4.1. Keterampilan Belajar - SPP Dan Bahan Bacaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAHAN BACAAN MATERI: KETERAMPILAN BELAJAR BASIC LEARNING SKILLS, CHARACTER, AND CREATIVITY 2018



LEARNING STYLE Gaya belajar berkaitan dengan cara Anda belajar, dan kita semua tidak memiliki pendekatan yang sama. Hal ini dapat diumpamakan dengan perbedaan cara seseorang dalam menginstal gadget baru. Mungkin saja ada yang melakukannya dengan membaca buku petunjuknya terlebih dahulu atau ada juga yang langsung menekan tombol dan melihat apa yang akan terjadi. Mungkin juga beberapa orang lain menggunakan cara yang berbeda. Hal ini menunjukkan secara sederhana bahwa faktanya setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Terkadang kita terjebak dengan keyakinan bahwa pendekatan kita dalam belajar adalah cara yang terbaik, padahal sebenarnya yang kita maksud adalah cara tersebut terbaik untuk diri pribadi saja. Realitanya, masih banyak pendekatan berbeda yang juga dapat memberikan hasil yang baik. Berikut ini diuraikan 8 alasan mengapa penting untuk seseorang memahami preferensi gaya belajarnya sendiri dan orang lain, yaitu: 1. Kesadaran akan gaya belajar yang berbeda dapat membantu meningkatkan nilai, selama kita mampu merefleksikan dan menerapkannya dalam berbagai situasi; 2. Dengan pemahaman mengenai gaya belajar maka kita dapat menentukan proses pembelajaran atau penyajian materi yang sesuai dengan preferensi kita; 3. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa seseorang cukup sulit memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru bukan karena seseorang tersebut tidak memiliki kemampuan atau potensi tetapi karena adanya ketidakcocokan dalam cara penyajian materi maupun gaya belajar yang diterapkan oleh gurunya; 4. Kita dapat menerapkan teori Learning Style dalam pekerjaan kelompok. Dengan memahami perbedaan kekuatan dan preferensi dalam belajar pada masing-masing anggota kelompok akan meningkatkan kerjasama tim yang lebih produktif, mengurangi konflik, dan lebih toleran; 5. Kesadaran tentang “works for you” and “why it works” dapat membantu dalam memanfaatkan dukungan/sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya dan membantu dalam menentukan mengenai dukungan atau informasi tambahan apa yang dibutuhkan; 6. Bagaimana seseorang menjalani tes dan penilaian dapat bergantung pada preferensi gaya belajar dan jenis penilaian yang diberikan, serta pengetahuan dan kemampuan; 7. Dengan memahami preferensi gaya belajar kita dapat meningkatkan efektivitas dalam berkomunikasi. Setiap orang cenderung untuk menyajikan informasi sesuai dengan cara



yang disukainya. Tetapi jika sedang menghadapi orang yang memiliki preferensi gaya belajar yang berbeda dan kita mampu memahaminya maka kita dapat menyajikan sesuai dengan cara yang sesuai dengan orang tersebut inginkan. Sehingga proses penyampaian informasi akan berjalan efektif; 8. Beberapa pekerjaan dan lingkungan kerja lebih cocok dengan gaya belajar tertentu, sehingga



