. Bali - (Bapedalda) Prov. Bali



2. NAMA PEKERJAAN



: Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur



Tentang Lokasi Pembuangan Limbah



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur



Tentang Lokasi Pembuangan Limbah



4 LOKASI PROYEK



: Provinsi Bali



5 NILAI KONTRAK



: Rp48.190.000



6 NO. KONTRAK



: 027/179/Bid III/Bapedalda, 3 April 2008



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 3 April 2008 S/D 25 Nop. 2008



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA



:



ADA ) ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 3 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA



No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Team Leader (Ahli Lingkungan)



- Teknik Lingkungan



3,0



2



Ass. Ahli Hukum



- Ahli Hukum



3,0



3



Ass. Ahli Sosial Ekonomi



- Ahli Ekonomi



3,0 Jumlah



9,00



31 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



1. PENGGUNA JASA



Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, Satker Pengembangan : Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi Sarbagita



2. NAMA PEKERJAAN



: Outline Plan Drainase Kuta



3. LINGKUP PRODUK UTAMA



: Outline Plan Drainase Kuta



4 LOKASI PROYEK



: Kawasan Kuta



5 NILAI KONTRAK



: Rp93.797.000,00



6 NO. KONTRAK



: KU.08.08/PIPSS-TMD.22.08, tanggal 21 Juli 2008



7 WAKTU PELAKSANAAN



: 21 Juli 2008 s/d 18 September 2008 (60 hari kalender)



8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )



:



ALAMAT



:



NEGARA ASAL



:



9 JUMLAH TENAGA AHLI



: Tenaga Ahli Asing : Tenaga Ahli Indonesia



: - Orang Bulan : 4 Orang Bulan Jumlah Tenaga Ahli



10 PERUSAHAAN MITRA KERJA No.



Tenaga Ahli Asing Orang Bulan



Tenaga Ahli Indonesia Orang Bulan



Nama Perusahaan



1. 2. 3. dst. TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT : No.



Keahlian



Posisi



Jumlah Orang Bulan



1



Ketua Team / Team Leader



- Teknik Lingkungan



2,0



2



Ahli Drainase Perkotaan



- Teknik Sipil / Pengairan



1,5



3



Ahli Sungai



- Teknik Sipil / Pengairan



1,5



4



Ahli Estimasi Biaya



- Teknik Sipil



1,5



1 2



ASSISTEN AHLI Ass. Ahli Drainase Perkotaan Ass. Ahli Sungai



Jumlah - Teknik Sipil / Pengairan - Teknik Sipil / Pengairan



6,50 1,0 1,0



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR



an



Bagi



B



PENDEKATAN DAN METODELOGI



B.1.



Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja



1.



Umum Konsultan telah mempelajari dengan seksama kerangka acuan kerja



(KAK) yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang dikeluarkan oleh BAPPEDA Kota Denpasar maka Kami sebagai penyedia jasa telah memahami dan benar-benar mengerti. 2.



Tanggapan Terhadap KAK



2.1.



Tanggapan Umum Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan



Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang ada sudah memenuhi alur kerja yang sistematis dan pada hakikatnya merupakan patokan dasar dalam pelaksanaan pekerjaan yang di dalamnya telah dijelaskan secara rinci. Oleh karena itu, pihak Konsultan akan mengikuti semua ketentuan yang tercantum dalam KAK dan syarat – syarat tersebut mulai dari tahapan mengikuti seleksi umum ini sampai dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan apabila pihak kami mendapat kepercayaan untuk memenangkan seleksi ini. Untuk



mendapatkan



hasil



yang



optimal



diperlukan



kejelasan



/



kesepahaman dari setiap aspek yang tertuang dalam KAK tersebut diantara 33 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



kedua belah pihak dalam hal ini pihak BAPPEDA Kota Denpasar dan Konsultan, sehingga diharapkan tidak ada lagi pertanyaan – pertanyaan yang menyebabkan hambatan pada pelaksanaan pekerjaan. Disamping itu dengan maksud untuk dapat memberikan masukan atau pertimbangan bagi pihak panitia / direksi sehingga akan lebih menyempurnakan Kerangka Acuan Kerja yang ada, diperlukan beberapa tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja. TANGGAPAN KHUSUS 1.



Tanggapan Terhadap Latar Belakang Setelah konsultan mempelajari dengan seksama bagian pendahuluan dan latar belakang yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar pada prinsipnya



kerangka



acuan



untuk



pelaksanaan



pekerjaan



secara



keseluruhan sudah jelas dan dapat memberikan gambaran mengenai bentuk pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan. 2.



Tanggapan



Terhadap



Kegiatan



Yang



Dilaksanakan



dan



Cara



Pelaksanaan Kegiatan Konsultan menyadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan tercapai jika memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka Acuan Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup pekerjaan yang masuk didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan baik, dan sasaran dari pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan tepat waktu. Dan konsultan cukup memahami apa yang disajikan dalam KAK, maupun penjelasan-penjelasan yang disampaikan dalam rapat penjelasan yang telah dilakukan. Lingkup kegiatan seperti yang termuat di dalam kerangka acuan kerja yang harus dilaksanakan oleh konsultan mencakup beberapa bagian pekerjaan yang sudah dirinci tahapan pelaksanaannya, dan setelah dipelajari dan diamati dengan sebaik - baiknya maka konsultan berpendapat bahwa lingkup pekerjaan sudah sangat jelas dan mudah dipahami oleh Konsultan. Hal yang perlu dipertanyakan hanya bersifat teknis pelaksanaan pekerjaan di lapangan.



3.



Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan Dengan memperhatikan penjelasan mengenai maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan di atas masih perlu diperjelas dengan kondisi eksisting persampahan Kota Denpasar. Hal ini untuk memperjelas sasaran yang ingin dicapai untuk Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar secara detail. Terlepas dari hal ini konsultan berpendapat bahwa maksud, tujuan dan sasaran dari pekerjaan sudah cukup jelas dan konsultan berkeyakinan dapat menyelesaikannya dengan sebaik - baiknya.



4.



Tanggapan Terhadap Keluaran Secara jelas keluaran yang harus diperoleh adalah tersedianya dokumen Masterplan Persampahan Kota Denpasar yang harus diserahkan dalam akhir masa pelaksanaan pekerjaan dan sudah dapat mengadopsi semua kebutuhan dalam penyusunan laporan.



5.



Tanggapan Terhadap Tempat Pelaksanaan Kegiatan Konsultan menyadari pelaksanaan kegiatan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar ini akan dapat berjalan dengan baik pada tempat atau Kota Denpasar yang memenuhi persyaratan kriteria yang bisa difasilitasi, sebab semua perencanaan dan kegiatan yang akan dilakukan selalu berdasarkan atas ketersediaan sumber daya yang terdapat dilokasi pekerjaan. Dengan adanya sumber daya yang memadai maka kegiatan akan dapat berjalan dengan baik.



6.



Tanggapan Terhadap Personil Personil yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja untuk pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar dirasa sudah mencukupi dari segi kuantitas maupun kualitas apabila sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Jadi semua tenaga ahli yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini telah sesuai dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan seperti yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja.



7.



Tanggapan Terhadap Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Konsultan berpendapat bahwa jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang disediakan selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender,



mencukupi



untuk



menyelesaikan



pekerjaan



Penyusunan



Masterplan Persampahan Kota Denpasar dengan sebaik - baiknya. Konsultan sanggup menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan tersebut dengan bantuan dari Direksi Pekerjaan dan Instansi terkait lainnya. Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan, maka dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan, Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak terdapat kegiatan yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua kegiatan yang telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak.



B.2.



Uraian Pendekatan, Metodelogi dan Program Kerja



1.



Umum



1.2.



Uraian Pendahuluan



Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai yang negative karena dalam



penanganannya,



baik



untuk



membuang



atau



membersihkannya



memerlukan biaya yang cukup besar. Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak di kotakota di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan penan.ganan yang baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan, baik terhadap tanah, air dan udara. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan penanganan dan pengendalian terhadap sampah. Penanganan dan pengendalian akan menjadi semakin kompieks dan rumit dengan semakin kompleksnya jenis maupun kompisisi dari sampah sejalan dengan majunya kebudayaan. Oieh karena itu penanganan sampah di perkotaan relatif lebih dibanding sampah di desa-desa. Pertambahan penduduk yang semakin meningkat membawa konsekuensi logis meningkatnya jumlah sampah serta menurunnya kemampuan pengelolaan sampah. Di pihak lain, adanya tuntutan akan permukiman yang bersih dan sehat, dan upaya pemenuhan target MDGs mengakibatkan kebutuhan akan pelayanan persampahan tetap harus diperhatikan Peningkatan pelayanan persampahan seringkali dilakukan tanpa suatu kebijakan dan perencanaan sebagai acuan yang jelas sehingga menyulitkan para pelaksana di lapangan. Sampah menjadi masalah serius sehingga diperlukan penanganan secara seksama secara terintegrasi dengan inovasi-inovasi baru yang lebih memadai dalam perangkat sistem



dan



mekanisme



pengelolaan



persampahan



sehingga



kegiatan



perencanaan, operasional, evaluasi dan pengendalian pengelolaan persampahan dapat berlangsung dengan baik. Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah kota adalah masalah



biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya ruang yang pantas untuk pembuangan. Sebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan kota – kota di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang sekitar 60% dari seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar ditangani dan dibuang dengan cara yang tidak saniter, boros dan mencemari. Untuk mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan sampah di kota, maka dalam pengelolaannya harus cukup layak Untuk meningkatkan kondisi pengelolaan persampahan secara keseluruhan diperlukan suatu perencanaan yang memadai dalam bentuk masterplan persampahan. Masterplan persampahan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan



bagi



para



pelaku



pembangunan



bidang



persampahan



dalam



meningkatkan manajemen pengelolaan sampah. 1.3.



Maksud dan Tujuan a. Maksud Kegiatan Maksud dilaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai panduan bagi Pemerintah Kota Denpasar dalam melakukan perencanaan, penataan, pengendalian dan pengawasan di bidang persampahan. b. Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan ini adalah : 1.



Menyediakan perencanaan pengelolaan persampahan secara lebih memadai yang meliputi aspek teknis kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan aspek peran serta masyarakat.



2. Menciptakan



system



pengelolaan



sampah



terpadau



dan



berkelanjutan. 3. Menyusun payung hukum pengelolaan persampahan. 1.4.



Sasaran Sasaran dari pekerjaan ini adalah : 1. Terwujudnya sistem pengelolaan persampahan yang terpadu dan berkelanjutan. 2. Terwujudnya pelayanan maksimal dalam penanganan persampahan. 3. Terbentuknya payung hukum pengelolaan persampahan.



1.5.



Lokasi Kegiatan Lokasi pelaksanaan pekerjaan ini mencakup seluruh wilayah administrasi Kota Denpasar seluas 12.778 Ha.



1.6.



Lingkup Pekerjaan Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan metiputi: 1. Persiapan - Melakukan studi literatur atau review studi yang relevan di Kota Denpasar - Membuat program kerja kegiatan secara keseluruhan - Menetapkan metode survey - Menyusun kuesioner untuk menjaring data - Menyusun jadual kerja dan kegiatan persiapan lain yang dibutuhkan 2. Pengumpulan Data -



Data Primer Melakukan survey lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah, komposisi



dan



karakteristik



sampah,



kondisi



pewadahan,



pengumpulan, pemindahan. Pengangkutan dan pembuangan akhir, upaya 3 R baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi serta pengumpulan data lain yang relevan. -



Data Sekunder Melakukan



survey



ke



instansi



terkait



mengenai



kondisi



kelembagaan yang menanganani masalah persampahan (institusi, struktur organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi), kondisi pembiayaan (investasi; operasi pemeliharaan dan retribusi) selama sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, dukungan peraturan yang dimiliki oleh Kota Denpasar berkaitan dengan pengelolaan persampahan dan program penyuluhan yang ada, kondisi kota Denpasar (fisik kota, sosial ekonomi, pendapatan masyarakat, fasilitas kota, daerah kumuh), rencana pengembangan kota (tata



guna



lahan)



baik



untuk



kotaDenpasar



maupun



kota-kota



sekitarnya serta pengumpulan data lain yang relevan. 3. Kompilasi dan Pengolahan Data Mengelompokkan data kuantitatif dan kualitatif yang relevan dengan perencanaan persampahan sebagai bahan analisis 4. Pengkajian : -



Penyiapan standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai tujuan penyusunan Masterplan Persampahan



-



Pengkajian



tata



ruang



kota



yang



mempengaruhi



sistem



kebersihan -



Pengkajian tertiadap sistem pengelolaan yang dilakukan saat ini



5. Analisis Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan pola pelayanan persampahan. Metode analisis dapat dilakukan secara deskriptif, SWOT maupun metode lain 6. Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2022 Perencanaan teknis dan manajemen persampahan meliputi: -



Proyeksi perkembangan penduduk



-



Proyeksi volume sampah



-



Pengembangan aspek institusi



-



Pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana dan sarana persampahan,



pewadahan,



pegumpulan,



pemindahan,



pengolahan / 3 R, pengangkutan dan pembuangan akhir). Selain itu juga diperlukan rencana kebutuhan dukungan Prasarana dan Sarana dalam rangka mendukung pengoperasian IPST Sarbagita yang merupakan TPA regional yang digunakan bersama oleh kota Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Kab Badung, dan dilengkapi dengan peta dan gambar dengan skala sesuai ketentuan -



Pengembangan aspek pembiayaan (kebutuhan biaya investasi selama



kurun



waktu



perencanaan,



biaya



operasi



dan



pemeliharaan per tahun serta perhitungan tarif retribusi) -



Pengembangan



aspek



pengaturan



(penyempumaan



perda



termasuk untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya)



-



Pengembangan aspek peran serta masyarakat (usulan program penyuluhan,



pilot



project



penanganan



sampah



berbasis



masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain) 7. Penyusunan Laporan Kegiatan 1.7.



Apresiasi dan Inovasi



1.7.1. Apresiasi Lokasi Pekerjaan Denpasar secara administratif wilayah memiliki 4 kecamatan, 43 Desa / Kelurahan. Kecamatan Denpasar Selatan terdiri dari 10 Desa, Denpasar Timur 11 Desa / Kelurahan, Denpasar Barat 11 Desa / Kelurahan, dan Denpasar Utara 11 Desa / Kelurahan. Menurut letak geografis Kota Denpasar berada antara 08⁰ 35’ 31”- 08⁰ 44’ 49” Lintang Selatan, 115⁰ 10’ 23” - 115⁰ 16’ 27” Bujur Timur. Luas wilayah Kota Denpasar sebesar 12.778 Ha atau 2,18 persen dari luar wilayah Propinsi Bali. Batas wilayah administratif Kota Denpasar adalah sebagai berikut : 



Sebelah Utara



: Berbatasan Kabupaten Badung







Sebelah Selatan



: Berbatasan Kabupaten Gianyar







Sebelah Barat



: Berbatasan Kabupaten Klungkung







Sebalah Timur



: Berbatasan dengan Selat Lombok



Tabel B.1. Luas Wilayah Kota Denpasar per Kecamatan No 1



Kecamatan



Luas Wilayah (Km2) 3



2 Denpasar 49.99 1 Selatan 22.31 2 Denpasar Timur 24.06 3 Denpasar Barat 31.42 4 Denpasar Utara Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010



Luas Wilayah (Km ) 2 31.4249.99 24.06 22.31



Denpasar Selatan Denpasar Timur Denpasar Barat



Denpasar Utara



1. Topografi Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00-75 meter dari



permukaan laut.



Dengan rincian pada Kecamatan Denpasar Selatan terletak pada ketinggian 00-12 meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Timur terletak pada ketinggian 0075 meter dari permukaan laut, Kecamatan Denpasar Barat terletak pada ketinggian



00-75 meter dari permukaan laut dan Kecamatan Denpasar Barat terletak pada ketinggian 00-75 meter dari permukaan laut.



2. Curah Hujan Selama tahun 2009 curah Hujan yang terjadi berdasarkan pemantauan Balai Metereologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah III Denpasar berada pada keadaan rata-rata. Curah Hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari. Tabel B.2. Angka Perbandingan Keadaan Curah Hujan Dengan Angka Normal Setiap Bulan di Kota Denpasar (mm) 2009 No.



