Uts Metodologi Penelitian TS UPI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOAL UTS 1. Jelaskan dengan lengkap apa metodologi penelitian itu? 2 . Bagaimana kerangka teoritis pada sebuah penelitian? dan mengapa penelitian perlu mengandalkan referensi? Jelaskan dengan lengkap disertai contoh. 3. Bagaimana merumuskan masalah? Jelaskan serta berikan contohnya. 4. Apa saja teknik dalam mendapatkan data, dan bagaimana kita mengetahui apabila data tersebut valid dan reliabel? berikan contoh. 5. Apa yang dimaksud dengan analisis hasil?dan bagaimana implementasi hasil penelitian. 6. Apa yang dimaksud dengan hipotesis? implikasi penelitian? Berikan contoh dan skema yang mendukung bahwa hasil penelitian menjawab hipotesis penelitian. 7. Mengapa harus ada Penjelasan maksud dan tujuan penelitian? Jelaskan dan berikan contohnya yang relevan dengan bidang studi teknik sipil. 8. Apa yang dimaksud dengan peramalan? dan data jenis apa yang dapat dipergunakan? berikan contohnya. 9. Apa yang dimaksud dengan deskriptif dan inferensial itu? 10. Mengapa dalam uji regresi linear perlu melihat normalitas data, linearitas data, uji heteroskedastisitas data dan multikolinearitas? jelaskan dan berikan contohnya. 11. Jelaskan masalah apa saja dalam penggunaan analisis regresi berganda? Apa contoh kasus dalam bidang teknik sipil yang dapat dilakukan uji dengan regresi? 12. Jelaskan kapan diperlukan analisis runut waktu? dan berikan contohnya dalam penelitian itu? 13 berikan 5 topik dalam penelitian bidang teknik sipil yang dapat menggunakan analisis regresi atau pengambilan keputusan serta minimal setiap topik saudara berikan dua hipotesis penelitian nya. 14. Dalam studi deskriptif pada metode khusus dan metode statistik jelaskan fungsinya dan contohnya 15. Mengapa terjadi ouliers? Bagaimana mengatasi persoalan outliers? 16. Apa penjelasan dari skala likerts dalam penetapan kuesioner itu? berikan contoh. 17. Mengapa informasi Tak Sempurna, news, tidak dapat dijadikan data untuk pengujian inferensial? Jelaskan kelemahannya. JAWABAN



1. Metodologi berasal dari bahasa Yunani “metodos” dan “logos”. Kata “metodos” terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. “Logos” artinya ilmu. Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode.



Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. [2] Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. 2.



Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Arti teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan dan digunakan untuk menjelaskan hubungan yang timbul antara beberapa variabel yang diobservasi Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris karena tuijuan utamanya adalah menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas. Suatu penelitian dengan dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya menjelaskan fenomena yang diteliti. Suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yg tlah diketahui dlm suatu masalah tertentu. Manfaat : – Mengontrol pengujian suatu hub. – Meningkatkan pengetahuan / pengertian trhdap suatu fenomena pengamatan. – Mencermati Dok. dr riset-riset sebelumnya pd area masalah yang sama secara umum. Empat faktor yg harus diperhatikan dlm menyusun kerangka : – variable yang relevan – Bgmn hub. antar variable tsb. – Apakah hub. tsb trus bertahan. – Skema or diagram yang mendukung penjelasan teori. Manfaat referensi penelitian adalah memudahkan peneliti menyusun instrumen penelitian . Contoh referensi makalah, Kepustakaan : Peter Salim, The Contemporary English-Indonesia Dictionary, Edisi kedua; (Jakarta: Modern English Press, 1986). Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Edisi X ; (Bandung : CV. Alfabeta, 2003).



3. Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan apa saja yang ingin kita cari jawabannya. Dapat dinyatakan bahwa perumusan masalah merupakan pernyataan spesifik mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah diperoleh dari identifikasi masalah yang sudah diajukan. Jika identifikasi masalah masih sangat luas cakupannya, maka rumusan masalah merupakan masalah spesifik yang sudah dibatasi untuk diteliti lebih lanjut oleh peneliti. Adapun cara merumuskan masalah adalah: a) Dibuat dalam bentuk kalimat tanya dan pertanyaan tersebut sudah merupakan setengah jawaban dari permasalahan yang akan diteliti. b) Dituangkan secara singkat, padat, dan jelas. c) Menampilkan variabel-variabel (bebas, terikat, independen, atau dan lain-lain) yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antar variabel tersebut, dan subyek penelitian. d) Rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, artinya memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh rumusan masalah: a) Rumusan masalah deskriptif: “Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk Blackberry?” b) Rumusan masalah komparatif: “Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas laptop produk Acer dengan laptop produk Toshiba ditinjau dari lama beroperasinya?” c) Rumusan masalah korelatif: “Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan masyarakat di Ponorogo dengan merek Handphone yang digunakan?”



