Akuntansi Pertanggungjawaban [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Akuntansi Manajemen



AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN A. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses



akuntansi



yang



melaporkan



sampai



bagaimana



baiknya



manajer



pusat



pertanggungjawaban dapat memanage pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan tanggungjawabnya atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban. Menurut Hansen, Mowen definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut: “Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.” Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban menurut LM Samryn (2001: 258) adalah sebagai berikut : “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.” Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut : 1. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing-masing tingkat manajemen. 2. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para manajer untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. 3. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasarkan pusat pusat pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga penyimpangan yang terjadi dapat



dianalisa



dan



dicari



penyelesaiannya



dengan



manajer



pusat



pertanggungjawabannya. 1. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja yang berguna bagi pimpinan dalam penyusunan rencana kerja periode mendatang, baik untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban maupun untuk kepentingan perusahaan secara keseluruhan. 1



Akuntansi Manajemen



Sedangkan menurut Mulyadi, “Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan.” Didalam pengertian di atas Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban : 1. Struktur organisasi Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan pembagian tugas dengan jelas pula. Dimana organisasi disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggungjawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab adalah sebaliknya. 2. Anggaran Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam penyusunan. 3. Penggolongan Biaya Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus dipertanggung jawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi pertanggungjawaban. a. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh manajer dalam jangka waktu tertentu. b. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan dan pertimbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya karena biaya ini diabaikan. 4. Sistem akuntansi Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. 2



Akuntansi Manajemen



Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. Kode perkiraan diperlukan untuk mengklasifikasikan perkiraan-perkiraan baik dalam neraca maupun dalam laporan rugi laba. 5. Sistem Pelaporan Biaya Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar total biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya disajikan laporan pertanggungjawaban biaya. Isi dari laporan pertanggungjawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menerimanya. Untuk tingkatan manajemen yang terendah disajikan jenis biaya, sedangkan untuk tiap manajemen diatasnya disajikan total biaya tiap pusat biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan dan terjadi dipusat biayanya sendiri. Di dalam pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi adalah sebagai berikut : a. Struktur organisasi yang menetapkan secara jelas dan tegas menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab untuk setiap unit dalam struktur organisasi. b. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam organisasi perusahaan. c. Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu biaya oleh seorang manajer pusat biaya tertentu dalam perusahaan. d. Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan manajemen dalam perusahaan. e. Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi syarat dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban B. Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Mulyadi (2001), akuntansi pertanggungjawaban memiliki 4 karakteristik yaitu: 1. Adanya Identifikasi Pusat Pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasikan pusat pertanggungjawaban sebagai unit organisasi seperti departemen, produk, tim kerja, atau individu. Apapun satuan pusat pertanggungjawaban yang dibentuk, sistem akuntansi pertanggungjawaban membebankan tanggung jawab kepada individu yang diberi wewenang. Tanggung jawab dibatasi dalam satuan keuangan (seperti biaya). 3



Akuntansi Manajemen



2. Standar Ditetapkan sebagai Tolok Ukur Kinerja Manajer yang Bertanggungjawab atas Pusat Pertanggungjawaban Tertentu. Setelah pusat pertanggungjawaban diidentifikasi dan ditetapkan, sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 3. Kinerja Manajer Diukur dengan Membandingkan Realisasi dengan Anggaran. Pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sumber daya oleh manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mencerminkan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran anggaran. Dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, secara prinsip individu hanya dimintai pertanggungjawaban atas biaya yang ia memiliki wewenang untuk mempengaruhinya secara signifikan. Informasi akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi biaya sesungguhnya dan informasi biaya yang dianggarkan kepada setiap manajer



yang



bertanggung



jawab,



untuk



memungkinkan



setiap



manajer



mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran mereka dan memungkinkan mereka untuk memantau pelaksanaan anggaran mereka. 4. Manajer Secara Individual Diberi Penghargaan atau Hukuman Berdasarkan Kebijakan Manajemen yang Lebih Tinggi. Sistem penghargaan dan hukuman dirancang untuk memacu para manajer dalam mengelola biaya – untuk mencapai target standar biaya yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang dianggarkan, para manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman menurut sistem penghargaan dan hukuman yang ditetapkan. C. Fungsi Akuntansi Pertanggungjawaban Dari beberapa penjelasan dimuka, terlihat bahwa sistem akuntansi pertanggungjawaban berfungsi sebagai alat pencatatan, pelaporan dan pengawasan (pengendalian). Penjelasan Siagian (2004:29) sebagai berikut : 1. Pencatatan pusat pertanggungjawaban akan mengumpulkan semua biaya yang terjadi pada pusat pertanggungjawabannya dan melakukan pencatatan terhadap biaya-biaya tersebut.



