15 Makalah Geografi IPS2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH LAPORAN PENELITIAN GEOGRAFI “BANJIR KOTA JAKARTA”



DISUSUN OLEH: SITI AMINAH KELAS: X IPS 2



SMA NEGERI 1 PADANGCERMIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG



i



KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dengan karya ini saya berharap dapat membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui pengembangan internet di desa-desa. Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.



Hanura, 10 November 2019 Hormat Kami, Penulis



ii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. KATA PENGANTAR ……………………………………………..………….. DAFTAR ISI ……………………………………………..……………………..



i iii iv



BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………



1



1. Latar Belakang……………………………………………………………. 2. Rumusan Masalah…………………………………..…………………..... 3. Tujuan Penelitian…………………………………………………………



1 1 1



BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………..



3



Definisi Bencana Alam…………………………………………………… Bencana Banjir………………………………………...………………….. Akibat Terjadinya Banjir………………………………………...……….. Dampak Negatif dari Banjir……………………………………….………



3 5 6 7



BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………



8



Metode……………………………………………………………………. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………….………….. Variabel Penelitian…………………………………..…………………… Teknik Pengumpulan Data……………………………….……………….



8 8 8 8



2.1. 2.2. 2.3. 2.4.



3.1. 3.2. 3.3. 3.4.



BAB IV ANALISIS DATA……………………………………….………….. 1. 2. 3. 4.



Pengertian Banjir……………………………….…………………….… Faktor Penyebab Banjir……………………………………………..…… Akibat Banjir……………………………………………………...……… Penanggulangan Banjir……………………………………………….….



9 9 9 11 12



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………



15



5.1. Kesimpulan……………………………………………….…………......



15



5.2. Saran…………………………………………...………………………..



15



DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….……….….



16



iii



BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebagai kota yang berada di daratan rendah, Jakarta tidak terlepas dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat menyerang. Menurut catatan sejarah Ibukota Jakarta telah dilanda banjir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjir terparah yang pernah terjadi di Batavia adalah banjir yang terjadi di bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah Batavia terendam air. Daerah yang terparah saat itu adalah gunung Sahari, Kampung Tambora, Suteng, Kampung Klenteng akibat bendungan kali Grogol jebol. Hingga kini banjir pun belum berhenti meyerang Jakarta. Apalagi ketika musim penghujan telah tiba. Oleh karena banjir yang terus menerus melanda sebagian wilayah di Jakarta kini kota Jakarta telah terkenal dengan Kota Banjir. Walau demikian warga Jakarta tidak berhenti mencoba menanggulangi banjir di Ibukota tercinta ini. Sehubungan dengan cara untuk mencoba menanggulangi banjir tersebut, maka berbagai masalah penyebab banjir pun mulai muncul dari masalah sampah, curah hujan yang tinggi, peluapan air yang berlebihan, pecahnya bendungan sungai, serapan air yang buruk, hingga pemukiman liar dan pemukiman padat penduduk. Dan warga yang terkena banjir selalu mengambil strategi sendiri untuk menanggulangi banjir ketika banjir datang ke rumah mereka. Dengan begitu banyak masalah yang dapat mengakibatkan banjir. Maka objek yang akan di ambil penulis adalah daerah Kebagusan wilayah Pasar Minggu Jakarta Selatan. Daerah tersebut merupakan daerah yang rawan banjir ketika musim penghujan telah datang. Pentingnya melakukan penulisan untuk membahas penyebab banjir di daerah tersebut, maka penulis tertarik untuk memberi judul dalam makalah ini tentang “ Banjir ibukota dan penanggulangannya “. 1. Rumusan masalah Adapun perumusan masalah mengenai banjir yang akan kita bahas, antara lain: 1. 2. 3. 4.



Apa Itu banjir..? Apa penyebab terjadinya banjir..? Apa akibat terjadinya banjir..? Bagaimana penanganan serta pencegahan banjir..?



3. Tujuan Penelitian Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan pada mata pelajaran Geografi. Selain itu penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan yang ada saat ini.



1



BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bencana Alam Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia. Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup. Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dikenal pengertian dan beberapa istilah terkait dengan bencana. 1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. 3. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.



2



4. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. 5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. 6. Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana. 7. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. 8. Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang. 9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. 10. Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana. 11. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana. 12. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayahpascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana. 13. Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana. 14. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. 15. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi. 16. Pencegahan bencanaadalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana. 17. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. 18. Bantuan darurat bencanaadalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat. 3



19. Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana. 20. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana. 21. Korban bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana.



