1 SAKTI ADJI ADISASMITA - Jaringan Transportasi Teori Dan Analisis PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

@"nAHATLMU



Jaringan Transportasi t



. 9:



li ;



-.-aBri-



t:r * tr:"r;. k4



ll



,T-S'IAKAAN TRSIPAN



\\\}\ TIMUR .068 \K ,4



;



M"nAHAILMU



Jaringan Transportasi Teori dan Analisis



Sakti Adji Adisasmita



I fARTNCAN TRANSPORTAST Teori dan Analisis



Oleh :



SaktiAdjiAdisasmita



IMMPilGI]ITIR



Edisi Pertama



Cetakan Pertama, 2011 Hak Cipta O 201 1 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.



ertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan rahmat-Nya-



GRAHA ILMU Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283



Tefp. : Fax. : E-mail :



lah, sehingga buku kami yang berjudul "faringan Transpor' tasi: Teori dan Analisis" berhasil diselesaikan dengan baik.



0274-889836;O274-889398 0274-889057 [email protected]



1



Adisasmita, Sakti Adji



i I



JARINGAN TRANSPORTASI,.



Sasmita



Teori dan Anafisis/Sakti



-Edj-si Pertama - Yogyakarta; Graha I1mu, xlv + 206 hlm, 1 Ji1. : 23 cm.



2011



ISBN: 9'lB-919-156-115-O



1.



Manalemen



2. Transportasi



f"";#;;i*_":Y:: :- :f i 1:;" t "'i i. i



,..



h'



'



,,1



i



,.,/. ''| t/ 'l t



,Iuduf



l



Adj



i



Selanjutnya, dimaklumi bahwa kegiatan transpoftasi itu mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial budaya dan politik, dalam menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, dalam mendukung mobilitas penduduk, barang dan jasa, serta dalam menun.iang pengembangan wilayah. Untuk itu diperlukan tersedianya prasarana transportasi (jalan) dan sarana transportasi (kendaraan). Berbagai prasarana jalan membentuk suatu jaringan jalan. Tersedianya jaringan jalan harus diarahkan agar mampu melayani mobilitas penduduk, barang dan jasa serta pengembangan wilayah secara efektif dan efisien serta merata ke seluruh wilayah di tanah air. Dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan di atas, maka perlu dilakukan perencanaan, penataan dan pembangunan jaringan prasarana transportasi yang memadai dan akomodatif (mampu me-



Jaringan Transportasi: Teori don Anolisis



layani kebutuhan/permintaan jasa transportasi ke seluruh wilayah), yang dinamis dan antisipatif (berorientasi pada pembangunan jangka panjang secara berkelanjutan), serta secara efektif dan efisien (dalam bentuk investasi yang cukup berkapasitas, tidak berlebihan dan tidak men galam



i pem borosan/keborosan).



Para perencana pembangunan jaringan transportasi yang cerdas



Kolo Pengonlot



Akhirnya, kt:patla khalayak pembaca yang tertarik memiliki buku ini, diberikan apresiasi yang tinggi dan diucapkan terima kasih.



Makassar, 10 Mei 20'l



1



Penu lis



harus memiliki wawasan pembangunan yang luas mengenai peranan



dan fungsi transportasi dalam mendukung pembangunan dalam arti luas, serta memiliki landasan teoretik dan analisis akademik yang tajam dalam pembangunan jaringan transportasi dalam konteks mewujudkan sistem transportasi nasional yang berkemampuan menghadapi berbagai tantangan, peluang dan kendala sehubungan dengan adanya



perubahan lingkungan yang dinamis, seperti otonomi daerah, globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (lptek), dan kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup. Sebagai seorang dosen yang ditugasi mengasuh mata kuliah Teori dan Analisis Jaringan Transportasi pada Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Kami merasa tertarik dan terpanggil untuk menulis buku. Buku ini menyajikan berbagai materi bahasan yang terkait erat



dengan perencanaan pembangunan jaringan transportasi untuk memenuhi kebutuhan jasa transportasi) yang cenderung memperlihatkan peningkatan yang semakin luas, meskipun dimaklumi bahwa materi dalam buku ini tidak lengkap, tetapi dapat dianggap sudah mampu menampilkan berbagai aspek permasalahan yang dihadapi, untuk melakukan analisis teoretikal dan perencanaan jaringan transportasi dalam rangka mendukung perwujudan sistem transportasi nasional yang komprehensif, terpadu dan terkonsolidasi. Dalam kesempatan ini tidak lupa kami sampaikan penghargaan yang tulus kepadaistri tercinta Dra. Pancawati Walinono dan anakanak tersyang berturut-turut: Andi Aishanathasa, Andi Ahmadislam, dan Andi Muhammadramadhan, yang telah memberi semangat dan menginspirasi kami untuk menulis buku ini.



lr. Sakti Adji Adisasmita, M.Si., M.Eng.Sc., Ph.D.



IIIffARISI



PENCANTAR DAFTAR lsl BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang KATA



1.2 1.3 BAB



2



2.2 BAB



3



ix 1 1



Pentingnya Perencanaan Jaringan Transportasi dalam Mewujudkan Sistem Transportasi Nasional yang Efektif dan Output yang



Efisien Diharapkan



FUNGSI TRANSPORTASI DALAM



2.1



V



4



PEMBANCUNAN



7



Transportasi Merupakan Derived Demand dan



Menciptakan Cuna Tempat dan Cuna Waktu Transportasi Berfungsi Sebagai Penunjang dan



Pendorong



SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL



Belakang 3.2 Maksud dan Tujuan 3.3 Pengertian 3.4 Konsepsi 3.'l



3



Latar



7



10



(SISTRANAS)



13 1



3



14 14 15



Joringan Transportosi: Teori dan Anolisis



3.5 TataranTransportasi 3.6 Jaringan Transportasi BAB



4



KEBUAKAN Dr SEKTOR TRANSPORTAST



Doftar lsi



8.2



17 1B



31



BAB



5



4.2 4.3 Kebijakan dan Kegiatan Operasional Transportasi 4.4 Pemerintah Sebagai Regulator



33 34



PERENCANAAN PEMBANGUNAN



39



5.1 PerlunyaPerencanaan Pembangunan 5.2 Pengertian dan Fungsi Perencanaan 5.3 Tujuan Pembangunan 5.4 Pentingnya Koordinasi 5.5 Tahap-tahap Dalam Proses Perencanaan 5.6 Jangka Waktu Rencana 5.7 Konflik dan Permasalahan dalam perencanaan 5.8 BAB



6



BAB



7 B



TRANSPORTASI 71 9.1 Perencanaan Transpoftasi 71 9.2 Sistem Tata Cuna Lahan dan Transportasi 76 9.3 Model Perencanaan Transportasi Empat Tahap 7E 9.4 Pemilihan Moda Transportasi dan Rute 81 9.5 Prasarana Transportasi Merupakan Leading Sector 84



BAB



POLA IARINGAN PELAYANAN ANGKI.,ITAN UMUM DI PERKOTAAN/METROPOLITAN



37



39 41



1O



42 42 43 43



Pembangunan



43



DimensiTata Ruang Harus Diperhitungkan dalam Perencanaan Pembangunan



4B



WITAYAH



51



6.1 lnterdependensi dan lnteraksi AntarWilayah 6.2 Struktur Hirarki dan Hubungan Fungsional



51



AntarPusat dan Kota Jaringan Transportasi dan Pola Transportasi



55



KONSOLIDASI I-ALU LINTAS



57



7.1 7.2



57



Metoda Konsolidasi FungsiTerminal



60



TATA GUNA LAHAN DALAM PERENCANAAN TRANSPORTASI



8.1



Kebijakan Tata Ruang Sangat Erat Kaitannya dengan Kebijakan Transportasi



63 63



PERENCANAAN



10.1 Konsep Struktur Kota 10.2 Teori Wilayah Konsentris



B8



89



10"4 Pendekatan Multiple Nuclea 'l 0.5 Permukiman Bintang Sakti ffhe Calaxy of Sattlement) 10.6 Fola Bintang Perkotaan (The Urban Star) dan Cincin (Ihe Ring) 10.7 Kaitan Bentuk Metropolitan dan Sasaran



Pengaturannya TRANSPORTASI PERKOT'AAN 11.1 Tata Kota dan Assesibilitas 11.2 Beberapa Masalah Lalu l-intas di Daerah 11.3 Manajernen Lalu Lintas 1 1.4 Pengembangan Poia Trayek



