Validitas Dan Reliabilitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STATISTIK LANJUT “Validitas dan Reliabilitas”



Disusun Oleh : Barep Aura Agung Rosyadi



1813211023



Dosen Pengampu : Ibu Risya Ahriyasna, S.Gz,M.Gz



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG TA. 2019/2020 SEMESTER GENAP (IV)



KATA PENGANTAR



Syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, hingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Statistik Lanjut dengan judul makalah “Validitas dan Reliabilitas”. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga masalah ini dapat terselesaikan. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Akhirya saya berharap semoga makalah ini dapat memberik manfaat bagi pembaca.



Padang, 6 Juni 2020



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. Latar Belakang ....................................................................................... Rumusan Masalah................................................................................... Tujuan ..................................................................................................... BAB II PENDAHULUAN ............................................................................. Validitas ............................................................................................... Reliabilitas …………………………………………………………… BAB III PENUTUP ........................................................................................ Kesimpulan ........................................................................................ DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instrumen merupakan suatu alat yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data dari suatu variabel. Suatu instrumen dikatakan baik bila valid dan reliabel.1Instrument



adalah suatu alat yang karena memenuhi



persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Selanjutnya dinyatakan bahwa pada dasarnya instrumen dapat dibagi menjadi dua macam, yakni tes dannon-tes. Yang termasuk kelompok tes, misalnya tes prestasi belajar, tes inteligensi, tes bakat; sedangkan yang termasuk non-tes misalnya pedoman wawancara, angket atau kuesioner, lembar observasi, daftar cocok (check list), skala sikap, skala penilaian, dan sebagainya.2 Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.1 Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Reliabilitas ukuran menyangkut seberapa jauh skor deviasi individu, atau skor-z, relatif konsisten apabila dilakukan pengulangan pengadministrasian dengan tes yang sama atau tes yang ekivalen.3 B. Rumusan Masalah 1. Apa itu validitas? 2. Apa syarat tes validitas? 3. Apa kegunaan tes validitas? 4. Apa itu reliabilitas? 5. Apa syarat tes reliabilitas?



6. Apa kegunaan tes reliabilitas? C. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana validitas melakukan dalam peneletian 2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana reliabilitas dalam melakukan penelitian



BAB II PEMBAHASAN A. Validitas 1. Defenisi Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti ketepatan & kecermatan. Valid atau sahih bila alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Contoh meteran digunakan untuk mengukur panjang, timbangan digunakan untuk mengukur berat, literan digunakan untuk mengukur volume.4 Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Jadi pengujian validitas itu mengacu pada sejauh mana suatu instrument dalam menjalankan fungsi. Instrument dikatakan valid jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Contoh lain, peneliti ingin mengukur kemampuan berbicara, tapi ditanya mengenai tata bahasa atau kesusastraan seperti puisi atau sajak. Pengukur tersebut tidak tepat (valid). Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penelitian. Instrumen yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.1 Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur.1 Suatu tes yang valid untuk tujuan tertentu atau pengambilan keputusan tertentu, mungkin tidak valid untuk tujuan atau pengambilan keputusan lain. Jadi validitas suatu tes, harus selalu dikaitkan dengan tujuan atau pengambilan keputusan tertentu. Validitas adalah konsep kompleks yang berkembang karena berkaitan dengan kesimpulan tentanghasil penilaian. Berfokus pada konsekuensi dari kesimpulan yang dibuat menyiratkanbahwa mereka harus sesuai dan memadai. Menunjukkan hal itu kesimpulan adalah hipotesis, dan ketika kesimpulan ini divalidasi berjumlahpengujian hipotesis. Akibatnya, validitas dipandang sebagai penilaian evaluative dibuat pada