4. Angket



(Quesioner) Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian. Contoh : 1) Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab Contoh: Metode apa yang digunakan oleh Bapak/ibu dalam pengajaran PAI dikelas? a………………….



b…………………. c…………………. d…………………. 2) Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti. Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa memeriksa hasil pekerjaan anak dikelas? a. Selau b. Sering c. Jarang sekali 3) Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden Contoh: Apa metode yang Bapak?Ibu gunakan dalam pengajaran PAI a. Diskusi b. Ceramah c. ………… b)



Test Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur. 1. Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya. 2. Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang. 3. Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya. 4. Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang. 5. Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. 6. Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.



c)



Observasi Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data dengan terjun



langsung ke lapangan untuk mengamati secara langsung objek yang diteliti. Contoh : seorang wartawan meneliti pola interaksi dalam proses manajemen media di tempatnya bekerja d) Interview Interview atau wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud mengadakan wawancara adalah mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lainlain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapakan untuk dialami pada masa yang akan dating; memverikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Contoh : TOPIK: PERAN GURU DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA NARASUMBER (N): KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PONOROGO PEWAWANCARA (W): SUHADI, MAHASISWA TI UNMUH PONOROGO W: Selamat pagi Pak..terima kasih atas waktu yang diberikan W: Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, koran kami akan memuat artikel tentang peran guru dalam peningkatan kemampuan akademik siswa. Bisa bapak menceritakan perkembangan terkini mengenai peran guru saat ini? N: Seiring dengan perkembangan jaman, peran guru sudah sangat berbeda dengan peran guru pada jaman dahulu. Guru tidak hanya berperan dan bertugas mengajar, mentransfer ilmu kepada siswa saja, namun juga bertugas membangun karakter dari siswa. W: Sejauh ini apa saja program pemerintah yang berkaitan dengan tugas guru yang semakin kompleks tersebut? N: Program pemerintah dalam bentuk pelatihan serta yang terkini mengenail akreditasi kemampuan guru serta syarat minimal jenjang pendidikan yang diterapkan merupakan salah satu contoh program pemerintah dalam memajukan dunia pendidikan. W: Bagaimana dengan kesiapan para guru menghadapi tuntutan tersebut? N: Banyak yang sudah siap, namun tidak sedikit juga yang terkaget – kaget dengan perubahan – perubahan tersebut. Terutama bagi guru – guru



yang sudah mendekati usia pensiun W: Apakah dampak positif dari program – program tersebut sudah bisa dirasakan atau minimal terlihat? N: Secara nasional bisa dilihat dari hasil nilai Ujian Nasional yang grafiknya cenderung naik W: Apakah ada kenaikan pendapatan guru seiring dengan bertambahnya beban kerja? N: Tentu saja ada, pemerintah juga dengan secara khusus memberikan tunjangan akreditasi guru yang diberikan secara berkala. Diharapkan dengan adanya kenaikan penghasilan bisa memacu guru untuk bisa bekerja lebih efektif dan profesional. W: Saya pikir cukup pak. Nanti bisa saya kembangkan lagi menjadi headline koran kami saat peringatan hari Guru. Terima kasih atas waktu dan informasinya. N: sama – sama e)



Penggunaan Dokumen Penggunaan Dokumen adalah Bahan tertulis maupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi dalam dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahanbahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga social, misalnya majalah, bulletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa.



