197 - Bab XI Pembahasan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB XI PENGENALAN JENIS PUPUK A. Tujuan Praktikum Mengetahui berbagai jenis pupuk berdasarkan sifat fisik dan kimia pupuk B. Tinjauan Pustaka Pupuk merupakan unsur hara penting yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk bekerja dalam memperbaiki kesuburan tanah sehingga tanaman mampu berproduksi dengan baik. Tindakan mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan penambahan dan penggembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar produki tanaman tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan zat-zat hara tersebut memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsur-unsur hara yang hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya. (Hadisuwito, 2008). Pemupukan sebaiknya dilakukan secara hati-hati, baik dosis, frekuensi, jenis tanaman, maupun waktu pemberiannya. Selain itu, agar pemupukan efektif dan efisien maka jenis pupuk harus disesuaikan dengan kondisi lahan dan tanaman, serta dapat memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam (Istiana, 2007). Menurut Handiuwito (2008) pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Tindakan mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan penambahan dan pengembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar produki tanaman tetap normal atau meningkat. Tujuan penambahan zatzat hara tersebut memungkinkan tercapainya keseimbangan antara unsurunsur hara yang hilang baik yang terangkut oleh panen, erosi, dan pencucian lainnya. Tindakan pengembalian/penambahan zat-zat hara ke dalam tanah ini disebut pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan,



sehingga diperlukan metode diagnosis yang benar agar unsur hara yang ditambahkan hanya yang dibutuhkan oleh tanaman dan yang kurang didalam tanah (Sugiyanta, 2011). Dalam pertanian modern, penggunaan pupuk adalah mutlak untuk memicu tingkat produksi tanaman, peredaran pupuk dipasaran sangat beragam baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasan. Pupuk-pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi 16 unsur haradalam memenuhi. kebutuhan tanaman. Dari ke 16 unsur hara tersebut, tiga unsur hara seperti Carbon, Hidrogen, dan Oksigen diperoleh dari udara, sedangkan ke 13 unsur lainnya tersedia didalam tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Klorin (Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan (Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B) dan Molibdenum (Mo). Ke 13 unsur tersebut sangat terbatas didalam tanah dikarenakan penggunaan tanah yang terus-menerus tanpa diimbangi dengan pemupukan (Lingga, 2002). Secara umum penggolongan pupuk dibagi dalam dua kelompok, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. (Lingga dan Marsono, 2013). Pupuk Organik, yaitu pupuk yang berasal dari sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos (humus) berbentukcair maupun padatan yang antara lain dapat memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, dapat meningkatkan daya menahan air, kimia tanah, biologi tanah (Firmansyah, 2010). Menurut Sumekto (2006) pupuk organik merupakan pupuk yang tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah dan mempunyai kadar persenyawaan C-organik yang tinggi. Sedangkan pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea berkadar N 45- 46% artinya setiap 100% kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen (Lingga dan Marsono, 2013).



Selain menambah unsur hara makro dan mikro di dalam tanah, pupuk organik ini pun terbukti sangat baik dalam memperbaiki struktur tanah pertanian beberapa kelebihan dari pupuk organik adalah memperbaiki struktur tanah. Ini dapat terjadi karena organisme tanah saat penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar. Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah. Itulah sebabnya pupuk organik sering berpengaruh poitif terhadap hasil tanaman, terutama pada musim kering. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh organisme dalam tanah yang memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Pupuk organik mengandung zat makan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik (Lingga & Marsono, 2013). Pada



dasarnya



setiap



jenis



pupuk



memiliki



kelebihan



dan



kekurangannya masing-masing. Kelebihan yang dimiliki pupuk organik menurut Hadisuwito (2008) yaitu mengandung unsur hara makro dan mikro yang lengkap, dapat memperbaiki struktur tanah, memiliki daya simpan air yang tinggi, tanaman lebih tahan terhadap serangan penyakit, meningkatkan aktivitas organisme tanah yang menguntungkan, dan memiliki residual effect yang positif. Sedangkan kekurangan pupuk organik yang disebutkan Parnata (2010) yaitu biaya pengangkutan yang mahal dan kecepatan penyerapan unsur hara tanaman lebih lambat. Selanjutnya yaitu kelebihan yang dimiliki pupuk anorganik, yaitu mengandung unsur hara tertentu yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, mudah larut, pemakaian dan pengangkutan yang praktis. Sedangkan kekurangan pupuk anorganik sendiri yaitu mudah tercuci ke lapisan tanah bawah sehingga tidak terjangkau air, dapat menurunkan pH tanah, dapat merubah struktur kimiawi maupun biologis tanah jika digunakan terus menerus.



Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. (Lingga & Marsono,2013). Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik yaitu pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik umumnya takaran haranya pas. Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat. Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup. Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang, artinya pupuk ini jauh lebih murah dibanding pupuk organik (Lingga & Marsono, 2013). Selain kelebihan



tersebut, pupuk anorganik memiliki kelemahan.



Selain hanya unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit atau pun hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Itu sebabnya pemakaian pupuk anorganik yang diberikan lewat akar ini perlu diimbangi dengan pemakaian pupuk daun yang banyak mengandung hara mikro. Kalau tidak diimbangi, tanaman akan tumbuh tidak sempurna. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik secara terus-menerus dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pupuk kandang atau kompos. Jika pupuk anorganik ini salah salam pemakaian atau pemberiannya terlalu banyak, tanaman bisa mati dibuatnya. Oleh karena itu, dianjurkan agar aturan pakaiannya selalu dipatuhi (Lingga & Marsono, 2013). Dari segi unsur yang dikandungnya pupuk dibedakan menjadi dua golongan, yaitu pupuk makro dan pupuk mikro. Dari segi pemberiannya pupuk dibedakan menjadi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk akar merupakan segala jenis pupuk yang diberikan lewat akar, sedangkan pupuk daun merupakan segala jenis pupuk yang diberikan lewat daun dengan cara penyemprotan. Dari pembagian pupuk diatas, masih ada pembagian lain yaitu berdasarkan unsur hara yang dikandungnya. Ada tiga kelompok pupuk yaitu pupuk tunggal, pupuk majemuk, dan pupuk lengkap. Pupuk tunggal merupakan pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur, misalnya urea.



Pupuk majemuk merupakan pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur, misalnya pupuk N-P dan pupuk N-K. Dan pupuk lengkap merupakan pupuk yang mengandung unsur secara lengkap baik makro maupun mikro. Berdasarkan bentuk fisik pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu padat dan cair. Pupuk padat merupakan pupuk yang berbentuk bahan padat seperti bentuk remahan, butiran, atau kristal. Sedangkan pupuk cair merupakan pupuk dalam bentuk cairan (Marsono. 2008). Penentuan pupuk berdasarkan sifat fisika dan kimianya berfungsi untuk mengelompokkan pupuk tersebut agar dapat digunakan sesuai kebutuhan tanaman. Dengan mengetahui berbagai karakteristik pupuk, maka dapat dipilih jenis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tanaman sehingga dapat memberi manfaat optimal bagi pertumbuhan tanaman (Lingga, 2013).



C. Prinsip kerja 1. Metode : 2. Alat bahan : a. Alat: 1) Timbangan analitis 2) Oven 3) Tabung reaksi 4) Gelas ukur 5) Pengaduk 6) Botol timbang 7) Kantong plastik 8) Label 9) Ph stick. b. Bahan :



