Akuntansi Sumber Dana Unit Tabungan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilihat dari sumbernya, dana bank dapat dikelompokankedalam 2 kelompok, yaitu dana dari masyarakat seperti giro, tabungan, dan simpanan berjangka atau deposito berjangkaserta dana dari bank lain seperti pinjaman antar bank dalam bentuk call money, deposito berjanka dan lainnya. Dana dalam bank adalah hutang bank kepada masyarakat atau pihak lainnya yang akan dibutuhkan disisi pasiva atau sebelah kanan neraca. Karena sifatnya sebagai hutang, maka rekening dana ini akan bertambah disebelah kredit dan berkurang disebelah debet. Rekening dana bank merupakan rekening permanen atau real yang selalu akan disajikan pada neraca secara kumulatif. Bank akan dibebankan dengan sejumlah bunga yang akan dicatat sebagai biaya bunga pada ikhtisar laba-rugi bank. Suku bunga yang dibebankan akan beragam-ragam sesuai dengan jenis dana yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan akuntansi perbankan ? 2. Bagaimana sistem akuntansi perbankan? 3. Bagaimana pengertian tabungan? 4. Bagaimana pembukaan dan penyetoran? 5. Apa saja tabungan lainnya? C. Tujuan 1



Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan akuntansi perbankan



2



Untuk mengetahui bagaimana sistem akuntansi perbankan



3



Untuk mengetahui bagaimana pengertian tabungan 1



4



Untuk mengetahui bagaimana pembukaan dan penyetoran



5



Untuk mengetahui apa saja tabungan lainnya BAB II LANDASAN TEORI



A. Pengertian Akuntansi Perbankan 1. Definisi Akuntansi : “Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in a significant manner and in terms of money, transactions and events which are, in part at least of a financial character, and interpreting the results thereof. (A. I. C. P. A.). 2. Persamaan Akuntansi : Aktiva = Hutang + Modal Pentingnya memperebutkan



Akuntansi pangsa



untuk



pasar



Persaingan



Agar



tetap



perbankan



eksis



dan



dalam mampu



mengembangkan diri, yaitu: • Dapat bekerja dengan tingkat efisiensi tinggi • Dapat mengembangkan produk/jasa perbankan baru sesuai kebutuhan • Memiliki informasi yang tepat pakai dan tepat waktu • Kemampuan manejemen bank dalam pengambilan keputusan dikelola dan dimanfaatkan dengan benar 3. Persamaan Akuntansi Perbankan : Aktiva Bank = Hutang Bank + Modal Bank Penempatan Dana berupa : - Dana Masyarakat - Modal Saham Penyaluran Dana dalam Kredit : - Dana Pinjaman - Premium Saham



2



- Penanaman Dana dalam Aktiva Tetap : - Dana Lainnya - Laba ditahan - Penanaman Lain B. Sistem Akuntansi Perbankan Sasaran Sistem Akuntansi Perbankan : 1. Sebagai sistem akuntansi manajemen 2. Sebagai sistem costing 3. Sebagai sistem pengawasan 4. Sebagai sistem laporan kepada penguasa moneter



3



BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Tabungan Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki oleh bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas) beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual oleh bank-bank memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan dari adanya persaingan ketat dalam mengumpulkan dana masyarakat. Tabungan merupakan hutang bank kepada masyarakat, dalam hal ini pemilik tabungan dan dikelompokkan kedalam hutang jangka pendek dalam neraca. Tidak adanya batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam hutang jangka pendek. Setiap bank memiliki jenis tabungan yang berbeda-beda. Perhitungan suku bunga, pemberian hadiah, tata cara penyetoran dan penarikannya juga berbeda bagi setiap bank. Produk tabungan ini dapat dijadikan alat promosi bagi yang menawarkannya. Promosi dapat disalurkan dalam bentuk suku bunga, hadiah yang menarik, kemudahan fasilitas dan lain sebagainya. B. Pembukaan dan Penyetoran Pembukaan rekening tabungan lazimnya jauh lebih sederhana dari proses pembukaan rekening giro. Nasabah hanya diminta untuk mengisi formulir pembukaan tabungan yang memuat data pribadi calon nasabah, kemudian nasabah diberikan sebuah passbook, untuk mencatat segala transaksi yang menyangkut rekeningnya. Lazimnya penyetoran pertama dilakukan cabang dimana si nasabah membuka rekening.



