Vsat 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. Pengertian Very Small Aperture Terminal (VSAT) Very Small Aperture Terminal (VSAT) adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter antara 0,9 – 3,8 meter, yang digunakan untuk melakukan pengiriman data, gambar maupun suara via satelit. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner merupakan satelit yang selalu berada di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya yang dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya. VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh Telecom General di Amerika. Dalam terjemahan bebasnya, VSAT dapat diartikan sebagai suatu terminal pemancar dan penerima transmisi satelit yang tersebar di banyak lokasi dan terhubung ke hub sentral melalui satelit dengan menggunakan antena parabola berdiameter tertentu. VSAT merupakan salah satu kemajuan dalam tren untuk mereduksi ukuran ground segment (stasiun bumi) pada komunikasi satelit. VSAT terletak di akhir jalur komunikasi satelit dimana VSAT ini menawarkan berbagai macam layanan komunikasi. VSAT merupakan stasiun kecil berdiameter tak lebih dari 2.4 meter. Dengan ukuran antena yang bisa di bilang realtif kecil, membuat band frekuensi Ku Band sangat popular digunakan untuk kebanyakan aplikasi VSAT.



Cara Kerja Very Small Aperture Termina (VSAT) Secara umum, VSAT bekerja dengan cara sebagai berikut, informasi yang akan dikirimkan akan dilewatkan ke hub lalu ditransmisikan melalui VSAT di bumi menuju satelit. Bagian satelit akan bekerja sebagai repeater frekuensi. Informasi yang diterima akan dikuatkan dan dikirimkan kembali dengan frekuensi yang lebih tinggi (retransmisi). Setelah informasi ditransmisikan, hub di bumi mengontrol seluruh operasi dari jaringan komunikasi tersebut.



KONSEP KOMUNIKASI VSAT Very Small Aperture Terminal (VSAT) merupakan terminal-terminal stasiun bumi



dengan diameter yang sangat kecil dan diletakkan pada site pelanggan. Untuk dapat berkomunikasi dengan end user lainnya VSAT menggunakan satelit sebagai media utamanya dan memerlukan perangkat yang menghubungkan komputernya dengan antena luar yang mempunyai transceiver. Transceiver tersebut mengirim atau menerima sinyal ke transponder satelit diangkasa dan kemudian satelit menerima sinyal dari bumi, menguatkan dan mengirimkan kembali sinyal ke bumi. VSAT banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena mampu menyediakan pelayanan yang benar-benar terintegrasi untuk jaringan pemakai. Sistem komunikasi VSAT IP digunakan untuk layanan komunikasi data yang menggunakan media akses satelit dengan teknologi TDM/TDMA berbasis pada standar Internet Protokol (IP). Sistem pengiriman data pada VSAT IP menggunakan metode broadcast yang berarti alamat IP di broadcast untuk mengirim pesan ke semua host yang berada didalam jaringan lokal. Jaringan pada VSAT IP dibagi menjadi dua garis besar yaitu hub station dan remote host. Hub station berfungsi untuk mengatur semua konfigurasi jaringan dan memonitor semua remote station, juga merupakan interface antara enterprise host dan remote host. Hub berkomunikasi dengan antena remote menggunakan kanal TDM dan antena remote mengirimkan data ke Hub menggunakan kanal TDMA. Sinyal yang berasal dari hub station menuju satelit dan dan diteruskan kearah remote station diisebut dengan outroute dengan menggunakan TDM carrier dan sinyal yang berasal dari remote station menuju satelit dan diteruskan kearah hub station disebut dengan inroute dengan menggunakan TDMA (share access). Untuk setiap enterprise user network yang akan menggunakan VSAT IP sebagai media transimisi ke remote LAN, akan dihubungkan ke hub station melalui sebuah router dan IP gateway yang berfungsi untuk meneruskan informasi ke level berikutnya sesuai dengan IP network address tujuan. Untuk setiap enterprise user network akan ditempatkan pada pasangan router dan ip yang berbeda-beda sesuai dengan aplikasi yang dipergunakan oleh masing-masing user. Dengan pertimbangan jenis aplikasi dan ukuran network yang cukup besar dengan jumlah remote yang cukup banyak, maka user akan ditempatkan pada satu pasang router dan ip gateway tersendiri dan tidak bisa dipergunakan oleh user lain. Aplikasi dan layanan tertentu bisa menggunakan pasangan router (sharing router) pasangan router dan ip gateway secara bersama-sama untuk beberapa enterprise user network. Pada sisi remote station, user network langsung terhubung dengan modem, dan jika