1) Beberapa jenis pupuk 2) Aquadest 3. Cara kerja a. Menuliskan nama, singkatan, dan simbol dagang dari beberapa jenis pupuk. b. Melakukan pengamatan sifat fisik yang meliputi warna, tekstur, struktur, konsistensi, kelarutan, kadar lengas, higroskopis, dan density. c. Warna pupuk dapat diketahui secara langsung dengan cara melihat warna yang dominan. d. Tekstur pupuk terdiri dari tekstur kasar dan halus. Diketahui dengan cara melihat bentuk dan merasakannya. e. Struktur pupuk terdiri dari kristal, butir, dan hablur. f. Konsistensi pupuk terbagi menjadi empat yakni sangat lekat (+++), lekat (+ +), agak lekat (+), dan tidak lekat (-). Dapat diketahui dengan merasakannya dengan jari. g. Mengetahui kelarutan suatu pupuk yakni dengan cara melarutkan pupuk dengan air didalam tabung reaksi dengan perbandingan 1:2,5, kemudian menunggu selama 10 menit. Lalu mengamati kelarutan pupuk dengan notasi (-) tidak larut, (+) agak larut, (++) larut, dan (+++) sangat larut. h. Menghitung kadar lengas pupuk. Adapun langkahnya : 1) Menimbang cawan kosong yang telah berlabel (a) 2) Mengisi cawan kosong dengan pupuk sebanyak 10 gram, kemudian menimbang cawan beserta pupuk tersebut (b) 3) Mengoven cawan tersebut dengan suhu 60°C selama satu malam 4) Mengeluarkan cawan tersebut dari oven dan menimbang setelah dingin (c) 5) Menghitung kadar lengas dengan menggunakan rumus: KL (%) = b − a /c − a × 100% i. Mengukur nilai higroskopis pupuk. Adapun langkahnya : 1) Menimbang plastik kosong beserta label (d)



2) Menimbang plastik + pupuk (e) 3) Menghitung nilai higroskopis dengan menggunakan rumus: HI (%) = (e − d) − (c − a)/ c − a × 100% j. Mengukur nilai density pupuk dengan cara : 1) Menambahkan aquadest sebanyak 50 ml kedalam gelas ukur (X1) 2) Memasukkan 10 gram pupuk ke dalam gelas ukur dan menghitung kenaikan volumenya (X2) 3) Menghitung nilai density dengan menggunakan rumus: 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 ( gr / cm3 ) = 10 gr × 100 /(X2 − X1) × (100 + KL) × 100% k. Melakukan pengamatan sifat kimia pupuk yang meliputi rumus kimia, bentuk yang terserap tanaman, kadar unsur hara, pH dan zat pembawa (carrier). i. Mengukur nilai pH dilakukan bersamaan dengan pengerjaan nilai kelarutan pupuk. Setelah melakukan langkah kelarutan lalu melanjutkan mengukur nilai pH dengan menggunakan pH stick. D. Hasil Pengamatan Tabel x.1 Hasil Pengamatan Jenis Pupuk Sifat Pupuk



Nama Pupuk/Nama Dagang Ultradap



Gb



Gd



Zeolite



KCl



NPK



Warna



Putih



Merah muda



Hijau



Cream



Merah



Putih



Tekstur



Halus



Halus



Halus



Halus



Kasar



Kasar



Struktur



Kristal



Hablur



Hablur



Habur



Kristal



Kristal



Konsistensi



Tidak lekat



Agak lekat



Lekat



Tidak lekat



Agak larut



Tidak lekat



Kelarutan



Agak larut



Agak larut



Mudah larut



Agak larut



Agak larut



Agak larut



Sifat Fisik



Kadar Lengas (%) Higroskopisitas



1,8%



9,87%



129,3%



I



-3,967%



7,08%



II



-3,88%



Density (g/cm3) Kadar Unsur Hara (%)



Sifat Kimia



pH Rumus Kimia Carrier



2%



10,83%



30,2%



4,69%



17,84%



8,62%



40%



7,96%



17,37%



2,46



2,325



0,873



1,58



1,633



2,35



N = 12%



N=6%



N=15%



P2O5=20%



Al3O3= 33,17%



K2O=60%



P2O5 = 60%



MgSO4= 40% P2O5=15%



SO3= 57,29%



K2O=20%



P=15% K=15%



4



7



8



5



6



5



N dan P2O5



Kompleks



Kompleks



*



KCL



NPK



-



Mg2+



Mg2+



Mg2+



CL-



-Ion NH4+



-Ion NO3-



NH4+



-



K+



P2O5



NO3-



-Ion NO3-



-K+



Ca3+



-K+



-Ion NO3Diserap Dalam Bentuk



5%



Orthopospat primer & sekunder



-



-Ion NH4+



- Orthopospat primer & sekunder



Sumber : Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah dan Kesuburan 2022



