Waham Curiga (Elsa) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM CURIGA



OLEH: Nama: ELSA AMARA PAEMBONAN



PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR 2020



“LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM CURIGA”



1. Kasus (Masalah Utama) Waham curiga



2. Proses Terjadinya Masalah a. Definisi Waham adalah keyakinan yang salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat (Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y.S. E., Daulima, N. H. C., dkk, 2019). Waham merupakan gangguan dimana penderitanya memiliki rasa realita yang berkurang atau terdistorsi dan tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata (Videbeck, 2017). Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat, B. A., & Akemat, 2015).



b. Tanda & Gejala Menurut (Direja & Ade , 2016) Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir waham adalah sebagai berikut: 1. Menarik diri 2. Tidak ada perhatian pada perawatan diri 3. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan 4. Gerakan tidak terkontrol 5. Mudah tersinggung 6. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan 7. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan 8. Menghindara dari orang lain 9. Bermusuhan dan curiga 10. Berbicara kasar 11. Tidak peduli lingkungan



c. Rentang Respon Respon adaktif 1. Pikiran logis 2. Persepsi akurat 3. Emosi konsisten dengan pengalaman 4. Perilaku sesuai 5. Berhubungan sosial



Respon maladaptive 1. Distorsi pikiran 2. Ilusi 3. Reaksi emosi berlebihan /kurang 4. Perilaku aneh/ tdk biasa 5. Menarik diri



1. Gangguan pikiran/waham 2. Sulit berespon emosi 3. Perilaku kacau 4. Isolasi sosial



Menurut (Stuart, GW, Laraia, M.T, 2015) respons individu terhadap penyakit fisik, berkaitan dengan pengalaman masa lalu, persepsi terhadap penyakit, keyakinan terhadap penyembuhan dan sistem pelayanan kesehatan. Rentang respon individu berfluktuasi dari respon adaptif sampai maladaptif. 1. Respons adaptif Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat diterima atau norma-norma sosial budaya yang masih umum yang berlaku dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas-batas norma dalam menyelesaikan masalahnya. Respon ini meliputi : a. Pikiran Logis Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan logika, rasional dan masuk akal. b. Persepsi akurat Persepsi yang akurat adalah pengamatan tentang objek-objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan secara akurat c. Emosi Perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan



ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. d. Perilaku Serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu, organisme, sistem, atau entitas



buatan



dalam



hubungannya



dengan



dirinya



sendiri



atau



lingkungannya, yang mencakup sistem atau organisme lain di sekitarnya serta lingkungan fisik (mati). e. Berhubungan sosial Suatu interaksi sosial yang dinamis, hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.



2. Respon maladaptif Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial, budaya, serta lingkungannya, respon maladaptif yang sering ditemukan adalah : a. Distorsi pikiran Kesalahan logika dalam berpikir, serta kecenderungan berpikir yang berlebihan serta tidak rasional. b. Ilusi Pengamatan yang tidak sesuai dengan penginderaan. c. Reaksi emosi yang berlebihan/kurang Suatu reaksi terhadap seseorang yang sifatnya berlebihan/kurang. d. Perilaku yang aneh atau tidak biasa Suatu tindakan individu yang bersifat aneh atau tidak biasa. e. Menarik diri Keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.



f. Gangguan pikiran/waham Keyakinan yang salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat g. Sulit berespon terhadap emosi h. Perilaku kacau i. Isolasi sosial Keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.



e. Etiologi Menurut (Direja & Ade , 2016) etiologi waham dibagi menjadi : 1. Faktor predisposisi a. Genetik Faktor genetik ini terlibat dalam perkembangan suatu kelainan adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama. b. Biologis Gangguan tumbuh kembang, terdapat lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik. c. Psikologis Seperti: Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, tidak sensitif, hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan dan konflik perkawinan, sosial budaya, kemiskinan, ketidakharmonisan sosial dan stress yang menumpuk. 2. Faktor Presipitasi a. Stressor sosial budaya Seperti terjadinya Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok. b. Stresor psikologis Keterbatasan kemampuan untuk mengatasi. Tuntutan untuk berpisah dan ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.



f. Sumber koping Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan. (Stuart and sunden, 2015) Koping individu dalam pelaksanaan tentu saja akan dipengaruhi atau bahkan ditentukan oleh berbagai hal. Beberapa ahli menunjukkan ketertarikan untuk meneliti berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi koping. (Brehm & Kassin , 2015) berpendapat bahwa koping dipengaruhi oleh: a.



Faktor-faktor internal seperti pikiran, perasaan, genetik, fisiologis, dan/atau



tipe kepribadian. b.



Faktor-faktor eksternal seperti peristiwa-peristiwa atau fenomena alam



yang terjadi dalam hidup individu, konteks budaya dimana individu berada, dan/atau hubungan-hubungan sosial yang dihadapinya. (Pervin & John, 2016) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi individu dalam melakukan koping adalah waham. Cara individu dengan kepribadian introver atau ekstrover misalnya, jelas akan berbeda. Pada individu introver, dia akan lebih memfokuskan pada koping yang mendukung kepribadiannya yang lebih melihat ke dalam dirinya. Sedangkan individu yang ekstrover akan memilih koping yang lebih banyak melihat atau melibatkan halhal di luar dirinya. Menurut (Brehm & Kassin , 2015) berpendapat bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana individu melakukan koping terhadap tekanan. Faktor-faktor tersebut adalah: a. Kondisi individu yang bersangkutan, seperti berapa umurnya, apa jenis kelaminnya, bagaimana temperamennya, faktor-faktor genetik yang didapat



dari leluhurnya, tingkat intelegensi, tingkat atau jenis pendidikan, suku asal, kebudayaan dimana ia tinggal/dibesarkan, status ekonomi, dan/atau kondisi fisik secara umum. b. Karakteristik kepribadian seperti tipe keribadian A atau B, individu yang optimis atau pesimis, dan jenis-jenis /tipologi kepribadian lainnya. c. Kondisi sosial kognitif seperti dukungan sosial, jaringan sosial, dan/atau kontrol pribadi atas diri individu itu sendiri. d. Hubungan yang terjadi antara individu tersebut dengan lingkunga sosial atau jaringan sosialnya, dan/atau penyatuan diri masing-masing individu dalam sebuah kelompok pada masyarakat di mana ia tinggal. e. Strategi mengatasi tekanan yang lebih banyak diambil setiap menghadapi situasi yang membutuhkan pengentasan masalah, seperti berfokus pada emosi, pada masalah, menghindar dari masalah, atau menganggap masalah tersebut tidak ada.



g. Mekanisme koping Menurut (Stuart and Laraia , 2015) mekanisme koping ialah perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif meliputi : a.



Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas.



b. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi. c.



Penyangkalan dan menarik diri.



3. Pohon Masalah



EFEK



Kerusakan komunikasi verbal



CORE PROBLEM



Perubahan proses berfikir : waham curiga



CAUSA



Gangguan konsep diri: Harga diri rendah



Sumber : (Stuart and Laraia , 2015)



4. Patofisiologi Menurut Yusuf, Fitryasari, dan Nihayati(2015) Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu : 1. Fase Terbatasnya Kebutuhan Manusia ( Lack of Human need) Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ). 2. Fase Rendahnya Kepercayaan Diri ( lack of self esteem) Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan



sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah. 3. Fase Pengendalian Internal dan Ekstrernal (control internal external) Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain. 4. Fase Dukungan Lingkungan (environment support) Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong. 5. Fase Nyaman (comforting) Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ). 6. Fase Peningkatan ( improving) Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham



yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhankebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.



5. Data Yang Perlu Dikaji ( Kusumawati dan Hartono , 2016) I.



Pengkajian a.



Identitas Klien Informan Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.



b.



Alasan Masuk Tanyakan pada keluarga atau klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan



keluarga



untuk



mengatasi



masalah



dan



perkembangan yang dicapai. c.



Riwayat Kesehatan Sekarang Tanyakan pada klien atau keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.



d.



Aspek Fisik Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada keluhan.



e.



Aspek Psikososial Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga,



masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh. f.



Konsep Diri. a) Citra tubuh Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan negatif terhadap diri sendiri. b) Identitas diri Pada pasien dengan waham kebesaran misalnya mengaku seorang polisi padahalkenyataan nya tidak benar. c) Peran Klien Berperan sebagai kepala keluarga dalam keluarganya. d) Ideal diri Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ karena ia bosan sudah lama di RSJ. e) Harga diri Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah karena perasaan



negatif



terhadapdiri



sendiri,hilangnya



rasa



percaya diri dan merasa gagal mencapai tujuan. g.