&7



87



"10.3 Teori Sektor Radial



BAB 11 53



66 67 69



Komponen Sistem Wilayah Perkotaan Konsep dan Definisi



BAB 9



POLA TRANSPORTASI DATAM PENGEMBANGAN



6.3 BAB



31



Tata Guna Lahan Menentukan Pergerakan dan Aktivitas



8.3 8.4



4."1 Tujuan



Kebijakan Menurut Unsur-unsur Transportasi Kebijakan Nasional Transportasi



xl



90 91



92



93



99 gg



Urban 101



PERKOTAAN 12.1 Revolusi Transpor dan Kelancaran Laiu Lintas



BAB 12 KONCESTI LAI-U I-INTAS



'12.2 Penyediaan Sarana Angkutan dalam Jumlah yang Cukup 12.3 Perencanaan Angkutan Umum



1O2



104 1O7



107 108 110



Jaringan Transportosi: Teori don Anolisis



BAB



13 IARINGAN



Doltar lsi



16.7 Solusi Ketiga 16.8 Solusi Keempat 16.9 Bagan Alir Terminal Umum Penumpang



TRANSPORTAST DATAM STSTEM KOTA



DAN TATARAN TRANSPORTASI 13.1 Jaringan Rute Utarna (Trunk Route) dan



113



Rute Pengumpan (Feeder Ror.rte) 13.2 Jaringan Pelayanan Angkutan Urnurn dalam Sistem Kota



113



dan Barang BAB



115



13.3 Sistern Jaringan Transportasi dalam Tataran Transportasi BAB



BAB



14



15



119



14.1 Berbagai Elemen Jaringan 14.2 Elemen Jaringan 14.3 Analisa Jaringan



120



KARAKTERTSTTK



119 122



125



15.1 Efisiensi Pergerakan Dalam Jaringan Transportasi 15.2 laringan Jalan 15.3 Hirarki Pergerakan dan Komponennya 15.4 Hubungan Fungsi Klasifikasi Jalan 15.5 Keperluan dan Pengaturan Akses 15.6 Karakteristik Pergerakan di Setiap Kelas Jalan 15.7 Karakteristik Kelas Jalan 15.8 Sistem Jaringan Jalan di lndonesia 15.9 Klasifikasi Berdasarkan Fungsi Jalan



't25



126 126 128 130 132 132 'r35



0 Klasifikasi Berdasarkan Kewenangan pembinaan



140



5.1



135



16 ANALISIS



PERSIMPANGAN IALAN DAN TEORI GRAPH



16.1 Kemacetan Lalulintas 16.2 Teori Craph 16.3 Craph lnterval 16.4 Pembahasan 16.5 Solusi Pertama 16.6 Solusi Kedua



143 143 144 146 't47 't48 149



17



152



PENCELOLAAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM



157



17.1 Pengertian Terminal 17.2 Fungsi Terminal 1 7.3 Pengelolaan Terminal 17.4 Perencanaan Terminal i 7.5 Strategi Pengembangan 17.6 Teknik Anaiisis



157 161 161



r63 166 r68 173



18.1 Pengertian Parkir '18.2 Pengendalian Parkir 18.3 Karakteristik Parkir '18.4 Pola Parkir 18.5 Strategi Manajemen Parkir BAB



150



153



BAB 18 MANA'EMEN PARKIR



DAN KLAS|FtKAST fARtNGAN



TRANSPORTASI



1



BAB



116



ELEMEN DAN ANALISIS IARINGAN TRASNPORTASI



xn,



19 ARAH PERWUIUDAN IARINCAN



173 175



176 177 182



PRASARANA



TRANSPORTASI



189



19.1 Fungsi Tataran Transportasi



189



'19.2 Arah Perwujudan Jaringan Prasarana



190



PENUTUP



197



DAFTAR PUSTAKA



201 20s



TENTANG PENULIS



PT]IIIAHUI.UffI



1.',



Latar Belakang ransportasi merupakan kegiatan memindahkan atau meng-



angkut muatan (barang dan manusia) dari suatu tempat ke tempat lain, dari suatu tempat asal (origin) ke tempat tujuan(destination). Kegiatan transportasi dibutuhkan manusia sejak zaman dahulu sampai sekarang untuk memenuhi kebutuhan manusia, untuk melakukan perjalanan dari rumah ke sawah ladang untuk bercocok tanam, untuk mengolah lahannya; perjalanan petani menuju ke pasar di desanya untuk menjual hasil produksinya. Perjalanan manusia ke berbagai tempat tujuan, seperti ke kantor untuk bekerja setiap hari, ke rumah sakit untuk berobat, ke toko dan pusat perbelanjaan untuk membeli barang-barang kebutuhan hidup sehari-harinya, perjalanan yang dilakukan para pekerja ke lokasi proyek pembangunan, perjalanan nelayan ke laut, perjalanan pengusaha menggunakan pesawat udara ke kota pusat perdagangan untuk melakukan perjanjian bisnis, perjalanan sepasukan polisi untuk menumpas kerusuhan di tempat kejadian perkara (TKP), perjalanan liburan yang dilakukan rnurid-murid sekolah ke obyek-obyek wisata, dan masih banyak lagi jenis perjalanan yang dilakukan manusia, apakah untuk kepentingan kedi-



Jaringon Tronsportasi: Teori don Analisis



nasan, urusan keluarga, rekreasi, yang dilakukan oleh perorangan atau



kelompok orang (rombongan), menggunakan satu atau lebih moda transportasi (darat, Iaut dan udara), yang menempuh perjalanan jarak dekat atau jarak jauh, pada suatu permukaan daratan atau melintasi lautan dan udara. Kegiatan transpoftasi tidak dapat dielakkan atau tidak dapat di-



lepaskan dari kehidupan manusia, selalu melekat dengan kegiatan perekonomian dan pembangunan. Kegiatan transportasi barang dan manusia diangkut dengan menggunakan sarana (moda) transportasi (kendaraan) yang dilakukan di atas prasarana transportasi (jalan) yang bermula dari suatu terminal menuju ke terminal lainnya. Terminal transportasi merupakan simpul alih muat transportasi, yang mempunyai peran penting dalam keterpaduan dan kesinambungan pelayanan angkutan. Jadi terdapat unsur-unsur transportasi (basic elements) yaitu kendaraan (the vehicle), jalan (the way), terminal (the terminal) dan adanya muatan (the cargo and passenger). Unsur dasar yang pertama adalah "jalan" yang merupakan prasarana untuk melayani kegiatan transportasi yang dilakukan oleh sarana transportasi (kendaraan) yang disediakan menghubungkan suatu tempat (simpul) asal perjalanan menuju ke tempat-tempat (simpul-simpul)



tujuan. Simpul transportasi adalah salah satu tempat yang berfungsi untuk kegiatan menaikkan dan/atau menurunkan penumpang, membongkar dan/atau memuat barang, mengatur per.ialanan sefta merupakan tempat perpindahan intra moda dan antarmoda. Berbagai jalan (untuk jalur transportasi darat dan laut disebut trayek, sedangkan untuk jalur transportasi udara adalah rute) tersedia menurut berbagai arah perjalanan, yang secara keseluruhan membentuk suatu jaringan transportasi. Jaringan transportasi meliputi jaringan prasarana dan jaringan pelayanan. Kegiatan transportas



i yang d selenggarakan i



melal



u



i/menggu na-



kan jaringan transportasi harus dikelola secara efektif dan efisien agar kegiatan transportasi tersebut dapat memberikan pelayanan transpor-



Pendohuluan



3



(selamat) dan nyaman' tasi secara berkapasitas cukup, lancar, aman oleh karena itu harus dilakukan perencanaan secara optimal'



Perencanaanjaringantransportasiterkaitdenganbanyakaspek' muatan antara lain konfigurasi (susunan) simpul-simpul bangkitan dansimpul-simpultuiuanperialanan,permintaanjasatransportasi



padamasing-masingtrayekdanrutetransportasi,tataruanglalu lintas transportasi, faktor-faktor internal dan eksternal, kecenderungan



dinamis, dan lainnYa. jaringan transMengingat penting dan strategisnya keberadaan interportasi dalam memenuhi kebutuhan angkutan menggunakan penduduk, moda/multimoda transportasi untuk mendukung mobilitas



barangdanjasasecaraefektifdanefisien,yangcenderungmakinme. jaringan transportasi diningkat, maka teori dan analisis perencanaan anggappentinguntukdipelalarisebagaisuatukajiantersendiri.