2.2. Bencana Banjir Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak terendam air menjadi terendam akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya. Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir. Jenis – Jenis Banjir Banjir merugikan banyak pihak Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, dan banjir laut pasang. 1. Banjir Sungai Terjadi karena air sungai meluap, biasanya terjadi jika ada sampah yang menghambat aliran sungai 1. Banjir Danau Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. 1. Banjir Laut pasang Terjadi antara lain akibat adanya badai dan gempa bumi.



2.3. Penyebab Terjadinya Banjir Pernahkah kita mengalami banjir? Bagaimana kita menghadapinya? Di antara kita mungkin ada yang tinggal di sekitar sungai yang rawan banjir. Atau mungkin tidak tinggal di sekitar sungai tapi tetap mengalami banjir. Tahukah kita penyebabnya? Secara umum, penyebab terjadinya banjir di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. a) Pendangkalan sungai, 2. b) Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliransungai, 3. c) Pembuatan saluran airyang tidak memenuhi syarat, 4. d) Pembuatan tanggulyang kurang baik, 5. e) Curah hujan tinggi 6. f) Banjir kiriman Banjir hanyalah salah satu dari sekian banyak bencana alam yang sering terjadi. Banjir sering terjadi terutama pada musim hujan dengan intensitas yang sering dan lebat. Daerah 4



yang menjadi langganan banjir terutama pada daerah sekitar arus sungai. Namun daerah yang jauh dari sungai pun kadang terkena musibah banjir juga jika curah banjir terjadi hujan yang datang terus menerus dan sungai tidak lagi sanggup menampung banyaknya air hujan. Bencana banjir yang datang tentu tidak kita harapkan, namun saat musibah banjir menimpa kita, tentu kita tidak bisa hanya berdiam diri saja dan pasrah menghadapinya. Ada banyak cara untuk menghadapi banjir tersebut, Di antaranya yaitu: 1. Selamatkan barang-barang berharga. 2. Selamatkan orang-orang yang kita sayangi setelah itu jika memungkinkan tolong juga orang-orang di sekitar tempat tinggal kita. 3. Pindahkan barang-barang penting seperti barang elektronik, tempat tidur, dan alat rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi, misalnya lantai dua rumah atau loteng. Jika kita tidak memiliki loteng maka bawalah pergi barang-barang penting seperti selimut, uang, perhiasan, dan bahan makanan sebisanya.



2.4 Dampak Negatif Dari Banjir Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Rusaknya arealpemukiman penduduk; Sulitnya mendapatkan air bersih; Rusaknya saranadan prasarana penduduk; Menghambat proses belajar mengajar; Timbulnya penyakit-penyakit; Menghambat transportasi darat.



5



BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal antara penggunaan lahan dan banjir di daerah Jakarta. Penelitian ini bersifat kualitatif. Metode dalam penelitian ini adalah metode pendekatan wilayah karena situasi saat terjadinya banjir musiman ini berada hanya di daerah Jakarta.



3.2 Ruang Lingkup Penelitian Sungai Kecamatan Makasar Jakarta Timur (Sungai Cipinang) tetapi hanya yang berada di Jl. Soeprapto.



3.3. Variabel Penelitian Ada dua variable dalam proposal ini, yaitu 1. Variabel control, yaitu fenomena banjir musiman Jakarta. 2. Variabel terikat, yaitu akibat yang ditimbulkan terhadap masyarakat



3.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Studi pustaka Teknik pengumpulan data dengan mengkaji berbagai teori, prinsip, kosep, dan hukum – hukum yang berlaku dalam ilmu geografi. Data yang diperoleh bersumber dari buku buku, internet, dan warga sekitar. 1. Observasi : Pengumpulan data dalam ilmu geografi yang berusaha untuk melihat langsung tentang gejala dan masalah geografis.



