4 0 420 KB
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi pegawai ASN adalah melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, dalam memenuhi kebutuhan tersedianya Pegawai Negeri Sipil demi pelayanan publik, maka dilakukan
perencanaan
dalam
manajemen
PNS
untuk
fungsi
manajemen kepegawaian yang berisikan mengenai sistematis tentang penyusunan, pengadaan sampai dengan perlindungan pegawai. Berdasarkan
Peraturan
Kepala
Lembaga
Administrasi
Negara (LAN) RI Nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), maka penyelenggaraan Latsar CPNS diharapkan dapat membentuk Calon Pegawai Negeri Sipil
yang
profesional
sehingga
mampu
melaksanakan
tugas
jabatannya secara efektif dan efisien. Pelatihan Dasar CPNS ini dilaksanakan membentuk
dalam
rangka
kemampuan
pembentukan
bersikap
dan
karakter bertindak
PNS
dan
profesional
mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau one government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan
tugas
jabatannya 1
sebagai
pelayan
masyarakat
1. 2
berlandaskan dengan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Masyarakat dewasa ini semakin cerdas dan kritis dalam memberikan tuntutan terhadap mutu pelayanan khususnya pelayanan kesehatan agar semakin meningkat, baik yang bersifat preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu organisasi
kesehatan
fungsional
yang
merupakan
pusat
pengembangan kesehatan masyarakat uyang juga membina peran serta
masyarakat
di
samping
memberikan
pelayanan
secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas Wirang merupakan
puskesmas nonrawat inap yang terdapat di desa Wirang kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong. Menurut data morbiditas 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Wirang tahun 2018 menunjukkan penyakit Diabetes Mellitus (DM) menduduki peringkat pertama penyakit kronik tidak menular dengan jumlah kasus sebanyak 279. Pengetahuan akan diabetes
begitu
santer
terdengar
di
perkotaan.
Sudah
pasti
masyarakat kota lebih peduli dan sadar akan bahaya diabetes. Hal itu membuat masyarakat yang tinggal di kota besar lebih memerhatikan gaya hidupnya meski banyak godaan menyapa, mereka masih masih aware. Mau langsing tinggal pergi ke pusat kebugaran. Olahraga teratur di tempat gym mudah diakses, informasi mudah didapat. Sedangkan masyarakat yang tinggal di desa, kebanyakan tidak tahu apa itu diabetes. Informasi sangat minim sehingga mereka tidak peduli menjaga apa yang dikonsumsi, menjaga kesehatan dan hal lain yang meningkatkan faktor risiko diabetes. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah, hal tersebut disebabkan oleh adanya
2
1. 3
gangguan
pada
ekresi
insulin
atau
gangguan
kerja
insulin
maupun keduanya. Tubuh pasien yang menderita diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut. Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar gula darah. Peran laboratorium menjadi sangat penting karena sebagai
sarana
kesehatan
yang
melakukan
pengukuran
dan
pemeriksaan guna untuk mendukung diagnosis suatu penyakit. Pemeriksaan gula darah memerlukan peran laboratorium untuk menentukan kadar gula darah yang ada dalam tubuh pasien. Menurut
Kepmenkes
No.298/Menkes/SK/III/2008
yang
dimaksud Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan peengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bukan berasal manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau factor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan dn masyarakat. Sebagai bagian yang integral dari pelayan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis, pemberian
pengobatan
dan
evaluasi
hasil
pengobatan
serta
pengambilan keputusan lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium memiliki peranan penting dalam pengambilan keputusan medis, karena itu akurasi hasil menjadi suatu keharusan. Hasil pemeriksaan yang tidak akurat dikarenakan persiapan pemeriksaan yang kurang optimal akan menyebabkan tujuan pemeriksaan tidak tercapai dan dapat mengakibatkan diagnosa yang kurang tepat dan berujung pada penanganan medis yang kurang tepat pula.
3
1. 4
Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Untuk pengambilan darah, pasien harus puasa
minimal selama 10 jam sebelum pengambilan darah, kecuali untuk pemeriksaan glukosa puasa minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan trigliserida, sebaiknya pasien puasa selama 12 jam. Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran tersebut, baik karena lupa, terlalu sulit dilakukan ataupun karena kesibukan yang tidak memungkinkan pasien mengikuti anjuran tersebut. Padahal persiapan pemeriksaan ini dibuat berdasarkan berbagai pertimbangan yang fokus pada keselamatan pasien. Tidak adanya petugas laboratorium di Puskesmas Wirang menyebabkan prosedur pemeriksaan dilakukan secara sederhana oleh petugas medis lain yaitu perawat dan bidan.
Pada saat
pelayanan tersebut prosedur pemeriksaan masih belum optimal yang menyebabkan sedikitnya pasien yang melakukan puasa sebelum memeriksakan kadar gula darahnya ke puskesmas, sehingga berakibat hasil pemeriksaan gula darah pasien tersebut diragukan tingkat akuratnya karena sangat bisa dipengaruhi oleh makanan yang baru masuk. Peran pasien dan keluarga sangat penting, sehingga perlu mendapatkan edukasi untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya persiapan pasien sebelum pemeriksaan laboratorium terutama pengambilan darah.
