2c - Makalah Faktor Geometri - Kelompok 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM “Faktor Geometrik” Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Radiodiagnostik



Oleh, 1. Bayu Dwi Septian 2. Arina Luthfiani 3. Elly Pangestuti 4. Fauziatul Aulia Choirunnisa 5. Maulana Herbayu Aji 6. Ni Made Jatasya Dewadatta 7. Nila Melinda 8. Nur Safarotul Laeli 9. Richo Ilham Ramadhan 10. Wahyu Hidayat 11. Yoseva Riski Kharismawati



( P1337430214019 ) ( P1337430214028 ) ( P1337430214038 ) ( P1337430214043 ) ( P1337430214082 ) ( P1337430214026 ) ( P1337430214071 ) ( P1337430214005 ) ( P1337430214042 ) ( P1337430214034 ) ( P1337430214012 )



Kelompok 4 Kelas 2C



PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2016



KATA PENGANTAR



1



Puji syukur penulis panjatkan Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Faktor Geometrik”. Kami menyampaikan terima kasih kepada : 1. 2. 3. 4.



Sri Mulyati, S.Si, MT selaku Dosen Mata Kuliah Fisika Radiodiagnostik Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan restunya. Teman-teman kelas Reguler 2C. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu



penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya Makalah ini. Penulis berharap Makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya



Semarang,



April 2016



Penulis



DAFTAR ISI Lembar Judul........................................................................................................... i 2



Kata Pengantar......................................................................................................... ii Daftar Isi................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah 1. Distorsi size .......................................................................................................... 1 2. Distorsi shape .......................................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan 1. Distorsi size .......................................................................................................... 2.



2 Distorsi shape .......................................................................................................... 2



BAB II ISI A. Distorsi Size ................................................................................................................ 4 B. Distorsi Shape ................................................................................................................ 10 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ................................................................................................................ 15



3



B. Pembahasan ................................................................................................................ 17 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................................ 20 B. Saran ................................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 21 LAMPIRAN



22



4



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeriksaan radiografi merupakan salah satu upaya kegiatan medis dalam menegakkan diagnosa. Keberhasilan menghasilkan radiograf yang berkualitas dan memiliki standar estetika radiografi dipengaruhi oleh berbagai faktor.Pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgenpada tanggal 8 November 1895. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan. Menghasilkan kualitas radiograf yang berkualitas di pengaruhi oleh banyak hal antara lain adalah cara penyimpanan film yang baik, processing film , keamaanan safe light, faktor eksposi dan lain–lain. Kita sebagai radiografer yang baik harus bisa membuat radiograf yang berkualitas yang bagus , sehingga hasil dari radiograf bisa meberikan banyak informasi kepada dokter spesialis radiologi yang sebagai mitra kerja kita sehinnga diagnosa yang diberikan bisa lebih tepat. Apabila kualitas yang dihasilkan radiografer tidak bagus maka dokter akan sulit dalam mengdiagnosa suatu penyakit atau bahkan bisa salah diagnosa, maka bagi dokter spesialis radiologi akan sulit untuk menentukan keperawatan yang cocok untuk suatu diagnosa penyakitnya. B. Rumusan Masalah 1. Distorsi size : a. Apa saja faktor - faktor yang mempengaruhi gambaran radiografi? b. Apakah yang dimaksud dengan distorsi pada citra radiografi? c. Apakah yang dimaksud dengan ukuran citra radiografi? d. Bagaimana pengaruh detil dan ukuran obyek pada radiografi? e. Bagaimana pengaruh distorsi citra & distorsi pada radiografi? f. Bagaimana pengaruh magnifikasi geometri pada radiografi? g. Apakah yang dimaksud dengan magnifikasi? 2. Distorsi shape : a. Bagaimana pengaruh ketebalan obyek (Object Thickness)? b. Bagaimana cara untuk mengurangi distorsi? C. Tujuan Penulisan 1



1. Distorsi size : a. Untuk mengetahui pengaruh factor geometric terhadap ukuran gambaran. b. Untuk mengetahui pengertian dari distorsi pada citra radiografi. c. Untuk mengetahui definisi dari ukuran citra radiografi. d. Untuk mengetahui pengaruh detil dan ukuran obyek pada radiografi. e. Untuk mengetahui pengaruh distorsi citra & distorsi pada radiografi. f. Untuk mengetahui pengaruh magnifikasi geometri pada radiografi. g. Untuk mengetahui pengertian magnifikasi. 2. Distorsi shape : a. Untuk mengetahui pengaruh ketebalan obyek (object thickness). b. Untuk mengetahui cara mengurangi distorsi.