Hubungan Sosial Pasien dengan waham biasanya memiliki hubungan sosial yang tidak haramonis.



h.



Spiritual. Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan waham agama meyakini agamanya secara berlebihan. a) Kegiatan Ibadah Biasanya pada pasien dengan waham agama melakukan ibadah secara berlebihan.



i.



Status Mental.



j.



Penampilan Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai dengan waham yang ia rasakan.Misalnya pada waham agama berpakaian seperti seorang ustadz.



k.



Pembicaraan Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya selalu mengarah ke wahamnya,bicara cepat,jelas tapi berpindah-pindah,isi pembicaraan tidak sesuai dengankenyataan.



l.



Aktivitas Motorik Pada waham kebesaran bisa saja terjadi perubahan aktivitas yang berlebihan.



m.



Alam Perasaan Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-orang akan melukai dan mengancam membunuhnya.Pada waham nihilistik merasa sedih karena meyakini kalau dirinya sudah meninggal.



n.



Interaksi Selama Wawancara Pada pasien waham biasanya di temukan : a) Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya. b) Curiga



: menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya



pada orang lain. o.



Isi Pikir Pada pasien dengan waham Kebesaran biasanya : klien mempunyai



keyakinan



yang



berlebihan



terhadap



kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan. p.



Proses Pikir Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak realistis,flight of ideas,pengulangan kata-kata.



6. Diagnosa Keperawatan 1) Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga 7. Intervensi Keperawatan/SP No



Diagnosa



Intervensi



Keperawatan 1.



Gangguan Proses Pikir :



SP (Pasien) SP 1:



curiga



SP 1:



 Identifikasi tanda



Waham



SP (Keluarga)  Diskusikan masalah



dan gejala waham



yang dirasakan dalam



 Bantu orientasi realitas: panggil



merawat pasien  Jelaskan pengertian,



nama, orientasi



tanda dan gejala, dan



waktu, orang dan



proses terjadinya



tempat/lingkungan



waham (gunakan



 Diskusikan kebutuhan pasien



booklet)  Jelaskan cara merawat



yang tidak



: tidak disangkal, tidak



terpenuhi



diikuti/diterima



 Bantu pasien memenuhi



(netral)  Latih cara mengetahui



kebutuhannya yang



kebutuhan pasien dan



realistis



mengetahui



 Masukan pada jadwal kegiatan



SP 2 :



kemampuan pasien  Anjurkan membantu



pemenuhan



pasien sesuai jadwal



kebutuhan



dan memberi pujian



SP 2 :



 Evaluasi kegiatan



 Evaluasi kegiatan



pemenuhan



keluarga dalam



kebutuhan pasien,



membimbing pasien



kegiatan yang



memenuhi



dilakukan pasien



kebutuhannya.Beri



dan berikan pujian



pujian.



 Diskusikan



 Latih cara memenuhi



kemampuan yang dimiliki.



kebutuhan pasien.  Latih cara melatih



 latih kemampuan



kemampuan yang



yang dipilih,



dimiliki pasien.



berikan pujian.



 Anjurkan membantu



 Masukan pada



pasien sesuai jadwal



jadwal pemenuhan



dan memberi pujian



kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih. SP 3 :



SP 3 :



 Evaluasi kegiatan



 Evaluasi kegiatan



pemenuhan



keluarga dalam



kebutuhan pasien,



membimbing



kegiatan yang



memenuhi kebutuhan



dilakukan pasien



pasien dan



dan berikan pujian.



membimbing pasien



 Jelaskan tentang



melaksanakan kegiatan



obat yang diminum



yang telah dilatih, beri



(6 benar: jenis,



pujian.



guna, Dosis, frekuensi, cara,



 Jelaskan obat yang diminum oleh pasien



kontiunitas, minum



dan cara



obat ) dan tanyakan



membimbingnya.



manfaat yang



 Anjurkan membantu



dirasakan pasien.



pasien sesuai jadwal



 Masukan pada



Dan memberikan



jadwal pemenuhan



pujian.



kebutuhan, kegiatan Yang telah dilatih dan obat SP 4 :



SP 4 :



 Evaluasi kegiatan



 Evaluasi kegiatan



pemenuhan



keluarga dalam



kebutuhan pasien,



membimbing



kegiatan yang telah



memenuhi kebutuhan



dilatih, dan minum



pasien, membimbing



obat. Berikan



pasien melaksanakan



pujian.



kegiatan yang telah



 Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya.



dilatih dan minum obat berikan pujian.  Jelaskan follow up ke



Diskusikan



RSJ / PKM, tanda



kemampuan yang



kambuh, rujukan.



dimiliki dan



 Anjurkan membantu



memilih yang akan



pasien sesuai jadwal



dilatih. Kemudian



dan memberikan



latih.



pujian.



 Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan



yang telah dilatih, minum obat. SP 5 :



SP 5 :



 Pasien



 SP keluarga



evaluasi kegiatan



evaluasi kegiatan



pemenuhan



keluarga dalam



kebutuhan, kegiatan



membimbing



yang dilatih dan



memenuhi kebutuhan



minum obat. Beri



pasien, membimbing



pujian.



pasien melaksanakan



 Nilai kemampuan yang telah mandiri.



kegiatan yang telah dilatih, minum obat



 Nilai apakah



berikan pujian.



frekuensi



 Nilai kemampuan



munculnya waham



keluarga merawat



berkurang, apakah



pasien.



waham terkontrol.



 Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ / PKM.



DAFTAR PUSTAKA



Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y. S. E.,Daulima, N. H. C., dkk. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Videbeck, S. L. (2017). Psychiatric-Mental Health Nursing (Fifth Edit). Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins. Direja, & Ade, H. S. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.



Kelliat, B. A., & Akemat. (2015). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.



Stuart, GW, Laraia, M.T., (2015). Principle and Practice of Pshychiatric Nursing. Edisi 7, Mosby, Philadelpia. Stuart, GW & Sunden, SJ. (2015). Buku Saku Keperwatan Jiwa. Jakarta: EGC. Brehm, S. S., Kassin, S. M. (2015). Social Psychology.USA: Houghton Mifflin Company. Pervin, L. A., & John, O. P. (2016). Personality Theory & Research. New York: John Wiley & Sons, Inc Kusumawati F & Hartono, Y. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Endang Nihayati, 2015, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta.



FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN JIWA



Nama Mahasiswa yang Mengkaji : ELSA RUANG PERAWATAN



NIM :



: Kenari



TANGGAL DIRAWAT : 20-09-2020



TANGGAL PENGKAJIAN : 22/09/2020 I.



II.



IDENTITAS KLIEN Nama Inisial



:



Tn.S



Umur



: 45 Tahun



No RM



: -



ALASAN MASUK Keluarga pasien mengatakan tiga hari sebelum masuk rumah sakit, di rumah klien tampak gelisah, sering marah-marah tanpa sebab tapi tidak sampai merusak barangbarang dan klien selalu merasa curiga bahwa saudaranya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang. Keluarga pasien mengatakan keluhan seperti ini sudah pernah dialami pasien 2 tahun yang lalu, bermula dari ketika pasien ditinggal mati bapaknya 6 tahun yang lalu dan ketika dirinya tidak diterima menjadi guru setelah lulus SPG sehingga klien berpikir banyak koruptor yang menerima uang suap sehingga dia gagal menjadi guru. Pasien juga sempat di rawat 1 tahun di RSJ dan keluarga sudah mencoba mengingatkan dan membujuk pasien untuk minum obat secara teratur, namun pasien malah tidak mau meminum obatnya lagi karena merasa bahwa dirinya tidak sakit. FAKTOR PREDISPOSISI A. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? □ Tidak



√ Ya



B. Pengobatan sebelumnya □ Berhasil







□ Tidak berhasil



Kurang berhasil



C. Pernah melakukan/mengalami/menyaksikan: Korban/usia



Pelaku/usia



Saksi/usia



1. Aniaya fisik



□ ...............



□ ..............



□ .............



2. Aniaya seksual



□ ...............



□ ..............



□ .............



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



3. Penolakan



□ ...............



□ ..............