Ketekunan petugas kesehatan yang
belum optimal dalam menjelaskan kepada pasien juga dapat ikut andil menjadi kesalahpahaman dalam persiapan pemeriksaan laboratorium B. Tujuan dan Manfaat a) Tujuan umum Tujuan umum dari penulisan Aktualisasi Nilai Dasar ini antara lain:
4
1. 5
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap peserta untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi kepribadian ASN. b. Membiasakan
penerapan
nilai
dasar
Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi dalam peran dan kedudukan ASN dalam melayani publik. c. Meningkatkan kemampuan tenaga Pranata Laboratorium Kesehatan
dalam
melakukan
pelayan
pemeriksaan
laboratorium baik kegiatan pra-analitik, analitik maupun pasca-analitik d. Sebagai persyaratan kelulusan Latihan Dasar Golongan lll Angkatan III tahun 2019 dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL). b) Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penulisan Aktualisasi Nilai Dasar ini adalah untuk mengoptimalkan persiapan pasien dalam pemeriksaan gula darah di laboratorium Puskesmas Wirang. c) Manfaat Manfaat dari penulisan Aktualisasi Nilai Dasar ini antara lain: a. Manfaat bagi penulis adalah menjadi ASN yang mempunyai nilai-nilai
dasar
ANEKA
yang
tinggi
sehingga
mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat. b. Manfaat untuk pasien adalah untuk deteksi penyakit DM sehingga terjaganya kesehatan tubuh, serta untuk membantu dokter dalam memberikan diagnosa perjalanan pengobatan pasien.
5
1. 6
c. Manfaat untuk puskesmas adalah agar mengoptimalkan pemeriksaan gula darah untuk pasien DM maupun terduga DM, serta terwujudnya visi dan misi puskesmas Wirang. d. Manfaat untuk lingkungan masyarakat agar menciptakan pelayanan yang optimal dan berdaya guna bagi masyarakat. . C. Isu Aktualisasi Berdasarkan observasi dalam mengikuti kegiatan pelayanan laboratorium selama satu bulan di Puskesmas Wirang, yang sebelumnya
belum
tersedia
petugas
pranata
laboratorium
di
Puskesmas Wirang menyebabkan prosedur pemeriksaan dilakukan secara sederhana oleh petugas medis lain yaitu perawat dan bidan yang mana saat pelayanan tersebut prosedur pemeriksaan masih belum optimal. Isu yang dipilih dalam rancangan aktualisasi ini adalah masih belum optimal prosedur persiapan pasien pemeriksaan gula darah di Puskesmas Wirang.
Permasalahan tersebut
yang
menyebabkan sedikitnya pasien yang melakukan puasa sebelum memeriksakan kadar gula darahnya ke puskesmas dan berakibat kurang akuratnya hasil pemeriksaan kadar gula darah tersebut. D. Ruang Lingkup Ruang
lingkup
rancangan
kegiatan
aktualisasi
meliputi
penerapan nilai-nilai dasar ANEKA dalam melaksanakan peran PNS (Whole of Government, pelayanan publik dan manajemen ASN) sebagai pranata laboratorium kesehatan terampil di Puskesmas Wirang
dengan
pengkhususan
kegiatan
aktualisasi
meliputi
“Optimalisasi Prosedur Persiapan Pasien Pemeriksaan Gula Darah bagi Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Wirang Kab. Tabalong”. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi SKP,
tupoksi pranata
laboratorium, penugasan oleh atasan maupun inisiatif dari pranata laboratorium itu sendiri, dengan rencana kegiatan:
6
1. 7
1. Membuat Standard Operational Procedur (SOP) Pemeriksaan Gula Darah 2. Melakukan persiapan pasien untuk pemeriksaan di laboratorium 3. Melakukan pemeriksaan gula darah terhadap pasien 4. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan 5. Melakukan koordinasi atau kolaborasi dengan dokter pemeriksa 6. Merancang media promosi edukasi dalam bentuk leaflet atau brosur 7. Melakukan edukasi langsung kepada pasien yang datang ke laboratorium puskesmas 8. Melakukan kegiatan penyuluhan di Pos Binaan Terpadu (posbindu) dan Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) lansia.
7
1. 8
BAB II GAMBARAN UMUM A. PROFIL PUSKESMAS 1. Data Geografi a) Luas Wilayah Secara geografis Puskesmas Wirang terletak di kecamatan Haruai kabupaten Tabalong yang memiliki luas wilayah216,72 km2 dari 3.946 km2 dengan persentase sebesar 5,49% dari luas seluruh wilayah kecamatan yang ada di kabupaten Tabalong, dengan batas wilayah: -
Sebelah Utara
: Kecamatan Muara Uya
-
Sebelah Selatan
: Kecamatan Upau
-
Sebelah Barat
: Kecamatan Murung Pudak
-
Sebelah Timur
: Kecamatan Haruai
Gambar 2. 1.Gambar UPT Puskesmas Wirang
b) Administrasi Wilayah Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas Wirang terdiri dari 5 desa yaitu desa Bongkang, desa Seradang, desa Marindi, desa Lok Batu dan desa Wirang, serta ada 31 Rukun Tetangga.