Bulan



Realisasi 430,5 1 Januari 393,7 2 Februari 261,5 3 Maret 20,3 4 April 63,3 5 Mei 2,9 6 Juni 9,3 7 Juli 0 8 Agustus 83,3 9 September 5,3 10 Oktober 259,3 11 Nopember 246,8 12 Desember Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010



Normal 360 300 252 152 87 22 16 9 28 100 224 297



Curah Hujan Perbedaan 70,5 93,7 9,5 131,7 23,7 19,1 6,7 9 -55,3 94,7 35,3 50,2



Persentase 19,5 31,2 3,7 86,6 26,4 86,8 42 100 197,5 94,7 15,8 16,9



3. Kependudukan 3.1. Penduduk Berdasarkan hasil proyeksi sensus penduduk 2000, pencerminan penduduk kota Denpasar pada tahun 2009 berjumlah 649.762 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 329.718 jiwa (50,74%) dan penduduk perempuan 320.044 jiwa (49,26%). Jumlah penduduk tahun 2009 ini naik 3,32 % dibanding tahun 2008 yaitu sebesar 628.909 jiwa. Dari 4 kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk terbanyak adalah kecamatan Denpasar Barat (7.778 jiwa/Km 2), kemudian Kecamatan Denpasar Timur (5.447 jiwa/Km 2), kecamatan Denpasar Utara (4.914 jiwa/Km2), dan Kecamatan Denpasar Selatan (3.727 jiwa/Km2). Sex



ratio tertinggi dimiliki oleh Kecamatan Denpasar Barat sebesar 104. Denpasar Utara memiliki sex ratio sebesar 103, dan Denpasar Selatan 102.



Tabel B.3. Jumlah Penduduk Kota Denpasar Kecamatan



Luas Wilayah (Km2) 3 49.99 22.31 24.06 31.42



No 1 2 1 Denpasar Selatan 2 Denpasar Timur 3 Denpasar Barat 4 Denpasar Utara Jumlah Total 2009 127.78 2008 127.78 2007 127.78 2006 127.78 2005 127.78 Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010



Penduduk Laki Perempuan 4 5 94155 92175 62136 60637 95709 91983 77718 75249 329718 319037 308664 295183 292087



320044 309872 299931 288417 282868



Jumlah/Total 6 186330 122773 187692 152967 649762 628909 608595 583600 574955



3.2. Ketenagakerjaan Struktur tenaga kerja di Kota Denpasar pada tahun 2009 masih sama dengan tahun 2008 dimana tenaga kerja masih terkonsentrasi pada tiga sektor. Sektro perdagangan, hotel dan restoran masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Denpasar dan mencapai 41,66 persen. Distribusi tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 yang hanya sebesar 39,16 %. Selain PHR, sektor yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi adalah sekotr jasa-jasa (27,28%) dan Industri (11,29%). Di Denpasar pertanian hanya mampu meyerap tenaga kerja sebesar 1,92% tenaga kerja. Jumlah ini kian menurun dibanding tahun 2008 (2,57%).



3.3. Pendidikan Pembangunan bidang pendidikan menjadi prioritas dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada bidang pendidikan dapat kita lihat jumlah sekolah, guru dan murid Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di Kota Denpasar pada Tabel di bawah.



Tabel B.4. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Denpasar Banyaknya Sekolah/Universitas Guru/Dosen Murid/Mahasiswa Taman Kanak-kanak 208 251 4143 Sekolah Dasr/MI 218 3922 84890 SLTP/MTs 58 2347 23248 SMU/K 59 2989 33985 Perguruan Tinggi 22 3242 25122 Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010 Jenis Sekolah



3.4. Agama Ketersediaan tempat peribadatan / bangunan suci seperti Pura, Mesjid, Gereja dan Wihara merupakan hal penting dalam pembangunan keagamaan/ spritual masyarakat. Kota Denpasar dengan pemeluk Agama Hindu 428.676 orang, Islam 143.399 orang, Protestan 30,017, Katholik 14.050 orang serta pemeluk agama Budha 12.649 orang . Ketersediaan prasaranaa peribadatan terdiri dari Pura Kahyangan Tiga 105 buah serta 3 buah Pura Sad Kahyangan, Mesjid dan Langgar 39 buah, serta 8 bangunan wihara. Tabel B.5 . Jumlah Penduduk Pemeluk Agama di Kota Denpasar Kecamatan No 1



Hindu



Islam



2 3 4 1 Denpasar Selatan 118173 37387 2 Denpasar Timur 90812 29232 3 Denpasar Barat 112249 55093 4 Denpasar Utara 113145 35093 Jumlah Total 2009 434379 156805 2008 428676 143399 2007 422972 141528 2006 405600 135716 2005 319979 131846 Sumber : Kota Denpasar dalam Angka, 2010



Katolik



Protestan



Budha



Jumlah



5 3940 5100 3026 2009



6 6987 3168 5761 3948



7 2951 1734 3257 2161



8 169438 130046 179386 156356



14075 14050 14453 13895 13940



19864 30017 19864 19048 26677



10103 12649 9465 9076 12182



635226 628791 608282 583335 504624



4. Kesehatan Penyediaan fasilitas kesehatan Rumah Sakit Umum (RSU) baik pemerintah maupun swasta, puskesmas, dan klinik merupakan upaya pelayanan kesehatan bagi bagi masyarakat. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan sarana kesehatan



dari 106 pada tahun 2008 menjadi 109. Dari jumah tersebut 61,47% penyelenggaranya dari pihak swasta. Selain RSU, pelayanan kesehatan juga dilaksanakan di puskesmas utama dan puskesmas pembantu. Tabel B.6. Sepuluh Kasus Penyakit Terbanyak di Kota Denpasar No.



Diagnosa Penyakit 1 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas 2 Penyakit lain pada pernafasaan atas 3 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 4 Penyakit kulit alergi 5 Penyakit kulit infeksi 6 penyakit tekanan darah tinggi 7 Penyakit sistem otot dan jaringan ikat 8 Penyakit rongga mulut 9 Penyakit tonsilitis 10 Diare (termasuk tersangka kolera) Sumber : Denpasar Dalam Angka, 2010



Banyaknya Kasus 75854 36900 29696 19501 16980 15886 12031 11185 8846 8815



5. Gambaran Pengelolaan Persampahan Kota Denpasar a. Sumber, Komposisi, Volume, dan Timbulan Sampah Sumber sampah kota Denpasar terdiri atas sampah pemukiman dan sampah non permukiman. Yang tergolong sampah non pemukiman adalah sampah – sampah yang bersumber dari kantor, toko, sekolah, pasar, dan fasilitas umum lainya. Menurut data hasil studi penanganan limbah padat (persampahan) Kota Denpasar tahun 2010 timbulan sampah dibedakan menjadi timbulan sampah organik dan anorganik. Rekapitulasi data volume timbulan sampah pemukiman dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel B.7. Rekapitulasi Volume Sampah di Kota Denpasar



No



A



B



uraian Sampah perumahan - Volume Sampah - Persentase Sampah Non Perumahan 1. Toko 2. Kantor



Volime (m3/hari)



Volem Timbulan Sampah (m3/hari) Organik



Anorganik



1863,1 46,33



2157,97 53,67



45,05 24,66



39,95 112,34



4021,07



85 137



3. Sekolah 4. Jalan/Taman 5. Hotel/Restoran/R.Makan 6. Fasilitas Umum - Volume Sampah - Persentase Total Volume Sampah Persentase Total Hasil penelitian, 2010



165 63



69,3 45,36



95,07 17,64



140



81,2



58,8



92 682



44,16 309,73 48,5 2172,83 47,41



47,84 372,27 51,5 2530,24 52,59



4703,07



Dari uraian diatas dapat dilihat volume sampah kota denpasar mencapai angka 4703,07 m3 per harinya. Dilihat dari sampah organik dan anorganiknya terjadi pergesaran, dimana pada masa sekarang ini jumlah sampah organik semaikn sedikit dan terjadi peningkatan pada sampah anorganik. Hal ini kemungkinan terjadi akibat adanya penggunaan sampah plastik dan kertas yang semakin banyak di kalangan masyarakat. Tabel. B.8. Komposisi Sampah Kota Denpasar % terhadap Volume No A B



uraian



Sampah perumahan Sampah Non Perumahan 1. Toko 2. Kantor 3. Sekolah 4. Jalan/Taman 5. Hotel/Restoran/R.Makan 6. Fasilitas Umum Total Sampah Non Perumahan b. Sistem Pewadahan



Organik 46,33



Plastik 33,33



53 18 42 72 58 48 48,5



28 24 23 15 17 25 22



Non Organik kertas lainya 15 5,33



total 53,67



16 51 31 10 21 19 24,67



47 82 58 28 42 52 51,5



3 7 4 3 4 8 4,83



Pewadahan sampah adalah aktifitas menampung sampah sementara yang dilakukan oleh penghasil sampah (sumber sampah)/petugas penyapu sampah dengan menggunakan tempat sampah yang besarnya disesuaikan dengan tingkat volume sampah yang dihasilkan. Penyapuan di Kota denpasar dilakukan dengan sistem swakelola, wilayah kerja dibagi menjadi 10 sektor yang meliputi seluruh kota denpasar. Penyapuan diutamakan pada ruas jalan protokol dengan pertimbangan pada ruas yang dimaksud merupakan jalan utama dan padat



aktivitas terutama Kegiatan Jasa perniagaan. Kegiataan operasional kebersihan DKP Kota Denpasar dibagi menjadi beberapa shift, yaitu sebagai berikut : Tabel B.9. Kegiatan Operasional Kebersihan Kegiatan Penyapuan



Jadwal Shift I : 06.00-11.00 shift II : 12.00-17.00



Pengumpulan sampah



Pengangkuta Sampah ke TPA



Shift I : 06.00-11.00 shift II : 12.00-17.00 shift I : 05.30-10.00 Shift II : 10.00-12.00 Shift III : 13.00-15.30 Shift IV : 15.30selesai



Tugas Menyapu bdan jalan dan telanjakan rumah tangga yang dilayani Mengatur, menjaga, dan mengawasi pembuangan sampah dilokasi kontainer dan transferdepo Menaikan dan mengangkut sampah rumah tangga di sepanjang jalan yang dilayani



c. Pengumpulan sampah Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan sampah dari wadah individu atau dari wadah komunal (bersama) melainkan mengangkutnya ke tempat terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung. Tahap pengumpulan tentunya sangat terkait dengan kondisi BIN/kontainer/depo/TPS yang tersebar di seluruh Kawasan Kota Denpasar. -



Kondisi BIN/bak sampah yang ada lapangan sebagian besar (70%) rusak. Kodisi depo di Denpasar relative baik kecuali depo di Jl. Cok Agung Tresna dan sidakarya diratakan (tidak ada bangunan) karena diganti dengan kontainer



-



Dikaji secara sistem operasional maupun fisik kontruksi depo/kontainer sangat diperlukan karena lokasinya dekat dengan masyarakat (sumber sampah) baik untuk lokasi pemilihan (3R) dan pengolahan sampah.



-



Untuk depo yang dikelola masyarakat sebaiknya dibuat sedemikian rupa untuk keperlian 3R yang berguna untuk mendukung UU no 18 tahun 2008 (masyarakat wajib mengelola sampah dengan 3 R)



-



Adapun masalah / kendala di depo selama ini adalah perilaku tidak disiplin masyarakat terhadap jadwal pembuangan menggunakan mobil (roda 4 atau



roda 4) ke Depo/TPS yang menyebabkan penumpukan sampah di Depo/TPS sehingga menimbulkan bau tidak sedap di sekitarnya. -



Solusi dari permasalahan itu adalah ditetapkannya aturan mengenal waktu pembuangan sampah di depo/tps disertakan dengan sangsi tegas jika kedapatan ada warga yang melanggar ketentuaan tersebut.



Jumlah Sarana prasarana pewadahan Kota Denpasar yang dikelola DKP Denpasar adalah sebagai berikut : Tabel. B.10. Jumlah Sarana Prasarana Pengumpulan dan Pewadahan sampah Kota Denpasar NO



Alat Pewadahan



VOL



KAPASITAS



NILAI



KONDISI ALAT



(unit) 1



Bin/Tong Sampah 70 ltr



1885



70 Ltr



Rp 1.659.756.250



2



Bin/Tong Sampah 1 m3



270



1 m3



Rp 651.592.050



3



Bin/Tong Sampah 1 m3 beroda



40



1 m3



Rp 139.700.000



4



Bin/Tong Sampah 40 ltr



50



40 Ltr



Rp



25.300.000



5



Bin/Tong Sampah pemilah



20



1 m3



Rp



69.850.000



6



Transfer depo /TPS



17



7



Container



52



6



8



Gerobak Sampah



635



2



9



Motor Sampah



2



Rp 771.902.000 Rp 1.894.010.250



Sebagian besar Rusak 70%) rusak Sebagian besar Rusak 70%) rusak Sebagian besar Rusak 70%) rusak Sebagian besar Rusak 70%) rusak Sebagian besar Rusak 70%) rusak



Baik dan berfungsi



Gambar B.1. Sarana dan Prasarana Pewadahan Sampah Kota Denpasar



Gambar B.2. Sarana Pengumpulan Sampah Kota Denpasar



d. Pengangkutan Sampah Pemindahan sampah adalah kegiatan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkutan untuk dibawa ketempat pembuangan akhir. Pengangkutan sampah tentunya berhubungan dengan waktu pengangkutan serta kepadatan lalu lintas yang dilalui oleh truck pengangkut tersebut setelah dilakukan pengamatan langsung dilapangan maka diperoleh jalur-jalur yang mengalami rute angkut yang paling padat adalah JL. Gunung Agung, Jl. Imam Bonjol, Jl. Nangka, Jl.Setia Budi, Jl. Yudistira, Jl. Arjuna, Jl. Sumatera, Jl. Ratna, Jl. Hayam Wuruk dan Jl. Diponegoro.



Jenis pengangkutan sampah di Kota Denpasar yaitu Dump truck, Arm Roll Truk, Truk biasa, Kijang station dan Kijang Pick UP. Jumlah Sarana pengangkutan di Kota Denpasar adalah sebagai berikut :



Tabel B.11. Jumlah Sarana Prasaran Pengangkutan Sampah Kota Denpasar NO



ALAT PENGANGKUTAN



Unit



Merek



Tahun Produksi



Toyota



1998 - 2010



1



Dump Truck



60



2



Arm Roll Truck



12



3



Truck Biasa



7



Daihatsu, Hino, Isuzu, dan Mitsubsihi Isuzu dan Toyota



4 5



Kijang Station Kijang Pick UP



4 8



Toyota Toyota



KONDISI PRASARANA Baik Baik



1997 - 2003 1981 - 2005 1985 - 1998 1992 - 2005



Baik Baik Baik



Gambar B.3. Sarana Pengangkutan Sampah Kota Denpasar



e. Pengolahan Sampah 3R Pengolahan sampah dengan metode 3R juga telah dilaksanakan oleh DKP Kota Denpasar, dimana kegiatan pengolahan sampah 3R bertujuan untuk mengurangi volume sampah organik dan non organik yang masuk ke TPA Sarbagita, sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sehingga umur layanan TPA dapat berfungsi lebih lama. Pengolahan sampah 3R di Kota Denpasar di beberapa lokasi yaitu sebagai berikut : 1. Pengolahan sampah 3R di Banjar Gelogor Carik, Desa Pemogan dengan kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan pengolahan sampah menjadi kompos. Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit mesin pencacah



organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit ayakan, 3 unit permentasi dari bambu dan 1 unit truk kap 4 m3. Sampah yang diolah setiap harinya rata – rata 12 m3 yang terdiri dari sampah lapak 0,6 m 3/hr, Sampah organik 7,2 m3/hr, sampah organik kompos 2,4 m3/hr dan residu ke TPA 1,8 m3/hr. 2. Pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan dengan kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan pengolahan sampah menjadi kompos. Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit mesin pencacah organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit Kontainer dan 6 unit gerobak sampah serta bangunan pelengkap untuk proses pemilahan sampah dan pengomposan.