□ ..............



4. Kekerasan



□ ...............



□ ..............



□ ..............



5. Tindakan kriminal



□ ...............



□ ..............



□ ..............



Jelaskan Point A, B dan C : Pasien memiliki riwayat masuk RSJ pada tahun 2018, pasien dirawat selama 1 tahun perawatan dilanjutkan dengan rawat jalan/pulang, karena mengalami perbaikan namun pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena menurut keluarga selama perawatan dirumah pasien tidak mau minum obat karena merasa dirinya sudah sembuh. Setiap kali keluarga pasien membujuk pasien untuk minum obat, klien menolak dan marah-marah dan mengunci diri di kamar. Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik,aniaya sexual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga baik sebagai pelaku, korban maupun saksi. Klien juga tidak pernah terlibat dalam tindakan kriminal. Sebelum masuk Rumah Sakit, di rumah klien tampak gelisah, sering marahmarah tanpa sebab tapi tidak sampai merusak barang-barang. Klien selalu merasa curiga bahwa saudaranya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang sehingga keluarga membawa pasien kembali ke RSJ untuk melakukan pengobatan. Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir : Waham curiga D. Adakah anggota keluarga yang pernah menderita gangguan jiwa □ Ya



√ Tidak



E. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah ketika ditinggal mati bapaknya 6 tahun yang lalu dan ketika dirinya tidak diterima menjadi guru setelah lulus SPG sehingga klien berpikir banyak koruptor yang menerima uang suap sehingga dia gagal menjadi guru. Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir : Waham curiga III. PEMERIKSAAN FISIK A. Tanda-tanda vital



:



Tekanan darah



: 110/80 mmHg



Suhu



: 37 ◦ C



Nadi



: 85 x/menit



Pernapasan



: 20 x/menit



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



B. Badan



:



Tinggi



: 160 Cm



Berat



: 58 Kg



IMT



: 23 Kesimpulan : Berat Badan Ideal



C. Keluhan fisik



:



Pasien tidak memiliki keluhan fisik, klien tampak baik-baik saja. Klien tidak memiliki riwayat trauma dan penyakit serius. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



IV. STATUS PSIKOSOSIAL A. Genogram (gambar dan jelaskan isi genogram)



Keterangan : = Laki-laki = Perempuan = Meningal = Pasien = Tinggal serumah



Jelaskan : Pasien merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara dimana pasien merupakan satusatunya anak laki-laki. Pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Pasien memiliki dua orang anak laki-laki.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



B. Konsep diri 1. Gambaran diri atau citra diri : Pasien mengatakan bahwa pasien menyukai semua anggota tubuhnya dan dirinya sangat puas dengan apa yang dimilikinya sekarang 2. Identitas diri : Pasien adalah seorang laki-laki anak pertama dari 3 bersaudara 3. Peran diri : Pasien merupakan anak ke 1 dari 3 bersaudara, pasien tidak bekerja dan tidak aktif lagi dimasyarakat sejak dirinya sakit. 4. Ideal diri : Klien ingin menjadi seorang guru meski bukan pegawai negeri dan ingin mengajari anak-anak mengaji dan kalau bisa membuka pondok pesantren. 5. Harga diri : Klien merasa minder dan malu karena sudah berumur 45 tahun tapi belum mempunyai pekerjaan seperti saudara-saudaranya yang bisa menjadi guru. Klien mengatakan dia akan berhubungan atau bersosialisasi dengan orang lain yang menurut dia baik karena klien mengatakan bisa membaca isi hati orang lain. Masalah Keperawatan : Harga diri rendah



C. Hubungan sosial : 1. Orang yang berarti : Pasien mengatakan orang yang berarti adalah anaknya. 2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Sebelum sakit keluarga pasien



mengatakan pasien merupakan orang yang



sangat aktif dalam aktivitas sosial, pasien mempunyai hubungan baik dengan tetangga dan lingkungan sekitarnya. Namun sejak sakit , pasien sudah tidak aktif lagi dalam kegiatan sosial dan keluarga pasien juga mengatakan pasien sering menceramahi anggota keluarganya dan juga tetangga sekitarnya. Bahkan pasien selalu merasa curiga terhadap orang lain. 3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Keluarga mengatakan pasien sulit diajak untuk berkomunikasi jika ditanya, jawaban pasien kadang tidak nyambung dan sulit untuk di mengerti. Ketika



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



wawancara sikap klien sangat kooperatif hanya saja pasien yang menguasai pembicaraan. Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi verbal



D. Spritual 1. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan beragama Islam dan taat melakukan ibadah baik sebelum sakit maupun selama sakit karena ibadah kepada Allah merupakan kewajiban manusia meski dalam keadaan apapun. 2. Kegiatan ibadah : Pasien dan keluarga rajin mengikuti ibadah di masjid dan sholat 5 waktu Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



V.



STATUS MENTAL A. Penampilan □ Tidak rapih



□ Pakaian tidak sesuai



□ Cara berpakaian tidak seperti



biasanya Jelaskan : Tampak penampilan klien rapi dan bersih serta sesuai dengan umur klien. B. Pembicaraan Cepat



□ Keras



□ Gagap



□ Apatis



□ Lambat



□ Inkoheren



□ Membisu



□ Tidak mampu memulai Pembicaraan



Jelaskan : Sebelum masuk RSJ keluarga mengatakan pasien suka marah-marah tidak jelas kadang juga pasien menangis dan tertawa tanpa sebab, pasien juga susah diajak komunikasi dan apabila ditanya maka pembicaraannya tidak menyambung dan sulit dimengerti. Saat wawancara pembicaraan pasien spontan, bicara lancar, cepat, jelas dengan volume yang kuat, artikulasi sangat jelas, amplitudo jelas, kualitas kurang dan kuantitas berlebih. Klien tampak kooperatif dan menguasai pembicaraan.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



C. Aktivitas Motorik □ Lesu



□ Tegang



□ Gelisah



□ Agitasi



□ TIK



□ Grimasem



Tremor



□ Kompulsif



Jelaskan : Saat ditanya, klien agak tremor dan mengeluh punggungnya nyeri, tapi klien masih bisa berjalan dan memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan bantuan minimal. D. Alam Perasaan □ Sedih



□ Ketakutan



□ Putus asa



□ Khawatir



□ Gembira berlebihan/euforia



Jelaskan : Klien mengatakan perasaannya baik-baik saja,klien tidak merasa sedih, putus asa, khawatir atau takut terhadap sesuatu. Tetapi kadang klien merasa marah atau jengkel bila mendengar berita tentang kejahatan dan ketidakadilan. E. Afek □ Datar



□ Tumpul



□ Labil



□ Tidak sesuai



Jelaskan : Klien berespon sesuai dengan stimulus yang diberikan, klien tampak tertawa bila mendengar atau melihat sesuatu yang menyenangkan dan klien tampak sedih ketika menceritakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan. F. Interaksi Selama Wawancara □ Bermusuhan



□ Tidak kooperatif



□ Mudah tersinggung



□ Kontak mata kurang



□ Defensif



 Curiga



Jelaskan : Klien tampak bersahabat selama wawancara, ada kontak mata dan selalu menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan. Tetapi kadang klien mengungkapkan “Mbak Y kalau bicara dengan saya harus sidik, amanah, tabligh, fatonah (benar, dapat dipercaya, menyampaikan, cerdas), karena saya bisa membaca hati dan pikiran Mbak.” G. Persepsi : Halusinasi □ Pendengaran



□ Penglihatan



□ Pengecapan



□ Penghiduan



Jelaskan :



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



□ Perabaan



Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara atau bisikan yang tidak ada wujudnya, klien juga tidak pernah melihat bayangan-bayangan atau mencium bau yang tidak ada wujudnya. Proses Pikir □ Sirkumtansial



□ Tangensial



□ Kehilangan asosiasi



 Flight of ideas



□ Blocking



□ Perseverasi



Jelaskan : Klien kadang-kadang berbicara kacau tak ada hubungan dan berpindah-pindah (flight of ideas) antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, kadang klien juga mengulang kalimat yang sama, seperti, “Mbak, kalau ngomong dengan saya harus sidik, amanah, tabligh, fatonah.” Selain itu juga sering mengulang kalimat “saya bisa membaca isi hati orang lain” H. Isi Pikir  Obsesi



