Analisis Cerpen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III PEMBAHASAN A. SINOPSIS Cerita Surabanglus karya Ahmad Tohari Suing, seorang laki –laki yang keracunan makan singkong surabanglus pada waktu ia dan sahabatnya di kejar –kejar oleh polisi kehutanan. Lalu mereka bersembunyi di balik semak puyengan, mereka merasa aman di persembunyiannya dan juga di situ mereka merasa ada harapan satu batang pohon singkong tertanam tersembunyi disana, tiga gelitir ubinya kini dalam perapian, Suing pun memakannya, karena mungkin ia sudah tidak tahan menahan letihnya yang hampir jatuh pingsan. Ia tidak menghiraukan kata –kata sahabatnya untuk tidak memakannya dan akhirnya terjadi pada Suing. Tubuh Suing yang begitu lunglai direbahkan ketanah, Kimin hanya berdiri menatap tubuh temannya yang sudah tidak berdaya. Bola matanya yang pucat itu hanya bisa bergulir perlahan, bahkan napas Suing tersengal –sengal, Kiminpun tidak tahan melihat keadaan sahabatnya itu. Akhirnya Kimin pun mencari sesuatu yang bisa menahan tubuh Suing agar tidak terjatuh pingsan, Kimin memotong –motong kulit batang pisang kecil –kecil lalu di bawanya untuk di suapkan kemulut Suing . Suing pun bekerja rakus pada saat merasakan sesuatu yang dingin menempel di bibirnya, tapi itu tidak cukup untuk membantu tenaga Suing. Lalu Kimin mencari jalan lain, ia pun berlari turun, dari semak belukar walaupun sebenarnya ia pun masih merasa takut oleh keberadaan polisi kehutanan , tapi ia melanjutkannya untuk pergi kekampung terdekat, akhirnya ia sampai kekampung terdekat . disebuah warung, Kimin telah menghabiskan seteko air dan empat buah pisang kepok, dan dibelinya juga nasi dan sekantung plastik air. Ia membanyarkan dengan menyerahkan golok perkakas utama dalam hidupnya selama ini, ia rela demi keselamatan sahabatnya itu. Kimin pun rasanya ingin secepatnya sampai, tapi aneh setelah perutnya berisi kimin pun tak mampu berlari, gara –gara air yang memenuhi lambungnya opyak bila di bawa bergerak. Hanya karena air dan sebungkus nasi di tangannya yang mungkin berarti itu adalah nyawa Suing, Kimin membungkam rasa nyeri pada lambungnya sendiri. Pada saat Kimin akan sampai perapian masih mengepulnya dan ia rasanya ingin cepat –cepat sampe pada Suing, apakah dia masih hidup ? sampailah, Suing masih hidup dan di saat air dalam sekantung plastik telah tumpa, ia pun bergegas merebut plastik berisi air itu lalu di sedotnya walau sudah tidak ada isi air. Kimin merasa begitu lega, dan Kimin pun menunggu tanda –tanda perubahan kesembuhan pada diri sahabatnya itu, tapi tidak kunjung muncul perubahan itu.



Ternyata Suing telah memakan singkong surabanglus itu yang mengandung racun di saat Kimin sedang mencari makanan buat Suing, akhirnya Suing bungkam lalu rebah ke tanah.