Gambar B.4. fasiltas pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan. 3. Pengolajan sampah 3R di Kelurahan Renon luas tanah yang disediakan sekitar 1710 m2, dibuat satu unit bangunan TPST dengan luas sekitar 1952,74 m 2 yang terdiri : ➢ Ruang komposting/pengolahan (hanggar)



= 1045 m2



➢ Ruang kantor (include = kamar mandi dan teras) 



Lantai 1



= 52 m2







Lantai 2



= 53 m2



➢ Gudang Kompos



= 9 m2



➢ Gudang Granular



= 9 m2



➢ Ruang Penjaga + teras + kamar mandi



= 13,5 m2



Dan sarana 3 R yang dapat diadakan:



f.



➢ Gerobak Sampah



: 1 Unit



➢ Mesin pencacah



: 1 Unit



➢ Mesin Pengayak



: 1 Unit



➢ Mesin Granular



: 1 Unit



➢ Pompa air



: 1 Unit



➢ Timbangan



: 1 Unit



Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi dengan segala dinamikanya di Provinsi Bali, khususnya di wilayah SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) telah mengakibatkan terjadinya peningkatan timbulan sampah yang semakin cepat. Kondisi tersebut secara otomatis telah membawa akumulasi permasalahan yang semakin kompleks. Berbagai macam cara telah diterapkan untuk mengatasinya, tetapi hasilnya belum memuaskan, bahkan kecenderungannya semakin sulit dikendalikan. Permasalahan tersebut ditambah lagi dengan semakin sulitnya mencari lokasi untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, sehingga semakin kompleknya permasalahan sampah yang harus dihadapi. Pemerintah Daerah di wilayah SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) membuat kesepakatan untuk menerapkan sistem pengelolaan persampahan secara regional dan terpusat dengan aplikasi teknologi pengolahan sampah terpadu yang disebut dengan IPST (Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu). TPA Sarbagita merupakan TPA Regional yang melayani Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan. Lokasi TPA Sargabita ada di TPA Suwung. Dari 38 Ha kawasan TPA, 10 Ha digunakan untuk IPST yang dikelola PT. Noei dan 28 Ha digunakan sebagai TPA.



Lokasi TPA SARBAGITA TPA Sarbagita dengan luasan kurang lebih 38 Ha terletak di kampung Suwung Kangin , Desa Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Letak TPA Sarbagita dalam peta foto udara dapat ditunjukkan pada gambar sebagai berikut :



Gambar 3.5. Lokasi TPA Sarbagita dalam Peta Foto Udara Sampah di wilayah SARBAGITA berasal dari sampah domestik dan sampah nondomestik yang meliputi sampah pemukiman, pertokoan, restoran, hotel, perkantoran, fasilitas umum, sapuan jalan dan pariwisata yang sebagian besar merupakan sampah organik. Di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) dan swakelola masyarakat. Di Kabupaten Gianyar pengelolaan sampah dilakukan oleh KLH (Kantor Lingkungan Hidup) dan swakelola masyarakat. Sedangkan di Kabupaten Tabanan pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan dan pertamanan) dan swakelola masyarakat. Sedangkan wilayah lain yang belum mendapat penanganan, sampah yang dihasilkan pada umumnya masih dikelola secara on-site (setempat) yaitu dengan cara dibakar, ditimbun dan dibuang ke sungai-sungai.



Kondisi Sarana dan Prasarana SARBAGITA merupakan pusat pengolahan sampah terpadu dengan konsep berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycling) di TPA. Untuk jangka panjang pengelolaan sampah di kota Denpasar akan dilakukan secara terpadu dengan bekerjasama dengan 3 kabupaten lain dengan nama SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan). Pusat pengelolaan sampah terpadu dilakukan di TPA Sampah Suwung, bekerjasama dengan pihak ketiga yang bertujuan mengelola sampah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan yaitu energi listrik. Sistem pengolahan sampah di IPST adalah menggunakan Sistem GALFAD (Gassification, Land Fill, Anaerob Diggestion). Tujuan strategis dari fasilitas yang ditawarkan adalah pemanfaatan potensi sampah sebagai sumber daya yang sudah tercemar (contaminated resource). Hal ini berarti dengan menggunakan teknik pemisahan yang sesuai, berbagai jenis sampah dapat dipakai pada berbagai jenis peralatan konversi energi sehingga dapat memaksimalkan efisiensi konversi sampah menjadi energi yang bernilai ekonomis. Saat ini TPA Sarbagita beroperasi sebagian masih menggunakan sistem open dumping sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan pencemaran pada lingkungan terdekat, sehingga diperlukan peningkatan kualitas. Meskipun di dalam lokasi juga terdapat kegiatan pengembangan kualitas TPA yang telah dikelola oleh PT Navigat Organik Energi Indonesia (NOEI) namun pada areal lahan lainnya kurang lebih 28 Ha masih memerlukan peningkatan kualitas. Gambaran TPA Sarbagita dengan sistem open dumping dan kegiatan pemulung di TPA Sarbagita dapat ditunjukkan pada dokumentasi berikut :



Gambar B.6. Sistem Open Dumping di TPA



Gambar B.7. Kegiatan Pemulung Sampah di TPA TPA Sarbagita merupakan salah TPA Regional yang melayani wilayah-wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan mempunyai potensi dan permasalahan yang dapat dijadikan dasar dalam pembenahan kualitas sebagai sebuah TPA Regional. Potensi - Lokasi lahan TPA yang jauh dari permukiman dan merupakan TPA terluas di Provinsi Bali - Status lahan merupakan milik Kanwil Kehutanan dengan adanya kerjasama untuk peminjaman lahan yang akan di pakai untuk pengelolaan sampah terpadu



yang



memungkinkan



pengembangan



TPA



untuk



kawasan



SARBAGITA.



Kondisi Peningkatan Kualitas dan Operasional TPA Sarbagita Proyeksi timbulan sampah saat ini pada TPA Sarbagita mencapai ± 3000 m3/hari. Sampah dari kabupaten Tabanan sebanyak ± 50 m3/hari dimanfaatkan leh PT Noei dan sisanya masuk ke TPA. Kondisi TPA saat ini sudah dalam keadaan over load dan sistem pengoperasiannya masih mempergunakan open dumping. Sebelum ada penanganan dari Satker Pengembangan PLP Bali kondisi pencemaran sudah sangat mengkhawatirkan, terlihat secara visual bahwa rawa disekitar TPA airnya tercemari leachate sehingga berbau dan berwarna hitam pekat, disamping itu banyak pohon bakau yang terganggu pertumbuhannya bahkan sampai mati karena pencemaran leachate dan juga tertutupnya akar



nafas oleh sampah yang meluber. Tahun 2009 Satker Pengembangan PLP Bali menyusun DED untuk merivitalisasi TPA Sarbagita karena untuk mencari lokasi lain di daerah Sarbagita sudah tidak memungkinkan mengingat sangat mahalnya lahan di Kota Denpasar dan sekitarnya. Tahun 2009 Satker Pengembangan PLP Bali juga melaksanakan fisik revitalisasi TPA Sarbagita tahap I dengan substansi pekerjaan utama adalah melokalisir dan mengarahkan leachate agar tidak lagi mencemari rawa dengan habitatnya dan membatasi TPA agar tidak makin meluas dengan mengorbankan lahan kehutanan. Pekerjaan yang dilaksanakan tahun 2009 berupa, pemasangan lapisan Proteksi disepanjang garis perbatasan rawa dengan TPA yang ± terpasang sepanjang 800 m, 1 (satu) buah IPL, pipa penangkap air tanah, Pekerjaan Caping dan cover soil serta pekerjaan landscape. Lapisan proteksi berguna untuk memproteksi leachate agar tidak masuk ke rawa dan selanjutnya dengan pipa penangkap air tanah leachate yang terlokalisir lapiosan preksi diarahkan ke IPL. Di IPL leachate mengalami tahapan2 seperti yang diharapkan sehingga nantinya sebagai hasil akhir untuk dilepas ke rawa sudah tidak membahayakan bagi lingkungan. Perkerjaan Capping dilakukan untuk menutup area yang sudah tidak dipakai lagi untuk menimbun sampah sehingga tidak menghasilkan leachate lagi. Pada tahun 2010 Satker Pengembangan PLP Bali merivitalisasi tahap II TPA sarbagita dengan skup pekerjaan antara lain melanjutkan lapisan protekse sepanjang 600 m, pekerjaan jalan operasional yang sekaligus sebagai pembatas rawa dan TPA, IPL, Pipa penangkap air tanah, Pekerjaan sumur pantau, pekerjaan tanggul yang bertujuan mencegah sampah tidak lagi sampai meluber ke rawa dan pekerjaan landscape. Permasalahan Permasalahan yang ada saat ini adalah sistem pengoperasian yang masih open dumping dan belum beroperasinya IPST secara maksimal. Sehingga dengan volume sampah tiap hari yang demikian besar akan menimbulkan masalah besar nantinya mengingat saat inipun keadaanya sudah over load. Sehingga perlu diupayakan revitalisasi lanjutan yang, mampu untuk mengantisipasi masalah saat ini. Dengan sarana yang sudah terbangun melalui revitalisasi tahap I dan II sudah sangat mendukung untuk pengoperasian TPA Sarbagita menjadi sanitary



landfill yang akan sangat banyak mengirit lahan. Saat ini yang sangat diperlukan pembangunan Cell sampah yang dapat menampung sampah harian yang akan datang. Identifikasi permasalahan dengan beroperasinya TPA Regional Sarbagita adalah sebagai berikut : - Pencemaran air laut dari TPA berupa leachete dari timbulan sampah sudah sampai ke laut, dapat dilihat secara visual pada permukaan air laut di kawasan TPA berwarna hitam. - Pencemaran tanah dapat dilihat secara visual terdapat banyaknya genangan lindi dan kondisi TPA yang masih mempergunakan sistim open-dumping dimana sampah hanya dihamparkan saja sehingga juga menyebabkan terjadinya pencemaran udara. - Lokasi TPA merupakan daerah kawasan rawa dan dekat hutan bakau sehingga rawan akan pencemaran laut. - Proses komposting pada TPA belum berfungsi. - Belum beroperasi secara maksimalnya IPST sehingga timbulan sampah masuk langsung ke TPA. - Luas lahan keseluruhan kawasan TPA yang tersedia 38 Ha, dimana untuk kawasan IPST 10 Ha, sedangkan 28 Ha untuk TPA. Sedangkan dari hasil proyeksi timbulan sampah untuk Kawasan SARBAGITA sampai dengan Tahun 2030 didapat timbulan sampah total yang masuk 6.340,4 m³/hari dimana timbulan sebesar 3.200 m³/hari dimanfaatkan IPST , dan sisanya sebesar 3104,4 m³/hari harus masuk TPA. Tetapi hingga saat ini diketahui kapasitas TPA eksisting sebesar 6.061 m³/hari (95,59 % dari kapasitas total), jadi ada timbulan sampah yang tidak dapat ditampung sebesar 279,4 m³/hari. Sehingga TPA Sarbagita perlu dilakukan direvitalisasikan sehingga keberadaan sampah yang tidak terkelola saat ini akan dicarikan jalan keluar penanganannya. - Sedang permasalahan yang juga terkait dengan TPA adalah sarana dan prasarana persampahan yang ada saat ini dirasakan masih jauh dari ideal dan begitu pula dengan sistem pengelolaan persampahan yang diterapkan masing- masing daerah/kota saat ini masih menemui banyak kendala. Salah satunya adalah penyediaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Kota Denpasar, yang mana TPA eksisting sangat tidak memenuhi syarat dari segi



estetika, teknis desain, maupun teknis operasionalnya, sehingga tidak layak untuk dilanjutkan, sehingga diperlukan perbaikan desain dan rehabilitasi peningkatan kualitas lingkungan apabila TPA eksisting ini tetap akan dipertahankan.



1.7.2. Inovasi 1.



Pengertian Sampah Beberapa pengertian sampah antara lain sebagai berikut : ▪



Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang dibuang



karena



tidak



diinginkan atau tidak digunakan kembali. Sampah meliputi material yang heterogen yang merupakan hasil buangan dari komunitas masyarakat yang merupakan akumulasi dan pencampuran dari kegiatan pertanian, industri, dan juga sampah mineral (Tchobanoglous, Theisen and Vigil, 1993) ▪



Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak



membahayakan



lingkungan



dan



melindungi



investasi



pembangunan (SNI 19-2454-2002 ). ▪



Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No 18,2008).







Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi,



dan/atau



volumenya



memerlukan



pengelolaan



khusus



(UU



No



18,2008). Menurut Damanhuri dan Padmi (2004) rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan negara lainnya. Variasi ini terutama disebabkan oleh perbedaan antara lain: ▪ Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya. ▪ Tingkat hidup: makin tingkat hidup masyarakat, makin besar timbulan sampahnya. ▪ Musim: dinegara barat, timbulan sampah akan mencapai angka



minimum pada musim panas.



▪ Cara hidup dan mobilitas penduduk. ▪ Iklim: dinegara barat, debu hasil pembakaran alat pemanas akan bertambah pada musimdingin. ▪ Cara penanganan makanannya. 2.



Pengaruh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan. Menurut Sarudji, 2004 sampah dapat mempengaruhi kesehatan dan lingkungan, diantaranya: a. Sampah sebagai sarang vektor dan binatang pengerat. Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit terutama penyakit saluran pencernaan seperti typhus perut, kolera, diare dan disentri. b. Sampah sebagai sumber inveksi. Sampah seringkali tercampur dengan kotoran manusia, vomitus, dari penderita dan sebagainya yang sifatnya infektus. Kontak antara manusia dengan sampah dapat langsung maupun melalui vektor, disamping juga dimungkinkan melalui air yang terkontaminasi sampah infektus. c. Sampah mencemari tanah dan air. Sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat mencemari air melalui selokan, saluran pematus maupun badan-badan air. Sampah yang tidak dapat terurai seperti plastik dan karet dan sejenisnya secara mekanik mengganggu saluran air maupun badan air, yang menyebabkan pendangkalan. Secara ekologis sampah organik yang masuk ke dalam badan



air



dapat



mengganggu



keseimbangan



ekosistem



dan



mengakibatkan eutrofikasi dan bila terjadi pencemaran oleh limbah toksik dapat mengganggu kehidupan air. a. Sampah toksik. Sampah juga ada yang bersifat toksik. Sampah kimia yang dihasilkan oleh kegiatan industri kimia tertentu, sampah pestisida, sampah dari laboratorium kimia bersifat toksik. Sampah toksik ini dapat langsung mengenai manusia atau melalui rantai makanan.



b. Sampah mengganggu estetika. Sampah, baik bentuk atau wujud maupun baunya sudah menimbulkan kesan tidak etis. Banyak orang berpendapat bahwa kebersihan menunjukkan kepribadian seseorang, masyarakat bahkan bangsa. Terdapatnya ongokan sampah yang terkesan tidak dikelola dengan baik akan memberikan nilai negatif bukan hanya ditilik dari segi estetika, melainkan menjurus kepada kepribadian masyarakat. 3.



Sumber – Sumber Sampah Menurut Tchobanoglous, Theisen and Vigil, 1993 sumber-sumber sampah dibedakan



berdasarkan



jenis



kegiatan



yang



menghasilkan



sampah.



Klasifikasi tersebut dibagi menjadi : ▪ Sampah residential, merupakan sampah yang berasal dari rumah tangga. ▪ Sampah komersial, merupakan sampah yang berasal dari perkantoran, restoran dan pasar (tempat perdagangan). ▪ Sampah industri, adalah sampah yang dihasilkan dari aktivitas industri. ▪ Sampah jalanan, adalah sampah yang berada di jalan-jalan umum. ▪ Sampah pertanian, adalah sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. ▪ Sampah konstruksi pembangunan, adalah sampah yang dihasilkan dari pembangunan gedung baru, perbaikan jalan, peruntuhan bangunan, dan trotoar rusak. ▪ Sampah pelayanan masyarakat, merupakan sampah dari air minum, air limbah maupun proses industri. 4.



Penggolongan jenis sampah Menurut Damanhuri sampah dapat dikelompokan menjadi: ➢



Berdasarkan sumbernya: ▪ Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga, limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya.



