Antropometri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATA KULIAH



Jumat, 28 Juni 2013 ANTROPOMETRI GIZI BAB I PENDAHULUAN



A.



Latar Belakang



Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia.Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut bisaberdiri sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa indeksdengan membandingkan ukuran lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U (Sandjaja,dkk., 2010). Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau darisudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan berbagai macampengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkatgizi (Supariasa, dkk., 2001). Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensitubuh manusia. Dimensidimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika danukuran persentil. Jika seratus orang berdiri berjajar dari yang terkecil sampaiterbesar dalam suatu urutan, hal ini akan dapat diklasifikasikan dari 1 percentilesampai 100 persentil. Data dimensi manusia ini sangat berguna dalamperancangan produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusiayang memakainya (Nugroho, 2002). Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakanadalah antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauanstatus gizi anak balita menggunakan metode antropometri,sebagai cara untuk menilai status gizi. Di samping itu pula dalam kegiatan penapisan status gizimasyarakat selalu menggunakan metode tersebut (Supariasa, dkk., 2001). Penyakit infeksi dan kekurangan gizi terlihat kurang, kemakmuran ternyatadiikuti oleh perubahan gaya hidup. Pola makan terutama di perkotaan bergeserdari pola makan tradisional yang banyak mengkonsumsi karbohidrat, sayuran makanan berserat ke pola makan masyarakat barat yang komposisinya terlalubanyak mengandung lemak, protein, gula, garam tetapi miskin serat. Sejalandengan itu setahun terakhir ini mulai terlihat peningkatan angka prevalensikegemukan/obesitas pada sebagian penduduk perkotaan, yang diikuti pula padaakhir-akhir ini di pedesaan (Asmayuni, 2007).



Perhatian utama adalah mempersiapkan dan meningkatkan kualitas penduduk usia kerja agar benarbenar memperoleh kesempatan serta turut berperan danmemiliki kemmpuan untuk ikut dalam upaya pembangunan. Salah satu upayapenting untuk mewujudkan hal tersebut adalah pembangunan di idang kesehatandan gizi. Antropometri sebagai teknik yang mula-mula dikembangkan dikalanganantropolog biologis, kini aplikasinya menyentuh berbagai bidang antara lainkedokteran, olahraga, antropologigizi, keperawatan, dan pediatric dalam ilmupertumbuhan anak. Antropolog seperti Tanner, Bogin, Boucher, Malina, danUlijaszek mengembangkan teknik antropometri yang dihubungkan dengan teoripertumbuhan manusia dari intra-uterine sampai adolesentia akhir (sekitar 20tahun) (Barasi, 2008). Aplikasi antropometri sebagai metode bioantropologi ke dalam kedokteranmanjadi bermakna apabila disertai latar belakang teori yang adekuat tentangpertumbuhan. Berdasarkan tujuan penelitian pengukuran antropometri, setidak-tidaknya ada lima hal penting yang mewakili tujuan pengukuran yaitu mengetahuikekern otot, kekekaran tualng, ukuran tubuh secara umum, panjang tungkai danlengan, serta kandungan lemak tubuh di ekstremitas dan di torso. Dalampemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan dalam bentuk indeks, misalnya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur(TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atasmenurut umur (LLA/U) dan sebagainya (Barasi, 2008).Karena antropometri sebagai indikator penilaian status gizi yang palingmudah yang dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter, antara lain:umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Oleh karena itu, untuk mengetahuistatus gizi seseorang, maka dilakukan pengukuran antropometri ini



B.



Tujuan Praktikum



1.



TujuanUmum



Untuk mengetahui Penilaian status gizi secara antropometri 2.



TujuanKhusus



1.



Untuk mengetahui pengukuran Indeks Massa tubuh (IMT)



2.



Untuk mengetahui pengukuran Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul (WHR)



3.



Untuk mengetahui pengukuran Rasio lingkar perut



4.



Untukmengetahuiestimasitinggibadanberdasarkantinggilutut.



5.



Untuk mengetahui pengukuran Tebal lipatan kulit (% body fat)



6.



Untuk mengetahui pengukuran lingkar lengan atas (LILA).



C. Prinsip Percobaan 1.



Untuk pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan tanpa mengenakan alas kaki



2.



Timbangan berada pada penunjukan skala 0,0



3.