1.2 Pentingnya Perencanaan Jaringan



Transportasi dalam Mewujudkan Sistem Transportasi Nasionat yang Efektif dan Efisien Jaringantransportasiterdiridarijaringanprasaranadanjaringan



pelayanan. jaringan prasarana transportasi terdiri dari simpul-simpul jaringan transportasi dan ruang lalu lintas transportasi. Keterpaduan menduprasarana dan moda-moda transportasi dimaksudkan untuk



kungpenyelenggaraantransportasiantarmoda/multimodadalampetransnyediaan pelayanan angkutan yang berkesinambungan' Simpul yang portasi merupakan media alih muat yang mempunyai peran sangatpentingdalammewujudkanketerpaduandankesinambungan pel,y,nanangkutan.Jaringanpelayanantransportasiantarmoda/mul. timoda meliputi pelayanan angkutan penumpang dan/atau barang' Jaringanprasaranatransportasiterdiridarisimpul.simpulyang baberwujud terminal transportasi (terminal penumpang dan terminal jalan yang ditentukan rang) dan ruang lalu lintas yang berupa ruas



O



JoringonTransportasl: Teorl don Anollsls



hirarkinya menurut peranannya. sistem jaringan transportasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai fasilitas bagi terselenggaranya kegiatan transportasi dan pembangunan. peranan penting jaringan transportasi adalah untuk: (l) mewujudkan sistem transportasi



yang efektif dan efisien, (2) menggairahkan dinamika pembangunan dan mendukung mobilitas penduduk dan barang, dan (3) menunjang pemenuhan kehidupan ekonomi, sosial budaya dan politik. sistem jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi yang ada sekarang perlu terus ditata, direncanakan dan disempurnakan pengelolaannya dengan menggunakan sumberdaya manusia yang berkualitas, sehingga terwujud keandalan pelayanan dan keterpaduan antardan intra moda transportasi dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat serta kebutuhan jasa distribusi (jasa perdagangan dan jasa transportasi) yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang berkapasitas.



Teori dan analisis jaringan transportasi meliputi banyak aspek bahasan yang menjadi landasan dasarnya, yaitu (1) fungsi transportasi dalam pembangunan, (2) sistem transportasi nasional (SISTRANAS), (3) kebijakan di sektor transportasi, (4) perencanaan pembangunan, (5) pola transportasi dalam pengembangan wilayah, (6) konsolidasi lalu lintas untuk selanjutnya masuk ke dalam bahasan utamanya yaitu (a) tata guna lahan dalam perencanaan transportasi, (b) perencanaan transportasi, (c) pola jaringan pelayanan angkutan umum di perkotaanl metropolitan, (d) elemen dan analisis jaringan transportasi, (e) karakteristik dan klasifikasi jaringan transportasi, (0 analisis persimpangan jalan dan teori graph, (g) pengelolaan terminal angkutan umum dan parkir, dan (h) arah perwujudan jaringan prasarana transportasi.



1.3 Output yang Diharapkan setelah mempelajari berbagai materi bahasan yang disajikan dalam buku ini, diharapkan para mahasiswa/kharayak pembaca memiliki kemampuan untuk:



Pendohuluon



1. 2. 3.



Menjelaskan (a) fungsi transportasi dalam pembangunan, (b) sistern transportasi nasional, (c) kebijakan di sektor transportasi. Berdiskusi tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan (a) perencanaan pembangunan dan (b) pola transportasi dalam pengembangan wilayah. Membahas pentingnya (a) konsolidasi lalu lintas, (b) tata guna lahan dalam perencanaan transportasi, dan (c) perencanaan transportasi.



4. 5. 6.



Menganalisis berbagai pola jaringan pelayanan angkutan umum di perkotaan/metropolitan serta berbagai masalah transportasi perkotaan. Melakukan pembahasan tentang (a) elemen karakteristik, klasifikasi jaringan jalan, (b) analisis persimpangan jalan dan teori graph, (c) pengelolaan terminal angkutan umum dan parkir. Bertukar pikiran mengenai bagaimana arah perwujudan jaringan prasarana transportasi pada masa depan.



Penguasaan berbagai materi bahasan



di



atas akan menambah



wawasan dan mempertajam kemampuan analisis .iaringan transportasi dalam konteks pembangunan nasional. Pada umumnya dan pembangunan transportasi pada khususnya. -oo0oo-



ffiflx



ilGst TRRil$P0 Rr[Sl llfl.Alul PEMBIilGU]IAII



2.1 Transportasi Merupakan Derived Demand dan Menciptakan Guna Tempat dan Guna Waktu me(per-



pen-



didikan, kesehatan, pariwisata dan lainnya) karena sektor-sektor lain tersebut membutuhkan jasa transportasi untuk mengangkut barang (bahan baku dan hasil produksi) dan manusia (petani, pedagang, karyawan, guru, murid, dokter, wisatawan dan lainnya) dari tempat asal ke tempat tujuan. Adanya permintaan jasa transportasi dari sektorsektor lain menyebabkan timbulnya penyediaan jasa transportasi, atau dapat dikatakan bahwa penyediaan jasa transportasi itu berasal dari atau diturunkan dari permintaan sektor-sektor lain, yang berarti diderivasi dari sektor-sektor lain, maka permintaan jasa transportasi itu dapat disebut sebagai permintaan yang diderivasikan alau derived demand. Jadi kapasitas transportasi harus disediakan secara seimbang dengan permintaan I agar mampu melayani pengembangan kegiatan sektor lain. Penyediaan kapasitas transportasi harus berorientasi kepada kebutuhan masa depan (dinamis dan antisipati0.



Jaringon Transportosi: Teorl dan Anolisis



Fungsi transportasi adalah memindahkan atau mengangkut muatan (barang dan manusia) dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan. Dengan berpindahnya barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan itu umumnya memberikan manfaat atau kegunaan yang lebih besar. Contoh, beras di daerah pedesaan harganya murah karena yang membutuhkan jumlahnya sedikit, hampir seluruh penduduk pedesaan adalah petani, tetapi setelah beras dikirim ke pasar-pasar perkotaan, harganya menjadi lebih rnahal, kegunaannya lebih besar. Pedagang dari ibukota provinsi pergi ke ibukota negara menggunakan jasa penerbangan untuk merakukan perundingan dan perjanjian bisnis dalam nilai dagang yang besar jumlahnya. Perjalanan bisnis tersebut memberikan kegunaan yang besar kepada pebisnis tersebut. Perpindahan barang dan perjalanan pebisnis yang dikemukakan di atas jelas memberikan tambahan kegunaan, maka dapat dikatakan bahwa transportasi itu menciptakan atau menambah guna tempat (place utility). Teknologi transportasi berhasil membuat sarana transportasi yang berkecepatan tinggi, sehingga dapat melayani perjalanan dalarn waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki. Lebih cepat sampainya di tempat tujuan menyebabkan kondisi dan kr-ralitas barang dagangan daram keadaan tetap segar, sehingga harganya tetap tinggi. perjalanan pebisnis sampai di tempat tujuan lebih cepat berarti tidak terlambat dalam melakukan perjanjian dagang. Dalam hubungan ini, transportasi telah menciptakan atau menambah kegunaan waktu atau time utility. Teknologi transportasi telah berlangsung sejak lama, keberhasilannya ditunjukkan dalam bentuk (1) peningkatan kecepatan (faster speedl dan (2) perbesaran kapasitas angkut (bigger capacity). Dengan keberhasilan teknologi transportasi yang semakin maju, berarti pula kegunaan tempat dan kegunaan waktu yang diciptakan oleh jasa tlansportasi menjadi semakin besar pula.



