4 0 539 KB
ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT IMPERATIF BAHASA MANDARIN DALAM KORAN XUN BAO DAN BAHASA INDONESIA DALAM KORAN ANALISA 、印尼祈使句比分析 hànyǔ, yìnní yǔqíshǐjù bǐ jiào fēnxī
SKRIPSI Oleh : JESSICA 110710028
PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT IMPERATIF BAHASA MANDARIN DALAM KORAN XUN BAO DAN BAHASA INDONESIA DALAM KORAN ANALISA 、印尼祈使句比分析 hànyǔ, yìnní yǔ qíshǐjù bǐ jiào fēnxī Skripsi ini diajukan kepada panitia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera UtaraMedanuntuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina Oleh : JESSICA NIM : 110710028
Pembimbing I,
Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si NIP.19600711 198903 2 001
Pembimbing II,
T. Kassa Rullah Adha, SS, MTCSOL
PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
Disetujui Oleh: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
Medan, 06 Agustus 2015 Program StudiS-1 Sastra Cina Ketua,
Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. NIP. 19630109 198803 2 001
Medan, 06 Agustus 2015
PENGESAHAN Diterima Oleh : Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam bidang ilmuSastra Cina Pada : Hari/ Tanggal : Kamis/ 06 Agustus 2015 Pukul
: 11.00 WIB s/d selesai
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan, Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 195110103 197603 1 001 Panitia Ujian No. Nama Tanda Tangan 1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A
(
)
2. Dra. Nur Cahaya Bangun, Msi
(
)
3. Dra. Herlina Ginting, M.Hum
(
)
4. T. Kassa Rullah Adha, SS, MTCSOL
(
)
5. Niza Ayuningtias, SS, MTCSOL
(
ABSTRACT
The title of this thesis is “Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Dalam Koran Xun Bao dan Bahasa Indonesia dalam Koran Analisa”. Generally, students make errors in imperative sentence of Mandarin and bahasa Indonesias well. The aim of this writing is to find outthe differences and the similaritiesof sentence of both languages. The concept used in this thesis are contrastive analysis and imperatives sentence. The methodology used in this thesis is descriptive analysis. The data was taken from Xun Bao and Analisa newspaper edition March 1th, 2015 until March 31th, 2015. The data was analyzed based on the theory of Contrastive Analysis and due to structure of imperative sentence. The results show that imperative sentence have differences more than similarities. The differences are in the subject of the sentence, the verb of the sentence and the imperative’s particle.The similarities of both are only in the meaning of the imperative sentence itself. Key words: Contrastive Analysis, Imperative sentence, Structure
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esaatas berkat dan rahmat yang diberikan-Nya kepada penulis, sehingga dengan segala kemampuan yang ada pada penulis, skripsi ini dapat diselesaikan. Tujuan dari penulisan skripsi yang berjudul Analsis Kontrastif Kalinat Imperatif Bahasa Mandarin dalam Koran Xun Bao dan Bahasa Indonesia dalam Koran Analisaini adalah untuk melengkapi salah satu syarat mendapat gelar Sarjana pada Program Studi Sastra Cina Fakultas IlmuBudaya Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa dalamtulisan ini masih banyak terdapat kesalahan, kekeliruan dan hambatan-hambatan yang disebabkan karena kurangnya pengalaman penulis dalam memahami dan memaparkan tulisan ini. Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan dari semuapihak, penulis akhirnya, dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu sudah sewajarnya penulis mengucapkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis baik moril maupun materil. Untuk itu penulis banyak menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada : 1.
Bpk
Dr.
Syahron
Lubis,
M.A.
selaku
Dekan
Fakultas
Ilmu
BudayaUniversitas Sumatera Utara, beserta Pembantu Dekan I, II, dan III. 2.
Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. selaku Ketua Program Studi Sastra CinaFakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3.
Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan juga selakuDosen Pembimbing I penulis yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya dengan penuh kesabaran untuk membimbing danmembantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. . 4.
Liu FengLaoshi dan T. Kassa Rulla Adha, SS, MTCSOL selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran untuk membimbing dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi penulis khususnya skripsi berbahasa Mandarin.
5.
Seluruh Staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, khususnya dosen Program Studi Sastra Cina yang telah mendidik dan menuangkan ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan, dan tidak lupa kepada kakak Endang yang sabar mengurus proses administrasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
6.
Chen Shu Shu Laoshi, Yu Xue Ling Laoshi, Shen Mi Laoshi, Cao Xia Laoshi, Yang Yang Laoshi, Peng Pai Laoshi, Wang Tian Tian Laoshi, Liu Feng Laoshi selaku dosen-dosen Jinan University, Guangzhou, dan Hanban Republik Rakyat China (RRC) yang selama ini telah sabar mengajarkan ilmunya kepada penulis.
7.
Kedua orang tua tercinta (alm) Bapak dan Mama tersayang yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuhkesabaran, kasih sayang, perhatian dan ketulusan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi ini.
8.
.Keluarga tercinta, kakak penulis Anita dan abang penulis Mike yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan terima
kasih atas dukungan dan perhatiannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9.
Kepada sahabat terbaik Valentine Wijaya, Supeny Susila, Corrine Halim, Steffi Grafer, Lusi Wisudawati, Anita Kusuma, Yuli, Paskah, Wara, Uti, Sanny serta teman-teman penulis mahasiswa/i Sastra Cina stambuk 2009 yang telah menemani dan sama-sama belajar dan berjuang dengan penulis selama ini.Penulis tidak dapat membalas jasa baik yang telah diberikan, hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis meminta, semoga diberi balasan atas kebaikannya selama ini.
10.
Kepada seluruh kakak-kakak senior dan adik-adik kelas yang selalu mendukung penulisan skripsi ini, thank you so much. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita,
jugapenulis
khususnya
dan
pembaca
pada
umumnya.
penulis
juga
senantiasamenerima kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini. Medan, 31Juli 2015 Penulis,
Jessica
DAFTAR ISI ABSTRAK ...............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1.2 Batasan Masalah...................................................................................... 1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 1.5.1Manfaat Teoritis ............................................................................. 1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................................. BAB II 2.1
1 8 8 8 9 9 9
KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA
Konsep..................................................................................................... 2.1.1 Analisis Kontrastif ......................................................................... 2.1.2 Kalimat Imperatif........................................................................... Landasan Teori ........................................................................................
10 10 11 12
2.2.1 Analisis Kontrastif ...................................................................................
13
2.3 Tinjauan Pustaka.........................................................................................
18
2.2
BAB III
3.1 3.2 3.3 3.4 BAB IV
4.1
4.2
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian.................................................................................... Data dan Sumber data ............................................................................. Teknik Pengumpulan data ...................................................................... Teknik Analisis Data ...............................................................................
20 20 21 22
PEMBENTUKAN KALIMAT IMPERATIF BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin ...................................................... 4.1.1 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Subjek ............................................................................................ 4.1.2 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan KataKerja ....................................................................................... 4.1.3 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Partikel Imperatif ........................................................................... Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia ....................................................... 4.2.1 Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Berdasarkan
24 27 28 32 31
4.3
BAB V 5.1
5.2
BAB VI 6.1
6.2
Subjek ............................................................................................ 4.2.2 Kalimat ImperatifBahasa Indonesia Berdasarkan Kata Kerja ...................................................................................... 4.2.3 Kalimat ImperatifBahasa Indonesia Berdasarkan Partikel Imperatif ........................................................................... Perbedaan Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia .....................................................................................
37 37 39 42
PEMBAHASAN Perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia ..................................................................................... 5.1.1 Subjek Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia ........................................................................................ 5.1.2 Kata Kerja Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia ...................................................................................... 5.1.3 Partikel Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia ....................................................................................... PersamaanKalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia .....................................................................................
43 44 45 49 51
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ................................................................................................ 6.1.1 Perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia .....................................................................................54 6.1.2 PersamaanKalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia ..................................................................................... Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
54
56 57 58
ABSTRACT
The title of this thesis is “Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Dalam Koran Xun Bao dan Bahasa Indonesia dalam Koran Analisa”. Generally, students make errors in imperative sentence of Mandarin and bahasa Indonesias well. The aim of this writing is to find outthe differences and the similaritiesof sentence of both languages. The concept used in this thesis are contrastive analysis and imperatives sentence. The methodology used in this thesis is descriptive analysis. The data was taken from Xun Bao and Analisa newspaper edition March 1th, 2015 until March 31th, 2015. The data was analyzed based on the theory of Contrastive Analysis and due to structure of imperative sentence. The results show that imperative sentence have differences more than similarities. The differences are in the subject of the sentence, the verb of the sentence and the imperative’s particle.The similarities of both are only in the meaning of the imperative sentence itself. Key words: Contrastive Analysis, Imperative sentence, Structure
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang mereka anut. Menurut teori struktural, bahasa dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tanda arbitrer yang konvensional yang berkaitan dengan ciri sistem yang bersifat sistematik dan sistemik. Bersifat sistemik karena mengikuti ketentuanketentuan atau kaidah-kaidah yang teratur dan bersifat sistematik karena bahasa itu sendiri merupakan suatu sistem atau subsistem-subsistem (Soeparno, 2002: 1). Setiap bangsa di dunia memiliki bahasanya masing-masing untuk memudahkan komunikasi antar sesama masyarakatnya. Bahasa-bahasa tersebut memiliki sistem bahasa yang berbeda-beda. Sistem bahasa yang berbeda itu ditunjukkan dengan adanya tata bahasa yang berbeda-beda dari masing -masing bahasa. Adanya sistem yang berbeda antara suatu bahasa dengan bahasa yang lainnya menunjukkan bahwa bahasa bersifat unik. Bahasa dikatakan bersifat unik karena setiap bahasa mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya (Chaer, 2003). Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa baik sebagai sarana komunikasi, sarana integrasi dan adaptasi, maupun yang paling penting adalah
sebagai sarana untuk memahami orang lain, maka banyak orang yang mempelajari bahasa dari negara-negara lain atau yang sering disebut sebagai bahasa asing. Bahasa yang biasanya ingin dipelajari oleh seseorang adalah bahasa dari negara maju ataupun negara yang mempunyai pengaruh dalam dunia internasional, salah satunya adalah negara dengan China bahasa Mandarinnya. Dewasa ini bahasa Mandarin menjadi bahasa asing yang banyak diminati oleh orang Indonesia, baik pelajar, mahasiswa maupun orang biasa yang memang tertarik dengan Bahasa Mandarin. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa Mandarin dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk melanjutkan studi di Negara China atau sebagai pengantar bahasa pada perusahaan-perusahaan China yang ada di luar negara China. Jadi, untuk memahami jalan pikiran orang China salah satunya adalah dengan cara memahami bahasa China (Mandarin). Penulis sebagai pembelajar bahasa Mandarin yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa ibu cukup mengalami hambatan atau kesulitan. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan diantara kedua bahasa tersebut. Keinginan penulis untuk mengatasi hambatan atau kesulitan tersebut, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas salah satu jenis kalimat di dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, serta mencoba untuk membandingkannya di dalam karya tulis ini. Adapun jenis kalimat yang ingin penulis bandingkan adalah jenis kalimat imperatif bahasa Mandarin dengan kalimat imperatif bahasa Indonesia yang ditinjau dari struktur dan makna, serta mencoba membahas perbedaan dan persamaan antara keduanya.
Alwi (2003:353) mengemukakan bahwa, “kalimat dalam bentuk sintaksisnya dibagi atas kalimat deklaratif, kalimat interogatif, Kalimat eksklamatif, dan kalimat imperatif”. Kalimat deklaratif merupakan kalimat yang berbentuk pernyataan yang dapat berbentuk narasi, argumentasi, informasi, atau deskripsi. Kalimat interogatif atau kalimat tanya pada dasarnya dibedakan dari tanda tanya yang menyertai kalimat tersebut. Kalimat eksklamatif isinya menyatakan perasaan kagum dan heran. Sementara itu, kalimat imperatif ditekankan sepenuhnya terhadap perintah yang titik acuannya lebih kepada objek yang dimaksud. Secara konstruksional, kalimat imperatif diawali dengan verba dasar yang perannya lebih bersifat menyuruh seseorang, yang identik dengan aktifitas manusia untuk bertindak. Konstruksi kalimat imperatif bahasa Mandarin tentu saja memiliki perbedaan dengan konstruksi kalimat imperatif bahasa Indonesia karena kedua bahasa tersebut memiliki sistem bahasa yang berbeda dan berasal dari rumpun bahasa yang berbeda pula. Bahasa Mandarin merupakan bagian dari kelompok Thai-Cina (dalam rumpun bahasa Sino-Tibet) sedangkan, bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia yang berasal dari varian Bahasa Melayu (sebuah bahasa yang berasal dari rumpun Bahasa Austronesia) (Poltak 2013: 25). Perbedaan itulah yang pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan dan hambatan para pembelajar bahasa Mandarin khususnya dalam menghasilkan kalimat imperatif. Dalam memahami kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam proses belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing
diperlukan analisis kontrastif (anakon). Tarigan (1992: 4) mengemukakan bahwa, “Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa pertama dengan struktur bahasa kedua untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa”. Perbedaanperbedaan antara dua bahasa, yang diperoleh dan dihasilkan melalui Analisis kontrastif,
dapat
digunakan
sebagai
landasan
dalam
meramalkan
atau
memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa, terlebih-lebih dalam belajar bahasa kedua . Menurut Verhaar (2006: 257), semua bahasa memiliki siasat atau strategi untuk membuat orang yang disapa melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai dengan isi ujaran yang disampaikan pembicara seperti: Pergi (lah)! dalam bahasa Indonesia dan 去 qù! dalam bahasa Mandarin. Tuturan-tuturan tersebut dikenal sebagai kalimat imperatif. Kadar tuturan dalam kalimat imperatif bisa bermacam-macam. Kalimat imperatif yang menyatakan perintah jelas memiliki kadar tuturan yang lebih tinggi, sedangkan kalimat imperatif yang menyatakan permohonan mempunyai tuturan yang rendah. Tinggi rendahnya kadar tuturan pada kalimat imperatif tersebut ditentukan oleh kewenangan (otoritas) serta keterlibatan kedua pembicara. Selain itu, tinggi rendahnya tuturan dalam kalimat imperatif ditandai pula dengan adanya konstituen-konstituen tambahan yang berfungsi menghaluskan perintah, seperti adanya penggunaan partikel imperatif. Wang Li Fang (2009) dalam elektrik jurnal (e-jurnal) nya yang berjudul “Contrastive Study on imperatives in English and Chinese” mengemukakan bahwa “kalimat imperatif bahasa Mandarin dapat dibentuk dari tiga aspek yaitu (1)
penggunaan subjek di dalam kalimat, (2) penggunaan kata kerja dalam kalimat dan (3) pengunaan partikel dalam pembentukan di dalam
kalimat imperatif
bahasa Mandarin”. Berikut ini adalah salah satu contoh kalimat imperatif bahasa Mandarin yang di ambil dari koran Xun Bao No. 142660 (Sabtu, 7 Maret 2014) bagian dialog percakapan cerita pendek. Contoh : 咱(我)
坐
吧
!
zán men(wǒ men)
Zuò
Ba
!