kesimpulan hasil penilaian atau nilai tes, yaitu apakah benarinterpretasi dibuat dan tindakan diambil berdasarkan kesimpulan. Inipenilaian evaluatif harus benar dan mencerminkan kebenaran. 5 2. Macam-macam Validitas Ada tiga jenis validitas yang sering digunakan dalam penyusunan instrumen, yaitu: a. Validitas isi Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan instrumen mengukur isi yang harus diukur. Artinya, alat ukur tersebut mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar bidang studi IPS, harus bisa mengungkap isi bidang studi tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber dari kurikulum bidang studi yang hendak diukur. Di samping kurikulum dapat juga diperkaya dengan melihat/mengkaji buku sumber. Sehingga tes hasil belajar tidak mungkin dapat mengungkap semua materi yang ada dalam bidang studi tertentu sekalipun hanya untuk satu semester. Oleh sebab itu harus diambil sebagian dari materi dalam bentuk sampel tes. Sebagai sampel maka harus dapat mencerminkan materi yang terkandung dari seluruh materi bidang studi. Cara Yang ditempuh dalam menetapkan sampel tes adalah memilih konsep-konsep yang esensial dari materi yang di dalamnya. Misalnya menetapkan sejumlah konsep dari setiap pokok bahasan yang ada. Dari setiap konsep dikembangkan beberapa pertanyaan tes (lihat bagan). Di sinilah pentingnya peranan kisi-kisi sebagai alat untuk memenuhi validitas isi.1 b. Validitas bangun pengertian (Construct validity) Validitas bangun pengertian (Construct validity) berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya. Pengertian-pengertian yang terkandung dalam konsep kemampuan, minat, sebagai variabel penelitian dalam berbagai bidang kajian harus jelas apa yang hendak diukurnya. Konsep-konsep tersebut masih



abstrak, memerlukan penjabaran yanglebih spesifik, sehingga mudah diukur. Ini berarti setiap konsep harus dikembangkan indikator-indikatomya. Dengan adanya indikator dari setiap konsep maka bangun pengertian akan nampak dan memudahkan dalam menetapkan cara pengukuran. Untuk variabel tertentu, dimungkinkan penggunaan alat ukur yang beraneka ragam dengan cara mengukurnya yang berlainan.1 Menetapkan indikator suatu konsep dapat dilakukan dalam dua cara, yakni: -



Menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar teori pengetahuan ilmiah dan



-



Menggunakan pengalaman empiris, yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.



c. Validitas ramalan (predictive validity) Validitas ramalan artinya dikaitkan dengan kriteria tertentu. Dalam validitas ini yang diutamakan bukan isi tes tapi kriterianya, apakah alat ukur tersebut dapat digunakan untuk meramalkan suatu ciri atau perilaku tertentu atau kriteria tertentu yang diinginkan.6 Misalnya alat ukur motivasi belajar, apakah dapat digunakan untuk meramal prestasi belajar yang dicapai. Artinya terdapat hubungan yang positif antara motivasi dengan prestasi. Dengan kata lain dalam validitas ini mengandung ciri adanya relevansi dan keajegan atau ketetapan (reliability). Motivasi dapat digunakan meramal prestasi bila skor-skor yang diperoleh dari ukuran motivasi berkorelasi positif dengan skor prestasi. Validitas ramalan ini mengandung dua makna. Pertama validitas jangka pendek dan kedua jangka panjang. Validitas jangka pendek, artinya daya ramal alat ukur tersebut hanya untuk masa yang tidak lama. Artinya, skor tersebut berkorelasi pada waktu yang sama. Misalnya, ketetapan (reliability) terjadi pada semester dua artinya daya ramal berlaku pada semester dua, dan belum tentu terjadi pada semester berikutnya. Sedangkan validitas jangka panjang mengandung makna skor tersebut akan berkorelasi juga di kemudian hari. Mengingat validitas ini lebih menekankan pada adanya korelasi, maka faktor yang



berkenaan dongan persyaratan terjadinya korelasi harus dipenuhi. Faktor tersebut antara lain hubungan dari konsep dan variabel dapat dijelaskan berdasarkan pengetahuan ilmiah, minimal masuk akal sehat dan tidak mengada-ada. Faktor lain adalah skor yang dikorelasikan memenuhi linieritas. Ketiga validitas yang dijelaskan di atas idealnya dapat digunakan dalam menyusun instrumen penelitian, minimal dua validitas, yakni validitas isi dan validitas bangun pengertian. Validitas isi dan bangun pengertian mutlak diperlukan dan bisa diupayakan tanpa melakukan pengujian secara statistika.1 d. Validitas Kriteria Validitas kriteria fokus pada membandingkan instrumen yang telah dikembangkan dengan instrumen lain yang dianggap sebanding dengan apa yang akan dinilai oleh instrumen yang telah dikembangkan. Instrumen lain ini disebut sebagai kriteria.5 Ada dua jenis validitas kriteria: 1. Validitas Kriteria Prediktif 2. Validitas Kriteria Bersamaan (Concurrent) Perbedaan kedua uji validitas kriteria tersebut terletak pada waktu pengujian instrumen dengan kriterianya. Jika pengujian instrumen dan kriterianya dilakukan pada waktu yang berbeda, maka disebut dengan validitas kriteria prediktif, sedangkan jika pengujian instrumen dengan kriterianya dilakukan pada waktu yang bersamaan maka disebut dengan validitas kriteria bersamaan (concurrent). Hasil dari uji instrumen dan kriterianya kemudian dihubungkan dengan uji korelasi.5 3. Kriteria Validitas Digunakan untuk memprediksi kinerja masa depan atau saat ini. Ini berkorelasi dengan tes hasil dengan kriteria lain yang menarik. Ini berkaitan dengan hubungan Antara skor skala, dan beberapa kriteria terukur spesifik.7 Ini menguji bagaimana skala membedakan individu pada kriteria diharapkan untuk memprediksi, yaitu saat kita mengharapkan kinerja masa depan berdasarkan skor yang diperoleh saat ini oleh ukuran, mengkorelasikan skor diperoleh dengan