jumlah host yang akan terpasang di sisi remote user lebih dari satu terminal, terlebih dahulu dilewatkan sebuah hub/switch sehingga beberapa terminal (komputer) bisa terhubungkan menjadi sebuah LAN. Tidak bisa dilakukan penambahan terminal komputer pada remote LAN apabila melebihi kapasitas maksimalnya hal ini dikarenakan dilakukan pengaturan subneting dan subnet mask alokasi IP address saat mengkonfigurasi awal jaringan. Jaringan komunikasi satelit VSAT untuk pengiriman data dan suara menjamin keandalan (availability) keberhasilan hubungan sebesar 99%. Disamping itu kelebihan yang tak kalah pentingnya adalah kemudahan dan kecepatan pemasangan terminal VSAT. Kerugian yang tidak dapat dihindari dari sistem ini adalah adanya waktu tunda (time delay) yang cukup besar, derau dan adanya gema (echo) hal ini dikarena jarak satelit dengan VSAT yang sangat jauh. Dilain pihak terdapat beberapa keunggulan, diantaranya adalah satelit komunikasi sangat efektif untuk menjangkau area-area yang tidak terjangkau alat komunikasi lainnya. Satelit komunikasi dapat menggantikan dengan baik fungsi dari kabel bawah laut. Sebelum ada sistem komunikasi satelit, komunikasi antar benua dilakukan dengan menggunakan kabel bawah laut. Sistem komunikasi satelit juga menguntungkan dalam pengoperasian telepon domestik jarak jauh, dan jaringan televisi, selain itu juga memiliki kemampuan menangani fasilitas data dari terminal-terminal interkoneksi komputer dimanapun dan sistem komunikasi satelit memiliki kemampuan akses yang banyak.[1]



Topologi Jaringan VSAT Teknologi VSAT pertama kali dikenal di Amerika Serikat pada awal tahun 1980-an. VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan bermunculannya bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM (Automated Teller Machine). Keseluruhan jaringan VSAT ini dimonitor dan dikendalikan oleh suatu Network Management System (NMS) yang berlokasi di Hub Network Operations Center (NOC). Sampai saat ini VSAT telah digunakan di lebih dari 120 negara dengan lebih dari 500.000 terminal terpasang. Solusi komunikasi hemat biaya yang ditawarkan VSAT menjadi pilihan berbagai sektor industri yang seringkali menghadapi kenyataan bahwa adopsi teknologi akan diikuti dengan kebutuhan biaya yang lebih tinggi Topologi yang digunakan pada teknologi VSAT ini adalah topologi star, sedangkan koneksi yang terjadi adalah point to point, point to multipoint, multipoint to point. VSAT Point-to-Point VSAT Point-to-Point menggunakan



teknologi Single



Channel



per



Carrier.



Konfigurasi ini umumnya digunakan untuk aplikasi yang menggunakan kanal yang relatif besar dan transmission delay yang relatif kecil. SCPC biasa digunakan sebagai backbone pada komunikasi antar kantor pusat dan pabrik atau kantor cabang besar. Di samping untuk data komunikasi juga digunakan untuk saluran telepon. Contoh



penggunaan



konfigurasi



ini



adalah backbone pada



jaringan



selular,



perusahaan minyak, pertambangan dan lain lain.



VSAT Point-to-Multipoint VSAT Point-to-Multipoint menggunakan teknologi TDM/TDMA. Teknologi ini pada umumnya digunakan pada korporasi yang mempunyai data center terpusat, dengan karakteristik aplikasi mempunyai outbound data yang besar (dari Kantor Pusat) daninbound data yang kecil. Pengiriman data harus melalui Hub atau stasiun pusat



pengendali. Contoh pengguna teknologi ini adalah perbankan, pemerintah, perusahaan pembiayaan, kantor pos dan lain-lain. Konfigurasi Point-to-multipoint umumnya berbentuk Star atau Mesh. 1.



