4 0 13 MB
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.1.A.6 PENDIDIKAN YANG BERPIHAK PADA MURID YUNADI HASAN DINANJAR S.Pd SD NEGERI BOJONGLONGOK CGP ANGKATAN 8 KABUPATEN SUKABUMI
Ki Hadjar Dewantara Ki Hadjar Dewantara adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memiliki pemikiran filosofi yang sangat kontekstual. Ia lahir pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Pemikirannya didasarkan pada pandangan bahwa pendidikan haruslah relevan dengan konteks sosial dan budaya masyarakat di Indonesia.
PENTINGNYA PENDIDIKAN Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang bersifat inklusif, yang tidak membedakan antara suku, agama, ras, dan golongan. Ia mengadvokasi hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan tanpa diskriminasi. Pemikirannya ini muncul dalam upaya Ki Hadjar Dewantara untuk mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, yang menjadi salah satu lembaga pendidikan modern pertama di Indonesia yang memberikan akses pendidikan kepada semua lapisan masyarakat.
SEMBOYAN Ing Ngarso Sung Tulodo artinya dari depan, seorang pendidik harus memberikan teladan yang baik. Ing Madya Mangun Karso artinya dari tengah, seorang pendidik harus dapat menciptakan prakarsa atau ide. Tut Wuri Handayani artinya dari belakang, seorang pendidik harus bisa memberi arahan.
JATI DIRI BANGSA Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang memperkuat jati diri bangsa Indonesia. Ia percaya bahwa pendidikan harus mempromosikan kearifan lokal, nilai-nilai budaya, serta semangat nasionalisme. Ia menyoroti pentingnya menggali dan mengembangkan potensi anak-anak Indonesia agar mereka dapat berkontribusi secara aktif dalam membangun negara.
FILOSOFI Pemikiran filosofi Ki Hadjar Dewantara yang kontekstual ini menjadi landasan bagi perkembangan sistem pendidikan di Indonesia. Ia diakui sebagai salah satu tokoh pendidikan terpenting dalam sejarah Indonesia, dan sumbangsihnya dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi semua anak Indonesia tetap dihargai hingga saat ini. Konsep “Pendidikan yang Berpihak pada Murid” karya Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan yang menitikberatkan pada kebutuhan dan minat siswa.
STRATEGI 3P Pembelajaran
Pengajaran
Memberikan kesempatan bagi murid untuk berpendapat, membangun pemahamannya sendiri, dan berpartisipasi dengan kesepakatan kelas. Hal ini dapat membantu murid merasa lebih terlibat dan memiliki tanggung jawab dalam proses pembelajaran.
Guru harus bersikap demokratis, tidak menjadikan murid sebagai kertas kosong, memanusiakan manusia, melatih murid dengan memberikan feedback, dan membuat suasana kelas lebih nyaman. Dengan demikian, murid akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk belajar.
Pendidikan
Pendidikan harus sesuai dengan prinsip perubahan yang mencakup asas Trikon yaitu Puisi Penjaringan Pemetaan Pembinaan. Hal ini dapat membantu murid memperoleh pengetahuan yang mumpuni secara intelektual maupun budi pekerti serta membangun bangsa.
KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MEWUJUDKAN
PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Budaya 5S Senyum Sapa Salam Sopan Santun
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Upacara Bendera untuk menumbuhkan rasa nasionalisme
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Tadarus Al-Qur'an sebelum melakukan pembelajaran dan Sedekah setiap hari Jum'at
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Miéling basa indung sebagai upaya mengenalkan kebudayaan daerah
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Kunjungan ke tempat industri
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Ekstra kurikuler Olahraga
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Senam Bersama Setiap hari Sabtu
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Ekstra kurikuler Kesenian
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Ekstra kurikuler Pramuka
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreaktif dan menyenangkan
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Pembelajaran menggunakan media pembelajaran IT
KEGIATAN POSITIF YANG DISESUAIKAN DENGAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA DI SEKOLAH KAMI
Berdiskusi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kapasitas & kompetensi
TUJUAN KEGIATAN TERSEBUT ADALAH AGAR TERCIPTANYA MERDEKA BELAJAR DAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Tantangan dalam menerapkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara Kurikulum yang terlalu padat dan kurang fleksibel Kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran Kesenjangan sosial dan ekonomi antara siswa Ketidakseimbangan antara pembelajaran akademik dan pengembangan karakter Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan
Tantangan: Kurikulum yang terlalu padat dan kurang fleksibel. Solusi: Mengadopsi pendekatan pendidikan yang berorientasi pada potensi dan kebutuhan siswa. Kurikulum dapat dikembangkan dengan memperhatikan kebebasan siswa dalam memilih mata pelajaran sesuai minat dan bakatnya. Pembelajaran dapat dilakukan melalui pendekatan proyek, penemuan, dan kolaborasi, yang mendorong kreativitas dan pemecahan masalah.
Tantangan: Kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Solusi: Menerapkan pendekatan "belajar dari bawah" yang diusulkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Memberikan siswa kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dengan mengajak mereka untuk berdiskusi, bertanya, dan berbagi pengetahuan. Menggunakan metode pembelajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok, permainan peran, dan presentasi siswa, akan meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa..
Tantangan: Kesenjangan sosial dan ekonomi antara siswa. Solusi: Menerapkan prinsip "budi pekerti luhur" yang ditekankan oleh Ki Hadjar Dewantara. Menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif dan ramah, di mana setiap siswa diterima dengan baik dan dihargai tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonominya. Menyediakan beasiswa, bantuan belajar, dan dukungan tambahan bagi siswa yang membutuhkan, sehingga mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Tantangan: Ketidakseimbangan antara pembelajaran akademik dan pengembangan karakter. Solusi: Mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan pengembangan karakter dalam kurikulum. Memberikan perhatian yang sama pentingnya terhadap pembentukan karakter siswa, seperti nilainilai moral, etika, kepemimpinan, dan kepedulian sosial. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan siswa dalam pelayanan masyarakat, kegiatan lingkungan, atau kegiatan seni dan budaya, yang akan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.
Tantangan: Kurangnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Solusi: Membangun kemitraan yang kuat antara sekolah dan orang tua. Melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan sekolah, seperti melalui forum orang tua, pertemuan rutin, atau kegiatan kolaboratif. Menyediakan pelatihan dan sumber daya bagi orang tua untuk mendukung pembelajaran anak di rumah. Membangun komunikasi yang terbuka dan berkelanjutan antara sekolah dan orang tua, sehingga mereka dapat bekerja sama dalam mendukung perkembangan pendidikan anak.
TERIMAKASIH
@yunadihasandinanjar