□ Fobia



□ Hipokondria



□ Depersonalisasi



□ Pikir Magis



□ Ide terkait



□ Agama



□ Somatik



□ Kebesaran



 Curiga



□ Nihilistik



□ Sisip pikir



□ Siar pikir



□ Kontrol pikir



Waham :



Jelaskan : Klien meyakini bahwa kegagalannya menjadi guru ketika sudah lulus SPG adalah karena ada orang-orang yang sengaja merugikan dirinya, yaitu adanya koruptor yang menerima uang suap. Klien mengatakan bahwa Allah memberikan keyakinan pada dirinya untuk selalu memerangi segala bentuk kejahatan yang ada termasuk Amerika yang selalu menindas Indonesia. Klien juga meyakini bahwa dirinya diberi kelebihan oleh Allah untuk bisa membaca isi hati dan pikiran orang lain, sehingga dia tahu orang-orang yang berniat tidak baik atau jahat terhadap dirinya. I. Tingkat Kesadaran □ Bingung



□ Sedasi



Disorientasi : Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



□ Stupor



□ Waktu



□ Tempat



□ Orang



Jelaskan : Tidak ada gangguan dalam tingkat kesadaran dan pasien dapat mengetahui waktu dan tempat pasien berada sekarang yaitu RSJ. J. Memori □ Gangguan daya ingat jangka panjang □ Perubahan proses pikir pendek □ Gangguan daya ingat saat ini □ Konfabulasi Jelaskan : Klien mampu mengingat kejadian-kejadian yang sudah lama berlalu seperti ketika klien sakit jiwa pertama kali waktu dia masih SMP, klien lulus SPG tahun 1986, dan ayahnya meninggal 6 tahun yang lalu. Klien juga mampu mengingat kejadian jangka pendek seperti dia dirawat di rumah sakit jiwa 2 tahun yang lalu. Klien juga mampu mengingat kejadian saat ini, seperti tadi pagi makan dengan lauk apa. K. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung □ Mudah beralih □ Tidak mampu berkonsentrasi □ Tidak mampu berhitung sederhana Jelaskan : Klien mampu berkonsentrasi dengan baik yang dibuktikan dengan klien mampu mengulang atau menjelaskan kembali apa yang telah dibicarakan dengan perawat. Klien mampu berhitung angka-angka atau benda nyata dengan baik. L. Kemampuan Penilaian □ Gangguan ringan



□ Gangguan bermakna



Jelaskan : Jika diberi penjelasan, klien mampu mengambil keputusan dengan tepat. Klien juga mampu memutuskan alternatif tindakan yang mau dilakukan lebih dulu, misalnya mau makan dulu atau mandi dulu.



.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



M. Daya Tilik Diri (Insight)  Mengingkari penyakit yang diderita □ Menyalahkan hal-hal di luar dirinya Jelaskan : Pasien mengatakan dirinya tidak sakit dan tidak perlu minum obat dan juga pasien tidak seharusnya dirumah sakit. Masalah keperawatan : Gangguan isi pikir : waham curiga



VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (Kemampuan klien memenuhi kebutuhan sehari – hari) Bantuan minimal



Bantuan total



A. Makan











B. BAB dan BAK











C. Mandi











D. Berpakaian dan berhias











E. Penggunaan Obat











F. Istirahat dan Tidur □ Tidur siang : pasien mengatakan biasa tidur siang selama 2 jam sekitar jam 1-3 □ Tidur malam : pasien mengatakan biasa tidur jam 22:00 dan bangun jam 05:30 □ Kegiatan sebelum/setelah tidur : pasien mengatakan biasanya sebelum tidur terlebih dahulu pasien berdoa dan saat bangun tidur pasien juga berdoa dan langsung merapikan tempat tidurnya. G. Pemeliharaan Kesehatan 1. Perlu perawatan lanjutan  Ya



□ Tidak



 Ya



□ Tidak



2. Sistem pendukung



H. Kegiatan di dalam rumah



I.



1. Mempersiapkan makanan



Ya



□ Tidak



2. Menjaga kebersihan rumah



 Ya



□ Tidak



3. Mencuci pakaian



 Ya



□ Tidak



4. Pengaturan keuangan



 Ya



□ Tidak



Ya



□ Tidak



Kegiatan di luar rumah 1. Belanja keperluan sehari-hari



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



2. Transportasi



 Ya



□ Tidak



Jelaskan : Dalam pemeliharaan kesehatan pasien perlu perawatan lanjutan dan dukungan dari keluarga untuk mengingatkan minum obat. Kemudian pasien dapat melaksanakan kegiatan di dalam dan di luar rumah tidak terdapat masalah. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



VII. MEKANISME KOPING Adaptif



Maladaptif



 Bicara dengan orang lain



□ Minum alkohol



□ Mampu menyelesaikan masalah



□ Reaksi lambat/berlebihan



□ Tenik relaksasi



□ Bekerja berlebihan



□ Aktivitas konstruktif



□ Menghindar



□ Olahraga



□ Menciderai diri



□ Lain-lain Jelaskan : Bila mempunyai masalah, klien selalu bercerita kepada ibu atau saudara-saudaranya. Klien tidak pernah mencederai diri maupun orang lain, klien juga tidak pernah menghindari masalah, munum alcohol dan lain-lain. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan



VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Klien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan kelompok, lingkungan, pendidikan, perumahan, ekonomi maupun pelayanan kesehatan. Masalah yang paling dirasakan klien adalah masalah pekerjaan,dirinya yang sudah berumur 45 tahun dan mempunyai ijazah SPG tetapi tidak bisa menjadi guru dan klien merasa benar-benar kecewa. Masalah keperawatan : Harga diri rendah IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG □ Penyakit jiwa



Obat-obatan



□ Cara penanggulangan masalah



□ Faktor presipitasi



Jelaskan : Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



Keluarga mencoba mengingatkan dan membujuk untuk minum obat secara teratur, namun pasien malah tersinggung, marah, dan tidak mau meminum obatnya lagi karena merasa bahwa dirinya tidak sakit. Masalah keperawatan : Koping tidak efektif



DATA MEDIK 1. Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid 2. Therapi Medik : a. Chlorpromazine 2 x 100 mg b. Haloperidol 2 x 5 mg



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



ANALISA DATA



Nama / Umur



: Tn. S



Unit / Ruang



: KENARI



NO



DATA



MASALAH



Ds: 1



DS :



Gangguan isi pikir : waham curiga







Klien mengatakan bahwa kegagalannya menjadi guru karena banyak koruptor yang menerima uang suap sehingga dia tidak diterima sebagai guru







Klien sering mengatakan bahwa dirinya bisa membaca hati dan pikiran orang lain terutama orang-orang yang bermaksud jahat kepadanya







Klien sering mengatakan “Kalau Mbak Y ngomong dengan saya harus sidik, amanah, tabligh, fatonah (benar, dapat dipercaya, menyampaikan, cerdas)







Klien



mengatakan



bahwa



orang-orang



disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang DO : •



Tampak klien menunjukkan sikap tidak bersahabat dan kurang kooperatif



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



2.



DS : •



Klien mengatakan kadang merasa marah



Resiko tinggi perilaku kekerasan



atau jengkel bila mendengar berita tentang kejahatan dan ketidakadilan •



Keluarga



mengatakan



sebelum



masuk



rumah sakit, klien tampak gelisah, sering marah-marah tanpa sebab tapi tidak sampai merusak barang-barang atau mencederai DO : •



Kadang klien tampak gelisah, mondarmandir, wajah tegang saat mengungkapkan kemarahannya



3.



Harga diri rendah



DS : •



Klien merasa minder, malu dan kecewa karena sudah berumur 45 tahun tapi belum mempunyai istri dan pekerjaan seperti saudara-saudaranya yang menjadi guru.



DO : •



Klien menunduk dan tampak sedih ketika mengungkapkan perasaannya.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



POHON MASALAH



EFEK



CORE PROBLEM



CAUSA



Resiko tinggi perilaku kekerasan



Gangguan isi pikir : Waham curiga



Gangguan konsep diri : Harga diri rendah



DIAGNOSIS KEPERAWATAN



Nama/ Umur : Tn “S” Ruang/ Kamar: KENARI



NO 1.



DIAGNOSIS KEPERAWATAN Gangguan proses pikir : Waham curiga



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



RENCANA KEPERAWATAN Nama/ umur



: Tn. S



Ruang/ kamar : KENARI



No



Diagnosa Keperawatan



Intervensi SP (Pasien)



1.