h; EsCe.:, .l -.-



Pr*g,iire i



Fungsl Tronsportosl dolom l'eniltongunan



Dengan .iasa transportasi yang semakin berkualitas (berkecepatan tinggi) dan berkapasitas (berdaya angkut lebih besar), maka hambatan ruang dan waktu dalam transportasi global dapat di atasi, dengan transportasi modern dapat dijangkau seluruh negara di dunia, seluruh daerah dalam negara. Transportation merupakan salah satu unsur revolusi modern, di samping Trade (perdagangan) dan Telecommunication (telekomunikasi). Perdagangan telah berkembang maju memasuki Era Clobalisasi, di mana pada tahun 2015 akan diterapkan persaingan murni, segala pungutan pajak impor dihapuskan, menuju kepada perdagangan internasional berbasis efisiensi dan produktivitas. Persaingan dalam perdagangan global akan semakin ketat. Untuk melayani perkembangan dan kemajuan di bidang perdagangan global



diperlukan fasilitas pendukung yang seiring dan mampu melayaninya, yaitu sektor transportasi dan sektor telekomunikasi. Sektor transportasi harus mampu melayani pengangkutan barang-barang antarnegara yang tersebar di dunia dalam jumlah besar, yang diangkut secara efektif dan efisien, dalam waktu perjalanan yang lebih cepat, dengan biaya yang rendah dan memenuhi persyaratan keselamatan. Fasilitas pendukung yang modern lainnya adalah sektor telekomunikasi, yang mampu melayani penyediaan berbagai data yang diperlukan secara lengkap, secara rinci, dan secara cepat serta akurat. Perkembangan kemajuan sektor produksi dan distribusi sangat pesat. Sektor produksi meliputi pembuatan barang-barang konsumsi dan barang-barang investasi. Pembuatan barang-barang konsumsi mengarah kepada diciptakannya barang-barang instan. Siap saji dan setengah siap saji. Pembuatan barang-barang investasi menjadi makin modern dan canggih sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang makin pesat. Perkembangan jasa distribusi (meliputi jasa perdagangan dan jasa pengangkutan) memperlihatkan pula kemajuan yang pesat. Dalam kegiatan perdagangan telah digunakan sarana komunikasi yang modern, dalam kegiatan transportasi telah digunakan pula sarana transportasi yang modern. Dalam sektor telekomunikasi telah



Joringon Tronsportosi: Teori don Analisis



diciptakan sarana komunikasi dan informasi dalam bentuk yang lebih kecil tetapi berkapasitas sangat besar dan berpenampilan modern. Uraian yang dikemukakan di atas merupakan bukti yang nyata, bahwa sektor transportasi memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan manusia, dalam perkembangan ekonomi dunia dan dalam pembangunan (regional, nasional dan internasional).



2.2 Transportasi Berfungsi Sebagai penunjang dan



fttttgsi It uttsltttt tosi ttttkurt l'ttttlxuttlutttut



'2.



Transportasi sebagai servicing sector, yaitu memberikan pelayanan jasa transportasi kepada kegiatan sektor-sektor lain itu yang dilakukan secara efektif dan efisien. Pelayanan efektif dan efisien itu dinyatakan dalam berbagai manfaat atau dalam bentuk dampak positif yang dirasakan oleh daerah yang dilayani. Misalnya, pembangunan jalan baru atau peningkatan kapasitas jalan memberikan manfaat kepada daerah yang dihubungkan, yaitu antara daerah pertanian dengan daerah perkotaan. Beberapa manfaat dapat disebutkan, yaitu (M.N. Nasution, 1996):



1.



Angkutan barang-barang (sarana produksi, seperti pupuk, obatobatan anti hama, bibit unggul dan lainnya) ke daerah pertanian dilaksanakan secara cepat/lancar, murah dan tepat waktu.



Pernasaran hasil-h.rSil produksi sektor pertanian ke pasar-pasar perkotaan dilaksanakan pula secara cepat, murah dan tepat waktu.



3. 4. 5.



Pendorong Seperti telah dikemukakan pada sub bab di depan, bahwa permintaan jasa transportasi itu merupakan derived demand, yaitu permintaan yang diderivasi atau yang diturunkan dari permintaan jasa transportasi dari sektor-sektor lain. Dari konsep permintaan yang diderivasi tersebut, maka fungsi transportasi dikembangkan sebagai fasilitas atau sektor penunjang. sebagai sektor penunjang, transportasi berfungsi melayan i pengembangan kegiatan sektor-sektor lain. Merayani permintaan jasa transportasi sektor-sektor lain disebut sebagai servicing sector.



11



6. 7.



Pemasaran angkutan barang ke dan dari daerah pertanian, mendo-



rong para petani memperluas areal pertanian sebagai bentuk dari perluasan usaha pertaniannya. Angkutan barang dan penumpang dilaksanakan secara selamat/ aman, berarti tingkat kecelakaan lalu lintas dapat dikurangi. Mobilitas penduduk meningkat, dalam bentuk perjalanan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan dan arah sebaliknya meningkat frekuensinya. Keamanan di daerah sekitar jalur jalan tersebut menjadi aman karena pada jalur tersebut sudah menjadi ramai karena lalu lintas telah meningkat. Lalu lintas yang meningkat (generated traffic) diharapkan dapat mengurangi tingkat kesenjangan (disparitas) antardaerah, antara daerah pedesaan dengan daerah perkotaan.



Dalam evaluasi proyek di bidang transportasi manfaat-manfaat yang ditimbulkan dari pembangunan jalan baru ataupun peningkatan kapasitas jalan, ada yang dapat diukur dalam bentuk perhitungan uang (tangible benefit) tetapi ada pula manfaat yang tidak dapat diukur dengan uang (intangible benefit) seperti keamanan. Jika tidak tersedia data secara lengkap dan akurat, maka penilaian manfaat dilakukan secara kualitatif yang dikuantifikasikan berdasar .jawaban responden, menggunakan skala Likert, yaitu memberikan nilai skor 1 s/d 5 untuk klasifikasi penilaian baik sekali (diberi nilai (5), baik (4), sedang (3), kurang (2) dan kurang sekali (1). Selain sebagai servicing sector, transportasi berfungsi pula sebagai sektor pendorong, yang dimaksudkan penyediaan fasilitas (prasarana dan sarana) transportasi untuk membuka daerah-daerah terisolasi, terpencil, tertinggal dan perbatasan. Daerah-daerah tersebut belum terjangkau oleh pelayanan transportasi atau tersedianya fasilitas



t2



Joringan Tronsportosi: Teori don Anolisis



transportasinya sangat terbatas. Dengan menghubungkan perayanan transportasi dari pusat pelayanan yang terletak tidak jauh ke daerahdaerah terisolasi, terpencil, tertinggal dan perbatasan, maka interaksi antara keduanya menjadi lebih terjalin dan bertambah ramai, dampak



positifnya adalah meningkatkan produksi dan produktivitas sektorsektor potensial yang dimilikinya, meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat, serta diharapkan akan mengurangitingkat kesenjangan (disparitas) antara daerah yang maju dengan daerah yang



kurang maju. Transportasi memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis sebagai kekuatan yang mampu membentuk profil (wajah) daerah atau wilayah menjadi lebih serba sama (homogin), menjadi lebih maju, menjadi tidak timpang. Transportasi lebih menekankan pada "akibat" yang ditimbulkan dari adanya pelayanan transportasi, bukan pada "sebabnya", tetap i pel ayanan transpoftas i d i se Ienggarakan untuk mencapai banyak "tujuan".



Fungsi transportasi sebagai penunjang pembangunan teori dan analisis dikaitkan dengan jaringan transportasi ditunjukkan oleh susunan kota-kota (besar, sedang, dan kecil) yang tersusun secara hirarkis, yang dihubungkan dengan prasarana transportasi (jalan) yang tersebar di seluruh wilayah, yang membentuk suatu struktur dasar pengembangan wilayah. Wilayah pengembangan yang satu mempunyai hubungan keterkaitan jasa distribusi (jasa perdagangan dan jasa transportasi) dengan wilayah-wilayah pengembangan yang lainnya, sehingga terbentuklah jaringan transportasi yang lebih luas. Tersedianya jaringan prasarana transportasi yang menghubungkan ke seluruh kota dan pusat produksi di seluruh wilayah memberikan kesempatan dan mendorong pengembangan dan meningkatkan



pertambahan output, yang berarti meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah (regional economic growth). Pertumbuhan ekonomi daerah dapat lebih dipacu peningkatannya bila didukung oleh pelayanan transportasiyang Iancar, berkapasitas, dan tersedia ke seluruh wilayah. -oo0oo-



slsrEil IRAI|S P0 RIASI ltA$10 ]tfl. TSISTBAlIASI



3.1 Latar Belakang eberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pembangunan



i diarahkan pada terwujudnya sistem transportasi nasional yang handal, berkemampuan tinggi dan diselenggarakan secara efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang serta jasa, mendukung pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara. sektor



Perwujudan sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien,



menghadapi berbagai tantangan, peluang dan kendala sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis seperti otonomi daerah, globalisasi ekonomi, perubahan perilaku permintaan .iasa transportasi, kondisi politik, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup sefta adanya keterbatasan sumber daya. Untuk mengantisipasi kondisi terse-



14



Joringon Tronsportasi: Teori don Anolisis



but, sistem transportasi nasional perlu terus ditata dan disempurnakan



dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga terwujud keandalan pelayanan dan keterpaduan antar dan intra moda transportasi, dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat serta perdagangan nasional dan internasional de-ngan memperhatikan kehandalan serta kelaikan sarana dan prasarana transpoftasi.



