Analisis Keperawatan BPH [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS KEPERAWATAN Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medical Bedah



Di Susun Oleh: Chandra Dewi Cahyani NIM : P 27220019191



POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS TAHUN 2019



LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN Analisis Sintesis Tindakan Relaksasi Benson pada Tn. H Di Ruang IBS RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen Hari



: Selasa



Tanggal



: 18 Desember 2019



Jam



: 11.30 WIB. A.



Keluhan utama:



Klien mengeluh tidak bisa BAK, hanya sedikit dan perih.. B.



Diagnosa medis:



BPH (Benight Prostat Hyperplasia) C.



Diagnosa keperawatan:



Ansietas berhubungan dengan status kesehatan (proses pembedahan). D.



Data yang mendukung diagnosa keperawatan:



DS : Pasien mengatakan cemas karena sebelumnya tidak pernah operasi. DO: Pasien tampak gelisah. Pasien tampak sedsng berdoa



E.



TD



: 130/80 mmHg



N



: 88 x/menit



RR



: 20x/menit



S



: 36,5oC



Dasar Pemikiran Menurut Arif Muttaqin dan Kumala Sari (2011) BPH (Benign Prostat



Hipertropi) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat jinak di sebabkan oleh hypertropi beberapa atau semua komponen prostat yang mengakibatkan penyumbatan uretra pars prostatika. Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti etiologi/penyebab terjadinya BPH, namun



beberapa hipotesisi menyebutkan bahwa BPH erat kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses menua. Saat Anda cemas, jantung akan berdebar lebih kencang dan telapak tangan akan berkeringat. Anda juga akan sulit berkonsentrasi dan sering buang air kecil. Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan beragam teknik relaksasi. Teknik relaksasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi kecemasan. Terapi non farmakologi yang akan digunakan adalah terapi Relaksasi Benson. Terapi Benson merupakan relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal tenang sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi (Mitchell dalam Sunaryo, 2014). F.



Prinsip tindakan keperawatan



1. Saling percaya dan klien kooperatif 2. Persiapan diri (perawat) dan persiapan pasien 3. Tindakan sesuai prosedur atau SOP Menurut (Mubarak, 2015; Benson, 2000; Sunaryo,2014), terdapat langkahlangkah prosedur dalam melakukan Relaksasi Benson, yaitu: 1. Pilihlah kalimat spiritual yang akan digunakan. 2. Atur posisi dengan nyaman Aturlah posisi senyaman mungkin agar dalam melaksanakan teknik relaksasi ini, dapat memberikan ketenangan dan membuat diri anda nyaman. 3. Tutup mata. Hindari menutup mata kuat-kuat. Pejamkan mata dengan wajar. Tindakan ini semestinya tidak memerlukan tenaga. 4. Kendurkan otot-otot. Mulailah dari kaki, lalu ke betis, paha, dan perut, kendurkan semua kelompok otot pada tubuh anda. Lemaskan kepala, leher, dan pundak anda dengan memutar kepala dan mengangkat pundak perlahan-lahan. Untuk lengan dan tangan, ulurkan, kemudian kendurkan dan biarkan mereka terkulai wajar di pangkuan, jangan memegang lutut atau kaki atau mengkaitkan tangan erat-erat.



5. Bernapaslah secara alamiah dan mulai mengucapkan kalimat spiritual yang dibaca secara berulang-ulang. Yaitu sebagai berikut: a.



Islam : Allah, atau nama-namaNya dalam Asmaul Husna,



kalimat-kalimat untuk berzikir, seperti Alhamdulillah; Subhanallah; Allahu Akbar, dllnya. b.



Katolik : Tuhan Yesus Kristus, kasihinlah aku; Bapa kami yang



di surga; Salam Maria, yang penuh rahmat; Aku percaya akan Roh Kudus, dllnya. c.



Prostestan : Tuhan Datanglah ya, Roh Kudus; Tuhan adalah



gembalaku; Damai sejahtera Allah, yang melampaui aku, dllnya d.



Hindu : Kebahagian ada di dalam hati; Engkau ada dimana-



mana; Engkau adalah tanpa bentuk, dllnya. e.