seseorang



yang



mengetahui



gaya



belajarnya



dapat



memilih



kehidupan/lingkungan kerja yang dianggap lebih sesuai dengan gaya belajarnya sehingga demikian dapat meningkatkan produktivitasnya. Pembahasan mengenai Learning Style telah dikemukakan oleh beberapa pakar. Bahkan Smith (1984) telah mengumpulkan setidaknya terdapat 17 Learning Style Inventories. Secara garis besar teori mengenai Learning Style dapat dilihat sebagai berikut: 1. Dilts: Learning Styles terdiri dari Visual, Auditory, Kinaesthetic, dan Tactile (Prashnig). 2. Kolb: Learning Styles terdiri dari Diverger, Assimilator, Converger, dan Accomodator. 3. Pask: Learning Styles terdiri dari Top Down/Holists/Global/Big Picture dan Bottom Up/Serialists/Sequential/Detail. 4. Honey & Mumford: Learning Styles terdiri dari Activist, Reflector, Theorist, dan Pragmatist. Dalam pembahasan ini, selanjutnya akan difokuskan pada Teori Learning Style oleh David Kolb. Teori Kolb banyak digunakan saat ini, dan didasarkan pada premis bahwa belajar adalah proses/sebuah siklus dengan empat fase, dimana dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai melihat, berpikir, melakukan dan merasakan (watching, thinking, doing, dan feeling). Fase-fase ini didasarkan pada dua dimensi: a. pemrosesan informasi aktif versus reflektif, dan b. persepsi konkrit atau abstrak. Jika seseorang mahir dalam belajar melalui siklus tersebut dan dapat melenturkan antara keempat gaya belajar, maka akan menjadi pembelajar yang jauh lebih efektif. Namun layaknya setiap model/teori, penjelasan terhadap pengelompokan gaya belajar berikut mungkin terlalu disederhanakan dan masih bisa diperdebatkan apakah semua pembelajaran berjalan melalui siklus secara penuh. Namun demikian, kerangka ini banyak digunakan karena banyak orang yang merasa cukup berguna. Berikut diuraikan 4 kategori Learning Style versi Kolb: •



Divergers. Cenderung mengkonsepkan hal-hal secara konkret dan memproses informasi secara reflektif. Mereka menikmati situasi yang menuntut untuk menghasilkan berbagai macam



ide, misalnya sesi brainstorming, cenderung tertarik pada budaya yang luas dan suka mengumpulkan informasi, mampu melihat situasi konkret dari berbagai sudut pandang dan umumnya mengamati situasi terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan. Dalam situasi instruksional, para pelajar ini lebih memilih situasi yang memungkinkan mereka untuk mengamati, seperti kuliah atau membaca, dan yang memberikan contoh-contoh konkret. •



Assimilators. Mengandalkan konsep abstrak dan menggunakan proses reflektif. Mereka mampu mengambil banyak informasi dan memasukkannya ke dalam bentuk yang ringkas dan logis. Sering kurang terfokus pada orang-orang dan lebih tertarik pada ide-ide dan konsepkonsep abstrak dan umumnya merasa lebih penting bahwa teori memiliki logika logis yang bernilai praktis. Dalam situasi pembelajaran, mereka lebih suka instruksi yang terorganisir dan terstruktur; mereka senang membaca dan mengembangkan teori, dan mungkin senang menyimpan catatan belajar atau jurnal.







Accomodators. Mengandalkan konsep konkret, tetapi mengolah konsep/data secara aktif. Dalam memecahkan masalah, mereka cenderung bertindak menggunakan firasat daripada analisis logis, dan biasanya lebih bergantung pada orang-orang untuk informasi daripada keterampilan teknis mereka sendiri. Dalam situasi pembelajaran, para pembelajar ini menikmati kerja lapangan dan lebih suka belajar dari pengalaman 'langsung'.







Convergers. Convergers juga menggunakan abstraksi, tetapi aktif mengolah data dari informasi. Individu-individu ini dapat menemukan hal praktis untuk ide dan teori. Mereka cenderung menjadi pemecah masalah dan membuat keputusan berdasarkan pencarian solusi terhadap pertanyaan atau masalah, dan lebih suka menangani tugas teknis dan masalah teknis daripada dengan masalah sosial dan isu interpersonal. Mereka lebih suka pembelajaran yang memiliki aplikasi praktis dan memungkinkan mereka memecahkan masalah.



PENCARIAN LITERATUR Literatur merupakan sumber bacaan ataupun acuan yang digunakan dalam berbagai macam aktivitas di dunia pendidikan ataupun aktivitas lainnya. Pencarian/penelusuran literatur merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan bagi penelitian. Penulusuran literatur



berguna untuk menghindarkan duplikasi dari pelaksanaan penelitian dan untuk mengetahui penelitian yang pernah dilakukan. Beberapa jurnal dapat di akses secara gratis, misalnya melalui jurnal yang dilanggan oleh Dikti, Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Universitas Hasanuddin. Kemenristek sendiri telah membuat



panduan



e-resources



yang



dapat



di



download



pada



link



http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/ejournal/Panduan_Akses_EResources_Kemenristekdikti_Tahun_2017.pdf Contoh litertur yang digunakan sebagai sumber pembuatan kajian pustaka adalah journal, articles, monographs, database computer, prosiding konferens, disertasi, kajian empiric, laporan pemerintah dan laporan dari catatan sejarah lembaga lainnya serta panduan statistik. Selain itu, dalam proses mencari literatur di internet terdapat beberapa teknik untuk menyaring jenis file yaitu dengan menggunakan beberapa keyword. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: •