3.2



Sistem Tronsportosl Noslonol (5,5IRANAS/



3.4 Konsepsi 1. Definisi Sistranas Sistranas adalah tatanan transpoftasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dan transportasi pipa, yang



masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan peran gkat pi ki r mem bentuk suatu sistem pelayanan jasa tran spoftasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang, yang terus berkembang secara dinamis.



Maksud dan Tujuan Doku men



stem Transportas i Nas ional (S i stranas) d i maksudkan sebagai pedoman dan pembangunan transpoftasi, dengan tujuan agar S



i



dicapai penyelenggaraan transportasi nasional yang efektif dan efisien. selanjutnya lihat peraturan Menteri perhubungan No. KM 49 Tahun 2005.



2.



portasi.



2- Jaringan pelayanan transportasi adalah susunan rute-rute perayan-



3.



Nusantara, landasan konsepsional Ketahanan Nasional, landasan



operasional peraturan perundangan di bidang transportasi serta peraturan perundangan lain yang terkait.



3.



5.



Ruang lalu lintas adalah suatu ruang gerak sarana transportasi yang dilengkapi dengan fasilitas untuk mendukung keselamatan dan kelancaran transportasi. simpul transportasi adalah suatu tempat yang berfungsi untuk kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang



Asas Sistranas



Sistranas diselenggarakan berdasarkan asas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, asas manfaat, asas adil dan merata, asas usaha bersama, asas keseimbangan, asas kepentingan umum, asas kesadaran hukum, asas kemandirian, dan asas keterpaduan.



an transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan. Jaringan prasarana transportasi adalah serangkaian simpul yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan.



4.



Landasan Sistranas Sistranas diselenggarakan berdasarkan landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, landasan visional Wawasan



3.3 Pengertian 1. Pelayanan transportasi adalah jasa yang dihasilkan oreh penyedia jasa transportasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa trans-



15



4.



Tujuan Sistranas Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membentuk terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah, dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat,



Jaringon Transportosi: It:ori tlurr Atrulisis



16



Sistern Transpor tosi Noslonol (S,SIRANAS)



berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan meningkatkan hubungan internasional 5.



Sasaran Sistranas adalah terwujudnya penyelenggaraan transpor-



tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. 6.



Moda transportasi pipa tidak digunakan untuk transportasi umum, sifat pelayanannya terbatas hanya untuk angkutan komoditas curah cair dan gas, dengan sifat pergerakan hanya satu arah.



Sasaran Sistranas tasi yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat, aksesibilitas



3.5 Tataran Transportasi Sistranas diwujudkan dalam tiga tataran, yaitu Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil), dan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok).



1.



Jaringan transportasi dapat dibentuk oleh moda transportasi jalan,



kereta api, sungai dan danau, penyeberangna, laut, udara dan pipa. Masing-masing moda memiliki karakteristik teknis yang berbeda, pemanfaatannya disesuaikan dengan kondisi geografis daerah layanan.



Moda transportasi jalan mempunyai karakteristik utama yakni fleksibel, dan mampu memberikan pelayanan dari pintu



besar serta kecepatan relatif rendah dengan tingkat polusi rendah.



Moda transportasi laut mempunyai karakteristik mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar, kecepatan rendah dan jarak jauh dengan tingkat polusi rendah. Moda transportasi udara mempunyai karakteristik kecepatan tinggi dan dapat melakukan penetrasi sampai ke seluruh wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh moda transportasi lain.



Tatranas



Tatranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman, terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dan transportasi pipa, yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, yang berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota nasional, dan dari simpul atau kota nasional ke luar negeri atau sebaliknya.



Moda Transportasi



ke pintu. Moda transportasi kereta api memiliki keunggulan yaitu daya angkut tinggi, polusi rendah, keselamatan tinggi, dan hemat bahan bakar. Moda transportasi sungai dan danau mempunyai karakteristik kecepatan rendah dan murah dengan tingkat polusi rendah. Moda transportasi penyeberangan mempunyai karakteristik mampu mengangkut penumpang dan kendaraan dalam jumlah



17



2.



Tatrawil



Tatrawil adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dan transportasi pipa yang masingmasing terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem layanan transportasi yang efektif dan efisien, ber-



fungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota wilayah, dan dari simpul atau kota wilayah ke simpul atau kota nasional atau sebaliknya.



I



I



I



,,



,.., "1'..' C I



,..



I Ir.*i_"'.:,."," j .



&



....



dt :



Joringan Tronsportosi: Teori don Anolisis



18



3.



Slstem Tronsportosl Noslonol (S,SfRANAS/



Tatralok



3.6.2 Transportasi falan



Tatralok adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, dan transportasi pipa yang masing-masing terdiri dari sarana dan prasarana yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota lokal, dan dari simpul atau kota lokal ke simpul atau kota wilayah dan simpul atau kota nasional terdekat atau sebaliknya, serta dalam kawasan perkotaan dan perdesaan.



1.



kan menurut wilayah pelayanan, operasi pelayanan dan perannya.



Menurut wilayah pelayanannya, angkutan penumpang de' ngan kendaraan umm, terdiri dari Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan AntarKota AntarProvinsi, Angkutan Kota, Angkutan Perdesaan, Angkutan Perbatasan, Angkutan Khusus, Angkutan Taksi, Angkutan Sewa, Angkutan Pariwisata dan Angkutan Lingkungan.



Menurut sifat operasi pelayanannya, angkutan penumpang dengan kendaraan umum di atas dapat dilaksanakan dalam trayek dan tidak dalam trayek kendaraan bukan umum. Dengan ditetapkan jarirrgan lintas untuk mobil barang yang bersangkutan, maka mobil barang dimaksud hanya diijinkan melalui lintasannya, misalnya mobil barang pengangkut peti kemas, mobil barang pe' ngangkut bahan berbahaya dan beracun, dan mobil barang pe-



Dalam Sistem Transportasi Nasional (Kepmen No. 49 Tahun 2005) meliputi sub-sub sektor transportasi jalan, kereta api, sungai dan danau, penyeberangan, laut, udara, dan pipa. Dalam uraian berikut ini disajikan hanya tiga sub sektor, yaitu transportasi jalan, transportasi laut, dan transportasi udara, yang lebih umum dikenal masyarakat luas.



1.



faringan Pelayanan Jaringan pelayanan transportasi antarmoda adalah pelayanan transpoftasi antarmoda perkotaan, transportasi antarmoda antarkota, dan transportasi antarmoda luar negeri.



2.



faringan Prasarana Keterpaduan jaringan prasarana transportasi antarmoda diwujudkan dalam bentuk interkoneksi antarfasilitas dalam terminal transportasi antarmoda, yaitu simpul transportasi yang berfungsi sebagai titik temu antarmoda transportasi yang terlibat, yang memfasilitasi kegiatan alih muat yang terdiri dari aspek tatanan fasilitas, fungsional dan operasional, mampu memberikan pelayanan antarmoda secara berkesinambungan.



faringan Pelayanan Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dikelompok-



3.6 Jaringan Transportasi



3.6.1 Transportasi Antarmoda



19



ngangkut alat berat.



2.



faringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi jalan terdiri dari simpul yang berwujud terminal penumpang dan terminal barang, dan ruang lalu lintas. Terminal penumpang menurut wilayah pelayanannya dikelompokkan menjadi :



a.



Terminal penumpangtipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota antarprovinsi, antarkota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan perdesaan;



b.



Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan perdesaan;



20



Joringon Transportosi: Teori don Anolisis



c.



Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umLtm untuk angkutan perdesaan.



Sistem Tronsportosl Nosloml (STSIRANAS)



2t



beberapa kelas sesuai dengan kapasitas terminal dan volume kendaraan umum yang dilayani.



berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayaniangkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.



Terminal barang dapat pula dikelompokkan menurut fungsi pelayanan penyebaran/distribusi rnenjadi:



Pembagian setiap ruas jalan pada jaringan jalan primer terdiri dari:



Selanjutnya masing-masing tipe tersebut dapat dibagi dalam



a. b. c"



Terminal utama, berfungsi melayani penyebaran antarpusat kegiatan nasional, dari pusat kegiatan wilayah ke pusat kegiatan nasional, serta perpindahan antarmoda. Terminal pengumpan, berfungsi melayani penyebaran antarpusat kegiatan wilayah, dari pusat kegiatan lokal ke pusat kegiatan wilayah; Terminal lokal berfungsi melayani penyebaran antarpusat kegiatan.