Kita
Duduk
Ayo
!
Ayo kita duduk ! 咱 zán men adalah subjek orang kedua jamak yang mencakupi pembicara dan pendengar dalam percakapan. 我 wǒ men adalah subjek yang dipakai dalam keadaan mencakupi pembicara dan pendengar atau tidak mencakupi pendengar yang mengandung arti “kita”, sedangkan subjek “kita” dalam bahasa indonesia mengandung kedua arti tersebut. Subjek 咱 zán men harus muncul di dalam suatu kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan ajakan. Sedangkan, Alwi (2003: 353-354) mengunkapkan bahwa, kalimat imperatif bahasa Indonesia memiliki ciri formal seperti berikut: intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan; pemakaian partikel penegas, penghalus dan kata tugas ajakan, harapan, permohonan dan larangan; susunan inversi sehingga
urutannya menjadi tidak selalu terungkap predikat-subjek, jika diperlukan; dan pelaku tindakan tidak selalu terungkap. Kalimat imperatif bahasa indonesia yang menyatakan ajakan atau permintaan selalu ditandai dengan kata “Ayo(lah) atau “Mari (lah)”. Hal ini dapat dilihat dari salah satu contoh kalimat imperatif bahasa Indonesia yang di ambil dari koran Analisa No.15025 (Minggu, 22 Maret 2015 ) pada rubrik cerita pendek (cerpen) berikut ini. 1.
Ayo (lah) (kita) masuk! Dengan berbagai siasat atau cara dalam memanifestasikan aktivitas
memerintah, membuktikan bahwa kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dipilihnya pengontrasan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia dalam penelitian ini karena kedua bahasa tersebut memiliki struktur bahasa yang berbeda dan sangat menarik dikaji lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan-perbedaan apa saja yang ada didalamnya, walaupun tak tertutup kemungkinan adanya persamaan ataupun kemiripan diantara kedua bahasa tersebut. Koran merupakan salah satu alat komunikasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat untuk mendapatkan berbagai informasi yang relatif praktis dan ekonomis.Informasi yang di peroleh dari koran juga dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mengembangkan baik bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia. Walaupun penggunaaninternet sudah meluas tetapi koran tidak pernah ditinggalkan orang, terutama para lansia.Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan koran juga cukup pesat denganberbagai nama terbitan koran. Namun, koran yang penulis ambiluntuk
penelitian inadalah koranXun Bao untuk bahasa Mandarin dan koran Analisa untuk bahasa Indonesia. Koran Xun Bao adalah salah satu koran terbitan kota Medan yang didalamnya menggunakan bahasa Mandarin dan penulisannya juga menggunakan aksara China. Sebenarnya di Kota Medan ada kurang lebih 3 (tiga) jenis koran berbahasa Mandarin tetapi penulis memilih koran Xun Bao dikarenakan di dalam koran ini terdapat cerita – cerita pendek yang ditulis oleh pengguna bahasa Mandarin. Sedangkan, koran Analisa merupakan koran berbahasa Indonesia yang terbesar di kota Medan, yang terbit tujuh kali dalam seminggu serta memiliki edisi khusus rubrik cerita pendek yang terbit setiap minggunya. Cerita pendek (cerpen) merupakan karangan fiktif yang isinya sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh. Selain itu, cerita pendek (cerpen)dapat memberikan kesan tunggal, yang sedemikian rupa yang dituangkan ke dalam dialog – dialog tunggal. Di dalam dialog- dialog tersebut, penulis menemukan banyak kalimatkalimat imperatif. Untuk itulah penulis merasa tertarik menjadikan koran sebagai objek dari penelitianskripsi yang selanjutnya akan dijabarkan dalam bab pembahasan berdasarkan struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia. Kalimat-kalimat imperatif rubrik cerita pendek (cerpen) yang akan dibahas pada penelitian skripsi ini dimulai sejak tanggal 01 Maret 2015 sampai dengan tanggal 31 Maret 2015 (selama satu bulan).
1.2
Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak meyimpang dari pokok pembahasan dan untuk
mengarahkan penelitian ini lebih terfokus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, peneliti membatasi masalah. Konsentrasi penelitian adalah analisis kontrastif struktur kalimat imperatif 祈使句 qíshǐjù bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia yang diambil dari rubrik 市井故事 shìjǐng gùshì (cerita pendek) Koran Xun Bao dan koran Analisa yang ditinjau dari penggunaan subjek, kata kerja dan partikel impertif pada kalimat imperatif dari kedua bahasa tersebut selama 1 (satu) bulan penerbitan yaitu dari tanggal 01 Maret 2015 sampai dengan 31 Maret 2015.
1.3
Rumusan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan pada latar belakang
masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarindalam koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa?
2.
Bagaimana persamaan kalimat imperatif bahasa Mandarindalam koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa?
1.4
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikanperbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarindalam koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa.
2.
Mendeskripsikanpersamaan kalimat imperatif bahasa Mandarindalam koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa.
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian analisis
kontrastif kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, adalah: 1.
Memberikan pengetahuan tambahan dan cakrawala baru kepada masyarakat luas, para pembaca, peneliti dan sesama mahasiswa tentang struktur, perbedaan dan persamaan kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
2.
Menjadi salah satu rujukan terhadap penelitian sejenis untuk penelitian kebahasaan lainnya.
1.5.2 Manfaat Praktis Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian analisis kontrastif kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, adalah: 1.
Mengetahui pembentukan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia secara baik dan benar sehinggga dengan memahami perbedaan tata bahasa dari kedua bahasa tersebut dapat mempermudah pembelajaran bahasa tersebut.
2.
Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran untuk bahan pengetahuan dalam pembahasan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia lainnya.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini agar ditemukan hasil yang sesuai dengan judul penelitian, dan tinjauan pustaka.
2.1
Konsep Penggunaan konsep dalam sebuah penelitian sangat diperlukan. Konsep
dapat dijadikan batasan penelitian yang akan dilakukan. Sesuai dengan judul yang diambil dalam penelitian ini, maka konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kontrastif, kalimat imperatif.
2.1.1 Analisis Kontrastif Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam pembahasan atau uraian. Pembahasan adalah proses atau cara membahas yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian dikupas, dikritik, diulas dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami. Moeliono (2000: 32) menjelaskan bahwa, “analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Sedangkan,
kontrastif diartikan sebagai perbedaan atau pertentangan antara dua hal. Perbedaan inilah yang menarik untuk dibicarakan, diteliti, dipahami. Moeliono (2000: 32) juga menjelaskan bahwa, “kontrastif diartikan sebagai bersifat membandingkan perbedaan”. Istilah kontrastif lebih dikenal dalam ranah kebahasaan (linguistik). Sehubungan dengan ini kemudian muncul istilah linguistic contrastif yang merupakan cabang ilmu bahasa. Linguistik kontrastif membandingkan dua bahasa dari segala komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil penemuan itu dapat diduga adanya penyimpangan-penyimpangan, pelanggaranpelanggaran
atau
kesalahan-kesalahan
yang
mungkin
dilakukan
para
dwibahasawan (orang yang mampu menggunakan dua bahasa secara baik).
2.1.2 Kalimat Imperatif Kalimat didefinisikan sebagai suatu susunan kata-kata yang teratur dan berisi pikiran yang lengkap (Chaer, 2003: 240). Definisi seperti ini sama halnya seperti yang dikatakan oleh Alwi bahwa, kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (2003: 311). Mengingat bahwa kalimat memuat pesan yang utuh, maka apa yang teramanatkan dalam kalimat sewaktu berlangsungnya “peristiwa cakapan” atau dialog menuntut suatu pernyataan pikiran yang pasti atau tegas. Jadi kepastian atau ketegasan pikiran akibat dari berlangsungya “peristiwa cakapan” atau dialog merupakan tujuan yang pokok. Peristiwa semacam ini dapat dikatakan berlaku
pada setiap tipe kalimat. Salah satu diantara sekian tipe kalimat tersebut adalah kalimat imperatif. Menurut Kang (2011:25) Kalimat imperatif bahasa mandarin adalah kalimat yang mengarah kepada perintah , permohonan kepada pendengar agar melakukan apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan. Markhamah (2009: 71) mengungkapkan bahwa, kalimat imperatif bahasa Indonesia berisikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Berkaitan dengan kalimat imperatif, dalam bukunya Ramlan (2005: 39-40) menyebutnya sebagai kalimat suruh dan berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 1) kalimat suruh yang sebenarnya, 2) kalimat persilahan, 3) kalimat ajakan, dan 4) kalimat larangan. Dengan demikian, persoalan kalimat imperatif secara konsep dapat dikatakan menyangkut adanya pernyataan yang tegas dari pihak pembicara dan adanya reaksi atau tanggapan yang pasti dari pihak lawan pembicara. Tipe kalimat imperatif dapat dikenali berdasarkan penentu wujudnya, baik yang bersifat morfologis maupun yang bersifat sintaktis, atau merupakan gabungan antar penentu wujud tersebut.
2.2
Landasan Teori Dua bahasa yang berasal dari rumpun bahasa yang berbeda, dapat
dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis kontrastif. Teori yang digunakan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin adalah teori Analisis Kontrastif dengan pendekatan Tata bahasa. Berikut adalah landasan teori yang digunakan penulis untuk menganalisis rumusan masalah yang dikemukakan di dalam penelitian ini.
2.2.1 Analisis Kontrastif Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, yaitu aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa pertama dengan struktur bahasa kedua untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa. Analisis kontrastif dikembangkan dan dipraktikkan pada tahun 1950-an dan 1960-an, sebagai suatu aplikasi linguisik struktural pada pengajaran bahasa, dan didasarkan pada asumsi-asumsi berikut ini. 1.
Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa baru disebabkan oleh inteferensi dari bahasa pertama.
2.
Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diprakirakan oleh analisis kontrastif.
3.
Materi atau bahan pengajaran dapat memanfaatkan analisis kontrastif untuk mengurangi efek-efek interferensi. (Richard [et al] 1987: 63 dalam Tarigan 2009:5)
Analisis kontrastif dalam kajian linguistik adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu dapat terlihat (Lado dalam Pranowo 1996: 42). Pada proses perbandingan sendiri adalah suatu hal yang memungkinkan untuk menemukan persamaan atau perbedaan. Analisis kontrastif berkaitan dengan dua aspek penting, yakni aspek linguistik dan aspek psikolinguistik. Aspek linguistik berkaitan dengan masalah perbandingan dua bahasa. Dalam hal ini, tersirat dua hal penting, yaitu (1) apa yang akan diperbandingkan, dan (2) bagaimana cara memperbandingkannya. Aspek psikolinguistik, analisis kontrastif menyangkut kesukaran belajar, cara menyusun bahan pengajaran, dan cara menyampaikan bahan pengajaran (Tarigan 1992: 12). Analisis kontrastif merupakan cabang dari ilmu linguistik, sehingga seringkali disebut sebagai linguistik kontrastif. Linguistik kontrastif berbeda dengan
linguistik
komparatif
walaupun
keduanya
adalah
kegiatan
membandingkan dua bahasa.Perbedaan kedua analisis tersebut dapat dilihat pada kutipan dibawah ini seperti yang diuraikan oleh Tarigan (1992:226) “Linguistik komparatif ingin mengetahui persamaan dan perbedaan antara bahasabahasa yang diperbandingkan. Linguistik kontrastif hanya meneliti perbedaanperbedaan atau ketidaksamaan-ketidaksamaan yang menyolok yang terdapat pada dua bahasa atau lebih, sedangkan persamaan- persamaannya tidak begitu dipentingkan atau diperhatikan. Kesamaan-kesamaan yang terdapatdianggap sebagai hal yang biasa, hal yang umum saja.”