Gangguan Proses Pikir : Waham curiga



SP 1:



SP (Keluarga) SP 1:



➢ Identifikasi tanda dan gejala waham ➢ Bantu orientasi realitas: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan ➢ Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi ➢ Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realistis ➢ Masukan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



➢ Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien ➢ Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya waham (gunakan booklet) ➢ Jelaskan cara merawat : tidak disangkal, tidak diikuti/diterima (netral) ➢ Latih cara mengetahui kebutuhan pasien dan mengetahui kemampuan pasien ➢ Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian



SP 2 :



SP 2 :



➢ Evaluasi kegiatan pemenuhan



➢ Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing



kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan berikan pujian ➢ Diskusikan kemampuan yang dimiliki.



pasien memenuhi kebutuhannya.Beri pujian. ➢ Latih cara memenuhi kebutuhan pasien. ➢ Latih cara melatih kemampuan yang dimiliki



➢ latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian.



pasien. ➢ Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan



➢ Masukan pada jadwal pemenuhan



memberi pujian



kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih.



SP 3 :



SP 3 :



➢ Evaluasi kegiatan pemenuhan



➢ Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing



kebutuhan pasien, kegiatan yang



memenuhi kebutuhan pasien dan membimbing



dilakukan pasien dan berikan pujian.



pasien melaksanakan kegiatan yang telah



➢ Jelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, guna, Dosis, frekuensi, cara, kontiunitas, minum obat ) dan tanyakan manfaat yang dirasakan pasien.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



dilatih, beri pujian. ➢ Jelaskan obat yang diminum oleh pasien dan cara membimbingnya. ➢ Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal Dan memberikan pujian.



➢ Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan Yang telah dilatih dan obat SP 4 :



SP 4 :



➢ Evaluasi kegiatan pemenuhan



➢ Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing



kebutuhan pasien, kegiatan yang telah



memenuhi kebutuhan pasien, membimbing



dilatih, dan minum obat. Berikan pujian.



pasien melaksanakan kegiatan yang telah



➢ Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya. Diskusikan kemampuan



dilatih dan minum obat berikan pujian. ➢ Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda



yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih. Kemudian latih.



kambuh, rujukan. ➢ Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan



➢ Masukan pada jadwal pemenuhan



memberikan pujian.



kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih, minum obat.



SP 5 :



SP 5 :



➢ Pasien



➢ SP keluarga



evaluasi kegiatan pemenuhan



evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing



kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan



memenuhi kebutuhan pasien, membimbing



minum obat. Beri pujian.



pasien melaksanakan kegiatan yang telah



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



➢ Nilai kemampuan yang telah mandiri. ➢ Nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang, apakah waham terkontrol.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



dilatih, minum obat berikan pujian. ➢ Nilai kemampuan keluarga merawat pasien. ➢ Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ / PKM.



IMPLEMENTASI DAN EVALUASI



Nama/ Umur : Tn.S Ruang/ Kamar: KENARI



NO Diagnosa Gangguan isi pikir : waham curiga



Hari/Tgl/Pkl Selasa, 22 September 2020 10 : 00 WITA



Implementasi SP 1 Pasien : 1. Identifikasi tanda dan



Evaluasi Selasa, 22 September 2020/10 : 00 WITA S: •



gejala waham 2. Bantu orientasi realitas:



yang belum terpenuhi •



panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan



Pasien mengatakan ada kebutuhannya



Pasien mengatakan ia baru mulai mengerti pemicu wahamnya



O:



3. Diskusikan kebutuhan







Tampak wajah pasien sedih



pasien yang tidak terpenuhi







Tampak



4. Bantu pasien memenuhi A:



5. Masukan pada jadwal



Waham curiga



kegiatan pemenuhan



P:



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



mulai



memahami



akibat dari waham yang dimilikinya



kebutuhannya yang realistis



kebutuhan



pasien







Diskusikan kebutuhan pasien yang



belum terpenuhi •



Menjelaskan tanda dan gejala waham







Bantu pasien memenuhi kebutuhan yang realistis



• Rabu, 23 September 2020 10 : 00 WITA



SP 2 :



Masukan pada jadwal kegiatan



Rabu, 23 September 2020/10 : 00 WITA 1. Evaluasi kegiatan



S: •



pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang



mengatakan



ia



melakukan



kegiatan yang dijadwalkan •



dilakukan pasien dan berikan pujian 2. Diskusikan kemampuan



Pasien



Pasien



mengatakan



ia



mampu



mengikuti latihan yang diberikan O: •



yang dimiliki. 3. Latih kemampuan yang



Tampak pasien mampu mengikuti latihan yang diberikan



dipilih, berikan pujian.







Tampak pasien merasa senang



4. Masukan pada jadwal







Tampak kemampuan pasien semakin



pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih.



meningkat A: Waham curiga P: •



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



Masukan pada jadwal pemenuhan



kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih



Kamis, 24 September 2020 10 : 00 WITA



SP 3 Pasien :



Kamis, 24 September 2020/10 : 00 WITA



1. Mengevaluasi kegiatan



S:



pemenuhan kebutuhan pasien,







Pasien mengatakan sudah melakukan



kegiatan yang dilakukan pasien



kegiatan sesuai dengan yang telah



dan berikan pujian



dijadwalkan.



2. Menjelaskan tentang obat yang







Pasien mengatakan mengerti tentang apa



diminum (6 benar : jenis, guna,



yang telah dijelaskan (6 benar: jenis,



dosis, frekuensi, cara,



guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas



kontiniutas minum obat ) dan



minum obat).



tanyakan manfaat yang







dirasakan pasien.



akan tenang jika konsumsi obat dan dapat



3. Memasukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan



beristirahat dengan tenang. •



kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih dan obat



Pasien mengatakan bahwa pikirannya



Pasien mengatakan bahwa pasien akan sembuh jika teratur minum obat.







Pasien mengatakan bahwa akan melakukan kegiatan harian sesuai dengan jadwal yang telah disusun.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



O: •



Pasien tampak koperatif, pasien menyimak saat dijelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat).







Pasien tampak mampu menjelaskan manfaat obat. yang diberikan dan dampak apabila pasien putus obat.







Pasien tampak memperhatikan dengan baik dan sesekali mengangguk saat dilatih minum obat



A: Waham curiga (+)



P: •



Masukan kedalam jadwal harian pasien







Mengevaluasi pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan obat yang diminum (6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat) dan manfaat yang dirasakan pasien.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris







Mendiskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih. Kemudian latih.



Jumat, 25 September 2020 10 : 00 WITA



SP 4 Pasien :



Jumat, 25 September 2020/10 : 00 WITA



1. Mengevaluasi kegiatan



S:



pemenuhan kebutuhan pasien,







Pasien mengatakan belum mandiri



kegiatan yang telah dilatih dan



melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan



minum obat dan berikan pujian.



sesuai dengan yang telah dijadwalkan.



2. Mendiskusikan kebutuhan lain







tadi pasien lupa waktu minum obat, tetapi



dan cara memenuhinya,



perawat membantu mengingatkan pasien



Mendiskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih. Kemudian latih. 3. Memasukan pada jadwal



untuk segera minum obat. •



Pasien mengatakan bahwa pasien suka bermain bola volley







pemenuhan kebutuhan kegiatan yang telah dilatih, minum obat.



Pasien mengatakan bahwa jam 07:00 pagi



Pasien mengatakan bahwa saat dirumah pasien suka membaca koran pada sore hari.







Pasien mengatakan saat dirumah pasien biasanya bermain gitar dan bernyanyi bersama anaknya.







Pasien mengatakan yang paling digemarinya adalah bermain gitar dan bernyanyi.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



O: •



Pasien lupa waktu saat minum obat. Tidak mandiri, dan tampak dibantu oleh perawat saat minum obat.







Pasien tampak koperatif, saat berbincangbincang tentang kemampuannya.