Jaringan jalan terdiri atas jaringan jalan primer dan jaringjalan an sekunder. Jaringan jalan primer, merupakan jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusatpusat kegiatan. Sedangkan jaringan jalan sekunder, merupakan jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Berdasarkan sifat dan pergerakan lalu Iintas dan angkutan



jalan, jalan umum dibedakan atas fungsi jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal, merupakan jalan urnum yang



a.



Jalan arteri primer, menghubungkan secara berdaya guna an-



b.



tarpusat kegiatan nasional, atau antarpusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah; Jalan kolektor primer, menghubungkan secara berdaya guna antarpusat kegiatan wilayah, atau menghubungkan antarpusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal;



c.



Jalan lokal primer, menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan.



Jalan utama menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasoinal, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor da-



lam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaring-



an jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provi nsi " Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dengan sistem jaringan jalan primer yang tidak masuk jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, atau antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan PKL, antarPKl serta jalan umum dalam sistem jaringan



Joringon Transportosl: Teorl don Analisls



Sl s t e



jalan sekunder dalam wilayah kabupaten dan jalan strategis ka-



m



Tronspo r tosl Noslonol (S,SIRANAS,



a.



bupaten. Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota,



b.



menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.



ristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor, sefta konstruksi jalan. Pembagian kelas jalan dimaksud, meliputi jalan kelas l, kelas ll, kelas lll A, kelas lll B, dan kelas lll C. Di lihat dari aspek pengusahaannya, jalan umum dikelompokkan menjadi jalan tol yang kepada pemakainya dikenakan pungutan dan rnerupakan alternatif dari jalan umum yang ada, dan jalan bukan tol.



Selanjutnya jaringan trayek transportasi laut dalam negeri terdiri dari:



distribusi; Jaringan trayek transportasi laut pengumpan yaitu yang menghubungkan pelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi. Disamping itu, trayek ini juga menghubungkan pelabuhan-pelabuhan yang bukan berfungsi sebagai akumulasi dan distribusi.



Jaringan trayek transportasi laut tersebut di atas ditetapkan gan mem perhati kan pengem bangan pusat i nd ustri, perdagangden an dan pariwisata, pengembangan daerah, keterpaduan intra dan antarmoda transportasi.



^



Berdasarkan sifat pelayanannya jaringan pelayanan transportasi laut terdiri atas:



a.



3.6.3 Transportasi Laut faringan Pelayanan Jaringan pelayanan transportasi laut berupa trayek dibedakan menurut kegiatan dan sifat pelayanannya. Berdasarkan kegiatannya, jaringan (trayek) transportasi laut terdiri dari jaringan transportasi laut dalam negeri dan jaringan trayek transportasi laut luar negeri.



Jaringan trayek transpoftasi laut utama yang menghubungkan antarpelabuhan yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan



Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi laut sebagai ship follow the trade dan ship promote the trade, jaringan trayek transportasi laut dibagi menjadi pelayanan komersial dan non komersial (perintis).



Jalan dibigi dalam beberapa kelas didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda transportasi yang sesuai karakte-



1.



23



b. 2.



Jaringan pelayanan transportasi laut tetap dan teratur yaitu jaringan pelayanan dengan trayek dan jadwal yang telah ditetapkan; Jaringan pelayanan transportasi laut tidak tetap dan tidak teratur yaitu jaringan pelayanan dengan trayek dan jadwal yang tidak ditetapkan.



faringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran. Pelabuhan laut dibedakan berdasarkan peran, fungsi dan klasifikasi serta jenis. Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas:



24



Jaringan Tronsportosi: Teori don Analisis



a.



Pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum luar negeri dan dalam negeri sesuai ketetapan



pemerintah dan mempunyai fasilitas karantina, imigrasi, beacukai, penjagaan dan penyelamatan; Pelabuhan khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu.



b.



Hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari:



a.



b.



c.



d.



5islem T ronsport.osl Nosionol (5,5 fRiNAS/



Pelabuhan internasional hub (utama primer) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang internasional dalam volume besar karena kedekatan dengan pasar dan jalur pelayaran internasional serta berdekatan dengan jalur kepulauan lndonesia; Pelabuhan internasional (utamasekunder) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih rnuat penumpang dan barang nasional dalam volume yang relatif besar karena kedekatan dengan jalur pelayaran nasional dan internasional serta mempunyai jarak tertentu dengan pelabuhan internasional lainnya; Pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhan utama memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang nasional dan bisa menangani semi kontainer dengan volume bongkar sedang dengan memperhatikan kebijakan pemerintah dalam pemerataan pembangunan nasional dan meningkatkan pertumbuhan wilayah, mempunyai jarak tertentu dengan jalur/rute lintas pelayaran nasional dan antarpulau serta dekat dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota kabupaten/kota dan kawasan pertumbuhan nasional. Pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan primer yang berfungsi khusus untuk melayani kegiatan dan alih muat



e.



angkutan laut dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan antarkabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama; Pelabuhan /oka/ adalah pelabuhan pengumpan sekunder yang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan angkutan laut dalam jurnlah kecil dan jangkauan pelayanannya antarkecamatan dalam kabupaten&ota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama dan pelabuhan regional. Berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan khusus yang bersi-



fat nasional, terdiri dari pelabuhan khusus nasional/internasional yang melayani kegiatan bongkar muat barang berbahaya dan beracun (83) dengan Iingkup pelayanan yang bersifat lintas provinsi dan internasional. Berdasarkan jangkauan pelayanannya pelabuhan dapat ditetapkan sebagai pelabuhan yang terbuka dan tidak terbuka untuk perdagangan luar negeri. Penyelenggaraan pelabuhan umum dapat dibedakan atas pelabuhan umurn yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat



dan atau penyelenggaraannya dilimpahkan pada BUMN,



dan



pelabuhan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dan atau yang penyelenggarannya dilimpahkan pada BUMD. Ruang lalu lintas laut (seaways) adalah bagian dari ruang perairan yang ditetapkan untuk melayani kapal laut yang berlayar



atau berolah gerak pada suatu lokasi/pelabuhan atau dari suatu iokasi/pelabuhan menuju ke lokasi/pelabuhan lainnya melalui dua arah dan posisi tertentu.



Alur pelayaran adalah bagian dari ruang lalu lintas laut yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran lainnya dianggap aman untuk dilayari. AIur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang.



Jarlngon Transportosl: l'eot I Llorr Anolisis



Sislenr Tronsportasi Nosiottrtl



Berdasarkan fungsi ruang lalu lintas dikelompokkan atas:



a.



b.



a.



Rute utama yaitu rute yang menghubungkan antarbandar



b.



udara pusat penyebaran Rute pengu mpan yaitu rute yang menghubungkan antara bandar udara pusat penyebaran dengan bandar udara yang bukan



c.



Rute perintis yaitu rute yang nrenghubungkan udara bukan pusat penyebaran dengan bandar udara bukan pusat penyebaran yang terletak pada daerah terisolasi/tertinggal. Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi udara sebagai



ship follow the trade dan ship promote the trade, .iaringan pelayanan transportasi udara dibagi menjadi pelayanan komersial dan non komersial (perintis)



kapal asing yang melalui perairan lndonesia (innocent passages), seperti Selat Lombok-Selat Makassar, Selat Sunda-Selat Karimata, Laut Sawu-Laut Banda-Laut Makulu, Laut Timor-Laut Banda-Laut



Kegiatan transportasi udara terdiri dari atas: angkutan udara niaga yaitu angkutan udara untuk umum dengan menarik bayaran, dan angkutan udara bukan niaga yaitu kegiatan angkutan udara



Maluku, yang ditetapkan keselamatan berlayar, rute yang biasanya digunakan untuk pelayaran internasional, tata ruang kelautan, konservasi sumber daya alam dan lingkungan, dan jaringan kabel/ pipa dasar laut serta rekomendasi internasional yang berwenang.



untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kegiatan pokoknya bukan di bidang angkutan udara. Sebagai tulang punggung transportasi udara adalah angkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjang adalah angkutan udara niaga tidak berjadwal, sedang sebagai pelengkap adalah angkutan udara bukan niaga.



3.6.4 Transportasi Udara aringan Pelayanan



Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rute penerbangan dalam negeri dan atau penerbangan luar negeri secara tetap dan teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratur.



Jaringan pelayanan transportasi udara merupakan kumpulan rute penerbangan yang melayani kegiatan transportasi udara dengan



jadwal dan frekuensi yang sudah ditentukan. Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan diba-



gi menfadi rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan penerbangan dalam negeri dan luar negeri merupakan suatu kesatuan dan terintegrasi dengan jaringan transportasi darat dan laut.



