Alivia Dafa Savitri 1914201006 Manajemen Kep Jiwa [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Findy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KONSEP MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA PROFESIONAL KLINIK DAN KOMUNITAS, SERTA ASKEP JIWA DALAM TATANAN KLINIK DAN KOMUNITAS



Disusun Oleh : ALIVIA DAFA SAVITRI (1914201006) KEPERAWATAN 4A DOSEN PEMBIMBING: Ns. AMELIA SUSANTI, M.KEP,SP,KEP J.



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES ALIFAH PADANG PADANG 2021



KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan nikmat, rahmat, nikmat serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Jiwa Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan tak lupa penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah yang akan penulis untuk selanjutnya.



Padang,11 April 2021



Penulis



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................ i DAFTAR ISI....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................... 2 C. Tujuan................................................................................................. 2 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Klinik Dan Komunitas………………………………………………………... B. Askep Jiwa Dalam Tatanan Klinik Dan Komunitas…………………... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran .................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA



ii



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting, dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Yang mana tenaga perawat menempati proporsi terbesar dibanding tenaga kesehatan lain dan merupakan tenaga profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager disebuah rumah sakit. Seorang manajer menjadi pemimpin yang efektif apabila mampu menentukan strategi yang tangguh, menjadi perencana yang handal, menjadi organisator yang cetakan, motivator yang efektif, pengawas yang objektif dan rasional, penilai yang tidak berpengaruh oleh pertimbangan-pertimbangan yang subjektif dan emosional disamping keahlian pribadi. (Manggala, 2013) Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan terhadap pada pasien (Gillies, 1989). Rumah Sakit Jiwa Derah Provsu telah menerapkan pengelolaan pelayanan keperawatan menggunakan sistem MPKP (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini diterapkan di dua ruangan yaitu Sipisopiso dan Cempaka. MPKP adalah suatu model keperawatan profesional yang secara keilmuwannya bisa dipertanggungjawabkan sesuai kode etik keperawatan dan kaidah keperawatan yang meliputi biopsiko, sosial, dan spiritual. Beberapa modifikasi MPKP yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu: 1. MPKP Transisi MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan SPK, namun kepala ruangan dan ketua timnya minimal dari D3. Keperawatan. 2.MPKP PemulaMPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan. 3.MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu: a.MPKP I MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 Keperawatan tetapi kepala ruangan dan ketua tim mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan b.MPKP II MPKP Intermediate dengan tenaga perawat minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa. c.MPKP III MPKP Advance yang semua tenaga perawat minimal Sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa. B. Rumusan Masalah



4



1.



Apa Pengertian Konsep Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Klinik



2.



Apa Pengertian Konsep Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Komunitas



3.



Bagaimana Askep Jiwa Dalam tatanan Klinik



4.



Bagaimana Askep Jiwa Dalam Komunitas



C.Tujuan 1.



Untuk Mengetahui Apa Pengertian Konsep Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Klinik



2.



Untuk Mengetahui Apa Pengertian Konsep Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Komunitas



3.



Untuk Mengetahui Bagaimana Askep Jiwa Dalam tatanan Klinik



4.



Untuk Mengetahui Bagaimana Askep Jiwa Dalam Komunitas



BAB II 5



TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Klinik Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psikososial,dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas Keperawatan Jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktik keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik keperawatan.



Upaya mewujudkan kesinambungan pelayanan kesehatan jiwa telah dimulai diIndonesia yaitu di NAD dan NIAS, daerah yang terkena dampak gempa dan tsunami pada tahun 2004. Bentuk pelayanan yang diterapkan adalah pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat (Community Mental Health Nursing (CMHN)). Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat diberikan oleh perawat puskesmas yang dilatih BC-CMHN (Basic Course of Community Mental Health Nursing). Dengan keberhasilan program CMHN, maka diharapkan pasien yang tidak tertangani dimasyarakat akan dirujuk ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik bahkan yang spesialistik. Tahap berikutnya adalah mengembangkan pelayanan prima (excelelent service) yang profesional di rumah sakit jiwa melalui pengembangan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP).



Menurut pedoman asuhan keperawatan jiwa rumah sakit umum atau pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sehat pribadi berarti bahwa di dalam diri seseorang terdapat potensi dan kemampuan untuk memenuhi dan menyelesaikan dimensi lain dari dirinya, hal yang tidak bersifat instrumental, dan yang memungkinkan perkembangan optimal seseorang. Indikator minimal dari kesehatan pribadi adalah ada minat yang nyata terhadap aktivitas dan pengalaman yang memungkinkan seseorang untuk menembus keadaan “status quo”.



