Analisis Fundamental PT Bumi Resources TBK [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisis Fundamental PT Bumi Resources Tbk Tahun 2012 - 2014



KERTAS KERJA UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Manajemen Investasi Yang dibina oleh Bapak Subagyo



Oleh Chintya Maharani Putri 130413615041



UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN APRIL 2016 Analisis fundamental PT Bumi Resources Tbk



Analisis Fundamental merupakan suatu teknik analisis yang umum digunakan oleh para investor untuk pengambilan keputusan investasinya (membeli/menjual saham), terutama untuk investor jangka panjang, analisis ini menitikberatkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan baik itu dari rasio keuangan maupun kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Terdapat 3 tahap dalam anaisis fundamental yaitu analisis emiten, analisis industri, dan analisis ekonomi. Analisis Emiten Melihat dari financial highlights yang dikeluarkan oleh PT Bumi Resources Tbk. Terkait kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2012 – 2014. Berikut hasil analisis emiten yang didapatkan :  Penjualan dari tahun 2012 – 2014 terus mengalami penurunan hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan permintaan batu bara dan diikuti oleh penurunan harga komoditas ini juga. Penjualan pada tahun 2013 mengalami penurunan dari periode sebelumnya sebesar Rp 228.093.765 (6,04%) dan pada tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup dalam dibandingkan periode sebelumnya yaitu sebesar Rp 761.357.332 (21,5%). Dilihat disini, PT Bumi Resources Tbk tidak memiliki pertumbuhan penjualan, yang ada adalah penurunan penjualan dari waktu ke waktu, besar kerugiannya juga terus bertambah. Hal ini berdampak buruk, akan timbul rasa pesimis akan bagaimana kedepannya perusahaan ini jika terus menerus mengalami penurunan penjualan.  Laba bruto PT Bumi Resources Tbk. Terus mengalami penurunan dari tahun 2012 – 2014. HPP perusahaan ini berkisar antara 74 - 83% penjualan perusahaan. Beban HPP perusahaan pada tahun 2013 mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 2.861.220.227 daripada tahun 2012 sebesar Rp 2.791.614.745, dan pada tahun 2014 HPP perusahaan sebesar Rp 2.298.607.757. Mungkin pada tahun 2014 ini perusahaan mulai mengurangi kapasitas produksinya, dilihat HPPnya mengalmi penurunan nilai dan diikuti dengan penurunan penjualan yang cukup dalam. Ketika perusahaan memiliki HPP yang tinggi dan penjualan sedang mengalami penurunan, hal tersebut akan menekan laba bruto perusahaan menjadi turun.  Laba usaha PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar Rp 202.229.927 (-47%) daripada tahun 2012. Pada tahun 2014 perusahaan juga mengalami penurunan laba usaha sebesar Rp 167.090.650 (-73%) daripada tahun sebelumnya. Padahal pada tahun 2014 nilai HPP perusahaan turun, namun nilai laba usahanya juga mengalami penurunan yang cukup dalam pula. Disini berarti pada tahun 2014 PT Bumi Resources memiliki beban operasional yang cukup besar bisa berasal dari beban bunga(karena hutang perusahaan yang cukup banyak) dan beban-beban lainnya, bahkan walaupun nilai HPPnya turun namun laba usaha perusahaan tetap mengalami penurunan yang cukup dalam.  EBITDA dapat dijadikan patokan oleh para investor untuk menganalisis bagaimana profitabilitas operasi perusahaan sebelum beban-beban non operasi (bunga, pajak, depresiasi, amortisasi). EBITDA PT Bumi Resources Tbk mengalami penurununan pula dari tahun 2012 – 2014. Pada tahun 2013 EBITDA perusahaan turun menjadi Rp 623.831.874, pada tahun 2014 EBITDA perusahaan juga mengalami penurunan kembali menjadi Rp 245.099.755. Dilihat dari EBITDA perusahaan yang dari waktu ke waktu selalu mengalami penurunan, disimpulkan profitabilitas dan kemampuan perusahaan dalam beroperasi sangat buruk dan, sepertinya tren profit dimasa yang akan datang akan terus mengalami penurunan pada perusahaan ini. 1



























