Antropometri Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Untuk pengukuran anthropometri pada lansia digunakan pengukuran yaitu : a. Umur (Tahun) b. BB (BeratBadan) c. TB (tinggi badan) Jika seorang lansia masih sehat dan dapat berdiri tegak maka pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan mikrotoise. Namun apabila seorang lansia tersebut sudah tidak dapat berdiri tegak diperlukan alat untuk mengukur tinggi badan yaitu tinggi lutut dan panjang depa :  Pengukuran tinggi badan dengan tinggi lutut Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa tulang (bungkuk) sukar untuk mendapatkan data tinggi badan akurat. Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia >59 tahun.  Formula (Gibson, RS; 1993) Pria



= (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19



Wanita



= (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88



 Pengukuran tinggi badan dengan panjang depa Panjang depa relative kurang dipengaruhi oleh pertambahan usia. Pada kelompok lansia terlihat adanya penurunan nilai panjang depa yang lebih lambat dibandingkan dengan penurunan tinggi badan sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang depa cenderung tidak banyak berubah sejalan penambahan usia. Panjang depa direkomendasikan sebagai parameter prediksi tinggi badan, tetapi tidak seluruh populasi memiliki hubungan 1:1 antara panjang depa dan tinggi badan. Formula: Pria



= 118,24 + (0,28 x Panjang Depa) – (0,07 x Umur) cm



Wanita



= 63,18 + (0,63 x Panjang Depa) – (0,17 x Umur) cm



Pengukuran tinggi badan menggunakan tinggi lutut digunakan untuk pasien yang tidak dapat berdiri dengan tegak seperti Lansia ataupun yang sedang tirah baring (bed rest) sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukannya pengukuran tinggi badan secara normal. adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Pasien terlentang pada tempat tidur dengan posisi tempat tidur rata 2. Paha dan betis kiri membentuk sudut siku-siku (90 derajat). Hal ini dapat dibantu dengan diberikan penyangga diantara paha dan betis pasien 3. Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki bagian tumit dan lutut. Jika tidak ada dapat menggunakan meteran 4. Baca dan catat hasil pengukuran tersebut Selain dalam kondisi terlentang, pasien juga dapat diukur dalam posisi duduk. adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Pasien dalam kondisi duduk siap (badan tegak, tangan bebas kebawah dan wajah menghadap kedepan) 2. Lutut kaki mebentuk sudut 90 derajat 3. Tempatkan alat pengukur tinggi lutut pada kaki sebelah kiri 4. Baca dan catat hasil pengukuran tersebut Selanjutnya estimasi menggunakan rumus : Laki-laki



= 64,19 + (2,02 TL) – (0,04 U)



Perempuan



= 84,88 + (1,83 TL) – (0,24 U)