4 0 325 KB
1
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET Oleh:
Mulyadi Universitas Gadjah Mada [email protected]
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
BUTIR PENTING
Opening remark Latar belakang Konsep pemberdayaan karyawan Paradigma pemberdayaan karyawan Mindset pemberdayaan karyawan—sudut pandang manajer Mindset pemberdayaan karyawan—sudut pandang karyawan Perwujudan mindset pemberdayaan karyawan ke dalam sistem manajemen Beda delegasi wewenang dengan pemberdayaan karyawan Closing remark
2
3
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-1
OPENING REMARK
4
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
OPENING REMARK
Treating others with dignity and respect is not only right, but it means you’ll end up surrounding yourself with the best and most talented people (James W. Lewis—Direktur Eksekutif Golden Key Honor Society, USA)
5
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-2
LATAR BELAKANG
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
MENGAPA PEMBERDAYAAN KARYAWAN SANGAT PENTING? Pergeseran
teknologi yang digunakan oleh masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan produk dan jasa Tipe pekerja yang fit dengan teknologi yang digunakan oleh masyarakat Pergeseran peran manajer.
6
7
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Teknologi Informasi
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI
Knowledgebased works Knowledge workers menjadi dominan
Menuntut otonomi dan wewenang lebih besar
Perubahan organisasi Learning organization Boundaryless organization
Empowered employees
Jejaring (Network)
Tim lintas fungsional Koordinasi melalui komunikasi, persuasi, dan kepercayaan (trust)
8
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
ORGANISASI YANG DIDESAIN PADA WAKTU INFORMASI DIOLAH SECARA MANUAL Command and Control
Direktur Utama
Direktur Pemasaran
Direktur Operasi
Jenjang menengah
Bagian Promosi
Bagian Penjualan
Jenjang bawah
Seksi Penerimaan Order
Seksi Pengiriman
Direktur Keuangan
Direktur Umum
Information is closely guarded
9
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
DAMPAK ERA TEKNOLOGI INFORMASI Shared Database
Direktur Utama
Relay doubles the noise and cuts the message in half
Direktur Operasi
Direktur Pemasaran
Jenjang menengah
Bagian Promosi
Jenjang bawah
Seksi Penerimaan Order
Bagian Penjualan
Seksi Pengiriman
Karyawan
Direktur Keuangan
Direktur Umum
Direct Access
Direct Access
Information is shared
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
PERSONAL COMPUTER (PC) THE REVOLUTION OF EMPOWERED INDIVIDUAL
10
11
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
MENGAPA KARYAWAN TIDAK MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN?
BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN KARYAWAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN?
Tidak memiliki kompetensi
Ditingkatkan kompetensinya
Tidak memiliki wewenang
Diberi wewenang untuk pengambilan keputusan
Tidak memiliki informasi
Diberi wewenang untuk akses ke pusat informasi
Diberi insentif untuk risiko yang ditanggung dalam pengambilan keputusan
12
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-3
KONSEP PEMBERDAYAAN
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
13
KONSEP PEMBERDAYAAN KARYAWAN Pemberdayaan
berarti memampukan (to enable), memberi kesempatan (to allow) atau mengizinkan (to permit), yang dapat diartikan baik melalui inisiatif sendiri atau dipicu oleh orang lain.
14
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-4
PARADIGMA PEMBERDAYAAN KARYAWAN
15
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Tinggi tuntutannya dan berubah secara konstan Improvement Berkelanjutan
Tuntutan Customers
Karya wan be rinte rka si de ngan customers.
Penyesuaian Karya wan me ne r je mahkan tuntutan Proses oleh customer s ke dalam pr oduk dan Karyawan jasa Karya wan me nge lola dan me ng-improve prose s. Karya wan be ke rja de ngan para pe masok. Karya wan me ne ntukan da n me nggunakan ukuran. Karya wan me mbandingkan pr ose s me re ka de nga n prose s organisasi lain. Karya wan me mbe rikan kontribusi ke pada masyarakat. Karya wan me laksanaka n se mua tugas lain dan me ngubah se buah ge dung yang be risi pe ralata n me njadi bisnis yang be rhasil.