Beban lain-lain netto perusahaan mengalami penurunan minus dari waktu ke waktu. Hal ini mungkin perusahaan terus melakukan pemangkasan biaya lain-lain yang dinilai tidak begitu produktif bagi perusahaan untuk disalurkan pada pembiayaan beban-beban lainnya yang lebih penting. Perusahaan memiliki EAT negatif (Rugi) selama tahun 2012 -2014. Walaupun mengalami penurunan kerugian, pertumbuhan perusahaan ini dimasa yang akan datang masih pesimis. Terdapat sinyal yang ditangkap pada Rugi netto tahun 2014 perusahaan memang mengalami penurunan kerugian, namun jika dilihat pada penjualan perusahaan mengalami penurunan, hal tersebut dilakukan untuk mempercantik rugi netto perusahaan. Namun, saya mengira adanya penurunan rugi disini tidak dapat diidentifikasikan sebagai sesuatu yang baik pula karena untuk menurunkan rugi tersebut bukan penjualan perusahaan yang ditingkatkan, bukan pula efisiensi pada HPP ataupun beban operasional, tetapi hal tersebut dikarenakan perusahaan memangkas biaya lain-lain perusahaan. EPS perusahaan memang mengalami perbaikan dari tahun 2012 – 2014 terjadi penurunan kerugian yang dibagi kepada para investor. Namun, dalam penilaian disini EPS yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan ini tidak layak untuk dijadikan investasi, karena tidak menawarkan keuntungan yang didapat para investor disini harus ikut menanggung rugi perusahaan. Pada tahun 2014 setiap 1000 lembar (10lots) saham yang beredar mengalami rugi 15,33 AS$. Terdapat signal disini bahwa PT Bumi Resources Tbk ingin mempercantik laporannya dan tidak ingin memperlihatkan kerugian yang besar oleh sebab itu pada EPS, perusahaan menggunakan mata uang AS$ per 1.000 saham. Agar besaran kerugiannya tidak mencolok dilaporan keuangannya. Aktiva lancar mengalami fluktuasi, pada tahun 2013 aktiva lancar PT Bumi Resources mengalami penurunan daripada tahun 2012 menjadi Rp 1.944.236.777. Sedangkan pada tahun berikutnya tahun 2014 aktiva lancar perusahaan mengalami peningkatan menjadi 2.346.891.707. Namun, terdapat sinyal negatif dari peningkatan aktiva lancar disini, walaupun aktiva lancarnya naik namun nilai total aktiva pada tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun tersebut perusahaan melakukan penjualan aset, oleh sebab itu aktiva lancar perusahaan bisa meningkat. Kewajiban lancar perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jika dilihat dalam financial highlights disini kewajiban lancar perusahaan sangatlah tidak baik karena proporsi jumlah kewajiban lancar perusahaan hampir mencapai 3x lebih besar dibandingkan aktiva lancarnya. Ancaman gagal bayar lebih tinggi, jika perusahaan sampai tidak dapat membayar hutang-hutangnya resiko dilikuidasi semakin besar. Pendanaan perusahaan PT Bumi Resources memiliki porsi yang sangat besar didanai dari kewajiban lancarnya dibandingkan ekuitas dan kewajiban jangka panjangnya. Berarti strategi modal kerja yang diterapkan disini adalah Modal kerja agresif. Namun, PT Bumi Resources ini sedang berada dititik dimana jumlah kewajibannya terlalu over, akhirnya ekuitas perusahaan bernilai negatif disini. Ekuitas yang bernilai negatif, dapat berimbas ketika menghitung rasio tdebt to total assets. Nilai Debt to toal assetsnya bisa mencapai 100% keatas. Seharusnya diposisi seperti ini PT Bumi Resources Tbk dianjurkan menambah hutang jangka panjangnya daripada hutang jangka pendeknya, Karena hutang jangka pendek akan mempengaruhi modal kerja perusahaan. Jika modal kerja perusahaan bermasalah 2