B. Analisis Unsur Intrinsik cerpen 1. Tema Tema dalam cerpen cerita Surabanglus karya Ahmad Tohari ini bertemakan tentang persahabatan , seseorang yang berjuang untuk menolong menyembuhkan sahabatnya yang sedang keracunan singkong surabanglus. Terbukti dalam kutipan berikut : Kimin , teman suing , duduk lemas bersandar pada sebuah tonggak . keduanya merasa begitu letih setelah lari pontang – panting menerobos semak -semak dan melintasi tebing- tebing agar bisa lolos dari kejaran polisis kehutanan. Tiga gelintir singkong sudah di keluarkan suing memukul – mukulkan sepasang kayu untuk mematikan bara pada ujung – ujung singkong bakar itu. Tubuh suing yang begitu lunglai di rebahkannya di tanah , karena bingung Kimin hanya berdiri menatap temannya yang kini terletak tanpa daya. Mata Kimin tanpa sengaja melihat sebatang pohon pisang sebesar lengan di balik semak. Dengan parang di tebasnya batang pisang itu, kulit batangnya yang basah dilepas dalam potongan kecil –kecil lalu di bawanya ke tempat Suing tergeletak sepotong diantaranya terus di suapkan kemulut temannya. Kimin berlari turun , dirinya menjadi satu –satunya titik yang bergerak di antara ribuan tonggak –tonggak yang berbaris mati, dari jauh kepala Kimin timbul tenggelam di balik semak belukar. Sesekali dia berhenti buat menintip keadaan. Betapapun dia masih takut terlihat oleh polisi kehutanan yang mungkin masih berada di sekitar tempat itu. Setelah jam lamanya, Kimin berlari merunduk –runduk menempuh kali –kali kecil yang kering dan sampailah dia kekampung terdekat. Disebuah warung Kimin menghabiskan seteko air dan emat buah pisang kepok. Dibelinya juga sebungkus nasi dan sekantung plastik air, sebagai pembanyarannya Kimin menyerahkan golok, perkakas utama dalam hidupnya selama ini. Dalam kutipan di atas menggambarkan semua pokok persoalan dalm cerpen, dimana Suing yang sedang keracuanan singkong surabanglus yang berada disemak belukar , tubuh Suing yang yang begitu lungali di rebahkan ke tanah, Kimin berkorban untuk mencari makanan buat Suing sahabatnya itu , dengan berbagai cara ia lakukan, Kimin mencari makanan untuk Suing ke kampung terdekat dan menemukan sebuah warung di sana. Di saat Suing di tinggalkan sebentar oleh Kimin



ia telah memakan ubi singkong surabanglus yang beracun itu lagi, lalu ia tidak bisa bangun dan akhirnya Suingpun terjatuh pingsan.



2. Plot atau Alur 1. Pengarang mulai melukiskan keadaan Suing dan Kimin pencuri kayu yang sedang di kejar –kejar polisi kehutanan, mereka bersembunyi dalam sebuah puyengan mereka merasa aman berlindung dibalik semak belukar. Dan di sana merasa mendapat harapan, ada sebuah pohon singkong dan Suingpun memakan singkong surabanglus yang mengandung racun itu. a. Suing keluar keringat dan tangan atau muka muka yang pucat seperti akan jatuh pingsan. Terbukti dalam kutipan berikut : Tengkuk dan dahi Suing berkeringat bukan karena terik matahari melainkan keringat dingin hasil pelepasan kalori terakhir sebelum seseorang jatuh pingsan karena kehabisan tenaga. b. Suing dan Kimin di kejar –kejar polisi kehutanan Terbukti dalam kutipan berikut : Keduanya merasa begitu letih setelah lari pontang –panting menerobos semak dan melintasi tebing –tebing agar bisa lolos dari kejaran polisi kehutanan. Pelarian karena deraan rasa takut sebab para pengejar itu beberapa kali melepaskan tembakan peringatan.



2. Peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak a. Tiba –tiba suing memakan singkong surabanglus, dan akhirnya ia jatuh pinsan karena singkong yang dimakannya mengandung racun. Terbukti dalam kutipan berikut : Tubuhnya menggigil, dingin seperti kulit kodok, matanya terpenjam dan Suing mulai goyah dalam jongkoknya. Suing suren –suren, kehabisan tenaga karena laper dan haus. b. Sahabatnya kebingungan melihat keadaan Suing Terbukti dalam kutipan berikut : Bola mata yang pucat itu hanya bergulir perlahan, bahkan napas Suing tersengal –sengal, membuat Kimin tercekram rasa cemas, laki –laki muda yang bingung itu keluardari belukar lembah dan lereng yang terhampar di hadapannya tak memberi harapan apapun, hanya ribuan tonggak sendokeling yang mati dan dasar –dasar jurang yang tak lagi berair.