8
1. 9
2. Data Demografi Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wirang tahun 2018 adalah 9.868 Jiwa dengan perincian berdasarkan wilayah kerja Puskesmas sebagai berikut : Tabel 2.1. Distribusi Jumlah Penduduk menurut Desa/Kelurahan dan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Wirang tahun 2018
No
Desa/Keluraha n
(1)
(2)
Jumlah Penduduk
Jumlah (Jiwa)
Laki-laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
(3)
(4)
(5)
1
Wirang
1358
1308
2666
2
Bongkang
1103
1140
2243
3
Seradang
823
751
1574
4
Marindi
1177
1219
2396
5
Lok Batu
488
501
989
4949
4919
9868
Total 3. Data Ketenagakerjaan
Berikut adalah keadaan tenaga di Puskesmas Wirang pada tahun 2018: Tabel 2.2.Ketenagaan di Puskesmas Wirang N o
Jenis Ketenagaan/Profesi
(1)
(2)
Status Kepegawaian
Jumlah (orang)
PNS
PTT
TKS
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Dokter Umum
2
1
0
3
2
Dokter Gigi
0
0
0
0
3
Sarjana Kesehatan/SKM
0
0
0
0
4
S1 Apoteker
0
0
0
0
5
Tenaga Gizi
9
1. 10
a. SPAG
0
0
0
0
b. D3 Gizi
0
1
0
1
c. D4/SI
0
0
0
0
Tenaga Keperawatan
a. SPK
0
0
0
0
b. D3 Perawat
2
1
4
7
c. D4/SI Perawat
1
0
0
1
7
D3/S1 Perawat Gigi
0
0
1
1
8
D3 Asisten Apoteker
1
0
0
1
Tenaga Kebidanan
a. D3 Kebidanan
5
1
4
10
b. D4/S1 Kebidanan
1
0
0
1
Tenaga Kesling
a. SPPH
0
0
0
0
b. D3 Kesling
0
0
0
0
c. D4/S1 Kesling
0
0
0
0
Tenaga Laboratorium
a. SMAK
0
0
0
0
b. D3 Analis
0
0
0
0
c. D4/S1 Analis
0
0
0
0
12 Prakarya
1
0
0
1
13 S1 Administrasi
0
0
1
1
14 SMA
3
0
3
6
15 SMP
0
0
0
0
16 SD
0
0
0
0
16
4
13
33
6
9
10
11
Total
4. Struktur Organisasi Puskesmas
10
1. 11
KEPALA PUSKESMAS KASUBAG TATA USAHA
KOORDINATOR UKP
KOORDINATOR UKM Pengembangan
- Pelayanan Pemeriksaan Umum - Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut - Pelayanan KIA Bersifat UKP - Pelayana KB Bersifat UKP - Pelayanan KB Bersifat UKP - Pelayanan Gawat Darurat - Pelayana Gizi Bersifat UKP - Pelayanan Persalinan - Pelayana Kefarmasian - Pelayanan Laboratorium
- Pelayanan Kesehatan Jiwa - Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat - Pelayanan Kesehatan Indra - Pelayanan Kesehatan Lansia - Pelayanan Kesehatan Kerja
Poskesdes/ Polindes MARINDI
Poskesdes/ Polindes WIRANG
KOORDINATOR UKM Esensial
- Pelayanan Promosi Kesehatan UKS - Pelayanan Kesehatan Lingkungan - Pelayanan KIA, KB Bersifat UKM - Pelayanan Kesehatan Gizi Bersifat UKM - Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Poskesdes/ Polindes SERADANG
Poskesdes/ Polindes BONGKANG
Poskesdes/ Polindes LOK BATU
Gambar 2.2. Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Wirang
B. VISI, MISI, DAN MOTTO PUSKESMAS WIRANG 1. Visi Visi
Puskesmas
Wirang
adalah
menjadi
puskesmas
terpercaya di wilayah UPT Puskesmas Wirang. 2. Misi Misi Puskesmas Wirang adalah: a. Melaksanakan pelayanan dasar yang berkualitas baik di dalam dan di luar gedung b. Meningkatkan kompetensi karyawan.
11
1. 12
c. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan hidup sehat. 3. Motto “Bekerja dengan hati, melayani dengan pasti “. 4. Nilai-nilai Organisasi A : Aktif S : Sopan Santun Y : Yakin Bisa I : Inovatif K : Kerjasama C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1. Tugas Pokok dan Fungsi a. Tugas pokok dan fungsi Pranata Laboratorium Kesehatan menurut
Keputusan
370/Menkes/SK/III/2007
Mentri tentang
Kesehatan Standar
Ahli
Laboratorium Kesehatan yaitu Melaksanakan
Nomor Teknologi pelayanan
Laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi dan Imuno-Serologi. b. Unsur dan uraian kegiatan Pranata Laboratorium terdiri dari: 1) Pendidikan, meliputi: a) Pendidikan formal dan memperoleh ijazah/gelar; b) Pendidikan
dan
pelatihan
fungsional
di
bidang
laboratorium kesehatan dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPL) atau sertifikat. 2) Pekerjaan Pranata Laboratorium, meliputi: a) Membuat perencanaan kebutuhan alat, bahan dan reagensia b) Merencanakan,
mengatur,
melaksanakan
mengevaluasi kegiatan laboratorium
12
dan
1. 13
c) Melaksanakan kegiatan teknis operational laboratorium sesuai
kompetensi
dan
kewenangan
berdasarkan
standart operational procedure d) Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium e) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan f) Mengoperasikan
dan
memelihara
peralatan
atau
instrumen laboratorium g) Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium h) Melakukan
konsultasi
dengan
penanggung
jawab
laboratorium atau dan tenaga kesehatan lain D. SASARAN KERJA PEGAWAI Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS. Jabatan fungsional Pranata Laboratorium
Kesehatan
PERMENPAN
NOMOR
dan
angka
kreditnya
08/PER/M.PAN/3/2006,
diatur
dalam
dimana
rincian
kegiatan Pranata Laboratorium sesuai dengan jenjang jabatan Pranata Laboratorium Kesehatan Pelaksana meliputi: 1. Menyusun rencana kegiatan; 2. Mempersiapkan pasien secara sederhana; 3. Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk
pengambilan spesimen/sampel di lapangan; 4. Menerima spesimen/sampel; 5. Mengambil spesimen/sampel dengan tindakan sederhana; 6. Mengambil spesimen/sampel di lapangan secara sederhana; 7. Mempersiapkan pengiriman spesimen/sampel rujukan; 8. Mempersiapkan peralatan untuk pemeriksaan
spesimen/sampel secara sederhana; 9. Mempersiapkan bahan penunjang untuk pemeriksaan
spesimen/sampel secara khusus;
13
1. 14 10. Membuat sediaan; 11. Mewarnai sediaan; 12. Mempersiapkan spesimen/sampel secara sederhana; 13. Melakukan penanganan dan pengolahan spesimen/sampel
secara khusus; 14. Melakukan pemeriksaan secara makroskopik atau
organoleptik; 15. Melakukan pemeriksaan sediaan sederhana secara
mikroskopik; 16. Melakukan pemeriksaan spesimen/sampel dengan metode
cepat; 17. Melakukan pemeriksaan secara aglutinasi kualitatif/setara; 18. Melakukan pemeriksaan dengan fotometri/setara secara
manual; 19. Menghitung hasil pemeriksaan manual; 20. Melakukan pemeriksaan EIA/setara; 21. Melakukan pemeriksaan di lapangan secara sederhana; 22. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan umum; 23. Melakukan perbaikan peralatan laboratorium sederhana; 24. Memusnahkan sisa spesimen/sampel dan bahan penunjang; 25. Membuat reagen/bahan biologis secara sederhana; 26. Membuat media untuk pembiakan kuman secara sederhana; 27. Memelihara organisme untuk pengolahan air limbah.
