5 0 571 KB
ANALISA ARTEFAK PADA MODALITAS MRI Disusun dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Jaminan Mutu Radiologi Lanjut 1 semester 6
Oleh,
Dosen pengampu : Gatot Murti Wibowo, S.Pd, M.Kes
Penyusun : Brilian Prakoso (P1337430214020)
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK RADIOLOGI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG 2017
ARTEFAK 1. PENGERTIAN Pencitraan tubuh manusia dengan MRI terbentuk dari hasil pemanfaatan medan magnet dan gelombang radiofrekuensi terhadap tubuh manusia (pasien), walaupun pemeriksaan MRI relatif aman namun pemeriksaan dengan menggunakan modalitas MRI rentan atau sensitif terhadap timbulnya suatu artefakpada hasil gambaran. Artefak sendiri merupakan suatu gambaran asing yang muncul pada hasil citra MRI yang sebetulnya tidak diinginkan kemunculannya. Artefak muncul disebabkan oleh beberapa sebab yaitu, disebabkan oleh pasien, mesin atau teknik yang dipakai saat pemeriksaan. Artefak dapat ditimbulkan oleh: a. Sistem/ peralatan MRI b. Sequences/ protocol yang dipakai c. Radiografer yang mengoperasikan alat MRI d. Pasien e. Lingkungan 2. Jenis – jenis Artefak pada MRI : A. Distorsi artefak 1) Pengertian Magnetic susceptibility artefact merupakan artefak yang disebabkan oleh kerentanan medan magnet. Artefak ini menghasilkan distorsi dari suatu pencitraan dengan sinyal yang besar. 2) Penyebab : kerentanan suatu zat dalam kemapuannya untuk berubah menjadi suatu medan magnet Perbedaan magnetifikasi Logam dalam volume pencitraan 3) Alternatif Pencegahan : Melepas semua benda logam yang berada pada tubuh objek pemeriksaan Gunakan sequences spin echo sebagai gantinya menurukan nilai TE karena penggunaan nilai TE yang pendek dapat mengurangi artefak.
B. Artefak phase mismapping / ghosting 1) Pengertian Artefak phase mismapping / ghosting merupakan
artefak
yang
disebabkan oleh pergerakan organ pada saat aplikasi phase encoding gradien dan pergerakan searah dengan phase encode gradien pada saat akuisisi data.
2) Penyebab : Denyut pembuluh Pergerakan dada saat respirasi Pergerakan jantung (Westbrook, 1999). 3) Alternatif Pencegahan :
Menempatkan pre-saturation antara asal artefak dengan FOV
Menggunakan respiratori gating
Menggunakan gating EKG dan peripheral gating
Menggunakan GMN (gradien moment nulling)
Swapping phase axis.
4) Contoh Gambar :
Gambar 1. Artefak Ghousting pada Pasien
Gambar 2. Artefak Ghousting pada Phantom
C. Random Fine Lines / Streak 1) Pengertian Terbentuk gambaran garis-garis halus (nyaris tidak tegas) yang muncul secara random pada gambaran, terutama sagittal. 2) Penyebab : Pasien bergerak pada beberapa detik akhir dari pemeriksaan, dimana saat tersebut adalah saat pengisian sisi terluar K-space. 3) Alternatif Pencegahan : Komunikasikan dengan pasien agar kooperatif selama pemeriksaan sehingga tidak perlu adanya pengulangan. 4) Contoh Gambar :
D. Bright and Dark Spots Artefak 1) Pengertian Merupakan artefak karena timbulnya spot yang hiperintensitas atau hipointensitas pada citra MRI. 2) Penyebab :
Tidak tepatnya pemilihan RF frequency (central dot artefact). Penggunaan bandwith yang tidak tepat, terlalu sempit (chemical shift). Hal ini disebabkan konstan tegangan DC pada amplifier yang tidak konstan dan menghasilkan titik fokus sinyal yang hiperintense atau hipointense pada pusat gambar (central point artifact). 3) Alternatif Pencegahan : Ketepatan dalam pemilihan radiofrequency pada setiap pemeriksaan. Ulangi pemeriksaan dengan menggunakan bandwith yang lebih lebar, jika tidak hilang maka hal tersebut merupakan keadaan patologis. 4) Contoh Gambar
Titik hipertense pada tengah citra
Gambar Artefak Central Dot
Gambar Central Point Artefact
E. Blurring Effect 1) Pengertian Adalah Gambaran tidak tegas dan resolusi terlalu rendah pada citra MRI. Visualisasinya adalah artefak tergambar seperti gambaran kabur yang tidak jelas. 2) Penyebab : Hal ini disebabkan karena penggunaan matrix yang terlau kecil pada FOV yang besar, misal 96 x 128 pada FoV 25 x 25 xm. 3) Alternatif Pencegahan : Menggunakan FOV yang lebih kecil jika ingin perkalian matrix tetap serta gunakan perkalian matrix yang besar untuk FOV yang besar pula, misal 192 x 256 pada FoV 25 x 25 cm. 4) Contoh Gambar :
3. Evaluasi Analisa Artefak
Keterangan No
Jenis Artefact
(coret yang tidak benar)
Slice Ke -
1
Distorsi
Ada/Tidak Ada
2
2
Ghousting
Ada/Tidak Ada
10
3
Streak
Ada/Tidak ada
-
4
Black/bright spot
Ada/Tidak ada
-
5
Bluring
Ada/Tidak ada
-