2222 Isye6094037 Dbda TK3-W8-S12-R1 Team8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Kelompok ke-3 Week 8/ Sesi 12 Group 8 Sandra Flaudita



2602197545



Erlipratiwi



2602197500



M. Akmal Gusti Ramadhani 2602197141 Erna Ayu Sumpena



2602190186



Yasika Aldiansyah



2602194612



Soal 1: Sebutkan dan jelaskan metode penyelesaian masalah yang dapat mengatasi masalah kualitas suatu produk atau jasa. Jawaban: Terdapat tiga metode penyelesaian masalah kualitas yang umum digunakan yaitu siklus PDCA, Breakthrough Sequence, dan metode Problem Solving Umum. 1. Siklus PDCA Metode ini dikembangkan oleh Dr. Edward Deming, seorang insinyur dan ahli statistik, di mana penyelesaian masalah dilakukan dalam siklus yang terdiri dari empat tahap berurutan yaitu sebagai berikut. a. Plan Pada tahap ini akan dilakukan dokumentasi dan analisis untuk memahami kondisi saat ini. Data-data yang relevan akan dikumpulkan untuk memahami sebab akibat dari masalah yang terjadi. Dari data dan analisis tersebut kemudian akan didapatkan teori dari akar penyebab masalah terkait. Pada tahap ini juga dilakukan perencanaan pengujian terhadap teori yang diajukan. b. Do Teori akar penyebab (root cause) yang didapatkan pada langkah Plan akan diuji untuk memvalidasi dan memahami korelasinya terhadap faktor-faktor proses ISYE6094 – Quality Engineering-R1



seperti man, methode, machine, material, dan environment. Penyebab-penyebab yang tervalidasi akan diusulkan solusinya dan dilakukan perbaikan melalui eksperimen berskala kecil. c. Check Pada tahap ini, data-data yang didapat dari eksperimen akan dievaluasi untuk mengetahui apakah teori dan solusi yang diajukan dapat memberikan hasil yang diinginkan, yaitu hilangnya atau berkurangnya kondisi abnormal sesuai dengan target yang ditetapkan. Jika target belum tercapai, maka perlu untuk memodifikasi solusi atau mengevaluasi kembali teori yang disimpulkan. d. Act Tahap Act dilakukan setelah hasil yang didapat pada tahap Check telah memenuhi target. Pada tahap ini, modifikasi proses kerja akan diimplementasikan dengan menjelaskan perubahan yang diterapkan, merevisi dokumen yang terkait dengan instruksi, dan menstandarisasi proses baru. Keempat tahap di atas digambarkan dalam bentuk siklus melingkar dengan tahap Act mengarah kembali ke tahap Plan. Hal ini menjelaskan bahwa penyelesaian masalah bukanlah kegiatan yang sekali coba melainkan terdiri dari iterasi terus menerus di mana akhir dari satu iterasi merupakan awal dari iterasi berikutnya. Penggunaan PDCA, menurut Dr. Deming, sangat membutuhkan metode statistik dan keahlian dalam statistika untuk dapat menarik kesimpulan yang tepat dari sebuah populasi pengujian. 2. Breakthrough Sequence Penyelesaian masalah dengan metode breakthrough sequence menurut Dr Joseph M. Juran, pencetus metode ini, dilakukan melalui pendekatan proyek ke proyek. Hal ini berarti peningkatan kualitas harus dilakukan dalam langkah diskrit dengan proyek yang diselesaikan satu persatu secara terus menerus. Setiap proyeknya harus melalui serangkaian tahap yang disebut breakthrough sequence sebagai berikut. a. Establish proof of needs Meyakinkan pembuat keputusan seperti manajer tingkat atas akan perlunya melakukan proyek peningkatan kualitas. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan data untuk menggarisbawahi masalah yang terjadi serta potensi penghematan yang dapat dicapai. b. Identify the project Memprioritaskan proyek mana yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi sebagai kriteria. Batasan masalah dan target yang ingin dicapai harus didefinisikan dengan jelas.