4



Sebagai contoh : Pada tanggal 04 Agustus 1992, Tn. E hendak membuka tabungan di Bank Omega – Jakarta. Setoran pertamanya sebesar Rp. 1.500.000;- tunai. Bunga ditetapkan secara floating yang mana disesuaikan pada suku bunga yang berlaku dan dihitung atas dasar lamanya tabungan mengendap. Pada waktu penyetoran pertama suku bunga sebesar 20 % setahun. Atas dasar suku bunga ini akan diperhitungkan bunga tabungan untuk Tn. E, hingga suku bunga Bank Omega berubah. Pada saat penyetoran tersebut, oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagi berikut : D : Kas ……………………………………………………... Rp.1.500.000 K : tabungan – Rekening Tn. E ……………………………



Rp. 1.500.000



Apabila pada tanggal 20 Agustus 1992, Tn. E kembali menyetor dengan menyerahkan selembar cek Rp. 4.600.000 dari Tn. F, nasabah Bank Omega – Jakarta, untuk keuntungan rekening tabungannya. Pada hari yang sama ia juga mendapat transfer masuk dari seorang rekannya di Surabaya melalui bank Omega – Surabaya sebesar Rp. 7.230.000;- untuk keuntungan rekening tabungannya. Oleh Bank Omega – Jakarta akan dicatat sebagai berikut : D : Giro – Rekening Tn. F………………………………



Rp. 4.600.000



D : RAK Cabang Surabaya………………………………



Rp. 7.230.000



K : Tabungan – Rekening Tn. E…………………………



Rp. 11.830.000



1. Penyetoran antar Cabang Seorang nasabah dapat saja melakukan penyetoran untuk keuntungan rekeningnya di cabang lain. Dalam transaksi seperti ini, akan tercipta adanya hubungan antar cabang antara cabang penerima setoran dan cabang penerbit rekening tabungan. Untuk transaksi antar cabang ini, issue yang timbul adalah masalah keamanan transaksi yang erat kaitannya dengan sistem proses pembukuan atau akuntansi pada bank yang bersangkutan. Bagi bank yang pengoperasiannya



dilakukan



dengan



5



media



komputer



dan



dapat



berhubungan langsung antara cabang on-line processing), issue keamanan transaksi



tidak



begitu



besar



dibanding



dengan



bank



yang



pengoperasiannya secara masih manual atau belum beroperasi secara online. Bank memproses transaksi secara on-line dengan cabang-cabang lainnya, akan tercipta hubungan antara kantor yang diproses dengan sebuah komputer pusat (host komputer). Hubungan ini nantinya akan terlihat dalam neraca harian setiap cabang. Pemberian kode transaksi seperti ini akan dilakukan dengan komputer dan penomorannya harus unik. Bank memproses transaksi secara off-line dengan cabang-cabang lainnya, perlu menciptakan sistem pengkodean transaksi. Karena transaksi penyetoran antar cabang tidak dapat langsung mengkredit rekening nasabah tabungan di cabang penerbit, bank harus menciptakan sistem internal control yang unik dan efektif. Lazimnya, internal control tersebut dengan cara langsung mencetak transaksi penyetoran dengan penomoran kode khusus pada passbook nasabah. Atas dasar kode transaksi ini akan diuji kebenarannya oleh cabang lain dimana si nasabah hendak melakukan transaksi lainnya, khususnya penarikan. Dengan demikian, apabila ada transaksi penyetoran dan penarikan antar cabang yang dilakukan dengan hari yang sama, maka alat kontrol yang dijadikan dasar pengesahan adalah pencatatan data transaksi dalam passbook. Proses transaksi hubungan antar cabang secara on-line dapat dilukiskan sebagai berikut :



6



Pemrosesan secara On-line & Off-line On-line CabangPenerimaSetoran



CPU SetoranNasabah Proses Transaksi



CabangPenerbit Tabungan



CPU Host



CPU Proses Transaksi Up-to-the second



MengkreditCabangPenerbitdanPassbook MendebetCabangPenerimaSetorandanRek.Nas.