3. Keadaan mulai memuncak a. Suing seakan –akan kehilangan napasnya, Kimin pun kaget melihat keadaan sahabtanya seperti itu, lalu ia pergi untuk meminta bantuan. Terbukti dalam kutipan berikut : Kimin berlari turun, dirinya menjadi satu –satunya titik yang bergerak di antara ribuan tonggak –tonggak yang berbaris mati. Dari jauh kepala Kimin tumbuh tenggelam dibalik semak belukar. Sesekali dia berhenti buat menginti keadaan betapapun dia masih takutterlihat oleh polisi kehutanan yang mungkin masih berada di sekitar tempat itu. Setengah jam lamanya Kimin berlari merunduk –runduk, menempuh kali –kali kecil yang kering dan sampailah dia kekampung terdekat. 4. Peristiwa mulai memuncak Kimin pun akhirnya pergi untuk meminta bantuan namun, ia harap –harap cemas takut polisi kehutanan mengejarnya lagi, kemudian ia pun sampai disebuah kampung, demi menolong sahabatnya ia rela melakukan apapun. Terbukti dalam kutipan berikut : Kimin berlari merunduk –runduk, menempuh kali –kali kecil yang kering, dan sampailah dia kekampung terdekat. Disebuah warung, Kimin menghabiskan seteko air dan empat buah pisang kepok. Dibelinya juga sebungkus nasi dan sekantong plastik air. Sebagai pembayarannya Kimin menyerahkan golok, perkakas utama dalam hidupnya selama ini. Kimin ingin secepatnya sampai ke tempat Suing. Aneh, setelah perutnya keyang , kimin tak mampu berlari. Air yang memenuhi lambungnya, oplak bila di bawa bergerak cepat.hanya karena air dan sebungkus nasi di tangannya, yang mungkin berati nyawa suing. Ikat pinggang di kencangkannya dan Kimin berlari mendekati bukit. 5. Pengarang memberikan pemecahan masalah Kimin pun merasa lega, melihat Suing sahabatnya itu. Namun tanda –tanda kesembuhan pada sahabatnya itu tak kujung muncul, Kiminpun merasa sangat cemas lalu ia bangkit dari duduknya , tiba – tiba sesuatu terjadi pada Suing , ia memakan kembali singkong surabanglus itu, kemudian ia pun jatuh pingsan ketanah. Terbukti dalam kutipan berikut :



Kimin bangkit, berjalan berputar –putar karena bingung, dan matanya terbeliak melihat remah –remah di seputar perapian. “ Astaga ! Suing, kau makan juga singkong surabanglus itu ?kau makan semuanya ?seru Kimin sambil mengocek pundak sahabatnya. Dengar Suing !kau makan jugakah singkong itu ?Suing bungkam, bahkan rebah ke tanah. 6. Ketegangan 1. Mengapa Suing keracunan ? 2. Apa yang dilakukan Kimin untuk menolong sahabatnya itu ? Terjawab peristiwa ketegangan , yaitu sebagai berikut : 1. Tiga gelintir singkong sudah dikeluarkan, Suing memukul –mukulkan sepotong kayu untuk mematikan ujung –ujung singkong bakar itu. Membelahnya dengan tangan dan siap menguapnya dalam lumat. Ia pun tidak mendengar kata –kata Kimin, dan ia memakan singkong surabanglus yang mempunyai zat racun yang menyebabkan suing keracunan dan jatuh pingsan karena perutnya merasa kembung dan tidak tahan . 2. Tanpa sengajan Kimin telah melihat sebatang pohon pisang sebesar lengan di balik semak, dengan parang di tebangnya batang pisang itu, lalu kulit batangnya di potong –potong kecil –kecil lalu dibawanya ketempat Suing tergeletak. Sepotong diantaranya terus disuapkan kemulut sahabatnya. Kimin pun berlari merunduk –runduk menempuh kali –kali kecil yang kering dan sampailah ia kekampung terdekat. Disebuah warung dia telah menghabiskan seteko air dan emapak buah pisang kepok, dibelinya juga sebungkus nasi dan sekantung plastik air, sebagai bayarannya ia menyerahkan golok perkakas utama dalam hidupnya selama ini. Dilihat secara kuantitatif plot yang nampak dalam cerita cerpen “ Surabanglus” karya Ahmad Tohari ini adalah Alur / plot tunggal , karena banyak ditemui dalam cerita yang menyusun peristiwa secara utuh dan padu. Cerita hanya mempunyai satu susunan kejadian baik secara konvensional ataupun sorot balik. Sedangkan jika dilihat secara kualitatif, plot yang nampak dalam cerita cerpen “Surabanglus” karya Ahmad Tohari ini adalah Alur / plot erat, karena terjadi hubungan yang kuat sekali anatar peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya. Ketegangan yang tercipta lumayan sempurna dan begitu padu, sehingga pembaca tidak mungkin akan melewati salah satu peristiwa. 3. Mengenali Tokoh dan Perwatakan