ISYE6094 – Quality Engineering-R1



c. Organize a project team Menentukan tim yang berasal dari lintas fungsional antar departemen dengan seorang pemimpin proyek dan fasilitator yang terlatih. Tim akan bertanggung jawab untuk mendiagnosis akar masalah dan memberikan solusi terhadap masalah tersebut. d. Make the diagnostic journey Melakukan identifikasi masalah dan menganalisis masalah-masalah yang ada untuk menentukan akar masalahnya. Selanjutnya, tim mengajukan solusi beserta alternatifnya. Solusi-solusi tersebut kemudian diuji dalam skala kecil untuk menentukan solusi yang memberikan hasil terbaik. e. Make the remedial journey Meminta persetujuan dari komite kualitas atas perbaikan yang dilakukan dan mengimplementasikan solusi terpilih dengan menetapkan proses baru beserta parameternya. Perlu untuk menjaga komunikasi dengan baik karena akan ada hambatan dalam sebuah perubahan baik dari operator maupun pengambil keputusan. f. Institute control to hold the gains Membuat instruksi kerja yang baru, melatih personel dengan metode baru, dan memastikan metode tersebut dilaksanakan dengan benar agar hasil yang diperoleh dapat dipertahankan. 3. Metode Problem Solving Umum Metode ini terdiri dari enam tahap yang memiliki kesamaan dari dua metode sebelumnya yaitu: a. Menentukan masalah dan membuat pernyataan masalah Mengumpulkan masalah-masalah yang ada kemudian menentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan dengan Pareto. Tujuan dan hasil yang ingin dicapai dinyatakan dengan jelas agar proyek perbaikan kualitas disetujui. b. Menganalisis masalah Mengamati kondisi proses yang ada melalui diagram alir kemudian mencari semua kejadian yang berpotensi menyebabkan masalah. Semua faktor yang ada dianalisis untuk menentukan sebab-akibat antar faktor. Akar masalah yang ditemukan kemudian divalidasi. c. Menyusun alternatif solusi Melakukan brainstorming untuk mengumpulkan solusi-solusi yang dinilai dapat mengatasi akar masalah yang ada. ISYE6094 – Quality Engineering-R1



d. Memilih solusi terbaik Melakukan eksperimen untuk menguji solusi dalam skala kecil dengan mempertimbangkan aspek ekonomi. e. Mengimplementasikan solusi dan melakukan validasi Melakukan implementasi dengan menerapkan metode baru, memperbarui semua dokumen terkait instruksi kerja, dan memastikan metode baru yang diterapkan dapat diterima oleh seluruh pihak yang terkait. f. Mempertahankan hasil. Melakukan monitoring dan kontrol untuk memastikan metode baru dilaksanakan dengan baik dan tidak kembali ke kondisi sebelum perbaikan dari sisi mesin, manpower, serta proses. Referensi: [1] K. S. Krishnamoorthi. (2019). A First Course in Quality Engineering: Integrating Statistical and Management Methods of Quality. 3rd Edition . CRC Press. Boca Raton. [2] Slide Material ISYE6094 - Quality Engineering Week 8: Continuous Improvement of Quality. Soal 2: Suatu perusahaan pabrikasi tangki baja, membuat tangki untuk mencampur bahan kosmetik dari konsumen yang berada di Perancis. Namun tangki yang dihasilkan mendapatkan banyak sekali keluhan dari konsumen mengenai kualitas tangki yang tidak sesuai dengan standard. Pertanyaan: a. Bagaimana cara menyelesaikan masalah kualitas ini? Metode apa yang digunakan sebagai alat analisa? Jelaskan. Untuk menyelesaikan masalah kualitas tangki baja yang dihasilkan, perusahaan perlu melakukan analisis mendalam untuk mengidentifikasi akar permasalahannya yaitu dengan melakukan PDCA. PLAN Pertama, perusahaan harus mengidentifikasi spesifikasi dan standard yang harus dipenuhi oleh tangki baja sesuai dengan permintaan konsumen di Perancis. Dengan melakukan analisis perbandingan antara spesifikasi yang diminta dan produk yang dihasilkan, akan mudah untuk mengetahui area mana yang tidak sesuai.



ISYE6094 – Quality Engineering-R1



DO 1. Analisis proses produksi. Selanjutnya, perusahaan harus menganalisis seluruh proses produksi dari awal hingga akhir. Fokus pada tahap-tahap yang berkaitan dengan pembuatan tangki, termasuk pemilihan bahan, metode pengelasan, proses pengujiannya, dan prosedur kualitas lainnya. Pada tahap ini, penting untuk memeriksa apakah semua langkah telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Pada tahap ini dapat menggunakan cause and effect diagram.