nantinya hal tersebut akan berdampak pula pada kegiatan produksi perusahaan, dan akan menambah beban perusahaan yang lebih besar akhirnya. PBV PT Bumi Resources Tbk mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi -14,92. Hal ini menunjukan harga saham PT Bumi Resources dijual lebih rendah -14,92 daripada nilai sebenarnya. Hal ini bisa terjadi karena ekspektasi investor akan perusahaan ini buruk, dan itu berimbas pada permintaan akan saham, akhirnya harga sahamnya pun menjadi turun dibawah nilai sebenarnya. Net working capital perusahaan bernilai negatif, karena jumlah hutang lancar perusahaan yang lebih besar daripada aktiva lancarnya. Hal ini tidak baik bagi perusahaan, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam kegiatan operasinya. Penurunan Net Working Capital yang terjadi sangat signifikan dari di tahun 2012 –Rp 296.232.773 pada tahun 2013 langsung menurun derastis menjadi –Rp 2.775.677.556 (aktiva lancar mengalami penurunan-hutang lancarnya mengalami peningkatan), begitupula yang terjadi di tahun 2014. ROA perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun nilai negatif terus menurun dari tahun 2012 – 2014. Namun, peningkatan ROA yang terjadi bukan murni karena peningkatan laba. Namun, hal ini juga dikarenakan jumlah aktiva perusahaan yang semakin turun, perusahaan melakukan penjualan aktiva tetapnya. Jadi, peningkatan ROA PT Bumi Resources belum cukup untuk dapat meningkatkan ekspektasi para investor. Nilai ROE pun mengalami peningkatan, nilai negatifnya mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2013 ke tahun 2014. Namun, sekali lagi hal tersebut terjadi bukan murni karena perusahaan mengalami peningkatan laba. Tetapi, karena hal lain yaitu ekuitas perusahaan yang nilainya semakin negatif – Rp 733.041.358. perusahaan pada tahun 2014 melakukan penambahan hutang dalam jumlah yang cukup banyak pada hutang lancar yaitu sebesar Rp 2.078.759.015 meskipun melakukan pengurangan hutang jangka panjang namun tetap menyebabkan lonjakan yang tinggi pada nilai negatif di sisi ekuitas. Dari Current Ratio perusahaan ini dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk menjamin hutang lancarnya berada dibawah strandar ketentuan (min. 200%). Dilihat dari aktiva lancar PT Bumi Resources Tbk mengalami penurunan, namun hutang lancarnya terus mengalami peningkatan. Aktiva lancar di tahun 2014 memang mengalami peningkatan namun, seperti yang dijelaskan sebelumnya peningkana pada aktiva tersebut diikuti oleh penurunan jumlah aktiva tetapnya, berarti perusahaan pada tahun 2014 melakukan penjualan aktiva tetap. Akhirnya mendapatkan peningkatan aktiva lancar. Debt to total assets perusahaan ini termasuk tinggi. Selama tahun 2012 – 2014 aset yang didanai oleh hutang semakin meningkat nilainya berada diatas 50%. Padahal ketika dihitung ulang menggunakan rumus DARnya bernilai diatas 100% selama tahun 2012 – 2014 ( 2012 – 106%, 2013 – 104%, 2014 – 111%). Hal ini karena total hutang yang dimiliki perusahaan lebih besar daripada total aktivanya. Semakin tinggi nilai DAR akan berdampak buruk perusahaan. Perusahaan dapat mengalami masalah ekonomi, saat situasi ekonomi masih dalam masa perlambatan seperti ini. Pada DER juga terjadi kecurangan, ketika dihitung kembali, DER untuk tahun 2012 adalah 1875%, untuk tahun 2013 sebesar -2412%, sedangkan pada tahun 2014 yaitu sebesar -987%. Jika dikaitkan dengan PBV. Pada tahun terakhir 2014 nilai saham PT Bumi Resources Tbk yang dimiliki investor nilainya terkikis hingga 9 -10x lipat. 3















Gross profit margin perusahaan mengalami penurunan tiap tahunnya selama 2012 – 2014. Pada tahun 2014 perusahaan mendapatkan laba kotor 0,175 dari setiap rupiah penjualannya. Hasil ini masih dibawah standar gross profit margin industri. Operating margin perusahaan juga mengalami penurunan tiap tahunnya, yang terparah selama tahun 2012 – 2014 adalah pada tahun 2014 yang operating marginnya hanya 2,3%. Hal ini memberikan dampak negatif pada ekspektasi investor. Sebab proporsi pendapatan yang tersedia untuk menutupi beban non operasi seperti beban bunga kecil padahal hutang PT Bumi Resources Tbk sangatlah banyak. Jadi kemungkinan gagal bayar itu lebih beresiko terjadi. Net margin perusahaan ini mengalami peningkatan pada tiap tahunnya selama 20122014. Namun disini Net marginnya bernillai negatif. Yang berarti perusahaan menghasilkan kerugian selama periode tersebut, tingkat pengembalian dari bisnis yang telah dilakukan menghasilkan rugi, dan hal tersebut sangat beresiko sebab perusahaan bisa saja dilikuidasi jika kerugian perusahaan terus terjadi setiap tahun berjalan dan hutang-hutang perusahaan tidak dikelola dengan baik.



