11 Bab 8 Solidwork Drawing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bab 8 SolidWorks Drawing Desain 3D yang telah kita buat sebelumnya harus kita visualisasikan ke dalam shop drawing, dimana bertujuan untuk dikomunikasikan ke end user baik production department maupun pihak-pihak terkait yang menggunakan dokumen tersebut sebagai informasi kerja. Adapun umumnya shop drawing yang disajikan yaitu gambar orthogonal atau gambar 2D dengan mengkonversikan gambar 3D. A. New File Drawing & Projection Type Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam memulai drawing pada SolidWorks, ikutilah langkahnya dan pahamilah! Step: 



Bukalah terlebih dahulu template SolidWorks Drawing.







Lalu akan muncul dialog box sheet format/size.







Pilihlah ukuran kertas gambar yang ingin kita gunakan misalnya A4 (JIS).







Klik OK pada dialog box tersebut, lebih jelasnya mengenai hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.1.



Gambar 8.1 Dialog Box Sheet Format/Size



253







Lalu akan muncul Property Manager Model View pada samping kiri, pada tahap ini close saja. Lebih jelasnya mengenai Overview Property Manager Model View dapat dilihat pada Gambar 8.2.



Gambar 8.2 Overview Property Manager Model View







Klik kanan pada lembar kerja SolidWorks Drawing, kemudian klik Properties. Lebih jelasnya mengenai hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.3.



Gambar 8.3 Langkah Awal Pengaturan Proyeksi dan Kertas Gambar



254







Lalu akan muncul Dialog Box Sheet Properties, lakukan pengaturan proyeksi dan ukuran kertas, kemudian lakukan pengaturan sebagai berikut: 



Pilih Third Angle atau First Angle pada Type of Projection sebagai proyeksi yang akan digunakan.







Klik menu Browse untuk melakukan pemilihan kertas gambar yang akan digunakan. Lebih jelasnya mengenai Sheet Properties dapat dilihat pada Gambar 8.4.



Gambar 8.4 Dialog Box Sheet Properties



Remark: First Angle



:



Proyeksi Eropa



Third Angle



:



Proyeksi Amerika



255



B. Document Properties Drawing 1. Drafting Standart Ada baiknya sebelum kita membahas lebih jauh tentang SolidWorks Drawing, terlebih dahulu kita harus melakukan setingan yang umum digunakan. Lebih lanjut SolidWorks sudah menyediakan berbagai standard gambar diantaranya ISO, ANSI, JIS, DIN, GOST, BSI, GB. Adapun tahapan dalam melakukan pengaturan pada Drafting Standart sebagai berikut: 



Klik ikon Option, kemudian akan muncul klik Dialog Box Systems Option







Lalu klik tab Document Properties lalu pilih Drafting Standart. Lakukan pengaturan pada drafting standard yang akan digunakan dengan cara, klik drop down overall drafting standard.



Lebih jelasnya mengenai Drafting Standart dapat dilihat pada



Gambar 8.5.



Gambar 8.5 Setting Drafting Standard



2. Annotations Selain pengaturan pada Drafting Standart, kita juga dapat melakukan pengaturan dan perubahan pada fitur annotations. Fitur annotations terdiri atas simbol-simbol gambar seperti Ballons, Datum, Geometric Tolerances, Notes, Surface Finishes, Weld Symbols. Dimana pada masing-masing fitur annotations tersebut kita dapat melakukan seting ketebalan garis, jenis garis, font, properties symbol lainnya. a. Ballons Ballons berfungsi untuk memberikan label penomoran komponen pada sebuah desain assembly. Lebih jelasnya mengenai ballons dapat dilihat pada Gambar 8.6.



256



Gambar 8.6 Ballons Setting



Remark: Leader Style



:



Pengaturan jenis dan ketebalan garis yang akan digunakan pada leader



Frame Style



:



Pengaturan jenis dan ketebalan garis yang akan digunakan pada frame



Text



:



Pengaturan jenis dan ukuran font yang akan digunakan pada ballons



Leader Display



:



Pengaturan bentuk garis leader yang akan digunakan pada ballons, apakah straight (lurus/tanpa vertex) atau bent (dengan vertex)



Auto Ballon Layout



:



Pengaturan posisi dan letak ballons yang ingi digunakan, akan tetapi masih dapat diatur secara manual.



b. Datum Datum berfungsi untuk memvisualisasikan symbol dalam sebuah proses pengerjaan permesinan, datum juga digunakan sebagai patokan terhadap suatu toleransi



257



geometri. Lebih lanjut kita juga dapat melakukan pengaturan pada datum. Lebih jelasnya mengenai datum dapat dilihat pada Gambar 8.7.