Konfigurasi Mesh



Konfigurasi Mesh menggunakan teknologi DAMA/TDMA. Konfigurasi ini memungkinkan komunikasi secara langsung dari satu titik ke titik lainnya. Digunakan untuk telephony dan saluran data. 1.



Konfigurasi STAR



Konfigurasi



STAR



dengan outbound



merupakan channel yang



pengembangan dari teknologi mencapai



40



Mbps.



TDM/TDMA Aplikasinya



membutuhkan bandwidth besar yaitu asimetrikal. Teknologi andal dan mampu mengurangi waktu keterlambatan pengiriman. Biasa digunakan untuk Internet.



B. TOPOLOGI JARINGAN VSAT[2] Topologi jaringan VSAT dapat dibagi menjadi dua kategori besar,yaitu topologi fisik dan topologi kerja jaringan yang sesungguhnya. Topologi fisik berpusat pada letak dan posisi jaringan, sehingga tiap terminal dibedakan menurut letaknya saja. Sedangkan pada topologi kerja jaringan, tiap terminal dibedakan menurut kemampuan akses setiap terminalnya. Jenis topologi kerja jaringan yang sering digunakan pada jaringan VSAT yaitu topologi jala-jala (mesh), topologi bintang (star) dan topologi point to point. 1. Topologi Jala-jala (Mesh) Pada topologi mesh, di dalam sebuah group, setiap terminal VSAT dapat saling berkomunikasi langsung tanpa melalui stasiun hub bumi. Stasiun hub bumi hanya berfungsi sebagai kontrol dan pemantauan terhadap jaringan. Topologi ini biasa digunakan untuk jaringan yang membutuhkan keseragaman model pengiriman paket informasi, dimana antara terminal yang satu dengan terminal lainnya tidak terdapat pembedaan, baik untuk akses forward (pengiriman) ataupun return (penerimaan). Keunggulan dari jaringan ini yaitu memiliki banyak jalur akses, sehingga bila terjadi gangguan pada salah satu jalur, paket informasi masih dapat dikirimkan melalui jalur lainnya. 2. Topologi Bintang (Star) Pada topologi bintang setiap terminal VSAT yang berkomunikasi akan melalui stasiun hub bumi. Setiap VSAT tidak dapat berhubungan secara langsung dengan VSAT yang dituju tanpa melalui hub. Sehingga terjadi hop ganda yaitu dari VSAT ke hub yang disebut dengan inbound dan dari hub ke VSAT yang disebut dengan outbound. Hub berfungsi sebagai penghubung antar VSAT dan juga sebagai repeater, pengendali dan pengatur jaringan. Dengan demikian dapat dipastikan adanya pembedaan akses dari setiap terminal. 3. Topologi Point to Point Pada topologi point to point atau yang lebih dikenal dengan VSAT link ini, berlangsung komunikasi (point to point) antara dua buah stasiun bumi tanpa ada stasiun pusat sebagai pengontrol. VSAT link sering dikenal dengan nama Single Channel Per Carrier (SCPC). SCPC merupakan jasa komunikasi yang menyediakan sebuah kanal khusus untuk satu sinyal pembawa sehingga dalam pelaksanaan komunikasi tidak terganggu oleh sinyal pembawa yang lain. Dengan menggunakan SCPC tidak diperlukan adanya waktu tunggu untuk berkomunikasi sehingga



kemudahan dalam komunikasi kapanpun diinginkan dapat dilakukan. Tetapi karena SCPC ini selalu dalam keadaan siap atau on, otomatis biaya yang dikeluarkan cukup besar. Dalam konsep ini penguatan pada transponder satelit lebih besar daripada di terminal bumi.