Off-line Cabang Penerima Setoran



Cabang Penerbit Tabungan



Trans. Setoran Proses Proses



Meng-kredit Passbook Kredit Nasabah Nota KeCabang Penerbit Meng-kredit Passbook Kredit Nasabah Nota KeCabang Penerbit



Sebagai contoh, apabila Tn. E, melakukan penyetoran tunai tanggal 24 Agustus pada Bank Omega cabang Surabaya sebesar Rp. 1.000.000;- oleh



7



Bank Omega cabang Jakarta, selaku cabang penerbit, akan dibukukan sebagai berikut : D : RekeningAntar Kantor Cabang Surabaya………………………………….



Rp. 1.000.000



K : Tabungan – Rekening Tn. E…………………………….Rp. 1.000.000 2. Penarikan Penarikan tabungan pun dapat dilakukan pada dan bukan pada cabang penerbit. Bila dilakukan pada cabang penerbit, bank langsung akan mendebet



rekening



nasabah



yang



bersangkutan



beserta



dengan



passbooknya. Bila penarikan tabungan dilakukan pada cabang bukan penerbit, pengkodean transaksi yang unik diperlukan. Bila pemrosesan transaksi antar



cabang



dilakukan



secara



on-line,



rekening



nasabah



yang



bersangkutan dapat langsung didebet melalui media komputer yang beroperasi secara on-line. Pada bank yang pemrosesannya dilakukan secara off-line, akan memerlukan pengamanan transaksi yang efektif. Lazimnya dilakukan dengan penomoran transaksi yang unik. Cabang pembayar akan segera mengirimkan nota pembukuan kepada cabang penerbit tabungan dimana dipelihara rekening nasabah yang bersangkutan. Sebagai contoh : Pada tanggal 28 Agustus 19xx, Tn. E menarik rekening tabungan di Bank Omega cabang Bandung sebesar Rp. 1.500.000;- tunai, oleh cabang Bandung akan dibukukan sebagai berikut : D : RekeningAntar Kantor – Jakarta ………………………



Rp.



1.500.000



K : Kas……………………….………………………………..



Rp.



1.500.000



Cabang penerbit, yaitu cabang Jakarta, akan mengkredit cabang Bandung dan mendebet rekening Tn. E, sebagai berikut : D : Tabungan Rekening Tn. E ……………….……………



Rp.



1.500.000



K : RekeningAntar Kantor – Bandung …………………..



Rp.



1.500.000



8



Hubungan antar cabang Bandung dan cabang Jakarta bersifat reciprocal, yaitu kedua cabang akan tercipta hubungan hutang dan piutang dalam jumlah yang sama. Dengan demikian, rekening antar kantor ini dikenal dengan nama reciprocal account. 3. Perhitungan Bunga Dasar perhitungan suku bunga dapat dihitung baik secara floating maupun dari saldo tetap dan dilakukan setiap akhir bulan. Perhitungan dengan saldo tetap biasanya diambil saldo rata-rata minimum dalam sebulan. Cara ini dapat merugikan atau menguntungkan nasabah maupun bank. Bila saldo nasabah cenderung meningkat selama sebulan, perhitungan bunga dengan saldo rata-rata dapat merugikan nasabah dan menguntungkan pihak bank. Sebaliknya, apabila saldo tabungan nasabah cenderung turun selama sebulan, perhitungan bunga dengan saldo rata-rata dapat menguntungkan nasabah dan merugikan bank. Hal ini bergantung dari perubahan saldo. Cara lain dalam perhitungan bunga secara floating dilakukan atas dasar lamanya dana mengendap dalam bank. Lamanya saldo mengendap akan diperhitungkan dengan suku bunga yang berubah-ubah selama satu periode tertentu, lazimnya satu bulan. Dalam perhitungan ini, bank harus menghitung dengan cermat besarnya beban tugas atas dasar lamanya hari dan besarnya saldo mengendap. Karena perhitungan yang cukup rumit, lazimnya dipergunakan komputer. Sebagai contoh, bila perhitungan bunga untuk Tn. E dilakukan atas dasar floating, maka besarnya bunga tabungan yang harus diberikan kepada Tn. E dapat dihitung dengan memperhatikan perubahan – perubahan suku bunga yang terjadi selama bulan Agustus. Apabila bunga selama bulan Agustus berubah-ubah seperti diuraikan sebagai berikut : 1 10 15 20 25



Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus



19xx 19xx 19xx 19xx 19xx



………………………………20% ………………………………21,25% ………………………………19,75% ………………………………20,5% ………………………………20%



9



pertahun pertahun pertahun pertahun pertahun



Dengan memperhatikan rata-rata banyaknya hari dan besarnya saldo yang mengendap dalam rekening tabungan Tn. E pada Bank Omega selama Bulan Agustus 19xx, akan diperhitungkan besarnya bunga dari hari ke hari atas dasar suku bunga yang berlaku selama bulan Agustus 19xx. Bunga bulan Agustus ini akan dibebankan menjadi beban atau biaya selama bulan Agustus dan harus diantisipasikan pada akhir bulan Agustus, dengan cara mengkredit rekening nasabah yang bersangkutan. Proses ini dikenal dengan antisipasi biaya bunga. Dengan menerapkan metode perhitungan bunga secara floating ini, besarnya bunga yang dibayarkan oleh Bank Omega akan mendekati atau sama dengan yang sebenarnya dan tidak bias, seperti bila dipakai saldo rata-rata terendah dalam satu bulan. Sebagai contoh, mutasi rekening Tn. E selama bulan Agustus 19xx dapat dijabarkan sebagai berikut : Nomor Rekening



:



023180238



Nama Penabung



:



E



Periode



:



Agustus 19xx



Tgl.



Keterangan



Rf



Debit



Kredit



Saldo



4 20 24 28 31



Setor Tunai 21 1.500.000 1.500.000 Setor Warkat 16 11.830.000 13.330.000 Setor SBY 13 1.000.000 14.330.000 Tarik BGD 02 12.380.000 Bunga 09 1.500.000 97.331 12.927.331 Besarnya bunga yang diberikan kepada Tn. E sebesar Rp. 97.331 tersebut dihitung dengan menghitung lamanya hari dan besarnya saldo yang mengendap dan dihitung dengan suku bunga yang berlaku selama bulan Agustus 19xx. Perhitungannya adalah sebagai berikut : 6/360 *



20%



*



RPH. 1.500.000



= Rp.



4.999,99



5/360 *



21,25%



*



RPH. 1.500.000



= Rp.



4.427,08



5/360 *



19,75%



*



RPH. 1.500.000



= Rp.



4.114,58



10



4/360 *



20,50%



*



RPH. 13.330.000 = Rp.



30.362,77



1/360 *



20,5%



*



RPH. 14.330.000 = Rp.



8.160,13



3/360 *



20%



*



RPH. 14.330.000 = Rp.



23.883,33



3/360 *



20%



*



RPH. 12.830.000 = Rp.



21.383,33



Besarnya bunga yang dibayar



=



Dibulatkan menjadi



Rp. 97.331,21



= RPH. 97.331,00



Ayat jurnal untuk membukukan beban bunga ini adalah sebagai berikut : D : BiayaBunga – Tabungan ……………….…………Rp.



97.331



K : Tabungan – Rekening Tn. E ………………...…….Rp.



97.331



Dengan demikian, tabungan Tn. E, akan bertambah secara otomatis pada akhir bulan Agustus 19xx sejumlah beban bunga.Perhitungan ini dilakukan dengan sendirinya oleh komputer sewaktu memproses harian dan proses akhir bulan. 4. Penutupan Rekening Penutupan rekening seorang nasabah tabungan harus dilakukan pada cabang penerbitnya, karena seluruh proses penutupan harus diketahui dan disetujui oleh bank penerbit tabungan yang bersangkutan. Sebagai contoh : Apabila kemudian pada tanggal 01 September 19xx, Tn. E datang untuk menutup rekening tabungannya, maka Bank Omega – Jakarta akan membukuan sebagai berikut : D : Tabungan Rekening Tn. E ……………….………………..



Rp.



12.927.331



K : Kas ………………………………………………………… Rp.



12.927.331



Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas, saldo rekening tabungan Tn. E, tidak akan tampak lagi dalam perincian rekening tabungn di neraca.