▪ Daerah komersil: meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya. ▪ Institusi yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah komersil. ▪ Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain. ▪ Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya. ▪ Pengolah limbah domestik seperti instalasi pengolahan air minum, instalasi pengolahan air buangan dan insinerator. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain: lumpur hasil pengolahan, debu dan sebagainya. ▪ Kawasan industri: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya. ▪ Pertanian: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan busuk sisa pertanian. ➢



Berdasarkan cara penanganan dan pengolahannya: ▪ Komponen mudah membusuk (putrescible): sampah rumah tangga, sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai, dan lain-lain. ▪ Komponen yang mudah terbakar (combustible): kayu, kertas, kain, plastik, karet, kulit, dan lain-lain. ▪ Komponen yang sulit terbakar (non combustible): logam, mineral, dan lain-lain. ▪ Wadah bekas: botol, drum, dan lain-lain. ▪ Tabung bertekanan/gas. ▪ Serbuk dan abu: organik (pestisida dan sebagainya), logam metalik, non metalik, bahan asumsi, dan sebagainya. ▪ Lumpur, baik organik maupun non organik. ▪ Puing bangunan.



▪ Kendaraan tak terpaakai. ▪ Sampah radioaktif.







Pembagian yang lain dari sampah berupa: ▪ Sampah organik mudah membusuk (garbage) : sampah sisa dapur, sisa makanan, sampah sisa sayur, dan kulit buah-buahan. ▪ Sampah organik tak membusuk (rubbish): mudah terbakar (combustible), seperti kertas, karton, plastik, dan sebagainya, dan yang tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam, kaleng, gelas.



▪ Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes). ▪ Sampah bangkai binatang (dead animal): bangkai tikus, ikan, anjing, dan binatang ternak. ▪ Sampah sapuan jalan (steet sweeping): sisa-sisa pembungkus dan sisa makanan, kertas, daun. ▪ Sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste), dan sebagainya. 5.



Timbulan Sampah Timbulan sampah dalam SNI 19-3964-1995 adalah banyaknya sampah yang diambil dari lokasi terpilih, untuk diukur volumenya dan ditimbang beratnya dan



diukur



komposisinya.



Besaran



timbulan



sampah



berdasarkan



komponen-kompone sumber sampah dapat dilihat pada tabel 2.3. Tabel B.12. Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber Sampah NO



Komponen Sumber Sampah



Satuan



Volume



Berat



(l/orang.hari)



(Kg/orang.hari)



1



Rumah permanen



Per orang/hari



2,25 – 2,50



0,350 – 0,400



2



Rumah semi permanen



Per orang/hari



2,00 – 2,25



0,300 – 0,350



3



Kantor



Per pegawai/hari



1,75 – 2,00



0,025 – 0,100



4



Toko/ruko



Per pegawai/hari



2,50 – 3,00



0,150 - 0,350



5



Sekolah



Per murid/hari



0,10 – 0,15



0,010 – 0,020



6



Jalan arteri sekunder



Per meter/hari



0,10 – 0,15



0,020 – 0,100



7



Jalan kolektor sekunder



Per meter /hari



0,10 – 0,15



0,010 – 0,050



8



Jalan local



Per meter /hari



0,05 – 0,10



0,005 – 0,025



9



Pasar



Per meter 2/hari



0,20 – 0,60



0,100 – 0,300



10



Rumah non permanen



Per orang/hari



1,75 – 2,00



0,250 – 0,300



(Sumber : SNI 19-3983-1995). Tabel B.13. Besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota No



Klasifikasi Kota



Volume (l/orang/.hari)



Berat (kg/orang.hari)



1



Kota Sedang



2,75 – 3,25



0,70 – 0,80



2



Kota Kecil



2,50 – 2,75



0,625 – 0,70



( Sumber : SNI 19-3983-1995). Kota sedang adalah kota yang jumlah penduduknya lebih dari 100.000 jiwa, sedangkan kota kecil adalah kota yang jumlah penduduknya kurang dari 100.000 jiwa. (SNI 19-3983-1995). 6.



Komposisi Sampah. Komponen komposisi sampah dalam SNI 19-3964-1995 adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain (misalnya tanah, pasir, batu, keramik). Pengelompokan sampah yang sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat atau % volume dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain. Dalam Damanhuri dan Padmi (2004) menggambarkan tipikal komposisi sampah pemukiman atau sampah domestik dikota negara maju, yaitu dapat dilihat pada Tabel B.13.



Tabel B.13. Komposisi sampah domestik Kategori Sampah



% Berat



% Volume



Kertas dan bahan-bahan kertas



32,98



62,61



Kayu/produk dari kayu



0,38



0,15



Platik, kulit, dan produk karet



6,84



9,06



Kain dan produk tekstil



6,36



5,1



Gelas



16,06



5,31



Logam



10,74



9,12



Bahan batu, pasir



0,26



0,07



Sampah organik



26,38



8,58



(Sumber : Damanhuri dan Padmi, 2004). Komposisi sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor: -



Cuaca : di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akan cukup tinggi.



-



Frekuensi pengumpulan : semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi tumpukan sampah terbentuk. Tetapi sampah basah akan berkurang karena membusuk, dan yang akan terus bertambah adalah kertas dan sampah kering lainnya yang sulit terdegradasi.



-



Musim : jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang berlangsung.



-



Tingkat sosial ekonomi : daerah ekonomi tinggi umumnya menghasilkan sampah yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya.



-



Pendapatan per kapita : masyarakat dari tingkat ekonomi lemah akan menghasilkan total sampah yang lebih sedikit dan homogen.



-



Kemasan Produk : kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan mempengaruhi. Negara maju seperti Amerika tambah banyak yang menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.



Dengan



mengetahui



komposisi



sampah



dapat



ditentukan



cara



pengolahan yang tepat dan yang paling efisien sehingga dapat diterapkan proses pengolahannya. Tipikal komposisi sampah didasarkan atas tingkat pendapatan digambarkan pada Tabel 2.4. Tabel B.14 Tipikal Komposisi Sampah Pemukiman (% berat basah) Komposisi



Pemukiman



Pemukiman



Pemukiman



Low Incom



Midle Incom



High Incom



Kertas



1-10



15-40



15-40



Kaca, keramik



1-10



1-10



4-10



Logam



1-5



1-5



3-13



Plastik



1-5



2-6



2-10



Kulit, karet



1-5



-



-



Kayu



1-5



-



-



Tekstil



1-5



2-10



2-10



Sisa makanan



40-85



20-65



20-50



Lain-lain



1-40



1-30



1-20



(Sumber : Damanhuri dan Padmi, 2004).



7.



Karakteristik Sampah. Karakteristik sampah menurut (Tchobanoqlous, Theisen dan Vigil, 1993, dalam Hardianto, 2008) yaitu: 1. Karakteristik fisik Karakteristik fisik sampah meliputi hal-hal di bawah ini: a. Berat spesifik sampah Dinyatakan sebagai berat per unit (kg/m3). Dalam pengukuran berat spesifik sampah, harus disebutkan dimana dan dalam kondisi bagaimana sampah diambil sebagai sampling untuk menghitung berat



spesifik sampah. Berat spesifik sampah dipengaruhi oleh letak geografis, lokasi, musim, dan lama waktu penyimpanan. Hal ini sangat penting untuk mengetahui volume sampah yang diolah. Adapun berat spesifik sampah menurut Tchobanaglous, Theisen dan Vigil, 1993 yang dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel B.15. Berat spesifik komposisi sampah.



No



Komponen Sampah



Berat Spesifik (Kg/m3) Rentang



Tipikal



130,53 - 480,57



290,72



2 Kertas



41,53 -130,53



89,00



3 Karton



41,53 - 80,10



50,43



4 Plastik



41,53 - 130,53



65,26



5 Kain



41,53 - 100,86



65,26



6 Karet



100,86 - 201,72



130,53



7 Kulit



100,86 - 261,05



160,19



8 Sampah taman



59,33 - 225,45



100,86



9 Kayu



130,53 - 320,38



237,32



10 Gelas



160,19 - 480,57



195,79



11 Kaleng



50,43 - 160,19



89,00



12 Aluminium



65,26 - 240,29



160,19



13 Logam lain



130,53 - 1151,00



320,38



14 Debu/kerikil (lain-lain)



320,38 - 999,71



480,57



1 Sisa makanan



(Sumber: Tchobanaglous, Theisen dan Vigil, 1993 dalam Hardianto, 2008).



b. Kelembaban Kelembaban sampah dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu dengan metode berat basah dan berat kering. Rumus kelembaban dari berat basah adalah:



M



wd  



x100  w 



Dimana M = Kelembaban (%) W = Berat sampah basah (kg) D = Berat sampah setelah dikeringkan pada suhu 0C (kg). c. Ukuran partikel Sangat penting untuk pengolahan akhir sampah, terutama pada tahap mekanis untuk mengetahui ukuran penyaringan dan pemisahan mekanik. d. Field Capacity Adalah jumlah air yang dapat tertahan dalam sampah, dan dapat keluar dari sampah akibat daya grafitasi. Field Capacity sangat penting untuk mengetahui komponen lindi dalan landfill. Field Capacity



bervariasi



tergantung



dari



perbedaan



tekanan



dan



dekomposisi sampah. Sampah dari daerah pemukiman dan komersial yang tanpa pemadatan Field Capacity sebesar 50% - 60%. e. Kepadatan sampah Kepadatan sampah sangat penting untuk mengetahui pergerakan dari cairan dan gas dalam landfill. 2. Karakteristik Kimia. a. Analisis proksimasi. Bertujuan mengetahui bahan-bahan yang mudah terbakar dan tak mudah terbakar. Biasanya dilakukan tes untuk komponen yang



mudah terbakar supaya mengetahui kandungan volatil, kandungan bau, kandungan karbon tetap dan kandungan air. b. Titik abu sampah. Adalah temperatur dimana dihasilakan abu dari pembakaran sampah, yang berbentuk padatan dengan peleburan atau penggumpalan. Temperatur berkisar antara 1100 oC sampai 1200 oC. c. Analisis ultimasi. Adalah penentuan persentase komponen yang ada dalam sampah seperti persentase C, H, N, S, dan abu. Analisis ultimasi ini bertujuan menentukan karakteristik kimia bahan organik sampah secara biologis. Misalkan pada komposting perlu diketahui rasio C/N sampah, supaya dapat berlangsung baik. d. Kandungan energi. Kandungan energi dari komponen organik sampah, dapat ditentukan dengan Bomb Calorimeter. 3. Karakteristik Biologi. a. Kandungan terlarut seperti: gula, asam amino dan berbagai macam asam organik. b. Hemiselulosa, yaitu hasil penguraian gula. c. Selilosa, yaitu hasil penguraian glukosa. d. Lemak, minyak dan lilin. e. Lignin, material polimer yang terdiri dari cincin aromatik dengan gugus methoksil. Biasanya terdapat pada kertas, seperti kertas karton dan fiberboard. f.



Lignoselulosa, kombinasi dari lignin dan selulosa.



g. Protein, yang terdiri dari rantai asam amino.



8.



Sistem Pengelolaan Sampah Menurut Damanhuri, 2004 Sistem pengelolaan sampah meliputi beberapa tahapan, yaitu pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir ke Lahan TPA. 1. Pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di sumbernya. 2. Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan. 3. Pemindahan sampah adalah tahap memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir. 4. Pengangkutan



sampah



adalah



membawa



sampah



dari



lokasi



pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju tempat pembuangan akhir. 5. Pengolahan sampah adalah upaya mengurangi volume atau merubah bentuk sampah menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran



dalam



incinerator,



pengomposan,



pemadatan,



penghancuran, pengeringan, dan pendaur ulangan. Skema Teknik Operasional Pengelolaan Persampahan dapat dilihat pada gambar B.9.



Timbulan sampah



Pewadahan/pemilahan Pengumpulan



pengolahan Pemindahan dan pengangkutan



Pembuangan akhir sampah



Gambar B.9.Skema Teknis Operasional Pengelolaan Persampahan (SNI 19-2454-2002).



Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah perkotaan adalah :



9.



1.



Kepadatan dan penyebaran penduduk



2.



Karakteristik fisik lingkungan dan social ekonomi



3.



Timbulan dan karakteristik sampah



4.



Budaya sikap dan perilaku masyarakat



5.



Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah



6.



Rencana tata ruang dan pengembangan kota



7.



Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.



Pewadahan Sampah. Menurut Damanhuri pewadahan sampah adalah cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR mudah



diakses.



Sampah



diwadahi



sehingga



memudahkan



dalam



pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur ulang. Disamping itu dengan adanya wadah sampah yang baik maka: 



bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat







dapat diatasi.



Air hujan yang berpotensi menambah kadar air sampah, dapat dikendalikan







Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari.



9.1. Pola Pewadahan Menurut Damanhuri Pola pewadahan sampah dapat dibagi dalam individual dan komunal. ▪ Pola pewadahan individual: diperuntukan bagi daerah pemukiman berpenghasilan tinggi dan daerah komersil. ▪ Pola pewadahan komunal: diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh, taman kota, jalan dan pasar. Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-2002: Pola pewadahan individual: aktifitas penanganan penampungan sampah sementara dalam suatu wadah khusus untuk dan dari individu. ▪



Pola pewadahan komunal:



aktifitas penanganan penampungan



sampah sementara dalam suatu wadah bersama baik dari berbagai sumber maupun sumber umum. 9.2. Kriteria Lokasi dan penempatan wadah Berdasarkan (SNI 19-2454-2002) lokasi penempatan wadah adalah: 1. Wadah individual ditempatkan : a. Di halaman muka b. Di halaman belakang untuk sumber sampah hotel, restoran 2. Wadah komunal ditempatkan : 71 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



a. Sedekat mungkin dengan sumber sampah b. Tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya c. Di luar jalur lalu lintas pada suatu lokasi yang mudah untuk pengoperasiannya. d. Di ujung gang kecil. e. Di sekitar taman dan pusat keramaian ( untuk wadah pejalan kaki). f. 9.3.



Jarak antar wadah sampah untuk pejalan kaki minimal 100 m.



Persyaratan bahan wadah Berdasarkan SNI 19-2454-2002 persyaratan bahan wadah, sebagai berikut: a. Tidak mudah rusak dan kedap air b. Ekonomis, mudah diperoleh/dibuat oleh masyarakat c. Mudah dikosongkan.



Tabel B.15. Contoh wadah dan Penggunaannya No



Wadah



Kapasitas



Pelayanan



Umur Wadah



Keterangan



1



Kantong Plastik



10-40 L



1 KK



2-3 hari



Individual



2



Tong



40 L



1 KK



2-3 tahun



Individual



3



Tong



120 L



2-3 KK



2-3 tahun



Toko



4



Tong



140 L



4-6 KK



2-3 tahun



Toko



5



Tong



30-40 L



Pejalan Kaki,



2-3 tahun



Taman 6



Kontainer



1000 L



80 KK



2-3 tahun



Komunal



7



Kontainer



500 L



40 KK



2-3 tahun



Komunal



(Sumber : SNI 19-2454-2002).



9.4. Pewarnaan wadah. Berdasarkan SNI 19-2454-2002, melakukan pewarnaan wadah sampah sesuai dengan jenis sampah yang telah terpilah, yaitu: 1. Sampah organik, seperti sisa daun, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan, dengan wadah warna gelap 2. Sampah anorganik, seperti gelas, plastik, logam dan lainnya, dengan wadah warna terang. 3. Sampah bahan berbahaya bereacun rumah tangga (jenis sampah B3 seperti : produk/obat kadaluarsa, minyak rambut, bola lampu, pestisida, insektisida bahan kimia untuk keperluan fotogafi,bahan komia untuk peerawatan kolam, pupuk kimia, dan lain-lain.



Tabel B.16. Karakteristik wadah Sampah Pola No



Pewadahan



Individual



Komunal



Karakteristik 1.



Bentuk/jenis



Kotak,silinder,kontainer,bin(tong),se mua bertutup dan kantong



2.



Sifat



Kedap air,ringan, mudah dipindahkan dan kosongan



Logam,plastik,fiberglass,kayu,bamb 3.



Bahan



u,rotan,



Kotak,silinder,container,bin (tong) semua bertutup



Kedap air,ringan, mudah dipindahkan dan kosongan



Logam,plastik,fiberglass,kayu ,bambu, rotan



Kertas Pemukiman dan pasar = 1004.