Peran dan Fungsi Perawat Jiwa Defenisi dan Uraian Keperawatan Jiwa 6



Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA mendefiniskan keperawatan kesehatan jiwa sebagai Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan pengunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan.Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompetensi klinis, advokasi pasien,keluarga, tanggung jawab, fiskal, kolaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal etik.Center for Mental Health Services secara resmi mengakui keperawatan kesehatan jiwa sebagai salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia untuk mendapatkan suatu kerangka berpikir teoritis yang mendasari praktik keperawatan. Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah diidentifikasi. 1. Psychiatric-mental health registered nurse (RN) adalah perawat terdaftar berlisensi yang menunjukkan keterampilan klinis dalam keperawatan kesehatan jiwa melebihi keterampilan perawat baru di lapangan. Sertifikasi adalah proses formal untuk mengakui bidang keahlian klinis perawat.



2. Advanced practice registered nurse ini psychiatric-mental health (APRN-PMH) adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal berpendidikan tingkat master, memiliki pengetahuan mendalam tentang teori keperawatan jiwa, membimbing praktik klinis, dan memiliki kompetensi keterampilan keperawatan jiwa lanjutan. Perawat kesehatan jiwa pada praktik lanjutan dipersiapkan untuk memiliki gelar master dan doktor dalam bidang keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.



3. Rentang Asuhan Tatanan Tradisional Untuk perawat jiwa meliputi fasilitas psikiatri, pusat kesehatan jiwa masyarakat, unit psikitari di rumah sakit umum, fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun, dengan adanya reformasi perawatan kesehatan, timbul suatu tatanan alternatif sepanjang rentang asuhan bagi perawat jiwa.Banyak rumah sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi sistem klinis terintegrasi yang memberikan asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi harian, perawatan residetial, perawatan di rumah, 7



dan asuhan rawat jalan.Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi foster care atau group home, hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi perawat kunjungan, unit kedaruratan, shelter, nursing home, klinik perawatan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas managed care, dan organisasi pemeliharaan kesehatan klinik perawatan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas managed care, dan organisasi pemeliharaan kesehatan.



Tiga domain praktik keperawatan jiwa kontemporer meliputi : (1) Aktivitas asuhan langsung (2) Aktivitas komunikasi (3) Aktivitas penatalaksanaan



B. Konsep Manajemen Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Komunitas a)



Prinsip Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas



1.Keterjangkauan Keterjangkauan yang utama ialah dalam biaya dan jarak. Biaya pelayanan dan jarak yang terjangkau memudahkan setiap orang memelihara kesehatannya secara berkesinambungan. 2.Keadilan Pelayanan kesehatan jiwa harus menjamin setiap orang mendapatkan pelayanan secara merata tanpa memandang status sosial. 3.Perlindungan Hak Azasi Manusia Hak azasi fundamental individu dengan gangguan jiwa harus terjamin dan dihormati, sebagaimana pada penderita penyakit fisik. 4.Terpadu,Terkoordinasi dan Berkelanjutan Pelayanan kesehatan jiwa komunitas dikelola sebagai suatu kesatuan dari berbagai pelayanan dan program yang berbeda, dengan mempertimbangkan berbagai aspek di samping kesehatan seperti aspek sosial, kesejahteraan, perumahan, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain, secara terkoordinasi dan berkelanjutan.



8



5.Efektif Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus berbasis bukti dan efektif.Yang dimaksud berbasis bukti adalah bila setiap tindakan memberikan hasil yang konsisten berdasarkan penelitian.Pelayanan komunitas yang efektif memadukan pendekatan biologis dan penanganan psikososial untuk meningkatkan keberhasilan dan kualitas hidup individu. 6.Hubungan Lintas Sektoral Pelayanan kesehatan jiwa komunitas harus membangun jejaring dengan upaya dan pelayanan kesehatan lain dan oleh sektor lain, baik milik pemerintah maupun masyarakat. 7.Pembagian wilayah pelayananUntuk pengembangan dan pengoperasian pelayanan kesehatan jiwa komunitas dilakukan pembagian wilayah (catchment area), yaitu pelayanan kesehatan jiwa dikaitkan dengan wilayah geografis tertentu. 8.Kewajiban Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatan jiwa seluruh populasi di wilayah kerjanya.