14
1. 15
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. LANDASAN TEORI 1. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Pada saat memulai dalam melaksanakan tugas pekerjaan, ASN harus memahami terlebih dahulu wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, kemudian menguasai standar mutu layanan yang melekat pada wewenang tersebut. Pelayanan publik yang bermutu tidak saja dibebankan pada pemerintah tetapi juga semua elemen yang terdapat dalam sistem pelayanan publik. Berdasarkan pada prinsip pelaksanaan aktualisasi yang memuat tentang nilai dasar ANEKA, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang harus ditetapkan dan ditanamkan pada Aparatur Sipil Negara maka perlu penulis uraikan indikator-indikator dari kelima kata dasar tersebut yaitu: a. Akuntabilitas Terdapat beberapa pengertian dan pemahaman tentang akuntabilitas. Untuk memudahkan pemahaman perlu dijabarkan bahwa akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Aspek Akuntabilitas terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain: 1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
15
1. 16
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result oriented) 3) Akuntabilitas memerlukan adanya laporan (Accountability requires reporting) 4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without consequences) 5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) Adapun jenis akuntabilitas terbagi menjadi dua, yaitu akuntabilitas
vertikal
(vertical
accountability)
berupa
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability) berupa pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Nilai-nilai dasar akuntabilitas memiliki beberapa indikator, antara lain: 1) Kepemimpinan 2) Transparansi 3) Integritas 4) Responsibilitas 5) Keadilan 6) Kepercayaan 7) Keseimbangan 8) Kejelasan 9) Konsisten
b. Nasionalisme Nasionalisme adalahpandangan atau paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada Pancasila. Nilai-nilai Nasionalisme sesuai dengan 5 (lima) sila Pancasila, yaitu:
16
1. 17
Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa 1) Bangsa
Indonesia
menyatakan
kepercayaanya
dan
ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masingmasing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Menghormati sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6) Mengembangkan menjalankan
sikap
ibadah
saling sesuai
menghormati dengan
kebebasan
agama
dan
kepercayaanya masing-masing. 7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhada Tuan Yang Maha Esa Kepada orang lain. Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab 1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap
manusia,
tanpa
membeda-bedakan
suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5) Mengembang sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6) Menjungjung tinggi nilai nilai kemanusiaan.
17
1. 18
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusia. 8) Berani membela kebenaran dan keadilan. 9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 10) Mengembangkan
sikap
hormat
menghormati
dan
kesatuan,
serta
bekerjasama dengan bangsa lain. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia 1) Mampu
menempatkan
persatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama
diatas
kepentingan
pribadi
dan
golongan. 2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan. 3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4) Mengembangkan
rasa
kebanggaan
berkebangsaan
dan
bertanah air indonesia. 5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika. 7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Sila
Keempat:
Kerakyatan yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan dan pemusyawaratan perwakilan 1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
18
1. 19
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 9) Keputusan yang diambil harus dapat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan pemusyawaratan. Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 1) Mengembangkan perbutan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan. 2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4) Menghormati hak orang lain. 5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
19
1. 20
9) Suka bekerja keras. 10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan besama. 11) Suka
melakukan
kegiatan
dalam
rangka
mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
c. Etika Publik Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk,
benar/salah
perilaku,
tindakan
dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagai tercantum dalam Undang-undang ASN, yakni sebagai berikut: 1) Memegang teguh ideologi Pancasila 2) Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta pemerintahan yang sah 3) Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia 4) Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak 5) Mebuat keputusan berdasrkan prinsip keahlian 6) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif 7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur 8) Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik 9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah 10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun 11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi 12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
20
1. 21
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai 14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan.