Melalui analisis kontrastif, hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran bahasa sehingga dapat mengurangi kesalahan-kesalahan atau pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan oleh pelajar kedua bahasa tersebut. Seperti yang dijelaskan Pateda (1989: 18) “Analisis
kontrastif
merupakan
pendekatan
dalampengajaran
bahasa
yangmenggunakan teknikmembandingkan antara bahasa ibu (B1) dengan bahasasasaran (B2) sehingga guru dapat meramalkan kesalahan siswa dan siswa dapatsegera
menguasai
bahasa
yang
sedang
dipelajari.
Memperkecil
kemungkinanterjadinya kesalahan penggunaan dua bahasa tersebut merupakan salah satu fungsi penelitian menggunakan teori analisis kontrastif.” Untuk memperbandingkan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia khususnya kalimat imperatif maka penulis menggunakan teori kontrastif seperti yang dikatakan Brown dan Ellis dalam Indihadi(diakses pada 27 November 2014),terdapat empat langkah kerja dalam menggunakan analisis kontrastif yaitu: “1. Mendeskripsikan sistem atau unsur-unsur bahasapertama (B1) dan bahasa kedua (B2). 2. Menyeleksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) yang akan dibandingkan atau dianalisis. 3.
Mengontraskan sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) dengan cara memetakan unsur-unsur dari keduabahasa yang dianalisis.
4. Memprediksi sistem atau unsur-unsur bahasa (B1 dan B2) untuk keperluan pengajaran bahasa di sekolah.” Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat dikatakan bahwa analisis kontrastifmerupakan ilmu linguistik yang bersifat membandingkan dan bertujuan menemukan serta mendeskripsikan perbedaan-perbedaan dan persamaanpersamaan yang terdapat antara dua bahasa dari rumpun yang berbedaHasil perbedaan dan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana pengajaran atau bahan ajar bagi pengajar bahasa kedua. Penggunaan teori ini dapat pula sebagai acuan bagi pelajar bahasa kedua agar dapat memperkecil kesalahan yang dapat terjadi. Selain itu, pendekatan yang digunakan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan kalimat Imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia penulis, menggunakan pendekata tata bahasa khususnya bagaimana struktur / tata kalimat dari kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia . Tata bahasamerupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa itu meliputi bidang-bidang: tata bunyi (fonologi), tata bentuk (morfologi), dan tata kalimat (sintaksis). Tata bahasa yang bersifat normatif (umum) adalah jenis yang dipakai dalam pengertian seharihari. Jenis tata bahasa ini disusun berdasarkan gejala-gejala bahasa umum yang dipakai oleh kebanyakan orang dalam suatu masyarakat (Keraf, 1984: 28). Setiap bahasa memiliki aturan tata arubahasanya sendiri, begitu juga dengan bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Kedua bahasa inimemiliki tata bahasa yang berbeda. Menurut Yuan Yu Lin dalam buku 用代法
shíyòng xiàndài hànyǔ yǔfǎ menjelaskan bahwa, terdapat perbedaan subjek orang pertama jamak kalimat imperatif bahasa mandarin antara 咱 zán mendan 我 wǒ men. 咱 zán men adalah subjek orang kedua jamak yang mencakupi pembicara dan pendengar dalam percakapan. 我 wǒ men adalah subjek yang dipakai dalam keadaan mencakupi pembicara dan pendengar atau tidak mencakupi pendengar yang mengandung arti “kita”. Subjek 咱 zán men harus muncul di dalam suatu kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan ajakan. Sedangkan Alwi (2003: 353-354) mengungkapkan bahwa, subjek orang kedua kalimat imperatif “kita” dalam bahasa indonesia mengandung kedua arti tersebut dan pelaku tindakan selalu tidak terungkap.
3.3
Tinjauan Pustaka Berikut adalah beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik
penelitian ini.
Tommy Tandy (2011) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin, menemukan teknik dan metode penelitian membandingkan bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Selain itu peneliti juga menemukan perbedaan dan persamaan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Dalam penelitian ini melalui pendekatan tata bahasa diungkapkan bahwa makna dari kelima jenis kalimat tanya dalam bahasa Inggris dan bahasa Mandarin adalah sama, selain itu dalam memberikan jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan, bentuk jawaban dari kelima jenis kalimat tanya tersebut adalah menggunakan kata “ya” dan “tidak”. Namun ciri-ciri dari setiap jenis kalimat tanya dalam bahasa Inggris maupun bahasa Mandarin berbeda. Penelitian ini sangat membantu penulis dalam memahami penerapan teori Analisis Kontrastif. Penelitian yang dilakukan oleh 李圃 Lǐ pǔ(2010) yang berjudul 现代汉语 功 能 祈 使 句 研 究 xiàndài hànyǔ gōngnéng qíshǐjù yánjiū
yaitu Analisis
Penggunaan Kalimat Imperatif dalam Bahasa China Modern mengungkapkan, penggunaan kalimat imperatif dalam bahasa Cina modern menurut fungsinya terbagi dalam beberapa jenis kalimat. Kalimat imperatif bahasa cina modern ada yang berbentuk pernyataan positif dan ada juga yang bebrbentuk penyataan negatif. Kalimat imperatif bahasa China modern dianalisis dari segi fungsi, karakteristik, struktur dan makna kata dalam suatu kalimat. Penelitian ini sangat
membantu penulis dalam memahami struktur kalimat imperatif, khususnya struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin. Fauzi Fahmi F.N (2010) dalam skripsinya Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, melakukan penelitian yang bersifat kontrastif dengan menekankan aspek sintaksis. Selain itu, juga mendeskripsikan pola-pola pembentukkan kalimat imperatif bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta menjelaskan persamaan dan perbedaan kalimat imperatif bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Penelitian ini membantu penulis dalam memahami pola-pola atau struktur pembentukan kalimat imperatif bahasa Indonesia. Rahardi (2005) dalam bukunya yang berjudul Kesantunan Imperatif Dalam Bahasa Indonesia membicarakan, kalimat imperatif. Beliau mengatakan bahwa, kalimat imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana yang diinginkan si penutur. Dalam buku ini, penulis belajar sangat banyak terkait maksud atau makna setiap kalimat imperatif yang ada di dalam bahasa Indonesia.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
3.3
Metode Penelitian Menurut Surakhmad (1995: 147),
metodologi penelitian merupahkan
suatu langkah kerja dalam sebuah kegiatan penelitian yang diawali dengan perencanaan,pengumpulan data-data,analisis data, kemudian tahap kesimpulan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaansejelas mungkin. Tujuan utama digunakannya metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
3.4
Data dan Sumber data Data utama yang di ambil untuk melengkapi penelitian ini adalah semua
data yang terdapat pada Koran Xun Bao dan Koran Analisa. Kalimat – kalimat imperatif
bahasa Mandarin yang terdapat dalam Koran Xun Bao 市 井 故 事
shìjǐng gùshì
(rubrik cerita pendek) dan kalimat- kalimat imperatif
bahasa
Indonesia pada Koran Analisa rubrik cerita pendek tersebut merupakan data – data
yang sangat dibutuhkan untuk bahan penelitian ini. Sumber data utama penelitian ini adalah Koran Xun Bao 市井故事 shìjǐng gùshì (rubrik cerita pendek) dan Koran Analisa rubrik cerita pendek.Koran Xun Bao dan Koran Analisa ini merupakan koran yang telah dipilih dari satu bulanpenerbitan, yang diambil untuk contoh pada tanggal 1Maret 2015 sampai 31 Maret 2015 karena peneliti menemukan banyak kalimat imperatif yang dapat diteliti dari segi struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin dan kalimat imperatif bahasa Indonesia . Data dan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku – buku yang berhubungan dengan struktur kalimat imperatif
bahasa Mandarin dan
bahasa Indonesia sertabuku – buku ataupun jurnal -jurnal yang berhubungan dengan judul penelitian ini.
3.5
Teknik Pengumpulan data Untuk lebih mendapatkan data-data yang berhubungan dengan judul ini,
maka penulisan melakukan pencarian data (survey buku) yakni menghimpun datadata dari berbagai perpustakaan atau Library Research, yang merupakan suatu kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian ini. Hal yang dikutip dari kepustakaan ini adalah mengutip masalah yang berkaitan dengan topik ini, teori-teorinya dan penarikan kesimpulan serta saran yang ada.
Langkah – langkah pengumpulan data, yaitu : 1.
Mengumpulkan Koran Xun Bao 市井故事 shìjǐng gùshì (rubrik cerita pendek) dan Koran Analisa rubrik cerita pendek (cerpen) dalam satu bulan dari edisi 1 Maret 2015 sampai 31 Maret 2015.
2.
Menggaris bawahi
kalimat imperatif
bahasa Mandarin dan kalimat
imperatif bahasa Indonesia untuk menemukanperbedaan dan persamaan struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. 3.
Mengelompokkan atau mengklasifikasikannya Data-data dan bahan-bahan pustaka untuk penelitian ini diperoleh dari :
1.
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
2.
Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Sastra China Universitas Sumatera Utara .
3.
Internet
4.
Jurnal – Jurnal yang terkait dengan judul
3.6
Teknik Analisis Data Data yang diambil dari buku-buku kepustakaan ini serta referensinya
dianalisis untuk mendapatkan saran dan kesimpulan. Cara menganalisis data yang sudah dikumpulkan yaitu sebagai berikut : 1.
Data yang sudah dikelompokkan di analisis per satuan kalimat sehingga peneliti menemukan perbedaan dan persamaan struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
2.
Kalimat – kalimat imperatif tersebut di masukkan ke dalam struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin yang benar berdasarkan teori Yuan Yu
Lin dan struktur kalimat imperatif bahasa Indonesia yang benar berdasarkan teori tata bahasa baku bahasa baku yang ditulis oleh Hasan Alwi. Dalam
kedua teori ini struktur kalimat imperatif
menyatakan
kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia dapat ditinjau dari penggunaan subjek, kata kerja dan partikel imperatif. 3.
Dari tahap kedua itu dapat dilihat bahwa adanya kalimat persamaan dan perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dalam Koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa.
4.
Membandingkan (mengkontraskan) data-data lalu mencari perbedaandan persamaan struktur kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
5.
Menarik
kesimpulan
berdasarkan
hasil
temuan
perbedaan
dan
persamaanantara kalimat tanya kedua bahasa tersebut dan dideskripsikan sebagai hasil penelitian.
BAB IV PEMBENTUKAN KALIMAT IMPERATIF BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA
Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai pembentukan kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan dalam batasan masalah, penelitian ini akan membahas mengenai pembentukan kalimat Imperatif yang ditinjau dari penggunaan subjek , kata kerja dan partikel imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia . Masingmasing kalimat imperatif dalam kedua bahasa memiliki struktur pembentukan yang berbeda. Sehingga nantinya dapat terlihat perbedaan dan persamaan yang kemudian akan dibahas pada bab selanjutnya. 4.1
Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Yuan Yu Lin dalam buku 用代法 Shíyòng xiàndài hànyǔ yǔfǎ
menjelaskan bahwa, kalimat imperatif bahasa mandarin adalah kalimat yang menyatakan perintah dan permohonan, yang meliputi seseorang atau dirinya sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kalimat imperatif bahasa Mandarin berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi 4 (empat) golongan yaitu
1.
Kalimat imperatif yang menyatakan perintah Contoh: 1.
站起来! Zhàn qǐlái! Berdirilah
2. 让他进来! Ràng tā jìnlái! Biarkandiamasuk! 3.
2.
快去救火! Kuài qù jiùhuǒ! Mari selamatkan api!
Kalimat imperatif yang menyatakan permintaan atau permohonan Contoh : 4.
您请坐啊! Nín qǐng zuò a! Silakan Anda duduk!
5. 这 个 问 题 你 来 Zhège wèntí nǐ lái huídá ba! Pertanyaan ini tolong
回
答
吧
kamu
6. 帮帮我的忙吧! Bāng bāng wǒ de máng ba! Tolong bantu saya! 3.
Kalimat imperatif yang menyatakan larangan Contoh: 7.
别动! Bié dòng! Jangan bergerak!
8. 不要随便说话! bùyào suíbiàn shuōhuà! Jangan sembarangan bicara! 4.
Kalimat imperatif yang menyatakan nasehat Contoh : 9.
要好好听老师的话啊! Yào hǎo hǎo tīng lǎoshī dehuà a! Haruslah mendengarkan perkataan guru dengan baik
!
jawab!
Kalimat imperatif bahasa Mandarin
positif menyatakan perintah,
permohonan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan, kalimat imperatif bahasa Mandarin negatif menyatakan suruhan kepada seseorang untuk tidak melakukan sesuatu. Contoh: 10.
拿着 Na zhe! Peganglah!
11.
快跑! Kuàipǎo! Berlarilah!
12.
照片挂得再高一点! Zhàopiàn guà dé zài gāo yīdiǎn! Tolong pasangkan fotonya lebih tinggi!
Biasanya kalimat imperatif negatif bahasa Mandarin menggunakan partikel imperatif
“”、“不要” untuk menyatakan suruhan tentang apa yang
tidak seharusnya dilakukan. Contoh: 13.
14.
喝了! Biéhēle Jangan minum lagi! 不要相信他! Bùyào xiāngxìn tā! Jangan percaya dengan dia!