Volume



Pemukiman dan toko kecil = 10-40



1000 ltr



ltr 5.



Instansi pengelola



Pengadaan Pribadi,Instansi pengelolan



(Sumber : SNI 19-2454-2002). 9.5. Penentuan Ukuran Wadah Menurut



SNI



19-2454-2002,



penentuan



ukuran volume



ditentukan



berdasarkan : 1) Jumlah penghuni tiap rumah. 2) Timbulan sampah. 3) Frekuensi pengambilan sampah. 4) Cara pemindahan sampah. 5) Sistem Pelayanan (individual atau komunal). 9.6. Pengadaan Wadah Sampah Menurut SNI 19-2454-2002, pengadaan wadah sampah untuk: 1) Wadah untuk sampah individual oleh pribadi atau instansi atau pengelola. 2) Wadah sampah komunal oleh instansi pengelola.



Tabel B.17. Jenis pewadahan dan sumber sampahnya Sumber Sampah



Jenis Pewadahan - Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang tersedia di pasaran. - Bak sampah permanen, ukuran bervariasi, biasanya dari pasangan bata. - Bin plastik/tong, volume 40-60 L, dengan tutup,



Daerah perumahan



khususnya permukiman yang pernah dibina oleh Dinas Kebersihan. - Bin/tong sampah, volume 50-60 L - Gerobak sampah, volume 1,0 m3 - Kontainer dari Amroll kapasitas 6-10 m3 - Bak sampah



Pasar



- Kantong plastik, volumr bervariasi - Bin plastik/tong volume 50-60 L



Pertokoan



- Bin plastik, volume 120-140 L, dengan roda. - Kontainer volume 1 m3 beroda - Kontainer besar volume 6-10 m3



Perkantoran/Hotel



- Bin plastik/tong volume 50-60 L, yang dipasang secara permanen



Tempat umum, jalan dan taman



- Bin plastik, volume 120-140 L dengan roda.



(Damanhuri dan Padmi,2004). 10.



Recovery Factor dan Residu. Recovery



factor



adalah



prosentase



sampah



yang



masih



dapat



dimanfaatkan dibagi jumlah sampah total, dengan tujuan guna mereduksi sampah sebelum dibuang. Di Indonesia untuk recovery factor sampah kering dapat diperoleh dengan mengetahui selisih berat antara sampah



yang telah dipilah pemulung dengan sampah yang belum dipilah oleh pemulung. Recovery Factor, %



=



c d c



x100



c: berat sampah yang belum dipilah oleh pemulung (kg) d: berat sampah setelah dipilah oleh pemulung (kg) Adapun Persen recovery factor menurut Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993 dapat dilihat pada tabel B.18. Tabel B.18. Persen Recovery Factor No



Komponen



(%) Recovery Factor



1



Sisa Makanan



80



2



Plastik



50



3



Logam



90



4



Kertas



50



5



Gelas



65



6



Kain



0



7



Kayu



0



8



Karet



0



9



Lain-lain



0



(Sumber: Tchobanoglous, Theisen dan Vigil, 1993 dalam Harsi 2006).



Sedangkan residu adalah jumlah sampah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi yang akan dibuang. Residu bisa berasal dari sampah basah dan sampah kering. Jika di Indonesia residu sampah kering dapat diartikan jumlah sisa sampah yang tidak dapat diambil pemulung guna



pemanfaatan kembali, sedangkan residu sampah basah adalah sisa sampah yang tidak dapat dikompos. 11.



Pengambilan Sampel



. Cara pelaksanaan pengambilan dan pengukuran contoh dari lokasi pengambilan untuk rumah tangga, sekolah, dan kantor berdasarkan SNI 19-39641995 adalah sebagai berikut: 



Tentukan lokasi pengambilan contoh.







Tentukan jumlah tenaga pelaksana.







Siapkan peralatan.







Lakukan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah sebagai berikut:







Membagikan kantong plastik dengan volume yang sudah diberi tanda kepada sumber sampah sehari sebelum dikumpulkan.







Mencatat jumlah unit masing-masing penghasil sampah.







Mengumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah.







Mengangkut seluruh kantong plastic ke tempat pengukuran







Menimbang kotak pengukur 125 L (digunakan untuk mengukur volume sampah)







Menuang secara bergiliran contoh dari setiap lokasi pengambilan tersebut ke dalam kotak pengukur 125 L







Menghentakan kotak contoh sebanyak tiga kali dengan mengangkat kotak setinggi 20 cm, lalu dijatuhkan ke tanah







Mengukur dan mencatat volume sampah (Vs)







Menimbang dan mencatat berat sampah (Bs)







Memilih contoh berdasarkan komponen komposisi sampah







Menimbang dan mencatat berat komposisi sampah







Menghitung komponen komposisi sampah



➢ Tentukan lokasi pengambilan contoh (samplimg Lokasi). Lokasi pengambilan sampling dibagi menjadi 2 kelompok utama yaitu: A. Perumahan, yang terdiri dari: - Permanen (PP): pendapatan tinggi. - Semi permanen (PS): pendapatan sedang.



- Non permanen (PN): pendapatan rendah. B.



Non perumahan, yang terdiri dari: Toko, kantor, sekolah, pasar, jalan, hotel, restoran/rumah makan, fasilitas umum lainnya, pebrik/industri.  Kriteria perumahan. Kategori perumahan ditentukan berdasarkan: -



Keadaan fisik rumah.



-



Pendapatan rata-rata kepala keluarga,



-



Fasilitas rumah tangga yang ada.



 Kriteria non perumahan, yaitu: 1.



Kriteria untuk jalan, meliputi: -



berdasarkan fungsi jalan.



-



10 % dari jalan yang disapu



-



Untuk kota yang tidak melakukan penyapuan jalan minimal 500 meter panjang jalan utama di pusat kota.



2.



Kriteria untuk pasar berdasarkan fungsi pasar.



3.



Kriteria untuk hotel berdasarkan jumlah fasilitas yang ada.



4.



Kriteria untuk rumah makan dan restoran berdasarkan jenis kegiatan.



5. ➢



Kriteria untuk fasilitas umum berdasarkan fungsinya.



Menyiapkan peralatan. 1. Alat pengambil contoh timbulan dan komposisi berupa kantong plastik dengan volume 40 L. 2. Alat pengukur volume contoh timbulan dan komposisi berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm, yang dilengkapi dengan skala tinggi. 3. Alat pengukur volume timbulan dan komposisi sampah berupa bak berukuran 1m x 0,5 x 1m untuk sampah yang berskala besar yang dilengkapi dengan skala tinggi. 4. Perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan.



5. Timbangan (0-5) kg dan (0-100) kg ➢



Penentuan jumlah sampel -



Perhitungan jumlah sampel jiwa Jumlah sampel jiwa dihitung menggunakan persamaan berikut:



S  Cd P S S



= jumlah sampel (jiwa)



n



= 5 (jiwa)



PS



= populasi (jiwa)



Cd



= koefisien perumahan



(Cd kota sedang dan kecil, 1KK = 0,5). - Dengan mempertimbangkan faktor analisis komposisi sampah dengan



berat



minimal



yaitu



1



kwintal



=



100



kg/hari



(Tchobanoqlous, Theisen, Vigil, 1993). ➢ Jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan sampah: ▪ Perumahan: jumlah jiwa dalam keluarga. ▪ Toko: jumlah petugas atau luas areal. ▪ Sekolah: jumlah murid dan guru. ▪ Pasar: luas pasar atau jumlah pedagang. ▪ Kantor: jumlah pegawai. ▪ Jalan: panjang jalan dalam meter. ▪ Hotel: jumlah tempat tidur. ▪ Restoran: jumlah kursi atau luas areal. ▪ Fasilitas umum lainnya: luas areal. ➢ Frekwensi. Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan frekwensi sebagai berikut: ▪ Pengambilan contoh dilakukan dalam 8 hari berturut-turut pada lokasi yang sama. ▪ Frekwensi sekali.



pengambilan contoh diatas dilakukan paling lama 5 tahun



➢ Metode pengukuran dan perhitungan.



▪ Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah: - Volume : liter/unit/hari. - Berat : kilogram/unit/hari. ▪ Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah dalam % berat. 2.



Uraian Pendekatan



2.1. Pendekatan Studi Dalam pelaksanaan pekerjaan PENYUSUNAN MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR, terdapat 2 (dua) bagian besar produk pekerjaan, yakni kelayakan Unit Pengolahan Sampah dan Kajian Ekonomi, Sumber Pendanaan kegiatan pembangunan Unit Pengolahan Sampah, serta jajak pendapat atau political will dari masyarakat Kota Denpasar dalam pembangunan dan pelaksanaan operasional Unit Pengolahan Sampah dan pengelolaan sampah di Kota Denpasar. Tahapan penyusunan rencana induk persampahan ini dimulai dari pengumpulan data dan informasi, review studi terdahulu, pengumpulan data, pengkajian standar atau aturan yang berlaku, analisa teknis operasional, analisa geografis, analisa ekonomi, analisa sosial-budaya, kemampuan pendanaan Pemerintah Kota Denpasar dan perencanaan tenis dan manajemen persampahan sampai tahun 2022. 2.2. Konsep Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan Ada beberapa pendekatan metodologi yang akan dikembangkan konsultan untuk melaksanakan pekerjaan ini yaitu : 1. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah 2. Pendekatan Penanganan Pekerjaan 3. Pendekatan Kebijakan 4. Pendekatan Kelembagaan 5. Pendekatan Teknis 6. Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan. Pendekatan terhadap pola pikir pekerjaan adalah keterkaitan kegiatan proyek dengan permasalahan yang ada serta sasaran yang ingin dicapai. Pendekatan kebijakan diperlukan terutama yang berkaitan dengan kebijakan persampahan dan persampahan. Pendekatan kelembagaan berhubungan dengan koordinasi



antar instansi yang dibutuhkan. Pendekatan teknis adalah kajian terhadap kriteria atau metode perhitungan yang akan digunakan. Sedangkan pendekatan pelaksanaan pekerjaan merupakan metode pelaksanaan pekerjaan mulai tahap persiapan sampai penyelesaian akhir. Pada prinsipnya penyusunan metodologi ini mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja, Rapat Penjelasan



Teknis



serta



kemampuan



dan



pengalaman



konsultan



dalam



mengerjakan proyek sejenis.



2.3. Pendekatan Pola Pikir Pemecahan Masalah Pendekatan pola pikir pemecahan masalah yang diuraikan tidak dapat dipisahkan dari permasalahan rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana dasar lingkungan di wilayah studi, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan sektor persampahan. Permasalahan tersebut diantaranya diakibatkan ada pertumbuhan pendudukan yang cukup pesat di wilayah studi (Kota Denpasar) serta masih rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan persampahan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kinerja pelayanan sektor persampahan secara berkelanjutan melalui pelaksanaan pekerjaan ini. Untuk lebih jelasnya pendekatan pola pikir pemecahan masalah dapat dilihat pada Gambar B.11. dibawah ini.



Gambar 2.11. Pola Pikir Pelaksanaan Pekerjaan



2.4.



Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan



2.4.1. Persoalan Pengelolaan Persampahan Persoalan utama pada pengelolaan sampah terjadi karena beberapa hal, yaitu :



1. Terjadi pertumbuhan penduduk yang tinggi di daerah perkotaan yang membutuhkan penanganan sampah secara kolektif. Pengelolaan secara individu (dalam arti menimbun dan membakar) semakin tidak layak untuk lingkungan perkotaan. 2. Pertumbuhan jumlah sampah tidak diimbangi dengan pertumbuhan pendapatan yang berasal dari masyarakat penghasil sampah untuk mendanai/membiayai pengelolaan sampah perkotaan. Selain itu, anggaran pengelolaan persampahan yang berasal dari Pemerintah tidak



mencukupi



untuk



memenuhi



standard



pelayanan



yang



diperlukan. 3. Ketersediaan lahan untuk TPA sampah yang memenuhi persyaratan (teknis, lingkungan, sosial budaya, legalitas kepemilikan, dan aspek keuangan) semakin terbatas. 4. Peningkatan kemampuan lembaga/institusi pengelola persampahan berjalan dengan lambat sehingga tidak mampu mengantisipasi persolan yang timbul di masyarakat. 2.4.2. Paradigma Baru Pemerintah Indonesia 1. Demokratisasi dan Keterbukaan Terjadi perubahan yang menginginkan diberlakukannya prinsip demokrasi dan keterbukaan pada pemerintahan di Indonesia. Konsekuensinya adalah tuntutan pemenuhan kepentingan masyarakat semakin kuat dan proses pemenuhan tersebut diminta dilaksanakan secara transparan. Pengaruh lainnya adalah masyarakat semakin memahami haknya, salah satu adalah hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang layak untuk ditempati, dan menuntut Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2. Otonomi Daerah Pelaksanaan otonomi daerah memberikan tanggung jawab yang semakin besar



kepada



Pemerintah



Daerah



untuk



memenuhi



masyarakat, yang salah satu diantaranya adalah pengelolaan



kebutuhan



persampahan. Selain pendelegasian (penyerahan) tanggung jawab tersebut, Pemerintah Daerah juga mendapat tambahan pendapatan dari pembagian pendapatan yang selama ini dikuasai oleh Pemerintah Pusat. Pembagian pendapatan tersebut secara bersamaan juga akan diikuti dengan peningkatan beban pembiaayaan pengelolaan sarana yang selama ini



dibiayai oleh Pemerintah Pusat. 3. Pemberdayaan Masyarakat Salah



satu



hasil



dari



reformasi



adalah



gerakan



pemberdayaan



masyarakat. Pemberdayaan masyarakat akan menyebabkan masyarakat semakin menyadari hak dan tanggung jawabnya. Akibatnya masyarakat mungkin saja akan menuntut Institusi/ Lembaga pengelola persampahan jika



merasa



dirugikan/



pelayanan



kurang



memuaskan



(akibat



diberlakukannya UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen). 2.4.3. Paradigma Baru Pengelolaan Sampah Pendekatan yang akan digunakan konsultan dalam melaksanakan pekerjaan penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar akan mengacu pada sistem REDUCE (mengurangi), REUSE (menggunakan kembali), RECYCLE (mendaur ulang), PARTICIPATION (melibatkan masyarakat) sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang Undang No.18 Tahun 2008 tentang Persampahan. 2.4.4. Pendekatan Kebijakan Secara lebih spesifik pendekatan yang akan dilakukan dalam Kajian Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar ini, meliputi : 1. Pendekatan terhadap Peraturan PerUndang-Undangan/Kebijakan yang berlaku baik ditingkat Pusat maupun di tingkat Daerah. (seperti : RUTRK, RTRW dan lain sebagainya yang relevan). 2. Millenium Development Goal (2015). 3. National Action Plan Persampahan 4. Ketentuan Teknis (SNI untuk perencanaan sampah perkotaan dan SNI UNJ 03-3241- 1994) tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA Sampah dan cara “Weighted Ranking Technique”.



2.4.5. Pendekatan Kelembagaan Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan secara aktif akan melakukan koordinasi dan membangun kerjasama yang erat dengan Tim Teknis Pemberi Tugas dan instansi lain yang berkaitan dengan proyek ini. Pelaksanaan pendekatan kelembagaan dalam kegiatan ini sangat diperlukan mengingat pertimbangan sebagai berikut : 1. Waktu pelaksanaan pekerjaan ini cukup singkat yaitu 4 (empat) bulan, dengan demikian dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang cukup baik dari para pihak yang terkait dengan pekerjaan ini khususnya yang dapat membantu menyediakan data-data yang dibutuhkan. 2. Kegiatan penyusunan rencana induk persampahan sangat terkait dengan dengan instansi lain, dengan demikian kegiatan ini dapat dijadikan sebagai sosialisasi program dan meningkatkan kerjasama yang komprehensif dalam pengelolaan persampahan di wilayah studi. 3. Diperkirakan instansi terkait di daerah memiliki rencana dan program pengelolaan persampahan, dengan demikian kegiatan ini diharapkan dapat menjadi penguatan program-program atau saling melengkapi dengan program-program lokal yang ada. Dalam kaitannya dengan pendekatan kelembagaan ini, konsultan akan melakukankerjasama dan koordinasi dengan Pemberi Tugas/Pemimpin Proyek, Tim Teknis, dan aparat di daerah, agar kebutuhan dan aspirasi daerah dapat diakomodasikan. Koordinasi dan komunikasi dalam frekuensi



yang



tinggi



akan



sangat



membantu



kelancaran



dan



keberhasilan perencanaan ini dan setiap permasalahan yang timbul akan dapat segera diselesaikan. Dengan seringnya berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak Pusat maupun daerah, diharapkan akan memperlancar dan mempercepat dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin akan terjadi. Survey lapangan dalam rangka mengidentifikasi permasalahan pengelolaan sampah serta mengidentifikasi daerah genangan akan lebih baik bila dilakukan bersama-sama dengan pihak daerah untuk menghindari kesalahan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan nantinya. Secara garis besar hal-hal yang perlu dikoordinasikan antara lain :



1. Menyamakan interpretasi tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. 2. Mendiskusikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan khususnya pekerjaan survey lapangan. 3. Merencanakan sistem komunikasi yang efektif dan terorganisir antara Konsultan dan Pemberi Tugas/Tim Teknis serta semua instansi terkait. 4. Prosedur dan perizinan yang diperlukan dari Pemberi Tugas.



