8 0 359 KB
PANDUAN MONITORING ANESTESI
PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN
RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG Jln. Dr. Soetomo No. 792 Telp. 0271-6811839 Fax . 0271-6811439 Email : [email protected] SRAGEN 57274
A. Definisi 1. Latar Belakang Tindakan Anestesi adalah tindakan invansif yang akan memberikan respon sistemik dengan gradasi yang kompleks oleh karenanya respon tubuh ini harus di monitoring untuk langkah-langkah preventif yang bias menjamin haemodinamik yang stabil dan perfusi yang adekuat walaupun tindakan tersebut menggunakan local anestesi. 2. Definsi Monitoring adalah pemantauan keadaan umum pasien selama dilakukan tindakan Anestesi yang dilakukan oleh personal yang kompeten baik dengan anestesi umum atau local anestesi.Yang bertujuan mendeteksi dini bila terjadi komplikasi dan penatalaksanaan segera bila terjadi komplikasi atau perubahan yang biasanya terjadi cepat selama tindakan Anestesi. B. Ruang Lingkup 1. Tindakan
monitoring dilakukan pada semua pasien
yang akan
manjalani tindakan Anestesi walaupun dengan anestesi lokal 2. Monitoring Anestesi dimulai pada saat sebelum induksi anestesi / sedasi. 3. Pemantauan dilakukan oleh petugas yang telah dinyatakan kompeten untuk melakukan tindakan monitoring. 4. Tindakan pemantauan standar adalah meliputi cara nafas, ventilasi, oksigenasi, kardiovaskuler, dan temperatur. 5. Interval monitoring adalah 5 menit 6. Hasil monitoring dicatatdalamrekammedispasien. C. Tatalaksana Pemantauan adekuatnya jalan nafas dan ventilasi selama anetesia 1. Pengamatan tandak linis (kualitatif) seperti pergerakan dada, dan auskultasi suara nafas. 2. Pasien dalam anestesi regional atau lokalanestesi, adekuat tidaknya ventilasi diamati melalui tanda klinis kualitatif seperti
yang telah
disebutkan terdahulu. Pemantauan adekuat tidaknya oksigenasi selama anestesia
3. Pemantauan perubahan warna kulit pasien bila terjadi de saturasi dengan penerangan cahaya yang baik 4. Bila tersedia, pemantauan oksimetri denyut (pulse oksimetri) Pemantauan adekuat tidaknya fungsi sirkulasi pasien 5. Pemantauan tekanan darah aterial dan denyut jantung, bila memungkinkan setiap 5 menit 6. Pemantauan EKG secara kontinu mulai dari sebelum induksi anestesia 7. Setiap pasien yang mendapat anestesi, selain dari metode pemantauan dengan perabaan denyut nadi atau auskultasi bunyi jantung. 8. Pemantauan suhu tubuh selama anestesia
Bila
perubahan
diantisipasiakan
suhutubuh terjadi,
suhu
pasien tubuh
diperlukan, pasien
atau
sebaiknya
dipantau selama anetesia
Bila diperlukan, tersedi aalat yang dapat memantau suhu tubuh pasien
9. Mencatat hasil monitoring pada rekam medis anesthesia pasien D. Dokumentasi RSUD dr Soeratno Gemolong Kab. Sragen memberikan gambaran bahwa penulisan sebagai dokumentasi hasil monitoring yang dilakukan petugas dibukukan dalam Rekam Medis.
RUJUKAN
1. Peraturan
Menteri
1691/Menkes/Per/VIII/2011
Kesehatan tentang
Nomor Keselamatan
Pasien Rumah Sakit; 2. Standards and Practice Parameters. Standards for basic anesthetic monitoring. Disetujuioleh ASA House of Delegates; 2010. 3. Surgical Anesthesia. Guidelines for patient care in anesthesiology. Disetujuioleh ASA House of Delegates; 2011. 4. Standars and Practice Parameters. Basic standards for anesthesia
care.
Disetujuioleh
ASA
House
of
Delegates; 2010. 5. Standars and Practice Parameters. Standards for postanesthesia care. Disetujuioleh ASA House of Delegates; 2009. 6. Hewer
CL.