6



BAB IV ANALISIS DATA 1. Pengertian Banjir Pada dasarnya banjir disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi mauun yang rendah. Banjir adalah peristiwa tergenang dan terbenamnya daratan, karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Pengertian yang lain yaitu, Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Di banyak daerah yang gersang di dunia, tanahnya mempunyai daya serapan air yang buruk, atau jumlah curah hujan melebihi kemampuan tanah untuk menyerap air. Ketika hujan turun, yang kadang terjadi adalah banjir secara tiba-tiba yang diakibatkan terisinya saluran air kering dengan air. Banjir semacam ini disebut banjir bandang. Saat musim penghujan tiba, hujan bisa turun terus-menerus sehingga air pun semakin banyak memenuhi sungai dan saluran-saluran air. Kalau sungai dan saluran air itu tersumbat oleh sampah dan kotoran, maka banjir bisa terjadi. Pada saat air jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off) sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap keudara (evapotranspirasi).



1. Penyebab/faktor-faktor terjadinya banjir di Ibu Kota Banjir biasa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : 1. Banyaknya tumpukan sampah Hal ini merupakan penyebab utama, karena beberapa dari kita banyak yang malas untuk membuang sampah pada tempatnya, yang semestinya wajib kita lakukan agar terhindar dari banjir. Namun masih banyak masyarakat yang kurang tanggap dan terkesan meremehkan hal ini. Sehingga, sampah jadi menumpuk dan menyumbat beberapa saluran air dan sungai. 2. Penebangan hutan Banyaknya penebangan hutan secara liar juga menjadi salah satu penyebab banjir. Karena penebangan hutan yang tidak diikuti dengan penanaman kembali dapat menyebabkan erosi, sehingga tidak ada penyerapan air pada saat musim hujan. 3. Banjir kiriman Hal ini sering terjadi didaerah dataran rendah. Banjir yang tiba-tiba datang karena pada dataran tinggi terjadi hujan dan menyebabkan meluapnya aliran sungai yang menuju ke dataran rendah meluap, sehingga terjadilah banjir pada dataran yang lebih rendah



7



4. Abrasi Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global. 5. Banyaknya bangunan Banyaknya bangunan juga menjadi penyebab terjadinya banjir karena kurangnya daerah resapan air. Kebanyakan bangunan perkantoran atau perumahan menggunakan materi padat pada halamannya, seperti aspaldan semen, sehingga air hujan tidak dapat terserap ke tanah. Selain itu banyak rawa-rawa yang kemudian berganti menjadi daerah perumahan atau gedung perkantoran, padahal rawa-rawa sangat berguna sebagai daerah resapan air. 6. Perubahan lingkungan Saat ini yang paling hangat dibicarakan akibat dari perubahan lingkungan adalah terjadinya pemanasan global, selain itu manusia juga telah merubah penggunaan lahan (yang juga perubahan lingkungan) yang berakibat pada berkurangnya tutupan lahan. Semakin lama jumlah vegetasi semakin berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi intensitasnya dan kadang sangat rendah. 7. Bertumpuknya sampah pada saluran air Faktor yang satu ini sangat penting untuk diperhatikan, karena Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya menyebabkan terjadinya penyumbatan pada saluran air.



Selain beberapa faktor diatas, ada juga faktor selain yang disebabkan oleh ulah manusia, yaitu faktor alam. Faktor alam penyebab terjadinya banjir adalah: 1. Badai Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering terjadi di Bangladesh. 2. Gempa bumi Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kawah (seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami yang menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai 1. Akibat banjir Bencana banjir yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang besar, disamping itu menyisakan pula berbagai permasalahan, seperti : 8







menurunnya tingkat kesehatan masyarakat akibat penyebaran wabah penyakit menular (waterborne diseases)  Munculnya berbagai kerawanan sosial, dan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Sementara pada jangka panjang, gangguan terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi akibat banjir dan kenaikan muka air laut diantaranya adalah : Banjir telah menyebabkan pengungsian masyarakat secara besar-besaran. Banjir juga telah mengakibatkan anyak kerugian, baik material maupun jiwa. Seperti sekolah, tempat ibadah, perkantoran, dan sarana kesehatan. Sementara itu, orang meninggal akibat berbagai sebab. Muai dari hnyut di sungai, tenggelam, tersengat listrik, dan terkena penyakit.