d. Komitmen Mutu Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas dari hasil pelayanan. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab ASN,
semua harus
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholders. Aspek utama yang menjadi target stakeholders adalah
layanan
yang
komitmen
pada
mutu,
melalui
penyelenggaraan pada tugas secara efektif, efisien, dan inovatif. Efektifitas menunjukan ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah, mutu maupun hasil kerja. Efisisensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur danmekanisme yang keluar alur. Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi perusahaan untuk
beradaptasi
dengan
tuntutan
perubahanyang
terjadi
disekitarnya. Nilai-nilai dasar dari komitmen mutu adalah sebagai berikut: 1) Efektifitas dan efisiensi 2) Inovasi 3) Mengedepankan
komitmen
terhadap
kepuasan
customers/clients 4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara customers/clients tetap setia 5) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggitanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan
21
1. 22
6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun perkembangan teknologi 7) Menggunakan
pendekatan
ilmiah
dan
inovatif
dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan 8) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara,
antara
lain:
pendidikan,
pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
e. Anti Korupsi Korupsi berasal dari kata latincorruptio yang artinya secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral dan penyimpangan dari kesucian. Langkah
untuk
menjauhkan
diri
dari
korupsi
adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup/bekerja dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik. Adapun nilainilai dasar anti korupsi adalah: 1) Kejujuran 2) Kepedulian 3) Kemandirian 4) Kedisiplinan 5) Tanggung jawab 6) Kerja keras 7) Sederhana 8) Keberanian 9) Keadilan 2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Sesuai Perkalan No. 21 Tahun 2016, pada pelatihan dasar CPNS Tahun 2017, ditambahkan satu agenda pelatihan yaitu
22
1. 23
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI yang terbagi dalam 3 (tiga) mata pelatihan, yaitu Manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara), Pelayanan Publik dan Whole of Government. 1)
Manajemen ASN Manajemen
ASN
adalah
pengelolaan
ASN
untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersin dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Manajemen ASN lebih menekankan kepada profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS) PNS
merupakan
warga
Negara
Indonesia
yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional. b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) PPPK adalah warga Negara Indonesa yang memenuhi syarat
tertentu
yang
diangkat
oleh
pehabat
Pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjia kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang profesional. Pelayanan publik merupakan pelayanan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang dan jasa dan/atau pelayanan
23
1. 24
administrative
yang
diselenggarakan
oleh
penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelaggan. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik
dapat
meningkatkan
produktivitas,
menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak sesuai amanat Undang - undang. Setelah mendapatkan haknya maka ASN uga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. 2)
Pelayanan Publik Penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat
dalam
Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2009
Tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan dan kepuasan yang diberikan oleh penerima layanan. Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsipprinsip yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: a) Partisipatif b) Transparan c) Responsif d) Tidak diskriminatif e) Mudah dan murah
24
1. 25
f)
Efektif dan efisien
g) Aksesibel h) Akuntabel i)
Berkeadilan
3)
Whole of Government Whole of Governmentatau yang disingkat WoG adalah
sebuah
pendekatan
menyatukan
penyelenggaraan
upaya-upaya
kolaboratif
pemerintahan
yang
pemerintahan
dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan
3. Pranata Laboratorium Kesehatan Pranata Laboratorium Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan laboratorium kesehatan pada laboratorium kesehatan (PERMENPAN Nomor : PER/08/M.PAN/3/2006). Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang
aspek
laboratoris
terhadap
spesimen/sampel
yang
pengujiannya dilakukan di laboratorium. Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu
25
1. 26
terhadap
hasil
pengujian
laboratorium
dan
tuntutan
diberikan
pelayanan yang prima.
4. Diabetes Melitus Diabetes atau nama lengkapnya diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolisme menahun akibat pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin secara cukup atau tidak mampu menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin
merupakan
hormon
yang
memiliki
fungsi
untuk
mengatur keseimbangan gula darah dalam tubuh. Dengan adanya gangguan fungsi pankreas dan insulin tersebut, tubuh akan terbebani dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia).
Kondisi
menumpuknya kadar gula di dalam tubuh yang tidak terserap dengan baik akan menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh si penderita. Jika tidak dikontrol dengan baik, penyakit ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa si penderita. Pada dasarnya glukosa diperlukan oleh sel tubuh sebagai sumber energi utama. Yang menjadi inti dari penyakit ini adalah, hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mampu mengatur konsentrasi glukosa dalam tubuh yang akhirnya mengganggu organ dalam dan berpotensi menyebabkan komplikasi. Diabates digolongkan menjadi 2 kategori yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut dengan insulin dependant yang ditandai dengan kurangnya produksi insulin oleh pankreas. Diabetes tipe 2 disebut dengan non insulin dependant yang ditandai dengan produksi insulin yang sudah cukup namun tidak digunakan secara efektif oleh tubuh.
26
1. 27
Diabetes melitus tipe 1 dan 2 memiliki gejala yang serupa. Gejala-gejala diabetes ini antara lain adalah sering merasa haus. Sering buang air kecil terutama saat malam hari, sering merasa sangat lapar, berat badan yang turun tanpa ada alasan yang jelas, berkurangnya massa otot, dan terdapat keton dalam urine. Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap diabetes atau tidak, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan. Ke semua tes yang dilakukan ini pada dasarnya adalah mengukur kadar gula di dalam darah, apabila kadar gula dalam darah konsentrasinya melebihi batas tertentu maka orang tersebut dikategorikan mengalami diabetes.
B. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI Dalam melaksanakan kegiatan diklat prajabatan saya akan melaksanakan
kegiatan
yang
bersumber
dari
SKP,
Tupoksi,
Penugasan dari pemimpin, dan inisiatif sendiri yaitu: 1. SKP a) Melakukan persiapan pasien untuk pemeriksaan di laboratorium b) Melakukan pemeriksaan gula darah terhadap pasien c) Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan 2. Tupoksi a) Membuat Standard Operational Procedur (SOP) Pemeriksaan Gula Darah b) Melakukan koordinasi atau kolaborasi dengan dokter pemeriksa 3. Inisiatif sendiri a) Merancang media promosi edukasi dalam bentuk leaflet/brosur b) Melakukan edukasi langsung kepada pasien yang datang ke laboratorium puskesmas c) Melakukan kegiatan penyuluhan di posbindu dan posyandu lansia.