11



C. Tabungan Lainnya Produk nasional lain dari Bank Indonesia adalah Tabungan Pembangunan Nasional dan Tabungan Asuransi Berjangka atau TASKA. Hal ini dapat diuraikan seperti di bawah ini. 1. Tabungan Pembangunan Nasional atau Tabanas Tabungan Pembangunan Nasional atatu Tabanas ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 4/8/Kep.Dir. tanggal 15 Juli 1971. Jenis tabungan ini sudah jarang sekali dijual oleh bank – bank umum karena suku bunganya dianggap kurang menarik bagi masyarakat pemilik dana. Oleh sebab itu, bagi bank-bank yang masih menjual Tabanas, dapat menyesuaikan sendiri suku bunganya dengan suku bunga pasar. Tata cara pembukaan Tabanas pada prinsipnya sama dengan tabungan biasa. Perhitungan bunga Tabanas lazimnya dihitung dari saldo terendah selama sebulan dan penarikannya hanya dapat dilakukan beberapa kali dalam sebulan. 2. Tabungan Asuransi Berjangka (TASKA) Tabungan Asuransi Berjangka atau biasa disingkat TASKA mempunyai keunikan dalam unsur asuransinya, yaitu dimana ada jaminan bagi si pemilik bila yang bersangkutan tutup usia, maka seluruh haknya akan dipenuhi oleh Bank Indonesia melalui bank penyelenggara. TASKA diterbitkan berdasarkan Surat Keputusan dan Edaran dari Bank Indonesia, sebagai berikut : a



No. 4/8 Kep. Dir. Tanggal 5 Juni 1971



b



No. 4/32 Kep. Dir. Tanggal 22 Maret 1972



c



No. 9/96 Kep. Dir./UPUM Tanggal 13 Januari 1977



d



No. 10/55 Kep. Dir./UPUM Tanggal 20 Juli 1977



e



Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/5/UPUM Tanggal 20 Juli 1977 Jenis jangka waktu dan nominal TASKA juga sudah diatur dengan



menerbitkan beberapa seri, yaitu seri A, B dan C. Untuk Seri A, bernilai nominal Rp. 6.300 dengan jangka waktu satu tahun. Untuk Seri B, bernilai



12



nominal kelipatan seri A dengan minimal Rp. 12.600 dan maksimal sebesar Rp. 504.000 pada jangka waktu satu tahun. Untuk Seri C, terdiri dari 10 seri, seri C1 sampai dengan seri C10, dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan jumlah angsuran tetap yang bervariasi untuk tiap seri, mulai dari Rp. 1.000 sampai dengan Rp. 10.000 dan suku bunganya sebesar 9 persen (9%) setahun. TASKA ini sudah tidak mampu lagi bersaing dengan produk perbankan lainnya,



termasuk tabungan



dan produk-produk yang



dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Oleh sebab itu, mungkin sudah jarang sekali dalam suatu bank masih dipelihara rekening TASKA. 3. Tabungan Kartu Smart Tabungan Kartu Smart adalah tabungan berkartu dimana pada kartu tabungan tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data transaksi nasabah. Bank-bank yang telah dan sedang mengembangkan produk dengan teknologi chips ini antara lain adalah Bank Sewu, Bank Dharmala, Bank PSP, BRI, BBD dan beberapa bank lainnya yang sedang dalam tahapan uji coba. a. Manfaat Tabungan Smart Karena sifatnya yang khas dimana kartu dapat dipergunakan sebagai alat bayar, maka manfaat penggunaan tabungan smart yang berteknologi chips ini antara lain : 1) Sebagai alat pembayaran di toko-toko atau sebagai point of sale (POS) 2) Sebagai alat untuk memperoleh diskon 3) Sebagai pengganti membawa uang tunai milik sendiri 4) Selain itu dalam chips dapat direkam juga data pribadi nasabah seperti : 5) Nomor kartu penduduk 6) Nomor NPWP 7) Nama dan alamat dokter pribadi dan rumah sakit



13



8) Sejarah kesehatan nasabah 9) Data lainnya yang sifatnya confidential dan pribadi Khusus untuk pengoperasian secara off-line, nilai uang yang terekam dalam



chips



akan



ditentukan



sendiri



oleh



nasabah



bersangkutan. Bila pengoperasian secara on-line, kartu tabungan akan berfungsi sebagai debit card (langsung mendebit rekening tabungan nasabah) pada point-of-sale di mana transaksi berlangsung. b.