Komponen VSAT Jaringan komunikasi VSAT terdiri atas empat komponen pokok, yaitu satelit, hub station sebagai stasiun pengendali utama, VSAT, dan PES (Personal Earth Station) VSAT terdiri dari dua unit, yaitu outdoor unit dan indoor unit yang saling dihubungkan. Outdoor unit berupa sebuah antena parabola dengan diameter 1,8 meter, sedangkan indoor unit berbentuk sebuah kotak yang mirip dengan komputer PC. VSAT ini dipasang pada lokasi pemakai. Komponen Very Small Aperture Termina (VSAT) 1. Hub Station Hub station mengontrol seluruh operasi jaringan komunikasi. Pada hub terdapat sebuah Server Network Management System (NMS) yang memberikan akses pada operator jaringan untuk memonitor dan mengontrol jaringan komunikasi melalui integrasi perangkat keras dan komponen perangkat lunak. Stasiun hub terdiri atas Radio Frequency (RF), Intermediate Frequency (IF), dan peralatan baseband. Stasiun ini mengatur multiple channel dari inbound dan outbound data. Peralatan RF terdiri atas antena, low noise amplifier (LNA), down-converter, up-converter, dan high-power amplifier. Peralatan IF dan baseband tediri dari IF combiner/divider, modulator dan demodulator. 2. Remote Station Sebuah remote station pada VSAT memiliki komponen-komponen sebagai berikut: 1) Outdoor Unit (ODU) a) Antena Antena adalah peralatan elektronik yang didesain untuk mengirimkan maupun menerima sinyal radio (microwave). Antena digunakan untuk transmisi energy gelombang radio melalui medium alami untuk komunikasi dari titik yang satu ke titik yang lain. Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antena yang memiliki bentuk parabola.



Bagian antena terdiri atas reflector, feedhorn, dan penyangga. Ukuran reflector berkisar antara 0.6-3.8 meter. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan kearah piringan antena atau mengumpulkan tenada dari piringan tersebut. Antena/dish/parabola ukuran 2 hingga 4 kaki (0.55-2.4 m), yang dipasang pada atap, dinding atau di tanah.



b) Radio Frequency Transmitter (RFT) RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn. RFT terdiri atas: (1) Low Noise Amplifier (LNA) LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang dating dari satelit melalui antena dengan noise noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500 MHz). (2) Solid State Power Amplifier (SSPA) SSPA berfungsi memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde Gega Hertz. Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi 5.925 GHz sampai dengan 6.425 GHz. (3) Up/Down Converter Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter. Up converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate Frequency (IF) atau sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Uplink. Down converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF downlink menjadi sinyal Intermediate Frequency (IF). (4) LNB (Low Noise Block)



Fungsi utama LNB adalah untuk menerima sinyal satelit yang sangat lemah yang dikumpulkan pada titik fokus antena. LNB merupakan jantung dari antena satelit. (5) BUC (Block Up Converter) BUC berfungsi menghantarkan sinyal informasi ke satelit. Juga sering disebut sebagai transmitter. BUC memiliki daya 2-5 watt.



2) Indoor Unit (IDU) 1.



Modem (Modulator / Demodulator), sebuah alat dipanggil Return Channel Satellite Terminal yang menyambungkan dari unit luar dengan IFL kabel berukuran panjang tidak lebih 50 meter. Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi ke



dalam sinyal



IF



pembawa



yangdihasilkan oleh synthesizer. 1.



IFL (Inter Facility Link). Merupakan media penghubung antara ODU & IDU. Fisiknya biasanya berupa kabel dengan jenis koaksial dan biasanya menggunakan konektor jenis BNC (Bayonet Neill-Concelman).



Sebuah antena penerima satelit 2,5m untuk akses internet melalui satelit dua arah



Mengirim Dan Menerima Data Mendapatkan data Internet dari Satelit sama dengan mendapatkan sinyal Televisi dari satelit. Data dikirimkan oleh satelit dan diterima oleh sebuah alat decoder pada sisi pelanggan. Data yang diterima dan yang hendak dikirimkan melalui VSAT harus di-encode dan di-decodeterlebih dahulu. Satelit Telkom-1 menggunakan C-Band (4-6 GHz). Selain C-Band ada juga KU-Band. Namun C-Band lebih tahan terhadap cuaca dibandingkan dengan KU-Band. Satelit ini menggunakan frekuensi yang berbeda antara menerima dan mengirim data. Intinya, frekuensi yang tinggi digunakan untuk uplink (5,925 sampai 6,425 GHz), frekuensi yang lebih rendah digunakan untuk downlink (3,7 sampai 4.2 GHz). Sistem ini mengadopsi teknologi TDM dan TDMA. Umumnya konfigurasi VSAT adalah seperti bintang. Piringan yang di tengah disebut hub dan melayani banyak piringan lainnya yang berlokasi di tempat yang jauh. Hub berkomunikasi dengan piringan lainnya menggunakan kanal TDM dan diterima oleh semua piringan lainnya. Piringan lainnya mengirimkan data ke hub menggunakan kanal TDMA. Dengan cara ini diharapkan dapat memberikan konektifitas yang baik untuk hubungan data, suara dan Fax. Semua lalu lintas data harus melalui hub ini, bahkan jika suatu piringan lain hendak berhubungan dengan piringan lainnya. Hub ini mengatur semua rute data pada jaringan VSAT. Frame TDM selalu berukuran 5.760 byte. Setiap frame memiliki 240 sub-frame. Setiap sub-frame adalah 24 byte. Panjang waktu frame tergantung pada data rate outbound yang dipilih. TDMA selalu pada 180 ms. TDMA disinkronisasi untuk memastikan bahwa kiriman data yang berasal dari stasiun yang berbeda tidak bertabrakan satu dengan yang lainnya. Pendapat umum mengatakan bahwa koneksi dengan satelit adalah koneksi yang paling cepat. Kenyataanya adalah tidak. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit adalah sekitar 700 milisecond, sementara leased line hanya butuh waktu sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.