27
2. 27
C. RANCANGAN AKTUALISASI ISU AKTUAL “Masih belum optimal prosedur persiapan pasien pemeriksaan gula darah di Puskesmas Wirang” Pemecahan masalah isu ini merupakan sarana implementasi prinsip-prinsip Pelayanan Publik yaitu (partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibilitas, akuntabel, dan berkeadilan), manajemen ASN (mengutamakan kewajiban) dan Whole of Government (Optimalisasi Prosedur Persiapan Pasien Pemeriksaan Gula Darah bagi Pasien DM harus melibatkan semua stake holder yang ada wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang). Tabel 3.3. Rancangan Aktualisasi No
Kegiatan
1
Membuat SOP Pemeriksaan Gula Darah
Tahap Kegiatan
Output/ Hasil Kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1. Mencari bahan dari 1. Rancangan sumber panduan SOP terpercaya 2. SOP 2. Membuat dan menyusun penulisan 3. Melakukan konsultasi kepada atasan dan pihak laboratorium yang lebih
Nasionalisme (Sila ke empat) Saya akan menerima kritik, pendapat dan masukan dari atasan terhadap SOP yang dibuat agar lebih baik dan menjunjung tinggi musyawarah dan menghargai pendapat orang lain
Dengan SOP Pemeriksaan Gula Darah dalam setiap kegiatan akan memudahkan pemeriksaan yang dilakukan
27
Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi Dengan membuat Standard Operational Procedur (SOP) dan melaksanakannya dalam setiap kegiatan sehingga pemeriksaan yang dilakukan akan memberiksan hasil yang tepat, maka
Penguatan Nilai Organisasi Pembuatan SOP ini didorong oleh nilai Aktif dalam mengembangkan kinerja dalam memaksimalkan pemeriksaan demi pelayanan masyarakat, juga Kerja Sama dengan Atasan maupun Teman
2. 28
berpengalaman 4. Memperbaiki rancangan
serta memberiksan hasil yang memuaskan
5. Mencetak SOP
Anti Korupsi (Mandiri) Saya akan membuat SOP secara mandiri dan bisa bertanggungjawab
akan mewujudkan visi puskesmas yaitu menjadi puskesmas terpercaya di UPT Puskesmas Wirang
Akuntabilitas Konsistensi : Saya akan konsisten melayani pasien dan masyarakat dengan baik, senyum, sopan dan sesuai SOP Kejelasan : Saya setiap berhadapan dengan pasien akan memberikan penjelasan apa jenis pemeriksaan, jenis sampel/ specimen yang akan diambil Nasionalisme (Sila ke 2) Melayani pasien dengan sebaik-baiknya sesuai harkat dan martabat manusia tanpa
Dengan kita Nilai yang harus memberikan salam selalu digunakan setiap menerima adalah pasien, Sopan santun berinteraksi dan professional kepada pasien dalam dengan sopan dan melaksanakan memberikan tugas sesuai penjelasan akan standar mewujudkan misi pelayanan tanpa Puskesmas yaitu pernah Melaksanakan membedakan pelayanan dasar yang berkualitas baik di dalam dan di luar gedung.
6. Menjalankan SOP 2
Melakukan persiapan pasien untuk pemeriksaan di laboratorium
1. Menerima lembar 1. Lembar permintaan permintaan pemeriksaan pemeriksaan laboratorium dari 2. Register Petugas medik Laboratorium (Dokter, Poli, KIA), 2. Memberikan salam Dengan kepada pasien dan kegiatan ini mempersilahkan dihasilkan pasien duduk pencatatan data ditempat yang di buku register disediakan, laboratorium, 3. Mengkonfirmasi Dan diketahui data pasien jenis dengan pemeriksaan menanyakan dan specimen nama, umur, yang akan alamat, dan diambil, keluhan/tujuan Sehingga 28
sejawat untuk mendapat kritik dan saran demi pengembangan hasil
2. 29
3
Melakukan pemeriksaan gula darah terhadap pasien
pemeriksaan, 4. Memverifikasi kondisi puasa pasien dan waktu terakhir makan, 5. Mencatat data yang didapat di buku register laboratorium, 6. Menjelaskan jenis pemeriksaan dan specimen yang akan diambil, 7. Meminta persetujuan pasien untuk dilakukan perlakuan medis 1. Petugas menggunakan APD yang sesuai, 2. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, 3. Petugas menyiapkan autoclik yang telah diisi blood lancet
didapat persetujuan pasien untuk dilakukan perlakuan medis
membedakan latar belakang, suku, ras atau agama.
1. Monitoring safety 2. Monitoring penggunaan APD 3. Ketersediaan SDM, peralatan dan alat bantu lain
Komitmen mutu (Efektivitas) : Saya aka melakukan pemeriksaan dengan baik dan benar serta sesuai SOP, agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan cepat sehingga terwujudnya kebutuhan pasien.
Etika publik (Sopan santun) Saya akan mengawali pelayanan dengan sapa, salam dan senyum dengan sopan dan santun agar pasien merasa nyaman dan bisa menjalani pemeriksaan dengan baik.
29
Dalam menjalankan pemeriksaan setiap hari dengan berbagai jenis pemeriksaan dan pasien, haruslah seorang petugas laboratorium senantiasa belajar untuk
Dalam setiap melakukan pemeriksaan laboratorium harus disertai nilai Inovatif sehingga bisa mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta
2. 30
yang baru, 4. Petugas membersihkan ujung jari atau anak daun telinga dengan kapas alkohol 70%, 5. Petugas membiarkan alkohol menjadi kering kembali, 6. Petugas memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak, 7. Petugas menekan sedikit agar rasa nyeri berkurang dan darah bisa mengumpul di ujung jari, 8. Petugas menusukkan autoclik dengan cepat pada jari dengan arah tegak lurus
Terlaksananya Pemeriksaan terhadap pasien sesuai SOP
Akuntabilitas Tanggung jawab : Dalam menjalankan pemeriksaan saya akan selalu menjaga kebersihan, keamanan dan keselamatan saya sebagai pegawai dan pasien di laboratorium Integritas : Dalam menjalankan tugas sebagai pranata laboratorium saya akan selalu melaksanakan tugas saya sebaik mungkin sesuai tupoksi, kewajiban dan SOP serta menjaga Kesehatan dan Keselamatan Di Laboratorium.