a. Tokoh Dalam cerpen cerita Surabanglus ada dua tokoh yang di ceritakan yatitu Suing kini yang menjadi tokoh utama dalam cerita. Suing yaitu sebagai tokoh utama yang titik pusat persoalannya ada dalam dirinya sendiri. b . Karakter Tokoh Karakter Suing yang di jelaskan secara jelas, yaitu dengan cara langsung. Penggabaran secara langsung dijelaskan dengan menggambarkan tempat atau lingkungannya. Pengarang menggambarkan secara langsung bahwa Suing adalah laki –laki yang keracunan singkong surabanglus yang ada di semak belukar hutan. Terbukti dalam kutipan berikut : Kini mereka merasa aman bersembunyi dalam sebuah belukar puyengan itu tidah hanya memberi mereka perlindungan melainkan juga sudut harapan . sebatang singkong tumbuh tersembunyi disana tiga gelitir ubinya kini dalam perapian, dan sedang dikais –kais oleh Suing. Bahwa Suing akhirnya akan jatuh pingsan, tubuhnya menggigil, dingin seperti kulit kodok. Matanya terpejam dan tubuhnya mulai goyah dalam jongkoknya.Suing suren –suren . Penggambaran secara langsung dijelaskan dengan menggambarkan keadaan yang terjadi pada Suing yang sedang di kejar –kejar polisi kehutanan dan ia bersembunyi dibalik semak puyengan, lalu di sana ia mencabut Ubi singkong, karena ia seperti tidak tahan menahan letihnya, dan akhirnya Suing memakannya lalu ia keracunan singkong surabanglus yang mengandung zat racun. Pengarang menggambarkan karakter Suing dengan menggambarkan pikiran yang cepat, tanpa berpikir pada sesuatu yang akan terjadi. Ia langsung menyantap singkong yanga ada dibalik semak belukar puyengan itu. Terbukti dalam kutipan berikut : Kimin menghentikan kata –katanya karena melihat wajah suing berubah menjadi topeng yang pasi. Matanya tak berkedip, mulut setengah terbuka dengan bibir gemetar,napasnya pendek –pendek . Pengarang menggambarkan tokoh melalui reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, perubahan terjadi pada Suing yang seakan –akan akan pingsan. Terbukti dalam kutipan berikut : Mula –mula Suing tetap diam. Namun rahangnya bekerja rakus begitu dirasakan sesutu yang dingin menempel di bibirnya. Potongan pertama cepat lumat.



Reka –reka Kimin berhasil membuat Suing menjadi lebih tenang. Wajah topengnya berangsur hidup. Namun Suing terjengkang kembali ketika dia berusaha duduk,kedua tanagnnya masih bergetar. 4.Latar atau Setting Latar atau setting yang ada dalam cerpen cerita “Surabanglua” ini meliputi latar tempat, latar waktu, latar suasana, kesemua latar tersebut sangat mendukung tema, plot dan penggambaran karakter tokoh –tokohnya . a. Latar Tempat Latar tempat yang ada dalm Cerpen “Surabanglus”ini diantaranya menceritakan di hutan, warung makan dan suasana lingkungan. 1) Di hutan Hutan merupakan tempat dalam cerita itu,sangat perlu dimunculkan oleh pengarang, karena di hutan adalah tempat yang berpengaruh dalam cerita, karena semua kejadian di hutan. Tempat ini dimunculkan dari awal cerita sampai akhir cerita. Dan hampir semua cerita yang diceritakan pengarang tempatnya semua terjadi di hutan. Saat awal cerita, pengarang menceritakan kejadian saat Suing bersembunyi di balik semak, dan saat Suing memakan singkong surabanglus yang akhirnya ia jatuh pingsan perutnya kembung karena memakan singkong surabanglus yang mengandung zat racun. Terbukti dalam kutipan berikut : Suing akhirnya akan jatuh pingsan , tubuhnya menggigil, dingin seperti kulit kodok. Matanya terpejam dan Suing mulai goyah dalam jongkoknya, Suing suren –suren . 2) Di warung Pengarang menceritakan saat Kimin sahabatnya mencari makanan buat Suing, agar Suing tidak terjatuh pingsan dan mati suren –suren, lalu Kimin melakukan dengan segala cara untuk menolong sahabatnya itu. Terbukti dalam kutipan berikut : Disebuah warung, kimin menghabiskan seteko air dan empat buah pisang kepok, dibelinya juga sebungkus nasi dan sekantung plastik air. Sebagai pembanyarannya ia menyerahkan golok perkakas utama dalm hidupnya selama ini. b. Latar Waktu Latar waktu yang di ceritakan pengarang kurang lelas yaitu sebagai berikut : 1) Sore