Kepuasan Customers
Customers
Kontribusi Karyawan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
PARADIGMA PEMBERDAYAAN KARYAWAN— SUDUT PANDANG MANAJER Ditinjau
16
dari sudut pandang manajer, pemberdayaan karyawan merupakan proses pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memampukan diri karyawan di dalam merencanakan dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
17
PARADIGMA PEMBERDAYAAN KARYAWAN— SUDUT PANDANG KARYAWAN Ditinjau
dari sudut pandang karyawan, pemberdayaan karyawan merupakan proses untuk meningkatkan keandalan dirinya agar dipercaya oleh manajer di dalam merencanakan dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
18
EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET
Perwujudan pemberdayaan karyawan menyangkut dua pihak: – manajer yang bertanggung jawab untuk menjadikan karyawan berdaya, dalam arti karyawan dapat dipercaya dan diandalkan oleh manajer untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang sebelumnya dilaksanakan oleh manajer, dan – karyawan yang bertanggung jawab untuk menjadikan dirinya berdaya, dalam arti dapat menumbuhkan kepercayaan di dalam diri manajer bahwa ia dapat dipercaya untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang sebelumnya tidak pernah dilakukannya.
19
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET Employee
empowerment dari perspektif
manajer Employee empowerment dari perspektif karyawan
20
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-5
EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET—MANAGER PERSPECTIVE
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
EMPLOYEE EMPOWEMENT—MANAGER PERSPECTIVE
Tampak Luar Pe nge tahuan M anaje me n KEYAK INAN DASAR (1 ) k aryawan adalah manusia, (2) orang pada da sarnya adalah baik, (3) Employee birokrasi me mbunuh inisiatif, (4) tugas Empowerement manaje r adalah me nye diakan Mindset pe la tihan, te knologi, dan dukungan bagi karyawan NILAI DASAR (1) Ke jujuran dan (2) ke re ndahan hati Paradigma Pe mbe rdayaan Karya wan
21
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
KEYAKINAN DASAR MANAJER Karyawan
adalah manusia Orang pada dasarnya adalah baik Birokrasi menghambat inisiatif Tugas manager adalah menyediakan pelatihan, teknologi memadai, dan dukungan bagi karyawan
22
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Karyawan adalah manusia
23
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
24
KARYAWAN ADALAH MANUSIA Manajer mengelola berbagai sumber daya: uang, sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya modal. Di antara berbagai sumber daya tersebut, hanya karyawan yang merupakan sumber daya manusia. Jika tidak secara eksplisit ditanamkan dalam diri manajer bahwa karyawan adalah sumber daya manusia, manajer akan mempunyai kecenderungan untuk memperlakukan karyawannya sebagaimana yang dilakukan terhadap sumber daya lain.
25
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
KARYAWAN ADALAH SUMBER DAYA YANG DAPAT MENJADIKAN ORGANISASI DISTINCT Human
resource is the most valuable
assets Sumber daya manusia adalah satu-satunya sumber daya yang memiliki potensi untuk tumbuh dan belajar
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Orang pada dasarnya adalah baik
26
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
ORANG PADA DASARNYA ADALAH BAIK Inti
pemberdayaan karyawan adalah keyakinan bahwa orang pada dasarnya baik. Meskipun kadang-kadang orang gagal, dan kadang-kadang orang melakukan kesalahan, namun tujuan orang adalah menuju kebaikan. Sebagai manusia yang berakal sehat dan makhluk yang berpikir, orang memiliki kecenderungan alami untuk berhasil dalam pekerjaannya.