Pasien tampak sangat antusias saat dilatih kemampuannya (bermain gitar dan menyanyikan lagu kesukaannya )



A: Waham curiga (+) P: •



Masukan kedalam jadwal aktivitas harian pasien







Mengevaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan minum obat. Beri pujian







Menilai kemampuan yang telah mandiri







Menilai apakah frekuensi waham kebesaran berkurang, terkontrol



Sabtu, 26 September 2020 SP 5 Pasien : 10 : 00 WITA



1. Mengevaluasi kegiatan



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



Sabtu, 26 September 2020/10 : 00 WITA S:







pemenuhan kebutuhan, kegiatan



Pasien mengatakan sudah mandiri



yang dilatih dan minum obat.



melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan



Beri pujian.



sesuai dengan yang telah dijadwalkan. •



2. Menilai kemampuan yang telah



Pasien mengatakan pasien ingat waktu minum obat



mandiri.







3. Menilai apakah frekuensi



Pasien mengatakan setiap sore pasien membaca buku yang diberikan keluarganya



munculnya waham berkurang,







apakah waham terkontrol.



Pasien mengatakan yang paling digemarinya adalah bermain gitar dan bernyanyi



O: •



Tampak pasien tenang







Tampak pasien kooperatif







Tampak



ada



kontak



mata



saat



komunikasi •



Tampak pasien minum obat secara teratur







Tampak pasien membaca buku







Tampak pasien membaca alkitab







Tampak pasien jarang membicarakan lagi tentang tambang emas







Tampak pasien berbicara sewajarnya dan masuk akal



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



A: Waham curiga (+) P: •



Mengevaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan minum obat.







Latih kegiatan harian sesuai jadwal yang sudah ada







Menilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



STRATEGI TINDAKAN PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP I Pasien A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien : a. Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang. b. Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain. c. Klien tampak mondar-mandir tak menentu. 2. Diagnosa Keperawatan : Waham curiga 3. Tujuan Khusus : a. Klien dapat membina hubungan saling percaya 4. Tindakan Keperawatan SP I Pasien : a. Identifikasi tanda dan gejala waham b. Bantu orientasi realitas: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan c. Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi d. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realistis e. Masukan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan



B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik “Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Elsa saya mahasiswi dari Stik Stella Maris Makassar . Hari ini saya bertugas merawat bapak dari jam 07.00 -14.00. Nama bapak siapa ? Bapak lebih senang di panggil, apa pak ?” b. Evaluasi atau Validasi “Bagaimana perasaan bapak hari ini? Ada keluhan yang bapak rasakan? tampaknya bapak terlihat segar, tetapi apa yang membuat bapak terlihat begitu curiga terhadap saya? Jika bapak tidak keberatan bapak bisa ceritakan apa yang bapak rasakan ?” Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



c. Kontrak 1) Tujuan Interaksi “Baik bapak tujuan saya menemui bapak saat ini adalah ingin berbincangbincang dan mengenal lebih dekat tentang bapak sehingga kita bisa saling kenal, dan dapat meningkatkan hubungan saling percaya antara bapak dan saya.” 2) Topik



“Baiklah pak topik yang akan kita bicarakan tentang membina hubungan saling percaya antara bapak dengan perawat.” 3) Tempat “Tempatnya di bangku taman ya Pak” 4) Waktu “Bapak mau bertemu jam berapa ? Bagaimana jika jam 10.00, tidak lama pak sekitar 20 menit. Bagaimana pak, apakah bapak setuju ?



2. Fase Kerja “Baiklah mari kita mulai pak. “Bapak tidak usah merasa khawatir karena kita berada ditempat yang aman pak, saya ingin bertanya, bapak sudah berapa lama disini?, bapak masih ingat tidak apa yang menyebabkan bapak di bawa ke sini? Bapak bisa ceritakan apa yang bapak rasakan saat ini ? sekarang coba bapak ceritakan pengalaman yang pernah bapak alami misalnya bagaimana hubungan bapak dan keluarga atau dengan teman-teman bapak seperti apa? Oh jadi bapak selalu merasa bahwa orang-orang disekitar bapak akan mencederai bapak. Lalu apa yang sudah bapak lakukan untuk mengatasi pikiran tersebut yang datang sewaktu-waktu itu?” Apakah bapak merasa takut di cederai kepada semua orang atau orang tertentu saja? Saya memahami apa yang bapak rasakan dan saya mengerti dengan kondisi bapak saat ini, tapi jika saya boleh menyarankan jika perasaan takut dicederai itu datang, bapak bisa katakan kepada Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



diri bapak sendiri bahwa perasaan tersebut bohong dan tidak benar karna semua orang disi menyayangi bapak. ”. 3. Fase Terminasi a. Evaluasi Respon Pasien 1) Evaluasi Subjektif ”Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?” 2) Evaluasi Objektif “Apakah bapak masih ingat dengan nama bapak sendiri, lalu apakah bapak masih ingat dengan nama saya?. Sekarang coba bapak ceritakan lagi apa yang sudah kita diskusikan tadi. Ya Bagus pak, rasa berharap bapak lebih bisa mengungkapkan perasaan bapak dan lebih terbuka ya pak”. b. Rencana Tindak Lanjut “Baik dari hasil kegiatan kita hari ini kita telah mengetahui bahwa bapak dapat menyebutkan nama bapak dan bapak juga sudah bisa menceritakan perasaan curiga yang bapak alami. Saya berharap setiap bapak bertemu dengan saya dan saat memerlukan bantuan saya, bapak mau memanggil saya, sehingga selama bapak di sini dapat bekerja sama dengan saya dan perawat lainnya, sehingga mempercepat proses kesembuhan bapak”. c. Kontrak Yang Akan Datang 1) Topik “Pak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk kita berbincang-bincang tentang apa yang menjadi kegiatan kita besok ya pak?” 2) Waktu “Bagaimana kalau besok jam 10.00 seperti hari ini pak?” 3) Tempat “ Dimana tempatnya ?”.” Bagaimana kalau ditempat ini saja ?”. “ Baiklah sampai ketemu besok”.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



SP II Pasien A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien: a. Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang. b. Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain. c. Klien tampak mondar-mandir tak menentu. 2. Diagnosa Keperawatan Waham Curiga 3. Tujuan Khusus : a. Pasien mampu memenuhi kegiatan yang akan dilakukan b. Kemampuan pasien dapat meningkat c. Latihan pasien dapat terpenuhi 4. Tindakan Keperawatan : SP II : a. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan berikan pujian b. Diskusikan kemampuan yang dimiliki. c. Latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian. d. Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih. B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik “Selamat pagi pak, saya perawat Elsa yang kemarin kontrak waktu dengan bapak untuk melakukan kegiatan kita pada hari ini. Oh iya pak bagaimana kabarnya bapak hari ini? Oke pak kalau begitu boleh kita mulai kegiatan kita?” b. Evaluasi /Validasi “Bagaimana perasaan bapak hari ini? Oke baik pak kalau bapak merasa baik-baik saja kita sudah boleh mulai kegiatan kita ya pak.” Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



c. Kontrak 1) Topik : “Baik Pak, sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan melatih kemampuan bapak untuk memenuhi kebutuhan bapak ?” 2) Tempat :



“Dimana kita duduk ? Apakah bapak merasa nyaman duduk di taman ini? 3) Waktu :



“Pak mungkin waktu kita agak lama sedikit ya pak kira-kira 15-20 menit . 2. Fase Kerja “Baik pak, jadi bapak boleh mengikuti pergerakan saya ya pak untuk melatih bapak agar bapak bisa memenuhi kebutuhan bapak dengan sendiri tanpa bantuan keluarga lain pak. Latihan ini bapak bisa lakukan sendiri setelah kita belajar bersama selama beberapa jam kedepannya ya pak. Bila nanti bapak merasa capek dalam melakukan latihan ini, bapak boleh istirahat dulu selama beberapa menit, setalah itu baru bapak bisa memulai lagi supaya bapak tidak terlalu capek ya pak. Oke baik pak untuk hari ini kita sampai saja disini, saya harap bapak sudah bisa melakukan nya sendiri pak.” 3. Fase Terminasi d. Evaluasi Respon Pasien 3) Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan latihan ini pak? Apakah bapak sudah bisa melakukannya sendiri?” 4) Evaluasi Objektif “Bisakah bapak menjelaskan kembali kepada saya apa tujuan kita melakukan latihan tadi pak? Baiklah sekarang kita akan masukkan kedalam jadwal harian bapak.” e. Rencana Tindak Lanjut “Baik pak, sekarang kita akan mencoba kembali ya pak. saya akan mengecek kembali apa yang bapak lakukan setelah ini.” Nah… lakukan ya pak, dan beri tanda kalau sudah dilakukan seperti M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan?” Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



f. Kontrak Yang Akan Datang 4) Topik “Pak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk kita berbincang-bincang tentang apa yang menjadi aktifitas kesukaan bapak?” 5) Waktu “Bagaimana kalau besok jam 10.00 seperti hari ini pak?” 6) Tempat “ Dimana tempatnya ?”.” Bagaimana kalau ditempat ini saja ?”. “ Baiklah sampai ketemu besok”.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



SP III Pasien A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien : a. Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang. b. Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain. c. Klien tampak mondar-mandir tak menentu. 2. Diagnosa Keperawatan : Waham Curiga 3. Tujuan Khusus : a. Pasien mampu melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan harian sesuai dengan yang telah dijadwalkan. b.