BAB II ISI



A. DISTORSI SIZE I. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh factor geometric terhadap ukuran gambaran.



2



II.



LandasanTeori a. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Gambaran Radiografi 1) Pengaruh Milliampere (mA) a) Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-x, dan penurunan mA akan mengurangi intensitas. 2) Pengaruh Jarak a) Dalam proses pemotretan sinar



x,



terdapat



pengaturan



jarak pemotretan yang meliputi : b) Jarak antara fokus-film (Focus Film Distance disingkat FFD), disebut juga SID (Source to Image Reseptor Distance) c) Jarak antara film-objek (Film Object Distance disingkat FOD) d) Jarak antara obyek-fokus (Object Focus Distance), disebut juga SSD(Source to Skin Distance). 3) Pengaruh Kilovolt (kV) a) Perubahan kV menyebabkan beberapa pengaruh. Perubahan kV menghasilkan perubahan pada daya tembus sinar x dan juga total intensitas berkas sinar x akan berubah. b. Distorsi Citra Radiografi Merupakan perbandingan yang salah dari struktur yang direkam, bentuk serta hubungan dengan struktur lainnya kurang betul. Hasil yang benar diperoleh bila garis tengah struktur yang akan di x-foto berada sejajar dengan film yang tegak lurus dengan pusat sinar-x. c. Ukuran Citra Radiografi Karena sinar-x yang memencar dari focus sifatnya divergen mengakibatkan ukuran citra radiografi boleh disebut menjadi lebih besar dari ukuran sebenarnya. Adapun pembesaran yang terjadi disebabkan oleh jarakfocus-film (FFD), film-objek (FOD), garis tengah struktur sejajar film dan tegak lurus dengan pusat sinar-x. Menghitung besarnya pembesaran : ukuran citra x jarak focus−struktur Ukuran sebenarnya : jarak focus film d. Detil dan Ukuran Obyek Obyek di dalam tubuh terdiri dari berbagai macam ukuran. Semakin kecil ukuran obyek maka semakin detil gambar anatomi yang harus didapatkan. Ketika tidak terjadi kekaburan maka baik obyek yang besar maupun yang kecil dapat kita amati. Kekaburan mempunyai batas untuk mampu dilihat pada bayangan yang kecil. Sehingga kekaburan itu mengakibatkan keterbatasan penglihatan detail gambar. e. Distorsi Citra & Distorsi pada Radiografi



3



Citra yang dihasilkan tidak selalu menampakkan karakteristik geometric dan spasial yang sebenarnya dari bagian tubuh. Karakteristik struktur anatomi dan obyek yang dapat diubah bentuknya meliputi: 1) Perubahan ukuran (relative). Misalnya : elongation (pertambahan panjang), dsb. 2) Perubahan bentuk. 3) Perubahan letak di dalam tubuh. Pada radiografi, kebanyakan distorsi dihasilkan dari variasi magnifikasi obyek yang berlainan tempat dan arah dari obyek tersebut terhadap berkas sinar-x. Penyebab Distorsi pada Radiografi Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa ukuran relative dan posisi dari obyek mengalami distorsi oleh karena : 1) Metode proyeksi pencitraan medik yang biasa digunakan pada prosedur radiografi dan floroskopi. 2) Variasi magnifikasi (pembesaran) obyek yang berlainan tempat dan arah dari obyek tersebut terhadap berkas sinar-x. 3) Jarak antara garis tengah struktur sejajar film yang



tidak tegak



lurus



dengan pusat sinar-x (Central Ray/CR) 4) Disebabkan oleh jarak focus-film (FFD), film-objek (FOD). Semakin dekat jarak film dengan obyek (FOD) semakin kecil bayangan penumbra yang terbentuk pada film, semakin besar jarak film dengan obyek maka semakin besar bayangan penumbra yang terbentuk pada film. Semakin tinggi jarak fokus dengan film (FFD) semakin kecil bayangan penumbra yang terbentuk pada film, begitu juga sebaliknya. Cara Untuk Mengurangi Distorsi 1) Meminimalkan jarak film-obyek / FOD berarti



mengurangi resiko



ketidaktajaman dan mengurangi perbesarancitra/bayangan yang dibentuk pada film. 2) Pastikan