Berdasarkan contoh-contoh kalimat imperatif bahasa Mandarin diatas, dapat terlihat bahwa ada (3) tiga unsur penting dalam pembentukan struktur kalimat imperattif bahasa Mandarin yaitu berdasarkan subjek, kata kerja dan penggunaan partikel imperatif
4.1.1 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Subjek Penggunaan subjek kalimat imperatif bahasa Mandarin ada yang dapat dihilangkan dan ada yang harus muncul di dalam suatu kalimat imperatif.Subjek kalimat imperatif sering dihilangkan apabila mengandung arti orang kedua tunggal maupun orang kedua jamak yaitu “你 nǐ ”(kamu),“你 nǐmen”(kalian). Contoh :15.(你)坐! (Nǐ)qǐng zuò ! Silahkan (kamu) duduk! 16.(你)来! (Nǐ)guòlái! (Kamu) kemarilah! Suatu subjek kalimat imperatif harus dituliskan apabila: a.
Menyatakan orang pertama jamak “咱 zánmen” Contoh: 17. 咱坐吧! zánmen zuò ba! Mari kita duduk!
b.
Menyatakan orang kedua dengan sebutan “您 nín”yang berarti orang lebih tua. Contoh: 18. 您坐儿吧! Nín qǐng zuò zhè'er ba! Silakan kamu duduk disini!
c.
Menyatakan suatu kalimat perintah majemuk Contoh: 19. 我扫地,你擦窗! Wǒ sǎodì, nǐ cā chuāng! Saya menyapu, kamu mengelap meja!
Selanjutnya berdasakan penjelasan Wang (2009) struktur pembentukan kalimat imperatif bahasa Mandarin memiliki aspek utama yaitu penggunaan subjek, kata kerja dan partikel imperatif yang akan penulis jelaskan lebih rinci dibawah ini.
4.1.2 Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Kata Kerja Wang mengungkapkan bahwa, ada tujuh syarat utama pembentukan kata kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin. Sebagian besar kata kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin memilki arti memerintah, memohon agar melakukan sesuatu, baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan oleh pembicara. Oleh karena itu, kata kerja bahasa Mandarin yang digunakan adalah beberapa kata kerja tertentu yang dikelompokan oleh Yuan dalam buku 用代 法 shíyòng xiàndài hànyǔ yǔfǎ. Kata kerja tersebut biasanya merupakan kata kerja perbuatan atau tindakan yang bersifat konkret. Berikut ini adalah syarat pembentukan kata kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin antara lain: 1.
Kata kerja seperti :醒 xǐng, (bangun), tán (berbicara), 宣布 xuānbù (mengumumkan),
反
biǎoshì(menunjukan),
映
明
fǎnyìng(menrefleksikan), shuōmíng(mendeskripsikan),
表 活
示
huódòng(melakukan kegiatan), 察 guānchá (menginvestigasi), 重 复 (mengulangi) chóngfù, 打听 dǎtīng(mendengar), 打分 dǎfēn (menilai)。 Kata kerja tersebut tidak dapat berdiri sendiri di dalam kalimat imperatif
melainkan harus terjadi pengulangan atau penambahan kata bilangan.“ 一 下”dibelakangnya. Contoh: 20.
醒一下! Xǐng yīxià! Bangunlah!
21 方的代表来了,你/一下吧! Duìfāng de dàibiǎo láile, nǐmen tán tán/yīxià ba! Perwakilan pihak lawan sudah datang, Silakan kalian bicarakan!
2.
Kata kerja seperti : “仰 yǎng (percaya), 站 zhàn (berdiri) , 躺 tǎng (berbaring), 跪 guì (berlutut), 伸 shēn (mengulurkan), pā(berbohong), 呆 dāi(tinggal), gē menempatkan), 托 tuō(memegang), 扶 fú (memapah), jǔ (mengangkat), 捧 pěng (mengenggam), lǒu 、 (memeluk),披 pī(meletakan), jì(mengingat).merupakan
kata kerja
yang bersifat permohonan , yang harus ada penambahan kata “ 着 ” dibelakangnya。 Contoh:22. 跪着! Guì zhe! Berlututlah! 23. 扶着! Fú zhe! Topanglah! 3.
Kata kerja seperti :合 hé (menyatu), tuán (berkumpul), 关 guān (menutup), 塞 sāi (menyumbat), 盖 gài (menutup), 存 cún (meninggalkan), 藏
cáng
(menyembunyikan),
避
bì
(menghidupkan),
duǒ
(menyembunyikan) 、 住 zhù (tinggal), 渡 dù (menyebrangi), qí (menaiki), 出 chū (keluar), 回 huí(kembali), guò (melewati), 起 qǐ (angkat). Kata kerja tersebut harus ditambah dengan pelengkap “ bǔ yǔ” Kata pelengkap bahasa mandarin dapat berupa 来 lái, 上 shàng, 去 qù dan lain lain。 Contoh:24. 站起来! Zhànqǐlái! Berdirilah !
25. 藏起来! Cáng qǐlái! Bersembunyilah!
Kata kerja seperti 决定 juédìng (memutuskan), lǐngdǎo (memimpin),
4.
批 准 pīzhǔn (mengkritik), fùzé (bertanggung jawab), 代 理 dàilǐ (mengambil alih), 代 表 dàibiǎo (mewakili). Kata kerja tersebut yang menyatakakan kewajban dan tanggung jawab. Untuk itu kemunculan kata kerja tersebut harus disertai dengan penggunaan subjek di dalam suatu kalimat imperatif . Contoh: 26.你! Nǐfùzé! Kamu bertanggung jawablah!
27. 你批准吧!
Qǐng nǐ pīzhǔn ba!
Silakan kamu kritik!
5
Kata kerja seperti 禁 止 Jìnzhǐ (melarang), 逼 bī(mematuhi), chǔfá(menghukum), 救 jiù(menolong), 帮 助 bāngzhù (membantu), 替 tì(mengganti),养活 yǎnghuo(mendukung),教 qǐngjiào (mengajari),加入
jiārù (memasuki), 生 shēngchǎn(memproduksi). Kata kerja tersebut menyatakan untuk melakukan tindakan kepada seseorang. Untuk itu, kemunculan kata kerja tersebut harus disertai dengan penggunaan objek di dalam suatu kalimat imperatif. Contoh:28. 帮助你弟弟!
Bāngzhùnǐdìdì! Bantulah adikmu!
6.
Kata kerja seperti : 教 qǐngjiào (mengajari), 理 jiǎnglǐ (memberi alasan), 道歉 dàoqiàn (meminta maaf), 罪 péizuì (memaafkan), 吵 chǎo (bertengkar) , 要求 yāoqiú (minta), 求 qǐngqiú (mohon) , 接 jiētóu (menghubungkan), 接洽 jiēqià (berhubungan). Kata kerja tersebut harus ditambahi dengan kata keterangan atau 状 zhuàngyǔ Kata kerja yang ditambahi dengan kata keterangan 状 zhuàngyǔ menyatakan permintaan terhadap pihak lain untuk ikut terlibat dalam suatu tindakan. Kata keterangan 状 zhuàngyǔ yang sering digunakan adalah 跟 gēn, duì, 向 xiàng. Contoh: 29. 跟他道理! Gēn tā jiǎng dàolǐ! Nasehatilah dia!
7.
Kata kerja seperti: 迎 huānyíng (mempersilakan datang), 出差 chūchāi (dinas keluar kota), 旅行 lǚxíng (bertamasya), 打仗 dǎzhàng (berperang), 演 yǎnxì (berakting). Kata kerja tersebut biasanya merupakan kata kerja yang dapat dijadikan sebagai 句 Lián dòng ju ( kalimat yang
berpredikat ganda). Kata kerja 句 Lián dòng ju ( kalimat yang berpredrikat ganda) yang sering digunakan adalah 去 qù dan 来 lái.
Contoh: 30.去旅行吧! qùlǚxíng ba! Ayo pergi bertamasya! Kata kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin diatas adalah kata kerja kalimat imperatif yang tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus memiliki syarat pembentukan kata kerja untuk menjadi sebuah kalimat imperatif bahasa Mandarin.Selain ketujuh syarat pembentukan kata kerja kalimat imperatif diatas, kata kerja dasar dapat dijadikan kalimat imperatif bahasa Manadrin apabila hanya ditambah partikel imperatif atau tanda seru . Biasanya kata kerja dasar yang dapat dijadikan kalimat imperatif bahasa Mandarin merupakan kata kerja dasar yang berdiri sendiri di dalam kalimat pernyataan maupun kalimat imperatif. Contoh: 31. 去(吧)! qù(ba)! Pergi (lah)!
4.1.3 KalimatImperatif Bahasa Mandarin Berdasarkan Partikel Imperatif Partikel imperatif yang terdapat pada kalimat imperatif bahasa mandarin terbagi atas : 1.
“ qǐng” partikel imperatif yang menyatakan perintah halus, rasa hormat dan memiliki arti “ Silakan” pada bahasa Indonesia。 Contoh:1. 帮忙!
Qǐng bāngmáng! Mohonbantuannya!
2. 指教!
Qǐng zhǐjiào! Mohon sarannya!
2.
“ 要 yào” partikel imperatif memiliki arti “harus “ di dalam bahasa Indonesia dan dapat dijadikan salah satu partikel imperatif wajib dalam kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan perintah . Contoh: 3. 他你要持!
Duì tā, nǐ yào jiānchí! Terhadap dia kamu harus berusaha keras!
4. 要同情他! Yào tóngqíng tā Bersimpatilah terhadap dia!
3. “ bié” atau “不要 bu yào” merupakan salah satu partikel wajib dalam kalimat imperatif negatif atau larangan. memiliki arti “ Jangan (lah)”pada bahasa Indonesia。 Contoh: 5. 喝了!,你快醉了! Bié
hē le!, Nǐ kuài zuì le! Jangan minum lagi ! kamu sudah hampir mabuk!
6. 么傲! Biézhème jiāo'ào! Jangan begitu sombong!
4.
“千万 qiān wàn ”partikel imperatif menyatakan permohonan atau nasehat. Contoh: 7. 千万了匙 qiān wàn bié diūle yàoshi Jangan sekali- kali menghilangkan kunci lagi!
5.
“麻 máfan” partikel kalimat imperatif menyatakan permintaan terhadap seseorang melakukan sesuatu. Contoh:8.麻你,开窗! Máfan nǐ, kāi chuānghù!
Tolong bukakan jendela
6.
“吧 ba” merupakan partikel wajib, yang dapat mengubah suatu kalimat menjadi suatu kalimat yang memiliki mod imperatif. Partikel imperatif “吧 ba” menyatakan kalimat imperatif yang bersifat perintah, permohonan , dan peringatan. Contoh : 9. 回来吧! Huílái ba!
Pulanglah ! 10. 你慢慢看吧!
Nǐ màn man kàn ba!
Kamu lihatlah pelan-pelan 11.
“啊 a” merupakan partikel wajib, yang dapat mengubah suatu kalimat menjadi suatu kalimat yang memiliki mod imperatif. Partikel imperatif “啊 a” menyatakan kalimat imperatif yang bersifat perintah dan desakan. Contoh: 11. 吃啊! Chī a!
Makanlah ! 12. 快来啊! kuài láia!
Datanglah!
4.2
Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Markhamah (2009: 71) mengungkapkan bahwa, kalimat imperatif bahasa
Indonesia berisikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Berkaitan dengan kalimat imperatif, dalam bukunya Ramlan (2005: 39-40) menyebutnya sebagai kalimat suruh dan berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 1) kalimat suruh yang sebenarnya, 2) kalimat persilahan, 3) kalimat ajakan, dan 4) kalimat larangan.
Dengan demikian, persoalan kalimat imperatif secara konsep dapat dikatakan menyangkut adanya pernyataan yang tegas dari pihak pembicara dan adanya reaksi atau tanggapan yang pasti dari pihak lawan pembicara. Tipe kalimat imperatif dapat dikenali berdasarkan penentu wujudnya, baik yang bersifat morfologis maupun yang bersifat sintaktis, atau merupakan gabungan antar penentu wujud tersebut. Lebih lanjut, Ramlan (2005: 39-40) menjelaskan bahwa kalimat imperatif adalah kalimat yang mengandung intonasi imperatif dan menurut ciri formalnya, jenis kalimat imperatif ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi kalimat berita dan kalimat tanya yaitu ditandai dengan penggunaan tanda /!/ pada akhir kalimatnya. Kemudian, Kridalaksana (2008: 104) juga mengatakan bahwa dalam bahasa Indonesia, kalimat imperatif ini biasanya ditandai oleh partikel seru –lah atau kata-kata seperti hendaknya, jangan, dan sebagainya. Dengan kata lain, kalimat imperatif dapat didefinisikan sebagai kalimat yang mengandung perintah atau permintaan agar orang lain melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal yang diinginkan oleh orang yang memerintah. Kalimat yang mengandung perintah itu meliputi suruhan yang keras hingga ke permintaan yang halus. Adapun menurut Alwi (2003: 353) kalimat perintah dan permintaan jika ditinjau dari isinya, dapat dirinci menjadi enam golongan yaitu: 1. Perintah atau suruhan biasa, jika pembicara menyuruh lawan bicaranya berbuat sesuatu. Contoh: 1. Masuk!