Perangkat



Terminal Antena Sangat Kecil adalah alat di Stasiun Bumi dan digunakan untuk mengirim serta menerima pancaran frekuensi daripada satelit. Antena VSAT berukuran lebih kurang 2 hingga 10 kaki (0.55-2.75 m) dipasang di atap,dinding atau atas tanah dan pemilihan besar kecilnya antena sangat tergantung pada jenis frekuensi (misalnya C band atau Ku band) yang akan digunakan



C. APLIKASI VSAT SISTEM TDM/TDMA[3] Khusus untuk komunikasi data, VSAT memberikan aplikasi yang cukup beragam antara lain : a. One-Way Transmission (Broadcast) Disini biasanya terjadi pemancaran dari hub ke remote station berupa data sinyal video. Hal ini digunakan untuk distribusi data/berita, misalnya oleh kantor-kantor berita, pasar modal, pendidikan dan lain-lain. b. Komunikasi Data Inter-Active Yang ditawarkan sekarang adalah hubungan interactive hanya antara remote dengan pusat kelompok, untuk komunikasi terminal ke host, host ke host dan lain-lain. Sistem ini digunakan misalnya untuk : point of sales, reservasi hotel, kartu kredit dan lain-lain. D. PERANGKAT VSAT[5] Pada komunikasi VSAT terdapat tiga bagian yaitu indoor unit (IDU), outdoor unit (ODU) dan satelit. 1. Outdoor Unit (ODU) ODU merupakan perangkat yang letak atau posisi efisiensi relatif penggunaanya diluar ruangan stasiun bumi sehingga secara langsung dapat menerima sinyal dari satelit. Antena dan Radio Frequency Transmitter (RFT). Radio Frequency Transmitter (RFT) terdiri dari Low Noise Amplifier (LNA), Solid Stated Power Amplifier (SSPA) dan Up/Down Converter merupakan perangkat dari ODU. a) Antena Antena pada komunikasi VSAT berfungsi untuk memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit dengan besar frekuensinya dari 5,925 GHz sampai 6,425 GHz dan menerima gelombang radio RF dari satelit ke statsiun bumi dengan frekuensi dari 3,7 GHz sampai 4,2 GHz. Antena yang digunakan sebuah solid dish antena berbentuk parabola dengan jenis antena offset. Bagian antena terdiri atas reflector, feedhorn dan penyangga. Dengan ukuran diameter piringan antena atau dish VSAT berkisar antara 1,8 meter sampai 3,8 meter. Ukuran dish sebanding dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal. Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan kearah piringan antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas sebuah larik



komponen pasif microwave. b) Low Noise Amplifier (LNA) LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar. Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan faktor jaugnya letak satelit sehingga mengalami redaman yang cukup besar disepanjang jalan dan keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah yang luas. Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan yang cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi antara 3,7 GHz sampai dengan 4,2 GHz dan besar bandwidth 500 MHz. c) Solid State Power Amplifier (SSPA) SSPA merupakan penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar yang merupakan penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam Giga Hertz (GHz). SSPA befungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada jarak yang jauh. Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground Communication Equipment (GCE) pada level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki satelit. d) Up/Down Converter Up Converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate Frequency (IF) atau sunyal frekuensi menengah dengan center-nya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Uplink (5,925 – 6,425 GHz). Down Converter berfungsi untuk mengkonversikkan sinyal RF Downlik (3,7 MHz – 4,2 MHz) menjadi sinyal Intermediate Frequency (IF) dengan frekuensi center sebesar 70 MHz. 2. Indoor Unit (IDU) Perangkat IDU VSAT adalah modem yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi kedalam sinyal IF pembawa yang dihasilkan oleh synthesizer. Besarnya frekuensi IF mulai dari 52 MHz sampai 88 MHz dengan frekuensi center 70 MHz. Demodulasi adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF dan meneruskannya ke perangkat terrestrial yang ada.