2. Pengumpulan data dan keluhan konsumen: Perusahaan harus mengumpulkan semua data terkait keluhan yang diterima dari konsumen Perancis. Data ini harus dianalisis dengan seksama untuk mengidentifikasi pola atau kesamaan antara keluhan-keluhan tersebut. CHECK Setelah akar masalah diidentifikasi, perusahaan harus menerapkan perbaikan yang sesuai untuk memastikan kualitas tangki baja sesuai dengan standar yang diminta. Setelah perbaikan dilakukan, penting untuk terus memantau kualitas produk secara berkala untuk memastikan perbaikan tersebut efektif dan berkelanjutan. ACTION Selama proses perbaikan berlangsung, penting untuk tetap berkomunikasi dengan konsumen Perancis yang telah mengajukan keluhan. Berikan informasi mengenai perbaikan yang dilakukan dan pastikan bahwa mereka merasa didengar dan dipahami. ISYE6094 – Quality Engineering-R1



Melalui langkah-langkah di atas, perusahaan dapat mengatasi masalah kualitas tangki baja yang dihasilkan dan meningkatkan kepuasan konsumen di Perancis. Upaya untuk terus meningkatkan sistem kualitas dan memastikan bahwa produk memenuhi standar yang ditetapkan akan membantu membangun citra perusahaan yang lebih baik dan memperkuat hubungan dengan konsumen. Metode yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi masalah kualitas sebagai alat analisa diantaranya: a. Diagram Pareto: Diagram Pareto adalah histogram data yang mengurutkan dari frekuensi yang terbesar hingga yang terkecil (Evan&Lindsay,2007:87-89), serta dihitung juga kumulatifnya. Diagram pareto digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah utama yang menyumbang sebagian besar keluhan. Dengan mengetahui masalah utama, perusahaan dapat fokus pada penyelesaian yang lebih efektif. Penentuan jenis-jenis cacat dominan yang muncul pada proses produksi tangki dilakukan dengan cara membuat diagram Pareto sehingga nantinya dapat ditentukan cacat mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Dari diagram Pareto tersebut dapat diketahui jenis-jenis cacat yang paling dominan dengan melihat nilai kumulatifnya. Sesuai dengan prinsip pareto yang menyatakan aturan 80/20 yang artinya 80 persen masalah kualitas disebabkan oleh 20 persen penyebab kecacatan, sehingga dipilih jenis-jenis cacat dengan kumulatif mencapai 80% dengan asumsi bahwa dengan 80% tersebut dapat mewakili seluruh jenis cacat yang terjadi. b. Diagram Pohon (Tree Diagram): Metode ini membantu mengidentifikasi akar permasalahan dengan bertanya "mengapa" berulang-ulang untuk setiap permasalahan yang muncul, hingga ditemukan akar permasalahan yang mendasari. c. Diagram Kontrol (Control Chart): Diagram kontrol dapat digunakan untuk mengidentifikasi variasi dalam proses produksi. d. Six Sigma: Pendekatan ini fokus pada mengurangi variasi dalam proses produksi dan mencapai tingkat kecacatan yang rendah. Referensi: Evans, James R, dan William M. Lindsay. 2007. An Introduction to Six Sigma & Process Improvement. McGraw-Hill :New York.



ISYE6094 – Quality Engineering-R1



Krishnamoorti, K. S., Krishnamoorti, V. R., & Pennathur, A. (2018). The Problem-Solving Methodology. Dalam A First Course in Quality Engineering: Integrating Statistical and Management Methods Quality 3th (hal. 450 - th470). Boca Raton: CRC Press. Universitas Bina Nusantara. (t.thn.). Lecture Notes Week 8 - Quality Engineering. Peningkatan Kualitas Berkelanjutan. BINUS Online Learning



b. Mohon saudara kembangkan isu yang terjadi dengan menganalisa dan memberikan solusi agar masalah ini bisa diatasi tanpa harus mengganti dengan tangki baru. Jawaban: Teknik statistika dalam proses pengendalian kualitas statistik sangat diperlukan karena berfungsi untuk meningkatkan dan menjamin suatu kualitas produk. Secara besar digolongkan menjadi dua dalam pengendalian kualitas statistik. Diantaranya yaitu biasa dikenal dengan Metode statistical quality control (SPC)/pengendalian proses statistik atau juga bisa disebut control chart dan acception sampling/ rencana penerimaan sampel produk. Data yang diambil dalam pengendalian proses kualitas dibagi dalam dua jenis yaitu, data variabel dan yang kedua yaitu data atribut. Data digunakan untuk proses pengendalian statistik guna mengontrol suatu proses dengan cara menganalisis dan mengumpulkan data yang didapat dari kualitas produk berdasarkan kecacatan produknya dan dapat dihitung dari pencatatatan dan analisis yaitu disebut data atribut. Banyaknya jenis dari cacat produk, banyaknya produk tangki air yang tidak sesuai/cacat karena prosesnya mengalami suatu masalah, kesalahan pada proses pengiriman produk kepada konsumen, dan yang lainnya adalah contoh dari data atribut. Untuk mengetahui kualitas produk tangki berada dalam kondisi terkontrol atau tidak maka menggunakan peta kendali atribut. Dimana peta kendali ini dibagi beberapa jenis, yaitu : peta kendali p, peta kendali np, peta kendali c, dan peta kendali u. a. Peta Kendali p Peta kendali p atau biasa disebut peta kendali yang digunakan untuk suatu pengendali proporsi kecacatan suatu produksi tangki yang digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk tangki masih dalam batas yang ditetapkan.