4



Akuntansi Manajemen



2. Pelaporan setelah kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawaban terjadi, pusat pertanggungjawaban akan mempertanggungjawabkan semua aktivitasnya dengan membuat suatu laporan pertanggungjawaban. Tidak semua biaya menjadi tanggungjawab manajer pusat pertanggungjawaban, melainkan hanya biaya-biaya terkendali saja (controllable cost). 3. Pengawasan akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat pengawasan biaya karena akuntansi pertanggungjawaban mengumpulkan semua informasi akuntansi dari pusat-pusat pertanggungjawaban mengenai biaya maupun pendapatan, baik yang berupa anggaran maupun hasil produksi maupun hasil aktivitas sebenarnya. Dengan akuntansi pertanggungjawaban pimpinan perusahaan dapat melakukan pengawasan biaya secara efisien dari performance report masing-masing pusat pertanggungjawaban.



5



Akuntansi Manajemen



D. Tujuan Dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban Tujuan Akuntansi pertanggungjawaban adalah membebani pusat pertanggungjawaban dengan biaya yang dikeluarkannya. Adapun keuntungan dari akuntansi pertanggungjawaban adalah individu dalam organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Manfaat dari akuntansi pertanggungjawaban adalah : 1. Dasar penyusunan anggaran 2. Penilai kerja manajer pusat pertanggungjawaban 3. Pemotivasi manajer 4. Alat untuk memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas. E. Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban Tujuan dari mengembangkan laporan pusatpertanggungjawaban adalah untuk: 1. Mengizinkan manajemen puncak untuk mendelegasikan tanggungjawab dan otoritas terhadap kepala departemen sehingga mereka dapat mencapai tujuan operasi departemen. 2. Menyediakan manajemen puncak dengan informasi (umumnya terhadap dasar akuntansi) untuk mengukur kinerja dari setiap departemen dalam pencapaian tujuan operasi. Laporan pertanggungjawaban yang disajikan harus memuat ciri-ciri pokok sebagai berikut: 1. Laporan harus sesuai dengan bagan organisasi; 2. Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan. Perubahan-perubahan hanya bisa dilakukan dengan alasan yang tepat disertai keterangan yang jelas untuk para pemakai. 3. Laporan harus cepat dan tepat waktu. 4. Laporan harus diterbitkan secara teratur. 5. Laporan harus mudah dimengerti. 6. Laporan harus memberikan perincian yang cukup namun tidak berlebihan. 7. Laporan harus memberi angka-angka yang dapat diperbandingkan (perbandingan antara angka aktual dengan anggaran, atau antara standar yang ditentukan dengan hasil aktual) harus menunjukkan varians-varians yang terjadi. 8. Laporan harus bersifat analisis. 9. Laporan untuk manajemen operasi harus dinyatakan baik dalam unit fisik maupun dalam nilai uang. 10.Laporan dapat cenderung menonjolkan keefisiensian dan ketidakefisiensian dalam departemen.



95



Akuntansi Manajemen



F. Pusat Pertanggungjawaban 1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit organisasi yang dipirnpinnya. Dalam kaitan ini, suatu organisasi terdiri dari kumpulan dari beberapa pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hierarki dalam organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi, regulernya bergilir, serta unit-unit kerja lainnya. Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen-departemen ataupun divisi-divisi. Biasanya istilah pusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk unit-unit kecil dalam organisasi ataupun unit-unit kerja yang terletak pada tingkat bawah dalam suatu lingkup organisasi. Mahsun (2006:37), menyatakan pusat pertanggungjawaban merupakan bagian yang paling kompeten untuk menyiapkan anggaran karena merekalah yang paling dekat dan berhubungan langsung dengan aktivitas pelayanan masyarakat. Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting atau participative budgeting. Dalam proses penyiapannya dan untuk pengendaliannya harus menjadi fokus perhatian pusat pertanggungjawaban. Sedangkan menurut Mulyadi (2001:218) , akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan. Dari definisi ini dapat dijelaskan bahwa akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat untuk mengukur kinerja dari setiap pusat pertanggungjawaban, dimana kinerja tersebut dapat diukur dari pembandingan antara anggaran kegiatan/biaya dengan realisasi kegiatan/biaya. Dari definisi tersebut dikatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban mengelompokan organisasi atas pusat-pusat pertanggungjawaban. 2. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran tertentu,



jadi



sasaran



dari



masing-masing



individu



dalam



liar-liar



pusat



pertanggungjawaban itu harus diusahakan agar selaras, serasi dan seimbang dalam usaha rnencapai



sasaran



umum



dari



organisasi



96



secara



keseluruhan.