kinerja. Misalnya, tes mengemudi langsung telah dilakukanterbukti merupakan tes ketrampilan mengemudi yang akurat. Tes dapat diulang dengan tes tertulis untukbandingkan validitas tes. Itu dapat dilakukan oleh;8 -



validitas bersamaan



-



validitas prediktif



Untuk memastikan validitas suatu penelitian, poin-poin berikut dapat diukur: -



Skala waktu yang sesuai untuk penelitian harus dipilih;



-



Metodologi yang tepat harus dipilih, dengan mempertimbangkan karakteristik belajar



-



Metode sampel yang paling cocok untuk penelitian harus dipilih;



-



Responden tidak boleh ditekan dengan cara apa pun untuk memilih pilihan tertentu di Antara set jawaban.



Ada beberapa cara untuk meningkatkan validitas sebagai berikut: -



Pastikan tujuan dan sasaran peneliti didefinisikan dengan jelas dan dioperasionalkan.



-



Sesuaikan ukuran penilaian dengan tujuan dan sasaran penelitian.



-



Peneliti memeriksa penilaian untuk kata-kata yang menyusahkan, atau kesulitan lainnya.



-



Jika memungkinkan, bandingkan ukuran dengan tindakan lain, atau data yang mungkin tersedia.



4.



Syarat Uji Validitas Ada beberapa syarat uji validitas, yaitu : a. Paling sedikit 30 responden, dengan ciri responden uji coba harus mirip



ciri-cirinya dengan responden penelitian.5 b. Alasan 30 responden adalah batas jumlah antara sedikit & banyak, dengan



pengertian bahwa data diatas 30 kurva akan mendekati kurva normal.5 c. Hasil uji coba dilakukan uji korelasi antara skor item dengan skor total.



Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan itu tidak bergayut & harus didrop.5 5. Menentukan Item-item yang Valid



Untuk menentukan item-tem mana yang valid dapat dilakukan dengan beberapa langkah: a. Tentukan df, df=N-2. Karena dalam contoh ini N=10, maka df=8. b. Cari nilai r dengan taraf signifikansi 5% dengan df 8 pada tabel Nilai r Product Moment. Dengan df 8 dan taraf signifikansi 5%diperoleh nilai r= 0.632 dengan taraf signifikansi 1% diperoleh nilai r=0,765 c. Lihat nilai Significant (2-tailed) pada hasil diatas. Jika nilai hitung > Nilai r sig 1% > nilai r sig 5% (nilai hitung > 0,765 > 0,632) maka item valid dan sebaliknya. d. Sehingga dalam contoh kasus diatas tidak ada item yang valid 6. Kegunaan Validitas 1. Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas 2. Untuk meniadakan kata-kata yang terlalu asing atau kata-kata yang menimbulkan kecurigaan 3. Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas 4. Untuk menambah item yang diperlukan atau meniadakan item yang dianggap tidak relevan 5. Untuk mengetahui validitas kuesioner tersebut 7. Rumus Uji validitas tiap butir dengan rumus korelasi product moment



Uji korelasi biserial titik (poin biserial)



8. Cara Menentukan Validitas dengan Menggunakan SPSS Contoh: Suatu variabel penelitian terdiri dari 10 butir pertanyaan yang disusun dalam angket, seperti pada data dibawah ini:



Langkah-langkahnya dapat kita lakukan sebagai berikut: 1. Memasukkan data ke spss a. Klik file - New – Data b. Klik Variabel View (Kanan bawah)



c. Ketikkan nama b1,b2, dst pada kolom NAME, serta No.1, No.2, dst. pada kolom LABEL



d. Klik DATA VIEW pada sudut kiri bawah di lembar kerja SPSS e. Ketikkan nilai-nilai jawaban pertanyaan angket dan nilai totalnya seperti dalam gambar berikut ini :



2. Menyimpan data Klik file - save kemudian berikan nama orientasi kognitif pada data tersebut. 3. Pengolahan data Dalam melakukan analisis data akan sangat lebih baik jika kita melakukan analisis data pada tiap faktor. Dalam contoh ini akan kita lakukan analisis terhadap faktor 1 (Orientasi kognitif), dalam mana datanya adalah nomor item 1 - 10. a. Klik menu ANALYZE



Correllate



Bivariat



b. Blok seluruh nomor item dan totalnya, kemudian klik , lalu pada bagian Corelation Coefficient klik PEARSON atau SPEARMAN, lalu klik OK untuk memperoleh hasil/output



c. Outputnya adalah sebagai berikut:



B. Reliabilitas 1. Defenisi Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.1 Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Contoh paling nyata adalah timbangan atau meteran. Hal yang sama terjadi untuk alat ukur suatu gejala, tingkah laku, ciri atau sifat individu dan lainlain. Misalnya alat ukur prestasi belajar seperti tes hasil belajar, alat ukur sikap, kuesioner dan lain-lain, hendaknya meneliti sifat keajegan tersebut.9 Reliabilitas instrumen dapat diuji dengan beberapa uji reliabilitas. Beberapa uji reliabilitas suatu instrumen yang bisa digunakan antara lain test-retest, ekuivalen, dan



internal consistency. Internal consistency sendiri memiliki beberapa teknik uji yang berbeda. Untuk melihat reliabilitas tes, diawali dengan membuat sebaran jawaban uji coba tes yang berbentuk tes uraian. menginterpretasikan harga koefisien reliabilitas tersebut digunakan kategori Guilford dengan kriteria sebagai berikut10 :



2. Macam-macam Reliabilitas a. Test-Retest Pengujian reliabilias dengan testretest dilakukan dengan cara mencobakan satu jenis instrumen beberapa kali pada subjek (responden) yang sama. Reliabilitas instrumen diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan selanjutnya. Instrumen dinyatakan reliabel jika koefisien korelasi positif dan signifikan. Korelasi antara hasil uji pertama dengan hasil uji selanjutnya diuji dengan korelasi Product Moment untuk mencari koefisien korelasinya. Rumus korelasi Product Moment yang digunakan seperti tersaji di bawah ini.



-



rxy = koefisien korelasi Product Moment



-



n = jumlah responden



-



xi = skor setiap item pada percobaan pertama



-



yi = skor setiap item pada percobaan selanjutnya



Signifikansi koefisien korelasi dapat ditentukan dengan dua cara. Cara pertama dengan membandingkan koefisien korelasi dengan tabel r Product Moment. Dikatakan signifikan jika nilai r hitung lebih besar saat dibandingkan dengan r tabel pada tabel r Product Moment (ri> rt). Cara kedua dengan uji t.11



Berikut ini disajikan rumus uji t :



t = nilai t hitung, r = koefisien korelasi, n = jumlah responden Setelah nilai uji t hitung diperoleh, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Nilai t tabel yang digunakan disesuaikan dengan signifikansi penelitian yang digunakan. Signifikansi yang tersedia pada t tabel antara lain 0,50; 0,25; 0,20; 0,05; 0,02; 0,01; dan 0,0005. Namun, biasanya, dalam penelitian pendidikan, nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,01 atau 0,05. Derajat kebebasan (dk) merupakan hasil jumlah responden dikurangi dua (dk = n – 2). Signifikansi korelasi antara dua instrumentermasuk signifikan apabila t hitung > dari t tabel (t > tt).11 b. Equivalent Pengujian reliabilias dengan uji equivalent dilakukan dengan cara mencobakan instrumen yang berbeda tetapi ekuivalen (sebanding/sepadan). Percobaan dilakukan satu kali saja pada responden yang sama. Reliabilitas instrumen diukur dari koefisien korelasi antara percobaan instrumen satu dengan percobaan instrumen yang lainnya. Instrumen dinyatakan reliabel jika koefisien korelasi positif dan signifikan. Pengujian koefisien korelasi dan signifikansinya dilakukan seperti pada uji test-retest menggunakan