27
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
28
ORANG PADA DASARNYA ADALAH BAIK Dalam manajemen tradisional, manajer mengajukan pertanyaan ―Apa yang saya lakukan untuk memotivasi karyawanku?‖ Dalam manajemen modern, manajer mengajukan pertanyaan: ―Apa yang perlu saya lakukan, dan apa yang perlu dilakukan oleh organisasi, untuk menghilangkan penyebab tidak adanya minat karyawan dalam mencapai kinerja unggul, atau untuk menghilangkan penyebab gangguan terhadap usaha mereka dalam mencapai kinerja unggul?‖
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Birokrasi menghambat inisiatif
29
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
30
BIROKRASI MENGHAMBAT INISIATIF
Hirarkhi organisasi yang tinggi menguatkan pesan kepada karyawan bahwa kontribusi yang lebih besar dalam mewujudkan visi organisasi hanya diharapkan dari orang-orang yang menduduki jenjang organisasi atas. Satu aspek organisasi yang paling merusak pemberdayaan adalah berjenjangnya tingkat manajerial. Setiap tingkat manajerial diharuskan me-review, memantau, dan menyetujui pekerjaan tingkat manajerial di bawahnya. Tingkat manajerial menengah sekarang ini menarik perhatian karena memberikan kontribusi lebih rendah dalam menghasilkan nilai bagi customer dibandingkan dengan karyawan yang berada di garis depan, namun menelan biaya yang lebih besar. Organisasi dibangun berdasarkan anggapan bahwa karyawan yang berada dalam tingkat lebih rendah (dan secara khusus: pekerjaannya) harus diawasi dan diverifikasi secara cermat untuk meyakinkan kualitas dan untuk menghindari kesalahan.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
31
Tugas manager adalah menyediakan pelatihan, teknologi memadai, dan dukungan bagi karyawan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
PERAN BARU MANAJER DAN KARYAWAN Manajer dan karyawan harus belajar peran baru dalam organisasi yang menerapkan pemberdayaan karyawan. Manajer yang semula melakukan pemantauan, review, persetujuan, dan pembuatan keputusan, harus mengajarkan pekerjaan tersebut kepada karyawan agar karyawan dapat melakukan pekerjaan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab manajer. Karyawan, di lain pihak, harus belajar untuk menerima tanggung jawab baru, yang sebelumnya diserahkan kepada manajer atasannya, untuk mendapatkan penyelesaian.
32
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
33
TANGGUNG JAWAB MANAJER DALAM PEMBERDAYAAN KARYAWAN Manajer harus melihat karyawan sebagai ―satu ikat (bundle) kesempatan yang harus dikembangkan dan diperluas untuk tujuan pemberian layanan kepada customers.” Manajer bertanggung jawab untuk menyediakan teknologi memadai dan pelatihan bagi karyawan untuk memungkinkan mereka mengerjakan apa yang dapat mereka kerjakan. Di samping itu, manajer harus memberikan dukungan selama proses perubahan karyawan dalam memikul tanggung jawab baru ini. Jika manajer tidak memiliki kesediaan untuk menerima kesalahan dan kegagalan, karyawan akan cenderung kembali ke cara kerja lama yang telah dikenal sebelumnya.
34
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
CORE VALUES MANAJER Kejujuran
Kerendahan
hati
35
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Kejujuran
36
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
KEJUJURAN Manajer harus mengatakan yang sebenarnya kepada karyawan, dan sebaliknya manajer juga harus memberikan kesempatan sama kepada karyawan untuk mengatakan yang sebenarnya kepada manajer. Manajer harus memberikan informasi yang dimilikinya kepada karyawan untuk memungkinkan karyawan mengambil keputusan secara efektif. Pemberdayaan pada dasarnya merupakan ―pengintegrasian antara pemikiran dan pelaksanaan.‖
37
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Kerendahan hati
38
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
KERENDAHAN HATI Pemberdayaan karyawan berarti pemberian tanggung jawab lebih besar kepada karyawan untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, dapat terjadi inisiatif karyawan jauh lebih baik dibandingkan yang dilakukan oleh manajer. Kerendahan hati untuk mengakui kinerja karyawan harus merupakan suatu nilai yang dijunjung tinggi oleh manajer, jika pemberdayaan karyawan dikehendaki berhasil dalam suatu organisasi. Tugas manajer adalah membuat karyawan yang berada di bawah wewenangnya menjadi terkenal karena kinerjanya. Tugas ini hanya dapat dilakukan oleh manajer yang memiliki kerendahan hati.
39
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-6
EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET—EMPLOYEE PERSPECTIVE
40
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
EMPLOYEE EMPOWERMENT—EMPLOYEE PERSPECTIVE
Tampak Luar Pe nge tahuan M anaje me n
KEYAK INAN DASAR: (1 ) pe mbe rdayaan didasark an pada ke pe rcaya an manaje r atas kar yawan, (2) ke pe r cayaan didasarkan atas kompe te nsi dan karakte r. NILAI DASAR: (1 ) ke jujuran, (2) ke be ranian, (3) inte gritas, (4) me ntal be rlimpah, dan(5) ke sabaran. Paradigma Pe mbe rdaya an Karyawa n
Employee Empowerment Mindset
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
KEYAKINAN DASAR KARYAWAN Kepercayaan
dalam diri manajer (trust-based relationship) Kompetensi dan karakter
41
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
KEPERCAYAAN DALAM DIRI MANAJER Pemberdayaan karyawan hanya akan terwujud jika karyawan dapat dipercaya oleh manajer. Oleh karena itu, karyawan perlu menanamkan keyakinan dalam dirinya bahwa ia dapat merencanakan, mengimplementasikan rencana, dan mengendalikan implementasi rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau tanggung jawab kelompoknya jika manajer mempercayai (trust) karyawan.