Suatu



pusat



Akuntansi Manajemen



pertanggungjawaban pada dasarnya dibentuk untuk rnencapai sasaran tertentu yang selaras dengan sasaran umum organisasi. a. Masukan Keluaran Sumber daya yang Produk/Jasa Digunakan Setiap pusat pertanggungjawaban membutuhkan masukan yang berupa sejumlah bahan baku, tenaga kerja, ataupun jasa-jasa yang akan di proses dalam pusat pertanggungjawaban, hasil proses tersebut menghasilkan keluaran yang berupa produk atau jasa. Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan kepada sifat masukan dalam bentuk biaya dan keluaran dalam bentuk pendapatan ataupun secara bersama-sama yaitu :  Pusat Pendapatan (Revenue Center)  Pusat Pembiayaan (Cost Center)  Pusat Laba (Profit Center)  Pusat Investasi (Investment Center) 1) Pusat Pendapatan Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya dapat diukur dengan satuan moneter, sedangkan masukannya tidak. Jadi, prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin. Dalam pusat pendapatan, keluaran (dalam bentuk pendapatan) diukur dengan satuan moneter, tetapi tidak terdapat hubungan yang erat dan nyata antara masukan (biaya) dengan pendapatan. Sebenarnya pengukuran prestasi manajer pusat pendapatan yang hanya berdasarkan tingkat penjualan dipandang terlalu sempit. Pengukuran itu perlu ditambah dengan penilaian prestasi atas dasar laba atau kontribusi laba bruto, yaitu dengan menganalisis laba kotor dengan laba bruto yang diharapkan atau dianggarkan. 2) Pusat Pembiayaan (Cost Center) Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat pertanggungjawaban yang hanya bertanggungjawab dalam mengendalikan biayabiaya yang terjadi didalamnya tanpa menghubungkan dengan nilai uang dari keluaran yang dihasilkan. Sebuah pusat biaya tidak mengendalikan penjualan atau aktivitas perusahaan. Laba sebuah departemen yang berbentuk pusat biaya sulit ditentukan karena adanya masalah dalam alokasi pendapatan. Tujuan dari manajer pusat biaya ini adalah meminimalkan perbedaan antara realisasi biaya dengan anggarannya. Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :



97



Akuntansi Manajemen



Pusat Biaya Teknik Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya berupa biaya teknik yaitu biaya yang masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat. Dalam mengukur prestasi kerja manajer pusat biaya, biaya-biaya yang dapat diukur biasanya telah menggunakan biaya standar. Penilaian efisiensi pusat biaya teknik dilakukan dengan membandingkan masukan dengan keluarannya, artinya biaya yang sesungguhnya terjadi pada pusat biaya ini dibandingkan dengan standarnya, kemudian dihitung dan dianalisa penyimpangan yang terjadi. Pusat Biaya Kebijakan Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa biaya kebijakan yaitu biaya yang antara masukan dan keluarannya memiliki hubungan yang erat dan nyata. Pusat biaya ini keluarannya tidak dapat diukur dengan besaran nilai uang, karena walaupun menghasilkan keluaran, namun keluarannya itu sulit diukur secara kuantitatif atau tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan masukannya. Pengendalian pengeluaran biaya yang telah mendapatkan persetujuan manajemen dengan pengeluarannya. Sementara itu Halim, Tjahjono, dan Husein (2000:74), menyatakan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya adalah sebagai berikut: “Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input atau biaya diukur dalam unit moneter namun outputnya tidak diukur dalam unit moneter”. Dapat disimpulkan secara umum ada dua macam pusat biaya, yaitu pusat biaya terukur dan pusat biaya yang nilai pengeluarannya kurang dapat diukur (diskresioner).



98



Akuntansi Manajemen



3) Pusat Laba Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana baik masukan (biaya yang dikonsumsi) maupun keluarannya (pendapatan yang berhasil dicapai) dapat diukur dengan satuan moneter. Selisih antara pendapatan dengan biaya adalah laba yang diperoleh atau rugi yang diderita. Pembentukan pusat laba memerlukan perincian tugas, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta dukungan informasi agar manajer yang bersangkutan dapat merencanakan kegiatan-kegiatan pada unit kerjanya dengan baik. 4) Pusat Investasi Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling luas, karenanya manajer berwenang dalam mengendalikan pendapatan dan biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yang timbul sehubungan dengan usaha memperoleh sumber daya dan menentukan barang modal yang akan dibeli. Masalah utama dalam sebuah pusat investasi adalah laba yang dihasilkan dan harta yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut, yaitu apakah yang dihasilkan telah sebanding dengan modal yang diinvestasikan. Manajemen pusat investasi diharapkan memperoleh laba sebesar jumlah yang ditetapkan untuk setiap nilai rupiah yang diinvestasikan. Prestasi pusat investasi ini diukur dengan menilai tingkat Residual, Income maupun tingkat Return On Investment. G. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Manajemen dari berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan itu sendiri atau bagiannya. lnformasi keuangan ini merupakan masukan yang penting bagi para manajer dalam mengelola perusahaan atau bagiannya. Berbeda dengan pihak luar yang memerlukan informasi keuangan guna mengambil keputusan untuk menentukan hubungan mereka dengan suatu perusahaan, para manajer memerlukan informasi keuangan sebagai dasar untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan atau bagian yang dipimpin oleh manajer yang bersangkutan. Informasi keuangan yang dibutuhkan oleh para manajer tersebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi. Oleh karena karakteristik keputusan yang dibuat oleh pihak luar berbeda dengan karakteristik keputusan yang dibuat oleh para manajer, maka hal ini mempunyai dampak terhadap karakteristik sistem pengolahan informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan tersebut. Informasi akuntansi pertanggungiawaban merupakan informasi biaya, pendapatan, dan aktiva yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam penyusunan anggaran, tiap manajer 99



Akuntansi Manajemen



dalam organisasi merencanakan biaya dan pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya di bawah koordinasi manajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi akuntansi guna memantau sampai seberapa jauh tiap manajer tersebut melaksanakan rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis prestasi manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.



H. Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban Menurut Supriyono (2001:2), organisasi adalah sekelompok orang yang berkerja bersama-sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Adapun pengertian struktur organisasi menurut Jeff Madura (2002:16) , struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan. Ada 2 tipe struktur organisasi berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban, yaitu: organisasi fungsional dan organisasi divisional, Dalam hubungannya dengan tingkat pertanggungjawaban atau pemberian wewenang, struktur organisasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu organisasi fungsional dan divisional, (Supriyono,2001) : 1. Organisasi Fungsional Dalam organisasi fungsional, pembagian pusat pertanggungjawaban didasarkan atas fungsi, yaitu fungsi produksi, fungsi penjualan (pemasaran), dan fungsi administrasi. 2. Organisasi Divisional Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisi-divisi penghsilan laba. Menurut Supriyono (2001:27), “dibawah setiap divisi dibagi atas dasar fungsi. Fungsi yang ada pada divisi sama seperti fungsi-fungsi pada organisasi fungsional.” Pada tipe organisasi ini, setiap divisi merupakan pusat laba dan mungkin sekaligus sebagai pusat investasi, sedangkan fungsi-fungsi yang dimilikinya merupakan pusat biaya dan atau pusat pendapatan. Dalam hubungannya dengan pusat pertanggungjawaban, struktur organisasi harus dianalisis mengenai kemungkinan adanya kelemahan dalam pendelegasian wewenang.



100



Akuntansi Manajemen



I. Syarat-syarat Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban tidak dapat begitu saja diterapkan oleh setiap perusahaan karena untuk menerapkan hal tersebut harus memenuhi syarat- syarat tertentu. Agar suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan dan terlaksana dengan baik, maka harus dipenuhi syarat-syarat seperti yang diungkapkan oleh Mulyadi (2001) adalah sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang menetapkan secara jelas dan tegas menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab untuk setiap unit dalam struktur organisasi. 2. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam organisasi perusahaan. 3. Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu biaya oleh. seorang manajer pusat biaya tertentu dalam perusahaan. 4. Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan manajemen dalam perusahaan. 5. Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi syarat dalam penerapan akuntansi pertanggung jawaban. Sedangkan menurut Wilson dan Campbell (dikutip oleh Putri, 2005) ada berbagai faktor lain yang dapat membantu untuk membuat tanggapan atau penerimaan dari pembaca laporan yang lebih baik : 1. Laporan harus tepat waktu. 2. Laporan harus sederhana dan jelas. 3. Laporan harus dinyatakan dalam bahasa dan istilah yang dikenal oleh pimpinan yang akan memakainya. 4. Informasi harus disajikan dalam urutan yang logis. 5. Laporan harus akurat. 6. Bentuk penyajian harus disesuaikan dengan pimpinan yang akan menggunakannya. 7. Selalu distandarisasikan, apabila mungkin. 8. Rancangan laporan harus mencerminkan sudut pandang pimpinan. 9. Laporan harus berguna. 10.Biaya penyiapan laporan harus dipertimbangkan. 11.Perhatian yang diberikan untuk penyiapan laporan harus sebanding dengan manfaatnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pada prinsipnya konsep pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban itu adalah menekankan pada tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian serta membuat pusat-pusat pertanggungjawaban terhadap masingmasing bagian. Penerapan syarat-syarat tersebut berbeda antara perusahaan yang satu dengan 101



Akuntansi Manajemen



yang lainnya, tergantung dari jenis perusahaan, ukurannya, jumlah operasi tambahan ataupun faktor-faktor khusus yang menjadi ciri perusahaan. J. Informasi



Akuntansi



Pertanggungjawaban



Sebagai



Alat



dalam



Pengendalian



Manajemen Informasi akuntansi pertanggungjawaban berguna dalam pengendalian manajemen, karena menekankan pada hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan. Pengendapan dapat dilakukan dengan cuma memberikan tanggungjawab kepada masing-masing manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya, dan berusaha mengajukan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut di bawah pengendaliannya. Dengan demikian anggaran harus disusun untuk setiap pusat pertanggungjawaban, yang dibebani tanggungjawab atas pendapatan dan biaya. Disamping itu melalui realisasi dari setiap pusat pertanggungjawaban dibandingkan dengan anggarannya sehingga dapat ditentukan selisih (variance) dan anggaran. Selanjutnya selisih ini dapat digunakan



sebagai



dasar



untuk



menilai



prestasi



manajer



dari



setiap



pusat



pertanggungjawaban. Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi; karena dapat menekankan hubungan antara informasi dengan jasa yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya yang menjadi tanggungjawab dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggungjawab.