Contoh : • Data tentang sistem ganti rugi pengiriman barang yang hilang atau rusak pada PT. Garuda di Bandar Udara Selaparang Mataram. • Data tentang konsep hukum Islam yang berkaitan dengan perjanjian dalam Islam. • Keadaan dan jumlah karyawan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Analisis hasil adalah sebuah proses menguraikan sebuah pokok masalah atas berbagai bagiannya. Implementasi Hasil Penelitian dalam kegiatan analisa memiliki keterkaitan erat dengan proses pengolahan data menggunakan metode statistik, hal ini terkait dengan fungsi statistik yang akan menyajikan



sebuah data yang didapat dari proses penelitian untuk kemudian diolah menjadi sebuah informasi baru dan akan dibuat sebuah analisis yang menjadi kesimpulan penelitian tersebut. 6. Hipotesa berasal dari bahasa yunani yaitu dari penggalan kata “ hypo “ yang artinya di bawah dan “ thesa “ yang artinya “ kebenaran “, jadi hipotesa yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa. Hipotesis / Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam penggunaannya sehari-hari hipotesa ini sering juga disebut dengan hipotesis, tidak ada perbedaan makna di dalamnya. Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Contoh: Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka…) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar



turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru. Kegunaan Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: 1) Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. 2) Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi. 3) Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Hipotesis dalam penelitian Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis. Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu: 1) Untuk menguji teori, 2) Mendorong munculnya teori, 3) Menerangkan fenomena sosial,



4) Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, 5) Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan. Implikasi Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan. Macam-macam implikasi:



1) Implikasi Teoritis Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai implikasi teoretikal dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada mengenai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi juga implikasinya bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam model teoretis. 2) Implikasi Manajerial Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen. 3) Implikasi Metodologi Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini dapat disajikan penjelasan mengenai bagian-bagian metode penelitian mana yang telah dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang relatif sulit serta prosedur mana yang telah dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak digambarkan sebelumnya dalam literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat menyajikan dalam bagian ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian lanjutan atau penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari penelitian Contoh Implikasi Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pendidikan multicultural penting diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan akademik social siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Mataram. Dengan demikian



rumusan kompetensi standar dan kompetensi dasar yang relevandengan kebutuhan akademik sosial siswa, menjadi komponen utama untukmewujudkan pendidikan multikultural.Berdasarkan rumusan kompetensistandar dan kompetensi dasar dirumuskan materi pendidikan multicultural yang dapat mendukung tercapainya kompetensi-kompetensi tersebut. Dalam mentransmisikan materi pendidikan multikultural pada siswa, materipendidikan multikultural dapat dijadikan mata pelajaran tersendiri dandapat pula diintegrasikan dalam mata pelajaran lain pada SekolahLanjutan Tingkat Pertama di Mataram. Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (1) implikasi terhadap perencanaan dan pengembangan kurikulum pendidikanmultikultural yang berbasis kompetensi untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), (2) implikasi terhadap pengembangan dan penyusunansilabus pendidikan multikultural, (3) implikasi terhadap cara pandang guruterhadap siswa, (4) implikasi terhadap pendidikan tenaga kependidikan dan(5) implikasi terhadap usaha sadar sebagai peran penting intitusipendidikan dalam turut merumuskan, mengembangkan serta mewujudkanmasyarakat multikultur, melalui sekolah sebagai pilar utama.



1) Implikasi terhadap cara pandang guru pada siswa. Guru harusmenyadari bahwa siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswaberbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, carabelajar, status sosial ekonomi dan latar belakang budaya. Karena itukegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktubelajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai dengankarakteristik siswa.Guru harus menyadari tentang kondisi dan kebutuhan akademiksosial siswa dengan berpedoman pada nilai-nilai pendidikanmultikultural yang mengutamakan kesederajatan, kebersamaan,musyawarah mufakat, keadilan, saling menghargai, toleransi,demokrasi, bahwa semua siswa memiliki hak yang sama untukmendapatkan bimbingan pengajaran dan pendidikan, mengembangkankemampuan siswa dalam interaksi dan sosialisasi diri denganmenghargai perbedaan pendapat, perbedaan sikap, perbedaankemampuan, perbedaan prestasi dan melatih siswa untukmembudayakan musyawarah mufakat dan diskusi dalammenyelesaikan permasalahan. 2) Implikasi terhadap pendidikan tenaga kependidikan. Materi pendidikanmultikultural diupayakan untuk diajarkan kepada mahasiswa dariLembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, yakni