methode



proyeksi



penyinaran



yang



diterapkan



pada pasien tidak mengakibatkan (objek) dalam hal ini pasien merasa kurang



nyaman



sehingga



pasien



cenderung



bergerak



dan



akan



mengakibatkan ada jarak/celah antara film dengan objek sehingga efek magnifikasi (pembesaran) semakin besar. 3) Sebelum melakukan eksposi, pastikan garis tengah struktur sejajar film tegak lurus dengan pusat sinar-x (Central Ray/CR). f. Magnifikasi Geometri pada Radiografi Magnifikasi (pembesaran) obyek ditentukan oleh perbandingan jarak. Jarak dari focal spot ke reseptor (FFD) yang sepanjang 150 cm biasanya digunakan untuk pemeriksaan thorax agar menghasilkan magnifikasi yang sedikit dan 4



juga untuk menghindari terjadinnya distorsi. Suatu kondisi dimana gambar pada radiograf lebih besar dari objek yang sebenarnya, disebut magnifikasi. Bagi kebanyakan pemeriksaan klinis, pembesaran terkecil mungkin harus dipertahankan.



Selama



beberapa



situasi,



namun,



pembesaran yang



diinginkan dan harus direncanakan dengan hati-hati ke dalam pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan jenis ini disebut pembesaran radiografi. Secara kuantitatif pembesaran diukur dan dinyatakan oleh factor magnification (M), yang didefinisikan sbg berikut : object ¿ ¿ image ¿¿¿ M= ¿ M bergantung pada kondisi geometris pemeriksaan. Bagi kebanyakan radiograph yang diambil pada (SID) 100 cm, M adalah sekitar 1.1. untuk radiograph yang diambil pada 180 cm SID, M sekitar 1,05 dalam pemeriksaan radiografi biasa, hal ini tidak mungkin untuk menentukan ukuran objek. Ukuran gambar dapat diukur secara langsung dari radiograf. Dalam situasi tersebut M boleh ditentukan dari rasio SID ke sumber untuk objek jarak (SOD):



Ukuran gambar dapat diukur secara akurat; oleh karena itu ukuran obyek yang dapat dihitung sebagai berikut:



5



SID SOD image ¿ ¿ ¿ ¿



object ¿ ¿ MF =



Object size = Image size x



SOD SID



MF akan sama untuk obyek yang ditempatkan dari central axis objek yang diletakkan di central axis jika OID adalah sama dan jika tujuannya pada dasarnya datar maka MF nya juga sama. Kesimpulannya, ada dua faktor yang mempengaruhi perbesaran gambar : SID dan OID. Meminimalkan magnifikasi: SID besar : Gunakan SID sebesar mungkin . OID kecil : Letakkan objek sedekat mungkin dengan image receptor. g. Magnifikasi



Magnifikasi /pembesaran adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam pembutan radiografi. Pembesaran dalam radiografi disebabkan karena adanya jarak antara obyek yang difoto dengan alat pencatat gambar (film).Walaupun obyek sudah diatur menempel diatas kaset, tetapi sesungguhnya tetap ada jarak antara permukaan atas kaset dengan film yang ada didalamnya.



6



Secara kuantitatif magnifikasi dinyatakan dalam “Magnification Factor” (FaktorPembesaran) I AB f f object ¿ ¿ = = = O ab h f −d M= image ¿ ¿ ¿ ¿ Pembesaran bertambah bila:  Jarak Obyek Film (OFD) bertambah  Jarak Fokus Film (SID/FFD) berkurang Pada pemeriksaan secara radiologis tidak memungkinkan untuk menentukan ukuran obyek sebenarnya. Untuk menentukan ukuran obyek sesungguhnya dapat ditentukan dengan mengukur besar gambaran/image pada image receptor.



source source MF = ¿ image receptor distance ( SID ) ¿ object distance ( SOD ) ¿ ¿



object ¿ ¿ image ¿¿¿ MF = ¿ 7



SID SOD image ¿ ¿ ¿ ¿



object ¿ ¿ MF =



III.



Alat dan Bahan a. Koin b. Soft bag c. Penggaris d. Alat tulis



IV.



Langkah Praktikum a. 3 Koin disusun berjajar menempel kaset. b. Eksposi dilakukan dengan titik bidik pada koin yang di tengah pada satu sisi, sedang sisi yang lain titik bidik pada koin di salah satu tepi dengan FFD 100cm, 45 kV dan 2,5 mAs.



c. Film diproses d. Pembesaran yang terjadi diukur e. Koin diatur pada OFD 10 cm, 3,5 cm.