30
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya agar terwujudnya misi Puskesmas dalam Meningkatkan kompetensi karyawan.
meningkatkan kompetensi diri.
2. 31
4
Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan
9. Petugas membuang tetesan darah pertama keluar dengan memakai kapas kering, tetesan darah berikutnya dipakai untuk pemeriksaan, 10. Petugas menekan bekas tusukan dengan kapas kering, 11. Petugas melepaskan blood lancet dari autoclik, 12. Petugas membuang blood lancet ke safety Box. 1. Menginterpretasi hasil pemeriksaan 2. Melihat nilai normal pemeriksaan 3. Mencatat hasil pemeriksaan di rekam medis, lembar hasil
1. Lembar hasil pemeriksaan laboratorium 2. Register hasil laboratorium Tercatatnya hasil 31
Anti korupsi (Jujur) : Saya akan selalu melaporkan hasil pemeriksaan dengan jelas, jujur dan tidak mengada-ada dan dapat dipertanggungjawabkan
Dalam menyerahkan dan mencatat hasil pemeriksaan di laboratorium dengan jujur, tidak mengada-ada dan bertanggung
Dalam setiap penyerahan dan pencatatan hasil pemeriksaan laboratorium haruslah selalu memegang teguh nilai profesional
2. 32
pemeriksaan dan registrasi hasil pemeriksaan laboratorium 4. Jika hasil kritis maka akan dilaporkan kepada dokter pemeriksa 5
Melakukan kerjasama dengan dokter pemeriksa
1. Meminta izin kepada kepala puskesmas dan dokter untuk melakukan koordinasi 2. Menjelaskan dengan sopan kepada dokter pemeriksa bagaimana kondisi pasien yang paling baik untuk pasien periksa kadar gula darah terutama pasien DM 3. Meminta dokter untuk juga
pemeriksaan direkam medis pasien
jawab maka akan mewujudkan visi puskesmas yaitu menjadi puskesmas terpercaya di wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
Terlaksananya Kerjasama dan koordinasi dengan dokter pemeriksa
Etika public (Sopan santun) Saya akan melakukan kegiatan koordinasi sesuai dengan etika, yaitu tidak berperilaku menggurui dan menghormati keputusan dokter (Melayani dengan sikap hormat dan sopan) Saya akan selalu menghormati dan melaksanakan keputusan kepala puskesmas dan dokter 32
Dalam menjalankan koordinasi dengan dokter yang mana sebagiai penanggungjawab laboratorium, haruslah seorang petugas laboratorium senantiasa menghormati dan menjalankan keputusan dokter untuk mengembangkan keterampilannya agar terwujudnya
dan jujur agar pasien mendapatkan hasil pemeriksaan yang sebenarbenarnya dan dapat membantu penanganan medis Dalam melakukan koordinasi dengan dokter, petugas laboratorium haruslah berpegang pada nilai Kerjasama melakukan pelayan yang baik, serta jujur sehingga pemeriksaan bisa dilakukan sebaik dan sebenarnya untuk
2. 33
6
menjelaskan kepada pasien untuk puasa sebelum memeriksakan darahnya ke puskesmas 4. Meminta perizinan dan konsultasi kepada dokter untuk pengambilan darah pasien yang tidak berpuasa 5. Melaporkan hasil pemeriksaan kritis langsung kepada dokter 1. Mencari bahan edukasi
Merancang media promosi 2. Membuat konsep edukasi dan mendesain isi dalam bentuk media brosur/leaflet 3. Melakukan konsultasi kepada atasan 4. Memperbaiki
untuk melakukan atau tidak melakukan pemeriksaan terhadap pasien
misi Puskesmas dalam Meningkatkan kompetensi karyawan
menegakkan diagnosa dokter
Dengan membuat media edukasi, maka diharapkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat semakin bertambah sehingga meningkatkan kepedulian dan
Pembuatan media edukasi ini didorong oleh nilai Aktif dan Inovasi dalam mengembangkan kinerja dalam memaksimalkan pelayanan masyarakat
Anti Korupsi (Jujur) Saya akan selalu melaporkan dan tidak menutup-nutupi kepada dokter apabila ada temuan nilai kritis pada pemeriksaan laboratorium
1. Rancangan media promosi edukasi 2. Media edukasi
Komitmen Mutu : Kreativitas dan Inovasi Saya akan membuat rancangan media penyuluhan dengan mengedepankan kreativitas dan inovasi
meningkatnya kepedulian dan kemandirian masyarakat
Nasionalisme (Sila ke empat) Menerima kritik, 33
2. 34
rancangan media 5. Mencetak media edukasi
untuk hidup sehat
pendapat atau masukan dari atasan terhadap media yang telah dibuat agar lebih baik dalam menjunjung tinggi musyawarah dan menghargai pendapat orang lain Komitmen Mutu (Efesiensi) Dalam pembuatan media edukasi saya akan menghasilkan media edukasi yang tepat guna dan berdaya guna dengan biaya yang seminimal mungkin
7
Melakukan edukasi langsung
1. Petugas melakukan pendekatan
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat yang sesuai dengan misi puskesmas yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan hidup sehat
Anti Korupsi (Mandiri) Saya akan membuat rancangan media edukasi secara mandiri dan bertanggungjawab Akuntabilitas Dalam Kejelasan : Saya setiap menjelaskan dan berhadapan dengan memberikan
1. Brosur promosi edukasi 34