Dengan



demikian



informasi



yang



ada



melalui



akuntansi



pertanggungjawaban dapat mencerminkan nilai yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan. 1.



Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Ukur Kinerja Manajer Informasi akuntansi adalah salah satu informasi terpenting bagi perusahaan. Namun informasi akuntansi bukanlah merupakan satu-satunya informasi formal yang digunakan oleh perusahaan ini. Selain informasi akuntansi, perusahaan ini juga menggunakan informasi manajemen. Tujuanya adalah untuk menyajikan kepada manajer mengenai informasi yang berguna dalam mengambil keputusan. Informasi akuntansi sangat berguna, baik untuk pihak intern organisasi perusahaan maupun untuk pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern, informasi akuntansi sangat diperlukan untuk mengetahui hasil kerja dari para



manajer,



hasil



kerja



tersebut



dapat



berupa



laporan.



Sistem



pelaporan



pertanggungjawaban menyajikan informasi untuk pengendalian manajemen. Pada 102



Akuntansi Manajemen



hakikatnya, sistem pelaporan pertanggungjawaban juga dikenal sebagai sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terdiri dari seperangkat laporan di dalam suatu perusahaan. 2. Pengukuran Kinerja Manajer Pusat Pertanggungjawaban Prestasi kerja atau yang biasa juga disebut kinerja adalah kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan oleh karena itu pengukuran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian bagi pencapaian tujuan perusahaan. Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban ada tiga kriteria yang digunakan yaitu efisiensi, efektivitas, dan ekonomis. Efisiensi adalah perbandingan, antara output yang dihasilkan dengan besarnya input yang digunakan. Sedangkan efektivitas adalah hubungan antara output suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai. Efektivitas selalu berhubungan dengan tujuan organisasi sedang efisiensi tidak ekonomis dimaksudkan sebagai penggunaan sumber dana seminimal mungkin. Suatu pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan operasinya harus memenuhi ketiga kriteria di atas. Dari uraian mengenai berbagai tipe pusat pertanggungjawaban tersebut di atas, manajer pusat pertanggungjawaban diukur prestasinya berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya. Biaya merupakan tolok ukur prestasi bagi manajer pusat biaya, sedangkan pendapatan merupakan tolok ukur prestasi bagi manajer pusat pendapatan. Dalam pusat investasi rasio laba dengan investasi utau



residual



income



dipakai



sebagai



tolok



ukur



prestasi



manajer



pusat



pertanggungiawaban tersebut. Perlu diingat bahwa manajer pusat pertanggungjawaban tidak hanya diukur prestasinya dengan menggunakan tolok ukur keuangan saja, namun masih ada tolok ukur non keuangan yang digunakan untuk mengukur prestasi manajer pusat pertanggungjawaban. K. Pengertian Biaya Terkendali dan Tak terkendali Di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus dipisah antara biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) dengan biaya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable cost).



Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat



dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam jangka waktu tertentu (Supriyono:15). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa biaya terkendali adalah biaya yang sacara langsung dipengaruhi oleh manajer suatu pusat pertanggungjawaban dalam waktu tertentu, sedangkan biaya tidak terkendali adalah biaya 103



Akuntansi Manajemen



yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh manajer suatu pusat pertanggungjawaban dalam jangka waktu tertentu. Untuk memisahkan biaya kedalam terkendalikan dan tidak terkendalikan pada kenyataannya seringkali menemui kesulitan. Hanya sedikit biaya yang menjadi tanggung jawab seseorang. Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban menurut Mulyadi (2001:168), adalah sebagai berikut: 1. Jika seorang manajer memiliki wewenang, baik dalam pemerolehan maupun penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya jasa tersebut. 2. Jika seorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut. Meskipun seorang manajer tidak dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsungnya sendiri, ia dapat juga dibebani biaya tersebut, jika manajemen puncak menghendaki agar ia manaruh perhatian sehingga ia dapat membantu manajer lain yang bertanggung jawab untuk mempengaruhi biaya tersebut. L. Klasifikasi dan Kode Rekening untuk Akuntansi Pertanggungjawaban Pemberian kode rekening diperlukan untuk memudahkan mencari perkiraan yang dibutuhkan, memudahkan proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan data akuntansi. Agar dapat mengetahui dan membedakan perkiraanperkiraan tersebut, maka kode yang diberikan harus disusun secara konsisten. Menurut Mulyadi (2001:179), ada 5 metode pemberian kode rekening yaitu: 1. Kode angka atau alfabet urut 2. Kode angka blok 3. Kode angka kelompok 4. Kode angka desimal 5. Kode angka unrut didahului dengan huruf. Sistem pengkodean yang lazim dipakai sekarang adalah kode kelompok dan kode blok. 1. Kode angka atau alfabet urut 2. Kode angka blok (block code) 3. Kode kelompok (group code) 4. Kode angka desimal 5. Kode angka urut didahului dengan huruf