Membuka pakaian ketika pengukuran LILA, Tricep, dan Bisep



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Penentuan Status Gizi



Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel-variabel tertentu. Status gizi juga merupakan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh (Supariasa, 2002). Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untukmenilai status gizi. Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh,ditinjau dari sudut gizi maka antropometri ditinjau dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan antara asupan energi dan protein (Gibson 2005). Pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang statusnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan susah dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkatsel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound,kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbanganmetabolik (Suparasia, dkk., 2001). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapatdiramalkan sebagai hasil proses pematangan. Pertumbuhan terbagi atas duayaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan dimana kedua jenis pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi. Pertumbuhan linier misalnyatinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan pertumbuhanmassa jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di bawah kulit (TLK). Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi.Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh. Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini adalah(Suparasia, dkk., 2001) :



a) Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lenganatas, alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.



mikrotoa, dan



b). Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.Contohnya apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak balita maka dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat yang rumit. c). Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh lain setelah dilatih untuk itu. d). Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-bahan lainnya. e). Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan baku rujukan yang sudah pasti.



tenaga



f). Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hampir semua negara mengguakanantropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat,khususnya untuk penapisan ( screening ) status gizi.



Hal ini dikarenakanantropometri diakui kebearanya secara ilmiah.Memperhatikan maka di bawah ini akan diuraikankeunggulan antropometri yaitu :



faktor di atas,



a). Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampelyang besar. b). Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan dengantenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri. c). Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat didaerah d).



setempat.



Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.



e). Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau. f). Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi. g). Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu. h). Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.



Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat pula beberapa seperti :



kelemahan



a). Tidak sensitif Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat dantidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc dan fe. b). Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)dapat menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri.



c). Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.



d).



Kesalahan terjadi karena: 1. Pengukuran



2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan 3. Analisis dan asumsi yang keliru e). Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan: 1). Latihan petugas yang tidak cukup 2). Kesalahan alat atau alat tidak ditera 3). Kesulitan pengukuran



B.



Indeks Mata Tubuh ( IMT )



Penilaian status gizi terbagi atas dua yakni penilaian status gizi secara langsung yang dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Dan penilaian status gizi secara tidak langsung yakni, survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengukuran antropometri relatif mudah dilaksanakan. Akan tetapi untuk berbagai cara, pengukuran antropometri ini membutuhkan keterampilan, peralatan dan keterangan untuk pelaksananya.[1][6] Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Dalam pengukuran indeks antropometri sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu BB/U, TB/U, BB/TB. Perbedaan penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda. Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-teknik yang dapat untuk menilai status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak.1 Istilah Antropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran bentuk, ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya (Sutalaksana,1996). Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia (Sutalaksana,1996). Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat kerja seperti mesin, equipment, perkakas



(tools), perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, dan perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut (Sutalaksana,1996). Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Pengertian istilah Nutritional Anthropometry mula-mula muncul dalam Body Measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu: pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Pengukuran berat badan menurut umur pada umumnya untuk anak merupakan cara standar yang digunakan untuk menilai pertumbuhan. Kurang berat tidak hanya menunjukkan konsumsi pangan yang tidak cukup tetapi dapat pula mencerminkan keadaan sakit yang baru dialami Jelliffe (1966). Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Dimensidimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil. Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing. Penelitian yang dilakukan Chang terhadap 30 orang laki-laki sebegai operator pneumatic screwdriver usia 22 tahun panjang lengannnya rata-rata 18,2 cm dan tinggi tubuh rata-rata 168,5 cm, ternyata yang melakukan kerja pada posisi duduk lebih menerima getaran pneumatic screwdriver dan otot lengan depannya mengalami stress dibanding yang posisi kerja berdiri. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu, IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus lainnya seperti edema, asites, dll. IMT/U merupakan yang terutama bermanfaat untuk penapisan kelebihan berat badan dan kegemukan. Biasanya IMT tidak meningkat dengan bertambahnya umur.



Rumus perhitungan IMT: IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB atau BB/TB. Ketika melakukan interpretasi resiko kelebihan berat badan, perlu mempertimbangkan berat badan orang tua.