dengan cara;materi pendidikan multikultural menjadi salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh/diambil mahasiswa dan bisa juga materipendidikan multikulktural diintegrasikan pada mata kuliah lainnya.Dengan demikian mahasiswa (calon-calon guru) lebih awal sudahmemahami nilai-nilai multikultural dan diaplikasikan dalamkehidupan sehari-hari, khususnya dalam praktik pembelajaran disekolah. 3) Implikasi terhadap usaha sadar dan sekaligus sebagai peran pentinginstitusi pendidikan dalam turut merumuskan, mengembangkan sertamewujudkan masyarakat multikultur, melalui sekolah sebagai pilarutama. Sekolah adalah bentuk lain dari miniatur masyarakat, yangelemennya terdiri dari unsur yang berlatar belakang berebeda,sehingga sekolah juga dapat membentuk diri seabagi krangkakehidupan berdemokrasi dalam setiap interaksi maupun sosalisasiditengah-tengah aktivitas pendidikan. Oleh sebab itulah, makainstitusi pendidikan merupakan bentuk instutusi epektif yang dapatdiharapkan dapat mengembangkan gagasan kehidupan multkultursecara parktis, melalui jaringan pendidikan yang sistematis danterprogram. 7.



Karena dalam maksud dan tujuan penelitian memuat uraian yang menyebutkan secara spesifik maksud ata utujuan yang hendak dicapai dari penelitian yang dilakukan. Contoh Maksud dan tujuan misalkan dari penelitian Pemanfaatan Internet sebagai Salah Satu Sarana Belajar dan Mengajar Mahasiswa Jurusan Teknologi Informatika Maksud danTujuannya adalah : “ Untuk menganalisis sudah sejauh mana Internet di fungsikan sebagai penyebar informasi dan pencari informasi untuk menunjang perkuliahan mahasiswa”



8. Peramalan adalah Seni dan Ilmu yang mempelajari peristiwa – peristiwa masa depan. Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan menggambarkan masa depan dengan beberapa bentuk model matematis bisa berupa prediksi subjektif dan intuitif yang disesuaikan dengan penelitian yang baik oleh manajer. Jenis Data yang digunakan dalam Peramalan : 1. Peramalan kualitatif Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data



kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat instuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman dari orang – orang yang menyusunnya. Contohnya : Penjualan produk seperti mobil, Baja 2. Peramalan kuantitatif adalah salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh seseorang di manapun ia bekerja. Meskipun dalam seting perkuliahan, peramalan biasanya menjadi bagian mata kuliah PPIC atau sejenis; ramal meramal tidak hanya menjadi monopoli domain manufaktur. Bahkan sejatinya, sadar ataupun tidak , dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan dalam proses meramal sebelum bertindak. Contohnya : hari mendung – saya perlu bawa payung gak ya?



9.



Deskriptif dan inferensia 1. Statistika deskriptif Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Pengklasifikasian menjadi statistika deskriptif dan statistika inferensia dilakukan berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Statistika deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif yang sering muncul adalah, tabel, diagram, grafik, dan besaranbesaran lain di majalah dan koran-koran. Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus data. 2. Statistika inferensia Statistika inferensia mencakup semua metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data (contoh ) atau juga sering disebut dengan sampel untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induknya(populasi). Dalam statistika inferensia diadakan pendugaan parameter, membuat hipotesis, serta melakukan pengujian hipotesis tersebut sehingga sampai pada kesimpulan yang berlaku umum.Metode ini disebut



juga statistika induktif, karena kesimpulan yang ditarik didasarkan pada informasi dari sebagian data saja. Pengambilan kesimpulan dari statistika inferensia yang hanya didasarkan pada sebagian data saja sebagian data saja menyebabkan sifat tak pasti, memungkinkan terjadi kesalahan dalamn pengambilan keputusan, sehingga pengetahuan mengenai teori peluang mutlak diperlukan dalam melakukan metode-metode statistika inferensia. 10. 1) . Uji Normalitas Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian.



Pengertian normal secara sederhana dapat dianalogikan dengan sebuah kelas. Dalam kelas siswa yang bodoh sekali dan pandai sekali jumlahnya hanya sedikit dan sebagian besar berada pada kategori sedang atau rata-rata. Jika kelas tersebut bodoh semua maka tidak normal, atau sekolah luar biasa. Dan sebaliknya jika suatu kelas banyak yang pandai maka kelas tersebut tidak normal atau merupakan kelas unggulan. Pengamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim rendah dan ekstrim tinggi yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah. Demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik atau paling tepat. Tipsnya adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji normalitas dengan uji statistik bebas dari keragu-raguan, meskipun tidak ada jaminan bahwa pengujian dengan uji statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode grafik. Jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis (misalnya signifikansi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,049) maka dapat



dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan justifikasi normal. Tetapi jika jauh dari nilai normal, maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu: melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah data observasi. Transformasi dapat dilakukan ke dalam bentuk Logaritma natural, akar kuadrat, inverse, atau bentuk yang lain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah condong ke kiri, ke kanan, mengumpul di tengah atau menyebar ke samping kanan dan kiri. 2) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabelvariabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi dengan variabel bebasnya motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja dengan variabel terikatnya adalah kinerja. Logika sederhananya adalah bahwa model tersebut untuk mencari pengaruh antara motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada korelasi yang tinggi antara motivasi dengan kepemimpinan, motivasi dengan kepuasan kerja atau antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja.



Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition index (CI).



Beberapa alternatif cara untuk multikolinearitas adalah sebagai berikut:



mengatasi



masalah



a. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi. b. Menambah jumlah observasi. c. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta. 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan



yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White. Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua variabel dengan variabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas. 11. Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya lebih dari satu buah. Persamaan umumnya adalah: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + .... + bn Xn. Dengan Y adalah variabel bebas, dan X adalah variabel-variabel bebas, a adalah konstanta (intersept) dan b adalah koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas.



Interpretasi terhadap persamaan juga relatif sama, sebagai ilustrasi, pengaruh antara motivasi (X1), kompensasi (X2) dan kepemimpinan (X3) terhadap kepuasan kerja (Y) menghasilkan persamaan sebagai berikut: Y = 0,235 + 0,21 X1 + 0,32 X2 + 0,12 X3 Jika variabel motivasi meningkat dengan asumsi variabel kompensasi dan kepemimpinan tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat Jika variabel kompensasi meningkat, dengan asumsi variabel motivasi dan kepemimpinan tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat. Jika variabel kepemimpinan meningkat, dengan asumsi variabel motivasi dan kompensasi tetap, maka kepuasan kerja juga akan meningkat.



Interpretasi terhadap konstanta (0,235) juga harus dilakukan secara hatihati. Jika pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 5 maka tidak boleh diinterpretasikan bahwa jika variabel motivasi, kompensasi dan kepemimpinan bernilai nol, karena ketiga variabel tersebut tidak mungkin bernilai nol karena Skala Likert terendah yang digunakan adalah 1. Analisis regresi linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Signifikansi ditentukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel atau melihat signifikansi pada output SPSS. Dalam beberapa kasus dapat terjadi bahwa secara simultan (serempak) beberapa variabel mempunyai pengaruh yang signifikan, tetapi secara parsial tidak. Sebagai ilustrasi: seorang penjahat takut terhadap polisi yang membawa pistol (diasumsikan polisis dan pistol secara serempak membuat takut penjahat). Akan tetapi secara parsial, pistol tidak membuat takut seorang penjahat. Contoh lain: air panas, kopi dan gula menimbulkan kenikmatan, tetapi secara parsial, kopi saja belum tentu menimbulkan kenikmatan.



Penggunaan metode analisis regresi linear berganda memerlukan uji asumsi klasik yang secara statistik harus dipenuhi. Asumsi klasik yang sering digunakan adalah asumsi normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan asumsi linearitas..



Langkah-langkah yang lazim dipergunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah 1) koefisien determinasi; 2) Uji F dan 3 ) uji t. Persamaan regresi sebaiknya dilakukan di akhir analisis karena interpretasi terhadap persamaan regresi akan lebih akurat jika telah diketahui signifikansinya. Koefisien determinasi sebaiknya menggunakan Adjusted R Square dan jika bernilai negatif maka uji F dan uji t tidak dapat dilakukan.\ Bentuk-bentuk regresi yang juga sering digunakan dalam penelitian adalah regresi logistik atau regresi ordinal.