Budha : Aku pasrahkan diri sepenuhnya; hidup adalah sebuah



perjalanan, dllnya. 6. Bila ada pikiran yang menggagu, kembalilah fokuskan pikiran. 7. Lanjutkan untuk jangka waktu tertentu 8. Praktikan teknik ini selama sepuluh atau dua puluh menit saja. Akan tetapi, jangan mengukur sesi anda dengan pengukuran waktu (timer) yang dibunyikan, dikarenakan dapat mengejutkan anda atau membuat anda mengantisipasi bunyinya dan pengaruh semacam itu akan membuyarkan sikap pasif anda. Sebagai gantinya, letakkan arloji atau jam dalam pandangan yang datar dan intip sekali-kali ketika anda memikirkan waktu. Jika waktu sepuluh atau dua puluh menit belum terlewati, pejamkan lagi mata anda dan kembali pada pengulangan kata focus sampai waktu sesi anda habis. 9. Jika sudah selesai, jangan langsung berdiri. Duduklah dulu dan beristirahat, buka pikiran kembali, barulah berdiri dan melakukan kegiatan kembali. G. Analisa tindakan perawatan



Pelatihan Relaksasi Benson cukup efektif untuk memunculkan keadaan tenang dan relaks dimana gelombang otak mulai melambat akhirnya membuat seseorang dapat istirahat dengan tenang. Hal ini terjadi ketika subjek mulai merebahkan diri dan mengikuti instruksi relaksasi yaitu pada tahap pengendoran otot dari bagian kepala hingga bagian kaki. Selanjutnya dalam keadaan relaks mulai untuk memejamkan mata, saat tersebut frekuensi gelombang otak yang muncul mulai melambat, dan menjadi lebih teratur. Tahap ini subjek mulai merasakan relaks dan mengikuti secara pasif keadaan relaks tersebut sehingga menekan rasa tegang dan nyeri. (Arifianto, 2018) Keuntungan dari relaksasi Benson selain mendapatkan manfaat dari Relaksasi juga mendapatkan kemanfaatan dari penggunaan keyakinan seperti menambah keimanan, dan kemungkinan akan mendapatkan pengalamanpengalaman transendensi. Individu yang mengalami ketegangan dan kecemasan yang bekerja adalah sistem saraf simpatis, sedangkan pada waktu relaksasi yang bekerja adalah sistem saraf parasimpatis, dengan demikian relaksasi dapat menekan rasa tegang, cemas, insomnia, dan nyeri. (Arifianto et all, 2013) H. Bahaya yang mungkin muncul Bahaya Jika tidak saling percaya dan klien tidak kooperatif maka latihan napas dalam tidak akan efektif dan klien akan merasa tambah kesakitan, cemas meningkat dan pencegahan jangan banyak menyinggung perasaan klien, bina hubungan saling percaya dan lakukan tindakan sesuai dengan prosedur. I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan Monitor KU dan TTV Mengidentifikasi, tingkat kecemasan. Menjelaskan tindakan prosedur yang akan dilakukan Kolaborasi pemberian obat analgetik Berikan posisi aman dan nyaman J. Hasil yang didapat setelah dilakukan tindakan S: Pasien mengatakan cemas sedikit berkurang O : Pasien tampak nyaman dan tenang



Pasien tampak melakukan tindakan relaksasi yang di ajarkan TD : 130/70 mmHg N : 88 x/menit RR: 20x/menit S : 36,6oC A : Masalah ansietas sudah teratasi P : Intervensi dihentikan K.



Evaluasi diri



Alangkah baiknya tindakan ini dilakukan dengan memperhatikan SOP Jangan lupa cuci tangan terlebih dahulu sebelum ke pasien Memberitahu tujuan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan. L. Daftar Pustaka Arifianto, Aini D. N & Novita D. W. S.(2018). The Effect of Benson Relaxation Technique on a Scale Of Postoperative Pain in Patients with Benign Prostat Hyperplasia at RSUD dr. H SoewondoKendal. Media



Keperawatan



Indonesia,



2(1)



1-9Retrieved



from



https://jurnal.unimus. ac.id/index.php/MKI /article/download/4509/pdf Diakses tanggal 25 April 2019. Benson, H & Aggie C. R., M,S. (2012). Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia. Mubarak, Indrawati & Susanto (2014). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. (2011). Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika Sunaryo, T., & Lestari, S. (2014). Pengaruh Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dada Kiri Pada Pasien Acute Myocardial Infarc Di RS Moewardi Surakarta Tahun 2014. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 4(2), 82–196. https:// doi. org/10.1016/j.compedu. 2014.05.002.This. Diakses tanggal 7 Oktober 2018.



Tucker. S. M,et al. 2012.Standar Perawatan Pasien edisi 7. Jakarta: EGC



Mengetahui Pembimbing Klinik



(



Mahasiswa Praktikan



)



( Chandra Dewi Cahyani)