1408 Ringkas Dashat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAPUR SEHAT ATASI STUNTING



(DASHAT) DI KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS



Latar Belakang Penugasan BKKBN menjadi Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting oleh Presiden Joko Widodo sejak tanggal 25 Januari 2021;



Risiko stunting karena faktor spesifik dan sensitif, maka ditingkat lini lapangan BKKBN menggunakan pendekatan konvergenitas dan partisipatif.



01



02 03



Salah satu bentuk intervensi stunting adalah pemberian makanan bergizi seimbang bagi keluarga resiko stunting dengan optimalisasi bahan pangan lokal dalam kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting di Kampung Keluarga Berkualitas (DASHAT)



Apa Itu DASHAT? Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (yang memiliki catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya



Apa TUJUAN DASHAT?



Meningkatkan kualitas gizi masyarakat, dalam rangka mempercepat upaya penurunan stunting melalui pendekatan konvergensi Kampung KB di tingkat desa/kelurahan.



TUJUAN KHUSUS DASHAT Sediakan pangan sehat dan bergizi



Munculakan kelompok usaha keluarga/masyarakat lokal yang berkelanjutan



Tingkatkan keterampilan kelompok usaha keluarga/masyarakat



Olah, distribusikan dan pasarkan makanan bergizi seimbang



Berdayakan ekonomi masyarakat berbasis sumber daya lokal;



KIE gizi dan pelatihan kepada keluarga risiko stunting



HASIL YANG DIHARAPKAN



Terpenuhinya kebutuhan gizi anak stunting, bumil/busui dan keluarga risiko stunting;



Diperolehnya pengetahuan dan keterampilan penyiapan pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal



Meningkatnya kesejahteraan keluarga, melalui keterlibatannya dalam kelompok usaha keluarga/masyarakat yang berkelanjutan.



Sasaran, Lokasi dan Pelaksana Target Sasaran



Pelaksana Pemerintah Desa/Kelurahan melalui pengembangan kelembagaan lokal yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan penanganan stunting yang ada di tingkat desa dan sekitarnya



▪ Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita serta Catin yang menjadi bagian dari Keluarga Beresiko Stunting ▪ Keluarga dan masyarakat pada umumnya di desa ybs



Lokasi ▪ Desa/Kelurahan terutama yang jumlah kasus stunting masih tinggi ▪ Setiap desa setidaknya memiliki 1 Dashat di tingkat RW/Posyandu



Identifikasi Masalah dan Potensi KASUS STUNTING



TINGKAT KESEJAHTERAAN



• Manfaatkan semua sumber data yang ada (PK21, ePPGBM, e-Posyandu, dlll.) • Petakan kasus berdasarkan wilayah (RT/RW, Desa/Kelurahan • Diskusikan dan tentukan kasus stunting berdasarkan penyebab dan rencana tindakannya



• Kenali latar belakang sosial ekonomi keluarga risiko stunting • Pahami kondisi sosial ekonomi dan budaya wilayah desa setempat



PROGRAM/KEGIATAN SEJENIS • Kenali usaha sejenis dalam radius desa atau kecamatan • Upayakan kerjasama agar lebih efektif dan efisein • Bentuk Kerjasama dapat berupa tenaga, sumber pangan, pengemasan, pemasaran, dll.



AKSES DAN KETERSEDIAAN SUMBER PANGAN • Petakan berbagai potensi sumber pangan dalam radius desa/kel, kecamatan dan kab/kota, maupun nasional, berupa korporasi atau perorangan. • Sumber pangan dapat berupa natura dan/atau dana



Model Pengelolaan SOSIAL



KOMERSIAL



➢Kasus Stunting Tinggi ➢Kesejahteraan Rendah ➢Akses Sumber Pangan Rendah



SOSIAL DAN KOMERSIAL



➢Kasus Stunting Rendah ➢Kesejahteraan Baik ➢Akses Sumber Pangan Optimal



SOSIAL & KOMERSIAL SOSIAL



➢Kasus Stunting Sedang ➢Kesejahteraan Baik ➢Akses Sumber Pangan Berkembang



KOMERSIAL



5 Helix - Pemangku Kepentingan MASYARAKAT Keluarga Risiko Stunting dan Masyarakat Penerima dan Pelaksana DASHAT



DUNIA USAHA Pendukung DASHAT dalam hal donasi natura dan dana, pendamping dan edukasi pengelolaan usaha dan gizi



PERGURUAN TINGGI Pendamping dalam hal Pendidikan gizi kepada masyarakat dan pengelolaan DASHAT



KADER PENGGERAK MASYARAKAT Penggerak dan Motivator terlaksananya DASHAT di tingkat RT/RW/Desa (PKK, PPKBD/Sub, Kader lainnya)



PEMERINTAH PUSAT, PEMDAN DAN PETUGAS Pembina, Pendamping, Edukator, dan Regulator pelaksanaan DASHAT (BKKBN, OPD PPKB, DINKES, PKB/PLKB, dll)



Tahap Kegiatan



Produksi dan Pengemasan



Identifikasi dan Pemetaan Perumusan



Peningkatan Kapasitas



Pendampingan dan Bimtek Terpadu



Distribusi dan Penjualan



Ragam dan Kombinasi Kegiatan



Pemanfaatan Bahan Sisa Produksi



Pengemasan Menu Siap Saji



Penjualan Menu Komersial



Pengumpulan dan Distribusi Donasi



Ragam dan Kombinasi Kegiatan



Pemanfaatan Bahan Sisa Produksi



Pengemasan Menu Siap Saji



Penjualan Menu Komersial



Memanfaatkan bahan sisa produksi/pemasaran namun layak olah/konsumsi dari produsen pangan setempat, seperti: • Petani • Peternak unggas • Peternak ikan • Retail



Memasak dan mengemas makanan siap saji dan terukur gizi untuk sasaran risiko stunting, seperti: • Ibu hamil • Ibu menyusui • Bayi • Baduta dan Balita • Calon Ibu



Menjual makanan siap saji dan terukur gizi kepada masyarakat umum, disertai konsultasi gizi, dengan pemaketan: • Ibu hamil • Ibu menyusui • Bayi, Baduta dan Balita • Calon Ibu • Remaja • Lansia • Keluarga • Dll.



