Yakult [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama Kelas



Delifa Ariesta 2B D3 Teknik Kimia NIM 171411038 Tanggal Penugasan 28/02/19 Tanggal Pengumpulan 20/03/19 TUGAS KE 2



PRODUK : YAKULT



 Komposisi dalam Yakult No 1 2 3 4 5 6



Bahan Pembuatan Yakult Bakteri Lactobacillus casei Shirota strain hidup Susu bubuk skim Sukrosa Glukosa Air Perisa



Bahan Pembuatan Botol Yakult Biji plastik polystiren Resin Alumunium foil (penutup botol)



 Proses Produksi Pembuatan Yakult



A: Proses pembuatan seed starter. Susu bubuk skim dan glukosa dilarutkan dengan airkemudian disterilisasi dan difermentasikan dengan penambahan Lactobacillus casei Shirota strain di dalam tangki pembibitan (Seed tank). B :Proses pembuatan susu fermentasi.Dari seed tank, larutan ditu-angkan ke dalam silo. Larutan dari silo yang masih pekat selanjutnya dilarutkan dengan air panas di dalam dissolving tank. Setelah pelaru-tan sempurna, larutan ditransfer ke mesin Ultra High Temperature (UHT) untuk disterilisasi pada temperatur sekitar 120oC. Larutan susu steril akan ditransfer ke culture tank untuk mendapatkan warna khas yakult. Susu akan dipanaskan pada suhu 98oC. Setelah difermentasi hingga memenuhi standar mutu, larutan akan dihomogenisasi meng-gunakan mesin homogenier. C : Proses pembuatan sirup. Sukrosa akan dituang dalam silo tank. Sukrosa akan dilarutkan menggunakan air panas di dalam dissolving tank. Setelah larut sempurna, sirup ditransfer ke mesin HTST (High Temperature Short Time) untuk disterilisasi. D : Proses mixing. Susu dari mesin homogenier dari proses B ditrans-fer ke storage tank yang sudah berisi sirup steril hasil proses C. Dari proses ini dihasilkanlah Yakult Concentrate (YACON). E : Proses sterilisasi air pencampur. Air yang sudah mendapatkan perlakuan awal selanjutnya disterilisasi dengan mesin ultraviolet (UV) dan ditampung sebagai AIR STERIL di dalam water tank.



F : Proses mixing 2 :YACON dan AIR STERIL dicampur di mesin blending. Pembotolan dan pengepakan : Botol-botol polystyrene dihasilkan oleh mesin moulding. Mesin ini mampu menghasilkan 11.000 botol dalam sekali produksi.



 Alat yang digunakan No. 1



Alat Homogenizer



2



Blending Pump



3



Tangki Penyimpanan (Kapasitas 24000L = 730000 botol yakult) UHT (Kapasitas 12000L/jam) HTST (kapasitas 12000L/jam) Tangki Pembibitan (Seed tank) Tangki Pelarutan



4 5 6 7 8 9



Mesin Pembuat Botol (Injection and blow) Mesin Pengisian



10



Mesin Pengepakan



11



Mesin Pendingin (Ruang pendingin)



Fungsi Untuk menghaluskan gumpalan susu hasil fermentasi menjadi lembut Untuk meyatukan yakult konsentrat dengan air yang telah di sterilkan dalam surge tank untuk selanjutnya dikirim ke ruang pembotolan. Air yang digunakan air steril yang telah mengalami proses ozonisasi menggunakan sinar uv Susu hasil fermentasi yang telah homogen dicampur dengan larutan gula steril, hasil tersebut disebut yakult konsentrat. Yakult tersebut isimpan sementara sebelum dibotolkan Mensterilkan atau membunuh semua mikroba dalam larutan gula Mensterilkan atau membunuh semua mikroba dalam larutan gula Sebagai tempat untuk menyiapkan dan mengembangbiakan bibit bakteri Lactobacillus casei Shirota Strain Untuk mencampurkan bahan-bahan utama yaitu susu bubuk skim dan glukosa campur dengan air dan ditampung dalam tangki pelarutan Alat untuk membuat botol yakult dengan sistem injeksi dan blowing Alat untuk mengisi minuman yakult ke dalam botol dan sekaligus dilakukan pencetakan informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa,dll. Sebagai alat untuk mengemas botol botolyang sudah terisi kedalam kemasan dimana 1 kemasan terdiri dari 6 botol yakult Untuk menyimpan kemasan yag berisi botol yakult dengan kondisi dingin sehingga dapat menjaga kualitas dari produk yakult yang akan dipasarkan



 Nomor SNI Susu fermentasi : SNI 7552:200



 Parameter Sifat Fisik dan Pengukurannya 1) Uji Kadar Lemak







Prinsip



Lemak dalam contoh dihidrolisis dengan amonia dan alkohol kemudian diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter yang diperoleh kemudian diuapkan sampai kering dalam pinggan alumunium dan kadar lemak dihitung secara gravimetri. 