Pasien mampu memahami tentang obat dan mampu menjalankan sesuai dengan yang telah dijadwalkan.



4. Tindakan Keperawatan SP III Pasien : a. Mengevaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan berikan pujian b. Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar : jenis, guna, dosis, frekuensi, cara, kontiniutas minum obat ) dan tanyakan manfaat yang dirasakan pasien. c. Memasukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih dan obat B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Fase Orientasi a. Salam Teraupetik Selamat pagi Pak, bagaimana kabarnya hari ini ?. Sesuai dengan janji kita kemarin bahwa hari ini jam 10:00 kita akan bertemu untuk bercakapcakap, apakah bapak bersedia? Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



b. Evaluasi/Validasi Bagaimana perasaan Bapak hari ini ?. Apakah Bapak telah menjalankan kegiatan sesuai dengan yang telah dijadwalkan ? Bagus sekali c.



Kontrak 1) Topik : Baik Pak, sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan membahas tentang obat yang ibu konsusmsi ? 2) Tempat : Dimana kita duduk ?. Bagaimana kalau ditaman saja ? 3) Waktu : Berapa lama kita akan berbincang – bincang ?. Bagaimana kalau 15-20 menit ?



2. Fase Kerja Baik Pak, ini adalah obat yang telah diresepkan oleh dokter untuk Bapak. Saya akan menjelaskan kepada bapak manfaat dari obat ini. Bapak harus rutin mengkonsumsi obat ini, tujuannya adalah agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang, Obatnya ini ada tiga



macam Pak, yang pertama namanya



Chlorpromazine, yang kedua Artan, dan yang ketiga yaitu Haloperidol. Semua ini diminum 2 kali sehari jam 07:00 pagi, dan jam 19:00 malam. Sebelum minum obat ini, Bapak terlebih dahulu mengecek label di kemasan obat, apakah benar nama Bapak tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Upayakan minum 8 gelas air perhari agar manfaat obatnya optimal. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar. Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya Bapak bisa banyak minum air dan mengisap – isap es batu atau permen. Jika Bapak merasa pusing dan mata berkunang-kunang sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.



Obat ini harus diminum secara teratur, jika Bapak tidak



konsumsi obat secara teratur, penyakit yang Bapak derita dapat kambuh dan perlu waktu lagi untuk proses pemulihan. Oleh karena itu sebaiknya Bapak jangan menghentikan sendiri obat yang dikonsumsi, sebelum berkonsultasi dengan Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



Dokter. Baiklah Pak untuk hari ini saya akan membantu bapak untuk minum obat, tetapi saya berharap besok bapak mampu melakukan dengan mandiri sesuai dengan jadwal gegiatan yang akan kita susun. 3. Fase terminasi a) Evaluasi Respon Pasien 1) Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tentang obat yang Bapak minum ?”. “Apakah bapak sudah mengerti ?” 2) Evaluasi Objektif “Coba Bapak jelaskan kembali seperti yang saya sampaikan tadi tentang obat yang Bapak minum ?”. “Baiklah sekarang kita akan masukan kedalam jadwal harian Bapak”. b) Rencana Tindak Lanjut ”Setelah ini coba bapak lakukan kembali ya Pak sesuai dengan jadwal yang telah kita buat.” “saya akan mengecek kembali apa yang bapak lakukan setelah ini.” Nah… lakukan ya pak, dan beri tanda kalau sudah dilakukan seperti M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan? c) Kontrak yang akan datang 1) Topik “ Pak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi ?”. “Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang apa yang menjadi hobby atau kegemaran bapak ?” 2) Waktu “Bagaimana kalau besok jam 10.00 seperti kemarin pak?” 3) Tempat “ Dimana tempatnya ?”.” Bagaimana kalau ditempat ini saja ?”. “ Baiklah sampai ketemu besok”.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



SP 4 Pasien A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien : a. Klien mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya akan mencederai dirinya dan dikatakan berulang-ulang. b. Klien mengatakan tidak mau kontak dengan orang lain. c. Klien tampak mondar-mandir tak menentu. 2. Diagnosa Keperawatan : Waham Curiga 3. Tujuan : a. Pasien mampu melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan harian, minum obat sesuai dengan yang telah dijadwalkan. b. Pasien mampu menyebutkan kemampuan yang dimilikinya dan mampu melaksanankan sesuai dengan yang dijadwalkan. 4. Tindakan Keperawatan SP IV Pasien : a) Mengevaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang telah dilatih dan minum obat dan berikan pujian. b) Mendiskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya, Mendiskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih. Kemudian latih. c) Memasukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan kegiatan yang telah dilatih, minum obat. B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi a) Salam Teraupetik “ Selamat pagi Pak. Bagaimana kabarnya hari ini?”. “Sesuai dengan janji kita kemarin bahwa hari ini kita akan bertemu untuk bercakap-cakap”



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



b) Evaluasi/ validasi “Apakah Bapak sudah lakukan sesuai dengan yang dijadwalkan, tentang minum obat?. Bagus Sekali. “ Sesuai dengan janji kita kemarin bahwa hari ini kita akan bercakap-cakap tentang hobby atau kegemaran bapak” c) Kontrak 1) Topik “ Baik Pak, kita akan bercakap-cakap tentang hoby dan kegemaran bapak” 2) Tempat “Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau ditempat ini saja? “ 3) Waktu “ Berapa lama kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau 15 menit ?” 2. Fase Kerja Apa kegemaran bapak ?. Selain itu bisa disebutkan kegiatan yang Bapak suka lakukan saat dirumah untuk mengisi waktu luang ?. Kenapa Bapak sangat suka melakukan hal itu ?. Apa yang bapak harapkan dari kegemaran Bapak ? Baikalah Pak, dari beberapa hobby atau kegemaran yang sudah disebutkan tadi, kira-kira yang mana yang paling bapak sukai ? Apakah bapak bisa tunjukkan kepada saya ? “Bagus sekali Pak, ternyata bapak sangat berbakat, tidak semua orang bisa melakukan seperti yang bapak lakukan”. Kalau begitu, bagaimana jika kita masukan kegemaran Bapak kedalam jadwal harian bapak? 3. Fase terminasi a) Evaluasi Respon Pasien 1) Evaluasi Subjek “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang – bincang tentang hobby dan kegemaran Bapak ?? 2) Evaluasi Objektif “ Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan Bapak ??? b) Perencanaan Tindak Lanjut : “Setelah ini coba Bapak lakukan kembali ya Pak sesuai dengan jadwal yang telah kita buat.” “saya akan mengecek kembali apa yang bapak lakukan setelah ini.” Nah… lakukan ya pak, dan beri tanda kalau sudah dilakukan seperti M (mandiri) kalau Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan? c) Kontrak yang akan datang 1) Topik “ Pak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk bercakap-cakap mengenai pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan minum obat seperti yang telah kita jadwalkan” ? 2) Waktu “ Jam berapa Pak ? besok jam 10.00?” 3) Tempat “Dimana tempatnya ? Bagaimana kalau diruangan ini saja ? “Baiklah sampai ketemu besok”.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



SP 5 Pasien A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien Pasien tenang, kooperatif, kontak mata ada saat komunikasi 2. Diagnosa keperawatan Waham Curiga 3. Tujuan Pasien memenuhi kebutuhannya, pasien dapat minum obat secara mandiri, frekuensi waham pasien berkurang. 4. Tindakan keperawatan SP 5 Pasien : a. Mengevaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan minum obat. Beri pujian. b. Menilai kemampuan yang telah mandiri. c. Menilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang, apakah waham terkontrol. B. STRATEGI KOMUNIKASI DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Fase Orientasi a. Salam Teraupetik “Selamat pagi pak” b. Evaluasi / Validasi “Bagaiamana perasaannya hari ini? Masih ingat dengan saya? Betul sekali pak” c. Kontrak 1) Topik “Sesuai janji saya kemarin, sekarang kita ketemu lagi pak untuk berbincang bagaimana kegiatan bapak sehari-hari.” “apakah bapak bersedia?” 2) Tempat “Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau ditempat ini saja? “