Pada pertengahan cerita pengarang melukiskan kejadian Kimin bertindak untuk mencari jalan keluar agar bisa mendapatkan makanan buat suing sahabatnya itu. Terbukti dalam kutipan berikut : Kimin berlari turun. Dirinya menjadi satu –satunya titik yang bergerak di antara ribuan tonggak –tonggak yang berbaris mati. Dari jauh kepala Kimin timbul tenggelam di balik semak belukar,sesekali dia berhenti buat mengintip keadaan.



c. Latar Suasana Latar suasana yang nampak di perlihatkan oleh pengarang dalam cerpen cerita “surabanglus” adalah suasana cemas dan sedih. 1) Suasana Cemas Suasana cemas nampak pada saat Suing akan jatuh pingsan, tubuhny menggigil, matanya terpejam dan Suing suren –suren. Terbukti dalam kutipan berikut : Bola mata yang pucat itu hanya bergulir perlahan, bahkan napas Suing tersengal –sengal, membuat Kimin semakin tercekram rasa cemas, laki –laki muda yang bingung itu keluar dari belukar lembah dan lereng yang terhampar dihadapannya tak memberi harapan apapun. 2) Suasana Sedih Suasana sedih nampak pada saat Kimin memberi makanan yang di dapatnya dengan susah payah untuk Suing sahabatnya . Terbukti dalam kutipan berikut : Lega. Kimin merasa begitu lega. Ditunggunya perubahan pada wajah Suing. Ditunggunya tenda –tanda perubahan pada diri sahabatnya itu. Dan apa yang di harapkannya tak kunjung muncul. Wajah Suing tetap beku dan bergoyang. Dia bahkan tak tanggap ketika Kimin menyodorkan nasi kepadanya.



5 . Sudut Pandang atau Titik Pengisahan Pada cerpen cerita “Surabanglus” sudut pandang yang di tonjolkan adalah sebagai pengamat biasanya ber “ ia” kepada tokoh –tokoh yang ada dalam cerita atau menyebut dalam tokoh masing –masing . Pengarang sangat memahami mengetahui apa yang akan terjadi pada Suing dalam memakan singkong surabanglus.



Terbukti dalam kutipan sebagai berikut : Kimin memegangi tangan Suing yang bersikeras hendak menyuapkan singkong bakar itu. Suing meronta dan terjadi tarik menarik. Jemari Suing mengejang sehingga makanan dalam genggamannya lumat. Kimin menepiskannya kuat –kuat . 6 . Gaya pengarang Gaya pengarang dalam penggunaan bahasa cerita cerpen ini ada pengulangan kalimat yang di anggap penting. Terbukti dalam kutipan berikut : “ Astaga! Suing, kau makan juga singkong surabanglusitu ?seru Kimin sambil mengocok pundak sahabatnya. “dengar, suing ! kau makan jugakah singkong itu ? Pengarang juga menggambarkan bahasa yang ringan, sehingga pembaca mudah memahami isi ceritanya. Dan pesan yang terkandung di dalamnya juga dapat langsung di tangkap oleh pembaca dengan baik. 7.Amanat Amanat yang dapat di tangkap sari cerpen cerita “ surabanglus “ adalah sebagai beriku: 1. Sebagai manusia hal pertama yang harus di pikirkan adalah keselamatan diri sendiri. Terbukti dalam kutipan berikut : Sesungguhnya sejak semula aku ragu kini aku sudah yakin betul akan singkong yang kita bakar itu. Jangan gila, munyuk dan monyetpun tak mau memakannya, hanya perut celeng yang mampu bertahan terhadap singkong surabanglus itu . 2. Berhati –hatilah untuk memilih makanan yang akan kita makan, jangan asal ada kita langsung menyantapnya, tanpa berpikir panjang terdahulu. Terbukti dalam kutipan berikut : Sebatang singkong tumbuh tersembunyi di sana. Tiga gelitir ubinya kini dalam perapian. Dan sedang di kais- kais oleh Suing. 3. Harus bisa menahan nafsu yang mengganggu pada tubuh kita, dan menahan nafsu pada suatu yang kita inginkan. Terbukti dalam kutipan berikut : Kimin bangkit, berjalan berputar –putar karena bingung. Dan matanya terbeliak melihat remah – remah di seputar



Suing bungkah, bahkan rebah ke tanah . perapian. “ Dengar, Suing ! kau makan jugakah singkong itu ?