12. Data runtun waktu (time series) adalah jenis data yang dikumpulkan menurut urutan waktu dalam suatu rentang waktu tertentu. Jika waktu dipandang bersifat diskrit (waktu dapat dimodelkan bersifat kontinu), frekuensi pengumpulan selalu sama. Dalam kasus diskrit, frekuensi dapat berupa detik, menit, jam, hari, minggu, bulan atau tahun. Analisis runtun waktu merupakan salah satu prosedur statistika yang diterapkan untuk meramalkan struktur probabilitas keadaan yang akan datang



dalam rangka pengambilan keputusan. Dasar pemikiran runtun waktu adalah pengamatan sekarang (Zt) dipengaruhi oleh satu atau beberapa pengamatan sebelumnya (Zt-k). Dengan kata lain, model runtun waktu dibuat karena secara statistik ada korelasi antar deret pengamatan. Tujuan analisis runtun waktu antara lain memahami dan menjelaskan mekanisme tertentu, meramalkan suatu nilai di masa depan, dan mengoptimalkan sistem kendali (Makridakis, dkk, 1999). Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan adalah situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Untuk memprediksikan hal tersebut diperlukan data yang akurat di masa lalu, untuk dapat melihat situasi di masa yang akan datang. 13. –Pengaruh posisi lunang salik terhadap peredaman puncak debit -PENGARUH PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN TERHADAP KINERJA SALURAN DRAINASE DI SUB DAS BRANTAS (STUDY KASUS DI KECAMATAN KLOJEN) -PENGARUH RASIO TULANGAN PADA PELAT PRACETAK TERHADAP POLA RETAK DAN KAPASITAS LENTUR (Studi Penelitian) - PENGARUH PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN TERHADAP KINERJA SALURAN DRAINASE DI SUB DAS AMPRONG (STUDY KASUS DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG) - PENGARUH PENGGUNAAN LUMPUR LAPINDO TERHADAP KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR PADA BATAKO (Studi Penelitian) Contoh Hipotesis Penelitian 1.



Kemampuan berbahasa Inggris mahasiswa program studi X di Politeknik itu rendah (hipotesis deskriptif untuk populasi, hipotesis ini sering tidak dirumuskan dalam penelitian sosial). 2. Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa program studi X dan Y. (Hipotesis komparatif, untuk populasi). 3. Ada hubungan positif antara penghasilan orang tua mahasiswa, dengan fasilitas belajar yang diberikan kepada mahasiswa tersebut. (Hipotesis asosiatif, untuk populasi).



14. Pengertian statistik deskriptif berbeda dengan statistik inferensial. Pada statistik deskriptif penelitian hanya menggambarkan keadaan data apa adanya melalui parameter-parameter seperti mean, median, modus, distribusi frekuensi dan ukuran statistik lainnya. Pada statistika deskriptif, yang perlu disajikan adalah: Ukuran pemusatan data (measures of central tendency). Ukuran pemusatan data yang sering digunakan adalah distribusi frekuensi. Ukuran statistik ini cocok untuk data nominal dan data ordinal (data kategorik). Sementara nilai mean adalah ukuran pemusatan data yang cocok untuk data



continuous. Ukuran deskriptif lain untuk pemusatan data adalah median (nilai tengah) dan modus (nilai yang paling sering muncul). 2. Ukuran penyebaran data (measures of spread). Ukuran penyebaran data yang sering digunakan adalah standar deviasi. Ukuran penyebaran data ini cocok digunakan untuk data numerik atau continuous. Sementara untuk data kategorik, nilai range merupakan ukuran yang cocok.



Sedangkan penelitian inferensial adalah proses pengambilan kesimpulankesimpulan berdasarkan data sampel yang lebih sedikit menjadi kesimpulan yang lebih umum untuk sebuah populasi. Penelitian inferensial diperlukan jika peneliti memiliki keterbatasan dana sehingga untuk lebih efisien penelitian dilakukan dengan mengambil jumlah sampel yang lebih sedikit dari populasi yang ada. Pada penelitian inferensial, dilakukan prediksi. Statistik inferensial membutuhkan pemenuhan asumsi-asumsi. Asumsi paling awal yang harus dipenuhi adalah sampel diambil secara acak dari populasi. Hal tersebut diperlukan karena pada statistika inferensial perlu keterwakilan sampel atas populasi. Asumsi-asumsi lain yang perlu dipenuhi mengikuti alat analisis yang digunakan. Jika yang digunakan adalah analisis regresi, maka asumsi-asumsi data harus memenuhi asumsi analisis regresi.