b). Peran dan Fungsi Perawatan Kesehatan Jiwa Komunitas 1.Pengkajian yg mempertimbangkan budaya 2.Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan 3.Berperan serta dalam pengelolaan kasus 4.Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit mental,penyuluhan dan konseling 5.Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan 6.Memberikan pedoman pelayanan kesehatan



c). Jenis Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas Jenis pelayanan meliputi pelayanan non-medik dan pelayanan medik. Termasuk pelayanan non-medik adalah:



9



a.Penyuluhan b.Pelatihan c.Deteksidini d.Konseling e.Terapi okupasi



Sedangkan yang termasuk pelayanan medik adalah: a.Penyuluhan b.Penilaian psikiatrik c.Deteksidini d.Pengobatan dan tindakan medik-Psikiatrik e.Konseling f.Psikoterapi g.Rawat inap



d). Pelayanan Kesehatan Jiwa Profesional Komunitas  1.Pencegahan Primer Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa , mempertahankan dan meningkatkan kesehtan jiwa. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan kelompok umur yaitu anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut



Aktivitas yang dilakukan : 1.Memberikan pendidikan kesehatan pada orangtua 2.Pendidikan kesehatan mengatasi stress 10



3.Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu , individu yang kehilangan pasangan , pekerjaan, kehilangan rumah/ tempat tinggal , yang semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana 4.Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping untuk mengtasi masalah 5.Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan  2.Pencegahan Sekunder 1.Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera. 2.Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial dan gangguan jiwa.



Aktivitas yang dilakukan : 1.Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain dan penemuan langsung. 2.Melakukan penjaringan kasus



3.Pencegahan Tersier 1.Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus 2.Deteksi awal masalah kesehatan jiwa di tingkat dasar 3.Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. 4.Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. 5.Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulih gangguan jiwa.



11



Aktivitas pada Pencegahan Tersier 1.Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber di masyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat 2.Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri. 3.Program sosialisasi 4.Program mencegah stigma C. Askep Jiwa Dalam Tatanan Komunitas 1.Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (Community Mental Health Nursing) di Nanggroe Aceh Darussalam a.



Diskripsi



Model ini merupakan bentuk pelayanan kesehatan jiwa komunitas ditingkat masyarakat desa atau tingkat pelayanan kesehatan primer dengan pusat kegiatan diPuskesmas. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas merupakan suatu model yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan jiwa didaerah dengan kelangkaan tenaga profesional terkait kesehatan jiwa. Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik dan paripurna berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa,rentan terhadap stress,dan sedang dalam tahap pemulihan serta pencegahan kekambuhan.Fokus pelayanan keperawatan jiwa adalah pada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa.Pelayanan bersifat komprehensif karena mencakup upaya pencegahan primer bagian anggota masyarakat yang sehat jiwa, sekunder bagian anggota masyarakat yang mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa,serta tersier bagi pasien gangguan jiwa dalam proses pernulihan. Model ini dikembangkan dalam menghadapi masalah kelangkaan sumber daya dibidang pelayanan kesehatan jiwa diprovinsi NAD.Kelangkaan yang sudah berlangsung lama ini disebabkan masalah sosial politik yang kemudian diperberat oleh bencana alam (tsunami).Untuk mengatasi hal itu,salah satu terobosan yang terpilih dan baik laksana saat itu adalah dengan penyediaan tenaga perawat kesehatan jiwa komunitas sebagai tenaga profesional yang kompeten. b.



Tujuan



Tujuan model pelayanan ini adalah untuk meningkatkan status kesehatan jiwa masyarakat,dengan mencegah terjadinya gangguan jiwa,mempertahankan dan meningkatkan kemampuan individu dan keluarga dalam memelihara kesehatan jiwa.. c.