E. PARAMETER KINERJA TRANSMISI DATA VSAT IP 1. Bandwidth Bandwidth adalah suatu ukuran dari banyaknya informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth dapat dipakaikan untuk mengukur baik aliran data analog mau pun aliran data digital. Sekarang telah menjadi umum jika kata bandwidth lebih banyak dipakaikan untuk mengukur aliran data digital. Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah bits per second atau sering disingkat sebagai bps. Seperti yang diketahui tahu bahwa bit atau binary digit adalah basis angka yang terdiri dari angka 0 dan 1. Satuan ini menggambarkan seberapa banyak bit (angka 0 dan 1) yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain dalam setiap detiknya melalui suatu media. Bandwidth merupakan nilai dari lebar pita frekuensi atau besar data yang biasa ditransmisikan dalam waktu tertentu atau satuan kapasitas media yang digunakan untuk transfer data. 2. Bit Error Rate (BER) BER adalah perbandingan antara jumlah bit informasi yang diterima secara tidak benar dengan jumlah bit informasi yang ditransmisikan pada selang waktu tertentu. Parameter BER dipergunakan untuk menilai unjuk kerja transmisi digital. Semakin rendah parameter BER yang dihasilkan pada suatu transmisi digital maka unjuk kerja transmisi digital tersebut semakin baik. 3. Delay Delay adalah waktu tunda yang disebabkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam komunikasi data, delay yang terlalu lama akan sangat mengganggu aliran data atau proses pengiriman data. Proses transmisi data VSAT IP dilakukan melalui dua kali route, dengan menggunakan TCP untuk aplikasi-aplikasi utamanya. Performansi TCP pada jaringan yang akan menghasilkan delay tinggi mempunyai pengaruh langsung pada performansi transmisi data yang menggunakan satelit GEO. Delay dirasakan sangat lambat jika akan mentransfer data dalam jumlah besar. Delay satu arah di GEO ±250-270 milidetik, sementara protokol TCP mensyaratkanbahwa penerima harus mengirimkan acknowledgement ke pengirim untuk memberitahukan bahwa segmen yang dikirimkan telah diterima dan menunggusegmen berikutnya. Jadi untuk pengiriman satu segmen diperlukan ±500-540 milidetik. 4. Throughput



Throughput adalah laju rata-rata dari paket data yang berhasil dikirim melalui kanal komunikasi atau dengan kata lain throughput merupakan paket data yang dikirim setiap detik. Biasanya dinyatakan dengan satuan bit per second. Besarnya throughput untuk melewatkan sinyal TCP/IP akan terbatasi karena delay propagasi satelit GEO



Kelebihan dan Kekurangan VSAT Kelebihan jaringan VSAT Teknologi VSAT memiliki beberapa kelebihan di antaranya : 1.



Tidak mengalami penurunan kecepatan bila jalur sibuk dan rute komplek



2.



Mengurangi waktu tunda pada saat transsmisi berlangsung



3.



Secara umum komunikasi antara satelit dengan VAT tidak pernah mengalami kegagalan



4.



Dapat menjangkau daerah luas (nasional, regional dan internasional).



5.



VSAT sangat cocok digunakan di tempat – tempat terpencil, khususnya yang masih belum tersedia saluran telepon. Ini dikarenakan teknologi VSAT tidak memiliki batas wilayah kabel, namun lebuh berupa topografi alam agar bias berhubungan dengan satelit.



6.



Pemasangannya cepat.



7.



Jangkauan terjauh dapat mencapai setengah permukaan bumi karena menggunakan satelit GEO.



Kekurangan jaringan VSAT Disamping kelebihannya, VSAT juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu : 1.



Biaya investasi perangkat keras dari VSAT masih sangat mahal



2.



