8 0 244 KB
Tetanus adalah adalah suatu penyakit infeksius yang disebabkan oleh adanya kontaminasi lukadari toksin yang dihasilkan oleh bakteri yang bernama Clostridium tetani ( Davis, 2009)
Spora berbentuk vegetatif masuk ke dalam tubuh
PEMERIKSAAN PENUNJANG a.pemeriksaan laboratorium peningkatan jumlah leukosit
didapati
b.pemeriksaan normal
biasanya
cairan
otak
WOC TETANUS
Tetanolisin
c.pemeriksaan elektromiogram dapat memperlihatkan adanya lepas muatan unit motorik secara terus-menerus
Kesulitan dalam mengeekspresikan pikiran secara verbal
Hambatan Komunikasi Verbal
Gangguan dalam membuka mulut (trismus) Kesulitan dalam memasukkan makanan lewat mulut Penurunan intake makanan Penurunan berat badan
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Tetanospamin Menyerang CNS
Spasme otot masseter Spasme otot-otot untuk menelan Kesulitan untuk menelan Ketidakmampuan untuk menelan makanan
Invasi luka melalui luka tusuk,otitis media,luka bakar,ulkus kulit kronik
PENATALAKSANAAN Netralisasi tosin Membersihkan luka tempat masuknya kuman Pemberian antibiotika penisilin atau tetrasiklin Pemberian nutrisi, cairan dan kalori Merawat pasien dengan lingkungan tenang dan tidak terlalu terang
Kekakuan dan spasme muscular
Spasme otot-otot erector pada tubuh
Kaku kuduk Opistotonus
Tidak mampu untuk melakukan keterampilan mototrik kasar da mototrik halus
Block pelepasan neurotanmiter pada sinaps (terutama inhibitor neurotransmitter : GABA dan Glisin)
Tidak terkendalinya dari saraf motorik pada korda dan batang otak
Spasme otot uretra Retensi urine Distensi kandung kemih, disuria
Hambatan Moblitas Fisik
Terganggunya fungsi inhibisi neuron motorik
Kejang berulang dan peka terhadap rangsangan (cahaya, suara, dll) Gerakan tidak terkoordinasi dengan baik
Resiko cedera
Retensi urinarius
Hipoksia jaringan otak Penururnan kesadaran
Risiko gangguan perfusi jaringan serebral
Penururnan suplai oksigen ke serebral
Kesulitan bernapas
Sesak napas
Spasme otot pernapasan
Kekakuan dan spasme muscular
Rigiditas dan spasme muskular dari dinding dada, diafragma dan abdomen
Spasme otot-otot abdominal Penurunan traktus gastrointestinal
Penggunaan otot bantu pernapasan, napas cuping hidung
Distensi abdomen, penurunan frekuensi BAB
Ketidakefektif an pola napas
Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri mandi
Spasme otototot wajah
Tidak mampu menyiapkan peralatan mandi
Defsit Perawatan Diri: Mandi
Risus sardonikus (gambaran alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik keluar dank e bawah, bibir tertekan kuat)
Gangguan dalam memasukkan makanan
Konstipasi Spasme faringeal dan laringeal
Obstruksi jalan napas
Defek restriktif
Ketidakefetifan Bersihan Jalan Napas
Penurunan reflex batuk
Penumpukan sekret, suara napas tambahan
Penurunan intake makan
Penurunan berat badan
Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Resiko cedera Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Defsit Perawatan Diri: Mandi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda gejala malnutrisi Mual muntah tidak terjadi Tidak terjadi penurunan berat badan INTERVENSI Monitor nutrisi 1. Monitor kecenderungan turun dan naiknya berat badan 2. Monitor tugor kulit dan mobilitas 3. Monitor adanya mual muntah 4. Monitor diet dan asupan kalori 5. Monitor pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva yang kering Terapi Nutrisi 1. Kaji kebutuhan nutrisi parentral 2. Berikan nutrisi enteral sesuai kebutuuhan
-
-
-
Mampu melakukan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri Mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan hygine oral Mampu membersihkan diri secara mandiri
INTERVENSI -
-
-
-
-
Pertimbangkan budaya pasien saat mempromosikan aktivitas perawatan diri Fasilitasi pasien untuk menggosok gigi dengan tepat Fasilitasi pasien untuk mandi dengan tepat Letakkan alat mandi yang dibutuhkan di dekat tempat tidur Monitor integritas kulit pasien Berikan bantuan sampai pasien dapat merawat diri
secara mandiri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Klien terbebas dri cidera Mampu menjelaskna cara/metode mencegah cidera Mampu mengenali perubahan status kesehatan Mampu menjelaskan faktor resiko Menggunakan fasilitas yang ada
INTERVENSI Manajemen kejang 1. Monitor arah kepala dan mata selama kejang 2. Monitor tanda-tanda vital 3. Monitor status neurologis 4. Pandu gerakan pasien untuk mencegah terjadinya cidera 5. Pertahankan jalan nafas 6. Catat lama kejang Manajemen lingkungan 1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien 2. Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien 3. Hindari dari paparana aliran udara yang tidak perlu Manajemen kejang 1. Berikan oksigen dengan benar 2. Berikan obat obatan dengan benar 3. Berikan obat anti kejang dengan benar
Ketidakefetifan Bersihan Jalan Napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Tanda-tanda vital dalam batas normal Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) INTERVENSI 1. Monitor pernapasan Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas Monitor suara napas tambahan Monitor sekresi pernafan klien Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi penurunan atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara napas tambahan 2. Monitor tanda-tanda vital 3. Menejemen jalan nafas Buang sekret dengan memotovasi pasien agar batuk atau menyedot lendir Lakukan penyedotan, sebgaimana mestinya Posisikan paasien untuk emaksimalkan ventilasi Ajarkan pasien batuk efektif, motivasi pasien untuk bernapas
pelan, dalam, berputar dan batuk 4. Terapi oksigen Kolaborasi dalam pemberian obat : inhalasi