Mencari jenis file dalam bentuk atau tipe dokumen tertentu. Menuliskan kata kunci lalu menulis “filetype:...”. Contohnya, jika mencari dokumen dalam bentuk pdf maka dapat dituliskan File Type Pdf setelah kata kunci, maka data yang duluan akan muncul dalam search engines adalah yang tipe Pdf. Atau jika anda membutuh dalam tipe dokumen lainnya, maka dapat disesuaikan seperti singkatannya masing-masing. Beberapa tipe dokumen:







o



Adobe Portable Document Format (.pdf),



o



HTML (.htm, .html, other file extensions),



o



Microsoft Excel (.xls, .xlsx),



o



Microsoft PowerPoint (.ppt, .pptx),



o



Microsoft Word (.doc, .docx),



o



Dan lain sebagainya.



Tanda kurung ganda ( ) atau nest berfungsi untuk isolasi. Misalnya (Hukum Perizinan) maka, search engine akan mencari kalimat yang dimaksud dalam tanda kurung terlebih dahulu.







Penggunaan phrase “...”. Misalnya “Teori Tujuan Hukum” maka search engines akan memberlakukan “Teori Tujuan Hukum” sebagai phrase, jika tidak ada phrase maka akan diberlakukan sebagai kalimat yang lepas.







Truncation (...*, ……?). Penelusuran dapat dilakukan melalui penggalan kata. Cara ini digunakan untuk memperluas pencarian. Contoh child* - digunakan untuk mendapatkan sumber yang mengandung kata child, children, childish, dll.



Selanjutnya, setelah melakukan pencarian literatur dan mendapatkan bahan bacaan, maka maka hal yang paling penting untuk dilakukan adalah tidak terbiasa melakukan copy-paste secara utuh (kecuali dalam hal tertentu misalnya mengutip bunyi undnag-undang, ayat, dsb), melainkan menggunakan metode paraphrase. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks dalam bentuk susunan kata yang lain dengan tujuan dapat menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Sehingga setelah membaca bahan bacaan atau artikel tertentu maka kita dapat menguraikannya kembali dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah maknanya.



TEKNIK MEMBACA Salah satu keterampilan berbahasa yang wajib dimiliki oleh mahasiswa adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan cara praktik dan banyak pelatihan. Teknik membaca cepat juga merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih. Berhasil tidaknya mahasiswa dalam menguasai dan mempraktikkan membaca cepat tergantung pada sikap, tingkah keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih. Faktor-faktor penghambat kecepatan membaca antara lain vokalisasi (mengucapkan apa yang dibaca), gerakan bibir, gerakan kepala, menunjuk, dan sub vokalisasi (berteriak dalam hati). Namun, sebelum melakukan proses membaca maka tentukan terlebih dahulu tujuan dalam membaca. Hal ini sangat penting dilakukan sebelum memutuskan apa yang butuh dibaca dan dengan strategi/teknik apa yang sesuai untuk membaca. Beberapa teknik membaca dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Scanning Ketika hanya membutuhkan bagian spesifik/informasi tertentu dalam sebuah informasi secara cepat, maka teknik membaca ini cocok untuk dilakukan. Dalam teknik ini, ketika kita mulai membaca, maka hindari membaca kata perkata melainkan gerakkan mata anda secara cepat dalam scanning materi tersebut. Namun ketika anda mendapatkan kata kunci mengenai informasi spesifik yang anda tuju, maka bergentilah dan baca kalimat atau paragraf di daerah kata kunci tersebut. Jika hal tersebut bukan yang anda cari maka lakukan kembali proses scan pada sisa materi tersebut. 2. Skimming Skimming digunakan untuk mendapatkan ide-ide/gagasan utama dari sebuah teks secara cepat atau membiasakan anda dengan teks yang anda belum pernah lihat sebelumnya. Tujuan dari skimming adalah untuk mendapatkan gagasan dari yang terkandung dalam



teks sebelum membacanya secara keseluruhan, kata demi kata. Anda akan lebih fokus pada hal-hal spesifik sebagai berikut: •



Baca judul;







Baca pengantar di awal paragraph;







Baca preview and highlight bab;







Baca judul dan sub-judul;







Lihatlah gambar, grafik, table atau kata yang dicetak tebal;







Baca ringkasan di akhir paragraph.