E. Pembahasan Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Karakteristik pupuk dapat dibagi berdasarkan sifat fisik dan sifat kimia. Sifat fisik, yaitu warna, tekstur, struktur, konsistensi, kelarutan, kadar



lengas, hidgroskopisistas, dan density. Sifat kimia, yaitu rumus kimia, kadar unsur hara, pH, carrier dan bentuk ion yang diserap tanaman. Warna pada pupuk digunakan sebagai pembeda visual antar indicator pupuk yang digunakan. Tekstur pupuk dapat dirasakan menggunakan indra peraba tangan yang terdiri dari dua macam yaitu kasar dan halus. Struktur pupuk, yaitu bentuk penyusunan berupa hablur/tepung, kristal, granuler/butir. Konsistensi pupuk berkaitan dengan ketahanan bentuk pupuk meliputi sangat lekat (+++), lekat (++), agak lekat (+), dan tidak lekat (-). yang ditentukan dengan jari secara kualitatif. Kelarutan sebagai indikasi apakah pupuk yang digunakan mudahlarut dalam air atau tidak, kelarutan dibagi menjadi empat, yaitu dengan notasi (-) tidak larut, (+) agak larut, (++) larut, dan (+++) sangat larut. Semakin tinggi kelarutan suatu pupuk maka semakin mudah pula pupuk diserap oleh tanaman. Kadar lengas/ kadar air menunjukkan jumlah air yang terkandung pada pupuk dalam kondisi kering udara. Higroskopisitas tingkat kemudahan pupuk menyerap air dari udara. Pupuk yang memiliki higroskopisitas kurang baik akan mudah menjadi basah dan mencair bila terkena udara langsung. Bila udara kering pupuk akan menjadi bongkahan keras. Density, yaitu berat volume yang merupakan perbandingan massa pupuk dengan volumenya (g/cm³). rumus kimia dan kadar hara pupuk dapat dilihat di kemasan pupuk. Tanaman menyerap hara pupuk dalam bentuk ionnya. pH, yaitu derajat keasaman pupuk yang dapat diamati dengan mengukur larutan pupuk oleh pH stick atau pH meter. Zat pembawa (carrier) merupakan ion pengikat hara utama pada suatu pupuk. Pupuk ultradap memiliki sifat fisik, yaitu berwarna putih, bertekstur halus, struktur penyusunnya berbentuk kristal, berkonsisteni tidak, agak mudah larut dalam air, kadar lengas sebesar 1,8%, kadar higroskopis I dan II sebesar -3,967% dan -3,88%, dan density sebesar 2,46 g/cm3. Sedangkan, sifat kimia yang dimiliki pupuk ultradap, yaitu memiliki rumus kimia N dan P2O5, unsur hara berupa nitrogen sebesar 12% dan P2O5 sebesar 60%, pH 4 atau cenderung asam,



dapat diserap tanaman dalam bentuk NO3-, NH4 + dan orthoposfat sekunder & primer. Pupuk Gb memiliki sifat fisik, yaitu berwarna merah muda, bertekstur halus, struktur penyusunnya berbentuk hablur, berkonsistensi agak lekat, agak larut dalam air, kadar lengas sebesar 9,87%, kadar higroskopis I dan II sebesar 7,08% dan 8,62%, dan density sebesar 2,325 g/cm3 . Sedangkan sifat kimia yang dimiliki pupuk Gb, yaitu memiliki rumus kimia kompleks, unsur hara berupa P2O5 sebesar 20%, N sebesar 6% dan K2O sebesar 20%. pH 7 atau normal, carrier berupa Mg2+, dan dapat diserap tanaman dalam bentuk NO3, P2O5, dan K+. Pupuk Gd memiliki sifat fisik, yaitu berwarna hijau, bertekstur halus, struktur penyusunnya berbentuk hablur, berkonsistensi lekat, mudah larut dalam air, kadar lengas sebesar 129,3%, kadar higroskopis I dan II sebesar 30,2% dan 40%, dan density sebesar0,873 g/cm3 . Sedangkan, sifat kimia yang dimiliki pupuk kandang ayam, yaitu mengandung unsur hara berupa MgSO4 sebesar 40%, P2O5 sebesar 15%, pH 8 atau cenderung basa, carrier berupa Mg2+, dan dapat diserap tanaman dalam bentuk NH4 + , NAO3- dan Ca3+. Pupuk zeolite memiliki sifat fisik, yaitu berwarna cream, bertekstur kasar, struktur penyusunya berbentuk habur, berkonsistensi tidak lekat, agak larut dalam air, kadar lengas sebesar 5%, dan density sebesar 1,58 g/cm3 . Sedangkan sifat kimia yang dimiliki pupuk zeolite, yaitu mengandung unsur hara berupa Al3O3 sebesar 33,17% dan SO3 sebesar 57,29%,carrier berupa Mg2+. Pupuk KCL memiliki sifat fisik, yaitu berwarna merah, bertekstur kasar, struktur penyusunnya berbentuk kristal, berkonsistensi agak lekat, agak larut dalam air, kadar lengas sebesar 2%, kadar higroskopis I dan II sebesar 4,69% dan 7,96%, dan density sebesar 1,633 g/cm3 . Sedangkan sifat kimia yang dimiliki pupuk KCL, yaitu memiliki rumus kimia kompleks, unsur hara berupa K2O sebesar 60%. pH 6 atau asam, carrier berupa Cl-, dan dapat diserap tanaman dalam bentuk K+.