Pengumpulan dan Distribusi Donasi Pengumpulan dan distribusi donasi untuk sasaran stunting berupa: • Produk nutrisi, • Produk suplemen • Produk komplemen • Dana pengelolaan, edukasi dan pembinaan • Sarana/prasarana pendukung • Dll.



PENDANAAN Anggaran Dana Desa



Koperasi, Pegadaian, Permodalan ventura



CSR



Modal Sendiri/ Gotong Royong



APBN/APBD



BUMDes



KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN PANGAN PENDAPAT PAKAR (Prof. Hardinsyah, PERGIZI PANGAN) Dalam menyediakan makanan sehat agar menggunakan pangan lokal atau pangan nusantara, yaitu pangan yang diproduksi di wilayah Indonesia dan tersedia dekat dengan masyarakat.



Menggunakan pangan lokal tentunya memberikan banyak manfaat, yaitu: 1) Mendapatkan pangan yang segar atau baru; 2) Minimal terjadi kehilangan gizi, terutama vitamin; 3) Lebih terjangkau oleh masyarakat bila diproduksi dalam jumlah yang banyak dan dikonsumsi oleh banyak orang, 4) Meningkatkan peluang kerja dan peluang usaha; 5) Menggerakkan ekonomi rakyat dan bangsa, terutama penduduk pedesaan; 6) Meningkatkan kedaulatan dan ketahanan pangan bangsa.



KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN PANGAN Makanan Pokok



Lauk Pauk



Makanan pokok di Indonesia tidak hanya nasi saja yang berasal dari beras tetapi juga jagung, kentang, ubi, singkong, talas, labu kuning, sagu dan produk olahan lainnya seperti roti, mie, bihun, dan lainnya.



Lauk-pauk terdiri dari sumber pangan protein hewani maupun sumber pangan protein nabati (dari tumbuh-tumbuhan). Sumber protein hewani misalnya telur, daging ayam, daging sapi, daging babi, daging kambing/domba, ikan dan hasil laut lainnya, susu dan produk olahannya, sedangkan sumber protein nabati diantaranya adalah kacang-kacangan, tahu, tempe.



Sayuran Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral seperti serat makanan, potassium, asam folat, karoten, Vitamin A, Vitamin C, zat besi dan fosfor. Sayuran misalnya bayam, wortel, buncis, kangkong, terong, tomat, ketimun, labu siam, daun singkong, pucuk labu, bunga dan daun papaya, kembang kol, kol, brokoli, rebung, lobak, pare, selada dan lainnya.



Buah-buahan Buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin (Vitamin, A, B, B1, B6, C), mineral dan serat pangan, seperti papaya, manga, pisang, jambu air, jeruk, apel, belimbing, semangka, alpukat, dan lainnya.



Air putih merupakan minuman yang paling sehat dan tidak berbahaya karena sangat dibutuhkan oleh tubuh kita untuk menjaga kesehatan, dengan syarat tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya dan tidak mengandung logam berat.



RAGAM PENGOLAHAN Cara pengolahan makanan dapat mempengaruhi nilai gizi dalam makanan. Untuk itu perlu diketahui gizi apa saja yang kemungkinan besar hilang dalam proses pengolahan makanan. Rebus



Kukus



Proses perebusan dapat menurunkan nilai gizi karena bahan pangan yang langsung terkena air rebusan akan menurunkan zat gizi terutama vitamin-vitamin larut air (seperti vitamin B kompleks dan vitamin C) dan juga protein.



Dianggap sebagai metode memasak paling baik dalam urusan mempertahankan gizi penting dalam makanan. Keuntungan dari metode memasak ini adalah vitamin yang bersifat larut dalam air akan terjaga dengan metode ini.



Tumis



Goreng



Salah satu cara mengolah makanan yang sehat adalah menumis, karena takaran minyak bisa dikontrol. Metode ini juga dapat meningkatkan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A, D, E, K).



Proses penggorengan merupakan pengolahan pangan dengan menggunakan suhu yang terlalu tinggi dapat menurunkan kandungan lemak dan merusak vitamin dan mineral. Berat bahan pangan setelah pengolahan ini umumnya juga menurun.



Panggang/Bakar Teknik memasak seperti ini, baik dengan oven maupun dengan api secara langsung dapat menyebabkan kandungan vitamin B hilang. Tetapi jika kita dapat melakukannya dengan baik dengan mengurangi asap, memanggang makanan adalah salah satu metode pengolahan makanan yang sehat karena nutrisi lain tidak akan hilang secara signifikan.



BK



Terima kasih Hidup Berencana Itu Itu Keren Hidup ber encana it u ker eeen , Hidup Berencana Keren



Dokt er Hast o