3. Focused Reading Cara terbaik untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang materi adalah dengan mengikuti empat langkah dalam "Reading Staircase", yaitu: 1) Pilih bahan bacaan yang relevan dan tentukan tujuan, 2) Pratinjau, 3) Temukan poin-poin penting, 4) Menjaga fokus dan proses kegiatan. Langkah pertama diatas berlaku untuk semua teknik membaca, langkah kedua berlaku untuk "skimming", dan langkah ketiga dan keempat secara khusus sangat penting untuk teknik membaca terfokus atau Focused Reading. Dalam teknik ini, terdapat dua poin yang paling penting untuk diambil adalah: 1) Dalam hal tertentu, anda perlu “actively process” dalam sebuah bahan bacaan, 2) Anda perlu membaca teks beberapa kali.



TEKNIK MEMBUAT CATATAN Membuat catatan akan membantu mengorganisir materi, pikiran dan pembelajaran. Terdapat beberapa cara/teknik berbeda dalam membuat catatan. Misalnya Mind maps, spiral notes, flow chart, matrix notes, dll. Berikut ini akan diuraikan mengenai beberapa teknik membuat catatan. 1. Mind Map Teknik Mind Map biasanya digunakan untuk menguraikan sebuah konsep utama. Untuk membuat mind map, tulis judul topik di tengah halaman, gambarlah cabang utama yang keluar dari judul tersebut dan tuliskan konsep-konsep yang penting di sampingnya. Biarkan masing-masing cabang membagi menjadi ranting yang lebih kecil dan tuliskan ide sekundernya atau tambahan informasinya. Jadilah kreatif seperti yang Anda inginkan dengan menggunakan warna-warna, akronim, simbol, dan gambar.



Jika pendekatan ini baru dilakukan, mungkin awalnya akan terasa asing, terutama jika Anda terbiasa dengan teknik linear atau narasi. Mind Map dapat menyimpan lebih banyak informasi dibanding jika Anda lebih suka fokus pada konsep besar dari pada hal-hal detail, atau jika Anda lebih menyukai gambar visual daripada teks. Kenyamanan dalam membuat catatan dalam bentuk mind map ini juga akan berhubungan dengan preferensi Learning Style anda. 2. Spiral Notes Proses yang melingkar dapat dirangkum dalam diagram spiral (termasuk misalnya, siklus biologi dan kimia dan banyak praktik bisnis lainnya). 3. Flow Charts Diagram alur atau Flow Charts umumnya digunakan dalam bisnis untuk memetakan proses kompleks yang melibatkan poin-poin pilihan. Anda dapat menyesuaikan teknik ini untuk meringkas proses lain atau hal-hal yang mendahului seperti jalur peristiwa sejarah atau literatur. 4. Matrix Notes Sistem matriks atau Matrix Notes adalah pendekatan struktur yang digunakan untuk membuat perbandingan antar kategori informasi. Ini sangat bermanfaat, karena banyak mata pelajaran akademis mengharuskan peserta untuk membandingkan, membedakan, dan mengevaluasi.



REFERENSI



Tamblin, Louise., Ward, Pat., 2006, The Smart Study Guide; Psychological Techniquess for Student Success, Blackwell Publishing, Australia. Kolb AY and DA Kolb. 2008. Experiential Learning Theory: A Dynamic, Holistic Approach to Management Learning, Education and Development. Armstrong, S. J. & Fukami, C. (Eds.) Handbook of Management Learning, Education and Development. London: Sage Publications.



Taskirawati, Ira., Ridwan, Muhammad., Muin, Musrizal., Keterampilan Belajar, Materi Balance, Universitas Hasanuddin, 2017.