2.5.



Pendekatan Teknis



1. Fisik Kota Pendekatan terhadap daerah studi dalam hal ini Kota Denpasr sangat penting, untuk mengetahui kondisi dan karakteristik kota. Dalam merencanakan mempertimbangkan



system topografi,



pengelolaan hidrologi,



persampahan klimatologi



dan



harus geologi.



Kemiringan tanah, tinggi muka air tanah termasuk pasang surut air, kondisi sungai di saat musim kemarau dan musim hujan, temperatur dan kelembaban pada musim hujan dan kemarau dan struktur lapisan tanah akan dipelajari dan dipahami. 2. Sosial Ekonomi a. Kepemerintahan antara lain : struktur organisasi pemerintah kota, pembagian dan batas wilayah kerja administrasi kota serta luas masing-masing wilayah. b. Demografi, meliputi jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk per tahun dan kepadatan penduduk. Perkiraan laju pertumbuhan dan arah penyebaran penduduk dari tahun ke tahun didasarkan pada data aktual dan rencana kota menurut RUTRK/Renstra, dsb. c. Data demografi ini akan diambil dari data statistik Kota Denpasar edisi terakhir. d. Distribusi kegiatan lokasi proyek, terdiri dari beberapa sektor antara lain pertanian, perdagangan, peternakan, pegawai, buruh dan tata guna lahan dalam berbagai kategori.



e. Prasarana dan Sarana Umum yang dimiliki oleh Kota Denpasar antara lain jaringan listrik, air minum, telepon dan alat transportasi. f.



Fasilitas



yang



perniagaan,



dimiliki



Kota



hotel/losmen,



Denpasar,



rumah



seperti



:



sakit/kesehatan,



pertokoan, perkantoran,



pendidikan, tempat ibadah/sosial, perumahan dan sebagainya. datadata ini diperlukan untuk menentukan jumlah/kapasitas dan jenis sampah dan juga diperlukan untuk menentukan skala pengelolaan individual dan komunal. g. Pendapatan



masyarakat



per



rumah tangga



diperlukan



untuk



menentukan tariff retribusi sampah yang akan diusulkan. h. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah saat ini dan perkiraan di tahun mendatang. 3. Kesehatan Masyarakat Tingkat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebersihan lingkungan. Untuk mendapatkan lingkungan yang bersih, tergantung oleh tersedianya fasilitas sanitasi yang baik dan memadai. Selain itu juga perlu ditunjang oleh kemampuan masyarakat dalam menciptakan dan menjaga kebersihan. 4. Rencana Pengembangan Kota Rencana Strategis, Rencana Induk Kota dan Rencana Umum Tata Ruang Kota yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Denpasar akan menjadi acuan bagi penyusunan perencanaan teknis dan manajemen persampahan ini dapat terintegrasi dengan rencana pengembangen sarana dan prasarana lainnya. Arah dan sasaran pembangunan kota, potensi yang dikembangkan di waktu mendatang, berbagai sektor ekonomi yang meliputi kegiatan usaha dengan berbagai kegiatan pelayanan dan lingkungan hidup serta permasalahannya merupakan salah satu faktor penting dalam proses penyusunan studi ini. Demikian juga halnya dengan rencana pengembangan fasilitas kota termasuk sarana dan prasarana pengelolaan pesampahan. 5. Sistem Pengelolaan Eksisting Pengelolaan persampahan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa



komponen yang saling berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang mempunyai satu tujuan. Bentuk interaksi ini mempunyai ketentuan dan peraturan. Komponen yang mempunyai bentuk tersebut di atas disebut subsistem. Subsistem tersebut adalah: a. Organisasi dan Manajemen b. Teknik Operasional c. Pembiayaan dan Retribusi d. Ketentuan dan Peraturan



3.



Metodologi Penyusunan Masterplan Persampahan



3.1. Pengelolaan Persampahan 3.1.1. Kegiatan Operasional Pengelolaan persampahan kota - kota di Indonesia mempunyai pola yang hampir sama.Ditinjau dari segi teknik operasionalnya, pengelolaan persampahan meliputi kegiatan pewadahan sampai dengan pembuangan akhir. Operasi bersifat integral dan terpadu karena setiap proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling pengaruh mempengaruhi secara berantai.



Adapun



urutan



kegiatan



sistem



operasional



pengelolaan



persampahan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pewadahan sampah 2. Kegiatan pengumpulan sampah 3. Kegiatan pemindahan sampah 4. Kegiatan pengangkutan sampah 5. Kegiatan pengelolaan sampah 6. Kegiatan pembuangan akhir A. Pewadahan Persampahan Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum di kumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. Tujuan utama dari pewadahan adalah untuk menghindari terjadinya



sampah yang berserakan sehingga mengganggu lingkungan dari segi kesehatan, kebersihan dan estetika.



Gambar 2.12. Skema Kegiatan Operasional Persampahan Pewadahan dapat dikelompokkan sebagai pewadahan individual serta pewadahan komunal (yang merupakan bagian dari proses pengumpulan). Pewadahan individual dimaksudkan untuk menampung sampah dari masing-masing sumber sampah, sesuai dengan sistem/ pola pengumpulan yang diterapkan, dimana setiap rumah tangga harus tetap mempunyai pewadahan individual. Cara-cara ataupun sistem pewadahan sampah dikelola dengan baik oleh setiap pemilik persil pada daerah-daerah pelayanan merupakan faktor penunjang keberhasilan operasi pengumpulan sampah. Tujuan dari pewadahan akan tercapai apabila orang mau membuang sampah kedalamnya, dan pewadahan tersebut mampu mengisolasi sampah terhadap segala sesuatu di sekitarnya. Untuk itu hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mendesain pewadahan adalah sifat, bahan, warna, volume dan konstruksinya, yang harus memenuhi persyaratan praktis, ekonomis, estetis dan higienis. Secara umum, bahan pewadahan sampah harus memenuhi syarat sebagai berikut:



a. Awet dan tahan air (kedap air) b. Mudah untuk diperbaiki c. Ekonomis, mudah diperoleh/ dibuat oleh masyarakat d. Ringan dan mudah diangkat sehingga tidak melelahkan petugas dalam proses pengumpulan e. Penggunaan warna yang menarik dan menyolok Adapun kriteria penentuan ukuran (volume) pewadahan sampah biasanya ditentukan berdasarkan: a. Jumlah penghuni dalam suatu rumah b. Tingkat hidup masyarakat c. Frekuensi pengambilan/ Pengumpulan sampah d. Sistem pelayanan, individual atau komunal Berdasarkan tempat sumber timbulannya, bahan dan jenis wadah sampah padat diuraikan sebagai berikut: a. Sampah rumah tangga wadahnya dapat berupa: 1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas 2) Tong/bin dari kayu 3) Container besi 4) Kantong plastik 5) Kantong kertas b. Sampah toko/restoran wadahnya berupa : 1) Tong/bin dari plastik/ fiberglas 2) Tong/bin dari kayu 3) Container besi 4) Kantong plastik c. Sampah kantor/ bangunan gedung wadahnya berupa : 1) Bak tembok 2) Container besi 3) Kantong plastik besar Cara pengambilan wadah sampah dapat dilakukan dengan cara manual atau secara mekanik. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu standarisasi ukuran dan bentuk serta perlengkapannya. Ukuran wadah menggunakan tenaga orang (manual) misalnya harus dirancang sedemikian rupa



sehingga mudah diangkat dan beratnya diperhitungkan mampu bagi seseorang untuk mengangkatnya. Sedangkan wadah yang menggunakan tenaga mekanik, ukuran dan berat penuhnya disesuaikan dengan spesifikasi kendaraan angkutannya (load-haul atau compactor truck). Lokasi penempatan wadah pada umumnya belum seragam. Untuk wadah sampah yang pengambilannya menggunakan tenaga orang, lokasi ada yang ditempatkan di depan rumah, di belakang rumah, di tepi trotoar jalan, dan



sebagainya.



Demikian



pula



cara



penempatannya



ada



yang



ditempatkan di udara terbuka dan ada yang diberi alat pelindung/ atap. B. Pengumpulan Sampah Yang dimaksud dengan sistem pengumpulan sampah yaitu cara atau proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan/ penampungan sampah dari sumber timbulan sampah sampai tempat pengumpulan sementara/ stasiun pemindahan atau sekaligus diangkut ke tempat pembuangan akhir. Pengambilan sampah dilakukan setiap waktu sesuai dengan periodesasi tertentu.



Periodesasi



biasanya



ditentukan



berdasarkan



waktu



pembusukkan sampah, yaitu kurang lebih berumur 2 – 3 hari, yang berarti pengumpulan sampah dilakukan maksimal setiap 3 hari sekali. Makin sering semakin baik, namun biasanya operasinya lebih mahal. Pengumpulan umumnya dilaksanakan oleh petugas kebersihan Kota atau swadaya masyarakat (pemilik sampah, badan swasta atau RT/RW). Pengikut



sertaan



masyarakat



dalam



pengelolaan



sampah



banyak



ditentukan oleh tingkat kemampuan pihak kota dalam memikul beban masalah persampahan kotanya. Termasuk dalam pekerjaan pengumpulan adalah penyapuan jalan dan pembersihan selokan. Pengawasan akan mutu pekerjaan ini cukup penting terutama pembersihan selokan pada musim penghujan, sehubungan dengan pencegahan banjir. Sistem atau cara pengumpulan sampah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Peraturan-peraturan/ aspek legal pada daerah setempat b. Kebiasaan masyarakat (budaya) c. Karakteristik lingkungan fisik dan sosial ekonominya d. Kedaan khusus setempat



e. Kepadatan dan penyebaran penduduk f. Rencana penggunaan lahannya g. Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan pembuangan h. Lokasi pembuangan akhirnya i. Biaya yang tersedia C. Pemindahan Sampah Proses



pemindahan



terdapat



pada



pengelolaan



sampah



dengan



pengumpulan secara tidak langsung. Proses ini diperlukan karena kondisi daerah pelayanan tidak memungkinkan untuk diterapkan pengumpulan dengan kendaraan truk secara langsung. Disamping itu juga proses ini akan sangat membantu efisiensi proses pengumpulan. Pekerjaan utama pada proses ini yaitu memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam truk pengangkut. Mengingat tingkat kemampuan daya tempuh gerobak yang relatif pendek, maka lokasi pemindahan umumnya terletak tidak jauh dari sumber sampah, masalah yang perlu diperhatikan adalah pengaruhnya daerah sekitar dalam hal kebersihan dan kesehatan lingkungan. Lokasi pemindahan letaknya sedemikian rupa sehingga memudahkan bagi truk



pengangkut



untuk



memasuki



dan



keluar



dari



pemindahan.



Pemindahan sampah ke dalam truk pengangkut dapat dilakukan secara manual, mekanis atau campuran, tergantung dari tipe kendaraan pengangkutnya. Pengisian container dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul, sedangkan pengangkatan container ke atas truck dilakukan secara mekanis (load-haul dan compactor truck). Lokasi pemindahan dapat bersifat terpusat (pola transfer depo) atau tersebar. Fungsi lokasi pemindahan terpusat: proses pemindahan, penyimpanan alat, perawatan ringan, proses pengendalian (desentralisasi). Sedangkan fungsi lokasi pemindahan tersebar: proses pemindahan dan penyimpanan alat. D. Pengangkutan Sampah Yang dimaksud dengan pengangkutan sampah dalam hal ini adalah kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan ditempat



penampungan sementara (transfer station) atau langsung dari tempat sumber sampah ketempat pembuangan akhir (TPA). Keberhasilan kegiatan penanganan sampah adalah tergantung pada baiknya kegiatan/ sistim pengangkutan sampah yang diterapkan. Sarana yang digunakan adalah kendaraan truck dengan berbagai tipe/ jenis, sehingga merupakan kegiatan yang membutuhkan dana/ investasi yang paling



besar



dibandingkan



dengan



kegiatan



pengumpulan



dan



pembuangan akhir. Pekerjaan pengangkutan pada pokoknya membawa sampah makin menjauhi daerah sumber. Arah pengangkutan biasanya relatif jauh keluar kota. Dasar alasan adalah kemungkinan adanya rencana pengembangan kota masalah pengangkutan biasanya timbul seiring dengan keharusan truk melewati jalan-jalan dalam kota. Kenyataan memperlihatkan bahwa tidak semua jalan sesuai untuk dilewati truk tanpa menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas.Jalan yang tidak sesuai dari segi lebarnya biasanya ditambah dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi. Kondisi truk, terutama saat melewati jalan ramai, cukup berpengaruh terhadap kenyamanan disekitarnya. Kesan kotor biasanya terjadi karena tetesan air dan hamburan material sampah selama perjalanan. 3.1.2. Pola Teknis Operasional A. Pewadahan Pola Pewadahan terdiri dari : a. Pewadahan Individual Bentuk



pewadahan



yang



dipakai



banyak



tergantung



selera



dan



kemampuan pengadaannya dari pemiliknya, mulai dari pengadaan sampai penggunaannya dilakukan secara pribadi. Ciri utama dalam penanganan selanjutnya adalah digunakan sistem pengumpulan dari rumah ke rumah. Petugas akan langsung mendatangi tiap rumah untuk mengumpulkan sampahnya. b. Komunal 1) Diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/kumuh, taman kota, jalan, pasar. Bentuknya banyak ditentukan oleh pihak instansi pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum, alasan utama digunakannya pola ini adalah kesulitan petugas dalam mencapai



tempat sampah di setiap titik sumber, juga termasuk kesulitan utama adalah kondisi jalan (sangat sempit, tidak dapat dilalui kendaraan pengumpul,



sibuk



sepanjang



hari,



dan



sebagainya).



Agar



memudahkan dalam penanganan selanjutnya maka tempat sampah komunal umumnya ditempatkan di tepi jalan besar, pada suatu lokasi yang strategis terhadap penggunaannya. Penduduk akan membawa sampahnya untuk dibuang ke tempat sampah komunal dan pengumpulan pun dilakukan oleh petugas dari tempat ini. 2) Pada pola pewadahan komunal, setiap rumah tangga tetap harus memiliki pewadahan individual, yang pada periode tertentu dibuang sendiri oleh pemilik rumah ke wadah komunal. 3) Pada beberapa literatur, pewadahan diklasifikasikan termasuk dalam proses pengumpulan, karena memang sarana pewadahan sangat berkaitan erat dengan proses pengumpulan, baik desain, kapasitas alatnya maupun pola yang diterapkan. B. Pengumpulan Pola pengumpulan sampah pada umumnya dapat dibagi atas : 1. Individual langsung ▪ Yaitu



proses



penanganan



persampahan



dengan



cara



mengumpulkan sampah masing-masing sumber sampah dan diangkut langsung ke TPA, tanpa melalui proses pemindahan. Persyaratan: ▪ Kondisi topografi bergelombang (rata-rata > 8%) sehingga alat pengumpul non mesin sulit beroperasi ▪ Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai jalan lainnya. ▪ Kondisi dan jumlah alat memungkinkan ▪ Jumlah timbulan sampah besar (>0,5 m3/hari) 2. Individual tidak langsung Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan sampah masing-masing sumber sampah dan diangkut ke TPA dengan sarana pengangkut melalui proses pemindahan. Pola ini dapat mengurangi ketergantungan kebutuhan alat angkut (truk), tetapi membutuhkan kemampuan pengendalian personil dan alat yang lebih



kompleks. Pola ini baik untuk daerah dengan partisipasi aktif masyarakat yang rendah. Dan alat pengumpul masih mampu menjangkau



sumber



secara



langsung.