Pengoperasian Tabungan Smart Operasional tabungan smart dapat dilakukan secara on-line maupun off-line. Maksud pengoperasian secara on-line adalah setiap transaksi yang dilakukan dengan mempergunakan kartu tabungan smart diproses secara langsung dan mempengaruhi saldo nasabah bersangkutan baik pada kartu tabungan (chips) maupun pada pusat komputer dari bank bersangkutan. Maksud pengoperasian secara off-line adalah bahwa setiap transaksi yang dilakukan dengan mempergunakan kartu tabungan tersebut tidak secara langsung mempengaruhi saldo rekening nasabah pada bank bersangkutan sekalipun saldo pada Kartu Smart berubah, bergantung kepada jumlah pemakaian dan yang telah disetorkan ke dalam chips. Kedua macam pengoperasian ini akan mempengaruhi perlakuan akunansi dan tabungan Kartu Smart ini. Untuk pengoperasian tabungan dengan Kartu Smart (chips) ini diperlukan jaringan oleh bank yang bersangkutan. Jaringan ini dapat disediakan langsung oleh bank penyelenggara tabungan bersangkutan maupun melalui jaringan pihak ketiga. Pihak ketiga yang menyediakan jaringan untuk Kartu Smart ini antara lain Procard dan perusahaanperusahaan jaringan lainnya. Setiap kali Kartu Smart dipergunakan, nasabah selalu diminta memasukkan PIN (Personal Identification Number) yang merupakan data sandi untuk membuka dan mengoperasikan kartu nasabah yang bersangkutan.



14



c.



Akuntansi Untuk Tabungan Smart Akuntansi untuk tabungan smart akan dibedakan berdasarkan tata cara pengoperasian kartu tabungan smart : on-line dan off-line.



4. Simpanan Berjangka a. Pengertian Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibandingkan dana giro adalah simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito berjangka. Simpanan berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berkhir. Dana simpanan berjangka pada bank-bank memeperlihatkan arah yang meningkat semenjak dikeluarkannya Peket Kebijakan 1 Juni 1983



yang



memberikan



kebebasan



kepada



bank-bank



untuk



menetapkan suku bunga. Bahkan semenjak itu dirasakan semakin melimpah dana yang berhasil diserap oleh bank-bank sehingga tidak heran apabila ada bank yang memiliki aktiva likuid berlebihan (over liquid). Dengan dikeluarkannya Paket Oktober 1988, yang memberikan peluang kepada pihak swasta dan lainnya untuk memasuki bisnis perbankan, semakin terjadi persaingan yang ketat dalam menyerap dana masyarakat. Kebanyakan dana yang berhasil diserap oleh sektor perbankan mengakibatkan semakin melimpahnya dana sebagai akibat dari harga yang cukup tinggi yang bank bersedia untuk membeli. Sebelum dikeluarkannya Paket Kebijakan 1 Juni 1983, deposito yang mengendap di bank-bank adalah deposito atas dasar instruksi Presiden nomor 28 tahun 1968. Deposito Inpres ini memiliki suku bunga tidak sebesar suku bunga yang ada sekarang. b. Penggolongan Simpanan Berjangka Dari sudut pandang akuntansi, simpanan berjangka yang dicatat dalam proses akuntansi bank sebaiknya digolongkan menjadi paling