104



Akuntansi Manajemen



M. Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Akuntansi pertanggungjawaban tradisional dapat diterapkan hanya pada lingkungan bisnis yang stabil, dimana tidak ada persaingan yang ketat, tidak ada fluktuasi nilai tukar mata uang yang signifikan, tingkat bunga relatif stabil, pendapatan masyarakat stabil dan tidak ada inflasi. Proses pemberian tanggungjawab pada akuntansi tradisional menitikberatkan pada organiasaional dan individual, dimana pusat pertanggungjawaban berupa unit organisasional seperti lini produksi atau departemen ataupun tim kerja diidentifikasikan kemudian diserahi tanggung jawab bagiannya kepala indidividual. Pada lingkungan bisnis yang dinamis sekarang ini, dimana persaingan sangat kompetitif juga didukung teknologi yang canggih, maka akuntansi pertanggungjawaban tradisional sulit diterapkan dikarenakan pada keterbatasan yang tercakup didalamnya, keterbatasan tersebut antara lain : 1. Standar cenderung statis 2. Mengandalkan varians dan standar 3. Berfokus pada internal, yaitu pembuatan standar biaya, anggaran, analisis varians biaya dan pendapatan 4. Mengabaikan klasifikasi biaya yang bernilai tambah dan biaya yang tidak bernilai tambah 5. Varian sebagai alat untuk member insentif, varians adalah indikator yang menunjukan hasil, bukan penyebab yang merupakan hal mendasar untuk perbaikan kerja. 6. Terlalu menekankan pada ukuran keuangan 7. Lebih menekankan tenaga kerja langsung 8. Standar mendukung status quo dan stabilitas organisasional, standar juga memungkinkan tingkat inefisiensi tertentu. N. Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer Akuntansi pertanggung jawaban kontemporer dapat diterapkan hanya pada lingkungan bisnis yang stabil, dimana tidak ada persaingan merupakan akuntansi pertanggungjawaban yang dapat diterapkan pada lingkungan bisnis yang bersifat dinamis. Proses pemberian tanggung jawab pada akuntansi kontemporer dikendalikan melalui proses dan tim. Hal ini dikarenkan pada lingkungan bisnis yang dinamis perlu perbaikan yang berkelanjutan. Akuntansi pertanggungjawaban kontemporer melibatkan seluruh tim manajemen yang bertujuan untuk peningkatan kualitas melalui mata rantai nilai dan reduksi biaya. Seluruh tim manajemen bertanggungjawab pada suksesnya operasional perusahaan, baik dari riset sampai dengan layanan pruna jual yang dihasilkan. 105



Akuntansi Manajemen



Tolak ukur pengukuran kinerja terletak pada standar yang berorientasi pada proses, standar tersebut berkaitan dengan efisiensi proses dan keluaran proses. Standar dibuat untuk mendukung perubahan yang berguna mencapai tingkat ideal. Standar merupakan perubahan dalam hal ini bersifat dinamis agar dapat merefleksikan kondisi baru dengan tujuan baru dan mempertahankan bahkan meningkatkan perbaikan yang akan mampun dicapai. Ukuran kinerja merupakan campuran dari faktor operasional dan keuangan yang berhubungan dengan proses. Pada tabel berikut, dipaparkan perbedaan antara akuntansi pertanggungjawaban tradisional dengan akuntasi pertanggungjawaban kontemporer. Tabel. 8.1. Perbedaan Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dengan Kontemporer Keterangan



Akuntansi



Akuntansi



Pertanggungjawaban



Pertanggungjawaban



Keadaan



Tradisional Bersifat statis



Kontemporer Bersifat dinamis



Lingkungan Pemberian



Unit organisasi dan



Kemampuan tim



Tanggungjawab Pengukuran kinerja



individual Perbandingan biaya aktual



Standar yang berorientasi



dengan biaya anggaran



pada proses, efektivitas dan



Karakteristik Biaya Pemberian Imbalan



Mudah dikendalikan Berdasarakan kinerja



produktivitas. Sulit dikendalikan Berdasarkan kinerja tim,



Keuangan



anggaran Unit organisasi



mata rantai nilai kelompok Mata rantai nilai



O. Harga Transfer Harga transfer adalah harga yang dibebankan kepada suatu divisi ketika menyediakan barang-barang atau jasa kepada divisi lain dalam organisasi yang sama. Biasanya untuk proses produksi dalam tahap berikutnya. Misalnya PT. Inti Putra memiliki tiga divisi yaitu X, Y dan Z. Profit center untuk mengukur kinerja masing-masing divisi Y dapat dijual kepasar atau ditansfer ke divisi Z, dan produk divisi Z dapat dijual kepasar. Santunan nilai produk yang ditansfer dari divisi X ke divisi Y dan dari divisi Y ke divisi Z disebut harga transfer. 1. Manfaat yang diperoleh dengan diterapkannya harga transfer pada perusahaan multinasional adalah : a. Untuk mendapatkan posisi persaingan yang baik 106