8



f. Langkah 2 – 4 dilakukan. g. Koin diatur pada OFD 5 cm



9



h. Lakukan langkah 2 – 4 i. Diambil kesimpulan dari ukuran sebenarnya dengan ukuran pada hasil radiograf.



B. DISTORSI SHAPE I. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh faktor geometric terhadap ukuran dan bentuk II.



gambaran Landasan Teori Distorsi merupakan perbandingan yang salah dari struktur yang direkam, bentuk serta



hubungan



dengan struktur



lainnya kurang



betul. Hasil



yang benar



diperoleh bila garis tengah struktur yang akan di x-foto berada sejajar dengan film yang tegak lurus dengan pusat sinar-x. Hal ini sering terlihat pada x-ray 10



foto gigi, bila hal ini terjadi, maka x-ray foto gigi akan terlihat bertumpuk satu sama lain, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Pembesaran tidak sama/tidak rata dari berbagai bagian dari objek yang sama yang disebut distorsi.



Distorsi dapat mengganggu diagnosis. distorsi gambar disebabkan oleh : ketebalan objek, posisi objek dan objek bentuk. Ketebalan Obyek (Object Thickness) Pada obyek yg tebal OID untuk setiap bagian tidak sama  magnifikasi setiap bagian obyek tidak sama  Obyek yang tebal lebih banyak mengalami distorsi dibanding obyek yg tipis. a. Faktor Ketebalan Obyek dengan diameter yang sama tetapi memiliki ketebalan yang berbeda akan menghasilkan image yang berbeda. Obyek yang sejajar film, gambaran yang diperbesar akan berbentuk sama dengan obyek pada film (berlaku untuk sinar sentra / oblik). Ukuran & bentuk bayangan dari bola yang sama besar yang sejajar film tergantung letak lateralnya.



11



b. Posisi Obyek terhadap Sinar Sentral Ukuran dan bentuk bayangan dr bola yang sama besar yang sejajardengan film tergantung letak lateralnya. c. Distorsi Karena Bentuk Obyek Distorsi akan semakin nyata pada obyek-obyek yang memiliki bentuk yang tidak beraturan.



Distorsi Karena Posisi



12



Dua obyek yang sama dan sejajar film, tetapi jarak terhadap film tidak sama  pembesaran tidak sama. 



Ukuran dan bentuk bayangan dari obyek miring tergantung dari posisi







lateralnya dalam berkas sinar X. Bentuk dan ukuran bayangan tergantung dari sudut inklinasi juga sinar yang







dipakai sentral/oblik. Distorsi berkurang karena : - FFD  - OFD  - Sinar tegak lurus obyek dan film



13



Cara Untuk Mengurangi Distorsi Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengurani efek dari pada distorsi ini, antara lain : 



Meminimalkan jarak film-obyek / FOD berarti mengurangi resiko ketidaktajaman dan mengurangi perbesaran citra/bayangan yang dibentuk







pada film. Pastikan methode proyeksi penyinaran yang diterapkan pada pasien tidak mengakibatkan (objek) dalam hal ini pasien merasa kurang nyaman sehingga pasien cenderung bergerak dan akan mengakibatkan ada jarak/celah antara film dengan objek sehingga efek magnifikasi



 III.



IV.



(pembesaran) semakin besar. Sebelum melakukan eksposi, pastikan garis tengah struktur sejajar film



tegak lurus dengan pusat sinar-x (Central Ray/CR). Alat dan Bahan a. Koin b. Bola Pingpong c. Spon d. Meteran e. Busur Derajat f. Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm g. Alat Pencatat Prosedur a. Menyusun 3 buah bola pingpong diatas kaset dengan posisi bola pingpong berada pada ketinggian yang sama Posisi titik bidik di tepi (kiri), posisi titik bidik di tengah (kanan)



b. Melakukan eksposi dengan FFD 100 cm, kV = 45, mAs = 2,5. c. Memproses film d. Menyusun 3 buah koin diatas kaset, dengan posisi koin berada pada penyudutan yang berbeda. Posisi titik bidik tegak lurus pada koin 45 ⁰ (kiri), posisi titik bidik di tengah (kanan) 14



e. Lakukan langkah no 2 dan 3 f. Mengamati gambaran yang g. Menganalisis hasil praktikum