2. Tenang, anak-anak! 2. Perintah halus, jika pembicara tampakanya tidak memerintah lagi, tetapi menyuruh mencoba atau mempersilakan lawan bicara sudi berbuat sesuatu. Contoh: 3. Tolong kirimkan kontrak ini! 3. Permohonan, jika pembicara, demi kepentingannya, minta lawan bicara berbuat sesuatu Contoh : 4. Mohon surat ini ditandatangani! 5. Minta perhatian , saudara-saudara! 4. Ajakan dan harapan, jika pembicara mrengajak aatu berharap lawan bicara berbuat sesuatu. Contoh : 6. Mari kita makan 7. Harap duduk dengann tenang! 5. Larangan atau perintah negatif, jika pembicara menyuruh agar jangan dilakukan sesuatu. Contoh : 8. Janganlah keluar! 9. Jangan membaca di tempat yang gelap! 6. Pembiaran, jika pembicara minta agar jangan dilarang. Contoh : 10. Biarlah saya pergi dulu, kamu tinggal disini! Masih menurut Alwi (2003: 353-354) bahwa kalimat imperatif memiliki ciri formal seperti berikut: intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan; pemakaian partikel penegas, penghalus dan kata tugas ajakan, harapan, permohonan dan larangan; susunan inversi sehingga urutannya menjadi tidak
selalu terungkap predikat-subjek, jika diperlukan; dan pelaku tindakan tidak selalu terungkap. Selanjutnya, dalam Alwi (2003: 336) menjelaskan bahwa, “Kalimat imperatif bahasa Indonesia, tentu saja berbeda dengan kalimat berita dan kalimat tanya. Perbedaan tersebut terletak pada intonasi, tanda baca, dan partikel yang digunakan, dan pola kalimatnya”. Untuk itu, penulis merasa tertarik membahas pembentukan kalimat imperatif
bahasa Indonesia dari
penggunaan subjek , kata kerja dan partikel imperatif.. 4.2.1 Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Berdasarkan Subjek Alwi (2003: 353) mengemukakan bahwa, pelaku tindakan dalam kalimat imperatif bahasa indonesia tidak selalu terungkap. Pelaku tindakan akan terungkap apabila kalimat imperatif yang mengarah kepada rasa hormat seperti kalimat 11 Kata Ayo(lah),Mari(lah) mengarah kepada pelaku orang ketiga “Kita” di dalam kalimat imperatif bahasa indonesia baik dimunculkan maupun tidak dimunculkan.Contohnya pada kalimat 12 dan 13 berikut ini. 11.
Silakan, ke situ dulu pak !
12.
Ayo(lah) (kita)masuk!
4.2.2 Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Berdasarkan Kata Kerja Alwi (2003: 354) menyatakan bahwa, kata kerja kalimat imperatif bahasa Indonesia terdiri dari : a.
Kalimat imperatif tak transitif
Kalimat imperatif tak transitif dibentuk dari kalimat deklaratif (tak transitif) yamg berpredikat verba dasar, frasa adjektival, dan frasa verbal berprefiks beratau meng- ataupun frasa preposional. Contohnya sebagai berikut. 13.
Masuk!
(verba dasar)
14.
Tenang, anak-anak!
(frasa adjectival)
15.
Berliburlah ke tempat nenekmu !
(frasa verbal berprefiks ber-)
16.
Menyebranglah dengan hati- hati!
(frasa verbal berprefiks meng-)
17.
Kesanalah!
(frasa preposional)
b.
Kalimat Imperatif Transitif Kalimat imperatif yang berpredikat verba transitif mirip dengan kontruksi
kalimat deklaratif pasif. Petunjuk bahwa verba kalimat dapat dianggap berbentuk pasif ialah kenyataan nahwa lawan bicara yang dalam kalimat deklaratif berfungsi sebagai subjek pelaku menjadi pelengkap pelaku, sedangkan objek sasaran dalam kalmat deklaratif menjadi subjek sasaran dalam kalimat imperatif. Kalimat (a) berikut adalah kalimat berita, sedangkan (b) kalimat perintah. 18.
a. Engkau mencari pekerjaan apa saja . b. Carilah pekerjaan apa saja!
19.
a. Kamu membelikan adikmu sepatu baru. b. Belikanlah adikmu sepatu baru!
20.
a. Anda memperbaiki sepeda mini baru. b. perbaikilah sepeda mini itu!
21.
a. Saudara memberangkatakan kereta itu sekarang. b. Berangkatkanlah kereta itu sekarang!
22.
a. Kamu menganggap dia orang gila. b. Anggaplah dia orang gila!
23.
Kontrak ini dikirimkan sekarang!
24.
Dijual saja mobil tua seperti itu! Pemakaian bentuk pasif dalam kalimat imperatif sangat umum dalam
bahasa Indonesia. Hal itu mungkin berkaitan dengan keingian penutur untuk meminta agar orang lain melakukan sesuatu untuknya, tetapi secara tidak langsung. 4.2.3 Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Berdasarkan partikel Imperatif Partikel adalah kata yang tidak dapat diverbasikan atau infleksikan,yang mengandung
makna
gramatikal
dan
tidakmengandung
makna
leksikal
(Kridalaksana, 2008:174), sedangkan modus imperatif itu sendiri adalah modus yang menyatakan perintah atau larangan (Kridalaksana, 2008:156).Partikel imperatif pada kalimat imperatif bahasa Indonesia terdiri dari: 1.
Partikel imperatif-lah Dalam bahasa Indonesia, dapat dijumpai sebuah partikel yang dapat
memarkahi kalimatimperatif, yaitu partikel–lah. Noviatri dan Reniwati (2010:8) mengemukakan bahwa dalam penggunaannya, partikel–lah memiliki empat sifat, yaitu: 1) bersifatenklitis, adalah bersifat terikat dengan bentuk atau kata lain, 2) tidak mempunyai makna leksikal, hanya mempunyai makna gramatikal, 3) Kehadirannya cenderungbersifat opsional, 4) bertugas memberi penegas atau penghalusan
terhadap
kalimatimperatif,
dan
5)
secara
gramatikal,
berkemungkinan berpindah tempat. Biasanya kalimat imperatif yang dibubuhi partikel –lah merupakan kalimat imperatif yang bersifat perintah suruhan biasa. Adapun kalimat imperatif dengan partikel imperatif – lah dapat dilihat pada kalimat berikut ini. 25.
Duduklah!
26.
Sudahlah! Kalimat 25 dan 26 merupakan kalimat imperatif. Pada kedua kalimat
tersebut terdapat partikel imperatif–lah kata duduklah dan sudahlah.Yang mana kehadiran patikel imperatif–lah pada kata tersebut menyebabkan mod imperatif.Kehadiran patikel imperatif–lahpada kalimat 25 dan 26 bertugas memberi penegas atau penghalusan terhadap kalimat imperatifdan tidak dapat berpindah tempat dan bersifat wajib. 2.
Partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”,”Coba”. Kalimat imperatif dengan partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”, “Coba”
merupakan kalimat imperatif untuk menghaluskan kalimat. Adapun kalimat imperatif dengan partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”, “Coba” mengarah kepada sebuah kalimat imperatif dapat dilihat pada kalimat berikut ini. 27.
Silakan, ke situ dulu pak!
28.
Tolong kirimkan surat ini!
29.
Coba lihat ke kamarnya sebentar! Kehadiran partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”,”Coba” pada kalimat
imperatif 27,28,29, tersebut sebagai penyebab mod imperatif dan keberadaan “Silakan”, “Tolong”, “Coba” menghaluskan makna kalimat tersebut. Apabila
partikel imperatif akan dilesapkan dari kalimat 27,28,29, maka menyebabkan kadar keimperatifan kalimat 27a,28a,29a, terasa lebih tinggi dibanding dengan kadar keimperatifan kalimat 27,28,29. Kehadiran partikel imperatif “Silakan”, “Tolong”,”Coba” pada kalimat 27,28,29, merupakan syarat utama keimperatifan kalimat dan dapatjuga dikatakan sebagai pemarkah wajib. 27a.
...ke situ dulu!
28a.
...kirimkan surat ini!
29a.
....lihat ke kamarnya sebentar!
3.
Partikel imperatif “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap”. Keberadaan partikel imperatif “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap” pada
kalimat tersebut membuat kalimat tersebut bersifat ajakan dan harapan. Hal ini dapat dilihat dari contoh kalimat imperatif berikut ini. 30.
Ayo masuk!
31.
Mari kita bermain!
32.
Hendaknya kamu menemukan beberapa buah buku!
33.
Harap kalian simak!
30a.
...masuk!
31a.
... kita bermain!
32a.
... kamu menemukan beberapa buah buku!
33a.
... kalian simak! Keberadaan kalimat imperatif “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap”pada
kalimat imperatif 30,31,32,33. Hal ini dapat dibuktikan dengan usaha pelesapan partikel “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap”pada kalimat 30 menjadi
30a,kalimat 31 menjadi 31a,kalimat 32 menjadi kalimat 32a, kalimat 33 menjadi 33a.Pelesapan partikel “Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap” menyebabkan kalimat 30,31,32,33 tidak berterima. Ketidak berterimaan kalimat 30a,31a,32a,33a, tersebut mengisyaratkan bahwa kehadiran partikel“Ayo”, “Mari”, “Hendaknya”, “Harap”pada kalimat 30,31,32,dan33 merupakan syarat utama keimperatifan kalimat dan dapatjuga dikatakan sebagai pemarkah wajib. 4.
Partikel imperatif “Jangan(lah)” Kalimat imperatif berikut ini merupakan kalimat imperatif dengan partikel
imperatif ”Jangan (lah)” 34.
Jangan (lah) dijual!
35.
Jangan (lah)keterlaluan !
34a.
...dijual!
35a.
...keterlaluan! Kehadiran partikel imperatif jangan menjadi penyebab mod imperatif dan
juga keberadaanimperatif “Jangan(lah)”membuat kalimat imperatif tersebut bersifat larangan.Hal ini dapat dibuktikan dengan melesapkan imperatif jangan dari kalimat 34 menjadi kalimat 34a dan kalimat 35 menjadi kalimat 35a.
BAB V PEMBAHASAN
Dalam bab sebelumnya telah dijabarkan mengenai pembentukan kalimat imperatif dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Dalam bab ini, penulis akan membahas hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Seperti yang telah dijelaskan dalam metode penelitian, setelah mengumpulkan data, penulis akan mengkontraskan dan memasukkan teori analisis kontrastif dalam meneliti perbedaan dan persamaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dalam Koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa yang ditinjau dari penggunaan subjek, kata kerja dan penggunaan partikel.
5.1
PerbedaanKalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Dalam penelitian ini, penulis menemukan perbedaan antara kalimat
Imperatif dalam bahasa Mandarin dan kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia. Dibawah ini adalah uraian lebih rinci mengenai perbedaan kalimatimperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia yang ditinjau dari penggunaan subjek, kata kerja dan partikel imperatif.
5.1.1
Subjek Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia
Subjek kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia memiliki perbedaan struktur khususnya subjek orang pertama jamak . Untuk dapat melihat perbedaannya, berikut adalah contoh kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia. Contoh : Bahasa Mandarin
咱走吧! Zánmen zǒu ba!
Kita pergi ayo! Bahasa Indonesia
Ayo (kita) pergi!
Subjek orang pertama jamak kalimat imperatif bahasa mandarin antara 咱 zán mendan 我 wǒ men. 咱 zán men adalah subjek orang kedua jamak yang mencakupi pembicara dan pendengar dalam percakapan. 我 wǒ men adalah subjek yang dipakai dalam keadaan mencakupi pembicara dan pendengar atau tidak mencakupi pendengar yang mengandung arti “kita”. Subjek 咱 zán men harus muncul di dalam suatu kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan ajakan. Sedangkan Alwi (2003: 353-354) mengungkapkan bahwa, subjek orang pertam kalimat imperatif “kita” dalam bahasa indonesia mengandung kedua arti tersebut dan pelaku tindakan selalu tidak terungkap . Contoh 2 Bahasa Mandarin
Bahasa Indonesia
你坐
您坐!
Nǐ qǐng zuò
qǐng nín zuò!
(Kamu) silakan duduk
Silakan Kamu duduk!
Silakan (kamu) duduk!
Silakan Kamu duduk!
Subjek orang kedua kalimat imperatif bahasa Mandarin 你 kamu untuk orang yang seusia biasanya diletakan di depan partikel (jika ingin dituliskan) dan subjek orang kalimat imperatif bahasa Mandarin 您 yang ditujukan kepada orang lebih dihormati diletakan setelah partikel. Sedangkan di dalam kalimat imperatif bahasa indonesia tidak memiliki perbedaan letak partikel antara ditujukan kepada orang yang lebih dihormati maupun tidak.
5.1.2
Kata Kerja Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Perbedaan selanjutnya adalah perberdaan antara pembentukan kata kerja
kalimat imperatif bahasa Mandarin dengan kalimat imperatif bahasa Indonesia. Kalimat imperatif bahasa Mandarin biasanya harus ditambahi dengan kata-kata tertentu baik sebelum dan sesudah kata kerja, disesuaikan dengan persyaratakan yang telah diuraiakan dalam bab sebelumnya. Untuk memperjelas perbedaan pembentukan kata kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel contoh dibawah ini Kata Kerja Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin 一 下 / Contoh: (1) 你重复一下我的! Nǐ chóngfù yīxiàwǒ shuō dehuà! pengulangan diletakan setelah Kamu ulangi sebentar perkataan saya! Tolong kamu ulangi perkataan saya! kata kerja Penambahan
Kata
(Kt kerja+一下/pengulangan)
(2) 方的代表来了,你/一下吧!
Duìfāng de dàibiǎo láile,nǐmen tán tán/yīxià ba! Perwakilan pihak lawan sudah datang, Silakan kalian bicarakan!
zhe (3) 站着 zhànzhe! Berdiri+着 zhe! diletakan setelah kata kerja Berdirilah! (Kt kerja + 着 zhe) (4) 呆着! dāizhe! Tinggal+着 zhe! Tinggalah!