Akuntansi Manajemen



b. Agar mendapatkan hubungan yang lebih baik dengan pemerintah setempat c. Mengurangi resiko pergadangan internasional d. Dalam hal penegaan pajak, tarif dan cukai cendurung lebih kecil. 2. Tujuan penentuan harga transfer adalah : a. Mentransmisikan data keuangan diantara departemen-departemen atau divisi-divisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan barang atau jasa satu sama lain. b. Memotivasi manajer untuk mencapai goal congruence. Maksudnya, sistem baru dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba. c. Mengevaluasi kinerja segmen 3. Syarat untuk Penerapan Harga Trasfer Ada tiga syarat yang perlu diperhatikan dalam penerapan harga transfer, diantaranya: a. Manajemen pusat dari induk perusahaan beranggapan bawah keberhasilan pelaksanaan divisi diukur dari kontribusi laba divisi/cabang kepada perusahaan secara keseluruhan. b. Motivasi dari manajemen divisi untuk mengejar laba yang tinggi, merupakan pola pikir manajemen divisi dengan anggapan makin tinggi laba divisi makin sukses penanganan divisinya. c. Divisi/cabang merupakan pusat pendapatan (revenue center) yang mempunyai otonomi perusahaan dan pengaturan administrasinya bersifat desentralisasi artinya tidak selalu ditentukan oleh pusat laba seluruhnya, tetapi pusat (induk) tetap memgang kebijaksanaan yang menyeluruh dan mempunyai kekuasan tertinggi yang suatu saat bisa menentukan kebijaksnaan yang suatu saat bisa menentukan kebijaksanaan yang berbeda dengan kebijaksnaan divisi/ cabang. 4. Metode Harga Transfer Dalam penggunaan metode harga transfer, ada beberapa yang bisa digunakan dalam menentukan harga transfer, metode yang bisa dipakai adalah sebagai berikut : a.



Metode Harga transfer berdasarkan harga pokok ditambah laba (cost plus transfer pricing in method) Harga transfer produk dari suatu divisi atau cabang ke divisi lain didasarkan metode “cost plus transfer pricing” maka divisi yang memproduksi barang yang akan ditransfer berdasarkan harga pokok dari produksnya ditambah persentase untuk menutup biaya operasi dan memperoleh laba. Contoh 1: dalam kasus PT. Inayah Group menetapkan harga transfer berdasarkan biaya, maka harga transfer dapat dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan entitas penjual . 107



Akuntansi Manajemen



Harga transfer pada metode ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan entitas penjual yaitu divisi A dan Divisi B. Harga transfer divisi A kepada divisi B adalah Rp6.590.000 per unit, dimana harga tersebut nerupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh divisi A. Harga transfer ke divisi C adalah sebesar Rp12.280.000, dimana harga tersebut merupakan keseluruhan biaya unit yang dikeluarkan oleh divisi B. Divisi B tidak memperoleh laba atas penjualan atas divisinya, akan tetapi divisi C memperoleh laba atas penjualannya kepada pembeli dari luar perusahaan sebesar Rp22.284.000,Contoh 2 : PT. Agung Mandiri memiliki dua divisi Y dan Z. Divisi Y mempunyai hasil produksi berupa catridge untuk printer inkjet dan divisi Z memproduksi printer inkjet. Divisi Z untuk bahan bakunya bisa membeli dari luar perusahaan atau membeli dari divisi Y. Begitu pula divisi Y bisa menjual produknya kepihak luar perusahaan yaitu kepasaran bebas atau divisi Z dengan asumsi para divisi diberi otonomi penuh oleh PT. Agung Mandiri dalam segala hal, maka divisi Z dapat menentukan harga jual yang menguntungkan. Harga pokok produksinya per unit untuk divisi Y sebagai berikut : Bahan baku



Rp100.000



Upah langsung



Rp 70.000



Biaya overhead



Rp 250.000



Biaya produktif per unit



Rp420.000



Margin yang diinginkan divisi Y adalah 20% dari biaya produksi maka harga transfer apabila divisi Z mengambil bahan-bahan dari divisi Y adalah : Rp420.000 + (20%x Rp420.000) = Rp504.000. jumlah Rp540.000,- per unit merupakan harga transfer divisi Y berdasarkan metode harga pokok ditambah laba (cost plus transfer pricing). Pada umumnya harga ini sedikit dibawah harga pasar bebas, bahkan seringkali marginnya sangat kecil atau tidak ada karena dalam divisi Y ada kapasitasnya menganggu, sehingga dengan hanya memberikan harga sama dengan harga pokok produksinya, divisi Z sudah menyerap biaya overhead yang tetap.  Keunggulan metode harga pokok