Pola



ini



membutuhkan



persyaratan sebagi berikut: ▪ Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan ▪ Bila menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak, becak), maka dibutuhkan kondisi topografi relatif datar (rata-rata < 8%) ▪ Lebar jalan yang memungkinkan dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan lainnya. ▪ Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian 3. Komunal langsung Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal, langsung diangkut ke TPA tanpa melalui proses pemindahan. Pola ini merupakan alternatif bila alat angkut terbatas, lokasi merupakan timbulan



sampah-sampah



sulit



dijangkau



oleh



pelayanan



alat



pengumpul non mesin (gerobak), kemampuan pengendalian personil dan peralatan relatif rendah, alat pengumpul sulit menjangkau sumbersumber sampah. Pola ini mempunyai prasyarat: ▪ Peran serta aktif masyarakat tinggi ▪ Wadah komunal dirancang sesuai dengan kondisi, ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan di lokasi yang mudah dijangkau oleh alat pengangkut (truk). 4. Komunal tidak langsung Yaitu proses penanganan persampahan dengan cara mengumpulkan sampah dari titik pewadahan komunal, dibawa ke lokasi pemindahan (menggunakan gerobak), lalu diangkut ke TPA menggunakan alat angkut truk. Pola ini membutuhkan prasyarat : ▪ Peran serta aktif masyarakat tinggi ▪ Wadah komunal dan alat pengumpul dirancang sesuai dengan kondisi, ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dilokasi yang mudah dijangkau alat pengumpul ▪ Memungkinkan pengadaan lokasi pemindahan ▪ Bila menggunakan alat pengumpul non mesin (gerobak), maka dibutuhkan kondisi topografi yang relatif datar (rata-rata < 8%)



▪ Lebar jalan yang memungkinkan dilalui alat pengumpul tanpa menganggu pemakai jalan lainnya ▪ Organisasi harus siap dengan sistem pengendalian C. Pemindahan Kegiatan pemindahan terdapat pada pola pengumpulan tak langsung, yaitu pengumpulan oleh alat bukan jenis truk. Sampah dari alat pengumpul (gerobak/ sejenisnya) harus dipindahkan ke truk pengangkut untuk dibawa ke lokasi pembuangan akhir. Berdasarkan kondisi dan fungsinya pemindahan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu terpusat dan tersebar. Pola pemindahan terpusat dimaksudkan sebagai sentralisasi proses pemindahan dan merupakan pos pengendali operasional, apabila sulit mendapatkan lahan kosong untuk lokasi pemindahan, maka lokasi pemindahan dapat tersebar, tetapi akibatnya kurang dapat dikendalikan. Selain itu, lokasi pemindahan dapat berfungsi pula sebagai penyimpan sarana kebersihan, seperti gerobak dan peralatan lainnya,



tanpa



perawatan alat dan sebagainya. Lokasi pemindahan dapat berbentuk: 1. Pelataran berdinding (transfer depo) Ukuran panjang dan lebar dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan keluar masuk dan pemuatan truk. Bila pemuatan tidak langsung dilakukan dari gerobak, maka harus tersedia tempat khusus penimbunan sampah sementara. Dinding dibuat cukup tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai isolator terhadap daerah sekitarnya. Memudahkan keluar masuk dan pemuatan truk isolasi bertujuan menghilangkan kesan kotor dari kerja pemindahan. 2. Container muat (load- haul) Berupa container yang umumnya bervolume 8 - 10m3, gerobak langsung menumpahkan muatannya ke dalam container ini. Setelah penuh maka container ini akan dibawa ke lokasi pembuangan akhir. Metoda ini membutuhkan biaya modal yang cukup besar karena dibutuhkan truk dengan tipe khusus (load-haul truck).



D. Pengangkutan Fase pengangkutan merupakan tahapan membawa sampah dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju ke TPA. Hal yang penting



dalam



proses



pengangkutan



adalah



penentuan



route



pengangkutan, berupa penetapan titik pengambilan, jadwal operasi dan pola pengangkutan. Untuk menentukan route pengangkutan sampah tersebut dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : a. Penentuan titik pengambilan b. Untuk menentukan titik pengambilan perlu adanya peta daerah pelayanan dan peta timbunan sampah. c. Peta derah pelayanan menunjukkan batas daerah yang akan dilayani saat ini dan kemungkinan pengembangannya yang memuat data-data antara lain: 1) Luas wilayah kota 2) Luas daerah yang dilayani 3) Jumlah penduduk yang dilayani 4) Jumlah sampah yang harus dilayani setiap hari d. Peta timbulan sampah menunjukan lokasi pengumpul/ timbunan sampah yang harus dilayani oleh para petugas kebersihan, antara lain: 1) Lokasi stasion pemindahan/ TPS 2) Lokasi container besar 3) Lokasi daerah pertokoan 4) Lokasi bangunan besar/ khususnya yang diperkirakan timbulan sampah lebih 1m3 misalnya rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan kantor-kantor besar dan lain-lain. e. Pada titik pengumpul tersebut jumlah volume sampah yang harus diangkut setiap hari dari setiap daerah pelayanan dapat diketahui. Juga route angkutannya dapat direncanakan.



Gambar B.12. Pola Teknis Operasional 1. Jadwal Operasi Jadwal kegiatan pelayanan harus ditetapkan sedemikian rupa agar operasi pengangkutan sampah dapat berjalan secara teratur. Hal ini disamping untuk memberikan gambaran kualitas pelayanan juga untuk menetapkan jumlah kebutuhan tenaga dan peralatan, sehingga biaya operasi dapat diperkirakan. Selain itu dengan frekuensi pelayanan yang teratur akan memudahkan bagi para petugas untuk melaksanakan tugasnya. Pengaturan jam operasional tersebut harus disesuaikan dengan: 1) Jumlah timbulan sampah yang harus diangkat setiap hari



2) Jumlah kendaraan dan tenaga serta kapasitas kendaraan 3) Sifat daerah pelayanan 4) Waktu yang diperlukan tiap rit kendaraan Dengan pengaturan jam kerja ini, operasi pengumpulan dan pengangkutan sampah



dapat



berjalan



tertib



dan



teratur,



sehingga



mudah



dilakukan



pengontrolan terhadap kebersihan kota. Pengaturan kerja tersebut termasuk juga: 1) Pengaturan penugasan 2) Pengaturan kewajiban bagi para petugas untuk membersihkan kendaraan 3) Kewajiban bagi para petugas untuk melaporkan hasil operasinya, sehingga volume sampah yang terangkut setiap pengangkutan dapat diketahui. 2. Pola Pengangkutan Pola pengangkutan sampah yang dialkukan dengan sistem stasiun pemindahan (transfer depo), proses pengangkutan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Kendaraan angkutan keluar dari pool langsung menuju lokasi pemindahan transfer depo untuk mengangkut sampah langsung ke TPA Dari TPA, kendaraan tersebut kembali ke transfer depo untuk pengambilan pada rit berikutnya. Untuk pengumpulan sampah dengan sistem container pola pengangkutan adalah sebagai berikut: 1) Sistim container yang diangkut Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi container pertama untuk mengambil/ mengangkut sampah langsung ke TPA. Dari TPA kendaraan tersebut dengan container kosong kembali ke lokasi pertama tadi untuk menurunkan container tersebut, dan kemudian menuju ke lokasi ke dua untuk mengambil container yang berisi untuk diangkut ke TPA dan selanjutnya mengembalikan



container



kosong



tersebut



ketempat



semula.



Demikian



seterusnya sampai pada shift terakhir. 2) Sistim container yang diganti Kendaraan keluar dari pool dengan membawa container kosong menuju ke lokasi container pertama untuk mengambil/ mengganti container yang berisi sampah dan langsung membawanya ke TPA. Dari TPA kendaraan tersebut dengan container kosong kembali menuju lokasi container kedua dan kemudian menurunkan container kosong tersebut sekaligus mengambil container yang telah penuh untuk dibawa ke TPA. Demikian seterusnya sampai pada shift terakhir.



3) Sistim container tetap Penyerapan sistim ini biasanya untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa truck compactor. Kendaraan keluar dari pool langsung menuju ke lokasi container pertama dan mengambil sampahnya untuk dituangkan ke dalam truck compactor dan diletakkan kembali container yang kosong itu ketempat semula, kemudian kendaraan langsung ke lokasi container kedua mengambil sampahnya dan meninggalkan container dalam keadaan kosong dan seterusnya jika kapasitas truk sudah penuh, kendaraan langsung menuju ke lokasi pembuangan akhir. Gambar B.13. Sistem Container Yang Diangkut



Gambar B.14. Sistem Container Yang Diganti



Gambar B.15. Sistem Container Tetap



3.1.3. Peralatan Operasional Persampahan A. Peralatan Pewadahan 1. Individual



Bentuk



pewadahan



yang



dipakai



banyak



tergantung



selera



dan



kemampuan pengadaannya dari pemiliknya secara umum adalah: Bentuk



: Kotak, Silinder, Kantung, Container



Sifat



: Bersatu dengan tanah, dapat diangkat



Bahan



: Pasangan bata, logam, plastik, alternatif bahan harus bersifat kedepan terhadap air, panas matahari, tanah diperlakukan kasar mudah dibersihkan.



Ukuran



: 10 – 50 liter untuk pemukiman., toko kecil 100-500 liter Untuk kantor, toko besar, hotel, rumah makan



Pengadaan



: Pribadi, swadaya masyarakat, instansi pengelola



2. Komunal Diperuntukan bagi daerah pemukiman sedang/ kumuh, taman kota, jalan, pasar. Bentuknya banyak ditentukan oleh pihak instansi pengelola karena sifat penggunaannya adalah umum. Karakteristiknya adalah: Bentuk



: Kotak, Silinder, Kantung, Container



Sifat



: Bersatu dengan tanah, dapat diangkat



Bahan



: Pasangan bata, logam, plastik, alternatif bahan harus Bersifat kedepan terhadap air, panas matahari, tanah diperlakukan kasar mudah dibersihkan.



Ukuran



: 10 – 100 liter untuk pinggir jalan taman, 100-500 liter Untuk pemukiman dan pasar



Pengadaan : Pemilik, badan swasta (sekaligus sebagai usaha promosi Hasil produksi, instansi pengelola). Adapun jenis-jenis peralatan pewadahan yang umum terdapat di kota-kota di Indonesia adalah: 1) Kantong plastik, 30 – 50 liter 2) Bin plastik/ keranjang tertutup, 40 – 50 liter 3) Tong kayu, 40 – 60 liter 4) Bin plastik (tertutup dengan roda), 120 liter 5) Bin plastik permanen, 70 liter 6) Bin plat besi tertutup, 100 liter 7) Bak sampah permanen, ukuran variasi 8) Kontainer, volume 1,0 m3



B. Peralatan Pengumpulan dan Pemindahan



Peralatan pengumpulan dan pemindahan sampah dapat bermacammacam tergantung sistem pewadahan dan pengumpulan yang diterapkan. Pada daerah pelayanan tertentu peralatan pengumpulan dapat sekaligus sebagai peralatan pengangkutan (truk). Adapun peralatan yang telah disesuaikan berdasarkan daerah timbulan sampahnya dan telah lazim digunakan dalam sistem pengumpulan sampah yaitu: 1. Daerah perumahan/ pemukiman teratur: Gerobak dorong, dimana sampahnya kemudian dikumpulkan pada tempat pengumpulan sementara (transfer depo) dan container. 2. Perumahan yang belum teratur (slump area) Container komunal, gerobak dan transfer komunal, transfer station atupun truk pemadat (compactor truck). 3. Daerah Pasar/ Komersial Untuk daerah pasar/ komersial dapat digunakan langsung truk sampah atau container. 4. Daerah Pertokoan Untuk daerah pertokoan dapat digunakan beberapa cara: 1) Digunakan gerobak dorong dan transfer station atau container 2) Digunakan container komunal 3) Digunakan langsung truck sampah C. Peralatan Pengangkutan



Peralatan pengangkutan sampah antara lain: a. Truck biasa b. Dump Truck (Tipper Truck) c. Compactor Truck d. Arm Roll Truck e. Multi Loader Truck f. Transfer Trailer Penggunaan jenis-jenis truk ini tergantung dari sistim pewadahan, pengumpulan dan pemindahannya. 3.2. Pemilihan Sistem dan Peralatan Operasional Persampahan



3.2.1. Umum Pemilihan sistem dan pemilihan peralatan operasional persampahan saling berkaitan erat. Pemilihan jenis peralatan pada masing-masing komponen operasional sangat tergantung dari sistem atau pola operasional yang digunakan. Demikian pula pemilihan sistem operasional sangat tergantung pada kondisi fisik, sosial dan ekonomi daerah setempat. 3.2.2. Pewadahan Penentuan segi baik dan buruknya suatu bentuk pewadahan dinilai dari hubungannya sebagai pendukung pekerjaan penanganan berikutnya, yaitu pengumpulan, pekerjaan ini umumnya dilakukan oleh petugas kota atau swadaya



masyarakat.



Para



petugas



dituntut



untuk



menyelesaikan



pekerjaan dengan target yang telah ditentukan. Efektifitas kerja harus tinggi dan dilakukan melalui efisiensi waktu, untuk mencapai target tersebut. Sehubungan dengan hal ini maka cara pewadahan harus dapat memberikan kemudian dalam pekerjaan pengumpulan. 3.3. Pembuangan Akhir Sampah dan Pengolahan 3.3.1. Umum Tujuan pembuangan akhir sampah adalah untuk memusnahkan sampah domestik atau yang diklasifikasikan sejenis ke suatu tempat pembuangan akhir dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak – atau seminimal mungkin menimbulkan gangguan terhadap lingkungan antara (intermediate treatment) maupun tanpa diolah terlebih dahulu. Kegiatan operasional di pembuangan akhir pada dasarnya merupakan: 1. Kegiatan yang merubah bentuk lahan 2. Kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan dan kemerosotan sumber daya lahan, air dan udara. 3.3.2. Pembuangan Akhir Yang dimaksud dengan pembuangan akhir adalah cara yang digunakan untuk memusnahkan sampah padat dari hasil kegiatan pengumpulan dan pengangkutan mapun sampah padat hasil buangan kegiatan pengelolaan sampah itu sendiri.



Ada 2 cara pembuangan akhir, yaitu: 1) Open Dumping Dilakukan dengan cara sampah dibuang begitu saja di tempat pembuangan akhir (TPA) dan dibiarkan terbuka sampai pada suatu saat TPA penuh dan pembuangan sampah dipindahkan ke lokasi lain atau TPA yang baru. Untuk efisiensi pemakaian lahan, biasanya dilakukan kegiatan perataan sampah dengan menggunakan dozer atau perataan dapat juga dilakukan dengan tenaga manusia. Keuntungan: a. Operasi sangat mudah b. Biaya operasi dan perawatan murah c. Biaya investasi TPA relatif murah Kerugian: 1. Timbul pencemaran udara oleh gas, debu dan bau b. Cepat terjadi proses timbulnya leachate, sehingga menimbulkan pencemaran air tanah 2. Sangat mendorong tumbuhnya sarang-sarang vektor penyakit (tikus, lalat, nyamuk dan serangga lain). 3. Mengurangi estetika lingkungan. 2) Landfill, yang dapat dibedakan lagi atas: Merupakan perbaikan dari pada cara open dumping yaitu dengan menambahkan lapisan tanah penutup di atas sampah. a) Sistim Controlled Landfill Dilakukan dengan cara sampah ditimbun, diratakan dan dipadatkan kemudian



pada



kurun



waktu



memperkecil



pengaruh



yang



merugikan terhadap lingkungan. Bila lokasi pembuangan akhir telah mencapai akhir usia pakai, seluruh timbunan sampah harus ditutup dengan lapisan tanah. Diperlukan persediaan tanah yang cukup sebagai lapisan tanah penutup. Keuntungan: 1) Dampak negatif terhadap estetika lingkungan sekitarnya dapat dikurangi 2) Kecil pengaruhnya terhadap estetika lingkungan awal



Kerugian: 1. Operasi relatif lebih sulit dibanding open dumping 2. Biaya investasi relatif lebih besar dari pada open dumping 3. Biaya operasi dan perawatan relatif lebih tinggi dari pada open dumping b. Sistim Sanitary Landfill Adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Hal ini dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah ditetapkan. Pekerjaan pelapisan sampah dengan tanah penutup dilakukan setiap hari pada akhir jam operasi. Diperlukan persediaan tanah yang cukup untuk menutup timbunan sampah. Keuntungannya



adalah



pengaruh



timbunan



sampah



terhadap



lingkungan sekitarnya relatif lebih kecil dibanding sistem controlled landfill.