rumus



korelasi



Product



Moment



dan



diuji



signifikansinya



menggunakan r tabel atau uji t. c. Internal Consistency Pengujian reliabilias dengan uji internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja pada subjek penelitian. Pengujian ini dapat dilakukan dengan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown, KR 20, KR 21, atau dengan teknik Alfa Cronbach. Hasil pengujian tersebut kemudian dianalisis dengan teknik tertentu tergantung jenis instrumennya. a. Spearman Brown (Split Half) Pengujian reliabilitas dengan uji internal consistency teknik split half dari Spearman-Brown dilakukan pada instrumen yang memiliki satu jawaban



benar. Instrumen tersebut misalnya pilihan ganda, mencocokkan, dan yang lainnya yang hanya memiliki satu jawaban benar. Uji reliabilitas menggunakan teknik spit half dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja pada subjek penelitian kemudian hasil uji dibagi menjadi dua. Pembagian ini biasanya didasarkan pada soal ganji-genap. -



Pertama,koefisien korelasi dari kumpulan soal ganjil dengan soal genap dihitung menggunakan rumus



-



Koefisien ini menggambarkan derajat kesamaan hasil antara kedua belahan yang menggambarkan konsistensi internal dari sebuah instrumen. Kemudian, koefisien reliabilitas dihitung menggunakan rumus yang dikenal dengan istilah SpearmanBrown.



Berikut ini disajikan rumus SpearmanBrown :



ri = reliabilitas internal seluruh instrume, rb= korelasi Product Moment antara belahan ganjil dengan belahan genap Suatu instrumen dikatakan reliabel saat nilai koefisien reliabilitas Spearman-Brown lebih dari 0,70 (ri > 0,70). Jika nilai koefisien reliabilitas Spearman-Brown kurang dari 0,70, maka jumlah soal ditambah dengan soal yang sesuai dengan aslinya. b. KR 20 dan KR 21 Teknik pengujian reliabilitas dengan uji internal consistency yang selanjutnya dibahas adalah teknik Kuder Richardson atau sering disingkat KR. Instrumen yang dapat diuji reliabilitasnya menggunakan KR adalah instrumen dengan satu jawaban benar saja. Rumus KR yang sering digunakan adalah KR 20 dan KR 21. Kedua teknik KR tersebut memiliki kriteria instrumen khusus untuk bisa menggunakan rumusnya. Saat instrumen tidak dapat dipastikan



bahwa setiap item soal memiliki tingkat kesulitanyang sama, maka instrumen tersebut dianalisis reliabilitasnya menggunakan rumus KR 20.9 Berikut ini disajikan rumus KR 20



-



ri = reliabilitas internal instrumen



-



k = jumlah item soal dalam instrumen



-



pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab setiap item soal



-



qi = 1 - pi



-



st2 = varians total



-



= , dengan x adalah nilai setiap soal dan n adalah jumlah responden.



Saat instrumen dapat dipastikan memiliki tingkat kesulitasn yang sama untuk setiap item soal, maka untuk menguji relibilitasnya digunakan rumus KR 21. Berikut disajikan rumus KR 21:



-



ri = reliabilitas internal instrumen



-



k = jumlah item soal dalam instrumen



-



M = rata-rata skor total



-



st2 = varians total



Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien reliabilitas KR lebih dari 0,70 (ri > 0,70). c. Alfa Cronbach Pengujian reliabilitas menggunakan uji Alfa Cronbach dilakukanuntuk instrumen yang memiliki jawaban benar lebih dari 1. Instrumen tersebut



misalnya instrumen berbentuk esai, angket, atau kuesioner. Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach adalah sebagai berikut :



-



ri = koefisien reliabilitas Alfa Cronbach



-



k = jumlah item soal



-



∑si2 = jumlah varians skor tiap item



-



st2 = varians total



Rumus varians item dan varians total :



-



si2 = varians tiap item



-



JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item



-



JKs = jumlah kuadrat subjek



-



n = jumlah responden



-



st2 = varians total



-



Xt = skor total



Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach telah dihitung (ri), nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria koefisien reliabilitas Alfa Cronbach untuk instrumen yang reliabel. Menurut Nunnally (dalam Streiner, 2003) menyatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach lebih dari 0,70 (ri > 0,70) dan Streiner sendiri (2003) menyatakan bahwa koefisien reliabilitas Alfa Cronbach, tidak boleh lebih dari 0,90 (ri < 0,9).



Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach kurang dari 0,70 (ri < 0,70), Tavakol & Dennick (2011) menyarankan untuk merevisi atau menghilangkan item soal yang memiliki korelasi yang rendah. Cara mudah menentukan item soal tersebut adalah dengan bantuan program di komputer. Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach lebih dari 0,90 (ri > 0,90), mereka pun memiliki saran. Mereka menyarankan untuk mengurangi jumlah soal dengan kriteria soal yang sama meskipun dalam bentuk kalimat yang berbeda. 3. Pengolahan data dengan SPSS uji reliabilitas Cronbach’s Alpha a. Buka file Uji Coba



b. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih submenu Scale. Lalu pilih Reliability Analyze



Nampak di layar kotak dialog, dengan pengisian Reliability Analysis -



Isi items: item 1 sampai dengan item 6



-



Model, klik mouse pada pilihan Alpha



-



Selanjutnya klik Statistics pada Descriptives for, klik scale if item deleted, kemudian klik continue. Abaikan pilihan lainnya. Tekan OK untuk proses data



Hasil perhitungan SPSS disajikan pada tabel berikut:



Analisis : Pengambilan keputusan uji Cronbach’s Alpha adalah: - Jika rhitung ≥ rtabel, maka reliabel - Jika rhitung < rtabel, maka tidak reliabel Keputusan: Terlihat pada tabel nilai Alpha adalah 0,655 sebagai nilai rhitung, hasil ini akan kita bandingkan dengan nilai rtabel dengan nilai N = 30 (jumlah responden uji coba) dan α = 0,05. Diperoleh nilai rtabel = 0,36. Artinya instrumen reliabel atau dapat dipercaya untuk mengumpulkan data pada aspek yang diteliti. Derajat reliabilitas 0,655 berada pada taraf sedang.



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.1 Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama, diperoleh hasil pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Reliabilitas ukuran menyangkut seberapa jauh skor deviasi individu, atau skor-z, relatif konsisten apabila dilakukan pengulangan pengadministrasian dengan tes yang sama atau tes yang ekivalen.3 B. Saran Berdasarkan kesimpulan, maka ada beberapa saran, yaitu: 1. Dalam penelitian pendidikan khususnya penelitian kuantitatif disarankan kepada peneliti pemula bahwa instrumen yang mengukur variabel manifesdigunakan instrumen yang valid, baik melalui validitas isi maupun validitas internal. 2. Bila instrumen yang akan digunakan adalah instrumen yang mengukur variabel laten, disarankan agar instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah instrumen yang valid berdasarkan kontruk dan valid berdasarkan kriteria. 3. Dalam menentukan validitas dan reliabilitas instrumen, dissarankan menggunakan rumus yang tepat dengan memperhatikan apakah butir tersebut diskor dikotomi atau diskor politomi. 4. Koefisien reliabilitas yang telah diperoleh, baik instrumen yang diskor dikotomi maupun yang diskor politomi, disarankan agar menginterpretasi koefisien reiabilitasnya



DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5.



6. 7.



Matondang Z. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Tabularasa PPS UNIMED. 2019;6 NO. 6. Djaali. d. Dalam Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana; 2000. Nur M. Teori Tes. Surabaya: IKIP Surabaya; 1987. Alhusin S. Aplikasi Statistik Praktis Dengan Menggunakan SPSS For Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2003. VALIDITY AND RELIABILITY https://www.google.com/url? sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.up.ac.za/bitstream/handle/2263/25218/02chap ter3-4.pdf%3Fsequence%3D3&ved=2ahUKEwj_u6TQurpAhXZcn0KHZZfAPwQFjAPegQIBhAB&usg=AOvVaw1BiBJ6IXF7PMl_9IeekzPL. Accessed. Forza C. Survey Research in Operations Management. International Journal of Operations and Production Management: A Process-based Perspective 2002;22:152-194. Creswell JW. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods



Approaches. USA: SAGE Publications.; 2014. 8. Mohajan HK. Two Criteria for Good Measurements in Research: Validity and Reliability. Annals of Spiru Haret University. 2017;17:58-82. 9. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2006. 10. Ifada Novikasari. Uji Validitas Instrumen Institut Agama Islam Negeri Purwokerto; 2016. 11. Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta; 2014.