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN



A. Hasil Praktikum 1) Percobaan ke 1 Menyusun 3 buah koin diatas kaset, dengan posisi koin menempel pada kaset. Posisi Titik Bidik



Tengah



Tepi



Koin



Diameter



ke-



ASLI (cm)



Diameter pada Radiograf (cm)



1



2,6



2,7



2



2.6



2,7



3



2,6



2,7



1



2,6



2,7



2



2.6



2,7



3



2,6



2,7



2) Percobaan ke 2 Menyusun 2 buah koin diatas kaset dengan posisi koin berada pada ketinggian yang berbeda



15



Posisi Koin pada Ketinggian 10cm 3,5cm



Posisi Titik



Diameter



Diameter pada



Bidik



ASLI (cm)



Radiograf (cm)



Tengah



2,6



3



Tepi



2.6



3



Tengah



2,6



2,8



Tepi



2.6



2,8



3) Percobaan ke 3 Menyusun 3 buah koin diatas kaset dengan posisi koin berada pada ketinggian yang sama Posisi Titik Bidik Tengah



Tepi



Diameter



Diameter pada



ASLI (cm)



Radiograf (cm)



1



2,6



2,85



2



2.6



2,85



3



2,6



2,8



1



2,6



2,85



2



2.6



2,85



3



2,6



2,9



Koin ke-



4) Percobaan ke 4 Menyusun 3 buah bola pingpong diatas kaset dengan posisi bola pingpong berada pada ketinggian yang sama Posisi Titik Bidik



Tengah



Tepi



Bola



Diameter



Diameter pada



ASLI (cm)



Radiograf (cm)



4



4,1



2



4



4,2



3



4



4,3



1



4



4



2



4



4,1



3



4



4,2



pingpong ke1



16



5) Percobaan ke 5 Menyusun 3 buah koin diatas kaset dengan posisi koin berada pada penyudutan yang berbeda



Posisi Titik Bidik



Posisi Penyudut an Koin



Tegakluruspadako in45⁰



Tengah



Diame ter ASLI



Diameter pada Radiograf (cm)



30⁰



(cm) 2,6



45⁰



2,6



4



90⁰



2.6



3,65



30⁰



2,6



2,3



45⁰ 90⁰



2,6



2



0,2



0,5



(pengukura n pada



3,6



tebal koin)



B. Pembahasan 1. Pada percobaan ke-1 koin diposisikan menempel pada kaset. Untuk titik bidik di tengah kaset dan pada salah satu tepi, rata-rata terjadi magnifikasi (pembesaran) pada ketiga koin di hasil radiograf. Pembesaran pada hasil radiograf dapat dihitung melalui rumus



: Object ¿ ¿ Image ¿ ¿ ¿ : M =¿ M=



2,7 2,6



M =1,03 → Pembesaran pada radiograf percobaan ke-1 1,03 kali mula-mula



17



2. Pada percobaan ke-2 koin diposisikan berada pada ketinggian yang berbeda. Untuk titik bidik di tengah kaset dan pada salah satu tepi, rata-rata terjadi magnifikasi (pembesaran) pada kedua koin di hasil radiograf. Pembesaran pada hasil radiograf



dapat dihitung melalui rumus:



Object ¿ ¿ Image ¿ ¿ ¿ M =¿



Pembesaran pada hasil radiograf dengan titik bidik di tengah kaset adalah 3 M= 2,6 M =1,15 → Pembesaran pada radiograf percobaan ke-2 1,15 kali mulamula Pembesaran pada hasil radiograf dengan titik bidik di tepi kaset adalah 2,8 M= 2,6 M =1,07 → Pembesaran pada radiograf percobaan ke-2 1,07 kali mula-



mula 3. Pada percobaan ke-3 koin diposisikan berada pada ketinggian yang sama. Untuk titik bidik di tengah kaset dan pada salah satu tepi, rata-rata terjadi magnifikasi (pembesaran) pada ketiga koin di hasil radiograf. Pembesaran pada hasil radiograf



dapat dihitung melalui rumus:



Object ¿ ¿ Image ¿ ¿ ¿ M =¿



a. Pembesaran pada hasil radiograf dengan titik bidik di tengah kaset adalah M=



2,83 2,6



M =1,08



→ Pembesaran pada radiograf percobaan ke-3 1,08 kali



mula-mula



Pembesaran pada hasil radiograf dengan titik bidik di tepi kaset adalah



18



M=



2,86 2,6



M =1,10 → Pembesaran pada radiograf percobaan ke-3 1,10 kali mulamula 4. Pada percobaan ke-4, 3 buah bola pingpong diatas kaset dengan posisi bola pingpong berada pada ketinggian yang sama. Untuk titik bidik di tengah kaset dan pada salah satu tepi, rata-rata terjadi distorsi bentuk (perubahan bentuk) pada ketiga bola di hasil radiograf. Dalam table hasil, diameter tidak sama disetiap bagian obyek.Obyek yang tebal akan mengalami pembesaran yang tidak sama untuk setiap bagian tergantung dari posisi terhadap sinar pusat. Obyek juga akan mengalami pembesaran yang tidak sama apabila jarak obyek bervariasi terhadap film/ kaset. 5. Pada percobaan ke-5, 3 buah koin diatas kaset dengan posisi koin berada pada penyudutan yang berbeda. Untuk titik bidik di tengah kaset dan pada salah satu tepi, rata-rata terjadi distorsi bentuk (perubahan bentuk) pada ketiga koin di hasil radiograf. Dalam table hasil, diameter tidak sama disetiap bagian obyek. Hal tersebut dikarenakan letak objek tidak sejajar dengan film. Hasilnya, image tampak lebih panjang atau lebih pendek. Selain itu, posisi tube dan film yang tidak tegak lurus akan menyebabkan gambaran mengalami perubahan bentuk.



19



BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil praktikum kelompok 4 di laboratorium 1 JTRR didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil percobaan 1 sampai 5 menunjukan hasil terjadinya magnifikasi dan distorsi. Magnifikasi terjadi karena adanya jarak dari objek ke film, semakin jauh objek dari film semakin besar terjadinya magnifikasi. Terjadinya magnifikasi dapat berdampak pada ketajaman gambar, detail gambar. Distorsi terjadi karena film dengan sinar ( tube ) tidak tegak lurus. Obyek yang memiliki volume ( bola) lebih banyak mengalami distorsi disbanding obyek yang tipis (koin ). Obyek dengan diameter yang sama tetapi memiliki ketebalan yang berbeda akan menghasilkan image yang berbeda. Karena ukuran dan bentuk bayangan dari bola yang samabesar yang // film tergantung letak ketinggiannya.



B. SARAN 1. Untuk meminimalisir magnifikasi dengan cara menggunakan SID sepanjang mungkin dan menempatkan objek sedekat mungkin dengan reseptor. 2. Untuk mengurangi distorsi gambar antara lain, penempatan objek diusahakan sejajar dengan film dan penempatan focal spot yang tegak lurus terhadap objek.



20



DAFTAR PUSTAKA http://www.academia.edu/12000257/Faktor_Geometri_-_Magnifikasi https://www.academia.edu/12000213/Faktor_Geometri_-_Distorsi_Bentuk Modul praktikum Faktor Geometri



21



LAMPIRAN



Gambar Praktikum1 = Menyusun 3 buah koin diatas kaset, dengan posisi koin menempel pada kaset. Posisi titik bidik di tepi (kiri), posisi titik bidik di tengah (kanan)



22



Gambar Praktikum2 = Menyusun 2 buah koin diatas kaset, dengan posisi koin berada pada ketinggian yang berbeda. Posisi titik bidik di tepi (kiri), posisi titik bidik di tengah (kanan)



23



Gambar Praktikum3 = Menyusun 3 buah koin diatas kaset, dengan posisi koin berada pada ketinggian yang sama. Posisi titik bidik di tepi (kiri), posisi titik bidik di tengah (kanan)



Gambar Praktikum4 = Menyusun 3 buah bola pingpong diatas kaset dengan posisi bola pingpong berada pada ketinggian yang sama Posisi titik bidik di tepi (kiri), posisi titik bidik di tengah (kanan) 24



Gambar Praktikum5 = Menyusun 3 buahkoindiataskaset, dengan posisi koin berada pada penyudutan yang berbeda. Posisi titik bidik tegak lurus pada koin 45⁰ (kiri), posisi titik bidik di tengah (kanan)



PRAKTIKUM2



PRAKTIKUM3



PRAKTIKUM1 PRAKTIKUM3



25



PRAKTIKUM4



PRAKTIKUM5



PRAKTIKUM5



PRAKTIKUM4



26