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



3) Waktu “ Berapa lama kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau 15 menit ?” 2. Fase kerja “Apa saja yang sudah kita pelajari kemarin?” iya betul sekali pak, yang kita pelajari tentang manfaat minum obat, “bagimana hari ini pak, apakah bapak sudah minum obat?”. “Kegiatan apa saja hari ini yang bapak lakukan?” “iya bagus sekali pak, jadi selain kegiatan itu hal apa lagi yang bapak lakukan hari ini?”. “wah bagus sekali pak”. “jadi kegiatan-kegiatan itu yang bapak sudah lakukan.” 3. Fase Terminasi a. Evaluasi respon pasien 1) Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang – bincang tentang keseharian dan kegiatan Bapak ?? 2) Evaluasi objektif “coba bapak sebutkan lagi jadwal kegiatan bapak yang sudah bapak pelajari?” iya betul sekali pak.” b. Perencanaan tindak lanjut “Pak, jangan lupa untuk selalu rutin minum obat, latih terus semua kegiatan yang sudah bapak lakukan” c. Kontrak yang akan datang 1) Topik “ Pak bagaimana kalau besok kita ketemu lagi untuk bercakap-cakap mengenai pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan minum obat seperti yang telah kita jadwalkan” ? 2) Waktu “ Jam berapa Pak ? besok jam 10.00?” 3) Tempat “Dimana tempatnya ? Bagaimana kalau diruangan ini saja ? “Baiklah sampai ketemu besok”.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



DAFTAR OBAT YANG DIBERIKAN PADA PASIEN



1. Nama obat



: Chlorpromazine



2. Klasifikasi/ golongan obat : Antipsikotik 3. Dosis umum



:



Dosis Chlorpromazine Kondisi



Bentuk Obat



Suntikan



Psikosis



Tablet



Mual dan muntah



Suntikan



Cegukan yang



Tablet



Usia



Dosis 25-50 mg, tiap 6-8 jam. Ganti ke Dewasa bentuk tablet setelah memungkinkan. 500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis Anak usia 1-12 tahun maksimal adalah 75 mg per hari. Anak usia 1-5 tahun 40 mg per hari. Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal Lansia dewasa. 25 mg, 3 kali sehari, atau 75 mg, sekali sehari pada malam hari.Dosis Dewasa perawatan adalah 25-100 mg, 3 kali sehari, bisa ditingkatkan hingga 1 g per hari. 500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis Anak usia 1-12 tahun maksimal adalah 75 mg per hari. Anak usia 1-5 tahun 40 mg per hari. Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal Lansia dewasa. Dosis awal 25 mg melalui intramuscular (IM), dilanjutkan 25Dewasa 50 mg, tiap 3-4 jam hingga muntah berhenti. 500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis Anak usia 1-12 tahun maksimal bagi anak usia hingga 5 tahun adalah 75 mg per hari. Anak usia 1-5 tahun 40 mg per hari. Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal Lansia dewasa. Dewasa Dosis awal 25-50 mg, 3-4 kali sehari,



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



tidak kunjung berhenti.



selama 2-3 hari. Jika tidak ada respons, bisa ditambahkan 25-50 mg melalui injeksi. Bila diperlukan, berikan 25-50 mg dalam 500-1000 ml cairan melalui infus. 500 mcg/kgBB, tiap 4-6 jam. Dosis Anak usia 1-12 tahun maksimal adalah 75 mg per hari. Anak usia 1-5 tahun 40 mg per hari. Dosis awal 1/3 - ½ dosis normal Lansia dewasa.



4. Dosis untuk pasien yang bersangkutan : Chlorpromazine 2 x 100 mg 5. Cara pemberian obat



: Tablet (Oral)



6. Mekanisme kerja dan fungsi obat



:



Chlorpromazine adalah obat untuk menangani gejala psikosis pada skizofrenia. Selain untuk mengatasi gejala psikosis, chlorpromazine juga digunakan untuk menangani mual, muntah, dan cegukan yang tidak kunjung berhenti. Obat ini bekerja dengan menghambat zat kimia di otak yang dinamakan dopamin, sehingga dapat mengurangi gejala psikosis berupa perilaku agresif yang membahayakan diri sendiri atau orang lain (disorganized behaviour), serta halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Chlorpromazin juga menghambat dopamine di pusat muntah di otak, sehingga dapat meringankan gejala mual dan muntah. 7. Alasan pemberian obat pada pasien yang bersangkutan : Pasien dengan diagnosis medis Skizofrenia Paranoid 8. Kontraindikasi : Chlorpromazine (CPZ) tidak digunakan dalam kondisi psikotik yang berhubungan dengan demensia. Chlorpromazine adalah obat yang dapat menyebabkan gagal jantung, kematian mendadak, atau pneumonia pada orang dewasa yang lebih tua dengan kondisi demensia. Jangan menggunakan obat CPZ jika Anda mengalami kerusakan otak, depresi sumsum tulang, atau juga meminum banyak alkohol atau obat-obatan yang membuat Anda mengantuk. Jangan gunakan jika alergi terhadap chlorpromazine atau obat golongan phenothiazines lainnya seperti fluphenazine (Permitil), perphenazine (Trilafon), proklorperazin (Compazine, Compro), prometazin (Adgan, Pentazine, Phenergan), thioridazine (Mellaril), atau trifluoperazine (Stelazine). Untuk memastikan Anda dapat dengan aman minum obat ini Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



dalam bentuk sediaan klorpromazin tablet, beritahu dokter jika Anda memiliki kondisi lain, seperti berikut ini: Penyakit hati atau ginjal Penyakit jantung atau tekanan darah tinggi Asma berat, emfisema, atau masalah pernapasan lainnya Glaukoma Kanker payudara masa lalu atau sekarang kadar kalsium rendah dalam darah Anda (hipokalsemia) tumor kelenjar adrenal (feokromositoma) masalah prostat atau buang air besar yang membesar riwayat kejang penyakit Parkinson Jika Anda pernah memiliki efek samping yang serius saat menggunakan obat CPZ atau obat serupa lainnya. Beritahu dokter Anda jika Anda akan terkena panas atau dingin yang ekstrem, atau dengan racun insektisida saat Anda menggunakan chlorpromazine. Mengonsumsi obat antipsikosis selama 3 bulan terakhir kehamilan dapat menyebabkan masalah pada bayi baru lahir, seperti masalah pernapasan, masalah makan, kebingungan, tremor, dan otot lemas atau kaku. Namun, Anda mungkin memiliki gejala sebaliknya atau masalah lain jika Anda berhenti minum obat selama kehamilan. Jika Anda hamil saat mengonsumsi chlorpromazine, jangan berhenti minum obat tanpa saran dari dokter. Sediaan CPZ tablet yang dikonsumsi bisa tercampur ke dalam air susu ibu (ASI) dan dapat membahayakan bayi yang sedang menyusui. Jangan menggunakan obat CPZ tanpa memberi tahu dokter ketika menyusui bayi. Bicarakan dengan dokter sebelum memberikan obat ini kepada anak yang telah menderita demam atau gejala flu. Sementara orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih cenderung memiliki efek samping dari pengobatan ini. 9. Efek samping obat : Penggunaan chlorpromazine menimbulkan efek samping yang bervariasi pada tiap pasien. Efek samping yang mungkin muncul adalah: • • • • • • • • • • • • • • • • •



Gejala extrapiramidal, seperti tremor dan bicara pelo. Efek antikolinergik, seperti mulut kering dan penglihatan kabur. Hilang nafsu makan. Cemas. Depresi. Gangguan menstruasi. Disfungsi ereksi. Kejang. Tubuh mudah lelah. Berat badan naik. Sulit tidur. Sakit kepala. Pusing. Pembengkakan otak. Hipotensi ortostatik. Jantung berdebar. Dispepsia.



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris



Buku Panduan Praktik Klinik Profesi Keperawatan Jiwa STIK Stella Maris