1. Penanganan serta Penanggulangan Banjir Banyak cara untuk mencegah banjir datang kembali. Walaupun pemerintah sudah menyiapkan rencana-rencana untuk menanggulangi banjir, tapi nggak ada salahnya kalau pencegahan banjir dimulai dari diri kita masing-masing. 1. Buang sampah pada tempatnya. Istilah ini memang benar adanya, buang sampah harus pada tempatnya. Sampah yang berserakan bisa membuat selokan atau saluran air tersumbat. Akibatnya, air sungai tidak bisa mengalir dengan lancar ke laut, sehingga meluap menjadi banjir. 2. Tanam pohon dan rumput di halaman rumah. Cobalah untuk menanam pohon dan rumput di halaman rumah. Ini berfungsi sebagai daerah resapan air. Selain baik untuk musim hujan, hal ini juga baik untuk musim kemarau untuk menyimpan cadangan air. 3. Rajin membersihkan selokan depan rumah. Bersihkanlah selokan rumah secara berkala agar kotoran tidak ikut mengalir. Karena kotoran yang ada di selokan bisa memperbesar peluang terjadinya banjir. 4. Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan. Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering menimbulkan banjir. 5. Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir. 6. Tidak membuang sampah ke dalam sungai. Mengadakan Program Pengerukan sungai. 7. Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut. 8. Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.



Yang harus dilakukan ditingkat warga 



Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat bersihkan lingkungan sekitar Anda, terutama pada saluran air atau selokan dari timbunan sampah. 9







  



Tentukan lokasi Posko Banjir yang tepat untuk mengungsi lengkap dengan fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat terkait, bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda. Bersama pengurus RT/RW di lingkungan Anda, segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan Penanggung Jawab Posko Banjir. Koordinasikan melalui RT/RW, Dewan Kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet dan pelampung guna evakuasi. Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi.



Yang harus dilakukan di tingkat keluarga     



Simak informasi terkini melalui TV, radio atau peringatan Tim Warga tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air. Lengkapi dengan peralatan keselamatan seperti: radio baterai, senter, korek gas dan lilin, selimut, tikar, jas hujan, ban karet bila ada. Siapkan bahan makanan mudah saji seperti mi instan, ikan asin, beras, makanan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih. Siapkan obat-obatan darurat seperti: oralit, anti diare, anti influenza. Amankan dokumen penting seperti: akte kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan, sertifikat dan benda-benda berharga dari jangkauan air dan tangan jahil.



Yang harus dilakukan ketika banjir 1. Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana, 2. Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi. 3. Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi. 4. Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.



Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir 1. Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit. 2. Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir. 3. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan, atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk. 4. Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.



10



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis diatas Menggunakan kerangka teori sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka kesimpulannya sebagai berikut : Partisipasi masyarakat daam menanggulangi masalah banjir masih sangat kurang. Begitu juga dengan Peran pemerintah masih sangat dominan pada setiap tahap bencana. Partisipasi masyarakat yang merupakan critical player pada tahap sebelum bencana, memiliki pengaruh sangat kecil dalam proses dan implementasi kebijakan. Tingkat partisipasi terbaik yang terjadi baru pada tingkat consultation. Pada beberapa kegiatan masih pada tingkat information. Di tahap ini masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah. Partisipasi telah dimulai pada tingkat partnership pada lingkup lingkungan setempat yang dilaksanakan secara spontan. Kegiatan tanggap darurat, di saat bencana banjir datang, partisipasi masyarakat seimbang dengan stakeholder lainnya. Tingkat partisipasi yang dicapai adalah partnership, baik secara individu maupun kelompok organisasi sosial. Pada tahapan rehabilitasi setelah bencana, pemerintah kembali dominan, terutama dalam kegiatan fisik. Partisipasi masyarakat hanya sebatas consultation. Tingkat partisipasi risk sharing dan partnership dilakukan lingkuplingkungan setempat.dan Kebijakan pemerintah daerah tentang penanggulangan bencana masih sangat terbatas



1. Saran Banjir Merupakan salah satu Fenomena Bencana alam yang disebabkan Terlalu banyaknya air, Banjir Bisa dicegah Dengan Cara sederhana diantaranya, Menjaga Kebersihan, terutama di area sungai, Membuat gorong-gorong dan lain-lain, Perlu Diingatkan bahwa Peran Manusia Sangat Berpengaruh Pada hal tersebut. Serta kerjasama pihak yang terlibat untuk mengantisipasi bencana banjir.



11



DAFTAR PUSTAKA Maryono A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan, dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Rukmana R. 1995. Teknik Pengelolaan Lahan Berbukit dan Kritis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Situs: http://afrahda.blogspot.com/2016/04/banjir.html http://lemlit.unlam.ac.id/wp-content/uploads/2016/04/yudi-firmanul-a.pdf



12