Penambahan
kata
着
Penambahan pelengkap ( (5)关上! guānshàng! Tutup+上( bǔ yǔ) bǔ yǔ)(来 lái, 上 shàng, 去 qù Tutuplah! (6) 来 dan lain lain)diletakan setelah Guò lái
kata kerja
Kemari+ 来( bǔ yǔ) Kemarilah !
(Kt kerja + bǔ yǔ) Kata kerja harus disertai dengan (7) 你决定一下! nǐjuédìng shì yīxià! subjek. Subjek diletakan Kamu putuskan coba sebentar! Tolong coba kamu putuskan! sebelum kata kerja (Subjek+ Kt kerja) Kata kerja harus disertai dengan (8) 帮助你弟弟! Bāngzhù
objek. Objek diletakan setelah kata kerja (Kt kerja + Objek)
nǐ
dìdì!
Membantu kamu adik! Bantulah Adikmu!
Penambahan 状 zhuàngyǔ (跟 (9) 向姐姐道歉! Xiàngjiějiě dàoqiàn kepada kakak minta maaf gēn,duì, 向 xiàng)diletakan minta maaf(lah) kepada kakak! setelah kata kerja .
(10) 跟他道理!
(Kt Kerja +状 zhuàngyǔ)
Gēn tā jiǎng dàolǐ
Dengan dia berbicara nasehat! Nasehatilah dia!
bantu (11) 去旅行吧! qùlǚxíng ba! sambung Lián dòngci Pergi bertamasya lah Penambahan
kata
(去 qù 、 来 ) diletakan setelah (12) 来接我吧! Lái
jiē
wǒ
ba!
Datang jemput saya lah! Datang jemputlah saya!
kata kerja (Kt kerja+ kata bantu sambung Lián dòngci)
Sedangkan, pembentukan kata kerja kalimat imperatif bahasa Indonesia hanya terdiri dari kata kerja intransitif dan transitif baik dalam bentuk kata kerja dasar maupun adanya yang pengafiksan (penambahan imbuhan) yang disertai dengan partikel –lah serta kata kerja transitif yang dipasifkan. Kata Kerja Kalimat Imperatif Bahasa Indonesia Kata
Vdsr tak transitif + PAR
Kerja
Vtak
Tak Transitif
ber- + PART Vtak
transitif
transitif
ter- + PART
Contoh:
berakfiks (1) Datanglah ! (2) Kembalilah! berakfiks
(3) Berpakaianlah dengan rapi! (4) Tersenyumlah dengan lebar!
Kata
Vdsr transitif + PART
(5) Carilahpekerjaan baru!
Kerja
Vtransitif berakfiks -kan +
(6) Belikanlah Ayah sebungkus
Transitif
PART
rokok!
Vtransitif
berakfiks
–
kanyang dipasifkan
(7) Surat itu harus dituliskan dengan serapi-rapinya, ya!
Pemakaian bentuk pasif dalam kata kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin sangat jarang digunakan, tetapi kata kerja kalimat imperatif bahasa mandarin yang disertai dengan objek memiliki arti kalimat yang dipasifkan dalam bahasa Indonesia. Sedangkan, pemakaian bentuk pasif dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia sangat umum digunakan. Contoh: Bahasa Mandarin
Bahasa Indonesia
(8) 你被派北京去!(x)
Nǐ bèi pài běijīng qù!(X)
(9) 禁止拍照! Jìnzhǐ
pāizhào!
Kamu dikirimkan Beijing pergi!
Larangan berfoto!
Kamu dikirimkan ke Beijing! (√)
Dilarang berfoto!
5.1.3 Partikel Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Penggunaan partikel imperatif dalam bahasa Mandarin ada yang mempengaruhi maksud dan ada juga yang tidak mempengaruhi maksud kalimat imperatif. Penggunaan partikel dalam bahasa Mandarin yang tidak mempengaruhi maksud biasanya hanya digunakan untukmemperhalus kalimat imperatif itu.Sedangkan, penggunaan partikel imperatif bahasa Indonesia disesuaikan dengan maksud dari kalimat imperatif itu sendiri. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Perbedaan Pengunaan Partikel Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Penggunaan
Partikel Bahasa Mandarin
Partikel bahasa Indonesia
Partikel dasar
啊a、吧ba
-lah
Contoh :
Contoh:
(1) 我共晚餐吧! wǒmengòng jìn wǎncān ba! Ayolah kita makan bersama !
(1)Duduklah! (2)Sudahlah !
(2) 要好好听老师的话啊! Yào haohao ting laoshi dehua a Harus (lah) mendengar perkataan guru dengan baik! Kalimat
吧ba
Ayo, Mari, Hendak, Harap
Imperatif
Contoh :
Contoh :
yang menyatakan
(3) 咱们走吧! Zánmen zǒu ba! Ayo (kita) pergi!
(5) Ayo cepat!
(4) 希望你快点康复吧! Xīwàng nǐ kuài diǎn kāngfù ba! Harap kamu cepat sembuh!
(7)Harapmembaca dulu !
ajakan dan harapan
(6)Marilah kita bersatu!
(8)Hendaknya Anda pulang saja!
Kalimat
请qǐng、麻烦Máfan
Silakan, Coba, Tolong
Imperatif
Contoh:
Contoh :
yang
(5) 坐! qǐng zuò! Silakan duduk!
(9) Silakan mengisi formulir ini!
menyatakan perintah halus
Kalimat Imperatif yang menyatakan
(6) 麻你念我听吧! Máfan nǐ niàn gě wǒ tīng ba! Tolong kamu hapalkanlah kepada saya!
请qǐng (8) 请你原谅我! Qǐng nǐ yuánliàng wǒ! Mohon maafkan saya!
(10) Tolong bawalah mobil saya ke bengkel! (11) Coba kamu pelajari sebentar!
Minta, Mohon (12)Minta perhatian, saudara!
saudara-
(13) Mohon tunggu sebentar!
permintaan Kalimat
别bié、千万 qiān wàn
Jangan
Imperatif
(8) 了! bié shuō le ! Jangan bicara lagi!
Contoh :
(9) 千万像我! qiān wàn bié xiàng wǒ! Jangansekali-kali mirip saya!
(15) Jangan bersedih!
yang menyatakan larangan
(14) Jangan (kamu) marah!
(16) Janganlah membuang Sampah sembarangan!
5.2
Persamaan Kalimat Imperatif
Bahasa Mandarin dan Bahasa
Indonesia Dari pembentukan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia yang dibahas pada bab sebelumnya, penulis juga menemukan beberapa persamaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dalam Koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam Koran Analisa. Beberapa persamaan tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Pembentukan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat dibentuk dari penggunaan subjek, kata kerja dan penggunaan partikel imperatif dengan tanda seru di akhiri dengan tanda seru (!). Contoh (1): 咱
他
吧
!
Zánmen wèn
tā
ba
Kita
Bertanya
Dia
Ayo
!
Subjek
Kata kerja
Objek
Partikel
!
Ayo kita tanyakan kepada dia! 2.
Kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia memiliki maksud imperatif yang sama. Contoh (1) : (去)(吧)! qù ba! Pergi (lah)!
Pada contoh (1) diatas menunjukan baik kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun kalimat imperatif bahasa Indonesia sama-sama mengandung perintah atau suruhan biasa.
Contoh (2): 了! bié shuō le ! Jangan bicara lagi! Pada contoh (2) diatas menunjukan baik kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun kalimat imperatif bahasa Indonesia sama-sama mengandung larangan untuk tidak melakukan sesuatu tindakan.
Contoh (3): 我共晚餐吧! wǒmen gòng jìn wǎncān ba! Ayo (lah) kita makan malam bersama!
Contoh (4) : 安静地坐下! Qǐng ānjìng de zuò xià! Harap duduk dengan tenang! Pada contoh (3) dan (4) diatas menunjukan baik kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun kalimat imperatif bahasa Indonesia sama-sama mengandung maksud ajakan dan harapan. Contoh (5) : 麻你念我听吧! máfan nǐ niàn gěi wǒ tīng ba! Tolong ulangiperkataan saya !
Contoh (6) : 这封信请签名! Zhè fēng xìn qǐng qiānmíng! Mohon ditandatangani surat ini! Pada contoh (4) dan (5) diatas menunjukan baik kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun kalimat imperatif bahasa Indonesia sama-sama mengandung maksud permohonan dan permintaan.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba menarikkesimpulan dan mengemukakan saran-saran yang berhubungan dengan topik pembahasan.
6.1
Simpulan Dari analisis yang dilakukan pada Bab V diatas, maka dapat ditarik
beberapa simpulan tentang analisis kontrastif kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, sebagai berikut: 6.1.1 Perbedaan Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Perbedaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia adalah: 1. Subjek orang ketiga kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan 咱zánmen harus ditulis, sedangkan didalam subjek orang ketiga kalimat imperatif bahasa Indonesia dapatt ditulis atau dihilangkan. Subjek orang ketiga kalimat imperatif bahasa Indonesia ditandai dengan partikel “Ayo (lah)” atau “Mari (lah)”
2. Subjek orang kedua kalimat imperatif bahasa Mandarin 你kamu untuk orang yang seusia biasanya diletakan di depan partikel (jika ingin dituliskan) dan subjek orang kalimat imperatif bahasa Mandarin 您yang ditujukan kepada orang lebih dihormati diletakan setelah partikel. Sedangkan di dalam kalimat imperatif bahasa indonesia tidak memiliki perbedaan letak partikel
antara ditujukan kepada orang yang lebih
dihormati maupun tidak. 3. Di dalam bahasa Mandarin Ada 7 (tujuh) syarat pembentukan kata kerja kalimat imperatif, diantaranya 1) penambahan kata一下yīxià dibelakang kata kerja ataut terjadinya pengulangan, 2) penambahan kata 着 ` dibelakang beberapa kata kerja yang memiliki arti khusus, 3) penambahan kata pelengkap
dibelakang kata kerja yang memiliki arti khusus, 4)
beberapa kata kerja yang memiliki arti khusus harus disertai dengan subjek, 5) beberapa kata kerja yang memiliki arti khusus harus disertai dengan objek, 6) penambahan kata keterangan
dibelakang kata kerjayang
memiliki arti khusus, 7) penambahan kata sambung dibelakang kata kerjayang memiliki arti khusus sedangkan struktur pembentukan kata kerja kalimat imperatif bahasa Indonesia dibentuk dari kata kerja taktransitif maupun kata kerja transiitif yang mengalami pengafiksan (penambahan imbuhan) baik prefiks (awalan) maupun sufiks (akhiran) . 4. Pemakaian bentuk pasif dalam kata kerja kalimat imperatif bahasa Mandarin sangat jarang digunakan, tetapi kata kerja kalimat imperatif bahasa mandarin yang disertai dengan objek memiliki arti kalimat yang
dipasifkan dalam bahasa Indonesia. Sedangkan, pemakaian bentuk pasif dalam kalimat imperatif bahasa Indonesia sangat umum digunakan. 5. Penggunaan partikel imperatif dalam bahasa Mandarin ada yang mempengaruhi maksud dan ada juga yang tidak mempengaruhi maksud kalimat imperatif. Penggunaan partikel dalam bahasa Mandarin yang tidak mempengaruhi maksud biasanya hanya digunakan untukmemperhalus kalimat imperatif itu.Sedangkan, penggunaan partikel imperatif bahasa Indonesia disesuaikan dengan maksud dari kalimat imperatif itu sendiri. 6.1.2
Persamaan Kalimat Imperatif Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia Persamaan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia adalah : 1. Pembentukan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat dibentuk dari penggunaan subjek, kata kerja dan partikel imperatif yang diakhiri dengan tanda seru (!). 2. Kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia memiliki maksud imperatif yang sama seperti : sama-sama mengandung maksud imperatif perintah atau suruhan biasa, larangan, ajakan, harapan, permohonan dan juga permintaan.
6.2
Saran Setelah menyelesaikan penelitian mengenai kaimat imperatif dalam bahasa
Mandarin dan bahasa Indonesia penulis mengambil beberapa saran, sebagai berikut : 1.
Pembaca yang tertarik dalam membahas analisis kontrastif kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia dapat memperluas kajian penelitiannya dengan membahas kalimat imperatif lainnya.
2.
Penulis juga berharap kiranya penelitian ini dapat dijadikan referensi atau bahan pembelajaran bagi pembaca yang ingin mempelajari mengenai kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.
3.
Sebagai salah satu bahasa asing yang banyak digunakan sekarang ini, penulis berharap masyarakat Indonesia dapat memiliki ketertarikan terhadap Bahasa Mandarin guna kemajuan Bangsa Indonesia .
4.
Penelitian ini terbatas pada perbandingan
kalimat imperatif bahasa
Mandarin dalam koran Xun Bao dan bahasa Indonesia dalam koran Analisa yang ditinjau dari struktur pembentukan berdasarkan subjek, kata kerja, dan partikel imperatif.Hal ini disebabkan karena keterbatasan tenaga, waktu, dan tempat yang tersedia.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Fahmi FN, Fauzi. 2010. Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Guntur Tarigan, Henry. 1992. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa 故潘刘 Gù pān liú. 用代法 Shíyòng xiàndài hànyǔ yǔfǎ.商印. 北京.2012 年 Kang, Qing Yan 2010. Grammatical Difference in Sentence Structure between Mandarin and Modern American Standard English : Beijing University Press. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 李圃 Lǐ pǔ. 现代汉语功能祈使句研究 xiàndài hànyǔ gōngnéng qíshǐjù yánjiū. 武大学出版社[J]。 2010 年. Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: Angkasa Moeliono, Anton M. 2000. Kajian Serba Linguistik. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rahardi, R. Kunjana. 2000. Imperatif Dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik.Yogyakarta : PT. Tiara Wacana
Tandy, Tommy. 2011. Analisis Kontrastif Kalimat Tanya Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin. Medan: Universitas Sumatera Utara. Verhaar, J.W.M. 1979. Pengantar Linguistik Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 王芳 wáng lìfāng.英祈使句比分析 hàn yīng qíshǐjù duìbǐ fēnxī [J] . 北京 大学出版社. 2009 年.