Metode analisis statistik yang digunakan dalam statistik inferensial adalah T-test, Anova, Anacova, Analisis regresi, Analisis jalur, Structural equation modelling (SEM) dan metode analisis lain tergantung tujuan penelitian. Dalam statistik inferensial harus ada pengujian hipotesis yang bertujuan untuk melihat apakah ukuran statistik yang digunakan dapat ditarik menjadi kesimpulan yang lebih luas dalam populasinya. Ukuran-ukuran statistik tersebut dibandingkan dengan pola distribusi populasi sebagai normanya. Oleh sebab itu, mengetahui pola distribusi data sampel menjadi penting dalam statistik inferensial.



Contoh yang baik untuk statistik inferensial adalah pada pemilu presiden 2014. Berbagai lembaga survei melakukan quick count untuk mengetahui secara cepat kandidat presiden mana yang akan mendapatkan suara rakyat lebih banyak. Lembaga survei tersebut mengambil sebagian sampel TPS (Tempat Pemungutan Suara) dari total TPS populasi. Hasil sampel TPS tersebut digunakan untuk generalisasi terhadap keseluruhan TPS. Katakanlah diambil 2.000 sampel TPS dari 400.000 populasi TPS yang ada. Hasil dari 2.000 TPS adalah statistik deskriptif. Sedangkan jika kita mengambil kesimpulan terhadap 400.000 TPS adalah statistik inferensial.Kekuatan statistik inferensial tergantung pada teknik



pengambilan sampel dan proses randomisasi. Jika proses randomisasi dilakukan dengan benar, maka sampel yang lebih sedikit dapat memprediksi nilai populasi dengan baik. Dengan demikian dapat menghemat anggaran pengambilan / pengumpulan data. 15. Outliers adalah data yang menyimpang terlalu jauh dari data yang lainnya dalam suatu rangkaian data. Adanya data outliers ini akan membuat analisis terhadap serangkaian data menjadi bias, atau tidak mencerminkan fenomena yang sebenarnya. Istilah outliers juga sering dikaitkan dengan nilai esktrem, baik ekstrem besar maupun ekstrem kecil. Sebagai ilustrasi, jika ada empat mahasiswa, mahasiswa pertama mempunyai uang saku per bulan Rp. 500 ribu, mahasiswa kedua Rp. 600 ribu, mahasiswa ketiga Rp. 700 ribu, dan mahasiswa keempat karena merupakan anak orang kaya, mempunyai uang saku per bulan sampai dengan Rp. 5 juta. Secara sekilas tampak bahwa nilai 5 juta relatif jauh dibandingkan uang saku ketiga mahasiswa yang lain. Kalau kita rata-ratakan uang saku keempat mahasiswa tersebut, maka rata-ratanya adalah sebesar (500 ribu + 600 ribu + 700 ribu + 5 juta)/4= 6,8 juta/4 = 1,7 juta. Tiga mahasiswa yang lain tentunya keberatan jika dinyatakan bahwa rata-rata uang saku mereka adalah Rp. 1,7 juta per bulan karena jauh sekali dari nilai yang sebenarnya. Contoh lain misalnya kita ingin merata-ratakan kekayaan seorang PNS usia 30 tahunan, dengan memasukkan seorang PNS yang kebetulan mempunyai kekayaan sekitar Rp. 25 Milliar…he he he he



Penangangan Data Outliers Harus kita apakah data outliers? Apakah harus kita keluarkan? Atau ada treatment yang lain. Pengeluaran data outliers memang tidak disalahkan, akan tetapi harus dikaji dulu, apakah data tersebut merupakan bagian dari populasi atau bukan? Sebagai contoh, seorang PNS dengan kekayaan dalam contoh di atas, sebaiknya dikeluarkan dari model penelitian karena ‘tidak’ mewakili fenomena PNS yang sebenarnya (jangan-jangan memang begitu ya fenomenanya? He he). Dalam contoh keempat mahasiswa di atas, jika tujuannya adalah untuk melihat apakah perlu menaikkan SPP atau tidak, ya sebaiknya dikeluarkan karena tentunya 3 orang yang mempunyai uang saku di bawah 1 juga akan keberatan. Akan tetapi dalam kasus yang lain, data tersebut boleh saja dipergunakan jika memang mewakili kondisi subjek penelitian. Misalnya, penelitian perusahaan selama krisis di mana hampir semua perusahaan mengalami kerugian. Akan tetapi ada satu atau beberapa perusahaan yang dengan jitu melakukan strategi sehingga menghasilkan profit. Nah, hasil penelitian akan lebih menarik jika data outliers tidak dikeluarkan. Dalam hal ini, peneliti bahkan