Tabel 1. Ketegori IMT (WHO 2000) Klasifikasi BMI (kg/m2) Underweight 30,00 -



Obesitas kelas I



-



Obesitas kelas II



-



Obesitas kelas III



30,00-34,99 35,00-39,99 >40,00



Sumber: WHO, 1995, WHO, 2000 dan 2004, www.andeka.com



Tabel 2. Kategori IMT (IOTF, WHO 2000, Penduduk Asia Dewasa) Kategori BMI (kg/m2) Risk Of Co-morbidities Underweight 23,00



At Risk 23,00-24,99 Meningkat Obese I 25,00-29,99 Sedang



Obese II >30,00 Berbahaya Sumber: IOTF,WHO 2000,Penduduk Asia Dewasa



Tabel 3. Kategori IMT (Riskesdas 2007) Kategori BMI (kg/m2) Kurus 27,00 Sumber: Rise Kesehatan Dasar 2007 Berat badan normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Beberapa keuntungan yang diberikan adalah penampilan baik, lincah dan risiko sakit rendah.(Arisman, 2002).



Indeks massa tubuh telah digunakan dalam beberapa penelitian populasi internasional untuk menilai risiko penyakit di antara orang dewasa. BMI meningkat jelas terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari tekanan darah tinggi, diabetes mellitus tipe 2, faktor risiko kardiovaskular penyakit lainnya, dan mortalitas meningkat. Memang, risiko relatif untuk faktor risiko penyakit kardiovaskular kejadian penyakit kardiovaskular meningkat dinilai dengan peningkatan BMI pada semua kelompok populasi. Selain itu, asosiasi antara gangguan muskuloskeletal, gangguan dalam fungsi pernapasan dan fisik, dan kualitas hidup. Akibatnya, dalam studi epidemiologi, BMI digunakan untuk mengetahui kelebihan berat



badan atau obesitas pada orang dewasa dan untuk memperkirakan risiko terkena penyakit. Perluh diketahui bahwa anak yang pendekpun dapat mengalami kelebihan berat badan. Maka perluh mempertahankan berat badan normal. badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada klien edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang Berat badan merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR (dibawah 2500 gram). Pada masa bayi atau balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat perkembangan tubuh yang baik maupun yang buruk. Berat badan merupakan suatu pencerminan dari kondisi yang kekurangan gizi. Penimbangan (berat badan) adalah pengukuran antropometri yang umum digunakan dan merupakan kunci yang memberi petunjuk nyata dari sedang berlaku dan ukuran yang paling baik mengenai konsumsi kalori protein dan karbohidrat.



Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama: - Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. - Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan gambaran pertumbuhan. -



Umum dan luas dipakai di Indonesia.



-



Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.



- KMS yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya. - Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.



Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:6 a. Mudah digunakan dan dibawa dari suatu tempat ke tempat yang lain. b. Mudah diperoleh dan relatife murah harganya. c. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg. d. Skalanya mudah dibaca. e. Cukup aman untuk menimbang anak balita.



Tinggi badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) factor umur dapat dikesampingkan.



C. WHR (Rasio lingkar pinggang dan panggul) Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang beerbeda. Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan penyakit kardiovaskular.7 Rumus Menghitung Nilai WHR:7



Tabel 4: Standar resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran WHR pada jenis kelamin dan kelompok umur: Jenis kelamin Kelompok umur Resiko Low Moderate High Very high Pria 20-29 < 0,83 0,83-0,88 0,89-0,94 > 0,94 30-39 < 0,84 0,84-0,91 0,92-0,96 > 0,96 40-49 < 0,88 0,88-0,95 0,96-1,00 > 1,00 Wanita



20-29 < 0,71 0,71-0,77 0,78-0,82 > 0,82 30-39 < 0,72 0,72-0,78 0,79-0,84 > 0.84 40-49 < 0,73 0,73-0,79 0,80-0,87 > 0,87 Sumber. Sirajuddin 2012.



D. % BODY FAT Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu indeks antropometri yang digunakan dalam pengukuran status indeks antropometri untuk mengukur status gizi. Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan lemak tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi dengan pengukuran tebal lemak bawah kulit terdiri dari beberapa tempat, yakni trisep, bisep, subskapular, suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid aksla. Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan persamaan secara atau kelompok tertentu.



umum



Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit



adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri. Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit: Laki-laki 18-27 tahun Db = 1,0913 – 0,00116 (trisep + scapula) % BF = [(4,97/Db) – 4,52] x 100 Wanita 18-23 tahun Db = 1,0897 – 0,00133 (trisep + scapula) % BF = [(4,76/Db) – 4,28] x 100 Tabel 3: Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit: Klasifikasi Laki-laki Wanita Lean