15



tidak dua jenis, yaitu yang akan jatuh waktu pada tahun depan atau paling tidak setahun yang aka datang, dan yang masih akan jatuh waktu lebih dari setahun. Penggolongan simpanan berjangka yang kurang dari setahun ini disebut sebagai simpanan jangka pendek dan harus digolongkan kedalam kelompok hutang lancar suatu bank. Sedangkan yang akan jatuh tempo lebih dari setahun disebut sebagai simpanan berjangka panjang dan harus digolongkan kedalam kelompok hutang jangka panjang suatu bank. Terhadap kelompok simpanan berjangka panjang, atau yang akan jatuh tempo lebih dari setahun, tetap harus diperhatikan kapan ia akan jatuh tempo dalam dua belas bulan mendatang dimana harus digolongkan menjadi hutang jangka pendek. Tujuan penggolongan dan penyajian dalam laporan keuanagn adalah untuk menyajikan secara wajar posisi hutang jangka panjang dan pendek. Tujuan ini sangat diperlukan oleh suatu bank dalam rangka assets-liability management yang berguna untuk menyajikan informasi mengenai jatuh tempo simpanan berjangka sebagai dasar untuk mengelola likuiditas suatu bank. Tanpa adanya penggolongan jatu tempo yang benar, suatu bank akan menghadapi kesulitan dalam mengelola likuiditasnya. Simpanan berjangka yang jangka waktunya 24 bulan akan menjadi hutang jangka pendek bila sisa jangka waktunya selama 12 bulan. c. Akuntansi Akuntansi untuk mencatat transaksi simpanan berjangka ini meliputi transaksi pembelian simpanan berjangka, perhitungan dan pembukuan bunga, pencairan simpanan berjangka pada saat jatuh tempo, dan perpanjangan simpanan berjangka secara rollover. 1) Pembukuan simpanan berjangka Contoh soal: Tn. A membuka simpanan kepada bank Omega – Jakarta dengan membayar sebesar Rp. 35.000.000,-



16



jangka waktu selama 3 bulan, bunga dibayarkan 21% setahun, dibayarkan pada saat jatuh bunga. Pada saat pembukuan rekening simpanan berjangka, oleh bank akan dicatat sebagai berikut: Kas



Rp. 35.000.000



Simpanan Berjangka 3 bulan rekening Tn. A



Rp.35.000.000



2) Perhitungan Bunga : Berdasarkan contoh diatas pada tanggal jatuh tempo bunga bulan pertama, bank Omega – Jakarta menyisihkan beban bunga sebagai berikut: Tn. A = 1/12*21%*Rp.35.000.000 = Rp. 612.500 Jurnal untuk mencatat transaksi ini sebgai berikut: Biaya bunga simpanan berjangka



Rp. 612.500



Biaya bunga yang akan dibayar Bunga simpanan berjangka



Rp. 612.500



Pada saat Tn. A datang hendak mencairkan bunga simpanan berjangka: Tn. A untuk keuntungan rekening gironya. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini dijabarkan sebagai berikut: Biaya bunga yang dibayar Bunga simpanan berjangka Giro – Rekening Tn.A



Rp. 612.500 Rp. 612.500



Pada akhir tahun buku, biaya ini ditutup kedalam rekening laba-rugi dengan jurnal sebagai berikut: Ikhtisar laba-rugi



Rp. 612.500



Biaya bunga simpanan berjangka



17



Rp. 612.500



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki oleh bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas) beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual oleh bank-bank memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan dari adanya persaingan ketat dalam mengumpulkan dana masyarakat. Tabungan Kartu Smart adalah tabungan berkartu dimana pada kartu tabungan tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data transaksi nasabah. Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibandingkan dana giro adalah simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito berjangka. Simpanan berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berkhir. B. Saran Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para pakar utama penulismengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah selanjutnya.



18



KATA PENGANTAR



Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas karunia,taufiq dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam mata kuliah ini, yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak hanya untuk penulis ,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi. Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon ampun. Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Bengkulu, 2016



Penulis



19



i



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ...................................................................................... KATA PENGANTAR......................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang...............................................................1



B.



Rumusan Masalah.........................................................1



C.



Tujuan............................................................................. 1



BAB II LANDASAN TEORI A.



Pengertian Akuntansi Perbankan...................................................2



B.



Sistem Akuntansi Perbankan.........................................................3



BAB III PEMBAHASAN A.



Pengertian Tabungan......................................................................4



B.



Pembukaan dan Penyetoran...........................................................4



C.



Tabungan Lainnya..........................................................................12



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................................18 B. Kritik dan Saran ...................................................................................18



20



DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii



MAKALAH ii



AKUNTANSI PERBANKAN



Akuntansi Sumber Dana unit Tabungan



Disusun Oleh : Rike Afrieza Sulastri 1434030069



Dosen Pembimbing : Helvoni Mahrina, SE., MM



JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU 21



(UMB) 2016 DAFTAR PUSTAKA



Lapoliwa, N dan Kuswandi, Daniel.2000.Akuntansi Perbankan. Jakarta: Institut Bankir Indonesia Taswan, 1997. Akuntansi Perbankan : Transaksi dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN. Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2005. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.



iii 22