Alat Pengujian



a) b) Neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg c) Pipet volumetrik 25 ml d) Penangas air e) Labu ekstraksi/ labu lemak Mojonnier f) Sentrifuse 



b)



c) d) e) f) g) h) i) j) k)



h) i) j) k) l)



oven terkalibrasi dengan ketelitian 1 °C desikator yang berisi desikan; pinggan aluminium gelas ukur tang/penjepit tutup labu.



Pereaksi



a) Air suling b) Amonium hidroksida pekat c) Indikator fenolftalein 0,5 % a)



g)



d) Etil alkohol 95 % e) Etil eter, bebas peroksida f) Petroleum eter.



 Cara kerja Timbang 5 g sampai dengan 10 g contoh (W) minuman susu fermentasi berperisa ke dalam labu ekstraksi, tambahkan 10 ml air suling, aduk sehingga membentuk pasta, dan panaskan jika diperlukan Tambahkan 1 ml sampai dengan 1,25 ml ammonium hidroksida pekat, panaskan dalam penangas air pada suhu 60 °C sampai dengan 70 °C selama 15 menit, diaduk beberapa kali dan dinginkan Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein, 10 ml alkohol 95 %, tutup labu ekstraksi, dan aduk selama 15 detik Untuk ekstraksi pertama; tambahkan 25 ml etil eter, tutup labu ekstraksi, dan kocok dengan kencang selama 1 menit Longgarkan sesekali tutup labu ekstraksi apabila diperlukan Tambahkan 25 ml petrolium eter, tutup labu ekstraksi, dan kocok dengan kencang selama 1 menit Longgarkan sesekali tutup labu ekstraksi apabila diperlukan Sentrifuse labu tersebut pada 600 rpm selama 30 detik sehingga terjadi pemisahan fasa air (bright pink) dan eter dengan jelas Tuangkan lapisan eter dengan hati-hati ke dalam labu lemak atau pinggan alumunium kosong yang telah diketahui bobotnya (W0) Lapisan air digunakan untuk ekstraksi berikutnya Untuk ekstraksi kedua, ulangi cara kerja c sampai dengan j dengan penambahan 5 ml alkohol 95 %, 15 ml etil eter dan 15 ml petroleum eter



l) Untuk ekstraksi ketiga, ulangi cara kerja c sampai dengan j dengan tanpa penambahan alkohol 95 %, 15 ml etil eter dan 15 ml petrolium eter; (ekstraksi ke-3 tidak perlu dilakukan untuk susu skim) m) Uapkan pelarut di atas penangas air dan keringkan labu lemak/pinggan alumunium yang berisi ekstrak lemak tersebut dalam oven pada suhu (100 ± 1) °C selama 30 menit atau oven vakum pada suhu 70 °C sampai dengan 75 °C dengan tekanan < 50 mm Hg (6,7 Kpa) n) Dinginkan dalam desikator dan timbang hingga bobot tetap (W1).  Perhitungan Keterangan : W = Bobot contoh (g) W0 = Bobot labu lemak/ pinggan aluminium kosong (g)



Lemak (%)= (W 1−W 0) x 100 W



W1 = Bobot labu lemak/ pinggan aluminium kosong dan lemak (g).



2) Uji Keasaman  Prinsip Jumlah asam dihitung sebagai asam laktat.  Peralatan a) Timbangan b) Pipet mikro c) Alat titrasi.  Cara kerja a) Timbang contoh sebanyak 20 g contoh (W) ( pipet 20 ml contoh) b) larutkan dalam air bebas CO2 sebanyak 2 kali volume c) tambahkan 2 tetes indikator p.p dan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terentuk warna merah muda.







Perhitungan



1 ml 0,1 N NaOH = 0,0090 g asam laktat



Ket : Jumlah asam =



%



V x N x 90 X 100 W



W = Bobot contoh (g) V = Volume larutan NaOH (ml); N = Normalitas larutan NaOH



DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional. 1992. Cara Uji Makanan dan Minuman. Jakarta : BSN. http://www.yakult.co.id/diakses pada 7 Maret 2019 pukul 18.30 WIB