7 0 107 KB
ANALISA BALANCE CAIRAN PADA Ny. N DI RUANG ICU RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG SRAGEN
NOVITA SULISTYANINGSIH SN212032
PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Oktober 2022 Jam
: 06.00 WIB
1. Keluhan Utama Sesak nafas 2. Diagnosa Medis Congestif Heart Failure 3. Diagnosa Keperawatan Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas 4. Data yang mendukung diagnos keperawatan a. Data Subjektif Pasien mengatakan sesak nafas b. Data Objektif - Tidak ada nafas cuping hidung - Tidak ada retraksi otot dada - RR: 27x/menit, Spo2: 99 % - TD: 95/60 mmHg, N:100x/menit - Pasien tampak terpasang NRM 15 lpm - Hasil pemeriksaan Penonjolan conus pulmonalis 5. Keadaan Pasien Pasien dirawat dengan diagnosa congestif heart failure. Dengan kesadaran composmetis GCS E:4, M: 6, V: 5, pasien sesak nafas dan tampak lemah,terpasang NRM 15 lpm TD: 100/69 mmHg N: 100x/menit, RR: 27x/ menit, S: 36,8 °C, Spo2: 99%, RR: 27x menit, SPO2: 99% Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi tubuh, meskipun tekanan pengisian vena normal. Arif Muttaqin (2019). Gagal jantung dapat terjadi pada bagian kanan (gagal jantung kanan) dan kiri (gagal jantung kiri). Pada gagal jantung kanan dikarenakan ketidakmampuan jantung kanan yang mengakibatkan penimbunan darah dalam atrium kanan, vena kava dan sirkulasi besar. Penimbunan darah di vena hepatika menyebabkan hepatomegali dan kemudian menyebabkan asites. Pada ginjal akan menyebabkan penimbunan air dan natrium sehingga terjadi edema. Penimbunan secara sistemik selain menimbulkan edema juga meningkatkan tekanan vena jugularis dan pelebaran vena-vena lainnya. Pada gagal jantung kiri darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri mengalami hambatan, sehingga atrium kiri dilatasi dan hipertrofi.Aliran darah paru ke atrium kiri terbendung.Akibatnya tekanan dalam vena pulmonalis, kapiler paru dan arteri pulmonalis meninggi. Bendungan terjadi juga di paru yang akan mengakibatkan edema paru, sesak saat bekerja (dypnea d’effort), atau waktu istirahat (ortopnea) (Aspiani, 2015).
gagal jantung kanan dan kiri terjadi sebagai akibat kelanjutan dari gagal jantung kiri. Setelah terjadi hipertensi pulmonal terjadi penimbunan darah dalam ventrikel kanan, selanjutnya terjadi gagal jantung kanan. Setiap penyumbatan pada aliran darah (forward flow) pada sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistem sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh dalam mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung adalah dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasokonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan, serta peningkatan ekstraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan kiri bersama- sama gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut gagal jantung kongesti (Aspiani, 2015). 6. Balance Cairan Tanggal : 11 Oktober 2022 Jam
: 06.00
Suhu
: 36,8°C
BB: 60 kg
Input Cairan (cc) Air (makan + minum) Cairan infus ringer laktat
Total (cc) 800 + 300 cc
2.960 cc
1.500 cc
Terapi injeksi
60 cc
Air Metabolisme
300 cc
(AM = 5cc/kgBB) = 5 cc x 60 kg = 300 cc/kgBB 300 cc
2.960 cc
Output Cairan (cc)
2.350 cc
Urine
1.700
Feses
50 cc
Muntah (Sputum)
-
Perdarahan
-
Cairan drainage luka
-
Cairan NGT terbuka
-
Insensible
Water Loss
(IWL) (IWL= 10 cc x kgBB/24 jam) = 10 cc x 60 kg / 24 jam = 600 kg/ BB/24 jam
600 cc
600 cc
2.350 cc
BALANCE CAIRAN (cc)
+ 610 cc
Input-Output 2.960 cc – 2.350 cc 7. Analisa Balance Cairan Dalam kasus ini pasien mengeluh sesak nafas. Hasil balance cairan selama 24 jam terakhir yaitu + 610 cc, turgor kulit baik, tidak terjadi edema. Asupan cairan membutuhkan regulasi yang hati-hati pada pasien gagal jantung karena overload cairan dapat memperberat kerja jantung dan bisa mengalami kelebihan cairan (edema) baik edema pada ektremitas, asites, anasarka, bahkan oedema paru sangat penting dilakukan pencatatan pemantauan keseimbangan cairan secara ketat, karena bila tidak dilakukan pemantauan cairan secara ketat dapat menyebabkan edema tidak berkurang, sesak bertambah. 8. Efek Balance Cairan Pada kasus ini balance cairan pasien selama 24 jam terakhir adalah + 610 cc, dimana dalam hasil ini mendapatkan hasil balance positif yang merupakan kondisi ketika cairan input lebih banyak daripada output (hipervolemia atau kelebihan cairan) kondisi ini dapat menyebabkan kelebihan beban sirkulasi, edema. 9. Referensi Muttaqin, Arif. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medik. Aspiani, R. Y. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular: Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC.
Mahasiswa Praktikan
Mengetahui, Pembimbing Klinik (CI)
(Novita Sulistyaningsih)
(Noora Chumairoh, S.ST)