The
stages
and
anesthesia. BMJ. 2009; 2 : 274-6.
signs
of
general
LAMPIRAN I
PEMANTAUAN/ MONITORING ANESTESI/ SEDASI
RSUD dr SOERATNO GEMOLONG KAB. SRAGEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 1/ 3
Ditetapkan, STANDAR
Tanggal Terbit
Direktur RSUD dr Soeratno Kab. Sragen
PROSEDUR OPERASIONAL
dr. Agus Trijono, MKes NIP. 19700802 200501 1 011
Pengertian
Memperhatikan, mengawasi atau memeriksa dengan menggunakan alat (monitor) untuk suatu tujuan tertentu.
Tujuan
1. Diagnosis adanya permasalahan. 2. Perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan. 3. Evaluasi hasil suatu tindakan, termasuk efektifitas dan adanya efek tambahan
Kebijakan
Kebijakan Direktur RSUD dr Soeratno Gemolong nomor : 2015 tentang pemberlakuan implementasi SPO anestesi.
Prosedur
Ketentuan yang harusdIperhatikan 1. Tindakan pemantauan dilakukan oleh perawat anestesi dibawah supervise dokter anestesi. 2. Pemantauan dimulai sebelum induksi anestesi, intra dan pasca anestesi. 3. Pemantauan selama anestesi dilakukan pada semua tindakan anestesi seperti anestesi umum,regional anestesi, monitored anesthesia care, termasuk sedasi moderat dan dalam diluar kamar operasi.
PEMANTAUAN/ MONITORING ANESTESI/ SEDASI
RSUD dr SOERATNO GEMOLONG KAB. SRAGEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 2/ 3
Prosedur
4. Monitoring dilakukan terus menerus dengan interval setiap 5 menit dan pada kasus neuro anestesi monitoring interval setiap 3 menit. 5. Tindakan pemantauan standar meliputi pemantauan jalan nafas, ventilasi, oksigenasi, kardio vaskuler dan temperatur. 6. Hasil tindakan pemantauan dicatat dalam RM pasien.
Prosedur
Langkah-langkah 1. Pemantau paten dijalan nafas / ventilasi a. Pemantauan
dan
klinis
(kuantitatif)
seperti
pergerakan dada, observasi reservoir bag dan auskultasi suara nafas. b. Bila tersedia capnograff dapat digunakan untuk pemantauan ventilasi secara kualitatif. c. Pada keadaan ventilasi kendali dengan memakai mesin anestesi, bila tersedia hidupkan alarm untuk mendeteksi adanya kebocoran system pernafasan. d. Pasien
dalam
anestesi
regional
dilakukan
pemantauan kwantitatif seperti pada poin ( a )
PEMANTAUAN/ MONITORING ANESTESI/ SEDASI
RSUD dr SOERATNO GEMOLONG KAB. SRAGEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman 3/ 3
Prosedur
2. Pemantau adekuatnya oksigenasi selama anestesi. a. Pemantau perubahan warna kulit pasien bila terjadi desaturasi dengan penerangan cahaya yang baik. b. Bila
tersedia
pemantauan
oksimetri
denyut
(pulseoksimetri). c. Selama anestesi umum dengan menggunakan mesin anestesi, bila tersedia gunakan oksigen analyzer untuk memantau konsentrasi oksigen pada system penafasan pasien dan hidupkan low oksigen saturation. 3. Pemantau adekutnya fungsi sirkulasi pasien a. Pemantau tekanan darah dan denyut jantung setiap 3 - 5 menit. b. Pemantau EKG secara kontinu mulai dari sebelum induksi anestesi. c. Pemantau denyut jantung prekordial. d. Pantau sirkulasi perifeer ( ujung-ujung jari ) Pemantau suhu tubuh.. Prosedur
1. Monitoring jumlah cairan yang masuk 2. Ukur jumlah urine, normal 0,5 – 1 cc / kgbb / jam. 3. Hitung jumlah perdarahan. 4. Catat hasil monitoring dalam rekam medis pasien.
Unit Terkait
1. IBS
2. ANESTESI