ISYE6094 – Quality Engineering-R1



b. Peta Kendali c Peta kendali c dapat dilihat dari cacat tiap objek atau barang. Digunakan untuk mengetahui kecacatan produk tangki dalam suatu subgroup yang berukuran konstan/pasti. c. Peta Kendali np Jika proporsi/jumlah tidak sesuai sesuai dengan item dengan barang yang akan diperiksa, maka itu disebut peta kendali np. Dengan waktu dari subkelompok yg terdiri dari item yang dipilih dan diperiksa setiap subgroupnya dari suatu proses yang menghasilkan barang. d. Peta Kendali u Menghasilkan ukuran yang tidak sama dengan rata-rata ketidaksesuaian per unit tangki didalam subgroub dan digambarkan dalam bentuk grafik, itu disebut peta kendali u. Peta kendali ini digunakan dalam pengumpulan dan operasional agar memudahkannya. Setelah melakukan analisa menggunakan teknik SPC salah satunya dengan data kendali atribut untuk mengambil jenis kecacatan pada tangki, sehingga perusahaan manufaktur dapat membuat standarisasi kualitas sebagai acuan dalam memproduksi dan mendistribusikan tangki. Hal yang perlu dilakukan untuk meminimasi jumlah kecacatan produk tangka sebelum dikirim adalah sebagai berikut : -



-



Adanya pekerja khusus yang ditugaskan untuk mengecek, dengan mengambil sejumlah sampel untuk quality check dengan rutin. Adanya pekerja khusus yang dapat dipercaya guna mengawasi kinerja pekerja lainnya sehingga tidak terjadi kecacatan dalam proses produksi tangki, ataupun mengurangi jumlah kecacatan. Perlu dilakukan perawatan mesin secara rutin agar dapat mengurangi kecacatan tangki.



Namun, apabila permasalahan tangki yang sudah ada di konsumen agar tidak perlu membeli tangki yang baru bisa dilakukan salah satunya dengan menggunakan analisa pohon kesalahan (Fault Tree Analysis). Permasalahan pada kualitas tangki dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Terdapat beberapa permasalahan yang sering terjadi terkait kualitas bahan, salah satunya adalah munculnya karat/ korosi dan hasil pengelasan yang tidak sesuai standard.



ISYE6094 – Quality Engineering-R1



Tangki yang berkarat dalam periode waktu yang pendek disebabkan oleh beberapa kemungkinan, diantaranya: a. Bahan dan Kandungan Material Material pada tangki produk kosmetik menggunakan bahan dan kandungan yang khusus sesuai dengan kebutuhan karena nantinya akan kontak langsung dengan produk. b. Proses Painting Kemungkinan pertama penyebab tangki cepat berkarat yaitu adanya kesalahan atau non standard process pada proses painting, khususnya pada tahapan sandblasting. c. Lingkungan Kemungkinan kedua penyebab tangki cepat berkarat yaitu lingkungan. Perlu diperhatikan lingkungan tempat tangki berada di outdoor atau indoor, letak geografis pun sangat berpengaruh, apalagi pabrik tersebut berada di dekat laut. Tidak heran, tangki tersebut cepat berkarat Dari hasil analisis tersebut, terdapat solusi untuk mengatasi masalah tersebut tanpa harus mengganti tangka yang baru, yaitu: -



Sebelumnya pemilihan dalam quality check bahan dan kandungan material untuk tangki yang dikhususkan untuk produk kosmetik Memberikan zat kimia / painting anti karat pada tangka atau dilakukannya pengecatan ulang pada tangki.



Referensi: Cendani, Fatima Miftahelis Wara (2020) Pengendalian Kualitas Produk Tangki Air guna Meminimasi Produk Cacat Pada PT. XYZ, 4-6.. Undergraduate thesis, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.



ISYE6094 – Quality Engineering-R1