27



pusat penyebaran.



lintasan yang sifatnya terus menerus, langsung dan secepatnya bagi



f



HINAS)



Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbangan terdiri .rlas rute penerbangan utama, pengumpan dan perintis.



di mana pada lokasi tersebut instruksi secara positif diberikan dari pemandu (sea traffic control/er) kepada nakhoda, contoh: alur masuk pelabuhan, daerah labuh/anchorage area, kolam pelabuhan, daerah bandar dan sebagainya. Ruang lalu lintas di mana pada lokasi tersebut hanya diberikan informasi tentang lalu lintas yang diperlukan meliputi antara lain informasi tentang cuaca, kedalaman, pasang surut, arus, gelombang dan lain-lairr. Ruang lalu lintas laut



Alur pelayaran terdiri dari alur pelayaran internasional dan alur pelayaran dalam negeri serta alur laut kepulauan, untuk per-



1.



(\,\,



2,



faringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandar udara, yang berfungsi sebagai simpul, dan ruang udara yang berfungsi sebagai ruang lalu iintas udara.



Joringon Tronsportasl: Teorl rlott Anollsis



Sistcrrr fi onsportosi Nosiorrrrl (1,\ IHANAS/



Bandar udara dibedakan berdasarkan fungsi, penggunaan, klasifikasi, status dan penyelenggarannya serta kegiatannya. Berdasarkan hirarki fungsinya bandar udara dikelompokkan menjadi bandar udara pusat penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran. Berdasarkan penggunaannya, bandar udara dikelompokkan



menjadi:



a. b



Bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar negeri. Bandar udqra yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar negeri.



Pendaratan dan lepas landas pesawat udara untuk melayani b.



b.



Bandar udara umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum; Bandar udara khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Berdasarkan penyelenggaraannya bandar udara dibedakan



atas:



a.



b.



Bandar udara umum yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau badan usaha kebandarudaraan. Badan usaha kebandarudaraan dapat mengikutsertakan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum lndonesia melalui kerjasama, namun kerjasama dengan pemerintah provinsi dan atau kabupaten/kota harus kerjasama menyeluruh. Bandar udara khusus yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum lndonesia.



Berdasarkan kegiatannya bandar udara terdiri dari bandar udara yang melayani kegiatan:



kegiatan angkutan udara; Pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayani ang-



kutan udara. Bandar udara untuk pendaratan dan lepas landas helikopter



untuk nrelayani kepentingan angkutan udara disebut heliport, helipad dan he/ideck. Berdasarkan fungsinya ruang lalu lintas udara dikelompokkan atas:



a.



Contralled airspace yaitu ruang udara yang ditetapkan batasbatasnya, yang didalamnya diberikan instruksi secara positif dari pemandu (air taffic controller) kepada penerbang (contoh: control area, approach control area, aerodrome control



b.



l.-)ncontrolled airspace yaitu ruang lalu lintas udara yang didalamnya hanya diberikan informasi tentang lalu lintas yang d iperl ukan (essentia/ traffic i nformation).



Berdasarkan statusnya, bandar udara dikelompokkan menjadi:



a.



29



area);



Ruang lalu lintas udara disusun dengan menggunakan prinjarak sip terpendek untuk memperoleh biaya terendah dengan memperhatikan aspek keselamatan penerbangan. tetap Dalam Sistem Transportasi Nasional, jaringan transportasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting, karena mengatur kegiatan pelayanan transportasi yang menghubungkan simpulsimpul transportasi yang tersebar di seluruh wilayah tanah air, melalui ruang lalu lintas (trayek/rute) utama, pengumpan, dan perintis. Susunan trayek/rute utama, pengumpan, dan perintis, menyerupai pola pohon konvensional (conventional tree pattern) yang terdiri dari batang, dahan, cabang dan ranting. Seluruh ruang lalu lintas transportasi tersebut membentuk satu kesatuan pelayanan transportasi nasional yang utuh.



-oo0oo-



IGBIIRIMil



[I SEIfiOR



IR[lrSP0Rr[Sl



4.1 Tujuan Kebijakan Menurut Unsur-unsur Transportasi alam pembahasan mengenai kebijakan pemerintah dan tujuantujuannya dapat dikemukakan bahwa di sektor transportasi terdapat berbagai unsur yang masing-masing mempu nyai tuj uan yang berbeda-beda. Kadang-kadan g tuj uan-tuj uan terse-



but tidak selalu sejalan dan bahkan bertentangan satu sama lainnya. Bila terdapat pertentangan di antara tujuan-tujuan tersebut, maka dirasakan pentingnya peranan kebijakan. Pada umumnya unsur-unsur di sektor transportasi dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu para operator (penyedia jasa transportasi), tenaga ker.ia di sektor transpoftasi, pemakai atau pengguna jasa transportasi, dan masyarakat secara Iuas, dan pemerintah.



Maksimisasi keuntungan merupakan tujuan umum para penyedia jasa transportasi. Metoda untuk meningkatkan keuntungan di antaranya dengan menempuh cara meniadakan kapasitas yang terlalu besar, pemanfaatan modal se-efektif dan se-efisien mungkin, mengurangi tenaga kerja yang berlebihan dan pemanfaatan tenaga kerja dengan sebaik-baiknya, serta meniadakan jasa pelayanan yang



32



Joringon Tronsportasi:



Teor



i don Anolisis



sebenarnya tidak diperlukan yaitu untuk memberikan kepuasan kepada para pemakai jasa transportasi sebagai konsumen. Para penyedia jasa transportasi mengharapkan dapat mencapai tujuan penghematan



biaya tersebut tanpa mengurangi tingkat biaya yang telah ditetapkan atau mengurangijumlah penghasilan yang diterima. Tujuan tambahan lainnya dapat dikemukakan yaitu dapat mengenakan tarif angkutan yang setinggitingginya bila dimungkinkan oleh peraturan yang berlaku dan kemampuan membayar para pemakai jasa transportasi. Tujuan yang diinginkan oleh tenaga kerja di sektor transportasi pada lain pihak, yaitu memperoleh upah buruh yang lebih tinggi untuk jenis pekerjaan yang sama atau untuk pekerjaan yang lebih ringan, kepastian pekerjaan dengan penghasilan yang tetap, dan kondisi pekerjaan yang lebih baik. Dalam berbagai tingkat, tujuantujuan tersebut bertentangan dengan tujuantujuan para penyedia jasa transportasi (operator). Tujuan para pemakai jasa transportasi ialah tersedianya jasa transportasi yang iebih luas dengan tarif angkutan yang lebih murah. Mereka menginginkan dapat lebih leluasa memilih di antara perusahaanperusahaan pengangkutan dan di antara jenis-jenis alat transportasi ),ang akan digunakan.



Tujuan pemerintah sebagai regulator, mengharapkan kegiatan pelayanan transportasi berlangsung secara lancar, tertib dan teratur, berkapasitas cukup, tidak terjadi dampak negatif yang besar (misalnya kemacetan dan kecelakaan. Masyarakat luas dapat pula mempunyai tujuan yang sama seperjasa transportasi, tenaga kerja di sektor transportasi, atau pemakai jasa transportasi. Masyarakat mempunyai tujuan yang lebih



ti penyedia



umum dan seringkali tidak mudah untuk didefinisikan. Pada umumnya masyarakat menginginkan suatu sistem transportasi yang sehat, yang tersedia setiap kali diperlukan dan mampu melayani semua permintaan sehari-hari dan yang bersifat luar ltiasa, misalnya untuk kepentingan hari raya lebaran atau untuk rn.rksud-maksud pertahanan



Kcl>ijokon di Sektor h ouslxu l ttsi



t3



rl.rn kearmanan nasional. Masyarakat menginginkan jasa transportasi yang sebaik mungkin dengan tarif angkutan yang semurah-murahnya rlan dijamin kelancaran dan keselamatannya. Ditinjau dari kerangka kebijakan transportasi dan struktur ekonomi nasional, struktur industri transportasi yang diinginkan oleh masyarakat yaitu bebas dari eksploitasi monopoli tetapi memiliki daya persaingan yang sehat.