dapat mengkaji strategi apa yang digunakan sehingga dapat dijadikan rujukan bagi perusahaan yang lain. Dalam statistik, data outliers sering menimbulkan hasil yang bias. Oleh karena itu, harus diberikan perlakuan khusus. Pengeluaran data outliers atau penggunaan data outliers tidak semata-mata merujuk kepada statistiknya, tetapi juga adjustment dari peneliti. Jika memang data outliers tersebut tidak dapat dikeluarkan karena masih merupakan fenomena subjek penelitian ya sebaiknya tetap dipergunakan. Agar efek outliers dapat direduksi, maka data dilakukan transformasi data, misalnya dengan logaritman natural, atau akar kuadrat. Atau juga bisa menggunakan alat statistik non parametrik, sehingga data outliers tidak akan nampak sebagai outliers karena data dianggap berskala ordinal. Sebagai contoh, keempat mahasiswa tadi diubah menjadi data ordinal, sehingga mahasiswa dengan uang saku Rp. 500 ribu menjadi 1, uang saku Rp. 600 ribu menjadi 2, uang saku Rp. 700 ribu menjadi 3, dan yang paling besar menjadi 4. Ini hanya contoh saja, dan sebagai informasi data dalam bentuk ordinal tidak dapat dirata-ratakan, akan tetapi dapat digunakan untuk mencari korelasi dengan variabel lain. 16. Skala Likert digunakan untuk membuat angket, tapi kadang-kadang salah isi yang disasar untuk dihimpun dengan Skala Likert tersebut. Likert itu nama orang, lengkapnya Rensis Likert, pendidik dan ahli psikologi Amerika Serikat. Jadi, skala ini digagas oleh Rensis Likert, sehingga disebut Skala Likert.



Kalau begitu mari kita mulai dengan memperjelas apa dan untuk apa Skala Likert itu.



Pengertian dan Kegunaan Skala Likert



Skala itu sendiri salah satu artinya, sekedar memudahkan, adalah ukuranukuran berjenjang. Skala penilaian, misalnya, merupakan skala untuk menilai sesuatu yang pilihannya berjenjang, misalnya 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Skala Likert juga merupakan alat untuk mengukur (mengumpulkan data dengan cara “mengukur-menimbang”) yang “itemnya” (butir-butir pertanyaannya) berisikan (memuat) pilihan yang berjenjang.



Untuk apa sebenarnya Skala Likert itu? Skala Likert itu “aslinya” untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek, yang jenjangnya bisa tersusun atas:



sangat setuju



setuju



netral antara setuju dan tidak



kurang setuju



sama sekali tidak setuju.



Pernyataan yang diajukan mengenai objek penskalaan harus mengandung isi yang akan “dinilai” responden, apakah setuju atau tidak setuju. Contoh di bawah ini pernyataannya berbunyi “Doktrin Bush merupakan kebijakan luar negeri yang efektif.” Objek khasnya adalah efektivitas (kefektivan) kebijakan. Responden diminta memilih satu dari lima pilihan jawaban yang dituliskan dalam angka 1-5, masing-masing menunjukkan sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral atau tidak berpendapat (3), setuju (4), sangat setuju (5). 17. Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Statistik adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada sampel (x=ratarata, s=simpangan baku, s2=varians, r=koefisien korelasi). Parameter adalah ukuranukuran yang dikenakan pada populasi (μ rata-rata, σ=simpangan baku, σ2=varians, ρ=koefisien korelasi). Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data-data sampel. Penelitian yang didasarkan pada data populasi, atau sampling total, atau sensus dengan tidak melakukan pengujian hipotesis statistik dari sudut pandang statistik disebut penelitian deskriptif. Terdapat perbedaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik dan penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan (komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Disini terdapat perbedaan lagi pengertian deskriptif dalam penelitian dan dalam statistik. Seperti telah dikemukakan, deskriptif dalam statistik adalah penelitian yang didasarkan pada populasi



(tidak ada sampel), sedangkan deskriptif dalam penelitian menunjukkan tingkat eksplanasi yaitu menanyakan tentang variabel mandiri (tidak dihubungkan dan dibandingkan). Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan alternatif. Pada statistik, hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan demikian hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena memang peneliti tidak mengharapkan adanya perbedaan data populasi dengan data sampel. Selanjutnya hipotesis alternatif adalah lawannya hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi dengan data sampel.