42
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
43
KOMPETENSI DAN KARAKTER Pembangunan kepercayaan bukan sesuatu yang mudah dilaksanakan, jika karyawan memandang bahwa manajer akan memberikan wewenang untuk pengambilan keputusan kepada karyawan karena pengambilan keputusan merupakan hak karyawan. Hak untuk pengambilan keputusan hanya dapat diperoleh karyawan melalui pembuktian kompetensi karyawan di dalam pengambilan keputusan. Tanpa keyakinan bahwa kepercayaan dari manajerlah yang menjadikan pemberdayaan karyawan terwujud, karyawan tidak akan bersemangat untuk meningkatkan kompetensi dan membangun karakter untuk mendapatkan hak pengambilan keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
44
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
CORE VALUES KARYAWAN Kejujuran Keberanian Integritas Mental
berlimpah Kesabaran
45
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
MENTAL BERLIMPAH Mental berlimpah (abundant mentality) adalah kemampuan jiwa seseorang dalam menerima keberhasilan, kelebihan, keberuntungan, penghargaan yang diperoleh orang lain. Mental berlimpah sangat diperlukan, karena karyawan bekerja dalam tim kerja (teamwork), yang bersama dengan karyawan lain bahu-membahu memenuhi kebutuhan customer. Perwujudan nilai mental berlimpah antara lain: (1) ringan hati untuk memberikan selamat atas keberhasilan rekan sekerja, (2) menghindarkan diri dari sikap merendahkan prestasi kerja rekan sekerja, (3) membiasakan diri melihat “the bright side of everyone and everything.”
46
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-7
PERWUJUDAN EMPLOYEE EMPOWERMENT
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
PERWUJUDAN EMPLOYEE EMPOWERMENT MINDSET
Organisasi masa depan – – – – – –
Organisasi semakin datar Organisasi sebagai destabilizer De-jobbed organization Virtuality Control through vision and values Kunci keberhasilan organisasi: speed, flexibility, integration, and innovation
Pengelolaan knowledge workers – Subsidiarity dan peran manajer – Wewenang – Leadership from everybody
47
48
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-8
BEDA ANTARA EMPLOYEE EMPOWERMENT DENGAN PENDELEGASIAN WEWENANG
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
FROM DELEGATION OF AUTHORITY TO EMPLOYEE EMPOWERMENT Terdapat
49
perbedaan mendasar antara konsep delegasi wewenang dengan pemberdayaan karyawan Terdapat perbedaan besar kultur yang dihasilkan oleh delegasi wewenang dengan kultur yang dihasilkan oleh pemberdayaan karyawan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
PERBEDAAN KONSEP DELEGASI WEWENANG
Delegasi wewenang adalah pemberian wewenang kepada manajer yang lebih rendah untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan otorisasi secara eksplisit dari manajer pemberi wewenang pada waktu wewenang tersebut dilaksanakan
PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Pemberdayaan karyawan adalah pemberian wewenang kepada karyawan untuk merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa otorisasi secara eksplisit dari manajer di atasnya.
50
51
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
PERBEDAAN KULTUR DELEGASI WEWENANG
Position-based relationship
Karyawan yang patuh, tidak berinisiatif, dan tidak kreatif
Berangkat dari “what has been”
PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Trust-based relationship
Karyawan yang berinisiatif, kreatif, dan bersemangat untuk mengeksplorasi peluang
Berangkat dari “what can be”
52
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
Butir Penting Ke-9
CLOSING REMARK
53
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada
CLOSING REMARKS What does make a business distinct and what is its peculiar resource is its ability to use knowledge of all kinds—from scientific and technical knowledge to social, economic, and managerial knowledge.
It is only in respect to knowledge that a business can be distinct, can therefore produce something that has a value in the market place. (Peter F. Drucker)