Pupuk NPK memiliki sifat fisik, yaitu berwarna putih, bertekstur kasar, struktur penyusunnya berbentuk kristal, berkonsisteni tidak, agak mudah larut dalam air, kadar lengas sebesar 10,83%, kadar higroskopis I dan II sebesar 17,84% dan 17,37%, dan density sebesar 2,35 g/cm3. Sedangkan, sifat kimia yang dimiliki pupuk NPK, yaitu memiliki rumus kimia NPK, unsur hara berupa nitrogen sebesar 15%, P sebesar 15% dan K sebesar 15%, pH 5 atau cenderung asam, carrier berupa Zn 2000ppm + sulfur 9%, dapat diserap tanaman dalam bentuk NO3-, NH4 +, K dan orthoposfat sekunder & primer. F.



Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa, pupuk dapat dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik atau pupuk alam merupakan hasil-hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, pupuk hijau, kompos, bungkil, guani, tepung tulang dan sebagainya. Sedangkan, pupuk anorganik merupakan pupuk yang dibuat dari pabrik. Bahannya berasal dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia. Salah satu jenis pupuk ini adalah Ultradap, KCL, NPK, Gb, Gd. Setiap pupuk memiliki karakteristik masing-masing yang dapat dibedakan berdasarkan sifat fisik dan kimia. Sifat fisik, yaitu warna, tekstur, struktur, konsistensi, kelarutan, kadar lengas, hidgroskopisistas, dan density. Sedangkan, sifat kimia, yaitu rumus kimia, kadar unsur hara, dan bentuk ion kimia yang diserap tanaman, Pupuk Ultradap, Gb, Gd KCL, NPK memiliki sifat fisik dan kimia yang lengkap.



DAFTAR PUSTAKA Firmansyah, M. A. 2010. Teknik Pembuatan Kompos. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Kalimantan Tengah. Istiana, H. 2007. Cara Aplikasi Pupuk Nitrogen dan Pengaruhnya pada Tanaman Tembakau Madura. Buletin Teknik Pertanian Vol. 12 No. 2 Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. Hadisuwito, S. 2008. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta: PT Agromedia Pustaka. Lingga, P. 2002. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Depok: Penebar Swadaya. Lingga, P dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hal. Lingga, P. Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya . Parnata, Ayub. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Jakarta: Agromedia Pustaka Rajiman. 2020. Pengantar Pemupukan. Yogyakarta. Deepublish Sumekto, Riyo. 2006. Pupuk-Pupuk Organik. Klaten: PT. Intan Sejati. Sugiyanta, F. Rumawas, M.A. Chozin, W.Q. Mugnisyah, M. Ghulamahdi. 2008. Studi serapan hara N, P, K, dan potensi hasil lima varietas padi sawah (Oryza sativa L.) pada pemupukan anorganik dan organik. Bul. Agron. 36:16-203