Gambar 8.7 Datum Setting



Remark: Display Style



:



Pengaturan jenis tampilan datum yang akan digunakan



Anchor Style



:



Pengaturan jenis anchor sesuai dengan standard gambar yang akan digunakan



c. Geometric Tolerances Geometric Tolerances secara umum terdiri 2 jenis, diantaranya adalah toleransi bentuk dan



toleransi



posisi.



Toleransi



bentuk



berfungsi



untuk



menginformasikan



penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan dari bentuk yang dianggap ideal. Leih lanjut toleransi posisi berfungsi untuk menginformasikan penyimpangan posisi yang diizinkan dari posisi yang dijadikan sebagai patokan (datum feature). Lebih lanjut kita juga dapat melakukan pengaturan pada geometric tolerances. Lebih jelasnya mengenai geometric tolerances dapat dilihat pada Gambar 8.8.



Gambar 8.8 Geometric Tolerances Setting



258



Remark: Leader Anchor



:



Pengaturan posisi leader dalam geometric tolerances, baik posisi kiri (left), kanan (right) atau fleksibel sesuai dengan posisi gambar yang akan diberikan geometric tolerances (closest)



Leader Style



:



Pengaturan bentuk garis leader yang akan digunakan pada geometric tolerances, apakah straight (lurus/tanpa vertex) atau bent (dengan vertex)



d. Notes Notes berfungsi untuk memberikan informasi pada sebuah bidang/feature/objek pada sebuah gambar yang bertujuan untuk mempertegas maksud dari gambar tersebut. Lebih lanjut kita juga dapat melakukan pengaturan pada Notes. Lebih jelasnya mengenai notes dapat dilihat pada Gambar 8.9.



Gambar 8.9 Notes Setting



Remark: Leader Anchor



:



Pengaturan posisi leader dalam geometric tolerances, baik posisi kiri (left), kanan (right) atau fleksibel sesuai dengan posisi gambar yang akan diberikan geometric tolerances (closest)



Leader Style



:



Pengaturan bentuk garis leader yang akan digunakan pada notes setting, terdiri atas straight (lurus/tanpa vertex), atau bent (dengan vertex), underlined dan Spline



Border



Pengaturan style border yang ingin digunakan diantaranya circular, triangle, hexagon, box, diamond, dll. 259



e. Surface Finishes Surface Finishes berfungsi untuk memberikan informasi bagian atau permukaan benda yang diberikan perlakuan khusus dalam proses permesinan, seperti nilai kekasaran. Lebih jelasnya mengenai surface finishes dapat dilihat pada Gambar 8.10.



Gambar 8.10 Surface Finishes Setting



f.



Weld Symbols Weld Symbols berfungsi untuk memberikan informasi bagian-bagian yang diberikan proses pengelasan, umumnya digunakan pada shop drawing desain weldment. Lebih jelasnya mengenai weld symbols dapat dilihat pada Gambar 8.11.



Gambar 8.11 Weld Symbols Setting



3. Dimension Style Pengaturan pada dimension style terdiri atas jenis font, ukuran font, ukuran dan jenis anak panah, kepresisian ukuran serta pengaturan lainnya terkait pemberian dimensi. Lebih jelasnya mengenai dimension style dapat dilihat pada Gambar 8.12.



260



Gambar 8.12 Dimension Style Setting



Remark: Text



:



Pengaturan jenis dan ukuran font yang akan digunakan



Arrow



:



Pengaturan jenis dan ukuran arah panah yang akan digunakan



Offset Distances



:



Pengaturan gap dari suatu garis ukuran ke garis ukuran lainnya



Extension Lines-Gap



:



Pengaturan gap antara garis benda dengan garis ukuran



Extension Lines-



:



Pengaturan perpanjangan garis dari sebuah garis ukuran



Beyond Dimension Line 4. Detailing Pengaturan pada detailing bertujuan untuk menampilkan informasi simbol-simbol yang akan disajikan dalam sebuah shop drawing. Lebih jelasnya mengenai detailing dapat dilihat pada Gambar 8.13.