108



Akuntansi Manajemen



Dalam hal kapasitas menganggur dengan metode harga pokok akan membantu cabang/divisi tersebut untuk menaikan laba, baik laba divisi maupun laba perusahaan secara keseluruhan  Kelemahan metode harga pokok Dari sudut negatif maka, sangat sulit atau tidak bisa digunakan sebagai alat pengukur kemampuan perusahaan/divisi yang menghasilkan produk yang ditansfer dalam memasarkan produknya. b. Metode Harga Pasar (Market Transfer Pricing Method) Metode harga pasar adalah penetapan harga jual pada produk suatu divisi/cabang yang ditansfer ke atau divisi/cabang lain dalam suatu unit usaha dengan memakai dasar harga pasar. Misalnya: pada metode ini unit organisasi pembelian tidak mendapatkan perlakuan khusu dari unit organisasi penjual meskipun dalam kelompok perusahaan yang sama.  Keunggulan metode harga pasar Dalam menetukan harga transfer sama dengan harga pasar, bagi penerima akan merupakan pilihan untuk membeli dari luar (dari pasar) atau dari perusahaan sendiri karena unit penerimaan ini akan memperhatikan biaya pengiriman, pengemasan dan sebagainya. Biaya pengiriman dan pengemasan tentu akan jauh lebih murah jika penjualan produk dilakukan kepada pihak internal perusahaan .  Kelemahan metode harga pasar 1.



Keberadaan kapasitas internal dapat membatasi pengembangan penjualan eksternal



2.



Apabila produk dibuat menurut spesifikasinya yang telah ditetapkan divisi pembelian, maka produk serupa kemungkinan besar tidak akan atau bakan sulit dijumpai dipasar sehingga mengakibatkan tidak adanya harga pasar



3.



Apabila suatu komponen/produk pembeli dipasar atau diluar sebagai pengganti dari dalam, maka pembelian tersebut dapat menimbulkan pergeseran permintaan pasar yang mengakibatkan berfluktuasinya harga pasar



4.



Jika perusahaan menghasilkan produk atau jasa didalam perusahaan saja sebagai upaya melindungi rahasia dagang, maka produk atau jasa tertentu yang menggunakan bahan khusus tertentu akan memerlukan teknologi khusus yang harus dijasa kerahasiannya. Pada keadaan tersebut, maka divisi yang ada di dalam perusahaan tidak akan menggunakan harga pasar sebagai dasar penentuan harga transfer dikarenankan divisi pembelian tidak dapat sembarang membeli 109



Akuntansi Manajemen



dari perusahaan luar. Solusi yang dimungkinkan pada keadaan ini adalah metode harga transfer berdasarkan biaya. c. Metode Harga Transfer Negoisasi (Negoitiated Transfer Pricing) Metode harga transfer negoisasi diperkenankan jika ketiadaan harga pasar terjadi. Suatu organisasi membolehkan divisi pembelian dan divisi penjualan untuk menegosiasikan harga transfer diantara mereka, cara penentuannya dengan persetujuan antara unit yang akan memakai produk dan unit yang menghasilkan produk. Unit tersebut nantinya akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegoisasinya. Misalnya sebagai contoh perusahaan mobil mempunyai unit divisi, divisi satu membuat rangka mobil tipe MPV, divisi dua membuat rangka mobil untuk tipe mobil SUV dan divisi tiga memproduksi lampu dan kaca spion yang dibuat divisi tiga. Lampu dan kaca spion jarang/sulit dicari atau tidak ada dipasaran bebas, sehingga sukar menentukan biayanya. Dalam hal ini bisa digunakan harga transfer negoisasi berdasar pada persetujuan antara divisi yang membutuhkan dan divisi yang membuat.  Keunggulan metode harga transfer negoisasi : 1. Melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi 2. Apabila



produk dari



pembuatan



yang ditransfer



mempunyai



kapasitas



menganggur, sedangkan pasar dari produk tersebut sempit (capital market) maka akan menguntungkan perusahaan secara keseluruhan 3. Manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer disbanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.  Kelemahan metode harga transfer negosiasi : 1. Negoisasi dapat memakan banyak waktu dan tenaga 2. Negoisasi dapat menimbulkan persaingan diantara manajer divisi yang terlibat. Apabila barang tersebut sangat dibutuhkan oleh divisi yang akan memakai barang, sedang di pasaran bebas jarang terdapat barang tersebut, maka pihak pembuat barang menjadi pihak yang menang dalam kompromi penentuan harga. Sedangkan pihak yang membutuhkan akan menerima saja harga barang tersebut.



110



Akuntansi Manajemen



SOAL 1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang akuntansi pertanggungjawaban! 2. Sebutkan karakteristik akuntansi pertanggungjawaban! 3. Jelaskan perbedaan akuntansi pertanggungjawaban tradisional dan modern! 4. Sebutkan dan jelaskan pembagian pusat pertanggungjawaban! 5. Apa yang dimaksud dengan harga transfer?



111



112