Delay inherent. Cara kerja VSAT pada dasarnya dilakukan melalui dua kali pencaran, dari VSAT ke hub station dan dari HUB station ke VSAT yang dituju untuksatu kali pancaran dibutuhkan waktu 0,5 detik. Dengan demikian, komunikasi lewat jaringan VSAT ada delay inherent sebesar 0.5 detik. Oleh karena itu jika VSAT di gunakan untuk komunikasi suara akan terasa kelambatannya dan memungkinkan terjadinya tabrakan.



3.



Memakan tempat terutama untuk piringannya.



4.



Performasi teknologi VSAT terpengaruh pada beberapa hal. Seperti cuaca, gelombang liar, hujan meteor, dan sonoutage



5.



Koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca (terhadap molekul air).



6.



Memakan tempat, terutama untuk piringannya.



7.



Latency yang lebih tinggi di bandingkan kabel



Jarak satelit dan bumi yang relatif jauh mengakibatkan adanya delay propagansi yang signifikan



Manfaat Jaringan VSAT Dengan teknologi VSAT yang semakin maju, komunikasi antar pulau di Indonesia akan menjadi semakin mudah, murah dan efisien. Mudah, karena tidak terhalangi lautan maupun topografi bumi. Murah, karena jauh atau dekat biayanya sama. Pemanfaatan untuk Internet dan ISDN (Integrated Services Digital Network) juga akan menjadi lebih optimal dan murah. Kelebihan VSAT dibandingkan saluran kabel, selain lebih murah biayanya, juga andal, dengan bandwidth lebar dan sistem transmisi paket data. VSAT juga berfungsi sebagai substitusi atau pengganti line telepon dan gelombang mikro (microwave). Kemampuan VSAT dalam transfer data, suara dan video sangat bagus karena bandwidth yang lebar. Dengan memanfaatkan teknik kompresi yang baik, gambar dan suara semakin mudah ditransfer dengan biaya murah. Teknologi VSAT dapat dimanfaatkan untuk mempermudah telekomunikasi di banyak industri dan bisnis. Bidang bisnis yang sangat membutuhkan antara lain perbankan (misalnya komputerisasi online), perusahaan pengeboran minyak, penerbangan, distribusi barang dan jasa, bisnis perkayuan dan lain-lain.



BAB III PENUTUP 1.



Kesimpulan



Media satelit memiliki cakupan wilayah yang luas. Selain itu, pemasangannya mudah dan implementasinya singkat. Diperlukan waktu tidak lebih dari satu hari untuk instalasi antena beserta perangkatnya. Penggunaan satelit juga dapat meminimalisir gangguan eksternal karena tidak lagi dipengaruhi faktor jarak. Kalaupun terjadi, gangguan akan jauh lebih cepat diidentifikasi dan diatasi, dibandingkan pada jaringan teresterial. VSAT merupakan solusi yang sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi aplikasi voice, data, audio maupun video, terutama pada daerah yang belum terjangkau transmisi terestrial. Di samping itu, teknologi komunikasi dengan media satelit ini memiliki banyak kelebihan lain, di antaranya : 1.



Mampu mengintegrasikan jaringan seluruh wilayah (remote sites) secara terpusat (single manageable network)



2.



Mampu mengadaptasi perubahan jenis lalu lintas data, peralatan teknologi maupun jenis aplikasi layanan



3.



Mampu melakukan broadcasting data



4.



Mudah dalam maintenance, dan jika terjadi masalah dapat segera diatasi



Penggunaan VSAT memberikan keuntungan maksimal. VSAT memungkinkan perusahaan untuk melakukan ekspansi dengan sangat cepat tanpa terganggu kendala ketidaktersediaan jaringan infrastruktur telekomunikasi setempat. salah satunya pada kampus ST3TELKOM PURWOKERTO yang telah menerapkan VSAT ini DAFTAR PUSTAKA 1.



http://jumpsheet.blogspot.com/2008/03/vpn.html



2.



http://leoganda.files.wordpress.com/2008/06/presentasi-vsat-net-new.ppt



3.



http://ndhobos.blogspot.com/2008/11/vpn-komunikasi-data-pribadi-tanpa-bata s.html



http://ahmadasrori.blog.st3telkom.ac.id/2015/06/03/jaringan-vsat/