261



Gambar 8.13 Dimension Style Setting



C. Add Sheet Add sheet pada Solidworks Drawing berfungsi untuk menambahkan sheet baru. Adapun tahapan pada proses ini sebagai berikut: 



Klik kanan pada lembar kerja SolidWorks Drawing, kemudian klik Add sheet. Lebih jelasnya mengenai add sheet dapat dilihat pada Gambar 8.14.



Gambar 8.14 Add Sheet SolidWorks Drawing



262



D. View Layout Tahap ini kita akan mengenal jenis-jenis dari View Layout berserta fungsinya. Umumnya View layout meliputi Standard 3D View, Model View, Projected View, Auxilary View, Section View, Detail View, Broken-out Section, Break View, Crop View dan Alternate Position View. Lebih jelasnya mengenai view layout dapat dilihat pada Gambar 8.15.



Gambar 8.15 Toolbar View Layout



1. Standard 3D View Toolbar ini berfungsi untuk menyajikan informasi proyeksi dari sebuah part atau assembly dengan view yang kita inginkan, yaitu front view, side view dan top view. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon



Standard 3D View pada toolbar View Layout, pada Property Manager



Standard 3D View lakukan pengaturan sebagai berikut: 



Buka file melalui browse, dan cari file yang dituju.







Klik Open, maka secara otomatis tiga pandangan gambar sudah tersedia pada drawing. Lebih jelasnya mengenai Standard 3D View dapat dilihat pada Gambar 8.16.



Gambar 8.16 Penggunaan Toolbar Standard 3D View



Selanjutnya kita dapat mengubah skala dan tampilan dari gambar tersebut, dengan cara mengklik pandangan depan (front view), lalu edit Display Style dan Scale pada Property Manager Drawing View. Lebih jelasnya mengenai proses edit yersebut dapat dilihat pada Gambar 8.17.



263



Gambar 8.17 Edit Display Style & Scale Property Manager Drawing View



2. Model View Toolbar ini dapat digunakan untuk membuat gambar 2D satu per satu secara berurutan dimulai dari view yang akan dijadikan sebagai acuan (base view), selanjutnya untuk menghasilkan view lain nya akan mengacu kepada base view. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Model View pada toolbar View Layout, pada Property Manager Model View pengaturan sebagai berikut: 



Buka file melalui browse, dan cari file yang dituju.







Klik Open, selanjutnya tentukan Base View yang ingin digunakan pada tab Orientation. Lebih jelasnya mengenai Model View dapat dilihat pada Gambar 8.18.



Gambar 8.18 Penggunaan Toolbar Model View



3. Projected View Toolbar ini berfungsi untuk menampilkan proyeksi dari pandangan sebelumnya, seperti right view dan top view dari sebuah front view (base view) serta proyeksi isometric nya. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Projected View pada toolbar View Layout, pada Property Manager Projected View lakukan pengaturan sebagai berikut:



264







Tentukan terlebih dahulu view yang akan menjadi acuan, misalnya front view kemudian geser dan klik kembali untuk menempatkan bidang proyeksi. Lebih jelasnya mengenai Projected View dapat dilihat pada Gambar 8.19.



Gambar 8.19 Penggunaan Toolbar Projected View



4. Auxilary View Toolbar ini berfungsi menampilkan pandangan normal dari posisi yang miring, supaya pemberian dimensi lebih maximal. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Auxilary View pada toolbar View Layout, lakukan pengaturan sebagai berikut: 



Tentukan dan klik bidang referensi yang akan digunakan untuk mereferensikan proyeksi, misalnya view yang akan menjadi acuan, misalnya front view kemudian geser dan klik kembali untuk menempatkan bidang proyeksi. Lebih jelasnya mengenai Auxilary View dapat dilihat pada Gambar 8.20.



Gambar 8.20 Penggunaan Toolbar Auxilary View



265



5. Section View Toolbar ini berfungsi untuk membuat gambar potongan yang mengacu pada pandangan awal melalui garis potong, seperti menampilkan hasil belahan dari suatu drawing untuk melihat bagian profil dalam sebuah desain. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Section View pada toolbar View Layout, pada Section View Assist Property Manager lakukan pengaturan sebagai berikut: 



Pilih Cutting Line yang akan digunakan, pilih potongan mode vertikal atau horizontal. Check list pada Auto-start section view.