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR



Gambar B.13. Diagram ALir Sistem Manjemen Persampahan



105 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR 4.



Program Kerja Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan



dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana kerja ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan, konsep penanganan masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule personil. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan harus berpatokkan pada Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Secara garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut : 1. Persiapan - Melakukan studi literatur atau review studi yang relevan di Kota Denpasar - Membuat program kerja kegiatan secara keseluruhan - Menetapkan metode survey - Menyusun kuesioner untuk menjaring data - Menyusun jadual kerja dan kegiatan persiapan lain yang dibutuhkan 2. Pengumpulan Data -



Data Primer Melakukan survey lapangan tentang kondisi eksisting pengelolaan sampah berkaitan dengan daerah pelayanan, timbulan sampah, komposisi



dan



karakteristik



sampah,



kondisi



pewadahan,



pengumpulan, pemindahan. Pengangkutan dan pembuangan akhir, upaya 3 R baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah dan kemauan/kemampuan membayar retribusi serta pengumpulan data lain yang relevan. -



Data Sekunder Melakukan



survey



ke



instansi



terkait



mengenai



kondisi



kelembagaan yang menanganani masalah persampahan (institusi, struktur organisasi, SDM dan tata laksana kerja organisasi), kondisi pembiayaan (investasi; operasi pemeliharaan dan retribusi) 106 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



selama sedikitnya 3 (tiga) tahun terakhir, dukungan peraturan yang dimiliki oleh Kota Denpasar berkaitan dengan pengelolaan persampahan dan program penyuluhan yang ada, kondisi kota Denpasar (fisik kota, sosial ekonomi, pendapatan masyarakat, fasilitas kota, daerah kumuh), rencana pengembangan kota (tata guna



lahan)



baik



untuk



kotaDenpasar



maupun



kota-kota



sekitarnya serta pengumpulan data lain yang relevan. 3. Kompilasi dan Pengolahan Data Mengelompokkan data kuantitatif dan kualitatif yang relevan dengan perencanaan persampahan sebagai bahan analisis 4. Pengkajian : -



Penyiapan standar Nasional yang dapat dipergunakan sebagai tujuan penyusunan Masterplan Persampahan



-



Pengkajian



tata



ruang



kota



yang



mempengaruhi



sistem



kebersihan -



Pengkajian tertiadap sistem pengelolaan yang dilakukan saat ini



5. Analisis Melakukan analisis data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan pola pelayanan persampahan. Metode analisis dapat dilakukan secara deskriptif, SWOT maupun metode lain 6. Penyusunan Perencanaan sampai tahun 2022 Perencanaan teknis dan manajemen persampahan meliputi: -



Proyeksi perkembangan penduduk



-



Proyeksi volume sampah



-



Pengembangan aspek institusi



-



Pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana dan sarana persampahan,



pewadahan,



pegumpulan,



pemindahan,



pengolahan / 3 R, pengangkutan dan pembuangan akhir). Selain itu juga diperlukan rencana kebutuhan dukungan Prasarana dan Sarana dalam rangka mendukung pengoperasian IPST Sarbagita yang merupakan TPA regional yang digunakan bersama oleh kota Denpasar, Gianyar, Tabanan dan Kab Badung, dan dilengkapi dengan peta dan gambar dengan skala sesuai ketentuan



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR -



Pengembangan aspek pembiayaan (kebutuhan biaya investasi selama



kurun



waktu



perencanaan,



biaya



operasi



dan



pemeliharaan per tahun serta perhitungan tarif retribusi) -



Pengembangan



aspek



pengaturan



(penyempumaan



perda



termasuk untuk kerjasama regional dan usulan penerapannya) -



Pengembangan aspek peran serta masyarakat (usulan program penyuluhan,



pilot



project



penanganan



sampah



berbasis



masyarakat, pola pendidikan dan lain-lain) A. Penyusunan Laporan 1. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan memuat: metode dan rencana kerja konsultan dalam penyelesaian pekerjaan diserahkan.Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh hari) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh ) buku laporan. 2. Laoran Antara (Interim Report) Laporan



Antara



memuat



data



kondisi



kota



dan



pengelolaan



persampahan yang ada saat ini serta analisis data dan arahan pengembangan Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan. 3. Laporan Akhir Laporan



Akhir



memuat:



seluruh



hasil



kegiatan



dan



rencana



pengelolaan sampah (masterplan) yang dibuat. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 15 (lima belas) buku laporan beserta peta dan gambar ukuran A3 sebanyak 15 (lima belas) eksemplar dan cakram padat (compact disc) sebanyak 8 keping.



108 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



Mulai



Gambar B.14. Bagan Alir Pekerjaan



Persiapan Mobilisasi Personil Penyusunan Program Kerja Penyusunan Metode Survey Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan



Laporan Pendahuluan



Pengumpulan Data Primer



Pengumpulan Data Primer



Survey Lapangan Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah Peta Dasar dan Data BPS



Data Kondisi Kelembagaan



Data Kondisi Kota Denpasar



Daerah Pelayanan Timbulan Sampah Komposisi & Karakteristik Sampah Kondisi Pewadahan, Pengumpulan, Pemindahan & Pengangkutan Sampah Upaya 3R



Kondisi Pembiayaan



Peraturan dan Program Pengolahan Persampahan



Rencana Pengembangan Kota



Data Cukup



Pengolahan Data dan Pengkajian Pengelompokan Data Kuantitaif dan Kualitatif Penyiapan Standar Nasional Pengkajian Tata Ruang Kota Pengkajian Terhadap Sistem Pengelolaan Sampah Eksisting



Konsep Rencana Sistem OK



Analisa



Laporan Antara



Penyusunan Rencana



Proyeksi Penduduk dan Volume Sampah Pengembangan Aspek Pengembangan Aspek Teknis Pengaturan



Laporan Akhir



Pengembangan Aspek Institusi/Kelembagaan Pengembangan Aspek Pengembangan Aspek Pembiayaan Peran Serta Masyarakat



Selesai



109



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR 5.



Organisasi dan Personil Berdasarkan pada pengalaman Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan



studi selama ini, sangat diperlukan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan yang mantap, disertai pula dengan penempatan personil tenaga ahli yang berkualitas sesuai dengan spesialisasi masing-masing, disamping penyediaan sarana peralatan kerja dengan kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada akhir pekerjaan studi ini, maka tim Konsultan telah menyiapkan organisasi pelaksanaan pekerjaan seperti yang tertera pada Gambar Bagan Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan. Organisasi pelaksanaan pekerjaan menggambarkan hubungan antar personil Konsultan dan hubungan kerja antara Konsultan dengan Pemberi pekerjaan sesuai hirarki tugas, tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing.



BAPPEDA KOTA DENPASAR



CV. Tri Matra Disain



Team Leader (S1 Planologi)



Tenaga Ahli Sipil (S1. T. Sipil)



Tenaga Ahli Lingkungan (S1. T. Lingkungan)



Tenaga Ahli Ekonomi Perkotaan (S1. Ekonomi)



Asisten Tenaga Ahli Ass. Ahli Lingkungan Ass. Ahli Sipil Surveyor / juru Ukur



Tenaga Pendukung Administrasi dan Keuangan



B.3.



Ga m



b a r B . 16 . S tru k tu r



Jadwal P e la k s



O r



ga n isasi Pelaksana Pekerjaan



a n a a n P e k e r ja a n



110 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



Dalam



proses



pelaksanaan



pekerjaan



Penyusunan



Masterplan



Persampahan Kota Denpasar, konsultan akan memperhatikan ruang lingkup kegiatan serta jangka waktu pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan agar produk/ hasil rencana nantinya tidak bertentangan dengan ketentuan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah ditetapkan oleh BAPPEDA Kota Denpasar serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Sesuai dengan Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan yang tercantum dalam KAK , Konsultan telah mencermati secara sungguh-sungguh ragam kegiatan dan waktu pelaksanaannya, sehingga perhitungan man - month personel dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mampu ditransfer pada sebuah rencana kerja yang matang, yang efisien dan terkendali oleh sebuah jalur aktifitas yang mantap. Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Pekerjaan Lapangan dan Pekerjaan Kantor. Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja adalah 6 Bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Semua kerangka berpikir dalam program kerja ini dituangkan dalam bentuk Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Bagan



Alir



Pelaksanaan



Pekerjaan.



Secara



teknis administrasi,



jadwal



pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : 1.



Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara konsultan dengan pihak pemberi tugas diselesaikan.



2.



Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam waktu 6



Bulan



atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sesuai dengan berita acara rapat penjelasan umum terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK). 3.



Rencana kerja yang diusulkan oleh Konsultan sesuai dengan KAK berkaitan dengan tugas-tugas konsultan, maka untuk lebih jelasnya secara umum jadwal terinci dari Penyusunan Dokumen Masterplan Persampahan Kota Denpasar ini dapat dilihat dalam Tabel yang terdapat pada halaman berikut.



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR Tabel B.2.1. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan



112 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR Selain jadwal pelaksanaan kegiatan diatas, diperlukan jug sarana dan prasarana pendukung dimana sarana pendukung ini dapat digunakan untuk mempermudah dan memperlancar pekerjaan. Dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar ini, Konsultan menggunakan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan sebagai pendukung dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, yang pada dasarnya telah disesuaikan dengan persyaratan yang tertuang dalam kerangka acuan kerja. Uraian mengenai fasilitas dan sarana yang digunakan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini disajikan pada sebagai berikut. ➢ Fasilitas Dan Sarana Yang Digunakan Konsultan akan menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan ini, yang meliputi antara lain : 1. Kantor/studio



lengkap



dengan



peralatan



yang



diperlukan



untuk



pelaksanaan pekerjaan 2. Biaya Komunikasi 3. Komputer dan Alat Tulis Kantor Lainya 4. Kendaraan Operasional 5. Kebutuhan lainnya guna memperlancar dan menyukseskan pelaksanaan pekerjaan ini 6. Apabila ada yang peralatan yang harus dibeli dalam kegiatan ini, maka pada akhir penugasan barang atau peralatan yang dibeli tersebut harus diserahkan kepada pengguna jasa. ➢ Ruang Kerja/Kantor Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan kantor yang permanen Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan berkoordinasi



dengan



pemberi



pekerjaan



dan



setiap



saat



dapat



asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu diharapkan nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah menghubungi konsultan. ➢ Peralatan Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan kapasitas 113 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



alat. Adapun volume dan kapasitas alat dari masing-masing pekerjaan tersaji pada Tabel Daftar Peralatan (Terlampir). ➢ Jadwal Peralatan Jadwal peralatan untuk pekerjaan akan disesuaikan dengan waktu pemakaian, dan jadwal peralatan ini berkaitan dengan schedule pelaksanaan dan personil untuk pelaksanaan seluruh kegiatan. Jadwal peralatan dan volume serta waktu pemakaian tersaji pada Tabel Jadwal Penggunaan Peralatan (Terlampir). Tabel F.2. Jadwal Penggunaan Alat



B.4.



Komposisi Tim dan Penugasan



H.1. Umum Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis terkait dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman dibidang penanganan pekerjaan sejenis dalam pengembangan persampahan. Masingmasing Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing sesuai dengan bidang keahliannya. Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya dan memiliki sertifikat keahliaan (SKA)



yang



dikeluarkan



Asosiasi



Keahlian



atau



Badan/Lembaga



yang



berwenang serta memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani pekerjaan sejenis. Tanggapan terhadap tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, dalam hal ini perlu adanya penekanan terhadap desain yang akan dilakukan. Dimana masingmasing Tenaga Ahli memiliki pemahaman yang sama mengenai kondisi dan permasalahan daerah lokasi studi, keinginan masyarakat pengguna, sehingga mampu menghasilkan beberapa inovasi desain tidak hanya secara teknis, efesiensi pendanaan, layak secara lingkungan, dan mampu memberikan manfaat lebih secara ekonomi kepada masyarakat. Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :



1. Ketua Tim (Team Leader) Satu (1) orang Ketua Tim (Team Leader) yang merangkap sebagai Ahli Teknik Lingkungan dengan latar belakang pendidikan minimal Sarjana (S1)



Teknik



Planologi,



dan



berpengalaman



dalam



penyusunan



Masterplan Persampahan, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan. 2. Tenaga Ahli / Profesional Staff a. Satu (1) orang Ahli Sipil dengan latar belakang pendidikan minimal sarjana (S1) Teknik Sipil, menjalankan tugas selama 5 (lima) bulan. b. Satu (1) orang Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan minimal sarjana (S1) Teknik Lingkungan, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan. c. Satu (1) orang Ahli Ekonomi Perkotaan dengan latar belakang pendidikan sarjana (S1) Ekonomi, menjalankan tugas selama 3 (tiga) bulan. 3. Asisten Tenaga Ahli d. Satu (1) orang Ass. Ahli Sipil dengan latar belakang pendidikan minimal sarjana (S1) Teknik Sipil, menjalankan tugas selama 5 (lima) bulan. e. Satu (1) orang Ass. Ahli Lingkungan dengan latar belakang pendidikan minimal sarjana (S1) Teknik Lingkungan, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan. f. Satu (1) orang Surveyor/Juru Ukur dengan latar belakang pendidikan D3 Teknik, menjalankan tugas selama 6 (enam) bulan. 4. Tenaga Pendukung / Supporting Staff Disamping kebutuhan akan tenaga ahli seperti diuraikan tersebut di atas, dibutuhkan tenaga pendukung, antara lain tenaga administrasi dan keuangan.



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR Tabel B.4.1. Komposisi Tim Pekerjaan Penyusunan Masterplan Persampahan



117 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR



B.5.



Komposisi Tim dan Penugasan



Berdasarkan pengalaman konsultan dalam melaksanakan pekerjaanpekerjaan sejenis, diperlukan pengaturan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Hubungan kerjasama antar personil, serta koordinasi pelaksanaan pekerjaan berperan



penting



dalam



dipertanggungjawabkan.



menghasilkan



Untuk



itu,



kualitas



diperlukan



pula



kerja



yang



dapat



pengaturan



jadwal



pelaksanaan penugasan personil dan sampai sejauh mana keterlibatan masingmasing personil terhadap kegiatan pekerjaan ini, agar dapat dicapai suatu pola tata koordinasi pelaksanaan pekerjaan secara baik. Dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Penyusunan Masterplan Persampahan Kota Denpasar ini, mobilisasi tenaga profesional oleh pihak konsultan dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan ini nantinya. Selain itu, tim konsultan juga akan memobilisasi tenaga pendukung, yang akan mendukung tenaga profesional dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kebutuhan mobilisasi tenaga penunjang akan selalu memperimbangkan kebutuhan tenaga profesional. BAPPEDA Kota Denapasar adalah pihak yang mengharapkan hasil pekerjaan ini secara optimal. Pemberi kerja senantiasa akan memberikan instruksi/perintah kerja, serta menyetujui hasil pekerjaan yang dihasilkan konsultan. Untuk itu, penugasan Personil Tim Konsultan disusun berdasarkan jenis dan macam pekerjaan yang tersurat didalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tim didukung sepenuhnya oleh semua fungsional dari CV. Tri Matra Disain. Berikut ini, untuk lebih jelasnya dipaparkan dalam Tabel Jadwal Penugasan Personil tim konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan dan nama personil tenaga profesional yang terlibat secara langsung dalam kegiatan ini.



118 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas



USTEK MASTERPLAN PERSAMPAHAN KOTA DENPASAR



Tabel H.1. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli



119 CV. Tri Matra Disain Konsultan Perencana dan Pengawas