Komunikasi yang didasari dengan rasa Empati dan
2. 35
kepada pasien yang datang ke laboratorium puskesmas
8
Melakukan kegiatan penyuluhan di posbindu dan posyandu lansia
kepada pasien 2. Petugas memberikan penjelasan pentingnya puasa untuk pemeriksaan gula darah 3. Petugas menganjurkan pasien untuk puasa setiap ingin melakukan pemeriksaan gula darah 4. Petugas memberikan brosur edukasi kepada pasien 1. Petugas Laboratorium melakukaan koordinasi dengan pemegang program PTM dan Posyandu lansia untuk bisa ikut serta dalam
Meningkatny a Pengetahuan dan pengertian pasien terhadap persiapan pemeriksaan
1. Brosur/leaflet promosi edukasi 2. Respon masyarakat 3. Daftar Hadir Meningkatny a 35
pasien akan berusaha semaksimal mungkin dan sabar dalam memberikan penjelasan tentang pentingnya puasa untuk pemeriksaan kadar gula darah Etika Publik (Sopan santun) Saya akan berhadapan dengan pasien dan masyarakat dengan baik, senyum dan sopan santun dalam setiap keadaan
arahan kepada pasien untuk kepentingan pemeriksaan yang bertujuan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan kesehatan pasien maka akan mewujudkan visi puskesmas yaitu menjadi puskesmas terpercaya di wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
Sopan santun kepada pasien dalam memberikan penjelasan akan mendapatkan pengertian dan perhatian dari pasien sehingga terwujudnya tujuan edukasi
Akuntabilitas Kejelasan : Penyuluhan dilakukan semaksimal mungkin dengan tujuan dan hasil yang jelas, serta jelas dalam memberikan penjelasan tentang pentingnya puasa untuk
Dengan melakukan penyuluhan dengan baik menggunakan media edukasi yang jelas dan menarik, maka diharapkan
Kegiatan penyuluhan yang didukung dengan nilai Inovatif akan memberikan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
2. 36
kegiatan 2. Petugas laboratorium datang dan ikut serta kegiatan posbindu dan posyandu 3. Petugas menyiapkan dan membagikan media edukasi kepada masyarakat 4. Melakukan penyuluhan menggunakan media poster dan brosur 5. Berkomunikasi dengan pasien terkait penyuluhan 6. Atas arahan dokter petugas akan memeriksa kadar gula darah pasien DM atau suspek DM
Pengetahuan dan Pemahaman pasien terhadap persiapan pemeriksaan
36
pemeriksaan kadar gula darah agar pasien memahami dan melakukan sesuai edukasi
masyarakat untuk menjadi bertambah empati dan aktif pengetahuannya sehingga meningkatnya kesadaran dan Etika Publik (Sopan kemandirian santun) masyarakat untuk Saya akan melakukan hidup sehat yang penyuluhan kepada sesuai dengan masyarakat dengan misi puskesmas baik, sopan dan menarik yaitu dalam setiap kegiatan meningkatkan tanpa unsur menggurui kesadaran atau merendahkan masyarakat untuk berperan aktif Nasionalisme (Sila 5) dalam Saya dalam mewujudkan hidup memberikan penyuluhan sehat dan komunikasi dengan masyarakat akan selalu bersikap adil tanpa membedakan status social, latar belakang maupun alasan lainnya untuk membedakan perlakuan
2. 37
Komitmen Mutu (Efektivitas) Penyuluhan yang dilakukan dengan baik, benar dan terarah serta sopan akan mewujudkan tujuan penyuluhan yakni agar masyarakat memahami dan melakukan persiapan pemeriksaan darah(puasa) yang benar D. JADWAL RENCANA KEGIATAN Tabel 3.4 Rincian Jadwal Kegiatan Aktualisasi No.
Kegiatan
Jadwal Kegiatan
1
Membuat SOP Pemeriksaan Gula Darah
18 - 30 Juni 2019
2
Melakukan persiapan pasien untuk pemeriksaan di laboratorium
18 Juni 2019 - 6 Agustus 2019
3
Melakukan pemeriksaan gula darah terhadap pasien
18 Juni 2019 - 6 Agustus 2019
4
Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan
18 Juni 2019 - 6 Agustus 2019
37
2. 38
5
Melakukan kerjasama dengan dokter pemeriksa
18 Juni 2019 - 6 Agustus 2019
6
Merancang media edukasi dalam bentuk poster atau brosur
1 - 4 Juli 2019
7
Melakukan edukasi langsung kepada pasien yang datang ke laboratorium puskesmas
18 Juni 2019 - 6 Agustus 2019
8
Melakukan kegiatan penyuluhan di posbindu dan posyandu lansia
23 - 29 Juli 2019
E. RENCANA MATRIK PENJADWALAN KEGIATAN AKTUALISASI Tabel 3.5. Matrik Rancangan Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi No
Kegiatan
Juni III
1 2
Persiap an Pelaksa naan
Konsultasi dengan coach dan mentor Membuat SOP Pemeriksaan Gula Darah Melakukan edukasi langsung kepada pasien yang datang ke laboratorium puskesmas Merancang media edukasi dalam bentuk poster atau brosur Melakukan persiapan pasien untuk pemeriksaan 38
IV
Jadwal Pelaksanaan Juli I II III IV
Agustus I II
2. 39
di laboratorium Melakukan pemeriksaan gula darah terhadap pasien Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan
3
Evaluasi
Melakukan kerjasama dengan dokter pemeriksa Melakukan kegiatan penyuluhan di posbindu dan posyandu lansia Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi Penyusunan Laporan
39