Tempatkan garis potong pada part, dan drag sesuai arah, geser dan klik untuk mengakhiri.







Klik OK sehingga bidang potong A-A akan terbentuk. Lebih jelasnya mengenai Section View dapat dilihat pada Gambar 8.21.



Gambar 8.21 Penggunaan Toolbar Section View



6. Detail View Toolbar ini berfungsi untuk memperbesar bagian tertentu,untuk pemberian dimensi yang jelas. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Detail View pada toolbar View Layout, pada Property Manager Detail View, lakukan pengaturan sebagai berikut:



266







Arahkan pada bagian yang akan diambil dan seleksi bagian tersebut. Lalu geser hasil detail view pada bidang kosong drawing.







Full Outline pada detail view dapat di-check list untuk membingkai hasil.







Perubahan label dapat melalui Detail Circle > Label, sedang ukuran font, uncheck document font untuk seting jenis dan ukuran huruf. Lebih jelasnya mengenai Section View dapat dilihat pada Gambar 8.22.



Gambar 8.22 Penggunaan Toolbar Detail View



7. Broken-out Section Toolbar ini berfungsi untuk menampilkan detail dari bagian dalam part/assembly. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Click icon Broken-Out Section pada View Layout tab > Broken-Out Section.



267







Buatlah sebuah sketch spline yang akan digunakan sebagai bidang potong.







Kolom Depth > isi berdasar jarak misal 10 mm.







Check list pada preview untuk melihat hasil.







Click OK untuk mengeksekusi perintah. Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.23.



Gambar 8.23 Penggunaan Toolbar Broken-out Section



8. Break View Toolbar ini berfungsi untuk memotong objek yang terlalu panjang. Umumnya dipakai untuk benda kerja yang berukuran panjang seperti poros, sehingga dapat menghemat area drawing agar efektif, tanpa mengurangi maksud dari pandangan tersebut. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Click icon Break pada View Layout tab > Break. Lalu akan muncul Property Manager Broken View







Lakukan pengaturan pada Broken View Settings pilih pemotongan yang ingin digunakan vertical atau horizontal .







Atur gap yang ingin digunakan pada broken gap.







Bentuk bidang potong dapat dipilih pada Break line style.







Click OK untuk mengeksekusi perintah. Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.24.



268



Gambar 8.24 Penggunaan Toolbar Break View



9. Crop View Toolbar ini berfungsi untuk memotong objek dan tetap mempertahankan bagian tertentu dari gambar yang ingin ditampilkan pada drawing. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Buatlah sketch profile sebagai batas object yang akan dipertahankan.







Click icon Crop View pada View Layout tab > Crop View.







Secara otomatis bidang terseleksi akan terpotong. Lebih lanjut kita dapat mengembalikan bentuk semula, dengan cara klik kanan Crop View > Remove Crop.







Click OK untuk mengeksekusi perintah. Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.25.



Gambar 8.25 Penggunaan Toolbar Crop View



269



10. Alternate Position View Alternate Position View merupakan fitur yang sangat baik bila diaplikasikan pada assembly, untuk menampilkan rencana gerakan, unjuk kinerja, dan perubahan bentuk akibat kerja mesin yang dirancang. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Buka file assembly yang akan dibuat gambar kerjanya.







File > Make Drawing from Assembly.







Muncul Sheet Format/Size dan pilih standar lembar gambar.







Klik view palete pada sisi kanan, lalu pilih view yang akan digunakan misalnya front.







Click icon Alternate Position View di View Layout tab lalu klik bidang proyeksi, hingga muncul Alternate Position Menu.







Klik tab Configuration > New Configuration, isi nama konfigurasi, misal kondisi kerja.







Klik OK maka secara otomatis akan kembali pada file assembly.







Klik tab Move Component menu, lalu geser assembly sesuai kondisi tertentu dan klik OK.







Maka pada drawing akan ter-update berikut dengan posisi alternatifnya. Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.25.



Gambar 8.25 Penggunaan Toolbar Alternate Position View



E. Hole Table Toolbar ini berfungsi untuk memberikan informasi ukuran lubang (hole), dimana akan ditampilkan pada tabel. Adapun keuntungannya kita tidak perlu membuat banyak



270



dimensi, cukup mengatur posisi dan koordinat lubang tersebut saja. Lebih jelasnya mengenai aplikasi dari hole table dapat dilihat pada Gambar 8.26.