北大学中文系 本科文
提名
:、印尼祈使句比分析
学生名
:傅莉佳
学号
:110710028
指老 :刘峰、郭余慧 学院
:人文学院
学系
:中文系
提交日期 :2015 年 07 月 31 日 答日期 :2015 年 08 月 06 日
目录 第一章引言................................................................................................................1 1.1 依据 ..............................................................................................................1 1.2 研究象介 ......................................................................................................1 第二章文献综述........................................................................................................3 2.1 前人的研究 ..........................................................................................................3 2.2 成绩与不足 ..........................................................................................................4 2.3 理论意义 ..............................................................................................................4 2.4 实践意义 ..............................................................................................................5 2.5 研究方法 ..............................................................................................................6 第三章汉语祈使句分析............................................................................................8 3.1 汉语祈使句的意义 ..............................................................................................7 3.2. 汉语祈使句的种类 .............................................................................................7 3.3汉语祈使句的形式 ...............................................................................................9 3.3.1 祈使句的主 ...........................................................................................9 3.3.2 祈使句的....................................................................................10 3.3.3 祈使句气成分................................................................................13
第四章印尼语使句分析............................................................................................14 4.1 印尼语祈使句的意义 ..........................................................................................14 4.2 印尼语的种类 ......................................................................................................14 4.3 印尼语的形式 ......................................................................................................15 4.3.1 印尼祈使句的主 ................................................................................15 4.3.2 印尼祈使句的................................................................................16 4.3.3 印尼使句气成分................................................................................17 第五章汉语和印尼语祈使句比较分析 ...................................................................19 4.1 相同点 ..................................................................................................................19 4.2 不相同点 ..............................................................................................................20 第五章结论................................................................................................................26 参考文献 ....................................................................................................................28
摘要 每一种语言都有祈使句,汉语是世界上最难学的语言之一,而印 尼语是本文的母语,用印尼语学习汉语。本文对汉语与印尼语的 祈使句形式进行了对比分析,主要分析了汉语与印尼语祈使句的 主(Subjek)、( Kata kerja )以及常用气(Partikel imperatif) 方面行比,发现汉语、印尼语祈使句有很多相同的 地方,也有很多不同的地方,希望对外国学生学习汉祈使句提供 一些帮助。
关:祈使;;印尼;比分析
第一章引言 1.1 依据 当前世界范内掀起了“”,很多国家的人都在学。在印尼, 越来越重要,越来越多的人想学。世界上的任何言都有自身的 法,和印尼也不例外。和印尼作两种不同的言,二者既 有各自不同的特点,又存在相同点。如的定要放在中心的前面,而 在印尼中,定在中心的后面。再如和印尼都有地点状, 是二者相同的地方,但地点状的位置不相同。 祈使句是一种重要的句子型,和印尼中都有种句型。中, 句子是由或短构成的言的基本运用位。从气上分,句子可以分 述句、疑句、祈使句和感句。祈使句是建人做或不做一件事 和印尼的祈使句,在种、含、用法等方面,既有相同点,也有不 同点。种同中有异、异中有同的情况,学的印尼学者以及学 印尼的中国学者来了困。
1.2 研究象介 从不同的角度行分,句子可以有不同的种。祈使句是从气的角 度句子行分的果。和印尼都有祈使句。和印尼祈使句的 意思差不多一,那就是表达人方的叮嘱、告、希望、禁止、 求等。本文和印尼中的祈使句形式行比分析,主要从祈使句 的主(Subjek)、(Kata kerja)以及常用气(Partikel imperatif) 方
面行比,找出它的相同点和不同点,从而印尼人学祈使句以 及中国人学印尼祈使句提供参考和借。
第二章文献述 2.1 前人的研究 在搜集料的程中,我有一些比和印尼状的成果, 而比分析和印尼祈使句的文章,到目前我没有。关于 祈使句以及印尼祈使句的研究成果主要有下面一些。 微《指令行与祈使句研究》(2005)了指令行及祈 使句的特征。文文,指令行可以分广和狭两种,从使用 目的角度看,广指令行中包括疑行,狭指令中包括六小 (希望、禁止、命令、求、咒、允及建)。祈使句于能入其中的 及性构、形容及形容性构、副、气及气成分都有 一定句法及方面的特殊要求,并受具体用境影响、。姜慧英 《 “ X”祈使句研究》(2008)研究了由否定副“”其否定后“X”形 成的“ X”祈使句。从形式上看,“ X”祈使句是否定形式的一种重要表 形式。学界往往祈使句的分研究多,而否定形式的“ X”祈使 句研究少。 海《英祈使句比研究》(2009),英比史悠久,涉及 范广泛,研究成果可。憾的是,有关英祈使句比的研究成果却屈 指可数,而种比言文化交流以及高次的外教学尤其是高 口教学都具有重大意。改文立足于前人关于英祈使句的研究成果,以 比言学的一般理与方法指,主要从句法和面上英祈使
句行比研究。李圃的《代功能祈使句研究》(2010),“祈 使”和述、疑、寒暄一,既是一种言行,也是一种言功能。文 章探了代祈使功能句的形式、和用特点,并在此基上提 出抽象的祈使构,从一新的角度探索祈使句的用。 Fauzi Fahmi F.N 的《Analisis Kontrastif Kalimat Imperatif Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia》(2010)研究了英、印尼祈使句比。描述英、 印尼祈使句的形式,解英、印尼祈使句法重点。
2.2 成与不足 前人很多研究、印尼祈使句的分析,但印祈使句比本人 没有人研究。 和印尼状行研究,会遇到一些:
1.
与印尼有各不同的法。本文的母是印尼,因此点是 上有些关于素的材料和印尼材料有很多的差。
2.
在研究当中,本文有所的素或意思在印尼不知怎解,因 些有候不好翻。
2.3 理意 研究祈使句笔者用袁毓林在使用的和王芳的期刊跟祈 使句有关系的来行祈使句比分析.袁毓林:“从气上分,句
子可以分述句,疑句,祈使句,和感句。祈使句是表示命令求的 句子,包括命令,人(有包括自己)做什么或不要做什么” 王芳的期刊写了,祈使句的形式可以从三个角的来成型,那就是 从祈使句的主、祈使句的和祈使句的气成分。 而 研 究 印 尼 祈 使 句 笔 者 用 Hasan Alwi 《 Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia》的理来行祈使句比分析 Alwi :“印尼祈使句特点是 1)气成分或志是在演束 低声 2)印尼祈使句用有一些表示命令、求、要求、和禁止等。3) 印尼祈使句加磁来形成 4)印尼祈使句的主可以出也不可以 出。
2.4 践意 下一个是本文用的意来行印尼祈使句比分析: 1.
本文从上找出来和印尼祈使句的位句子
2.
然后从到的祈使句笔者用原玉林和王芳的理来分析祈使句的 形式,本文也用 Hasan Alwi 的理来分析印尼祈使句的形式。本 文来行印尼祈使句的主、、气成分比分析。
3.
从以上的两个部分本文来印尼有相同点和不相同点特出。
2.5 研究方法
研究方法:文献搜集法,比分析法 技路: 1. 文献法 在前人研究的文献基上行研究。 2. 比分析 和印尼的祈使句行比分析,找出相的相同点和不同点, 得出。
第三章汉语祈使分析 本文拟对汉语和印尼语中的祈使句形式进行对比分析,主要从祈使句 的主语、动词以及常用语气词方面进行对比,找出它们的相同点和不同点, 从而为印尼人学习汉语祈使句以及中国人学习印尼语祈使句提供参考和借鉴。
3.1
祈使句的意 祈使句用于表达命令、求、告、警告、禁止等的句子叫做祈使句,祈
使句最常用于表达命令,因此在学校文法中也常称命令句。
祈使句因象(即主)是第二人称,所以通常都省略。祈使句的都一般 在,句末使用感号来表示束。
3.2
汉语祈使句的种类 根据祈使句的语用意义和语气的强弱,祈使句可以分为四类:
(1)表示命令的祈使句 表示命令的祈使句都带有强制性,要求对方必须服从,言辞肯定,态 度严肃。 例如: 1.
站起来!
3.
他来!
4.
快去救火!
(2)表示请求的祈使句 与表示命令的祈使句相比,表示请求的祈使句的语气要舒缓一些,可 以使用语气词“吧、啊”,主语可以出现,也可以不出现。 例如: 4.您坐啊! 5.个你来回答吧! 6. 帮帮我的忙吧!
(3)
表示禁止的祈使句 表示禁止的祈使句明确表示禁止对方做什么事情,言辞强硬,态度坚 决,不用语气词。 例如: 7. 别动! 8. 不要随便!
(4)
表示劝阻的祈使句语调比较平缓,常用语气词“吧、啊”。 例如: 9.要好好听老师的话啊! 肯定的祈使句是命令、请求别人做什么、否定的祈使句是不准劝阻人
做什么。这两种祈使句在结构上很不同,所以常常要分别说明。肯定的祈使 句如:10. 拿着!
11.快跑!
12.照片挂得再高一点! 否定的祈使句是由“”、“不要”加上其成分构成的。 例如:. 13. 喝了! 14.不要相信他!
汉语祈使句的形式
a.
笔者从三个角度来分析汉语祈使句的形式那就是从汉语祈使句的主语、 汉语祈使句的动词和汉语祈使句的语气成分。
3.3.1 祈使句的主 祈使句的主可以省去也有些一定要出。如果是第二人称代 “你”,“你”,往往省去。 例如 : 15.(你)坐! 16.(你)来! 祈使句的主有候一定要出。祈使句的主出,如果 表示: 1.
第一人称“咱”作主 例如: 17. 咱坐吧!
2.
主表示尊敬的意思称 “您”
例如 18. 您坐儿吧! 3.
表示句 例如: 19. 我扫地,你擦窗!
3.3.2 汉语祈使句的动词 祈使句据中的表示命令。求人与人之行的,而且是求 人做什么所以无是肯定的祈使句是否定的祈使句,所用也必是 作,而且表示人的作的。一般以来,表示的作越具体, 越形容构成祈使句,但并不使所有的都能构成祈使句。 以下几需要有一定的条件才能构成祈使句 1. 有些需要重叠或加量“一下” 此有:醒、、宣布、反映、表示、明、活、察、重复、 打听、打分等。“歇” 、“躺”也不能独高构成祈使句,重叠和加“一下” 是它构成祈使句可以的方式之一(此构成祈使句刻以 其他方式,如加“一会儿”,等 例如:
20.
醒一下!
21.方的代表来了,你/一下吧! 2.
要求后有“着”或加`“着”是此构成祈使句可的方式之 一。
此一般即可以表示作后的一种状姿。如“仰、站、躺、跪、 伸、、呆、、托、扶、、捧、、披、”(意思是使印象保持 在里)等。 例如:
22. 跪着! 23. 扶着!
3.
加,或加是构成祈使句可以的方式之一。 此多音的,所表示的作往往会自然有一定的果或方 向。比如,一个关,一般会合,一个人藏后一般会有果— ———人看不他,就要在后用。向作 ,后要求指明立足点,如“出来”“回去”等。此有:合、 、关、塞、盖、存、藏、避、、住、渡、、出、回、、起、 等。 例如:
24. 站起来! 25. 藏起来!
4. 要求主也出,有的表示抽象的作,作主的出作的 人或当事者——祈使的象,作具有利或任,因而非常重 要,所以构成祈使句要求主也要出。 此有:决定、、批准、、代理、代表、担任防守 决定行等 例如:26.你! 27.你批准吧!
此有的可以独构成否定的祈使句。如“批准“。 5. 要求同出。有的的表示作的象,构成祈使句 如不作象就会不明确,所以必出。 例如:28. 帮助你弟弟! 此有:禁止、逼、、救、帮助、替、养活、教、加入、 生、等。 6.
要求同出某种状。有些作是由不止一方参与完成的表示此 作的构成肯定的祈使句,一般要求出参与作的另一方(参 与作的一方是听人),由介“跟”、“”、“向”等引人。 例如:: 29. 跟他道理! 此有:教,理、道歉、罪、吵、要求、求、(“索取” )、接,接洽、等
7. 要求可以句的形式构成祈使句。有些作必离开原地才能, 构成祈使,使用“去+”的形式。 例如:30.去旅行吧! 除了以上的条件独加上气成分可以成祈使句的如: 例如:31. 去(吧)!
3.3.3 祈使句气成分 祈使句的和气成分: 2. “”表示尊也可以个构成祈使句的。 例如:1. 帮忙!
2.指教! 2 “要”表示是在意思、气也很不客气,用来阻人 例如:3. 他你要持! 4. 要同情他!
3.
“”、“不要”只用否定的祈使句,所以也是祈使句的一个志。 例如: 5.喝了,你快醉了!
6. 4.
么傲!
“千万 ” 表示嘱咐,叮叮的气。 例如:7. 千万了匙! !
5.
“麻” 可在祈使句表示求、拜托人做某事。 例如:8.麻你,开窗!
6.
“吧”是祈使句的气,可用于祈使句表示求,命令,警告。 例如:9. 回来吧! 10. 你慢慢看吧!