Analisis Industri Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi eksportir terdepan batu bara thermal di mata dunia. Penggunaan hasil tambang ini (batu bara) sangat bermanfaat bagi industri-industri lainnya seperti untuk pembangkit listrik, dan menjadi bahan pokok pada baja, semen, industri tekstil, dll. Berdasarkan data produksi, ekspor konsumsi, dan harga batu bara dibawah ini :



Dari tahun 2012 – 2014 semua baik pada produksi, ekspor, dan harga komoditas ini terus mengalami penurunanan. Pada era 2000-an perkembangan perusahaan pertambangan begitu pesat. Banyak perusahaan baru yang bermunculan dan perusahaan pertambangan yang ada banyak melakukan ekspansi. Hal ini menyebabkan industri ini mengalami kelebihan suplai yang sangat besar, dan membuat harga komoditas batu bara menjadi rendah karena permintaan batubara lebih melambat. Akhir-akhir ini pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan pada bidang pertambangan , Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta para produsen batubara mencadangkan jumlah produksi terutama untuk konsumesi dalam negeri. Demi mendukung terealisasinya hal tersebut pemerintah menaikkan pajak ekspor untuk mengurangi ekspor batubara keluar negeri. Hal ini berdampak sekali pada aktivitas Industri ini. Karena 80-70% konsumen batubara berasal dari luar negeri (China, India, 4



Jepang, Korea) sedangkan untuk konsumen lokal berada dikisaran 20-30% saja. Kenaikan pajak ekspor tersebut membuat beban perusahaan ini semakin melonjak, hal tersebut akan mempengaruhi pendapatan pertambangan batubara, margin labanya menjadi turun. Hal lain yang patut disoroti disini yaitu produk pertambangan lainnya seperti minyak dunia. Kondisi penurunan harga minyak dunia sebagai barang subtitusi juga dapat memberika dampak negatif terhadap permintaan batu bara. Harga minyak dunia yang turun menyebabkan banyak konsumen yang beralih ke produk subtitusi ini, akhirnya berpengaruh pada permintaan batubara menjadi turun, pasokan batubara mengalami kelebihan dan sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran ketika permintaan turun suplaynya tetap harga batubara juga akan mengalami penurunan. Meskipun volume penjualan batubara mengalami kenaikan pada saat harga turun namun hal tersebut tidak mampu mendongkrak kinerja perusahaan. Saat ini juga mulai bermunculan energi-energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Masyarakat dan pelaku bisnis terkait, saat ini mulai sadar untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil(terutama batubara) dan ingin mengganti bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Hal tersebut menyebabkan industri ini semakin mendapat tekanan. Dilihat dari kondisi kompetitor yang ada, new commers dalam industri pertambangan ini, barang subtitusi, kebijakan pemerintah, dan hal-hal lain sepertinya industri ini masih perlu dipertimbangkan lagi kalau ingin memasukinya. Banyaknya tekanan dari berbagai sisi menyebabkan industri ini terhimpit untuk berkembang. Analisis Ekonomi Ekonomi dunia sedang mengalami perlambatan, Ekonomi-ekonomi negara-negara digdaya seperti Amerika Serikat, Eropa, dan China sedang mengalami perlemahan. Tekanan-tekanan ekonomi global tersebut berimbas pada melambatnya ekspor nasional Indonesia karena berkurangnya permintaan dari negara tujuan ekspor. Melemahnya permintaan global dan tingginya pasokan dari negara-negara utama pengekspor batubara menyebabkan adanya kelebihan pasokan batubara. Indonesia menjadi produsen batu bara ke 3 terbesar di dunia pada tahun 2014. Terjadinya penurunan ekonomi akan berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi global, negara-negara melakukan penghematan pada pengeluarannya, dan perusahaanperusahaan terkait (semen, baja, pembangkit listrik,dll) akan menurunkan permintaannya pada batubara, atau bahkan dapat beralih ke produk subtitusi lainnya yang lebih murah. Ditengah kondisi perekonomian yang melemah dan tidak menentu seperti ini, kita perlu berhati-hati dalam melakukan investasi. Sebaiknya jangan terlebih dahulu memutuskan investasi tunggu hingga kondisi perekonomian kembali normal dan membaik.



5