Gambar 8.26 Overview Penggunaan Toolbar Hole Table



Berdasarkan gambar tersebut dapat cukup banyak dimensi yang harus diberikan, akan tetapi dengan menggunakan fitur hole table kita cukup menyajikan dalam tabel saja, tanpa mengurangi esensi informasi yang ingin sampaikan. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Hole Table pada toolbar Table.







Klik Property Manager Hole Table, lakukan pengaturan sebagai berikut:











Tentukan origin sebagai datum koordinat X0 dan Y0.







Pilih salah 1 axis yang ingin digunakan (X/Y).







Klik permukaan atas part tersebut, sebagai bidang koordinat.



Click OK untuk mengeksekusi perintah. Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.27.



Gambar 8.27 Penggunaan Toolbar Hole Table



271



F. Hole Callout Toolbar ini berfungsi untuk memberikan ukuran pada lubang (hole) pada sebuah object, baik lubang standard maupun lubang dengan perlakuan khusus seperti counterbore, countersink, dan hole thread. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Hole Callout







Klik sisi luar lubang tersebut, kemudian geser lalu klik pada graphics area. 



pada toolbar Annotations.



Hasil dimensi hole callout akan muncul dimana berisi informasi Ø ataupun ukuran thread lubang beserta kedalamannya . Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.28.



Gambar 8.28 Penggunaan Toolbar Hole Callout



Lebih lanjut mengenai hasil dari hole callout. Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.29.



272



Gambar 8.29 Hasil Penggunaan Toolbar Hole Callout



G. Bill of Material & Balloon 1. Bill of Materials Toolbar ini berfungsi untuk menampilkan part list dari desain assembly yang sudah kita buat sebelumnya. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Bill of Materials



pada toolbar Table.







Tentukan dan klik desain assembly yang akan dibuat Bill of Material.







Selanjutnya akan muncul Bill of Materials PropertyManager, lalu klik OK. Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.30.



Gambar 8.30 Penggunaan Toolbar Bill of Material



273



Pada Properties Manager Bill of Material terdapat BOM Type yang berisi opsi sebagai berikut: 



Top-Level Only, digunakan apabila desain assembly tersebut terdapat sub assembly, maka yang akan ditampilkan dalam tabel BOM hanya nama file sub assembly saja, sementara komponen-komponen sub assembly tidak akan ditampilkan dalam tabel.







Parts Only, digunakan apabila desain assembly tersebut terdapat sub assembly, maka yang akan ditampilkan dalam tabel BOM adalah keseluruhan komponen, sementara nama file sub assembly tersebut tidak akan muncul dalam tabel.







Indented, digunakan apabila desain assembly tersebut terdapat sub assembly, maka sub assembly serta part-part yang yang terdapat didalam sub assembly akan ditampilkan dalam tabel BOM secara terstruktur.



Lebih jelasnya mengenai penggunaan Bill of Material dapat dilihat pada Gambar 8.31.



Gambar 8.31 Penggunaan Indented Bill of Material



2. Ballon Toolbar ini berfungsi untuk memberikan label penomoran part pada sebuah desain assembly secara manual. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Balloon



pada toolbar Annotations.







Klik masing-masing part yang akan diberikan label penomoran.







Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.32.



274



Gambar 8.32 Penggunaan Toolbar Ballon



3. Auto Ballon Toolbar ini berfungsi untuk memberikan label penomoran part pada sebuah desain assembly secara otomatis. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menggunakan toolbar tersebut: 



Klik icon Auto Balloon







Lalu klik assembly/explode view yang diberikan label penomoran.







Klik Auto Balloon PropertyManager lakukan pengaturan sebagai berikut:







pada toolbar Annotations.







Klik tab Pattren Type pilihlah jenis pattern yang akan digunakan.







Klik tab Balloon Setting pilihlah bentuk ballon yang akan digunakan.



Lebih jelasnya mengenai penggunaan toolbar tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.33.



Gambar 8.33 Penggunaan Toolbar Auto Ballon



Lebih lanjutkan kita masih dapat untuk menggeser atau merubah secara manual posisi masing-masing ballon tersebut.



275