4.2



Kebijakan Nasional Transportasi



Transportasi diartikan sebagai kegiatan nremindahkan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Senantiasa terdapat usaha atau ikhtiar untuk memperbaiki keadaan sarana dan prasarana transportasi yang ada dewasa ini meniadi lebih efektif dan efisien dalarn melayani jasa transportasi. Hal ini merupakan salah satu penun.iang untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Standar hidup yang meningkat itu berarti pemenuhan kebutuhan masyarakat meningkat pula ditinjau dari segi kuantitasnya ataupun kualitasnya, hal ini menrbuat lalu lintas berkembang secara lebih nyata. Pembangunan transportasi bertujuan untuk memperlancar arus angkutan orang dan barang dalam kehidupan bangsa dan negara di seluruh wilayah dan daerah, termasuk pula angkutan ke/dari daerah pedesaan dan daerah terpencil. Untuk menunjang pembangunan yang



semakin meningkat diharapkan agar kegiatan-kegiatan transportasi dapat diselenggarakan secara serasi, seimbang, terkoordinasi, terkonsolidasi, dan terintegrasi serta harmoni. Serasi berarti bahwa muatan yang tersedia itu diangkut oleh aiat-alat transpor yang tepat; tepat dalam arti jumlah, jenis, dan kapasitasnya. Seimbang dimaksudkan bahwa pelayanan jasa transportasi diselenggarakan di seluruh wilayah secara cukup. Terkonsolidasi artinya memanfaatkan kapasitas alat-alat transprotasi yang tersedia secara maksimum. Terkoordinasi artinya kegiatan dari masing-masing cabang transportasi tidak dilakukan sendiri-sendiri melainkan secara harmonis memperhatikan cabang-cabang transportasi lainnya. Terintegrasi



34



Joringon Transportosi: Teotl dou Anolisis



kan bahwa kegiatan-kegiatan transportas i mas i ng-mas i n g cabang dan antara cabang-cabang transportasi disusun sedemikian rupa sehingga terlaksana dalam satu sistem yang padu dan komprehensif yang terakhir adalah bersifat harmoni, yang diartikan sebagai semangat dan niat untuk melakukan kegiatan sistem transportasi meliputi seluruh sub sektor transportasi mencapai tujuan dan sasaran lebih baik (dalam artian lebih efektif dan efisien) serta tidak menimbulkan benturan ataupun konflik kepentingan. d i maksud



4.3



Kebijakan dan Kegiatan Operasional Transportasi



Banyak program transportasi tidak disertai pembahasan yang seksama mengenai kebijakan dan kegiatan operasional transportasi. Pembahasan yang mengkaitkan kebijakan dan kegiatan operasionalnya dimaksudkan agar supaya dapat diciptakan utilisasi investasi yang ada secara efisien dan rninimisasi kebutuhan investasi baru. Hal ini penting khususnya untuk negara-negara yang sedang membangun mengingat adanya kelangkaan modal, kebutuhan yang mendesak untuk melaksanakan investasi transportasi, dan komponen dana devisa yang sangat terbatas.



Dalam beberapa kebijakan yang sangat penting, suatu survai transportasi harus menguji: (1) rasionalitas kriteria yang digunakan untuk menentukan investasi-investasi baru, (2) kaitan antara tarif dan biaya transportasi, (3) pungutan terhadap para pemakai fasilitas transportasi, (4) sifat sistem pengaturan, dan (5) kebijakan-kebijakan lainnya.



Rasionalitas kriteria yang digunakan untuk menentukan investasi baru; hanya sedikit negara yang mendasarkan investasi transpoftasinya



pada aplikasi teknik biaya-manfaat (cost-benefit technigue) secara sistematis. Stud i-stud i transportasi yang telah



d



i



laksanakan mempu nyai



berbagai kelemahan seperti pemakaian perhitungan tingkat bunga modal yang rendah sedangkan biaya opportunity modal lebih tinggi, tidak memperhatikan alternatif pengembangan angkutan jalan raya



Kebi jokort



di Sektor Ii ortslxtr losi



waktu membangun suatu jaringan kereta api baru atau demikian pula sebaliknya, dan biasanya meremehkan dalam perhitungan biaya. Seringkali dihadapi persoalan yaitu untuk melanjutkan pemeliharaan investasi-investasi lama meskipun alat-alat atau fasilitas-fasilitas transportasi yang lain ternyata tidak ekonomis, seperti halnya antara jaringan-jaringan kereta api yang tidak menguntungkan dan jalan-jalan raya yang paralel dengan jaringan-jaringan tersebut. p.rclar



Kaitan antara tarif dan biaya transportasi; untuk membandingkan alokasi dana secara efisien di sektor transportasi dan sektor-sektor lainnya, dan untuk mendistribusikan lalu Iintas secara optimum di antara alat-alat transportasi yang bersaingan satu sama lainnya, harus d i usahakan agar tarif angkutan mencerm i n kan bi aya-b iaya transportasi kelompok lalu lintas utama yang dilayani, baik untuk jaringan transportasi secara keseluruhan maupun untuk suatu trayek secara individual. Tarif angkutan umum di negara-negara yang sedang berkembang seringkali ditetapkan di bawah tingkat biayanya karena pembiayaan transportasi diambilkan dari tabungan negara.



Pungutan terhadap para pemakai fasilitas transportasi; pada umumnya di negara-negara yang sedang berkembang, pemerintah tidak menekankan pada pungutan dari para pemakai jalan raya, pelabuhan laut, bandar udara dan lain sebagainya. Dana untuk membiayai pelayanan fasilitas-fasilitas tersebut dikumpulkan dari pajak bahan bakar minyak, pembayaran perizinan, pajakjalan raya dan pungutanpungutan lainnya. Di negara-negara Amerika Latin para pemakai jalan raya membayar kurang dari setengah biaya pembangunan jalan raya.



Sifat sistem pengaturan, survai transportasi harus membahas pula kebijakan pemerintah mengenai peraturan-peraturan angkutan jalan raya, pelayaran dan penerbangan" Masing-masing mengatur tentang penggunaan alat-alat transportasi, pemberian I isensi (perizinan), penetapan trayek atau rute, tarif angkutan, masalah pengawasan dan ketertiban lalu lintas, dan lain-lainnya.



36



Jaringon Transportosi: Teori don Anolisis



Kebijakan-kebijakan lainnya yang perru dibicarakan di antaranya yaitu: ('l) bagaimana pengaruh pajak dan bea masuk terhadap perusahaan-perusahaan pengan gkutan d i berbaga i su b sektor transportas i (darat, laut dan udara), (2) penyediaan fasilitas kredit apakah peme_ rintah menetapkan persyaratan yang berbeda-beda untuk perusahaanperusahaan pengangkutan, (3) apakah pemerintah berusaha untuk mengalokasikan lalu lintas secara langsung pada alat-alat transportasi tertentu, (4) apakah pemerintah menguasai produksi dan impor berbagai jenis alat transportasi dan suku cadangnya, dan (5) apakah pemerintah memberikan suatu penugasan kepada perusahaan-perusahaan pengangkutan tertentu untuk melayani jasa transportasi khusus tanpa memberikan kompensasi yang cukup. Suatu survai transportasi harus membahas pula segi kelembagaan, Bagaimana suatu organisasi transportasi disusun secara nasional, bagaimana ruang lingkup kekuasaan dan kewenangannya apakah organisasi tersebut meliputi seluruh sektor transportasi ataukah nrasing-masing sub sektor membentuk organisasinya sendiri dan bagaimana cara koordinasinya, apakah staf dari organisasi-organisasi tersebut terampil, dan apakah pengumpulan data dan sistem statistik sudah dilaksanakan dengan baik, sehingga kebijakan-kebijakan yang telah digariskan dapat dilaksanakan secara cermat dan berhasil guna.



selanjutnya mengenai kegiatan operasional dijelaskan bahwa usaha-usahanya untuk meminimisasikan kebutuhan untuk investasi baru dapat dilakukan dengan cara perbaikan-perbaikan operasional, yang biasanya meliputi aspek-aspek yang sangat luas dan ekstensif, khususnya untuk kereta api dan pelabuhan, demikian pula untuk jalan raya. Perbaikan-perbaikan tersebut menyangkut semua tingkat kegiatan operasional mulai dari utilisasi yang lebih baik dari alat-alat vang digunakan sampai pada perneliharaan yang lebih baik dari jalanjaian raya yang telah dibangun, praktek perburuhan yang lebih baik, sistenr akuntansi dan statistik modern, peraturan-peraturan organisasi dan prosedur administrasi yang tepat



Ke'bi jokon



di Sektor h urslxn tosl



37



4.4 Pemerintah Sebagai Regulator Peranan pemerintah sebagai regulator sangat diperlukan dalam mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan pelayanan transportasi. Dal am kegiatan operasional transportasi, pemeri ntah menentukan trayel