7.
“啊”可用在祈使句末尾,表示肯定,催促,嘱咐,等的气。 例如:11. 吃啊! 12. 快来啊!
第四章印尼祈使句分析 印尼祈使句的意
4.1
据 Alwi祈使句是印尼祈使句是印尼祈使句,从句子的新闻和 疑问句比当然是不同。不同之处在于在语气,标点符号,并且颗粒被使用, 并且该句“的图案。为此,本文感到兴趣对印尼祈使句的形成来分析。印尼 语祈使句表示命句子、包括命令、人(有包括自己)或不要做什 么。
4.2
印尼语祈使句的种类
印尼语的祈使句大部分有六大类型,那就是 7. 表示命令或普通的差事 例如; 1. Masuk! 来! 2. Tenang, anak-anak!孩子,安静!
2.细腻的命令 例如: 3. Tolong kirimkan kontrak ini! 你寄份合同!
3.请求,要求 例如:4.Mohon surat ini ditandatangani 这封信,请你签名!
5.Minta perhatian, saudara-saudara! 我们有一个签名的信! 4. 邀请,希望 例如: 6. Mari kita makan !咱们吃吧! 7. Harap duduk dengan tenang !请安静地坐着! 5. 禁止或否定的祈使句 例如:8. Janganlah keluar 别出去! 9. Jangan membaca di tempat yag gelap!不要在黑暗的地方读书! 6. 无知的祈使句 例如:10.biarlah saya pergi dulu, kamu tinggal disini!(让我先走,你留 在这儿!)
4.3.
印尼语祈使句i的形式 本文从三个角度来分析印尼祈使那就是印尼祈使句的主、印尼
祈使句的、印尼祈使句的气成分。
4.3.1 印尼语祈使句的主语 印尼的主一般是第二人称代“Kamu ”,“kalian”,常常省去。 “Kamu ”,“kalian”有“你”,“你的意思”。也有用第一人称“Kita”作主。 在印尼“Kita”有咱和我的意思。在印尼“咱”的意思一般在主前 面都加“Mari/Ayo”的。从学方面行分析印尼祈使句的主 上都3。是第二人称。平如果表示尊重的意思祈使句的主要出。 例如:11. Silakan kesitu dulu, pak!先生,你先去那!
12. Ayo (lah) (kita) masuk! 咱去!
4.3.2 印尼语的动词 印尼祈使句基本分两个部分
1.不及物 印尼独不及物或不及物加上/短加-lah 可以印尼 祈使句。 例如:13. Masuk!来(独不及物) 14.Tenang, anak-anak! 孩子安静!(短)
15.Ber-()+ libur (不及物)+ lah = Berliburlah ke tempat nenekmu!(去你的奶奶家旅行!) 16. Me-()+sebrang(不及物)= Menyerbranglah dengan hati-hati! 17. Kesanalah ! 去把!(短) 2.及物 印尼独及物或及物加上尾/短加-lah 可以印尼祈 使句。在印尼祈使句的及物常常成把/被句的及物。 例如:18. Cari (及物)+ lah= Carilah pekerjaan apa saja!(你随便找 工作)
19. Beli(及物)+kan (尾)+lah =Belikanlah adikmu sepatu baru!(你弟弟新的鞋子)
20.Perbaiki(及物)+lah = Perbaikilah sepeda mini itu!(你修 改那两小自行) 21. Berangkat(及物)+kan (尾)+lah =berangkatkanlah kereta itu sekarang !(你把快点出) 22.Anggap(及物)+lah =anggaplah dia orang gila!(假他 是一个子!) 23.Kontrak ini dikirimkan (把/被及物) sekarang (把份 合作寄下来!) 24。Dijual (把/被及物)saja mobil tua seperti! (老被 人就好了!)
4.3.3印尼语祈使句语气成分 印尼祈使句的气和印尼祈使句的 1.
“lah” 的气 印尼“lah” 的气有“、吧、“呢、啊、了”的意思,用法也差不多一
。 例如: 25. duduk + lah = duduklah !(坐吧!) 26. Sudah +lah = sudahlah !(算了吧!) 2.
“Ayo”, “Mari” harap,”(希望) dan “Hendaknya().”的可用在 印尼祈使句表示建和叮嘱。
例如: 27.Ayo masuk !(来吧!)
28.Mari kita bermain!(咱玩吧!) 29. Hendaknya kamu menemukan beberapa buah buku!(你找一些 !) 30. Harap kalian simak!(希望你看!) 3. “Tolong 、Coba、Silakan” 一些,用于化祈使句的内容表示命 令或委婉的命令。 例如: 31.Tolong kirimkan surat ini!(把封信寄下来!) 32. Silakan ke situ dulu! (我先去那!) 33. Coba liat ke kamarnya sebentar !(看一下她的房!)
4. “Mohon”、Minta ”的可用在印尼祈使句表示请求、邀请。 例如: 34. Mohon tunggu sebentar!( 请稍等!) 35. Minta perhatian, saudara-saudara!(请你们的注意!) 5.
“Jangan (lah)”(别、或、不要) 的可用在印尼祈使句表示禁止或 否定的祈使句.
例如:36. Jangan(lah) dijual!(不要吧!) 37. Jangan(lah) keterlaluan! (别太过分吧!)
第五章汉语印尼语祈使句比较分析 4.1 相同点 本文首先分析了和印尼祈使句形式,然后和印尼祈使句 的主、、气成分行比分析。作者两种言的祈使句形式 有相同点。下面就是印尼祈使句的相同点: 1. 汉语、印尼语的形式可以从三个角度来形式,那就是从清使句的主语、祈 使句的动词和祈使句的语气成分,句末用句号或感叹号,用降调。 例如: 汉语祈使句: 咱
他
(主语)
(动词)
吧
(宾语)
! (语气成分)(感叹号)
印尼语祈使句: Ayo( lah)
kita
tanyakan
kepada dia
(语气成分) (主语) (动词) (宾语) 2. 汉语和印尼语祈使的表达方式有相同的意义。 1.和印尼祈使句表示命令 例如:1。( 去)(吧)! Pergi (lah)! 2. 和印尼祈使句表示禁止 例如:2。了 Jangan bicara lagi!
! (感叹号)
3. 和印尼祈使句表示邀和阻 例如:3。我共晚餐吧! Ayo (lah) kita makan malam bersama! 4.安静地坐下! Qǐng ānjìng de zuò xià! Harap duduk dengan tenang! 4. 和印尼祈使句表示求和要求 例如:5。麻你念我听吧! Tolong ulangi perkataan saya !
6。这封信请签名! Mohon ditandatangani surat ini!
4.2 不同点 通过研究,本文可见汉印祈使句有不同点。 1.汉语祈使句有一些主语一定要出现或有一些可以省去如表示第一 任“咱们”包括“我”做作,但在印尼d第一人主包括“我”或不 包括“我”做作可以出也可以省去的意思一定要出。 例如 祈使句:咱走吧!
(包括我做作一定要出)
印尼祈使句:Ayo (kita) pergi!( 包括我或不包括我做作可以出 也可以省去)
2.汉语第二人敬“您”和句的主一定出平放在中一定要 出。但在印尼第二人“Kamu”没有表示尊重或不尊重的意思也 可以不出现。 例如 祈使句:您坐!(表示尊敬您放在中一定要出) 印尼祈使句:Silakan(kamu duduk !(没有第二尊敬或不尊敬 的区常常省去)
3.祈使句的有一些定如果要成祈使句的如要加“一 下”或重叠,着、补语、主语、宾语、状语和连动词”,但在印尼 语祈使句只有及物动词和不及物动词。印尼语及物动词加派生词。 印尼语的派生词包括词头和词尾。 祈使句的 例如: + 一下或重叠
(1) 你重复一下我的! (2) 方的代表来了,你 /一下吧!
+ 着
(3) 站着! (4) 呆着!
+ (来、上、去、
(5) 关上!
等)
(6) 来!
主 +
(7) 你决定一下!
+
(8) 帮助你弟弟!
+状(跟、、向)
(9) 向姐姐道歉! (10) 跟他道理!
+ (去、来)
(11) 来接我把!
印尼祈使句的 例如: 不及物
不及物+ 气
(1) Datang(不及物) +lah= Datanglah! (2) Kembali (不及物) +lah= Kembalilah !
不及物+
(3) Ber()+pakai(不及物
+气
)+ lah =Berpakailah dengan
不及物+
rapi !
+气
(4) Ter()+senyum(不及物 )lah Tersenyumlah dengan lebar!
及物
及物+ 气
(5) Cari (及物)+ lah =Carilah pekerjaan baru (6) Beli((及物)+kan(
及物+
尾)+lah= Belikanlah saya
尾+气
sebungkus rokok! (7) Surat itu harus ditulis (及物
及物成 成把/被句)+kan 把/被句+ (尾)= dituiskan dengan 尾+气 serapi-rapinya!
4. 在祈使句很少到被/把句。有一些把/被不可以成祈 使句但在印尼句但印尼祈使句把/被句可以成祈使句也是 印尼祈使句的及物的化。 例如: 祈使句:你被派北京去!(x)
禁止拍照!
印尼祈使句:Kamu dikirimkan ke Beijing! (√)
Dilarang berfoto!(把/
被句的意思) 5.
祈使句的气成分不影响祈使句的种和意但在印尼的 祈使句气成分影响祈使句的种和意。
汉语如印尼语祈使句语气成比较分析 用法
汉语语气成分
印尼语语气成分
基本语气
啊a、吧ba
-lah
例如 :
例如:
(1) 我 共 晚 餐 吧!
(1) Duduklah!(坐下吧!) (2) Sudahlah !(算了吧!)
(2) 要好好听老师的 话啊! 表 示 建 和 叮 吧ba
Ayo, Mari, Hendak, Harap
嘱
例如 :
Contoh :
(3) 咱走吧!
(5) Ayo cepat!(快点儿吧!)
(4) 希望你快点康复 吧!
(6)Marilah kita bersatu! ( 咱 吧!) (7)Harap membaca dulu !(你先) (8) Hendaknya Anda pulang saja!( 你回家!)
请qǐng、麻烦Máfan
Silakan, Coba, Tolong
表示命令或
例如:
例如:
委婉的命令
(5) 坐!
(9) Silakan mengisi formulir ini!(你 填写着此表)
(6) 麻你念我听 吧!
(10) Tolong bawalah mobil saya ke bengkel!(把我的去吧) (11) Coba kamu pelajari sebentar! ( 你式学一下!)
请qǐng
Minta, Mohon
表 示 请 求 、 邀 例如: 请
(7)请你原谅我!
别 bié 、 千 万
例如: (12) Minta perhatian, saudarasaudara!(大家的注意!)
(13)Mohon tunggu sebentar! (稍等!) qiān Jangan
wàn
例如 :
表示禁止或
例如:
(14) Jangan (kamu) marah! ( 生 气!)
否定的祈使句.
(8) 了! (15) Jangan bersedih!(!) (9) 千万像我! bié qiān àn w xiàng wǒ! !
(16) Janganlah membuang Sampah sembarangan!(乱扔垃 圾!)
第六章 本文首先分析了和印尼祈使句形式,然后和印尼祈使句 的主、、气成分行本文。作者两种言的祈使句形式有很 多相同点和不相同点。本文得出了以下: 、印尼祈使句的相同点:
1. 汉语、印尼语的形式可以从三个角度来形式,那就是从清使句的主 语、祈使句的动词和祈使句的语气成分,句末用句号或感叹号,用降 调。 2. 汉语和印尼语祈使的表达方式有相同的意义如:相同表示命令、禁 止、邀请、劝阻、请求和要求的意思。 然和印尼祈使句的形式有相同点,但是和印尼祈使句 的形式有不同点: 1.汉语祈使句有一些主语一定要出现或有一些可以省去如表示第一 任“咱们”包括“我”做作,但在印尼d第一人主包括“我”或不包 括“我”做作可以出也可以省去的意思一定要出。 2.汉语第二人敬“您”和句的主一定出平放在中一定要 出。但在印尼第二人“Kamu”没有表示尊重或不尊重的意思也可 以不出现。 3。祈使句的有一些定如果要成祈使句的如要加“一 下”或重叠,着、补语、主语、宾语、状语和连动词”,但在印尼语祈 使句只有及物动词和不及物动词。印尼语及物动词加派生词。印尼语 的派生词包括词头和词尾。 4.
在祈使句很少到被/把句。有一些把/被不可以成祈
使句但在印尼句但印尼祈使句把/被句可以成祈使句也是印尼 祈使句的及物的化。
5.祈使句的气成分不影响祈使句的种和意但在印尼的祈 使句气成分影响祈使句的种和意。
参考文献 [1]Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pusta ka. [2]
Fauzi Fahmi F.N.2010. Analisis Kontrastif
Kalimat Imperatif
Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada [3] 姜慧英.“ X”祈使句研究 [J]. 北范大学.2008 年 [4] 故潘刘.用代法.商印.北京.2012 年 [5] 李圃.代功能祈使句研究[J],武大学, 2010 年 [6] 海.英祈使句比研究[J].四川范大学,2009 年 [7]王芳 wáng lìfāng.英祈使句比分析 hàn yīng qíshǐjù duìbǐ fēnxī [J] . 北 京大学出版社. 2009 年. [8] 肖影.祈使句的焦点和.淮阴范学院学(哲学社会科学版).2007 年. [9] 袁毓林.代祈使句研究.北京大学出版社,1993 年 [10] 微. 指令行与祈使句研究.[J]. 上海社会科学院出版社.2005