Pelayanan yang disediakan 12



Tingkatan pelayanan pada model ini adalah pelayanan kesehatan jiwa primer.Kegiatan pelayanan berpusat diPuskesmas,dan tenaga yang memberikan pelayanan adalah perawat kesehatan jiwa komunitas yang terlatih.Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang diberikan bersifat holistik,dimana pelayanan mencakup aspek bio- psiko- sosio- kultural dan spiritual, termasuk: 1) Pelayanan kesehatan jiwa akibat cacat fisik (kehilangan organ tubuh)akibat bencana. 2) Pelayanan untuk menangani berbagai masalah psikologis yang dialami masyarakat seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berakibat berbagai situasi. 3) Pelayanan kesehatan jiwa terkait kehilangan suami /isteri /anak.keluarga dekat, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, harta benda serta adanya konflik yang berkepanjangan. 4) Pelayanan kesehatan jiwa untuk membangun budaya tolong menolong dan kekeluargaan dalam mengatasi berbagai permasalahan. 5) Pelayanan kesehatan jiwa dengan pendekatan spritual (nilai-nilai agama) untuk mengatasi berbagai konflik dan masalah kesehatan Proses keperawatan kesehatan jiwa komunitas Tahap-tahap proses keperawatan kesehatan jiwa komunitas sebagai berikut I.



Pengkajian



Menggunakan pengkajian awal 2 menit berdasarkan keluhan pasien.Bila ditemukan tanda-tanda gangguan jiwa, dilanjutkan dengan menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa. II. Diagnosis Keperawatan Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian, jika ditemukan gangguan jiwa, maka kasus ditangani sesuai dengan kebutuhan dan keadaannya .Perawat harus berhati-hati menyampaikan kepada individu dan keluarga. III. Perencanaan keperawatan Rencana tindakan keperawatan dilaksanakan mengikuti standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang sudah baku. IV. Tindakan keperawatan Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat, sesuai dengan kondisi individu, bekerja sama dengan individu dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memfasilitasi pengobatan melalui kolaborasi dan rujukan. 13



V. Evaluasi asuhan keperawatan Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan keadaan individu dan keluarga. D.Askep Jiwa Dalam Tatanan Komunitas 1.



Diskripsi



Model ini merupakan bentuk pelayanan kesehatar jiwa komunitas tingkat primer dengan kegiatan berpusat diPuskesmas Kecamatan.Pelayanan kesehatan jiwa ini juga merupakan sebuah model pelayanan yang berbasis kemandirian Puskesmas Kecamatan setempat. Model seperti ini layak dikembangkan karena lebih mempunyai prospek keberlanjutan. Model ini dikembangkan dalam menghadapi masalah tingginya permintaan pelayanan kesehatan jiwa karena tingginya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan jiwa,dan tersedianya berbagai tenaga profesional terkait pelayanan kesehatan jiwa didaerah ini,khususnya psikolog. Masalah kesehatan jiwa yang dihadapi didaerah ini adalah tingginya pengguna nar koba dan kasus bunuh diri, disamping gangguan jiwa lainnya. 2.



Tujuan



Tujuan pelayanan kesehatan jiwa ini, disamping mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan individu dan keluarga dalam memelihara kesehatan jiwa. 3.



Pelayanan yang disediakan



Upaya pelayanan kesehatan jiwa komunitas diPuskesmas Kecamatan Sleman: A. Pelayanan Klinik, mulai dari deteksi dini pengobatan sampai dengan rujukan. B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat terutama berupa promosi kesehatan, pengembangan kemitraan dan peran serta masyarakat. Proses pelayanan sebagai berikut: 1.Pasien yang datang kePuskesmas berasal dari Masyarakat langsung atau melalui Posyandu, Polindes, atau Puskesmas Pembantu, atau dari Panti Sosial dan rujukan dari RSU/ RSJ 2. Dari Puskesmas pasien dapat dirujuk ke Posyandu, Polindes, atau Puskesmas Pembantu,atau ke TPKJM,ke Panti Sosial,Dinas atau ke RSU/RSJ 4.Karakteristik 1.Adanya peran kader, tokoh masyarakat dan guru dalam hal 2.Adanya Rujukan Kasus 3.Menggunakan kriteria perawatan bagi penderita dengan gangguan jiwa 14



4.Menggunakan rumah singgah.



BAB III 15



PENUTUP A. Kesimpulan Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psikososial,dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas Keperawatan Jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktik keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik keperawatan. B. Saran Mahasiswa Perawat sebagai seseorang calon perawat yang memberikan asuhan keperawatan pada klien harga diri rendah, perlu belajar memahami dalam melakukan pendekatan singkat namun sering dilakukan sebagai upaya untuk membina hubungan saling percaya antara perawat dengan klien.



DAFTAR PUSTAKA 16



Azizah, M.L. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta. Graha Ilmu. Farida K, Yudi H. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Selemba Medika. Jakarata



17